BAB I

5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mewujudkan derajat kesehatan ibu yang setinggi- tingginya adalah salah satu agenda pembangunan yang tercakup dalam Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals (MDGs). Target 5a MDGs menyatakan sasaran untuk mengurangi tiga per empat Angka Kematian Ibu (AKI) dalam kurun waktu 1990 sampai 2015, sementara Target 5b adalah tercapainya akses universal terhadap layanan Kesehatan Reproduksi. Ada 4 parameter yang digunakan untuk menilai akses terhadap layanan Kesehatan Reproduksi, yaitu Kesertaan Aktif Keluarga Berencana (Contraceptive Prevalence Rate,CPR), Tingkat Kelahiran pada Remaja pada remaja perempuan usia 15-19 tahun (Age Spesific Fertility Rate, ASFR usia 15-19 tahun), Cakupan Pelayanan Antenatal, dan unmet need. 4 Untuk memenuhi komitmen internasional dalam mencapai target MDGs pada tahun 2015, pemerintah Republik Indonesia merencanakan dan melaksanakan upaya pembangunan secara bertahap dan berkesinambungan yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa 1

description

IKM

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mewujudkan derajat kesehatan ibu yang setinggi-tingginya adalah salah

satu agenda pembangunan yang tercakup dalam Tujuan Pembangunan Milenium

(Millenium Development Goals (MDGs). Target 5a MDGs menyatakan sasaran

untuk mengurangi tiga per empat Angka Kematian Ibu (AKI) dalam kurun waktu

1990 sampai 2015, sementara Target 5b adalah tercapainya akses universal

terhadap layanan Kesehatan Reproduksi. Ada 4 parameter yang digunakan untuk

menilai akses terhadap layanan Kesehatan Reproduksi, yaitu Kesertaan Aktif

Keluarga Berencana (Contraceptive Prevalence Rate,CPR), Tingkat Kelahiran

pada Remaja pada remaja perempuan usia 15-19 tahun (Age Spesific Fertility

Rate, ASFR usia 15-19 tahun), Cakupan Pelayanan Antenatal, dan unmet need.4

Untuk memenuhi komitmen internasional dalam mencapai target MDGs

pada tahun 2015, pemerintah Republik Indonesia merencanakan dan

melaksanakan upaya pembangunan secara bertahap dan berkesinambungan yang

dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2010-2014. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012

menunjukkan bahwa hasil pembangunan yang telah dicapai masih relatif jauh dari

target yang ditetapkan, baik target RPJMN tahun 2010-2014 maupun target

MDGs tahun 2015. Dari 6 indikator Kesehatan Ibu yang menjadi target RPJMN

Tahun 2010-2014 maupun MDGs Tahun 2015, diantaranya berkaitan dengan

Pelayanan KB, yaitu CPR dan unmet need. Hasil SDKI 2012 menunjukkan bahwa

pencapaian Kesertaan Aktif KB (Contraceptive Prevalence Rate, CPR) yaitu

57,9%, angka ini masih jauh dari target MDGs 2015.4

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja SPM bidang kesehatan Provinsi Jawa

Tengah tahun 2010-2012, cakupan peserta KB aktif spada tahun 2010 sebesar

78,57%, tahun 2011 sebesar 76,84%, dan tahun 2012 sebesar 80,19%, dari angka-

angka tersebut menunjukkan dalam 3 tahun terakhir terjadi fluktuasi persentase

1

Page 2: BAB I

2

peserta KB aktif. Cakupan peserta KB aktif pada tahun 2012 sebesar 80,19% telah

melebihi target SPM yang ditetapkan Dinkes yaitu sebesar 80%. Hasil evaluasi

Pencapaian SPM Dinkes Provinsi Jawa Tengah tentang cakupan peserta KB aktif

di Kabupaten Magelang tahun 2012 didapatkan angka sebesar 81,2% yang

menandakan telah mencapai target.5

Puskesmas Salaman I sebagai pemberi pelayanan kesehatan primer bagi

10 desa di Kecamatan Salaman yang berada dalam wilayah kerjanya juga telah

melakukan salah satu program upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan,

dalam hal ini pelayanan KB. Di tingkat Puskesmas Salaman I, cakupan jumlah

seluruh peserta aktif KB berdasarkan hasil SPM bulan Januari-April 2014 sebesar

74,52%, angka tersebut masih belum mencapai target yang telah ditetapkan dinas

kesehatan sebesar 80%. Dari hasil kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) yang

dilakukan pada tanggal 13 Juni 2014 di Dusun Krandan yang merupakan salah

satu dusun di Desa Kebonrejo didapatkan 30 Pasangan Usia Subur (PUS) yang

merupakan peserta KB aktif dari jumlah 45 PUS di Dusun Krandan, sehingga

hasil cakupan peserta KB aktif di Dusun Krandan, Desa Kebonrejo sebanyak

66,66%, yang berarti masih belum memenuhi target dinas kesehatan yaitu 80%.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah

laporan yaitu faktor-faktor apakah yang menjadi penyebab rendahnya cakupan

jumlah peserta aktif KB, apa saja alternatif pemecahan masalah yang sesuai

dengan penyebab masalah yang ditemukan dan apa saja kegiatan yang dapat

dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis penyebab dari rendahnya cakupan peserta KB aktif di Dusun

Krandan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang dan

memberikan solusi untuk memecahkan masalah di dusun tersebut.

Page 3: BAB I

3

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui faktor-faktor penyebab masalah rendahnya cakupan

jumlah peserta aktif KB dari input, proses, dan lingkungan di Dusun

Krandan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

b. Mencari pemecahan masalah bagi PUS yang tidak menggunakan KB

di Dusun Krandan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang

D. Manfaat Penelitian

1. Laporan ini diharapkan dapat memberikan tambahan data tentang cakupan

jumlah peserta KB aktif di Dusun Krandan, Desa Kebonrejo.

2. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

masyarakat mengenai KB sehingga dapat meningkatkan kesehatan ibu di

Dusun Krandan, Desa Kebonrejo.

3. Sebagai masukan Puskesmas Salaman I dalam pengambilan keputusan

dalam program pelayanan KB.