Bab I
-
Upload
ade-hermawan -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of Bab I
-
1
PENGARUH PENERAPAN KODE ETIK SEKOLAH
TERHADAP DISIPLIN BELAJAR SISWA
(Studi di MTs Al-Khaeriyah Banjarsari Anyar Tahuan Ajaran 2014-2015)
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkan
potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan
memberikan aturan sekolah yang sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
Sekolah sebagai pusat pendidikan formal tentunya mengalami berbagai
hambatan yang dirasakan oleh guru-guru dalam menjalankan peranannya
sebagai pendidik dan pengajar. Hambatan tersebut salah satunya adalah
kedisiplinan belajar siswa. Oleh karena itu masalah tersebut menjadi masalah
yang harus ada cara pemecahannya, karena jika masalah tersebut terus dibiarkan
berlarut-larut maka akan mengganggu serta dapat menghambat keberhasilan
belajar siswa.
Penerapan peraturan dan tata tertib atau kode etik di sekolah adalah hal
mutlak, kemutlakan ini dikarenakan setiap sekolah memiliki peraturan dan tata
tertib tertentu yang harus dipatuhi demi tercapainya suasana sekolah yang tertib
dan teratur. Hal ini sejalan agar sekolah yang mempunyai praturan-peraturan
(Kode etik) itu berjalan lancar maka harus ada tata tertib. Atas dasar itu penulis
beranggapan proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh
sangat perlu dilakukan di sekolah-sekolah, salah satunya yaitu dengan
penerapan kode etik di sekolah.
-
2
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola
aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia kode etik diartikan sebagai norma dan asas yang diterima oleh suatu
kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku.1
Jadi kode etik siswa-siswi dapat diartikan sebagai pola aturan yang
diberlakukan oleh lembaga pendidikan sebagai pedoman siswa-siswi dalam
bertindak. Sayangnya Keberadaan kode etik siswa-siswi yang diberlakukan di
MTs Al-Khaeriyah Banjarsari tidak disosialisasikan semaksimal mungkin,
sehingga mengakibatkan banyaknya siswa-siswi yang awam akan keberadaan
kode etik tersebut dan tidak memahami isi dan kode etik yang diberlakukan di
MTs Al-Khaeriyah Banjarsari yang mengakibatkan banyaknya siswa-siswi
yang berpakaian tidak sesuai dengan lembaga pendidikan yang disinggahinya,
maraknya plagiasme dan nyontek ketika ujian serta banyaknya siswa-siswi yang
menghabiskan waktu utuk berleha-leha dan tidak konsistennya jadwal pelajaran
di kelas dengan aplikasi di lapangan, oleh sebab itulah penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut di MTs Al-Khaeriyah Banjarsari dan
dianggap penting serta perlu mengangkat judul : Pengaruh Penerapan Kode
Etik Sekolah Terhadap Disiplin Belajar Siswa (Studi di MTs Al-Khaeriyah
Banjarsari Anyar Tahun Ajaran 2014-2015).
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1999), Cet ke 2, h. 510
-
3
B. Identifikasi Masalah
Setelah melihat latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat
mengidentifikasikan permasalahan yang berkaitan dengan pengaruh penerapan
kode etik sekolah terhadap disiplin belajar siswa MTs Al-Khaeriyah Banjarsari
Anyar Tahun Ajaran 2014-2015, adalah:
1. Faktor keluarga; bahwa orang tua kurang memberi bekal pengetahuan
agama dalam hal etika dan akhlak yang cukup kepada anak-anaknya.
2. Faktor sekolah; kurangnya penanaman sikap disiplin pada siswa yang
mengakibatkan kurangnya rasa disiplin pada diri siswa tersebut.
3. Faktor masyarakat; sikap acuh tak acuh dari masyarakat juga berpengaruh
terhadap akhlak siswa.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan tidak meluas, perlu adanya pembatasan masalah
yang menjadi acuan dalam pembahasan penelitian ini. Adapun permasalahan
yang akan diteliti adalah:
1. Kode etik sekolah dalam hal:
a. Tata cara berpakaian dan tepat waktu pada waktu pelajaran masuk kelas
b. Perilaku plagiat dan nyontek.
2. Disiplin pelajaran dalam hal:
a. Ketepatan mengikuti jadwal pelajaran di kelas
b. Melaksanakan amanat dari guru dalam hal tugas-tugas pelajaran.
-
4
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Penerapan kode etik di MTs Al-Khaeriyah Banjarsari?
2. Bagaimana disiplin belajar siswa di MTs Al-Khaeriyah Banjarsari?
3. Bagaimana pengaruh penerapan kode etik sekolah terhadap disiplin belajar
siswa di MTs Al-Khaeriyah Banjarsari?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitiannya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan kode etik di MTs Al-Khaeriyah Banjarsari
2. Untuk mengctahui disiplin belajar siswa di MTs Al-Khaeriyah Banjarsari
3. Untuk mengetahui penerapan kode etik sekolah pengaruhnya terhadap
disiplin belajar siswa di MTs Al-Khaeriyah Banjarsari.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah:
1. Secara pragmatis tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-
Khaeriyah Citangkil - Cilegon
2. Tujuan teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan
tentang kode etik siswa-siswi, manfaatnya serta untuk mengidentifikasi
masalah.
-
5
3. Manfaat penelitian bagi peneliti sendiri adalah sebagai motivasi untuk
senantiasa hidup dalam kedisiplinan dan berakhlakul karimah, dan
4. Manfaat bagi pembaca agar menyadari arti pentingnya kedisiplinan dalam
seluruh aspek kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan pada
khususnya serta pentingnya menanamkan dan berakhlakul karimah sejak
dini.
G. Kerangka Pemikiran
Istilah kode etik atau biasa dikenal dengan etika dan akhlak dalam
terminologi Islam bisa diartikan sebagai norma atau asas yang digunakan
seseorang atau sekelompok masyarakat sebagai pedoman atau rujukan dalam
bertindak.
Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.2 Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kode etik diartikan sebagai norma dan asas yang diterima oleh suatu
kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku.3
Dalam terminology Islam (bahasa arab) sinonim etika adalah akhlak.
Menurut Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulummuddin sebagaimana
yang dikutip oleh Rahmat Djatnika, disebutkan : Khuluq, perangai, ialah suatu
sifat yang tetap pada jiwa yang darinya timbul perbuatan-perbuatan yang
dengan mudah, dengan tidak membutuhkan pikiran.4
2 http://pakgalih.wordpress.com/2009/04/07/pengertian-dan-fungsi-kode-etik/ 3 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1999), Cet ke-2, h. 510. 4 Usman, Op. Cit., h.45
-
6
Lain halnya dengan M. Qurais Syihab, menurutnya akhlak dalam ajaran
agama tidak dapat disamakan dengan etika. Etika dibatasi pada sopan santun.
antar sesama manusia, serta berkaitan hanya dengan tingkah laku lahiriyah.
Akhlak lebih luas maknanya dan mencakup pula beberapa hal yang tidak
merupakan sifat lahiriyah.5 Misalnya berkaitan dengan sifat bathin maupun
pikiran.
Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, etika sangatlah
dibutuhkan karena seorang penuntut ilmu haruslah memiliki etika atau akhlak
yang baik untuk menunjang keberlangsungan proses belajar mengajar. Adanya
etika dalam diri seseorang tentulah melalui peroses pembiasaan dan proses
pembiasaan tersebut lazim dikenal dengan istilah belajar, dan belajar untuk
beretika haruslah ada norma yang melandasinya.
James Drever mendefinisikan Dicipline (disiplin), dalam pemakaian
istilah modern pengertian dasarnya adalah control terhadap kelakuan baik oleh
suatu kekuasaan luar ataupun oleh individu sendiri.6
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata Disiplin diartikan sebagai:
1. Tata tertib di sekolah, kemiliteran dan sebagainya
2. Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan (tata Tertib) dan sebagainya.
3. Bidang study yang memiliki objek, sistem dan metode tertentu.7
Kode etik siswa-siswi yang peneliti maksudkan disini adalah segala peraturan
tentang hak, kewajiban, larangan dan hukuman bagi siswa-siswi MTs Al-
5 Ibid, h.47 6 James Drever, Kamus Psikologi, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988), Cet ke-2, h.110 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1999), Cet ke-2, h.237
-
7
Khaeriyah Banjarsari, dan segala ketentuan disiplin dalam proses belajar
mengajar.
