BAB I
-
Upload
pennystevana -
Category
Documents
-
view
225 -
download
5
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit diverticular belum dikenal di Negara Barat sebelum abad ke-20.
Setelah terjadi perkembangan dan kemajuan industri yang diikuti dengan
perubahan pola makan dan konsumsi jenis makanan dari yang mengandung
banyak serat ke jenis makanan yang kurang mengandung banyak serat, penyakit
diverticular mulai muncul dan makin meningkat prevalensinya sesuai dengan
peningkatan umur penduduk.
Diverticulosis merupakan suatu keadaan pada kolon yang ditandai dengan
adanya herniasi mukosa melalui tunika muskularis yang membentuk kantong
berbentuk seperti botol. Bila satu kantong atau lebih mengalami peradangan,
keadaan inilah yang disebut sebagai Divertikulitis.
Diverticulosis dapat dibawa dari lahir, tetapi umumnya ditemukan setelah
lahir. Insidensi diverticulosis secara keseluruhan tinggi; penyakit ini menyerang
sekitar 10% penduduk menurut sebagian besar pemeriksaan mayat. Diverticulosis
jarang terjadi pada usia di bawah 35 tahun, tetapi meningkat seiring bertambahnya
usia sehingga pada usia 85 tahun, dua pertiga penduduk mengalami penyakit ini.
Lokasi terjadinya divertikula yang paling sering adalah kolon sigmoid, yaitu
sekitar 90% kasus.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Colon dan Rektum
Usus besar terdiri dari caecum, appendix, kolon ascendens, kolon
transversum, kolondescendens, kolon sigmoideum dan rektum serta anus.
Mukosa usus besar terdiri dari epitelselapis silindris dengan sel goblet dan
kelenjar dengan banyak sel goblet, pada lapisansubmukosa tidak mempunyai
kelenjar. Otot bagian sebelah dalam sirkuler dan sebelah luar longitudinal yang
terkumpul pada tiga tempat membentuk taenia koli. Lapisan
serosamembentuk tonjolan tonjolan kecil yang sering terisi lemak yang disebut
appendices epiploicae.Didalam mukosa dan submukosa banyak terdapat kelenjar
limfa, terdapat lipatan-lipatan yaituplica semilunaris dimana kecuali lapisan
mukosa dan lapisan submukosa ikut pula lapisan ototsirkuler. Diantara dua plica
semilunares terdapat saku yang disebut haustra coli, yang mungkindisebabkan
oleh adanya taenia coli atau kontraksi otot sirkuler. Letak haustra in vivo
dapatberpindah pindah atau menghilang.
Vaskularisasi kolon dipelihara oleh cabang-cabang arteri mesenterica
superior dan arterimesenterica inferior, membentuk marginal arteri seperti
periarcaden, yang memberi cabang-cabang vasa recta pada dinding usus. Yang
membentuk marginal arteri adalah arteri ileocolica, arteri colica dextra, arteri
colica media, arteri colica sinistra dan arteri sigmoidae. Hanya artericiloca sinistra
dan arteri sigmoideum yang merupakan cabang dari arteri mesenterica
inferior,sedangkan yang lain dari arteri mesenterica superior. Pada umumnya
pembuluh darah berjalan retroperitoneal kecuali arteri colica media dan arteri
sigmoidae yang terdapat didalam mesocolontransversum dan mesosigmoid.
Seringkali arteri colica dextra membentuk pangkal yang samadengan arteri colica
media atau dengan arteri ileocolica.
Pembuluh darah vena mengikuti pembuluh darah arteri untuk menuju ke vena
mesenterica superior dan arteri mesenterica inferior yang bermuara ke dalam vena
porta.
2
Aliran limfe mengalir menuju ke Lnn. ileocolica, Lnn.colica dextra, Lnn.
colica media, Lnn. colica sinistra dan Lnn. mesenterica inferior.
Kemudianmengikuti pembuluh darah menuju truncus intestinalis.Colon ascendens
panjangnya sekitar 13 cm, dimulai dari caecum pada fossa iliaca dextra
sampaiflexura coli dextra pada dinding dorsal abdomen sebelah kanan, terletak di
sebelah ventral rendextra, hanya bagian ventral ditutup peritoneum visceral. Jadi
letak colon ascendens iniretroperitoneal, kadang kadang dinding dorsalnya
langsung melekat pada dinding dorsalabdomen yang ditempati muskulus
quadratus lumborum dan ren dextra.
