BAB I
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
Konflik sosial yang terjadi di negara kita ini telah merusak kehidupan
masyarakat Masyarakat yang dahulunya hidup dalam ketenangan dan kedamaian
berubah menjadi masyarakat yang saling membenci menyerang dan bahkan
saling membunuh Makna hidup bersama dalam masyarakat yang plural menjadi
terabaikan oleh makna hidup yang semata-mata didasarkan kepentingan golongan
atau kelompok seperti hanya berdasarkan pada kepentingan politik dan agama
Kehidupan antarpribadi maupun kelompok diwarnai oleh rasa curiga takut benci
dendam cemas dan juga keengganan untuk kembali hidup bersama dalam situasi
kepelbagaian Di samping itu konflik telah mengakibatkan terjadinya arus
pengungsian yang sangat besar
Kehilangan tempat tinggal kehilangan mata pencaharianpekerjaan dan
bahkan kehilangan orang-orang yang dicintai telah menimbulkan rasa tidak aman
dan tidak percaya telah memaksa mereka untuk mengungsi Dalam laporan yang
dikeluarkan oleh lembaga Lintas SARA (Institute for Intercultural and Intergroup
Movement) pada tanggal 21 Juni 2000 di Yogyakarta pengungsi dikategorikan ke
dalam pengungsi tetap dan tidak tetap Pengungsi tetap adalah pengungsi yang
telah kehilangan rumahnya karena dibumihanguskan oleh massa penyerang
Sedangkan pengungsi tidak tetap adalah pengungsi yang rumahnya tidak
dirusakkan tetapi mereka mengungsi karena mendapat teror dan intimidasi dari
berbagai isu yang berkembang
1
Kondisi yang dialami oleh pengungsi sebagai dampak dari konflik sosial
ini memungkinkan untuk dialaminya suatu gangguan kejiwaan ( Rusdi Maslim)
dan secara khusus munculnya gangguan psikologis yang dikenal dengan istilah
post-traumatic stress disorder ( Dalam buku Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa Di Indonesia Edisi Ke-II tahun 1983 yang
penyusunannya dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Jiwa Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan yang
mengacu pada ICD (International Classification of Diseases) revisi ke 9 tahun
1977 gangguan ini diterjemahkan menjadi gangguan stres pascatrauma)
Gangguan ini adalah gangguan psikologis yang berkembang atau muncul dari
terjadinya peristiwa-peristiwa traumatik (American Psychiatric Association1987
Bart Smet1994 Judith Herman1997) Reaksi gangguan stress pasca trauma
dimulai saat individu mengalami tekanan-tekanan psikologis secara hebat dari
sumber tekanan yang berada di luar jangkauan pengalaman yang biasa dialaminya
(adanya extreme stressor) Adapun yang termasuk extreme stressor antara lain
kecelakaan serius atau bencana alam pemerkosaan atau tindak kriminal yang
disertai dengan kekerasan peperangan terbuka pelecehan seksual pada anak-
anak menyaksikan peristiwa traumatik dan kematian yang tiba-tiba dari orang-
orang yang sangat dicintai ( Foa EB Davidson JRT Frances A (eds) 1999)
Dengan demikian konflik sosial di Indonesia dengan dimensi kekerasannya telah
mendapat tempat untuk disebutkan sebagai stresor yang dapat mengakibatkan
munculnya gangguan gangguan stress pasca trauma
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I DEFINISI
Gangguan stres pasca trauma (GSPT) adalah gangguan psikologis yang
terjadi pada orang-orang yang pernah mengalami suatu peristiwa yang tragis atau
luar biasa Menurut Schiraldi (2000) GSPT muncul dari pemajanan atas suatu
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang sangat menekan seperti perkosaan
kekerasan dalam rumah tangga kekerasan terhadap anak perang kecelakaan
bencana alam dan kerusuhan politik
Peristiwa traumatis yang menjadi pemicu gangguan stres pasca trauma
berbeda dengan pemicu gangguan stres biasa Peristiwa pemicu GSPT biasanya
bersifat luar biasa tiba-tiba dan sangat menekan Menurut Scheraldi (2000)
peristiwa pemicu GSPT dikategorikan sebagai traumatic stessor sedangkan
pemicu stress atau kecemasan biasa disebut ordinary stressor atau adjustment
stressor Pada individu yang mengalami ordinary stressor kebanyakan mampu
mengatasinya sebaliknya untuk peristiwa traumatic stressor belum tentu semua
individu mampu mengatasinya karena perbedaan kapasitas menghadapi
catastrophic stress
II EPIDEMIOLOGI
Menurut Schiraldi (2000) kalangan psikiater memperkirakan bahwa 1
sampai 3 persen dari populasi penduduk dunia secara klinis pernah mengalami
3
GSPT Sedangkan Hassanuddin (2004) menjelaskan bahwa kelompok
terjadinya GSPT terhadap trauma spesifik yakni bencana Alam (37 laki-
laki 54 wanita) Korban Kriminalitas (18 laki-laki 218 wanita)
Peperangan (38 laki-laki 18 wanita) perkosaan (405 laki-laki 65
wanita) Dijelaskan lebih lanjut bahwa secara umum 10-20 seseorang
terkena trauma akan berkembang menjadi GSPT Namun jika tidak terjadi
GSPT 77 korban berisiko terjadi gangguan depresi mayor
III ETIOLOGI
a Biologis
Ditinjau dari aspek biologis PTSD terjadi karena ada proses yang terjadi
di otak Individu yang mengalami PTSD akan merasakan berbagai perubahan
pada fisiknya Sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom akan terpengaruh
oleh kondisi ini Selain itu juga terjadi penurunan ukuran dari hipokampus dan
amigdala yang over reaktif Komponen yang paling penting adalah memori
karena kejadian traumatis akan berulang terus menerus melalui memori
Hipokampus dan amigdala adalah kunci dari memori manusia (Schiraldi2009)
Diyakini bahwa amigdala adalah fear center dari otak Sehingga bisa kita
pahami bahwa penderita PTSD akan mengalami amigdala yang over reaktif
Amigdala membantu otak dalam membuat hubungan anatara situasi yang
menimbulkan ketakutan di masa lalu dank arena kondisi ini berpasangan
dengan situasi saat ini yang bisa saja netral Individu akan mempertahankan
kondisi waspada yang konstan pada saat situasi yang tidak tepat karena pada
saat itu otak memerintahkan individu bahwa situasi aman sedang menghadapi
4
ancaman Hipokampus juga memainkan peran yang penting pada fungsi belajar
dan memori Beberapa ahli menyebutkan bahwa hipokampus adalah bagian
yang menciptakan harapan-harapan terhadap situasi yang akan memeberikan
reward atau situasi yang akan menimbulkan punishment berdasarkan pada
memori dan pengalaman belajar dari masa lalu Pada penderita PTSD dengan
kerusakan hipokampus ditemukan bahwa otak akan mengalami kesulitan
untuk belajar harapan ndashharapan baru untuk berbagai situasi yang terjadi setelah
kejadian traumatis Pada penderita PTSD juga mengalami derajat hormone
stress yang tidak normal Penelitian menunjukan bahwa individu dengan PTSD
memiliki hormone kortisol yang rendah jika dibandingkan dengan individu
yang tidak mengalami PTSD dan hormone epinefrin dan norepinefrin dalam
jumlah yang lebih rata-rata Ketiga hormone tersebut berperan penting dalam
kondisi ldquoflight or fightrdquo Individu dengan PTSD juga memilki kadar natural
opiate yang tinggi Kondisi ini akan membuat individu untuk mengalami
kembali trauma dalam hal untuk mencapai respon dari opiate Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya amigdala dan berbagai struktur lainnya seperti
hipotalamus bagian abu-abu otak dan nucleus mengaktifkan neurotransmitter
dan endoktrin untuk menghasilkan hormone-hormon yang berperan dari
berbagai gejala PTSD Bagian otak depan (frontal) sebenarnya berfungsi untuk
menghambat aktifitas ini walaupun begitu pada penelitian terhadap orang-
orang yang mengalami PTSD bagian ini mengalami kesulitan untuk
menghambat aktivitas sistem amigdala Penyebab lain dari segi biologi
seseorang akan menderita PTSD adalah adanya riwayat keluarga yang
5
menderita gangguan jiwa seperti depresi dan kecemasan Adanya faktor genetic
juga berpengaruh dalam kemungkinan seseorang menderita PTSD atau tidak
Walaupun begitu faktor genetic tidak merupakan penyebab utama terjadinya
PTSD
b Psikologis
Pengalaman hidup yang dialami oleh seseorang sepanjang hidupnya juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya PTSD Pengalaman hidup
mencangkup pengalaman yang dialami jumlah dan tingkat leparahan peristiwa
traumatic yang dialami oleh individu tersebut juga memberikan pengaruh
Smith dan segal menyebutkan peristiwa traumatic yang dapat mengarah kepada
munculnya PTSD termasuk perangperkosaanbencana alam kecelakaan
mobil pesawatpenyerangan fisik penyiksaan seksualfisik prosedur medical
terutama pada anak-anak Faktor yang dibawah oleh individu dari lahir yaitu
sifat bawaan atau sering disebut dengan kepribadian seseorang juga merupakan
penyebab terjadinya PTSD Pengalaman pada masa lalu bisa menyebabkan
seseorang menderita PTSD Pengalaman masa lalu terkait pengalaman anak-
anak seperti menjadi korban kekerasan seksual perpiasahan orang tua pada
usia diniperceraian bahkan kemiskinan
IV FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor presdisposisi bagi seseorang individu untuk mengalami
gangguan stress pasca trauma adalah
a adanya gangguan psikiatrik sebelum trauma baik pada individu yang
bersangkutan maupun keluarganya
6
b adanya trauma masa kanak seperti kekerasan fisik maupun seksual
c kecenderungan untuk mudah menjadi khawatir
d ciri kepribadian ambang paranoid dependent atau antisocial
e mempunyai karakter yang bersifat introvert atau isolasi social adanya
problem berupa kesulitan untuk menyusaikan diri
f adanya kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi secara bermakna
g terpapar kejadian-kejadian dalam kehidupan yang luar biasa sebelumnya
baik tunggal maupun ganda dan dirasakan secara subjektif oleh individu
yang bersangkutan
Tipe kejadian yang cenderung akan meningkatkan angka kejadian
gangguan stress pasca trauma dapat dikatagorikan menjadi
1 Mereka yang mengalami tindak kekerasan interpersonal
2 Mereka yang mengalami kecelakaan atau bencana alam yang
mengancam nyawa abik berupa kejadian yang alamiah atau kejadian
yang dibuat oleh manusia
3 Trauma berulang dan bersifat kronik berdasarkan DSM IVada
beberapa jenis kejadian yang potensial mungkin akan meningkatkan
angka kejadian gangguan stress pasca trauma yaitu
a Kekerasan personal (seksualpenyerangan fisik dan perampokan)
b Penculikan
c Penyandraan
d Serangan militer
e Serangan teroris
7
f Penyiksaan
g Ditahan dalam penjara sebagai tahanan politik
h Bencana alam baik yang alamiah maupun yang dibuat manusia
i Didiagnosis menagalami penyakit berat yang mengancam kehidupan
V PATOGENESIS
Gejala ndashgejala gangguan stress pasca trauma timbul sebagai akibat dari
respons biologic dan juga psikologik seorang individu kondisi ini terjadi
karena aktivasi dari beberapa sistem di otak yang berkaitan dengan timbulnya
perasaan takut pada seseorang Terpaparnya seseorang oleh peristiwa yang
traumatic akan menimbulkan respons takut sehingga otak dengan sendirinya
akan menilai kondisi keberbahayaan peristiwa yang dialami serta
mengorganisasi suatu respons prilaku yang sesuai Dalam hal ini Amigdala
merupaka bagian otak yang sangat berperan besar Amigdala kan mengaktivasi
beberapa neurotransmitter serta bahan-bahan neurokimiawi di otak jika
seseorang menghadapi peristiwa traumatic yang mengancam nyawa sebagai
respons tubuh untuk menghadapi peristiwa tersebut Dalam waktu beberapa
milidetik setelah mengalami peristiwa tersebut amigdala dengan segera akan
bereaksi dengan memberikan tanda darurat kepada
1 Sistem saraf simpatif (ketokolamin)
2 Sistem saraf parasimpatis
3 Aksis hipotalamus-hipofisis-kelenjar adrenal (Aksis HPA)
Akibat dari perangsangan pada sistem saraf simpatis segera setelah
mengalami peristiwa traumatic maka akan terjadi peningkatan denyut jantung
8
dan tekanan darah Kondisi ini disebut sebagai reaksi ldquofight or flight reactionrdquo
reaksi ini juga akan meningkatkan aliran darah dan jumlah glukosa pada otot-
otot skeletal sehingga membuat seseorang sanggup untuk berhadapan dengan
peristiwa tersebut atau jika mungkin memberikan reaksi interaktif terhadap
ancaman yang optimal Reaksi sisten saraf parasimpatis berupa membatasi
reaksi simpatis pada beberapa jaringan tubuh anmun respons ini bekerja secara
bebas dan tidak berkaitan dengan respons yang diberikan oleh sistem saraf
sinpatis Aksis HPA juga akan terstimulasi oleh beberapa neuropeptida otak
pada waktu orang berhadapan dengan peristiwa traumatic Hipotalamus akan
mengeluarkan Cortico Releasing Factor (CRF) dan beberapa neuropeptida
regulator lainnya sehingga kelenjar hipofisis akan terangsang dan mensekresi
pengeluaran adenocorticotropic hormone (ACHT) yang akhirnya menstimulasi
pengeluaran hormone kortisol dari kelenjar adrenal Jika seseorang mengalami
teakanan maka tubuh secara alamiah akan meningkatkan pengeluaran
ketokolamin dan hormone kortisol pengeluaran kedua zat ini tergantung pada
derajat tekanan yang dialami oleh individu Ketokolamin berperan dalam
menyediakan energy yang cukup dari beberapa organ vital tubuh dalam
bereaksi terhadap tekanan tersebut Hormon kortisol berperan dalam
menghentikan aktivasi sistem saraf simpatik dan beberapa sistem tubuh yang
bersifat defensive tadi yang timbuk akibat dari peristiwa traumatic yang
dialami oleh individu tersebut Dengan kata lain hormone kortisol berperan
dalam proses terminasi dari respon tubuh dalam menghadapi tekanan
9
Peningkatan hormone kortisol akan menimbulkan efek umpan balik negative
pada aksis HPA tersebut
VI PEDOMAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnosis dari gangguan stress pasca trauma berdasarkan
PPDGJ III (F 431) adalah sebagai berikut
1 Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten berkisar antara
beberapa minggu sampai beberapa bulan jarang sampai melampaui 6
bulan) Kemungkina diagnosis masih dapat ditegakan apabila tertundanya
waktu mulai saat kejadian dan awitan gangguan melebihi waktu 6 bulan
asal saja menifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternative
katagori gangguan lainnya
2 sebagai bukti tambahan selain trauma ahrus didapatkan baying-bayang
atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang
kembali
3 gangguan otonomik gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya
dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas
4 Suatu ldquosequelerdquo menahun yang terjadi lambat stelah stress yang luar
biasa misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma diklasifikasikan
dalam katagori F620 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama
setelah mengalami katasrofa)
10
VII PENTALAKSANAAN
Pengobatan Gangguan stres pasca-trauma dapat membantu Anda memperoleh
kembali rasa kendali atas kehidupan Anda Dengan suksesnya pengobatan
gangguan stres pasca-trauma Anda juga dapat merasa lebih baik tentang diri
sendiri dan belajar cara untuk mengatasi jika gejala PTSD muncul lagi
Pengobatan Gangguan Stres pasca-trauma sering meliputi pengobatan dan
psikoterapi Menggabungkan perawatan ini dapat membantu mengurangi
gejala dan mengajarkan keterampilan untuk mengatasi lebih baik terhadap
peristiwa traumatik ndash dan kehidupan secara umum
Obat
Beberapa jenis obat dapat membantu gejala post-traumatic stress disorder
membaik
1048707 Antipsikotik Dalam beberapa kasus Anda mungkin diresepkanpengobatan
singkat antipsikotik untuk meredakan kecemasan yang parah dan masalah
yang terkait seperti sulit tidur atau ledakan emosional
1048707 Antidepresan Obat-obat ini dapat membantu gejala depresi dan kecemasan
Anti depresan juga dapat membantu membantu mengatasi masalah tidur dan
meningkatkan konsentrasi Anda Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
obat sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil) disetujui FDA untuk
pengobatan PTSD
1048707 Anti-kecemasan Obat ini juga dapat mengurangi perasaan cemas dan stres
1048707 Prazosin Jika gejala termasuk insomnia atau mimpi buruk berulang obat
yang disebut prazosin (Minipress) dapat membantu Prazosin yang telah
11
digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan hipertensi juga
menghambat respon otak untuk bahan kimia otak seperti adrenalin yang
disebut norepinefrin Meskipun obat ini tidak secara khusus disetujui untuk
pengobatan PTSD prazosin dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk
pada banyak orang dengan PTSD
Psikoterapi
Beberapa jenis terapi dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang
dewasa dengan post-traumatic stress disorder Anda dapat mencoba lebih dari
satu atau menggabungkan jenis sebelum menemukan yang sesuai atau tepat
untuk Anda Anda juga dapat mencoba terapi individu terapi kelompok atau
keduanya Terapi kelompok dapat menawarkan cara untuk terhubung ke orang
lain melalui pengalaman yang sama
Beberapa jenis terapi yang digunakan dalam pengobatan PTSD meliputi
1048707 Terapi kognitif Jenis terapi bicara membantu Anda mengenali cara berpikir
(pola kognitif) yang membuat Anda terjebak ndash misalnya cara-cara negatif atau
tidak akurat dalam memahami situasi normal Dalam pengobatan PTSD terapi
kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi
eksposur
1048707 Terapi Paparan(eksposur) Teknik terapi perilaku membantu Anda secara
aman menghadapi hal yang sangat menakutkan yang Anda temukan sehingga
Anda dapat belajar untuk mengatasi secara efektif Sebuah pendekatan baru
untuk terapi pemaparan menggunakan program ldquovirtual realityrdquo yang
12
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
Kondisi yang dialami oleh pengungsi sebagai dampak dari konflik sosial
ini memungkinkan untuk dialaminya suatu gangguan kejiwaan ( Rusdi Maslim)
dan secara khusus munculnya gangguan psikologis yang dikenal dengan istilah
post-traumatic stress disorder ( Dalam buku Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa Di Indonesia Edisi Ke-II tahun 1983 yang
penyusunannya dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Jiwa Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan yang
mengacu pada ICD (International Classification of Diseases) revisi ke 9 tahun
1977 gangguan ini diterjemahkan menjadi gangguan stres pascatrauma)
Gangguan ini adalah gangguan psikologis yang berkembang atau muncul dari
terjadinya peristiwa-peristiwa traumatik (American Psychiatric Association1987
Bart Smet1994 Judith Herman1997) Reaksi gangguan stress pasca trauma
dimulai saat individu mengalami tekanan-tekanan psikologis secara hebat dari
sumber tekanan yang berada di luar jangkauan pengalaman yang biasa dialaminya
(adanya extreme stressor) Adapun yang termasuk extreme stressor antara lain
kecelakaan serius atau bencana alam pemerkosaan atau tindak kriminal yang
disertai dengan kekerasan peperangan terbuka pelecehan seksual pada anak-
anak menyaksikan peristiwa traumatik dan kematian yang tiba-tiba dari orang-
orang yang sangat dicintai ( Foa EB Davidson JRT Frances A (eds) 1999)
Dengan demikian konflik sosial di Indonesia dengan dimensi kekerasannya telah
mendapat tempat untuk disebutkan sebagai stresor yang dapat mengakibatkan
munculnya gangguan gangguan stress pasca trauma
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I DEFINISI
Gangguan stres pasca trauma (GSPT) adalah gangguan psikologis yang
terjadi pada orang-orang yang pernah mengalami suatu peristiwa yang tragis atau
luar biasa Menurut Schiraldi (2000) GSPT muncul dari pemajanan atas suatu
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang sangat menekan seperti perkosaan
kekerasan dalam rumah tangga kekerasan terhadap anak perang kecelakaan
bencana alam dan kerusuhan politik
Peristiwa traumatis yang menjadi pemicu gangguan stres pasca trauma
berbeda dengan pemicu gangguan stres biasa Peristiwa pemicu GSPT biasanya
bersifat luar biasa tiba-tiba dan sangat menekan Menurut Scheraldi (2000)
peristiwa pemicu GSPT dikategorikan sebagai traumatic stessor sedangkan
pemicu stress atau kecemasan biasa disebut ordinary stressor atau adjustment
stressor Pada individu yang mengalami ordinary stressor kebanyakan mampu
mengatasinya sebaliknya untuk peristiwa traumatic stressor belum tentu semua
individu mampu mengatasinya karena perbedaan kapasitas menghadapi
catastrophic stress
II EPIDEMIOLOGI
Menurut Schiraldi (2000) kalangan psikiater memperkirakan bahwa 1
sampai 3 persen dari populasi penduduk dunia secara klinis pernah mengalami
3
GSPT Sedangkan Hassanuddin (2004) menjelaskan bahwa kelompok
terjadinya GSPT terhadap trauma spesifik yakni bencana Alam (37 laki-
laki 54 wanita) Korban Kriminalitas (18 laki-laki 218 wanita)
Peperangan (38 laki-laki 18 wanita) perkosaan (405 laki-laki 65
wanita) Dijelaskan lebih lanjut bahwa secara umum 10-20 seseorang
terkena trauma akan berkembang menjadi GSPT Namun jika tidak terjadi
GSPT 77 korban berisiko terjadi gangguan depresi mayor
III ETIOLOGI
a Biologis
Ditinjau dari aspek biologis PTSD terjadi karena ada proses yang terjadi
di otak Individu yang mengalami PTSD akan merasakan berbagai perubahan
pada fisiknya Sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom akan terpengaruh
oleh kondisi ini Selain itu juga terjadi penurunan ukuran dari hipokampus dan
amigdala yang over reaktif Komponen yang paling penting adalah memori
karena kejadian traumatis akan berulang terus menerus melalui memori
Hipokampus dan amigdala adalah kunci dari memori manusia (Schiraldi2009)
Diyakini bahwa amigdala adalah fear center dari otak Sehingga bisa kita
pahami bahwa penderita PTSD akan mengalami amigdala yang over reaktif
Amigdala membantu otak dalam membuat hubungan anatara situasi yang
menimbulkan ketakutan di masa lalu dank arena kondisi ini berpasangan
dengan situasi saat ini yang bisa saja netral Individu akan mempertahankan
kondisi waspada yang konstan pada saat situasi yang tidak tepat karena pada
saat itu otak memerintahkan individu bahwa situasi aman sedang menghadapi
4
ancaman Hipokampus juga memainkan peran yang penting pada fungsi belajar
dan memori Beberapa ahli menyebutkan bahwa hipokampus adalah bagian
yang menciptakan harapan-harapan terhadap situasi yang akan memeberikan
reward atau situasi yang akan menimbulkan punishment berdasarkan pada
memori dan pengalaman belajar dari masa lalu Pada penderita PTSD dengan
kerusakan hipokampus ditemukan bahwa otak akan mengalami kesulitan
untuk belajar harapan ndashharapan baru untuk berbagai situasi yang terjadi setelah
kejadian traumatis Pada penderita PTSD juga mengalami derajat hormone
stress yang tidak normal Penelitian menunjukan bahwa individu dengan PTSD
memiliki hormone kortisol yang rendah jika dibandingkan dengan individu
yang tidak mengalami PTSD dan hormone epinefrin dan norepinefrin dalam
jumlah yang lebih rata-rata Ketiga hormone tersebut berperan penting dalam
kondisi ldquoflight or fightrdquo Individu dengan PTSD juga memilki kadar natural
opiate yang tinggi Kondisi ini akan membuat individu untuk mengalami
kembali trauma dalam hal untuk mencapai respon dari opiate Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya amigdala dan berbagai struktur lainnya seperti
hipotalamus bagian abu-abu otak dan nucleus mengaktifkan neurotransmitter
dan endoktrin untuk menghasilkan hormone-hormon yang berperan dari
berbagai gejala PTSD Bagian otak depan (frontal) sebenarnya berfungsi untuk
menghambat aktifitas ini walaupun begitu pada penelitian terhadap orang-
orang yang mengalami PTSD bagian ini mengalami kesulitan untuk
menghambat aktivitas sistem amigdala Penyebab lain dari segi biologi
seseorang akan menderita PTSD adalah adanya riwayat keluarga yang
5
menderita gangguan jiwa seperti depresi dan kecemasan Adanya faktor genetic
juga berpengaruh dalam kemungkinan seseorang menderita PTSD atau tidak
Walaupun begitu faktor genetic tidak merupakan penyebab utama terjadinya
PTSD
b Psikologis
Pengalaman hidup yang dialami oleh seseorang sepanjang hidupnya juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya PTSD Pengalaman hidup
mencangkup pengalaman yang dialami jumlah dan tingkat leparahan peristiwa
traumatic yang dialami oleh individu tersebut juga memberikan pengaruh
Smith dan segal menyebutkan peristiwa traumatic yang dapat mengarah kepada
munculnya PTSD termasuk perangperkosaanbencana alam kecelakaan
mobil pesawatpenyerangan fisik penyiksaan seksualfisik prosedur medical
terutama pada anak-anak Faktor yang dibawah oleh individu dari lahir yaitu
sifat bawaan atau sering disebut dengan kepribadian seseorang juga merupakan
penyebab terjadinya PTSD Pengalaman pada masa lalu bisa menyebabkan
seseorang menderita PTSD Pengalaman masa lalu terkait pengalaman anak-
anak seperti menjadi korban kekerasan seksual perpiasahan orang tua pada
usia diniperceraian bahkan kemiskinan
IV FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor presdisposisi bagi seseorang individu untuk mengalami
gangguan stress pasca trauma adalah
a adanya gangguan psikiatrik sebelum trauma baik pada individu yang
bersangkutan maupun keluarganya
6
b adanya trauma masa kanak seperti kekerasan fisik maupun seksual
c kecenderungan untuk mudah menjadi khawatir
d ciri kepribadian ambang paranoid dependent atau antisocial
e mempunyai karakter yang bersifat introvert atau isolasi social adanya
problem berupa kesulitan untuk menyusaikan diri
f adanya kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi secara bermakna
g terpapar kejadian-kejadian dalam kehidupan yang luar biasa sebelumnya
baik tunggal maupun ganda dan dirasakan secara subjektif oleh individu
yang bersangkutan
Tipe kejadian yang cenderung akan meningkatkan angka kejadian
gangguan stress pasca trauma dapat dikatagorikan menjadi
1 Mereka yang mengalami tindak kekerasan interpersonal
2 Mereka yang mengalami kecelakaan atau bencana alam yang
mengancam nyawa abik berupa kejadian yang alamiah atau kejadian
yang dibuat oleh manusia
3 Trauma berulang dan bersifat kronik berdasarkan DSM IVada
beberapa jenis kejadian yang potensial mungkin akan meningkatkan
angka kejadian gangguan stress pasca trauma yaitu
a Kekerasan personal (seksualpenyerangan fisik dan perampokan)
b Penculikan
c Penyandraan
d Serangan militer
e Serangan teroris
7
f Penyiksaan
g Ditahan dalam penjara sebagai tahanan politik
h Bencana alam baik yang alamiah maupun yang dibuat manusia
i Didiagnosis menagalami penyakit berat yang mengancam kehidupan
V PATOGENESIS
Gejala ndashgejala gangguan stress pasca trauma timbul sebagai akibat dari
respons biologic dan juga psikologik seorang individu kondisi ini terjadi
karena aktivasi dari beberapa sistem di otak yang berkaitan dengan timbulnya
perasaan takut pada seseorang Terpaparnya seseorang oleh peristiwa yang
traumatic akan menimbulkan respons takut sehingga otak dengan sendirinya
akan menilai kondisi keberbahayaan peristiwa yang dialami serta
mengorganisasi suatu respons prilaku yang sesuai Dalam hal ini Amigdala
merupaka bagian otak yang sangat berperan besar Amigdala kan mengaktivasi
beberapa neurotransmitter serta bahan-bahan neurokimiawi di otak jika
seseorang menghadapi peristiwa traumatic yang mengancam nyawa sebagai
respons tubuh untuk menghadapi peristiwa tersebut Dalam waktu beberapa
milidetik setelah mengalami peristiwa tersebut amigdala dengan segera akan
bereaksi dengan memberikan tanda darurat kepada
1 Sistem saraf simpatif (ketokolamin)
2 Sistem saraf parasimpatis
3 Aksis hipotalamus-hipofisis-kelenjar adrenal (Aksis HPA)
Akibat dari perangsangan pada sistem saraf simpatis segera setelah
mengalami peristiwa traumatic maka akan terjadi peningkatan denyut jantung
8
dan tekanan darah Kondisi ini disebut sebagai reaksi ldquofight or flight reactionrdquo
reaksi ini juga akan meningkatkan aliran darah dan jumlah glukosa pada otot-
otot skeletal sehingga membuat seseorang sanggup untuk berhadapan dengan
peristiwa tersebut atau jika mungkin memberikan reaksi interaktif terhadap
ancaman yang optimal Reaksi sisten saraf parasimpatis berupa membatasi
reaksi simpatis pada beberapa jaringan tubuh anmun respons ini bekerja secara
bebas dan tidak berkaitan dengan respons yang diberikan oleh sistem saraf
sinpatis Aksis HPA juga akan terstimulasi oleh beberapa neuropeptida otak
pada waktu orang berhadapan dengan peristiwa traumatic Hipotalamus akan
mengeluarkan Cortico Releasing Factor (CRF) dan beberapa neuropeptida
regulator lainnya sehingga kelenjar hipofisis akan terangsang dan mensekresi
pengeluaran adenocorticotropic hormone (ACHT) yang akhirnya menstimulasi
pengeluaran hormone kortisol dari kelenjar adrenal Jika seseorang mengalami
teakanan maka tubuh secara alamiah akan meningkatkan pengeluaran
ketokolamin dan hormone kortisol pengeluaran kedua zat ini tergantung pada
derajat tekanan yang dialami oleh individu Ketokolamin berperan dalam
menyediakan energy yang cukup dari beberapa organ vital tubuh dalam
bereaksi terhadap tekanan tersebut Hormon kortisol berperan dalam
menghentikan aktivasi sistem saraf simpatik dan beberapa sistem tubuh yang
bersifat defensive tadi yang timbuk akibat dari peristiwa traumatic yang
dialami oleh individu tersebut Dengan kata lain hormone kortisol berperan
dalam proses terminasi dari respon tubuh dalam menghadapi tekanan
9
Peningkatan hormone kortisol akan menimbulkan efek umpan balik negative
pada aksis HPA tersebut
VI PEDOMAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnosis dari gangguan stress pasca trauma berdasarkan
PPDGJ III (F 431) adalah sebagai berikut
1 Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten berkisar antara
beberapa minggu sampai beberapa bulan jarang sampai melampaui 6
bulan) Kemungkina diagnosis masih dapat ditegakan apabila tertundanya
waktu mulai saat kejadian dan awitan gangguan melebihi waktu 6 bulan
asal saja menifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternative
katagori gangguan lainnya
2 sebagai bukti tambahan selain trauma ahrus didapatkan baying-bayang
atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang
kembali
3 gangguan otonomik gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya
dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas
4 Suatu ldquosequelerdquo menahun yang terjadi lambat stelah stress yang luar
biasa misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma diklasifikasikan
dalam katagori F620 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama
setelah mengalami katasrofa)
10
VII PENTALAKSANAAN
Pengobatan Gangguan stres pasca-trauma dapat membantu Anda memperoleh
kembali rasa kendali atas kehidupan Anda Dengan suksesnya pengobatan
gangguan stres pasca-trauma Anda juga dapat merasa lebih baik tentang diri
sendiri dan belajar cara untuk mengatasi jika gejala PTSD muncul lagi
Pengobatan Gangguan Stres pasca-trauma sering meliputi pengobatan dan
psikoterapi Menggabungkan perawatan ini dapat membantu mengurangi
gejala dan mengajarkan keterampilan untuk mengatasi lebih baik terhadap
peristiwa traumatik ndash dan kehidupan secara umum
Obat
Beberapa jenis obat dapat membantu gejala post-traumatic stress disorder
membaik
1048707 Antipsikotik Dalam beberapa kasus Anda mungkin diresepkanpengobatan
singkat antipsikotik untuk meredakan kecemasan yang parah dan masalah
yang terkait seperti sulit tidur atau ledakan emosional
1048707 Antidepresan Obat-obat ini dapat membantu gejala depresi dan kecemasan
Anti depresan juga dapat membantu membantu mengatasi masalah tidur dan
meningkatkan konsentrasi Anda Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
obat sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil) disetujui FDA untuk
pengobatan PTSD
1048707 Anti-kecemasan Obat ini juga dapat mengurangi perasaan cemas dan stres
1048707 Prazosin Jika gejala termasuk insomnia atau mimpi buruk berulang obat
yang disebut prazosin (Minipress) dapat membantu Prazosin yang telah
11
digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan hipertensi juga
menghambat respon otak untuk bahan kimia otak seperti adrenalin yang
disebut norepinefrin Meskipun obat ini tidak secara khusus disetujui untuk
pengobatan PTSD prazosin dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk
pada banyak orang dengan PTSD
Psikoterapi
Beberapa jenis terapi dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang
dewasa dengan post-traumatic stress disorder Anda dapat mencoba lebih dari
satu atau menggabungkan jenis sebelum menemukan yang sesuai atau tepat
untuk Anda Anda juga dapat mencoba terapi individu terapi kelompok atau
keduanya Terapi kelompok dapat menawarkan cara untuk terhubung ke orang
lain melalui pengalaman yang sama
Beberapa jenis terapi yang digunakan dalam pengobatan PTSD meliputi
1048707 Terapi kognitif Jenis terapi bicara membantu Anda mengenali cara berpikir
(pola kognitif) yang membuat Anda terjebak ndash misalnya cara-cara negatif atau
tidak akurat dalam memahami situasi normal Dalam pengobatan PTSD terapi
kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi
eksposur
1048707 Terapi Paparan(eksposur) Teknik terapi perilaku membantu Anda secara
aman menghadapi hal yang sangat menakutkan yang Anda temukan sehingga
Anda dapat belajar untuk mengatasi secara efektif Sebuah pendekatan baru
untuk terapi pemaparan menggunakan program ldquovirtual realityrdquo yang
12
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I DEFINISI
Gangguan stres pasca trauma (GSPT) adalah gangguan psikologis yang
terjadi pada orang-orang yang pernah mengalami suatu peristiwa yang tragis atau
luar biasa Menurut Schiraldi (2000) GSPT muncul dari pemajanan atas suatu
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang sangat menekan seperti perkosaan
kekerasan dalam rumah tangga kekerasan terhadap anak perang kecelakaan
bencana alam dan kerusuhan politik
Peristiwa traumatis yang menjadi pemicu gangguan stres pasca trauma
berbeda dengan pemicu gangguan stres biasa Peristiwa pemicu GSPT biasanya
bersifat luar biasa tiba-tiba dan sangat menekan Menurut Scheraldi (2000)
peristiwa pemicu GSPT dikategorikan sebagai traumatic stessor sedangkan
pemicu stress atau kecemasan biasa disebut ordinary stressor atau adjustment
stressor Pada individu yang mengalami ordinary stressor kebanyakan mampu
mengatasinya sebaliknya untuk peristiwa traumatic stressor belum tentu semua
individu mampu mengatasinya karena perbedaan kapasitas menghadapi
catastrophic stress
II EPIDEMIOLOGI
Menurut Schiraldi (2000) kalangan psikiater memperkirakan bahwa 1
sampai 3 persen dari populasi penduduk dunia secara klinis pernah mengalami
3
GSPT Sedangkan Hassanuddin (2004) menjelaskan bahwa kelompok
terjadinya GSPT terhadap trauma spesifik yakni bencana Alam (37 laki-
laki 54 wanita) Korban Kriminalitas (18 laki-laki 218 wanita)
Peperangan (38 laki-laki 18 wanita) perkosaan (405 laki-laki 65
wanita) Dijelaskan lebih lanjut bahwa secara umum 10-20 seseorang
terkena trauma akan berkembang menjadi GSPT Namun jika tidak terjadi
GSPT 77 korban berisiko terjadi gangguan depresi mayor
III ETIOLOGI
a Biologis
Ditinjau dari aspek biologis PTSD terjadi karena ada proses yang terjadi
di otak Individu yang mengalami PTSD akan merasakan berbagai perubahan
pada fisiknya Sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom akan terpengaruh
oleh kondisi ini Selain itu juga terjadi penurunan ukuran dari hipokampus dan
amigdala yang over reaktif Komponen yang paling penting adalah memori
karena kejadian traumatis akan berulang terus menerus melalui memori
Hipokampus dan amigdala adalah kunci dari memori manusia (Schiraldi2009)
Diyakini bahwa amigdala adalah fear center dari otak Sehingga bisa kita
pahami bahwa penderita PTSD akan mengalami amigdala yang over reaktif
Amigdala membantu otak dalam membuat hubungan anatara situasi yang
menimbulkan ketakutan di masa lalu dank arena kondisi ini berpasangan
dengan situasi saat ini yang bisa saja netral Individu akan mempertahankan
kondisi waspada yang konstan pada saat situasi yang tidak tepat karena pada
saat itu otak memerintahkan individu bahwa situasi aman sedang menghadapi
4
ancaman Hipokampus juga memainkan peran yang penting pada fungsi belajar
dan memori Beberapa ahli menyebutkan bahwa hipokampus adalah bagian
yang menciptakan harapan-harapan terhadap situasi yang akan memeberikan
reward atau situasi yang akan menimbulkan punishment berdasarkan pada
memori dan pengalaman belajar dari masa lalu Pada penderita PTSD dengan
kerusakan hipokampus ditemukan bahwa otak akan mengalami kesulitan
untuk belajar harapan ndashharapan baru untuk berbagai situasi yang terjadi setelah
kejadian traumatis Pada penderita PTSD juga mengalami derajat hormone
stress yang tidak normal Penelitian menunjukan bahwa individu dengan PTSD
memiliki hormone kortisol yang rendah jika dibandingkan dengan individu
yang tidak mengalami PTSD dan hormone epinefrin dan norepinefrin dalam
jumlah yang lebih rata-rata Ketiga hormone tersebut berperan penting dalam
kondisi ldquoflight or fightrdquo Individu dengan PTSD juga memilki kadar natural
opiate yang tinggi Kondisi ini akan membuat individu untuk mengalami
kembali trauma dalam hal untuk mencapai respon dari opiate Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya amigdala dan berbagai struktur lainnya seperti
hipotalamus bagian abu-abu otak dan nucleus mengaktifkan neurotransmitter
dan endoktrin untuk menghasilkan hormone-hormon yang berperan dari
berbagai gejala PTSD Bagian otak depan (frontal) sebenarnya berfungsi untuk
menghambat aktifitas ini walaupun begitu pada penelitian terhadap orang-
orang yang mengalami PTSD bagian ini mengalami kesulitan untuk
menghambat aktivitas sistem amigdala Penyebab lain dari segi biologi
seseorang akan menderita PTSD adalah adanya riwayat keluarga yang
5
menderita gangguan jiwa seperti depresi dan kecemasan Adanya faktor genetic
juga berpengaruh dalam kemungkinan seseorang menderita PTSD atau tidak
Walaupun begitu faktor genetic tidak merupakan penyebab utama terjadinya
PTSD
b Psikologis
Pengalaman hidup yang dialami oleh seseorang sepanjang hidupnya juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya PTSD Pengalaman hidup
mencangkup pengalaman yang dialami jumlah dan tingkat leparahan peristiwa
traumatic yang dialami oleh individu tersebut juga memberikan pengaruh
Smith dan segal menyebutkan peristiwa traumatic yang dapat mengarah kepada
munculnya PTSD termasuk perangperkosaanbencana alam kecelakaan
mobil pesawatpenyerangan fisik penyiksaan seksualfisik prosedur medical
terutama pada anak-anak Faktor yang dibawah oleh individu dari lahir yaitu
sifat bawaan atau sering disebut dengan kepribadian seseorang juga merupakan
penyebab terjadinya PTSD Pengalaman pada masa lalu bisa menyebabkan
seseorang menderita PTSD Pengalaman masa lalu terkait pengalaman anak-
anak seperti menjadi korban kekerasan seksual perpiasahan orang tua pada
usia diniperceraian bahkan kemiskinan
IV FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor presdisposisi bagi seseorang individu untuk mengalami
gangguan stress pasca trauma adalah
a adanya gangguan psikiatrik sebelum trauma baik pada individu yang
bersangkutan maupun keluarganya
6
b adanya trauma masa kanak seperti kekerasan fisik maupun seksual
c kecenderungan untuk mudah menjadi khawatir
d ciri kepribadian ambang paranoid dependent atau antisocial
e mempunyai karakter yang bersifat introvert atau isolasi social adanya
problem berupa kesulitan untuk menyusaikan diri
f adanya kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi secara bermakna
g terpapar kejadian-kejadian dalam kehidupan yang luar biasa sebelumnya
baik tunggal maupun ganda dan dirasakan secara subjektif oleh individu
yang bersangkutan
Tipe kejadian yang cenderung akan meningkatkan angka kejadian
gangguan stress pasca trauma dapat dikatagorikan menjadi
1 Mereka yang mengalami tindak kekerasan interpersonal
2 Mereka yang mengalami kecelakaan atau bencana alam yang
mengancam nyawa abik berupa kejadian yang alamiah atau kejadian
yang dibuat oleh manusia
3 Trauma berulang dan bersifat kronik berdasarkan DSM IVada
beberapa jenis kejadian yang potensial mungkin akan meningkatkan
angka kejadian gangguan stress pasca trauma yaitu
a Kekerasan personal (seksualpenyerangan fisik dan perampokan)
b Penculikan
c Penyandraan
d Serangan militer
e Serangan teroris
7
f Penyiksaan
g Ditahan dalam penjara sebagai tahanan politik
h Bencana alam baik yang alamiah maupun yang dibuat manusia
i Didiagnosis menagalami penyakit berat yang mengancam kehidupan
V PATOGENESIS
Gejala ndashgejala gangguan stress pasca trauma timbul sebagai akibat dari
respons biologic dan juga psikologik seorang individu kondisi ini terjadi
karena aktivasi dari beberapa sistem di otak yang berkaitan dengan timbulnya
perasaan takut pada seseorang Terpaparnya seseorang oleh peristiwa yang
traumatic akan menimbulkan respons takut sehingga otak dengan sendirinya
akan menilai kondisi keberbahayaan peristiwa yang dialami serta
mengorganisasi suatu respons prilaku yang sesuai Dalam hal ini Amigdala
merupaka bagian otak yang sangat berperan besar Amigdala kan mengaktivasi
beberapa neurotransmitter serta bahan-bahan neurokimiawi di otak jika
seseorang menghadapi peristiwa traumatic yang mengancam nyawa sebagai
respons tubuh untuk menghadapi peristiwa tersebut Dalam waktu beberapa
milidetik setelah mengalami peristiwa tersebut amigdala dengan segera akan
bereaksi dengan memberikan tanda darurat kepada
1 Sistem saraf simpatif (ketokolamin)
2 Sistem saraf parasimpatis
3 Aksis hipotalamus-hipofisis-kelenjar adrenal (Aksis HPA)
Akibat dari perangsangan pada sistem saraf simpatis segera setelah
mengalami peristiwa traumatic maka akan terjadi peningkatan denyut jantung
8
dan tekanan darah Kondisi ini disebut sebagai reaksi ldquofight or flight reactionrdquo
reaksi ini juga akan meningkatkan aliran darah dan jumlah glukosa pada otot-
otot skeletal sehingga membuat seseorang sanggup untuk berhadapan dengan
peristiwa tersebut atau jika mungkin memberikan reaksi interaktif terhadap
ancaman yang optimal Reaksi sisten saraf parasimpatis berupa membatasi
reaksi simpatis pada beberapa jaringan tubuh anmun respons ini bekerja secara
bebas dan tidak berkaitan dengan respons yang diberikan oleh sistem saraf
sinpatis Aksis HPA juga akan terstimulasi oleh beberapa neuropeptida otak
pada waktu orang berhadapan dengan peristiwa traumatic Hipotalamus akan
mengeluarkan Cortico Releasing Factor (CRF) dan beberapa neuropeptida
regulator lainnya sehingga kelenjar hipofisis akan terangsang dan mensekresi
pengeluaran adenocorticotropic hormone (ACHT) yang akhirnya menstimulasi
pengeluaran hormone kortisol dari kelenjar adrenal Jika seseorang mengalami
teakanan maka tubuh secara alamiah akan meningkatkan pengeluaran
ketokolamin dan hormone kortisol pengeluaran kedua zat ini tergantung pada
derajat tekanan yang dialami oleh individu Ketokolamin berperan dalam
menyediakan energy yang cukup dari beberapa organ vital tubuh dalam
bereaksi terhadap tekanan tersebut Hormon kortisol berperan dalam
menghentikan aktivasi sistem saraf simpatik dan beberapa sistem tubuh yang
bersifat defensive tadi yang timbuk akibat dari peristiwa traumatic yang
dialami oleh individu tersebut Dengan kata lain hormone kortisol berperan
dalam proses terminasi dari respon tubuh dalam menghadapi tekanan
9
Peningkatan hormone kortisol akan menimbulkan efek umpan balik negative
pada aksis HPA tersebut
VI PEDOMAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnosis dari gangguan stress pasca trauma berdasarkan
PPDGJ III (F 431) adalah sebagai berikut
1 Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten berkisar antara
beberapa minggu sampai beberapa bulan jarang sampai melampaui 6
bulan) Kemungkina diagnosis masih dapat ditegakan apabila tertundanya
waktu mulai saat kejadian dan awitan gangguan melebihi waktu 6 bulan
asal saja menifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternative
katagori gangguan lainnya
2 sebagai bukti tambahan selain trauma ahrus didapatkan baying-bayang
atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang
kembali
3 gangguan otonomik gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya
dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas
4 Suatu ldquosequelerdquo menahun yang terjadi lambat stelah stress yang luar
biasa misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma diklasifikasikan
dalam katagori F620 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama
setelah mengalami katasrofa)
10
VII PENTALAKSANAAN
Pengobatan Gangguan stres pasca-trauma dapat membantu Anda memperoleh
kembali rasa kendali atas kehidupan Anda Dengan suksesnya pengobatan
gangguan stres pasca-trauma Anda juga dapat merasa lebih baik tentang diri
sendiri dan belajar cara untuk mengatasi jika gejala PTSD muncul lagi
Pengobatan Gangguan Stres pasca-trauma sering meliputi pengobatan dan
psikoterapi Menggabungkan perawatan ini dapat membantu mengurangi
gejala dan mengajarkan keterampilan untuk mengatasi lebih baik terhadap
peristiwa traumatik ndash dan kehidupan secara umum
Obat
Beberapa jenis obat dapat membantu gejala post-traumatic stress disorder
membaik
1048707 Antipsikotik Dalam beberapa kasus Anda mungkin diresepkanpengobatan
singkat antipsikotik untuk meredakan kecemasan yang parah dan masalah
yang terkait seperti sulit tidur atau ledakan emosional
1048707 Antidepresan Obat-obat ini dapat membantu gejala depresi dan kecemasan
Anti depresan juga dapat membantu membantu mengatasi masalah tidur dan
meningkatkan konsentrasi Anda Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
obat sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil) disetujui FDA untuk
pengobatan PTSD
1048707 Anti-kecemasan Obat ini juga dapat mengurangi perasaan cemas dan stres
1048707 Prazosin Jika gejala termasuk insomnia atau mimpi buruk berulang obat
yang disebut prazosin (Minipress) dapat membantu Prazosin yang telah
11
digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan hipertensi juga
menghambat respon otak untuk bahan kimia otak seperti adrenalin yang
disebut norepinefrin Meskipun obat ini tidak secara khusus disetujui untuk
pengobatan PTSD prazosin dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk
pada banyak orang dengan PTSD
Psikoterapi
Beberapa jenis terapi dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang
dewasa dengan post-traumatic stress disorder Anda dapat mencoba lebih dari
satu atau menggabungkan jenis sebelum menemukan yang sesuai atau tepat
untuk Anda Anda juga dapat mencoba terapi individu terapi kelompok atau
keduanya Terapi kelompok dapat menawarkan cara untuk terhubung ke orang
lain melalui pengalaman yang sama
Beberapa jenis terapi yang digunakan dalam pengobatan PTSD meliputi
1048707 Terapi kognitif Jenis terapi bicara membantu Anda mengenali cara berpikir
(pola kognitif) yang membuat Anda terjebak ndash misalnya cara-cara negatif atau
tidak akurat dalam memahami situasi normal Dalam pengobatan PTSD terapi
kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi
eksposur
1048707 Terapi Paparan(eksposur) Teknik terapi perilaku membantu Anda secara
aman menghadapi hal yang sangat menakutkan yang Anda temukan sehingga
Anda dapat belajar untuk mengatasi secara efektif Sebuah pendekatan baru
untuk terapi pemaparan menggunakan program ldquovirtual realityrdquo yang
12
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
GSPT Sedangkan Hassanuddin (2004) menjelaskan bahwa kelompok
terjadinya GSPT terhadap trauma spesifik yakni bencana Alam (37 laki-
laki 54 wanita) Korban Kriminalitas (18 laki-laki 218 wanita)
Peperangan (38 laki-laki 18 wanita) perkosaan (405 laki-laki 65
wanita) Dijelaskan lebih lanjut bahwa secara umum 10-20 seseorang
terkena trauma akan berkembang menjadi GSPT Namun jika tidak terjadi
GSPT 77 korban berisiko terjadi gangguan depresi mayor
III ETIOLOGI
a Biologis
Ditinjau dari aspek biologis PTSD terjadi karena ada proses yang terjadi
di otak Individu yang mengalami PTSD akan merasakan berbagai perubahan
pada fisiknya Sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom akan terpengaruh
oleh kondisi ini Selain itu juga terjadi penurunan ukuran dari hipokampus dan
amigdala yang over reaktif Komponen yang paling penting adalah memori
karena kejadian traumatis akan berulang terus menerus melalui memori
Hipokampus dan amigdala adalah kunci dari memori manusia (Schiraldi2009)
Diyakini bahwa amigdala adalah fear center dari otak Sehingga bisa kita
pahami bahwa penderita PTSD akan mengalami amigdala yang over reaktif
Amigdala membantu otak dalam membuat hubungan anatara situasi yang
menimbulkan ketakutan di masa lalu dank arena kondisi ini berpasangan
dengan situasi saat ini yang bisa saja netral Individu akan mempertahankan
kondisi waspada yang konstan pada saat situasi yang tidak tepat karena pada
saat itu otak memerintahkan individu bahwa situasi aman sedang menghadapi
4
ancaman Hipokampus juga memainkan peran yang penting pada fungsi belajar
dan memori Beberapa ahli menyebutkan bahwa hipokampus adalah bagian
yang menciptakan harapan-harapan terhadap situasi yang akan memeberikan
reward atau situasi yang akan menimbulkan punishment berdasarkan pada
memori dan pengalaman belajar dari masa lalu Pada penderita PTSD dengan
kerusakan hipokampus ditemukan bahwa otak akan mengalami kesulitan
untuk belajar harapan ndashharapan baru untuk berbagai situasi yang terjadi setelah
kejadian traumatis Pada penderita PTSD juga mengalami derajat hormone
stress yang tidak normal Penelitian menunjukan bahwa individu dengan PTSD
memiliki hormone kortisol yang rendah jika dibandingkan dengan individu
yang tidak mengalami PTSD dan hormone epinefrin dan norepinefrin dalam
jumlah yang lebih rata-rata Ketiga hormone tersebut berperan penting dalam
kondisi ldquoflight or fightrdquo Individu dengan PTSD juga memilki kadar natural
opiate yang tinggi Kondisi ini akan membuat individu untuk mengalami
kembali trauma dalam hal untuk mencapai respon dari opiate Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya amigdala dan berbagai struktur lainnya seperti
hipotalamus bagian abu-abu otak dan nucleus mengaktifkan neurotransmitter
dan endoktrin untuk menghasilkan hormone-hormon yang berperan dari
berbagai gejala PTSD Bagian otak depan (frontal) sebenarnya berfungsi untuk
menghambat aktifitas ini walaupun begitu pada penelitian terhadap orang-
orang yang mengalami PTSD bagian ini mengalami kesulitan untuk
menghambat aktivitas sistem amigdala Penyebab lain dari segi biologi
seseorang akan menderita PTSD adalah adanya riwayat keluarga yang
5
menderita gangguan jiwa seperti depresi dan kecemasan Adanya faktor genetic
juga berpengaruh dalam kemungkinan seseorang menderita PTSD atau tidak
Walaupun begitu faktor genetic tidak merupakan penyebab utama terjadinya
PTSD
b Psikologis
Pengalaman hidup yang dialami oleh seseorang sepanjang hidupnya juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya PTSD Pengalaman hidup
mencangkup pengalaman yang dialami jumlah dan tingkat leparahan peristiwa
traumatic yang dialami oleh individu tersebut juga memberikan pengaruh
Smith dan segal menyebutkan peristiwa traumatic yang dapat mengarah kepada
munculnya PTSD termasuk perangperkosaanbencana alam kecelakaan
mobil pesawatpenyerangan fisik penyiksaan seksualfisik prosedur medical
terutama pada anak-anak Faktor yang dibawah oleh individu dari lahir yaitu
sifat bawaan atau sering disebut dengan kepribadian seseorang juga merupakan
penyebab terjadinya PTSD Pengalaman pada masa lalu bisa menyebabkan
seseorang menderita PTSD Pengalaman masa lalu terkait pengalaman anak-
anak seperti menjadi korban kekerasan seksual perpiasahan orang tua pada
usia diniperceraian bahkan kemiskinan
IV FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor presdisposisi bagi seseorang individu untuk mengalami
gangguan stress pasca trauma adalah
a adanya gangguan psikiatrik sebelum trauma baik pada individu yang
bersangkutan maupun keluarganya
6
b adanya trauma masa kanak seperti kekerasan fisik maupun seksual
c kecenderungan untuk mudah menjadi khawatir
d ciri kepribadian ambang paranoid dependent atau antisocial
e mempunyai karakter yang bersifat introvert atau isolasi social adanya
problem berupa kesulitan untuk menyusaikan diri
f adanya kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi secara bermakna
g terpapar kejadian-kejadian dalam kehidupan yang luar biasa sebelumnya
baik tunggal maupun ganda dan dirasakan secara subjektif oleh individu
yang bersangkutan
Tipe kejadian yang cenderung akan meningkatkan angka kejadian
gangguan stress pasca trauma dapat dikatagorikan menjadi
1 Mereka yang mengalami tindak kekerasan interpersonal
2 Mereka yang mengalami kecelakaan atau bencana alam yang
mengancam nyawa abik berupa kejadian yang alamiah atau kejadian
yang dibuat oleh manusia
3 Trauma berulang dan bersifat kronik berdasarkan DSM IVada
beberapa jenis kejadian yang potensial mungkin akan meningkatkan
angka kejadian gangguan stress pasca trauma yaitu
a Kekerasan personal (seksualpenyerangan fisik dan perampokan)
b Penculikan
c Penyandraan
d Serangan militer
e Serangan teroris
7
f Penyiksaan
g Ditahan dalam penjara sebagai tahanan politik
h Bencana alam baik yang alamiah maupun yang dibuat manusia
i Didiagnosis menagalami penyakit berat yang mengancam kehidupan
V PATOGENESIS
Gejala ndashgejala gangguan stress pasca trauma timbul sebagai akibat dari
respons biologic dan juga psikologik seorang individu kondisi ini terjadi
karena aktivasi dari beberapa sistem di otak yang berkaitan dengan timbulnya
perasaan takut pada seseorang Terpaparnya seseorang oleh peristiwa yang
traumatic akan menimbulkan respons takut sehingga otak dengan sendirinya
akan menilai kondisi keberbahayaan peristiwa yang dialami serta
mengorganisasi suatu respons prilaku yang sesuai Dalam hal ini Amigdala
merupaka bagian otak yang sangat berperan besar Amigdala kan mengaktivasi
beberapa neurotransmitter serta bahan-bahan neurokimiawi di otak jika
seseorang menghadapi peristiwa traumatic yang mengancam nyawa sebagai
respons tubuh untuk menghadapi peristiwa tersebut Dalam waktu beberapa
milidetik setelah mengalami peristiwa tersebut amigdala dengan segera akan
bereaksi dengan memberikan tanda darurat kepada
1 Sistem saraf simpatif (ketokolamin)
2 Sistem saraf parasimpatis
3 Aksis hipotalamus-hipofisis-kelenjar adrenal (Aksis HPA)
Akibat dari perangsangan pada sistem saraf simpatis segera setelah
mengalami peristiwa traumatic maka akan terjadi peningkatan denyut jantung
8
dan tekanan darah Kondisi ini disebut sebagai reaksi ldquofight or flight reactionrdquo
reaksi ini juga akan meningkatkan aliran darah dan jumlah glukosa pada otot-
otot skeletal sehingga membuat seseorang sanggup untuk berhadapan dengan
peristiwa tersebut atau jika mungkin memberikan reaksi interaktif terhadap
ancaman yang optimal Reaksi sisten saraf parasimpatis berupa membatasi
reaksi simpatis pada beberapa jaringan tubuh anmun respons ini bekerja secara
bebas dan tidak berkaitan dengan respons yang diberikan oleh sistem saraf
sinpatis Aksis HPA juga akan terstimulasi oleh beberapa neuropeptida otak
pada waktu orang berhadapan dengan peristiwa traumatic Hipotalamus akan
mengeluarkan Cortico Releasing Factor (CRF) dan beberapa neuropeptida
regulator lainnya sehingga kelenjar hipofisis akan terangsang dan mensekresi
pengeluaran adenocorticotropic hormone (ACHT) yang akhirnya menstimulasi
pengeluaran hormone kortisol dari kelenjar adrenal Jika seseorang mengalami
teakanan maka tubuh secara alamiah akan meningkatkan pengeluaran
ketokolamin dan hormone kortisol pengeluaran kedua zat ini tergantung pada
derajat tekanan yang dialami oleh individu Ketokolamin berperan dalam
menyediakan energy yang cukup dari beberapa organ vital tubuh dalam
bereaksi terhadap tekanan tersebut Hormon kortisol berperan dalam
menghentikan aktivasi sistem saraf simpatik dan beberapa sistem tubuh yang
bersifat defensive tadi yang timbuk akibat dari peristiwa traumatic yang
dialami oleh individu tersebut Dengan kata lain hormone kortisol berperan
dalam proses terminasi dari respon tubuh dalam menghadapi tekanan
9
Peningkatan hormone kortisol akan menimbulkan efek umpan balik negative
pada aksis HPA tersebut
VI PEDOMAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnosis dari gangguan stress pasca trauma berdasarkan
PPDGJ III (F 431) adalah sebagai berikut