Berdasarkan gambaran kerangka pemikiran di atas penulis dapat
membuat struktur korelasi antara variabel x dan y dengan menentukan
indikator-indikator sebagai berikut di bawah ini:
HUBUNGAN RELASIONAL
Variabel X
Penerapan Kode Etik
sekolah
1. Kepatuhan
2. Konsistensi
3. Hukuman/ Sanksi
Variabel Y
Kedisiplinan Belajar
Siswa
1. Aspek Kognitif
2. Aspek Afektif
3. Aspek Psikomotor
RESPONDEN
-
8
H. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Batasan pertama yang sering muncul dalam kaitannya dengan metodologi
penelitian adalah tempat penelitian, yang dimaksud tempat penelitian tidak
lain adalah tempat di mana proses studi penlitian yang digunakan untuk
memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung.8 Dalam rangka
menyelesaikan penulisan skripsi ini penulis melakukan penelitian yaitu
berlokasi di MTs Al-Khaeriyah Banjarsari yang beralamat di Kp.
Kaduodeng Desa Banjarsari, kecamatan Anyar kabupaten Serang, dengan
alasan sebagai berikut:
a. Terdapat masalalah yang menarik untuk diteliti secara ilmiah yang
berkaitan dengan masalah penelitian, serta penulis cukup mengenal
lokasi tersebut.
b. Lokasi penelitian berdekatan dengan tempat tinggal penulis
c. Lokasi peneltian mudah di jangkau hingga mempermudah penelitiaan
baik dari segi waktu maupun dari segi biaya yang diperlukan.
2. Waktu Penelitian
Dalam upaya untuk mengontrol jalannya penelitian ini penulis menetapkan
waktu untuk melakukan penelitian yang dimulai dari bulan Februari 2015
M/ 1436 H sampai dengan bulan Maret 2015 M/ 1436 H.
8 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), Cet Ke-
7 hal. 53
-
9
I. Metodologi Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian
kuantitatif merupakan definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif
melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk
yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang suvei untuk
menentukan frekuensi dan presentasi tanggapan mereka.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang
berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang
sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang
fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Eksperimental, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
penerapan kode etik sekolah terhadap disiplin belajar siswa MTs Al-Khaeriyah
Banjarsari.
-
10
J. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat maka dalam penelian ini penulis
menggunakan beberapa metode antara lain:
a. Observasi
Obsevasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis
dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala
yang diteliti atau selidiki. Teknik observasi dalam teknik pengumpulan data
melalui pendekatan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk mendapatkan
keterangan langsung secara lisan. Teknik ini dilakukan dengan tujuan
untuk menggali dan memperoleh informasi yang lebih mendalam dan
relevan dengan masalah yang diteliti.
c. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan komunikasi lansung dengan sumber data. Dalam angket ini
komunikasi yang dilakukan secara tertulis. Jenis anket yang digunakan
mengangkat data yang digunakan data berdasarkan penelitian berdasarkan
skala penelitian dengan alternative jawaban yang terdiri dari 3 jawaban
yaitu : a, b, dan c, setiap sampel yang dimiliki dari alternatif secara
berurutan dengan skor 3, 2, dan 1 untuk menyatakan positif, sedangkan
-
11
menyatakan negative berbobot sebaliknya yaitu 1, 2, dan 3, ini berpedoman
pada skala likert.9
Setelah data terkumpul lengkap, maka langkah berikutnya adalah
mengelompokan data sesuai dengan jelasnya, data yang bersifat kualitatif
(teoritis) akan dianalisis dengan pendekatan prinsif logika. sedangkan data yang
bersifat kuantitatif akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistika.
K. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud dengan populasi adalah
keseluruhan objek penelitian.10 Sedangkan menurut Prof, Dr. Sugiyono
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.11 Adapun tekhnik pengambilan sampel
penelitian yang subjeknya kurang dari 100 lebik baik diambil semua,
sebaliknya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10%, 15% atau 25%
atau lebih.
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakrta: Rineka
Cipta, 1998), h. 100 10 Suharsimi A, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), cet ke-
13 hal,130 11 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung : CV Alfabeta, 2007), Cet Ke-11, hal,
61
-
12
Berdasarkan hal itu, maka penulis mengambil sampel sebanyak 25% dari
jumlah populasi 118 sehingga yang akan menjadi sampelnya adalah 29,5
dibulatka oleh penulis menjadi 30 orang siswa yang akan menjadi
responden dalam penelitian ini.
