Bab I

15
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia-manuasia berkualitas. Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk melakukan inovasi dalam dunia pendidikan. Inovasi yang dilakukan biasanya dilakukan dengan memperhatikan tiga alasan penting, yaitu efisien, efektif dan kenyamanan. Efisien maksudnya waktu yang tersedia bagi guru harus dimanfaatkan sebaik- baiknya. Efektif maksudnya pelajaran yang diberikan

description

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFDAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAPHASIL BELAJAR MATEMATIKA(Eksperimen dilakukan di kelas X Semester 2 SMAN 1 Baros-SerangTahun Pelajaran 2011-2012)

Transcript of Bab I

Page 1: Bab I

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan

manusia-manuasia berkualitas. Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi

yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa

mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan juga dipandang sebagai

sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil,

bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk melakukan

inovasi dalam dunia pendidikan. Inovasi yang dilakukan biasanya dilakukan

dengan memperhatikan tiga alasan penting, yaitu efisien, efektif dan

kenyamanan. Efisien maksudnya waktu yang tersedia bagi guru harus

dimanfaatkan sebaik-baiknya. Efektif maksudnya pelajaran yang diberikan

harus menghasilkan hasil yang bermanfaat bagi siswa atau masyarakat,

sedangkan kenyamanan berarti sumber belajar, media alat bantu belajar,

metode yang ditentukan sedemikian rupa sehingga memberikan gairah

belajar mengajar bagi siswa dan guru.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pemerintah, guru, dan

orang tua selalu berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Usaha-

usaha yang telah dilakukan belum menunjukkan hasil yang memuaskan,

khususnya mata pelajaran matematika. Menurut catatan TIMSS (Trends in

Page 2: Bab I

2

International Mathematics and Science Study) tahun 2007, lembaga yang

mengukur pendidikan dunia bahwa penguasaan matematika siswa grade 8

negara Indonesia di peringkat ke-36 dari 48 negara. Skor rata-rata yang

diperoleh siswa-siswa Indonesia adalah 397. Skor ini masih jauh di bawah

skor rata-rata internasional yaitu 500. Selain itu, bila dibandingkan dengan

tiga Negara tetangga, yaitu Singapura, Malaysia dan Thailand, posisi

peringkat siswa kita jauh tertinggal. Singapura berada pada peringkat ke-3

dengan skor rata-rata 593, Malaysia berada pada peringkat ke-20 dengan

skor rata-rata 474 dan Thailand berada pada peringkat ke-29 dengan

skorrata-rata 441 (http://nces.ed.gov/timss/results07_math07.asp.).

Secara lebih sempit, permasalahan pembelajaran matematika di salah

satu Sekolah Menengah Atas wilayah Provinsi Banten yaitu SMA Negeri 1

Baros Kabupaten Serang Banten, berdasarkan pengalaman peneliti sebagai

guru di sekolah tersebut diperoleh temuan bahwa peserta didik masih belum

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas. Ada

beberapa peserta didik antusias dan bersikap aktif dalam proses

pembelajaran, tetapi sebagaian besar peserta didik bersikap pasif, yang

disebabkan merasa kurang mampu dalam menguasai mata pelajaran

tersebut. Peserta didik tidak berani bertanya, kurang berani menjawab

pertanyaan, tidak aktif ketika bekerja dalam kelompok, dan jarang

yang berani mengemukakan pendapat dengan baik pada waktu kerja

kelompok maupun pada waktu presentasi, sehingga daya serap peserta didik

pada pelajaran matematika masih kurang.

Page 3: Bab I

3

Dari ruang lingkup mata pelajaran matematika yang tertuang dalam

KTSP yaitu : Logika, Aljabar, Geometri, Trigonometri, Kalkulus, Statistika

dan Peluang, ruang lingkup Geometri adalah salah satu yang sering

dikeluhkan peserta didik khususnya pada materi pokok Dimensi Tiga.

Kesulitan yang dialami peserta didik adalah mereka sukar dalam

menyelesaikan soal dimensi tiga yang sangat bervariasi dalam

penyelesaiannya, hal ini disebabkan karena mereka cenderung menghafal

rumus dan contoh soal, sehingga apabila diberi soal yang berbeda dengan

contoh soal mereka akan merasa kesulitan.

Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika

mungkin saja disebabkan usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil

belajar siswa belum berjalan seperti yang diharapkan. Banyak usaha yang dapat

dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan, diantaranya pembaharuan

kurikulum, proses belajar mengajar, peningkatan kualitas guru, pengadaan

buku pelajaran, sarana belajar mengajar, penyempurnaan sistem penilaian dan

sebagainya. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam

meningkatkan hasil pendidikan satu diantaranya yang harus dikembangkan

terletak pada proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan yang paling

pokok dalam proses pendidikan. Dengan demikian berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan dipengaruhi keberhasilan proses belajar

mengajar.

Pada dasarnya tingkat keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi

banyak faktor diantaranya kemampuan guru, kemampuan dasar siswa,

Page 4: Bab I

4

model pembelajaran, materi pembelajaran, sarana prasarana, motivasi,

kreativitas, alat evaluasi serta lingkungan yang kesemuanya merupakan satu

kesatuan yang paling berkaitan yang bekerja secara terpadu untuk

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Meskipun tujuan dirumuskan

dengan baik, materi yang dipilih sudah tepat, jika model pembelajaran yang

dipergunakan kurang memadai mungkin tujuan yang diharapkan tidak

tercapai dengan baik. Jadi model pembelajaran merupakan salah satu

komponen yang penting dan sangat menguntungkan dalam keberhasilan

proses pendidikan.