1 Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten berkisar antara
beberapa minggu sampai beberapa bulan jarang sampai melampaui 6
bulan) Kemungkina diagnosis masih dapat ditegakan apabila tertundanya
waktu mulai saat kejadian dan awitan gangguan melebihi waktu 6 bulan
asal saja menifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternative
katagori gangguan lainnya
2 sebagai bukti tambahan selain trauma ahrus didapatkan baying-bayang
atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang
kembali
3 gangguan otonomik gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya
dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas
4 Suatu ldquosequelerdquo menahun yang terjadi lambat stelah stress yang luar
biasa misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma diklasifikasikan
dalam katagori F620 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama
setelah mengalami katasrofa)
10
VII PENTALAKSANAAN
Pengobatan Gangguan stres pasca-trauma dapat membantu Anda memperoleh
kembali rasa kendali atas kehidupan Anda Dengan suksesnya pengobatan
gangguan stres pasca-trauma Anda juga dapat merasa lebih baik tentang diri
sendiri dan belajar cara untuk mengatasi jika gejala PTSD muncul lagi
Pengobatan Gangguan Stres pasca-trauma sering meliputi pengobatan dan
psikoterapi Menggabungkan perawatan ini dapat membantu mengurangi
gejala dan mengajarkan keterampilan untuk mengatasi lebih baik terhadap
peristiwa traumatik ndash dan kehidupan secara umum
Obat
Beberapa jenis obat dapat membantu gejala post-traumatic stress disorder
membaik
1048707 Antipsikotik Dalam beberapa kasus Anda mungkin diresepkanpengobatan
singkat antipsikotik untuk meredakan kecemasan yang parah dan masalah
yang terkait seperti sulit tidur atau ledakan emosional
1048707 Antidepresan Obat-obat ini dapat membantu gejala depresi dan kecemasan
Anti depresan juga dapat membantu membantu mengatasi masalah tidur dan
meningkatkan konsentrasi Anda Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
obat sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil) disetujui FDA untuk
pengobatan PTSD
1048707 Anti-kecemasan Obat ini juga dapat mengurangi perasaan cemas dan stres
1048707 Prazosin Jika gejala termasuk insomnia atau mimpi buruk berulang obat
yang disebut prazosin (Minipress) dapat membantu Prazosin yang telah
11
digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan hipertensi juga
menghambat respon otak untuk bahan kimia otak seperti adrenalin yang
disebut norepinefrin Meskipun obat ini tidak secara khusus disetujui untuk
pengobatan PTSD prazosin dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk
pada banyak orang dengan PTSD
Psikoterapi
Beberapa jenis terapi dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang
dewasa dengan post-traumatic stress disorder Anda dapat mencoba lebih dari
satu atau menggabungkan jenis sebelum menemukan yang sesuai atau tepat
untuk Anda Anda juga dapat mencoba terapi individu terapi kelompok atau
keduanya Terapi kelompok dapat menawarkan cara untuk terhubung ke orang
lain melalui pengalaman yang sama
Beberapa jenis terapi yang digunakan dalam pengobatan PTSD meliputi
1048707 Terapi kognitif Jenis terapi bicara membantu Anda mengenali cara berpikir
(pola kognitif) yang membuat Anda terjebak ndash misalnya cara-cara negatif atau
tidak akurat dalam memahami situasi normal Dalam pengobatan PTSD terapi
kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi
eksposur
1048707 Terapi Paparan(eksposur) Teknik terapi perilaku membantu Anda secara
aman menghadapi hal yang sangat menakutkan yang Anda temukan sehingga
Anda dapat belajar untuk mengatasi secara efektif Sebuah pendekatan baru
untuk terapi pemaparan menggunakan program ldquovirtual realityrdquo yang
12
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
ancaman Hipokampus juga memainkan peran yang penting pada fungsi belajar
dan memori Beberapa ahli menyebutkan bahwa hipokampus adalah bagian
yang menciptakan harapan-harapan terhadap situasi yang akan memeberikan
reward atau situasi yang akan menimbulkan punishment berdasarkan pada
memori dan pengalaman belajar dari masa lalu Pada penderita PTSD dengan
kerusakan hipokampus ditemukan bahwa otak akan mengalami kesulitan
untuk belajar harapan ndashharapan baru untuk berbagai situasi yang terjadi setelah
kejadian traumatis Pada penderita PTSD juga mengalami derajat hormone
stress yang tidak normal Penelitian menunjukan bahwa individu dengan PTSD
memiliki hormone kortisol yang rendah jika dibandingkan dengan individu
yang tidak mengalami PTSD dan hormone epinefrin dan norepinefrin dalam
jumlah yang lebih rata-rata Ketiga hormone tersebut berperan penting dalam
kondisi ldquoflight or fightrdquo Individu dengan PTSD juga memilki kadar natural
opiate yang tinggi Kondisi ini akan membuat individu untuk mengalami
kembali trauma dalam hal untuk mencapai respon dari opiate Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya amigdala dan berbagai struktur lainnya seperti
hipotalamus bagian abu-abu otak dan nucleus mengaktifkan neurotransmitter
dan endoktrin untuk menghasilkan hormone-hormon yang berperan dari
berbagai gejala PTSD Bagian otak depan (frontal) sebenarnya berfungsi untuk
menghambat aktifitas ini walaupun begitu pada penelitian terhadap orang-
orang yang mengalami PTSD bagian ini mengalami kesulitan untuk
menghambat aktivitas sistem amigdala Penyebab lain dari segi biologi
seseorang akan menderita PTSD adalah adanya riwayat keluarga yang
5
menderita gangguan jiwa seperti depresi dan kecemasan Adanya faktor genetic
juga berpengaruh dalam kemungkinan seseorang menderita PTSD atau tidak
Walaupun begitu faktor genetic tidak merupakan penyebab utama terjadinya
PTSD
b Psikologis
Pengalaman hidup yang dialami oleh seseorang sepanjang hidupnya juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya PTSD Pengalaman hidup
mencangkup pengalaman yang dialami jumlah dan tingkat leparahan peristiwa
traumatic yang dialami oleh individu tersebut juga memberikan pengaruh
Smith dan segal menyebutkan peristiwa traumatic yang dapat mengarah kepada
munculnya PTSD termasuk perangperkosaanbencana alam kecelakaan
mobil pesawatpenyerangan fisik penyiksaan seksualfisik prosedur medical
terutama pada anak-anak Faktor yang dibawah oleh individu dari lahir yaitu
sifat bawaan atau sering disebut dengan kepribadian seseorang juga merupakan
penyebab terjadinya PTSD Pengalaman pada masa lalu bisa menyebabkan
seseorang menderita PTSD Pengalaman masa lalu terkait pengalaman anak-
anak seperti menjadi korban kekerasan seksual perpiasahan orang tua pada
usia diniperceraian bahkan kemiskinan
IV FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor presdisposisi bagi seseorang individu untuk mengalami
gangguan stress pasca trauma adalah
a adanya gangguan psikiatrik sebelum trauma baik pada individu yang
bersangkutan maupun keluarganya
6
b adanya trauma masa kanak seperti kekerasan fisik maupun seksual
c kecenderungan untuk mudah menjadi khawatir
d ciri kepribadian ambang paranoid dependent atau antisocial
e mempunyai karakter yang bersifat introvert atau isolasi social adanya
problem berupa kesulitan untuk menyusaikan diri
f adanya kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi secara bermakna
g terpapar kejadian-kejadian dalam kehidupan yang luar biasa sebelumnya
baik tunggal maupun ganda dan dirasakan secara subjektif oleh individu
yang bersangkutan
Tipe kejadian yang cenderung akan meningkatkan angka kejadian
gangguan stress pasca trauma dapat dikatagorikan menjadi
1 Mereka yang mengalami tindak kekerasan interpersonal
2 Mereka yang mengalami kecelakaan atau bencana alam yang
mengancam nyawa abik berupa kejadian yang alamiah atau kejadian
yang dibuat oleh manusia
3 Trauma berulang dan bersifat kronik berdasarkan DSM IVada
beberapa jenis kejadian yang potensial mungkin akan meningkatkan
angka kejadian gangguan stress pasca trauma yaitu
a Kekerasan personal (seksualpenyerangan fisik dan perampokan)
b Penculikan
c Penyandraan
d Serangan militer
e Serangan teroris
7
f Penyiksaan
g Ditahan dalam penjara sebagai tahanan politik
h Bencana alam baik yang alamiah maupun yang dibuat manusia
i Didiagnosis menagalami penyakit berat yang mengancam kehidupan
V PATOGENESIS
Gejala ndashgejala gangguan stress pasca trauma timbul sebagai akibat dari
respons biologic dan juga psikologik seorang individu kondisi ini terjadi
karena aktivasi dari beberapa sistem di otak yang berkaitan dengan timbulnya
perasaan takut pada seseorang Terpaparnya seseorang oleh peristiwa yang
traumatic akan menimbulkan respons takut sehingga otak dengan sendirinya
akan menilai kondisi keberbahayaan peristiwa yang dialami serta
mengorganisasi suatu respons prilaku yang sesuai Dalam hal ini Amigdala
merupaka bagian otak yang sangat berperan besar Amigdala kan mengaktivasi
beberapa neurotransmitter serta bahan-bahan neurokimiawi di otak jika
seseorang menghadapi peristiwa traumatic yang mengancam nyawa sebagai
respons tubuh untuk menghadapi peristiwa tersebut Dalam waktu beberapa
milidetik setelah mengalami peristiwa tersebut amigdala dengan segera akan
bereaksi dengan memberikan tanda darurat kepada
1 Sistem saraf simpatif (ketokolamin)
2 Sistem saraf parasimpatis
3 Aksis hipotalamus-hipofisis-kelenjar adrenal (Aksis HPA)
Akibat dari perangsangan pada sistem saraf simpatis segera setelah
mengalami peristiwa traumatic maka akan terjadi peningkatan denyut jantung
8
dan tekanan darah Kondisi ini disebut sebagai reaksi ldquofight or flight reactionrdquo
reaksi ini juga akan meningkatkan aliran darah dan jumlah glukosa pada otot-
otot skeletal sehingga membuat seseorang sanggup untuk berhadapan dengan
peristiwa tersebut atau jika mungkin memberikan reaksi interaktif terhadap
ancaman yang optimal Reaksi sisten saraf parasimpatis berupa membatasi
reaksi simpatis pada beberapa jaringan tubuh anmun respons ini bekerja secara
bebas dan tidak berkaitan dengan respons yang diberikan oleh sistem saraf
sinpatis Aksis HPA juga akan terstimulasi oleh beberapa neuropeptida otak
pada waktu orang berhadapan dengan peristiwa traumatic Hipotalamus akan
mengeluarkan Cortico Releasing Factor (CRF) dan beberapa neuropeptida
regulator lainnya sehingga kelenjar hipofisis akan terangsang dan mensekresi
pengeluaran adenocorticotropic hormone (ACHT) yang akhirnya menstimulasi
pengeluaran hormone kortisol dari kelenjar adrenal Jika seseorang mengalami
teakanan maka tubuh secara alamiah akan meningkatkan pengeluaran
ketokolamin dan hormone kortisol pengeluaran kedua zat ini tergantung pada
derajat tekanan yang dialami oleh individu Ketokolamin berperan dalam
menyediakan energy yang cukup dari beberapa organ vital tubuh dalam
bereaksi terhadap tekanan tersebut Hormon kortisol berperan dalam
menghentikan aktivasi sistem saraf simpatik dan beberapa sistem tubuh yang
bersifat defensive tadi yang timbuk akibat dari peristiwa traumatic yang
dialami oleh individu tersebut Dengan kata lain hormone kortisol berperan
dalam proses terminasi dari respon tubuh dalam menghadapi tekanan
9
Peningkatan hormone kortisol akan menimbulkan efek umpan balik negative
pada aksis HPA tersebut
VI PEDOMAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnosis dari gangguan stress pasca trauma berdasarkan
PPDGJ III (F 431) adalah sebagai berikut
1 Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten berkisar antara
beberapa minggu sampai beberapa bulan jarang sampai melampaui 6
bulan) Kemungkina diagnosis masih dapat ditegakan apabila tertundanya
waktu mulai saat kejadian dan awitan gangguan melebihi waktu 6 bulan
asal saja menifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternative
katagori gangguan lainnya
2 sebagai bukti tambahan selain trauma ahrus didapatkan baying-bayang
atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang
kembali
3 gangguan otonomik gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya
dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas
4 Suatu ldquosequelerdquo menahun yang terjadi lambat stelah stress yang luar
biasa misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma diklasifikasikan
dalam katagori F620 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama
setelah mengalami katasrofa)
10
VII PENTALAKSANAAN
Pengobatan Gangguan stres pasca-trauma dapat membantu Anda memperoleh
kembali rasa kendali atas kehidupan Anda Dengan suksesnya pengobatan
gangguan stres pasca-trauma Anda juga dapat merasa lebih baik tentang diri
sendiri dan belajar cara untuk mengatasi jika gejala PTSD muncul lagi
Pengobatan Gangguan Stres pasca-trauma sering meliputi pengobatan dan
psikoterapi Menggabungkan perawatan ini dapat membantu mengurangi
gejala dan mengajarkan keterampilan untuk mengatasi lebih baik terhadap
peristiwa traumatik ndash dan kehidupan secara umum
Obat
Beberapa jenis obat dapat membantu gejala post-traumatic stress disorder
membaik
1048707 Antipsikotik Dalam beberapa kasus Anda mungkin diresepkanpengobatan
singkat antipsikotik untuk meredakan kecemasan yang parah dan masalah
yang terkait seperti sulit tidur atau ledakan emosional
1048707 Antidepresan Obat-obat ini dapat membantu gejala depresi dan kecemasan
Anti depresan juga dapat membantu membantu mengatasi masalah tidur dan
meningkatkan konsentrasi Anda Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
obat sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil) disetujui FDA untuk
pengobatan PTSD
1048707 Anti-kecemasan Obat ini juga dapat mengurangi perasaan cemas dan stres
1048707 Prazosin Jika gejala termasuk insomnia atau mimpi buruk berulang obat
yang disebut prazosin (Minipress) dapat membantu Prazosin yang telah
11
digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan hipertensi juga
menghambat respon otak untuk bahan kimia otak seperti adrenalin yang
disebut norepinefrin Meskipun obat ini tidak secara khusus disetujui untuk
pengobatan PTSD prazosin dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk
pada banyak orang dengan PTSD
Psikoterapi
Beberapa jenis terapi dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang
dewasa dengan post-traumatic stress disorder Anda dapat mencoba lebih dari
satu atau menggabungkan jenis sebelum menemukan yang sesuai atau tepat
untuk Anda Anda juga dapat mencoba terapi individu terapi kelompok atau
keduanya Terapi kelompok dapat menawarkan cara untuk terhubung ke orang
lain melalui pengalaman yang sama
Beberapa jenis terapi yang digunakan dalam pengobatan PTSD meliputi
1048707 Terapi kognitif Jenis terapi bicara membantu Anda mengenali cara berpikir
(pola kognitif) yang membuat Anda terjebak ndash misalnya cara-cara negatif atau
tidak akurat dalam memahami situasi normal Dalam pengobatan PTSD terapi
kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi
eksposur
1048707 Terapi Paparan(eksposur) Teknik terapi perilaku membantu Anda secara
aman menghadapi hal yang sangat menakutkan yang Anda temukan sehingga
Anda dapat belajar untuk mengatasi secara efektif Sebuah pendekatan baru
untuk terapi pemaparan menggunakan program ldquovirtual realityrdquo yang
12
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
menderita gangguan jiwa seperti depresi dan kecemasan Adanya faktor genetic
juga berpengaruh dalam kemungkinan seseorang menderita PTSD atau tidak
Walaupun begitu faktor genetic tidak merupakan penyebab utama terjadinya
PTSD
b Psikologis
Pengalaman hidup yang dialami oleh seseorang sepanjang hidupnya juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya PTSD Pengalaman hidup
mencangkup pengalaman yang dialami jumlah dan tingkat leparahan peristiwa
traumatic yang dialami oleh individu tersebut juga memberikan pengaruh
Smith dan segal menyebutkan peristiwa traumatic yang dapat mengarah kepada
munculnya PTSD termasuk perangperkosaanbencana alam kecelakaan
mobil pesawatpenyerangan fisik penyiksaan seksualfisik prosedur medical
terutama pada anak-anak Faktor yang dibawah oleh individu dari lahir yaitu
sifat bawaan atau sering disebut dengan kepribadian seseorang juga merupakan
penyebab terjadinya PTSD Pengalaman pada masa lalu bisa menyebabkan
seseorang menderita PTSD Pengalaman masa lalu terkait pengalaman anak-
anak seperti menjadi korban kekerasan seksual perpiasahan orang tua pada
usia diniperceraian bahkan kemiskinan
IV FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor presdisposisi bagi seseorang individu untuk mengalami
gangguan stress pasca trauma adalah
a adanya gangguan psikiatrik sebelum trauma baik pada individu yang
bersangkutan maupun keluarganya
6
b adanya trauma masa kanak seperti kekerasan fisik maupun seksual
c kecenderungan untuk mudah menjadi khawatir
d ciri kepribadian ambang paranoid dependent atau antisocial
e mempunyai karakter yang bersifat introvert atau isolasi social adanya
problem berupa kesulitan untuk menyusaikan diri
f adanya kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi secara bermakna
g terpapar kejadian-kejadian dalam kehidupan yang luar biasa sebelumnya
baik tunggal maupun ganda dan dirasakan secara subjektif oleh individu
yang bersangkutan
Tipe kejadian yang cenderung akan meningkatkan angka kejadian
gangguan stress pasca trauma dapat dikatagorikan menjadi
1 Mereka yang mengalami tindak kekerasan interpersonal
2 Mereka yang mengalami kecelakaan atau bencana alam yang
mengancam nyawa abik berupa kejadian yang alamiah atau kejadian
yang dibuat oleh manusia
3 Trauma berulang dan bersifat kronik berdasarkan DSM IVada
beberapa jenis kejadian yang potensial mungkin akan meningkatkan
angka kejadian gangguan stress pasca trauma yaitu
a Kekerasan personal (seksualpenyerangan fisik dan perampokan)
b Penculikan
c Penyandraan
d Serangan militer
e Serangan teroris
7
f Penyiksaan
g Ditahan dalam penjara sebagai tahanan politik
h Bencana alam baik yang alamiah maupun yang dibuat manusia
i Didiagnosis menagalami penyakit berat yang mengancam kehidupan
V PATOGENESIS
Gejala ndashgejala gangguan stress pasca trauma timbul sebagai akibat dari
respons biologic dan juga psikologik seorang individu kondisi ini terjadi
karena aktivasi dari beberapa sistem di otak yang berkaitan dengan timbulnya
perasaan takut pada seseorang Terpaparnya seseorang oleh peristiwa yang
traumatic akan menimbulkan respons takut sehingga otak dengan sendirinya
akan menilai kondisi keberbahayaan peristiwa yang dialami serta
mengorganisasi suatu respons prilaku yang sesuai Dalam hal ini Amigdala
merupaka bagian otak yang sangat berperan besar Amigdala kan mengaktivasi
beberapa neurotransmitter serta bahan-bahan neurokimiawi di otak jika
seseorang menghadapi peristiwa traumatic yang mengancam nyawa sebagai
respons tubuh untuk menghadapi peristiwa tersebut Dalam waktu beberapa
milidetik setelah mengalami peristiwa tersebut amigdala dengan segera akan
bereaksi dengan memberikan tanda darurat kepada
1 Sistem saraf simpatif (ketokolamin)
2 Sistem saraf parasimpatis
3 Aksis hipotalamus-hipofisis-kelenjar adrenal (Aksis HPA)
Akibat dari perangsangan pada sistem saraf simpatis segera setelah
mengalami peristiwa traumatic maka akan terjadi peningkatan denyut jantung
8
dan tekanan darah Kondisi ini disebut sebagai reaksi ldquofight or flight reactionrdquo
reaksi ini juga akan meningkatkan aliran darah dan jumlah glukosa pada otot-
otot skeletal sehingga membuat seseorang sanggup untuk berhadapan dengan
peristiwa tersebut atau jika mungkin memberikan reaksi interaktif terhadap
ancaman yang optimal Reaksi sisten saraf parasimpatis berupa membatasi
reaksi simpatis pada beberapa jaringan tubuh anmun respons ini bekerja secara
bebas dan tidak berkaitan dengan respons yang diberikan oleh sistem saraf
sinpatis Aksis HPA juga akan terstimulasi oleh beberapa neuropeptida otak
pada waktu orang berhadapan dengan peristiwa traumatic Hipotalamus akan
mengeluarkan Cortico Releasing Factor (CRF) dan beberapa neuropeptida
regulator lainnya sehingga kelenjar hipofisis akan terangsang dan mensekresi
pengeluaran adenocorticotropic hormone (ACHT) yang akhirnya menstimulasi
pengeluaran hormone kortisol dari kelenjar adrenal Jika seseorang mengalami
teakanan maka tubuh secara alamiah akan meningkatkan pengeluaran
ketokolamin dan hormone kortisol pengeluaran kedua zat ini tergantung pada
derajat tekanan yang dialami oleh individu Ketokolamin berperan dalam
menyediakan energy yang cukup dari beberapa organ vital tubuh dalam
bereaksi terhadap tekanan tersebut Hormon kortisol berperan dalam
menghentikan aktivasi sistem saraf simpatik dan beberapa sistem tubuh yang
bersifat defensive tadi yang timbuk akibat dari peristiwa traumatic yang
dialami oleh individu tersebut Dengan kata lain hormone kortisol berperan
dalam proses terminasi dari respon tubuh dalam menghadapi tekanan
9
Peningkatan hormone kortisol akan menimbulkan efek umpan balik negative
pada aksis HPA tersebut
VI PEDOMAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnosis dari gangguan stress pasca trauma berdasarkan
PPDGJ III (F 431) adalah sebagai berikut
1 Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten berkisar antara
beberapa minggu sampai beberapa bulan jarang sampai melampaui 6
bulan) Kemungkina diagnosis masih dapat ditegakan apabila tertundanya
waktu mulai saat kejadian dan awitan gangguan melebihi waktu 6 bulan
asal saja menifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternative
katagori gangguan lainnya
2 sebagai bukti tambahan selain trauma ahrus didapatkan baying-bayang
atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang
kembali
3 gangguan otonomik gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya
dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas
4 Suatu ldquosequelerdquo menahun yang terjadi lambat stelah stress yang luar
biasa misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma diklasifikasikan
dalam katagori F620 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama
setelah mengalami katasrofa)
10
VII PENTALAKSANAAN
Pengobatan Gangguan stres pasca-trauma dapat membantu Anda memperoleh
kembali rasa kendali atas kehidupan Anda Dengan suksesnya pengobatan
gangguan stres pasca-trauma Anda juga dapat merasa lebih baik tentang diri
sendiri dan belajar cara untuk mengatasi jika gejala PTSD muncul lagi
Pengobatan Gangguan Stres pasca-trauma sering meliputi pengobatan dan
psikoterapi Menggabungkan perawatan ini dapat membantu mengurangi
gejala dan mengajarkan keterampilan untuk mengatasi lebih baik terhadap
peristiwa traumatik ndash dan kehidupan secara umum
Obat
Beberapa jenis obat dapat membantu gejala post-traumatic stress disorder
membaik
1048707 Antipsikotik Dalam beberapa kasus Anda mungkin diresepkanpengobatan
singkat antipsikotik untuk meredakan kecemasan yang parah dan masalah
yang terkait seperti sulit tidur atau ledakan emosional
1048707 Antidepresan Obat-obat ini dapat membantu gejala depresi dan kecemasan
Anti depresan juga dapat membantu membantu mengatasi masalah tidur dan
meningkatkan konsentrasi Anda Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
obat sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil) disetujui FDA untuk
pengobatan PTSD
1048707 Anti-kecemasan Obat ini juga dapat mengurangi perasaan cemas dan stres
1048707 Prazosin Jika gejala termasuk insomnia atau mimpi buruk berulang obat
yang disebut prazosin (Minipress) dapat membantu Prazosin yang telah
11
digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan hipertensi juga
menghambat respon otak untuk bahan kimia otak seperti adrenalin yang
disebut norepinefrin Meskipun obat ini tidak secara khusus disetujui untuk
pengobatan PTSD prazosin dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk
pada banyak orang dengan PTSD
Psikoterapi
Beberapa jenis terapi dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang
dewasa dengan post-traumatic stress disorder Anda dapat mencoba lebih dari
satu atau menggabungkan jenis sebelum menemukan yang sesuai atau tepat
untuk Anda Anda juga dapat mencoba terapi individu terapi kelompok atau
keduanya Terapi kelompok dapat menawarkan cara untuk terhubung ke orang
lain melalui pengalaman yang sama
Beberapa jenis terapi yang digunakan dalam pengobatan PTSD meliputi
1048707 Terapi kognitif Jenis terapi bicara membantu Anda mengenali cara berpikir
(pola kognitif) yang membuat Anda terjebak ndash misalnya cara-cara negatif atau
tidak akurat dalam memahami situasi normal Dalam pengobatan PTSD terapi
kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi
eksposur
1048707 Terapi Paparan(eksposur) Teknik terapi perilaku membantu Anda secara
aman menghadapi hal yang sangat menakutkan yang Anda temukan sehingga
Anda dapat belajar untuk mengatasi secara efektif Sebuah pendekatan baru
untuk terapi pemaparan menggunakan program ldquovirtual realityrdquo yang
12
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
b adanya trauma masa kanak seperti kekerasan fisik maupun seksual
c kecenderungan untuk mudah menjadi khawatir
d ciri kepribadian ambang paranoid dependent atau antisocial
e mempunyai karakter yang bersifat introvert atau isolasi social adanya
problem berupa kesulitan untuk menyusaikan diri
f adanya kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi secara bermakna
g terpapar kejadian-kejadian dalam kehidupan yang luar biasa sebelumnya
baik tunggal maupun ganda dan dirasakan secara subjektif oleh individu
yang bersangkutan
Tipe kejadian yang cenderung akan meningkatkan angka kejadian
gangguan stress pasca trauma dapat dikatagorikan menjadi
1 Mereka yang mengalami tindak kekerasan interpersonal
2 Mereka yang mengalami kecelakaan atau bencana alam yang
mengancam nyawa abik berupa kejadian yang alamiah atau kejadian
yang dibuat oleh manusia
3 Trauma berulang dan bersifat kronik berdasarkan DSM IVada
beberapa jenis kejadian yang potensial mungkin akan meningkatkan
angka kejadian gangguan stress pasca trauma yaitu
a Kekerasan personal (seksualpenyerangan fisik dan perampokan)
b Penculikan
c Penyandraan
d Serangan militer
e Serangan teroris
7
f Penyiksaan
g Ditahan dalam penjara sebagai tahanan politik
h Bencana alam baik yang alamiah maupun yang dibuat manusia
i Didiagnosis menagalami penyakit berat yang mengancam kehidupan
V PATOGENESIS
Gejala ndashgejala gangguan stress pasca trauma timbul sebagai akibat dari
respons biologic dan juga psikologik seorang individu kondisi ini terjadi
karena aktivasi dari beberapa sistem di otak yang berkaitan dengan timbulnya
perasaan takut pada seseorang Terpaparnya seseorang oleh peristiwa yang
traumatic akan menimbulkan respons takut sehingga otak dengan sendirinya
akan menilai kondisi keberbahayaan peristiwa yang dialami serta
mengorganisasi suatu respons prilaku yang sesuai Dalam hal ini Amigdala
merupaka bagian otak yang sangat berperan besar Amigdala kan mengaktivasi
beberapa neurotransmitter serta bahan-bahan neurokimiawi di otak jika
seseorang menghadapi peristiwa traumatic yang mengancam nyawa sebagai
respons tubuh untuk menghadapi peristiwa tersebut Dalam waktu beberapa
milidetik setelah mengalami peristiwa tersebut amigdala dengan segera akan
bereaksi dengan memberikan tanda darurat kepada
1 Sistem saraf simpatif (ketokolamin)
2 Sistem saraf parasimpatis
3 Aksis hipotalamus-hipofisis-kelenjar adrenal (Aksis HPA)
Akibat dari perangsangan pada sistem saraf simpatis segera setelah
mengalami peristiwa traumatic maka akan terjadi peningkatan denyut jantung
8
dan tekanan darah Kondisi ini disebut sebagai reaksi ldquofight or flight reactionrdquo
reaksi ini juga akan meningkatkan aliran darah dan jumlah glukosa pada otot-
otot skeletal sehingga membuat seseorang sanggup untuk berhadapan dengan
peristiwa tersebut atau jika mungkin memberikan reaksi interaktif terhadap
ancaman yang optimal Reaksi sisten saraf parasimpatis berupa membatasi
reaksi simpatis pada beberapa jaringan tubuh anmun respons ini bekerja secara
bebas dan tidak berkaitan dengan respons yang diberikan oleh sistem saraf
sinpatis Aksis HPA juga akan terstimulasi oleh beberapa neuropeptida otak
pada waktu orang berhadapan dengan peristiwa traumatic Hipotalamus akan
mengeluarkan Cortico Releasing Factor (CRF) dan beberapa neuropeptida
regulator lainnya sehingga kelenjar hipofisis akan terangsang dan mensekresi
pengeluaran adenocorticotropic hormone (ACHT) yang akhirnya menstimulasi
pengeluaran hormone kortisol dari kelenjar adrenal Jika seseorang mengalami
teakanan maka tubuh secara alamiah akan meningkatkan pengeluaran
ketokolamin dan hormone kortisol pengeluaran kedua zat ini tergantung pada
derajat tekanan yang dialami oleh individu Ketokolamin berperan dalam
menyediakan energy yang cukup dari beberapa organ vital tubuh dalam
bereaksi terhadap tekanan tersebut Hormon kortisol berperan dalam
menghentikan aktivasi sistem saraf simpatik dan beberapa sistem tubuh yang
bersifat defensive tadi yang timbuk akibat dari peristiwa traumatic yang
dialami oleh individu tersebut Dengan kata lain hormone kortisol berperan
dalam proses terminasi dari respon tubuh dalam menghadapi tekanan
9
Peningkatan hormone kortisol akan menimbulkan efek umpan balik negative
pada aksis HPA tersebut
VI PEDOMAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnosis dari gangguan stress pasca trauma berdasarkan
PPDGJ III (F 431) adalah sebagai berikut
1 Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten berkisar antara
beberapa minggu sampai beberapa bulan jarang sampai melampaui 6
bulan) Kemungkina diagnosis masih dapat ditegakan apabila tertundanya
waktu mulai saat kejadian dan awitan gangguan melebihi waktu 6 bulan
asal saja menifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternative
katagori gangguan lainnya
2 sebagai bukti tambahan selain trauma ahrus didapatkan baying-bayang
atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang
kembali
3 gangguan otonomik gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya
dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas
4 Suatu ldquosequelerdquo menahun yang terjadi lambat stelah stress yang luar
biasa misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma diklasifikasikan
dalam katagori F620 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama
setelah mengalami katasrofa)
10
VII PENTALAKSANAAN
Pengobatan Gangguan stres pasca-trauma dapat membantu Anda memperoleh
kembali rasa kendali atas kehidupan Anda Dengan suksesnya pengobatan
gangguan stres pasca-trauma Anda juga dapat merasa lebih baik tentang diri
sendiri dan belajar cara untuk mengatasi jika gejala PTSD muncul lagi
Pengobatan Gangguan Stres pasca-trauma sering meliputi pengobatan dan
psikoterapi Menggabungkan perawatan ini dapat membantu mengurangi
gejala dan mengajarkan keterampilan untuk mengatasi lebih baik terhadap
peristiwa traumatik ndash dan kehidupan secara umum
Obat
Beberapa jenis obat dapat membantu gejala post-traumatic stress disorder
membaik
1048707 Antipsikotik Dalam beberapa kasus Anda mungkin diresepkanpengobatan
singkat antipsikotik untuk meredakan kecemasan yang parah dan masalah
yang terkait seperti sulit tidur atau ledakan emosional
1048707 Antidepresan Obat-obat ini dapat membantu gejala depresi dan kecemasan
Anti depresan juga dapat membantu membantu mengatasi masalah tidur dan
meningkatkan konsentrasi Anda Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
obat sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil) disetujui FDA untuk
pengobatan PTSD
1048707 Anti-kecemasan Obat ini juga dapat mengurangi perasaan cemas dan stres
1048707 Prazosin Jika gejala termasuk insomnia atau mimpi buruk berulang obat
yang disebut prazosin (Minipress) dapat membantu Prazosin yang telah
11
digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan hipertensi juga
menghambat respon otak untuk bahan kimia otak seperti adrenalin yang
disebut norepinefrin Meskipun obat ini tidak secara khusus disetujui untuk
pengobatan PTSD prazosin dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk
pada banyak orang dengan PTSD
Psikoterapi
Beberapa jenis terapi dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang
dewasa dengan post-traumatic stress disorder Anda dapat mencoba lebih dari
satu atau menggabungkan jenis sebelum menemukan yang sesuai atau tepat
untuk Anda Anda juga dapat mencoba terapi individu terapi kelompok atau
keduanya Terapi kelompok dapat menawarkan cara untuk terhubung ke orang
lain melalui pengalaman yang sama
Beberapa jenis terapi yang digunakan dalam pengobatan PTSD meliputi
1048707 Terapi kognitif Jenis terapi bicara membantu Anda mengenali cara berpikir
(pola kognitif) yang membuat Anda terjebak ndash misalnya cara-cara negatif atau
tidak akurat dalam memahami situasi normal Dalam pengobatan PTSD terapi
kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi
eksposur
1048707 Terapi Paparan(eksposur) Teknik terapi perilaku membantu Anda secara
aman menghadapi hal yang sangat menakutkan yang Anda temukan sehingga
Anda dapat belajar untuk mengatasi secara efektif Sebuah pendekatan baru
untuk terapi pemaparan menggunakan program ldquovirtual realityrdquo yang
12
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
f Penyiksaan
g Ditahan dalam penjara sebagai tahanan politik
h Bencana alam baik yang alamiah maupun yang dibuat manusia
i Didiagnosis menagalami penyakit berat yang mengancam kehidupan
V PATOGENESIS
Gejala ndashgejala gangguan stress pasca trauma timbul sebagai akibat dari
respons biologic dan juga psikologik seorang individu kondisi ini terjadi
karena aktivasi dari beberapa sistem di otak yang berkaitan dengan timbulnya
perasaan takut pada seseorang Terpaparnya seseorang oleh peristiwa yang
traumatic akan menimbulkan respons takut sehingga otak dengan sendirinya
akan menilai kondisi keberbahayaan peristiwa yang dialami serta
mengorganisasi suatu respons prilaku yang sesuai Dalam hal ini Amigdala
merupaka bagian otak yang sangat berperan besar Amigdala kan mengaktivasi
beberapa neurotransmitter serta bahan-bahan neurokimiawi di otak jika
seseorang menghadapi peristiwa traumatic yang mengancam nyawa sebagai
respons tubuh untuk menghadapi peristiwa tersebut Dalam waktu beberapa
milidetik setelah mengalami peristiwa tersebut amigdala dengan segera akan
bereaksi dengan memberikan tanda darurat kepada
1 Sistem saraf simpatif (ketokolamin)
2 Sistem saraf parasimpatis
3 Aksis hipotalamus-hipofisis-kelenjar adrenal (Aksis HPA)
Akibat dari perangsangan pada sistem saraf simpatis segera setelah
mengalami peristiwa traumatic maka akan terjadi peningkatan denyut jantung
8
dan tekanan darah Kondisi ini disebut sebagai reaksi ldquofight or flight reactionrdquo
reaksi ini juga akan meningkatkan aliran darah dan jumlah glukosa pada otot-
otot skeletal sehingga membuat seseorang sanggup untuk berhadapan dengan
peristiwa tersebut atau jika mungkin memberikan reaksi interaktif terhadap
ancaman yang optimal Reaksi sisten saraf parasimpatis berupa membatasi
reaksi simpatis pada beberapa jaringan tubuh anmun respons ini bekerja secara
bebas dan tidak berkaitan dengan respons yang diberikan oleh sistem saraf
sinpatis Aksis HPA juga akan terstimulasi oleh beberapa neuropeptida otak
pada waktu orang berhadapan dengan peristiwa traumatic Hipotalamus akan
mengeluarkan Cortico Releasing Factor (CRF) dan beberapa neuropeptida
regulator lainnya sehingga kelenjar hipofisis akan terangsang dan mensekresi
pengeluaran adenocorticotropic hormone (ACHT) yang akhirnya menstimulasi
pengeluaran hormone kortisol dari kelenjar adrenal Jika seseorang mengalami
teakanan maka tubuh secara alamiah akan meningkatkan pengeluaran
ketokolamin dan hormone kortisol pengeluaran kedua zat ini tergantung pada
derajat tekanan yang dialami oleh individu Ketokolamin berperan dalam
menyediakan energy yang cukup dari beberapa organ vital tubuh dalam
bereaksi terhadap tekanan tersebut Hormon kortisol berperan dalam
menghentikan aktivasi sistem saraf simpatik dan beberapa sistem tubuh yang
bersifat defensive tadi yang timbuk akibat dari peristiwa traumatic yang
dialami oleh individu tersebut Dengan kata lain hormone kortisol berperan
dalam proses terminasi dari respon tubuh dalam menghadapi tekanan
9
Peningkatan hormone kortisol akan menimbulkan efek umpan balik negative
pada aksis HPA tersebut
VI PEDOMAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnosis dari gangguan stress pasca trauma berdasarkan
PPDGJ III (F 431) adalah sebagai berikut
1 Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten berkisar antara
beberapa minggu sampai beberapa bulan jarang sampai melampaui 6
bulan) Kemungkina diagnosis masih dapat ditegakan apabila tertundanya
waktu mulai saat kejadian dan awitan gangguan melebihi waktu 6 bulan
asal saja menifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternative
katagori gangguan lainnya
2 sebagai bukti tambahan selain trauma ahrus didapatkan baying-bayang
atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang
kembali
3 gangguan otonomik gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya
dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas
4 Suatu ldquosequelerdquo menahun yang terjadi lambat stelah stress yang luar
biasa misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma diklasifikasikan
dalam katagori F620 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama
setelah mengalami katasrofa)
10
VII PENTALAKSANAAN
Pengobatan Gangguan stres pasca-trauma dapat membantu Anda memperoleh
kembali rasa kendali atas kehidupan Anda Dengan suksesnya pengobatan
gangguan stres pasca-trauma Anda juga dapat merasa lebih baik tentang diri
sendiri dan belajar cara untuk mengatasi jika gejala PTSD muncul lagi
Pengobatan Gangguan Stres pasca-trauma sering meliputi pengobatan dan
psikoterapi Menggabungkan perawatan ini dapat membantu mengurangi
gejala dan mengajarkan keterampilan untuk mengatasi lebih baik terhadap
peristiwa traumatik ndash dan kehidupan secara umum
Obat
Beberapa jenis obat dapat membantu gejala post-traumatic stress disorder
membaik
1048707 Antipsikotik Dalam beberapa kasus Anda mungkin diresepkanpengobatan
singkat antipsikotik untuk meredakan kecemasan yang parah dan masalah
yang terkait seperti sulit tidur atau ledakan emosional
1048707 Antidepresan Obat-obat ini dapat membantu gejala depresi dan kecemasan
Anti depresan juga dapat membantu membantu mengatasi masalah tidur dan
meningkatkan konsentrasi Anda Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
obat sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil) disetujui FDA untuk
pengobatan PTSD
1048707 Anti-kecemasan Obat ini juga dapat mengurangi perasaan cemas dan stres
1048707 Prazosin Jika gejala termasuk insomnia atau mimpi buruk berulang obat
yang disebut prazosin (Minipress) dapat membantu Prazosin yang telah
11
digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan hipertensi juga
menghambat respon otak untuk bahan kimia otak seperti adrenalin yang
disebut norepinefrin Meskipun obat ini tidak secara khusus disetujui untuk
pengobatan PTSD prazosin dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk
pada banyak orang dengan PTSD
Psikoterapi
Beberapa jenis terapi dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang
dewasa dengan post-traumatic stress disorder Anda dapat mencoba lebih dari
satu atau menggabungkan jenis sebelum menemukan yang sesuai atau tepat
untuk Anda Anda juga dapat mencoba terapi individu terapi kelompok atau
keduanya Terapi kelompok dapat menawarkan cara untuk terhubung ke orang
lain melalui pengalaman yang sama
Beberapa jenis terapi yang digunakan dalam pengobatan PTSD meliputi
1048707 Terapi kognitif Jenis terapi bicara membantu Anda mengenali cara berpikir
(pola kognitif) yang membuat Anda terjebak ndash misalnya cara-cara negatif atau
tidak akurat dalam memahami situasi normal Dalam pengobatan PTSD terapi
kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi
eksposur
1048707 Terapi Paparan(eksposur) Teknik terapi perilaku membantu Anda secara
aman menghadapi hal yang sangat menakutkan yang Anda temukan sehingga
Anda dapat belajar untuk mengatasi secara efektif Sebuah pendekatan baru
untuk terapi pemaparan menggunakan program ldquovirtual realityrdquo yang
12
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
dan tekanan darah Kondisi ini disebut sebagai reaksi ldquofight or flight reactionrdquo
reaksi ini juga akan meningkatkan aliran darah dan jumlah glukosa pada otot-
otot skeletal sehingga membuat seseorang sanggup untuk berhadapan dengan
peristiwa tersebut atau jika mungkin memberikan reaksi interaktif terhadap
ancaman yang optimal Reaksi sisten saraf parasimpatis berupa membatasi
reaksi simpatis pada beberapa jaringan tubuh anmun respons ini bekerja secara
bebas dan tidak berkaitan dengan respons yang diberikan oleh sistem saraf
sinpatis Aksis HPA juga akan terstimulasi oleh beberapa neuropeptida otak
pada waktu orang berhadapan dengan peristiwa traumatic Hipotalamus akan
mengeluarkan Cortico Releasing Factor (CRF) dan beberapa neuropeptida
regulator lainnya sehingga kelenjar hipofisis akan terangsang dan mensekresi
pengeluaran adenocorticotropic hormone (ACHT) yang akhirnya menstimulasi
pengeluaran hormone kortisol dari kelenjar adrenal Jika seseorang mengalami
teakanan maka tubuh secara alamiah akan meningkatkan pengeluaran
ketokolamin dan hormone kortisol pengeluaran kedua zat ini tergantung pada
derajat tekanan yang dialami oleh individu Ketokolamin berperan dalam
menyediakan energy yang cukup dari beberapa organ vital tubuh dalam
bereaksi terhadap tekanan tersebut Hormon kortisol berperan dalam
menghentikan aktivasi sistem saraf simpatik dan beberapa sistem tubuh yang
bersifat defensive tadi yang timbuk akibat dari peristiwa traumatic yang
dialami oleh individu tersebut Dengan kata lain hormone kortisol berperan
dalam proses terminasi dari respon tubuh dalam menghadapi tekanan
9
Peningkatan hormone kortisol akan menimbulkan efek umpan balik negative
pada aksis HPA tersebut
VI PEDOMAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnosis dari gangguan stress pasca trauma berdasarkan