2. Sampel
Adapun sampel penelitian ini penulis tentukan dengan menggunakan teknik
random sampling yaitu: pengambilan sampel random, peneliti
mencampur subyek-subyek di dalam populasi, sehingga semua subyek
dianggap sama. Dalam artian random sampling mengambil semua individu
yang ada dalam populasi, sehingga semua dianggap sama atau diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel dalam
penelitian dan dalam pelaksanaannya pengambilan sampel tersebut penulis
menentukan dahulu kelas berapa dan apa saja yang akan dijadikan sampel.
L. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa angket, wawancara, dan
observasi. Untuk mendapatkan data tentang penerapan kode etik sekolah
dilakukan dengan menyebarkan angket kepada 30 siswa yang menjadi
responden atau sumber data. Adapun angket yang disebarkan kepada 30 siswa
terdiri dari 15 item soal dari masing-masing soal terdiri dari 5 alternatif jawaban
yang masing-masing memiliki skor 5, 4, 3, 2, 1.
-
13
Untuk memperjelas Variabel dalam penelitian ini, maka dijelaskan sebagai
berikut:
1. Variabel X
Variabel X Indikator Item Pertanyaan Jumlah
Penerapan kode
etik sekolah
(Variabel X )
1. Kepatuhan
2. Konsistensi
3. Hukuman/ Sanksi
1,2,3,4,5,6,
7,8,9,10,11,12,
13,14,15
6
6
3
Jumlah 15
2. Variabel Y
Variabel Y Indikator Item Pertanyaan Jumlah
Kedisiplinan
belajar siswa
(Variabel Y)
1. Aspek kognitif
2. Aspek apektif
3. Aspek psikomotor
1,2,3,4,
5,11,13,14,15
6,7,8,9,10,12
4
5
6
Jumlah 15
M. Teknik Analisis Data
Teknik yang terakhir adalah teknik analisis atau pengolahan data. Data
diolah dan dianalisis secara kuantitatif kemudian disimpulkan berdasarkan
analisis logika bagi data yang bersifat kualitatif. Adapun data-data yang penulis
lakukan adalah sebagai berikut :
-
14
Pengolahan dan analisis data dalam hal ini penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Editing
Dalam pengolahan data, yang pertama dilakukan adalah editing. Dalam
tahap ini dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan atau kesalahan
sehingga di peroleh data yang valid dan akurat.
2. Kuantifikasi Data
Data hasil penyebaran angket sebelum dianalisis terlebih dahulu
dikuantifikasi dengan pemberian skor sebagai berikut :
a. Jawaban (SS) diberi skor = 5
b. Jawaban (S) diberi skor = 4
c. Jawaban (R) diberi skor = 3
d. Jawaban (TS) diberi skor = 2
e. Jawaban (STS) diberi skor = 1
3. Membuat Tabulasi
Langkah selanjutnya adalah perhitungan terhadap data yang sudah
diberikan skor. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua cara yaitu
prosentasi dan korelasi, sebagai berikut :
a. Prosentase
Prosentase yaitu setiap setiap data yang dipresentasekan setelah
ditabulasi dalam jumlah fekuensi jawaban responden, untuk setiap
-
15
alternatif jawaban. Pedoman yang penulis lakukan dalam mencari
peresentase setiap data adalah :
P = F
N x 100 %
Keterangan :
P = angka persentase
F = frekuensi jawaban responden
N = number of cases (jumlah frekuensi)12
b. Korelasi
Untuk mengetahui hubungan antara variabel selain pengaruh
penggunaan media CD tutorial Tahsin (variabel x) kemampuan
membaca Al-Quran pada pelajaran PAI (variabel y). penulis
menggunaan rumus r Produc moment.13 Dengan rumus prodak
moment sebagai berikut :
r =
N. XY ( X ) ( Y )
{N. X2 ( X )2
}{N. Y2 ( Y )2}
Keterangan :
rxy = Angka indeks korelasi r product moment
N = Number of cases (jumlah frkuesi)
Xy = Jumlah hasil penelitian antara skor x dengan skor y
X = Jumlah keseluruhan skor x
Y = Jumlah keseluruhan skor y
12 Darwiyansyah, Statistik Pendidikan, (Jakarta : Al-Aqidah, 2003), h, 18 13 Suharsimi Arikunto, Op. Cit. h. 157
-
16
Setelah proses pehitungan dilaksanakan, kemudian membandingkan
antara nilai r tabel (rt), perbandingan ini untuk mengetahui fungsi taraf
signifikansi antara kedua variabel yang diteliti setelah terlebih dahulu mencari
derajat bebas (db) atau degrees of freedom (df) dengan rumus berikut :
Df = N nr
Keterangan :
Df = Degrees of freedom
N = Number of cases
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan apabila ro sama dengan atau lebih
besar dari rt, maka hipotesis alternative diterima dan berarti terdapat korlasi
yang positif antara kedua variabel tersebut, demikian pula sebaliknya.