Arterialisasi colon ascendens dari cabang arteri ileocolic dan arteri colic
dextra yang berasal dari arteri mesentricasuperior.Colon transversum panjangnya
sekitar 38 cm, berjalan dari flexura coli dextra sampai flexuracoli sinistra. Bagian
kanan mempunyai hubungan dengan duodenum dan pankreas di sebelahdorsal,
sedangkan bagian kiri lebih bebas. Flexura coli sinistra letaknya lebih tinggi
daripadayang kanan yaitu pada polus cranialis ren sinistra, juga lebih tajam
sudutnya dan kurang mobile.Flexura coli dextra erat hubunganya dengan facies
visceralis hepar (lobus dextra bagian caudal)yang terletak di sebelah ventralnya.
Arterialisasi didapat dari cabang cabang arteri colica media.Arterialisasi colon
transversum didapat dari arteri colica media yang berasal dari arterimesenterica
superior pada 2/3 proksimal, sedangkan 1/3 distal dari colon transversum
mendapatarterialisasi dari arteri colica sinistra yang berasal dari arteri mesenterica
inferior.
Gambar 1. Anatomi colon dan rektum
3
Gambar 2. Arteri mesenterica superior
Mesokolon transversum adalah duplikatur peritoneum yang memfiksasi colon
transversumsehingga letak alat ini intraperitoneal. Pangkal mesokolon transversa
disebut radix mesokolontransversa, yang berjalan dari flexura coli sinistra sampai
flexura coli dextra. Lapisan cranialmesokolon transversa ini melekat pada
omentum majus dan disebut ligamentum gastro (meso) colica, sedangkan lapisan
caudal melekat pada pankreas dan duodenum, didalamnya berisipembuluh darah,
limfa dan syaraf. Karena panjang dari mesokolon transversum inilah yang
menyebabkan letak dari colon transversum sangat bervariasi, dan kadang
mencapai pelvis.
Colon descendens panjangnya sekitar 25 cm, dimulai dari flexura coli sinistra
sampai fossa iliacasinistra dimana dimulai colon sigmoideum. Terletak
retroperitoneal karena hanya dinding ventralsaja yang diliputi peritoneum,
terletak pada muskulus quadratus lumborum dan erathubungannya dengan ren
sinistra.
4
Arterialisasi didapat dari cabang-cabang arteri colica sinistradan cabang
arteri sigmoid yang merupakan cabang dari arteri mesenterica inferior.Colon
sigmoideum mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya intraperi toneal, dan
terletak didalam fossa iliaca sinistra. Radix mesosigmoid mempunyai perlekatan
yang variabel padafossa iliaca sinistra. Colon sigmoid membentuk lipatan-lipatan
yang tergantung isinya didalamlumen, bila terisi penuh dapat memanjang dan
masuk ke dalam cavum pelvis melalui adituspelvis, bila kosong lebih pendek dan
lipatannya ke arah ventral dan ke kanan dan akhirnya kedorsal lagi. Colon
sigmoid melanjutkan diri kedalam rectum pada dinding mediodorsal padaaditus
pelvis di sebelah depan os sacrum.
Gambar 3. Arteri mesenterica inferior
Arterialisasi didapat dari cabang- cabang arterisigmoidae dan arteri
haemorrhoidalis superior cabang arteri mesenterica inferior. Aliran vena yang
terpenting adalah adanya anastomosis antara vena haemorrhoidalis superior
dengan venahaemorrhoidalis medius dan inferior, dari ketiga vena ini yang
bermuara kedalam vena portamelalui vena mesenterica inferior hanya vena
haemorrhoidalis superior, sedangkan yang lainmenuju vena iliaca interna. Jadi
terdapat hubungan antara vena parietal (vena iliaca interna) danvena visceral
(vena porta) yang penting bila terjadi pembendungan pada aliran vena
portamisalnya pada penyakit hepar sehingga mengganggu aliran darah portal.
5
Mesosigmoideum mempunyai radix yang berbentuk huruf V dan ujungnya
letaknya terbalik pada ureter kiri danpercabangan arteri iliaca communis sinistra
menjadi cabang-cabangnya, dan diantara kaki-kaki huruf V ini terdapat reccessus
intersigmoideus.
Lapisan otot longitudinal kolon membentuk tiga buah pita, yang disebut
taenia* (taenia; taenia =pita) yang lebih pendek dari kolon itu sendiri sehingga
kolon berlipat-lipat dan berbentuk seperti sakulus* (sakulus; saculus=saccus
kecil; saccus=kantong), yang disebut haustra*(haustra;haustrum=bejana).Kolon
transversum dan kolon sigmoideum terletak intraperitoneal dan dilengkapi dengan
mesenterium.
