BAB I
-
Upload
herrysetiawan -
Category
Documents
-
view
45 -
download
0
Transcript of BAB I
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kejadian flebitis pada pasien yang dirawat di rumah sakit masih merupakan
penyakit yang sering ditemui, yaitu sekitar 26% dari jumlah pasien yang dirawat.
Data ini seperti pada penelitian yang dilakukan di Semnan, Iran dari April 2003
sampai Februari 2004 (1).
Flebitis berarti peradangan vena. Flebitis berat hampir selalu diikuti bekuan
darah, atau trombus pada vena yang sakit. Dalam istilah yang lebih teknis lagi,
flebitis mengacu ke temuan klinis adanya nyeri, nyeri tekan, bengkak, pengerasan,
eritema, hangat dan terbanyak vena seperti tali. Semua ini diakibatkan
peradangan, infeksi dan atau trombosis. Flebitis berpotensial membahayakan
karena bekuan darah (tromboflebitis) dapat terjadi dan pada beberapa kasus dapat
menyebabkan pembentukan emboli (1, 2).
Salah satu jenis dari flebitis adalah flebitis bakterial. Faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap flebitis bakteri meliputi teknik pencucian tangan yang
buruk, kegagalan memeriksa peralatan yang rusak, pembungkus yang bocor atau
robek mengundang bakteri, teknik aseptik tidak baik, teknik pemasangan kanula
yang buruk, kanula dipasang terlalu lama, dan tempat suntik jarang diinspeksi
visual (3).
Pencegahan penyebaran infeksi sangat penting di rumah sakit. Oleh karena
itu, agar flebitis tidak terjadi maka tanggung jawab perawat merupakan hal yang
2
penting dalam mencegah penyebaran infeksi di rumah sakit. Banyak orang di
rumah sakit membawa infeksi. Pasien dapat terinfeksi oleh kuman
(mikroorganisme) ini. Mikroorganisme dibawa oleh staf yang tidak mencuci
tangan mereka dengan baik atau yang seragamnya terkontaminasi, oleh debu atau
droplet udara yang membawa infeksi, oleh pengunjung yang membawa penyakit,
oleh pasien yang menderita penyakit tertentu, atau melalui material atau alat yang
tidak steril. Karena pasien telah sakit atau baru mengalami pembedahan, pasien
sangat mudah terinfeksi (4).
Dari hasil penelitian yang dilakukan Fitria dkk di RSU Mokopido Tolitoli,
didapatkan hasil bahwa sebagian besar (89,3%) pelaksanaan tindakan pemasangan
infus di RSU Mokopido berada dalam kategori cukup. Meskipun demikian
banyak hal-hal penting yang terabaikan utamanya pelaksanaan teknik aseptik dan
sebagian besar dari tindakan pemasangan infus tersebut tidak menggunakan kasa
steril untuk menutup lokasi insersi tapi hanya menggunakan plester. Selain itu
juga dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan teknik aseptik dilakukan pada
saat pemasangan infus dan dressing. Ditemukan data bahwa pelaksanaan teknik
aseptik pada pemasangan infus sebagian besar (59,8%) berada dalam kategori
tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan teknik aseptik dalam tindakan
pemasangan infus belum dilaksanakan dengan baik. Sementara pelaksanaan
teknik aseptik pada tindakan dressing sebagian besar (91,7%) berada dalam
kategori tidak baik (5).
3
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura merupakan
rumah sakit kelas C plus, yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap dan rawat
jalan. RSUD Ratu Zalecha Martapura adalah rumah sakit rujukan wilayah Banua
Enam, yaitu rujukan untuk pasien yang berasal dari daerah Kabupaten Tabalong,
Balangan, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungani Tengah, Hulu Sungai Selatan dan
Tapin. Menurut Rudiansyah (2009), kejadian flebitis pada tahun 2008 di RSUD
Ratu Zalecha Martapura di ruang rawat inap penyakit dalam sebanyak 1,015%
dan pada ruang rawat inap bedah sebanyak 1,2% (6, 7).
Berdasarkan latar belakang di atas dan data-data yang telah diperoleh, maka
calon peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara
perawatan infus dengan kejadian flebitis pada pasien rawat inap di RSUD Ratu
Zalecha Martapura 2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah apakah terdapat hubungan antara perawatan infus dengan kejadian
flebitis pada pasien rawat inap di RSUD Ratu Zalecha Martapura 2011?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
perawatan infus dengan kejadian flebitis pada pasien rawat inap di RSUD Ratu
Zalecha Martapura 2011.
4
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kejadian flebitis di ruang rawat inap RSUD Ratu Zalecha
Martapura 2011.
2. Mengidentifikasi perawatan pada infus yang dilakukan di RSUD Ratu Zalecha
Martapura 2011.
3. Menganalisis hubungan antara perawatan infus dengan kejadian flebitis pada
pasien rawat inap RSUD Ratu Zalecha Martapura 2011.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
yaitu bisa menambah informasi dan literatur untuk pengetahuan ilmu
keperawatan, khususnya tentang tindakan perawatan pada infus untuk pencegahan
flebitis. Selain itu juga sebagai sarana untuk mengembangkan dan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama dalam tahap
pendidikan khususnya dalam bidang keperawatan medikal bedah dan kebutuhan
dasar manusia. Dan yang terakhir memberikan masukan tentang pentingnya
pelaksanaan perawatan infus dalam hal pencegahan infeksi nosokomial yang
masih sering terjadi , khususnya flebitis, di rumah sakit.