Pengolahan dan analisis data menggunakan langkah-langkah
mengurutkan data nilai hasil angket pengaruh pesikologi guru terhapap
kberhasilan pembinaan siswa sebagai berikut :
a. Pengaruh penerapan kode etik sekolah sebagai variabel x dan proses
disiplin belajar siswa bagai variabel y
b. Menentukan rentang skor dengan rumus R = H L
Keterangan : H = Nilai terbesar
B = Nilai terkecil.14
14 Sujana, Metode Statistik, (Bandung : Tarsito, 1995), cet ke-6, hal. 47
-
17
c. Menentukan kelas dengan rumus K =1 + 3,3 log N
Keterangan :
N = (Number) banyaknya hal yang di persoalkan.15
d. Menentukan panjang kelas (P) dengan rumus P = R : K.16
Membuat tabel distribusi Frekuensi masing-masing
e. Uji normalitas data masing-masing variabel dengan menghitung
1) Mean dengan rumus :
X =
2) Median dengan rumus :
= + (1
2
)
3) Modus dengan rumus :
Modus dengan rumus
Mo = 3 md -2x
Keterangan :
Bb = Batas bawah
I = Interval
FKB = Frekuensi Komulatif Bawah
Md = Frekuensi akhir
f. Mencari standar devisi dengan rumus :
SD = ( )2
1
15 Lok cit 16 Endi Nugraha, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung : IKIP Bandung, 1985), hal, 8
-
18
g. Analisis normalitas
1. Menghitung Nilai Z, dengan rumus.17
Z =
2. Menghitung (X2 c chi kuadrat) dengan rumus.18
X2 = (1 1)
1
3. Analisis korelasi dengan rumus.
a. Apabila datanya berdistribusi normal dan mempunyai pola regresi
linear maka rumus korelasi yang di gunakan adalah rumus korelasi
product moment sebagai berikut :
b. Apabila tidak regresi linear maka harus menggunakan rumus non
parametik yang dikenal dengan koefisien korelasi rank, maka
rumus yang digunakan adalah:19
= I 6 1 2
(2 1)
h. Menempatkan penafsiran korelasi sebagai berikut:
0,00 0,02 sangat rendah / rendah
0,21 0,40 rendah
0,41 0,60 sedang / cukup
0.61 0.80 kuat atau tinggi
0.81 1.00 sangat kuat / tinggi
i. CD = r 2 X 100 %.
17 Suharsimi Arikunto, Op. Cit. h. 273 18 Lok cit 19 Suharsimi Arikunto, Op. Cit. h. 347
-
19
N. Hipotesis Penelitian
Setelah penulis mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap
berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya
adalah merumuskan hipotesis. Menurut Suharsimi A hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.20 Sedangkan menurut
Sugiyono hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian.21
Dari pengertian tersebut maka hipotesis yang hendak diuji
kebenarannya ada 2 (dua) yaitu hipotesis Nol dan Hipotesis alternatif, sebagai
beikut :
1. Hipotesa Nol (Ho)
Tidak ada peran yang signifikan dari pengaruh penerapan kode etik sekolah
terhadap disiplin belajar siswa di MTs Al-Khaeriyah Banjarsari Anyar.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Terdapat peran yang signifikan dari pengaruh peran guru terhadap
pembinaan etika siswa di MTs Al-Khaeriyah Banjarsari Anyar.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2007), h,71 21 Mujiyono, Staistika Untuk Penelitian, (Bandung : Alpabeta, 2007) cet ke-12
-
20
a. Ho : rxy = 0 : artinya tidak ada pengaruh yang signifikan anatara
penerapan kode etik di sekolah terhadan disiplin belajar.
Ha : rxy > 0 ; artinya terdapat pengaruh yang signifikan anatara penerapan
kode etik di sekolah terhada disiplin belajar siswa.