PPDGJ III (F 431) adalah sebagai berikut
1 Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten berkisar antara
beberapa minggu sampai beberapa bulan jarang sampai melampaui 6
bulan) Kemungkina diagnosis masih dapat ditegakan apabila tertundanya
waktu mulai saat kejadian dan awitan gangguan melebihi waktu 6 bulan
asal saja menifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternative
katagori gangguan lainnya
2 sebagai bukti tambahan selain trauma ahrus didapatkan baying-bayang
atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang
kembali
3 gangguan otonomik gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya
dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas
4 Suatu ldquosequelerdquo menahun yang terjadi lambat stelah stress yang luar
biasa misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma diklasifikasikan
dalam katagori F620 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama
setelah mengalami katasrofa)
10
VII PENTALAKSANAAN
Pengobatan Gangguan stres pasca-trauma dapat membantu Anda memperoleh
kembali rasa kendali atas kehidupan Anda Dengan suksesnya pengobatan
gangguan stres pasca-trauma Anda juga dapat merasa lebih baik tentang diri
sendiri dan belajar cara untuk mengatasi jika gejala PTSD muncul lagi
Pengobatan Gangguan Stres pasca-trauma sering meliputi pengobatan dan
psikoterapi Menggabungkan perawatan ini dapat membantu mengurangi
gejala dan mengajarkan keterampilan untuk mengatasi lebih baik terhadap
peristiwa traumatik ndash dan kehidupan secara umum
Obat
Beberapa jenis obat dapat membantu gejala post-traumatic stress disorder
membaik
1048707 Antipsikotik Dalam beberapa kasus Anda mungkin diresepkanpengobatan
singkat antipsikotik untuk meredakan kecemasan yang parah dan masalah
yang terkait seperti sulit tidur atau ledakan emosional
1048707 Antidepresan Obat-obat ini dapat membantu gejala depresi dan kecemasan
Anti depresan juga dapat membantu membantu mengatasi masalah tidur dan
meningkatkan konsentrasi Anda Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
obat sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil) disetujui FDA untuk
pengobatan PTSD
1048707 Anti-kecemasan Obat ini juga dapat mengurangi perasaan cemas dan stres
1048707 Prazosin Jika gejala termasuk insomnia atau mimpi buruk berulang obat
yang disebut prazosin (Minipress) dapat membantu Prazosin yang telah
11
digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan hipertensi juga
menghambat respon otak untuk bahan kimia otak seperti adrenalin yang
disebut norepinefrin Meskipun obat ini tidak secara khusus disetujui untuk
pengobatan PTSD prazosin dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk
pada banyak orang dengan PTSD
Psikoterapi
Beberapa jenis terapi dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang
dewasa dengan post-traumatic stress disorder Anda dapat mencoba lebih dari
satu atau menggabungkan jenis sebelum menemukan yang sesuai atau tepat
untuk Anda Anda juga dapat mencoba terapi individu terapi kelompok atau
keduanya Terapi kelompok dapat menawarkan cara untuk terhubung ke orang
lain melalui pengalaman yang sama
Beberapa jenis terapi yang digunakan dalam pengobatan PTSD meliputi
1048707 Terapi kognitif Jenis terapi bicara membantu Anda mengenali cara berpikir
(pola kognitif) yang membuat Anda terjebak ndash misalnya cara-cara negatif atau
tidak akurat dalam memahami situasi normal Dalam pengobatan PTSD terapi
kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi
eksposur
1048707 Terapi Paparan(eksposur) Teknik terapi perilaku membantu Anda secara
aman menghadapi hal yang sangat menakutkan yang Anda temukan sehingga
Anda dapat belajar untuk mengatasi secara efektif Sebuah pendekatan baru
untuk terapi pemaparan menggunakan program ldquovirtual realityrdquo yang
12
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
Peningkatan hormone kortisol akan menimbulkan efek umpan balik negative
pada aksis HPA tersebut
VI PEDOMAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnosis dari gangguan stress pasca trauma berdasarkan
PPDGJ III (F 431) adalah sebagai berikut
1 Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten berkisar antara
beberapa minggu sampai beberapa bulan jarang sampai melampaui 6
bulan) Kemungkina diagnosis masih dapat ditegakan apabila tertundanya
waktu mulai saat kejadian dan awitan gangguan melebihi waktu 6 bulan
asal saja menifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternative
katagori gangguan lainnya
2 sebagai bukti tambahan selain trauma ahrus didapatkan baying-bayang
atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang
kembali
3 gangguan otonomik gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya
dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas
4 Suatu ldquosequelerdquo menahun yang terjadi lambat stelah stress yang luar
biasa misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma diklasifikasikan
dalam katagori F620 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama
setelah mengalami katasrofa)
10
VII PENTALAKSANAAN
Pengobatan Gangguan stres pasca-trauma dapat membantu Anda memperoleh
kembali rasa kendali atas kehidupan Anda Dengan suksesnya pengobatan
gangguan stres pasca-trauma Anda juga dapat merasa lebih baik tentang diri
sendiri dan belajar cara untuk mengatasi jika gejala PTSD muncul lagi
Pengobatan Gangguan Stres pasca-trauma sering meliputi pengobatan dan
psikoterapi Menggabungkan perawatan ini dapat membantu mengurangi
gejala dan mengajarkan keterampilan untuk mengatasi lebih baik terhadap
peristiwa traumatik ndash dan kehidupan secara umum
Obat
Beberapa jenis obat dapat membantu gejala post-traumatic stress disorder
membaik
1048707 Antipsikotik Dalam beberapa kasus Anda mungkin diresepkanpengobatan
singkat antipsikotik untuk meredakan kecemasan yang parah dan masalah
yang terkait seperti sulit tidur atau ledakan emosional
1048707 Antidepresan Obat-obat ini dapat membantu gejala depresi dan kecemasan
Anti depresan juga dapat membantu membantu mengatasi masalah tidur dan
meningkatkan konsentrasi Anda Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
obat sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil) disetujui FDA untuk
pengobatan PTSD
1048707 Anti-kecemasan Obat ini juga dapat mengurangi perasaan cemas dan stres
1048707 Prazosin Jika gejala termasuk insomnia atau mimpi buruk berulang obat
yang disebut prazosin (Minipress) dapat membantu Prazosin yang telah
11
digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan hipertensi juga
menghambat respon otak untuk bahan kimia otak seperti adrenalin yang
disebut norepinefrin Meskipun obat ini tidak secara khusus disetujui untuk
pengobatan PTSD prazosin dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk
pada banyak orang dengan PTSD
Psikoterapi
Beberapa jenis terapi dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang
dewasa dengan post-traumatic stress disorder Anda dapat mencoba lebih dari
satu atau menggabungkan jenis sebelum menemukan yang sesuai atau tepat
untuk Anda Anda juga dapat mencoba terapi individu terapi kelompok atau
keduanya Terapi kelompok dapat menawarkan cara untuk terhubung ke orang
lain melalui pengalaman yang sama
Beberapa jenis terapi yang digunakan dalam pengobatan PTSD meliputi
1048707 Terapi kognitif Jenis terapi bicara membantu Anda mengenali cara berpikir
(pola kognitif) yang membuat Anda terjebak ndash misalnya cara-cara negatif atau
tidak akurat dalam memahami situasi normal Dalam pengobatan PTSD terapi
kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi
eksposur
1048707 Terapi Paparan(eksposur) Teknik terapi perilaku membantu Anda secara
aman menghadapi hal yang sangat menakutkan yang Anda temukan sehingga
Anda dapat belajar untuk mengatasi secara efektif Sebuah pendekatan baru
untuk terapi pemaparan menggunakan program ldquovirtual realityrdquo yang
12
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
VII PENTALAKSANAAN
Pengobatan Gangguan stres pasca-trauma dapat membantu Anda memperoleh
kembali rasa kendali atas kehidupan Anda Dengan suksesnya pengobatan
gangguan stres pasca-trauma Anda juga dapat merasa lebih baik tentang diri
sendiri dan belajar cara untuk mengatasi jika gejala PTSD muncul lagi
Pengobatan Gangguan Stres pasca-trauma sering meliputi pengobatan dan
psikoterapi Menggabungkan perawatan ini dapat membantu mengurangi
gejala dan mengajarkan keterampilan untuk mengatasi lebih baik terhadap
peristiwa traumatik ndash dan kehidupan secara umum
Obat
Beberapa jenis obat dapat membantu gejala post-traumatic stress disorder
membaik
1048707 Antipsikotik Dalam beberapa kasus Anda mungkin diresepkanpengobatan
singkat antipsikotik untuk meredakan kecemasan yang parah dan masalah
yang terkait seperti sulit tidur atau ledakan emosional
1048707 Antidepresan Obat-obat ini dapat membantu gejala depresi dan kecemasan
Anti depresan juga dapat membantu membantu mengatasi masalah tidur dan
meningkatkan konsentrasi Anda Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
obat sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil) disetujui FDA untuk
pengobatan PTSD
1048707 Anti-kecemasan Obat ini juga dapat mengurangi perasaan cemas dan stres
1048707 Prazosin Jika gejala termasuk insomnia atau mimpi buruk berulang obat
yang disebut prazosin (Minipress) dapat membantu Prazosin yang telah
11
digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan hipertensi juga
menghambat respon otak untuk bahan kimia otak seperti adrenalin yang
disebut norepinefrin Meskipun obat ini tidak secara khusus disetujui untuk
pengobatan PTSD prazosin dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk
pada banyak orang dengan PTSD
Psikoterapi
Beberapa jenis terapi dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang
dewasa dengan post-traumatic stress disorder Anda dapat mencoba lebih dari
satu atau menggabungkan jenis sebelum menemukan yang sesuai atau tepat
untuk Anda Anda juga dapat mencoba terapi individu terapi kelompok atau
keduanya Terapi kelompok dapat menawarkan cara untuk terhubung ke orang
lain melalui pengalaman yang sama
Beberapa jenis terapi yang digunakan dalam pengobatan PTSD meliputi
1048707 Terapi kognitif Jenis terapi bicara membantu Anda mengenali cara berpikir
(pola kognitif) yang membuat Anda terjebak ndash misalnya cara-cara negatif atau
tidak akurat dalam memahami situasi normal Dalam pengobatan PTSD terapi
kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi
eksposur
1048707 Terapi Paparan(eksposur) Teknik terapi perilaku membantu Anda secara
aman menghadapi hal yang sangat menakutkan yang Anda temukan sehingga
Anda dapat belajar untuk mengatasi secara efektif Sebuah pendekatan baru
untuk terapi pemaparan menggunakan program ldquovirtual realityrdquo yang
12
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan hipertensi juga
menghambat respon otak untuk bahan kimia otak seperti adrenalin yang
disebut norepinefrin Meskipun obat ini tidak secara khusus disetujui untuk
pengobatan PTSD prazosin dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk
pada banyak orang dengan PTSD
Psikoterapi
Beberapa jenis terapi dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang
dewasa dengan post-traumatic stress disorder Anda dapat mencoba lebih dari
satu atau menggabungkan jenis sebelum menemukan yang sesuai atau tepat
untuk Anda Anda juga dapat mencoba terapi individu terapi kelompok atau
keduanya Terapi kelompok dapat menawarkan cara untuk terhubung ke orang
lain melalui pengalaman yang sama
Beberapa jenis terapi yang digunakan dalam pengobatan PTSD meliputi
1048707 Terapi kognitif Jenis terapi bicara membantu Anda mengenali cara berpikir
(pola kognitif) yang membuat Anda terjebak ndash misalnya cara-cara negatif atau
tidak akurat dalam memahami situasi normal Dalam pengobatan PTSD terapi
kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi
eksposur
1048707 Terapi Paparan(eksposur) Teknik terapi perilaku membantu Anda secara
aman menghadapi hal yang sangat menakutkan yang Anda temukan sehingga
Anda dapat belajar untuk mengatasi secara efektif Sebuah pendekatan baru
untuk terapi pemaparan menggunakan program ldquovirtual realityrdquo yang
12
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
memungkinkan Anda untuk masuk kembali ke pengaturan di mana Anda
mengalami trauma ndash misalnya sebuah program ldquoVirtual Irakrdquo
1048707 Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR) Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu Anda memproses kenangan traumatik
V PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada besar kecilnya prediposisi atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya stress pasca trauma itu
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya pengalaman traumatik pada seseorang selalu terkait dengan
aspek tingkah laku yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
berkembang kepada terjadinya GSPT Sementara itu terjadinya GSPT sendiri
dapat berdampak kepada timbulnya gangguan yang lebih kompleks baik dalam
dimensi fisik mental sosial perilaku maupun spiritual Oleh itu profesi
konseling sepatutnya memberi perhatian bagaimana membantu mengatasi
masalah-masalah psikologis individu yang mengalami trauma maupun pasca
trauma (GSPT) secara profesional dan proporsional terutama melalui praktek
konseling traumatik atau koneseling krisis
14
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15
DAFTAR PUSTAKA
1 American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders 4th ed Text rev Washington DC American Psychiatric
Association copyright 2000
2 Kaplan Sadock 2010 Sinopsis psikiatri Ilmu pengetahuan perilaku psikitri
klinis edisi 10 Alih bahasa Widjaja kusuma Jawa barat Binarupa aksara
3 Departemen Kesehatan R I 1993 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi ke III Jakarta
4 Kusminarno Ketut 2002 Penanggulangan penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
15