Dengan memperhatikan hal tersebut, seorang guru dituntut untuk

dapat memilih model pembelajaran yang tepat. Pemilihan model

pembelajaran tertentu yang digunakan oleh guru diharapkan juga dapat

meningkatkan aktifitas peserta didik di kelas dalam belajar, peserta didik

berani menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari orang lain,

serta kreatif dalam mencari solusi dari suatu permasalahan yang dihadapi.

Banyak model pembelajaran yang sudah dikembangkan oleh guru untuk

meningkatkan peran aktif peserta didik. Salah satu dari sekian banyak

model pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam model

pembelajaran kooperatif ini siswa dituntut untuk aktif mengomunikasikan

gagasan matematis kepada teman sekelompok maupun kepada guru.

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe, salah satunya

adalah tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Menurut Slavin

(dalam Isjoni, 2009: 74) Student Teams Achievement Division (STAD)

Page 5: Bab I

5

terdiri dari sebuah siklus instruksi kegiatan reguler yaitu presentasi, belajar

tim, tes, dan rekognisi tim.

Selain model pembelajaran yang perlu dikembangkan,

terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar

matematika salah satunya adalah kemandirian dalam belajar

matematika. Perkembangan dalam bidang teknologi pembelajaran

menekankan pada pentingnya kemandirian dalam belajar. Penerapan

sistem pembelajaran tuntas, pengajaran perorangan, sistem modul, cara

belajar peserta didik aktif dan pendekatan keterampilan proses, semuanya

menekankan pada kemandirian belajar peserta didik yang tinggi. Peserta

didik ditingkatkan perannya sehingga benar-benar menjadi subyek dalam

proses belajar mengajar. Mereka benar-benar dipandang sebagai individu

yang sedang berusaha meningkatkan kemampuannya melalui penguasaan

berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan sikap. Jadi

kemandirian dalam belajar merupakan prinsip yang sangat penting di dalam

interaksi belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditentukan.

Dari masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis akan

melakukan studi koperhensif untuk menganalisis pengaruh model

pembelajaran kooperatif yang dituangkan dalam tesis yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Kemandirian Belajar

Terhadap Hasil Belajar Matematika”

Page 6: Bab I

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti dapat

mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam penelitian ini, yang

meliputi :

1. Rendahnya hasil belajar matematika peserta didik mungkin disebabkan

karena adanya sikap guru matematika yang kurang baik, tidak

menarik, bahkan cenderung menciptakan rasa takut dan tegang saat

menyampaikan pelajaran. Terkait dengan hal ini perlu dilakukan penelitian

apakah sikap guru yang baik, menarik dan menyenangkan dapat

meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik?

2. Rendahnya hasil belajar matematika peserta didik mungkin

disebabkanoleh model pembelajaran yang kurang tepat dan

monoton tanpa variasi/pengembangan. Terkait dengan hal ini perlu

dilakukan penelitian apakah dengan pemilihan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), dapat

meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik?

3. Rendahnya hasil belajar matematika peserta didik mungkin disebabkan

karena dalam mengajar seorang guru belum memanfaatkan media

pembelajaran sehingga peserta didik kurang dapat memahami materi

yang disampaikan. Berkenaan dengan ini dapat dilakukan penelitian,

apakah penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar

matematika peserta didik?

Page 7: Bab I

7

4. Rendahnya hasil belajar matematika peserta didik mungkin disebabkan

oleh tinggi rendahnya kemandirian belajar peserta didik. Terkait dengan

hal ini perlu dilakukan penelitian apakah semakin tinggi kemandirian

belajar peserta didik akan semakin tinggi pula hasil belajar peserta didik?

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini dapat lebih

terarah, perlu dilakukan pembatasan masalah, antara lain sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif yang dibandingkan adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) yang diterapkan pada kelas eksperimen dibandingkan

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) yang diterapkan pada kelas kontrol.

2. Karakteristik peserta didik yang dilihat adalah kemandirian belajar

peserta didik yang meliputi kemandirian belajar tinggi dan rendah.

3. Hasil belajar matematika dibatasi pada materi pokok Dimensi Tiga

pada kelas X semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

4. Penelitian hanya dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Baros

Kabupaten Serang Banten.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

Page 8: Bab I

8

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil

belajar matematika siswa?

2. Apakah terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar

matematika siswa?

3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran kooperatif

dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap

hasil belajar matematika siswa.

2. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar

matematika siswa.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajaran

kooperatif dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

siswa.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara

lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah dan

Page 9: Bab I

9

mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mendukung teori-teori yang

telah ada berhubungan yang telah diteliti.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan bagi guru atau calon guru matematika dalam

menentukan model pembelajaran yang dapat menjadi alternatif lain,

selain model pembelajan yang biasa digunakan oleh guru matematika

dalam pengajarannya.

b. Memberi informasi kepada guru atau calon guru matematika untuk

lebih meningkatkan mutu pendidikan melalui penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dalam upaya peningkatan hasil belajar matematika peserta

didik ditinjau dari kemandirian belajar peserta didik.

c. Sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan

mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika.

d. Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan atau referensi ilmiah

untuk penelitian selanjutnya.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan tesis yang merupakan laporan hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika

Page 10: Bab I

10

penulisan.

BAB II : Pada bab ini dibahas tentang landasan teori, kerangka berpikir

dan hipotesis penelitian.

BAB III : Pada bab ini dibahas tentang tempat dan waktu penelitian,

metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik

pengumpulan data, variabel penelitian, instrumen penelitian

dan teknik analisis data penelitian.

BAB IV : Pada bab ini disajikan hasil penelitian berupa deskripsi data,

pengujian persyaratan análisis, dan pengujian hipotesis

penelitian dan pembahasan.

BAB V : Pada bab ini disajikan kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran.