BAB I

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit diverticular belum dikenal di Negara Barat sebelum abad ke-20. Setelah terjadi perkembangan dan kemajuan industri yang diikuti dengan perubahan pola makan dan konsumsi jenis makanan dari yang mengandung banyak serat ke jenis makanan yang kurang mengandung banyak serat, penyakit diverticular mulai muncul dan makin meningkat prevalensinya sesuai dengan peningkatan umur penduduk. Diverticulosis merupakan suatu keadaan pada kolon yang ditandai dengan adanya herniasi mukosa melalui tunika muskularis yang membentuk kantong berbentuk seperti botol. Bila satu kantong atau lebih mengalami peradangan, keadaan inilah yang disebut sebagai Divertikulitis. Diverticulosis dapat dibawa dari lahir, tetapi umumnya ditemukan setelah lahir. Insidensi diverticulosis secara keseluruhan tinggi; penyakit ini menyerang sekitar 10% penduduk menurut sebagian besar pemeriksaan mayat. Diverticulosis jarang terjadi pada usia di bawah 35 tahun, tetapi meningkat seiring bertambahnya usia sehingga pada usia 85 tahun, dua pertiga penduduk mengalami penyakit ini. Lokasi 1

description

bab

Transcript of BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit diverticular belum dikenal di Negara Barat sebelum abad ke-20.

Setelah terjadi perkembangan dan kemajuan industri yang diikuti dengan

perubahan pola makan dan konsumsi jenis makanan dari yang mengandung

banyak serat ke jenis makanan yang kurang mengandung banyak serat, penyakit

diverticular mulai muncul dan makin meningkat prevalensinya sesuai dengan

peningkatan umur penduduk.

Diverticulosis merupakan suatu keadaan pada kolon yang ditandai dengan

adanya herniasi mukosa melalui tunika muskularis yang membentuk kantong

berbentuk seperti botol. Bila satu kantong atau lebih mengalami peradangan,

keadaan inilah yang disebut sebagai Divertikulitis.

Diverticulosis dapat dibawa dari lahir, tetapi umumnya ditemukan setelah

lahir. Insidensi diverticulosis secara keseluruhan tinggi; penyakit ini menyerang

sekitar 10% penduduk menurut sebagian besar pemeriksaan mayat. Diverticulosis

jarang terjadi pada usia di bawah 35 tahun, tetapi meningkat seiring bertambahnya

usia sehingga pada usia 85 tahun, dua pertiga penduduk mengalami penyakit ini.

Lokasi terjadinya divertikula yang paling sering adalah kolon sigmoid, yaitu

sekitar 90% kasus.

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Colon dan Rektum

Usus  besar  terdiri  dari  caecum,  appendix,  kolon  ascendens,  kolon

transversum, kolondescendens, kolon sigmoideum dan rektum serta anus.

Mukosa usus besar terdiri dari epitelselapis silindris dengan sel goblet dan

kelenjar dengan banyak sel goblet, pada lapisansubmukosa tidak mempunyai

kelenjar. Otot bagian sebelah dalam sirkuler dan sebelah luar longitudinal  yang

terkumpul  pada  tiga  tempat membentuk  taenia  koli.  Lapisan

serosamembentuk tonjolan tonjolan kecil yang sering terisi lemak yang disebut

appendices epiploicae.Didalam mukosa dan submukosa banyak terdapat kelenjar

limfa, terdapat lipatan-lipatan yaituplica semilunaris dimana kecuali lapisan

mukosa dan lapisan submukosa ikut pula lapisan ototsirkuler. Diantara dua plica

semilunares terdapat saku yang disebut haustra coli, yang mungkindisebabkan

oleh adanya taenia coli atau kontraksi otot sirkuler. Letak haustra in vivo

dapatberpindah pindah atau menghilang.

Vaskularisasi  kolon dipelihara  oleh  cabang-cabang  arteri  mesenterica

superior dan arterimesenterica inferior, membentuk marginal arteri seperti

periarcaden, yang memberi cabang-cabang vasa recta pada dinding usus. Yang

membentuk marginal arteri adalah arteri ileocolica, arteri colica dextra, arteri

colica media, arteri colica sinistra dan arteri sigmoidae. Hanya artericiloca sinistra

dan arteri sigmoideum yang merupakan cabang dari arteri mesenterica

inferior,sedangkan yang lain dari arteri mesenterica superior. Pada umumnya

pembuluh darah berjalan retroperitoneal kecuali arteri colica media dan arteri

sigmoidae yang terdapat didalam mesocolontransversum dan mesosigmoid.

Seringkali arteri colica dextra membentuk pangkal yang samadengan arteri colica

media atau dengan arteri ileocolica.

Pembuluh darah vena mengikuti pembuluh darah arteri untuk menuju ke vena

mesenterica superior dan arteri mesenterica inferior yang bermuara ke dalam vena

porta.

2

Aliran limfe mengalir menuju ke Lnn. ileocolica, Lnn.colica dextra, Lnn.

colica media, Lnn. colica sinistra dan Lnn. mesenterica inferior.

Kemudianmengikuti pembuluh darah menuju truncus intestinalis.Colon ascendens

panjangnya sekitar 13 cm, dimulai dari caecum pada fossa iliaca dextra

sampaiflexura coli dextra pada dinding dorsal abdomen sebelah kanan, terletak di

sebelah ventral rendextra, hanya bagian ventral ditutup peritoneum visceral. Jadi

letak  colon ascendens iniretroperitoneal,  kadang  kadang  dinding  dorsalnya

langsung melekat  pada  dinding  dorsalabdomen yang ditempati muskulus

quadratus lumborum dan ren dextra.

Arterialisasi colon ascendens dari cabang arteri ileocolic dan arteri colic

dextra yang berasal dari arteri mesentricasuperior.Colon transversum panjangnya

sekitar 38 cm, berjalan dari flexura coli dextra sampai flexuracoli sinistra. Bagian

kanan mempunyai hubungan dengan duodenum dan pankreas di sebelahdorsal,

sedangkan bagian kiri lebih bebas. Flexura coli sinistra letaknya lebih tinggi

daripadayang kanan yaitu pada polus cranialis ren sinistra, juga lebih tajam

sudutnya dan kurang mobile.Flexura coli dextra erat hubunganya dengan facies

visceralis hepar (lobus dextra bagian caudal)yang terletak di sebelah ventralnya.

Arterialisasi didapat dari cabang cabang arteri colica media.Arterialisasi  colon

transversum didapat  dari arteri  colica  media yang  berasal dari arterimesenterica

superior pada 2/3 proksimal, sedangkan 1/3 distal dari colon transversum

mendapatarterialisasi dari arteri colica sinistra yang berasal dari arteri mesenterica

inferior.

Gambar 1. Anatomi colon dan rektum

3

Gambar 2. Arteri mesenterica superior

Mesokolon transversum adalah duplikatur peritoneum yang memfiksasi colon

transversumsehingga letak alat ini intraperitoneal. Pangkal mesokolon transversa

disebut radix mesokolontransversa, yang berjalan dari flexura coli sinistra sampai

flexura coli dextra. Lapisan cranialmesokolon transversa ini melekat pada

omentum majus dan disebut ligamentum gastro (meso) colica, sedangkan lapisan

caudal melekat pada pankreas dan duodenum, didalamnya berisipembuluh darah,

limfa dan syaraf. Karena panjang dari mesokolon transversum inilah yang

menyebabkan letak dari colon transversum sangat bervariasi, dan kadang

mencapai pelvis.

Colon descendens panjangnya sekitar 25 cm, dimulai dari flexura coli sinistra

sampai fossa iliacasinistra dimana dimulai colon sigmoideum. Terletak

retroperitoneal karena hanya dinding ventralsaja  yang  diliputi  peritoneum,

terletak  pada  muskulus  quadratus  lumborum  dan  erathubungannya dengan ren

sinistra.

4

 Arterialisasi didapat dari cabang-cabang arteri colica sinistradan cabang

arteri sigmoid yang merupakan cabang dari arteri mesenterica inferior.Colon

sigmoideum mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya intraperi toneal, dan

terletak didalam fossa iliaca sinistra. Radix mesosigmoid mempunyai perlekatan

yang variabel padafossa iliaca sinistra. Colon sigmoid membentuk lipatan-lipatan

yang tergantung isinya didalamlumen, bila terisi penuh dapat memanjang dan

masuk ke dalam cavum pelvis melalui adituspelvis, bila kosong lebih pendek dan

lipatannya ke arah ventral dan ke kanan dan akhirnya kedorsal lagi. Colon

sigmoid melanjutkan diri kedalam rectum pada dinding mediodorsal padaaditus

pelvis di sebelah depan os sacrum.

Gambar 3. Arteri mesenterica inferior

Arterialisasi didapat dari cabang- cabang arterisigmoidae dan arteri

haemorrhoidalis superior cabang arteri mesenterica inferior. Aliran vena yang

terpenting adalah adanya anastomosis antara vena haemorrhoidalis superior

dengan venahaemorrhoidalis medius dan inferior, dari ketiga vena ini yang

bermuara kedalam vena portamelalui vena mesenterica inferior hanya vena

haemorrhoidalis superior, sedangkan yang lainmenuju vena iliaca interna. Jadi

terdapat hubungan antara vena parietal (vena iliaca interna) danvena visceral

(vena porta) yang penting bila terjadi pembendungan pada aliran vena

portamisalnya pada penyakit hepar sehingga mengganggu aliran darah portal.

5

Mesosigmoideum mempunyai radix yang berbentuk huruf V dan ujungnya

letaknya terbalik pada ureter kiri danpercabangan arteri iliaca communis sinistra

menjadi cabang-cabangnya, dan diantara kaki-kaki huruf V ini terdapat reccessus

intersigmoideus.

Lapisan otot longitudinal kolon membentuk tiga buah pita, yang disebut

taenia* (taenia; taenia =pita) yang lebih pendek dari kolon itu sendiri sehingga

kolon berlipat-lipat dan berbentuk seperti sakulus* (sakulus;  saculus=saccus

kecil; saccus=kantong),  yang  disebut  haustra*(haustra;haustrum=bejana).Kolon

transversum dan kolon sigmoideum terletak intraperitoneal dan dilengkapi dengan

mesenterium.

6

Gambar 4. Arteri mesenterica inferior

2.2    Diverticulosis

2.2.1. Definisi

Diverticula dalam bahasa latinnya (diverticulum) adalah Penonjolan keluar

abnormal berbentuk kantong yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas

sepanjang defek di lapisan otot, merupakan penonjolan dari mukosa serta

submukosa. Diverticula biasanya merupakan manifestasi motalitas yang

abnormal. Diverticulum dapat terjadi di mana saja sepanjang saluran

gastrointestinal.

Diverticulum adalah lekukan luar seperti kantong (biasa berukuran 5 hingga

10 milimeter) yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas sepanjang defek di

lapisan otot. Diverticula dapat terjadi di mana saja sepanjang saluran

gastrointestinal. Diverticulosis merupakan diverticula multipel yang terjadi tanpa

inflamasi atau gejala. Diverticulitis terjadi bila makanan dan bakteri tertahan di

suatu divertikulim yang menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat

membentuk drainase dan akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan

abses.

7

2.2.2. Epidemiologi

Diverticulosis paling umum terjadi pada kolon sigmoid(95%). Hal ini telah

diperkirakan bahwa kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami

divertikulitis pada titik yang sama. Diverticulitis paling umum terjadi pada usia

lebih dari 60 tahun. Insidensnya kira-kira 60% pada individu dengan usia lebih

dari 80 tahun.Predisposisi congenital dicurigai bila terdapat gangguan pada

individu yang berusia di bawah 40 tahun. Asupan diet rendah serat diperkirakan

sebagai penyebab utama penyakit. Diverticulitis dapat terjadi pada serangan akut

atau mungkin menetap sebagai infeksi yang kontinu dan lama.

Gambar 5. Diverticulosis

Gambar 6. Diverticulosis

8

2.2.3. Etiologi

Mikro dan makro perforasi

Perbedaan tekanan antar lumen colon dan serosa serta area lemah dalam

dinding colon.

Diet rendah serat, dikarenakan jika diet rendah serat, usus besar harus

memberikan tekanan lebih dari biasanya untuk bergerak kecil, kotoran

keras. Diet rendah serat juga dapat meningkatkan sisa waktu tinja dalam

usus, menambah tekanan tinggi. Mungkin kantong terbentuk ketika

tekanan tinggi mendorong terhadap titik-titik lemah di usus besar di mana

darah melewati pembuluh lapisan otot dinding usus untuk memasok darah

ke dinding dalam.

Kuman-kuman seperti Taenia coli

2.2.4. Faktor Resiko

1. meningkatnya usia

2. sembelit

3. diet yang rendah serat konten atau tinggi lemak

4. tinggi asupan daging merah

5. gangguan jaringan ikat (seperti sindrom Marfan ) yang dapat

menyebabkan kelemahan pada dinding usus besar.

2.2.5.  Patofisiologi

Diverticulosis dapat dibawa dari lahir (factor congenital) yang tidak diketahui

penyebabnya (idiopatik) dimana seluruh lapisan usus merupakan dinding

divertikel. Tetapi hal ini jarang terjadi, umumnya ditemukan setelah lahir dan

kebanyakan pada usus besar khususnya pada kolon sigmoid dan kolon desendens.

Dinding yang berotot dari usus besar bertumbuh menjadi lebih tebal seiring

dengan umur. Penebalan dinding usus besar mungkin mencerminkan peningkatan

tekanan-tekanan yang diperlukan oleh usus besar untuk mengeliminasi feces

(tinja). Suatu diet yang rendah serat dapat menjurus pada feces yang kecil dan

9

keras yang adalah sulit untuk dikeluarkan. Seiring waktu, kontraksi-kontraksi

yang bertenaga pada usus besar mendorong lapisan dalam usus keluar (burut)

melalui retakan-retakan pada dinding-dinding yang berotot. Kantong-kantong

yang berkembang ini disebut diverticula.

Diverculitis atau gangguan usus merupakan penyakit pada saluran usus besar

berupa luka dan benjolan, seperti bisul. Diverticulitis berkembang dari

diverticulosis. Pada diverticulosis, terdapat benjolan-benjolan (diverticula) yang

berada di bagian luar kolon. Diverticulitis terjadi jika salah satu diverticula

mengalami peradangan atau infeksi. Tonjolan tersebut dapat mengikat feses

sehingga terjadi radang yang menyakitkan dan menyebabkan abdominal pain.

Serat dapat mendorong tinja agar mudah dikeluarkan, sehingga tonjolan dapat

mengecil dan lama kelamaan hilang. Meskipun tidak menyembuhkan tapi secara

tak langsung serat telah membantu mencegah gangguan usus atau divertikulosis.

Presentasi penyakit ini adalah classic triad yang terjadi di bagian kiri bawah perut,

demam, dan leukositosis (kenaikan jumlah sel darah putih dalam tes darah).

Pasien biasanya mengeluh mual atau diare, dan mungkin juga konstipasi.

2.2.6. Gejala Klinik

Kebanyakan orang tidak memiliki gejala. Seseorang mungkin memiliki

diverticulosis selama bertahun-tahun pada saat gejala muncul (jika mereka

lakukan). Seiring waktu, beberapa orang mendapatkan infeksi di kantong

(diverticulitis). Bisa berupa kram dan nyeri di daerah yang terkena.

Kebanyakan orang dengan diverticulosis kolon tidak menyadari perubahan

struktural. Ketika gejala muncul dalam diri seseorang lebih dari 40 tahun adalah

penting untuk mendapatkan saran medis dan mengecualikan kondisi yang lebih

berbahaya seperti kanker usus besar atau rektum.

Bentuk-bentuk klinis dari diverticulosis kolon adalah:

Simtomatik colonic diverticulosis

Ini adalah komplikasi yang paling umum dari diverticulosis kolon. Ini adalah

ketika motilitas (yaitu, sifat seterusnya pendorong dari kontraksi) dari usus

10

menjadi tidak teratur. Kadang-kadang, kejang dapat berkembang. Hal ini

menyebabkan nyeri di perut bagian bawah kiri. Gejala dapat terdiri dari

Nyeri kembung

Perubahan dalam buang air besar (diare atau sembelit),

Non-spesifik kronis yaitu ketidaknyamanan di perut bagian kiri bawah,

dengan episode nyeri akut sesekali tajam,

Sering di perut bagian bawah kiri dan / atau sesudah makan.

Complicated colonic diverticulosis

Hal ini sangat jarang terjadi tetapi sangat berbahaya. Diverticula dapat

berdarah, baik cepat (menyebabkan perdarahan melalui rektum atau buang air

besar berdarah) atau perlahan (menyebabkan anemia). Divertikula bisa menjadi

terinfeksi dan mengalami abses, atau bahkan perforasi. Ini adalah komplikasi

serius dan perawatan medis yang diperlukan. Diverticula yang terinfeksi disebut

dengan istilah diverticulitis . Pertama kali perdarahan dari rektum, terutama pada

individu yang berusia di atas usia 40, bisa disebabkan oleh kanker usus besar,

polip kolon dan penyakit inflamasi usus daripada divertikulosis dan membutuhkan

penyelidikan klinis.

Gambar 7. Diverticulosis dan diverticulitis

11

2.2.7. Diagnosis

Diagnosa:

Dalam kasus Diverticulosis asimtomatik, diagnosis biasanya dibuat sebagai

suatu temuan insidental pada pemeriksaan lain.

Sementara sejarah yang baik ini seringkali cukup untuk membentuk diagnosis

Diverticulosis atau Divertikulitis, penting untuk mengkonfirmasi diagnosis dan

menyingkirkan patologi yang lain (kanker kolorektal terutama) dan komplikasi.

Pemeriksaan penunjang:

Plain X-ray abdomen dapat menunjukkan tanda-tanda dinding menebal,

ileus, konstipasi, obstruksi usus kecil atau udara bebas dalam kasus

perforasi. Plain X-ray tidak cukup untuk mendiagnosa Penyakit

divertikular.

Kontras CT adalah penyelidikan pilihan dalam episode akut Divertikulitis

dan di mana ada komplikasi.

Colonoscopy akan menunjukkan divertikulum dan menyingkirkan

keganasan. Colonoscopy harus dilakukan 4-6 minggu setelah episode akut.

Gambar 8. Colonoscopy diverticulosis dan diverticulitis

Barium enema X-ray biasanya hanya dilakukan jika pasien memiliki

striktur sehingga kolon sigmoid terlalu berliku-liku di mana kolonoskopi

sulit atau berbahaya.

12

Gambar 9. X-ray barium enema diverticulosis

MRI memberikan gambaran yang jelas dari jaringan lunak perut, namun

tidak memberikan manfaat jika dibandingkan dengan CT kontras atau

kolonoskopi.

Tidak ada tes darah untuk Diverticulosis.

Penting untuk dicatat bahwa Barium enema dan kolonoskopi merupakan

kontraindikasi selama episode akut divertikulitis, seperti barium dapat bocor

keluar ke rongga perut, dan kolonoskopi dapat menyebabkan perforasi dari

dinding usus.

2.2.8. Penatalaksanaan

Modifikasi diet adalah pusat pengelolaan baik diverticulosis atau diverticulitis,

dan diet tinggi residu dengan 20 sampai 35 gram serat sehari-hari dianjurkan.

Individu dengan gejala ringan diperlakukan secara rawat jalan, disarankan untuk

minum banyak cairan, menelan sebuah produk yang mengandung serat psyllium

metilselulosa atau, dan diberikan antibiotik oral. Individu disarankan untuk

menanggapi usus mendesak pada waktu yang tepat untuk mengurangi tekanan

usus dan meningkatkan latihan untuk setidaknya 30 menit setiap hari. Mereka

dengan gejala berat divertikulitis akut dapat dirawat di rumah sakit dan diberikan

cairan infus dan antibiotik. Jika individu memiliki mual dan muntah dan istirahat

usus yang diresepkan, makan dapat dilakukan secara intravena (nutrisi parenteral

13

total). Makan oral kemudian dapat dilanjutkan secara bertahap dengan cairan

bening dan kemajuan bertahap untuk diet, lembut rendah serat. Pelunak feses-dan

obat-obatan antispasmodic juga mungkin dianjurkan.

Sekitar 20% dari individu dengan divertikulitis memerlukan intervensi bedah

karena kegagalan untuk merespon pengobatan medis, pengembangan abses,

fistula obstruksi, perforasi, atau usus, atau perdarahan yang tidak dapat dikontrol.

Segmen usus yang terkena di ( reseksi usus ),dilakukan diverticulectomy pada

kasus diverticulosis yang belum terinfeksi, dan pada beberapa kasus dilakukan

pemotongan ujung usus kemudian digabung (anastomosis) / hemicolectomy

karena berpotensi untuk terjadinya perforasi dari divertikulitis tersebut. Dalam

beberapa kasus, prosedur 2-tahap yang digunakan (Hartmann prosedur), di mana

pembukaan sementara dibuat untuk mengosongkan usus (kolostomi) dengan

anastomosis ditunda sampai waktu kemudian. Operasi kedua kemudian dilakukan

2 sampai 3 bulan kemudian untuk membuat anastomosis dan menutup kolostomi

sementara. Pada beberapa individu, drainase bedah dari abses intra-abdomen yang

besar mungkin diperlukan. Hal ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke

dalam abses saat melihat area di bawah bimbingan USG atau CT, kateter yang

tersisa di tempat sementara untuk memungkinkan mengeluarkan abses .

2.2.9. Diagnosa Banding

Diagnosis diferensial meliputi cancer colon , inflamatory bowel disease ,

iskemik kolitis , dan irritable bowel syndrome , haemorrhoid serta sejumlah

proses urologi dan ginekologi. Beberapa pasien melaporkan perdarahan dari

dubur.

2.2.10. Prognosis

Biasanya, ini adalah kondisi ringan yang merespon baik terhadap pengobatan.

Beberapa orang akan memiliki lebih dari satu serangan dan menjadi divertikulitis.

14

2.2.11. Komplikasi

Infeksi divertikulum dapat menyebabkan divertikulitis . Hal ini terjadi pada

10% -25% orang dengan diverticulosis. Dapat juga menyebabkan pendarahan

atau perforasi dapat terjadi; obstruksi usus dapat terjadi (konstipasi atau diare

tidak menutup kemungkinan ini keluar), dan peritonitis , abses, retroperitoneal

fibrosis , sepsis , dan pembentukan fistula.

Serat, rendah lemak tinggi, sembelit dan penggunaan laksatif stimulan

meningkatkan risiko perdarahan, juga sejarah divertikulitis meningkatkan resiko

untuk berdarah.

Infeksi dari divertikulum sering terjadi sebagai akibat dari tinja yang

mengumpul dalam divertikulum.

Lebih dari 10% dari penduduk AS berusia di atas 40 dan 50% berusia di atas

60 memiliki diverticulosis. Penyakit ini adalah umum di AS, Inggris, Australia,

Kanada, dan jarang terjadi di Asia dan Afrika. Divertikula yang besar terkait

dengan skleroderma .

2.2.12. Pencegahan

Makan tinggi serat, diet rendah lemak. Makanan tinggi serat termasuk

buah-buahan, sayuran, dan roti gandum dan sereal.

Minum banyak cairan (setidaknya delapan gelas penuh air sehari) untuk

membantu melunakkan tinja.

Berolahraga secara teratur untuk membantu menjaga keteraturan buang air

besar.

15

BAB III

KESIMPULAN

Diverticulosis merupakan suatu keadaan pada kolon yang ditandai dengan

adanya herniasi mukosa melalui tunika muskularis yang membentuk kantong

berbentuk seperti botol. Bila satu kantong atau lebih mengalami peradangan,

keadaan inilah yang disebut sebagai Divertikulitis.

Diverticulosis paling umum terjadi pada kolon sigmoid(95%). Hal ini telah

diperkirakan bahwa kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami

divertikulitis pada titik yang sama. Diverticulitis paling umum terjadi pada usia

lebih dari 60 tahun. Insidensnya kira-kira 60% pada individu dengan usia lebih

dari 80 tahun.Predisposisi congenital dicurigai bila terdapat gangguan pada

individu yang berusia di bawah 40 tahun.

Asupan diet rendah serat diperkirakan sebagai penyebab utama penyakit ini

dikarenakan jika diet rendah serat, usus besar harus memberikan tekanan lebih

dari biasanya untuk bergerak kecil, kotoran keras. Diet rendah serat juga dapat

meningkatkan sisa waktu tinja dalam usus, menambah tekanan tinggi. Mungkin

kantong terbentuk ketika tekanan tinggi mendorong terhadap titik-titik lemah di

usus besar di mana darah melewati pembuluh lapisan otot dinding usus untuk

memasok darah ke dinding dalam.

Kebanyakan orang dengan diverticulosis kolon tidak menyadari perubahan

struktural. Ketika gejala muncul dalam diri seseorang lebih dari 40 tahun adalah

penting untuk mendapatkan saran medis dan mengecualikan kondisi yang lebih

berbahaya seperti kanker usus besar atau rektum. . Diverticula dapat berdarah,

baik cepat (menyebabkan perdarahan melalui rektum atau buang air besar

berdarah) atau perlahan (menyebabkan anemia). Seiring waktu, beberapa orang

mendapatkan infeksi di kantong (diverticulitis). Bisa berupa kram dan nyeri di

daerah yang terkena.

Dalam kasus Diverticulosis asimtomatik, diagnosis biasanya dibuat sebagai

suatu temuan insidental pada pemeriksaan lain.

16

Modifikasi diet adalah pusat pengelolaan baik diverticulosis atau

diverticulitis, dan diet tinggi residu dengan 20 sampai 35 gram serat sehari-hari

dianjurkan. Sekitar 20% dari individu dengan divertikulitis memerlukan intervensi

bedah karena kegagalan untuk merespon pengobatan medis, pengembangan abses,

fistula obstruksi, perforasi, atau usus, atau perdarahan yang tidak dapat dikontrol.

Segmen usus yang terkena di ( reseksi usus ), dan memotong ujung usus

kemudian bergabung (anastomosis).

Infeksi divertikulum dapat menyebabkan divertikulitis . Hal ini terjadi pada

10% -25% orang dengan diverticulosis. Dapat juga menyebabkan pendarahan

atau perforasi dapat terjadi; obstruksi usus dapat terjadi (konstipasi atau diare

tidak menutup kemungkinan ini keluar), dan peritonitis , abses, retroperitoneal

fibrosis , sepsis , dan pembentukan fistula.

Sebagai pencegahan terjadinya diverticulosis adalah Makan tinggi serat, diet

rendah lemak. Makanan tinggi serat termasuk buah-buahan, sayuran, dan roti

gandum dan sereal. Minum banyak cairan (setidaknya delapan gelas penuh air

sehari) untuk membantu melunakkan tinja. Berolahraga secara teratur untuk

membantu menjaga keteraturan buang air besar.

17

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.webmd.com/digestive-disorders/tc/diverticulosis-topic-

overview

2. Davis BR, Matthews JB (2006). Divertikular penyakit dari usus . Dalam

M Wolfe et al., Eds, Terapi. Gangguan Pencernaan , 2nd ed., hlm 855-859.

Philadelphia: Saunders Elsevier.

3. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000257.html

4. www.esurgicalhandbook.com/colorectal/Diverticular_Disease/

Diverticular_Disease.ppt

5. www.mediscan.co.uk/cfm/resultssearch.cfm?box =...

6. www.merck.com/mmhe/sec09/ch128/ch128c.html

7. www.iecdesmoines.com / diverticular_disease.htm

8. www.emedicine.com/emerg/topic152.htm

9. anatpat.unicamp.br / etgi.html

10. Eastwood MA (1987) penyakit divertikular. Dalam Oxford Textbook of

Medicine , 2nd ed., hlm 12,133-12,137 [DJ Weatherall, JGG Ledingham

dan DA Warrell, editor). Oxford: Oxford University Press.

11. Stollman, N; Raskin, JB. (2004). "Divertikular penyakit usus besar"

Lancet 363 (9409):. 631-9. DOI : 10.1016/S0140-6736 (04) 15597-9 .

PMID 14987890 .

12. Touzios, JG; Dozois, EJ (2009). "Diverticulosis dan akut divertikulitis"

Gastroenterol Clin Utara Am 38 (3):.. 513-25. DOI :

10.1016/j.gtc.2009.06.004 . PMID 19699411 .

13. http://www.mdguidelines.com/diverticulosis-and-diverticulitis-of-colon

14. http://www.johnshopkinshealthalerts.com/symptoms_remedies/

diverticular_disorders/90-1.html

15. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000257.htm

16. http://www.emedicinehealth.com/diverticulosis_and_diverticulitis/

page8_em.htm#Surgery

17. www.esurgicalhandbook.com/.../ Diverticular

18. http://www.endoatlas.com/co_di_01.html

18