6
Gambar 4. Arteri mesenterica inferior
2.2 Diverticulosis
2.2.1. Definisi
Diverticula dalam bahasa latinnya (diverticulum) adalah Penonjolan keluar
abnormal berbentuk kantong yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas
sepanjang defek di lapisan otot, merupakan penonjolan dari mukosa serta
submukosa. Diverticula biasanya merupakan manifestasi motalitas yang
abnormal. Diverticulum dapat terjadi di mana saja sepanjang saluran
gastrointestinal.
Diverticulum adalah lekukan luar seperti kantong (biasa berukuran 5 hingga
10 milimeter) yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas sepanjang defek di
lapisan otot. Diverticula dapat terjadi di mana saja sepanjang saluran
gastrointestinal. Diverticulosis merupakan diverticula multipel yang terjadi tanpa
inflamasi atau gejala. Diverticulitis terjadi bila makanan dan bakteri tertahan di
suatu divertikulim yang menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat
membentuk drainase dan akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan
abses.
7
2.2.2. Epidemiologi
Diverticulosis paling umum terjadi pada kolon sigmoid(95%). Hal ini telah
diperkirakan bahwa kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami
divertikulitis pada titik yang sama. Diverticulitis paling umum terjadi pada usia
lebih dari 60 tahun. Insidensnya kira-kira 60% pada individu dengan usia lebih
dari 80 tahun.Predisposisi congenital dicurigai bila terdapat gangguan pada
individu yang berusia di bawah 40 tahun. Asupan diet rendah serat diperkirakan
sebagai penyebab utama penyakit. Diverticulitis dapat terjadi pada serangan akut
atau mungkin menetap sebagai infeksi yang kontinu dan lama.
Gambar 5. Diverticulosis
Gambar 6. Diverticulosis
8
2.2.3. Etiologi
Mikro dan makro perforasi
Perbedaan tekanan antar lumen colon dan serosa serta area lemah dalam
dinding colon.
Diet rendah serat, dikarenakan jika diet rendah serat, usus besar harus
memberikan tekanan lebih dari biasanya untuk bergerak kecil, kotoran
keras. Diet rendah serat juga dapat meningkatkan sisa waktu tinja dalam
usus, menambah tekanan tinggi. Mungkin kantong terbentuk ketika
tekanan tinggi mendorong terhadap titik-titik lemah di usus besar di mana
darah melewati pembuluh lapisan otot dinding usus untuk memasok darah
ke dinding dalam.
Kuman-kuman seperti Taenia coli
2.2.4. Faktor Resiko
1. meningkatnya usia
2. sembelit
3. diet yang rendah serat konten atau tinggi lemak
4. tinggi asupan daging merah
5. gangguan jaringan ikat (seperti sindrom Marfan ) yang dapat
menyebabkan kelemahan pada dinding usus besar.
2.2.5. Patofisiologi
Diverticulosis dapat dibawa dari lahir (factor congenital) yang tidak diketahui
penyebabnya (idiopatik) dimana seluruh lapisan usus merupakan dinding
divertikel. Tetapi hal ini jarang terjadi, umumnya ditemukan setelah lahir dan
kebanyakan pada usus besar khususnya pada kolon sigmoid dan kolon desendens.
Dinding yang berotot dari usus besar bertumbuh menjadi lebih tebal seiring
dengan umur. Penebalan dinding usus besar mungkin mencerminkan peningkatan
tekanan-tekanan yang diperlukan oleh usus besar untuk mengeliminasi feces
(tinja). Suatu diet yang rendah serat dapat menjurus pada feces yang kecil dan
9
keras yang adalah sulit untuk dikeluarkan. Seiring waktu, kontraksi-kontraksi
yang bertenaga pada usus besar mendorong lapisan dalam usus keluar (burut)
melalui retakan-retakan pada dinding-dinding yang berotot. Kantong-kantong
yang berkembang ini disebut diverticula.
Diverculitis atau gangguan usus merupakan penyakit pada saluran usus besar
berupa luka dan benjolan, seperti bisul. Diverticulitis berkembang dari
diverticulosis. Pada diverticulosis, terdapat benjolan-benjolan (diverticula) yang
berada di bagian luar kolon. Diverticulitis terjadi jika salah satu diverticula
mengalami peradangan atau infeksi. Tonjolan tersebut dapat mengikat feses
sehingga terjadi radang yang menyakitkan dan menyebabkan abdominal pain.
Serat dapat mendorong tinja agar mudah dikeluarkan, sehingga tonjolan dapat
mengecil dan lama kelamaan hilang. Meskipun tidak menyembuhkan tapi secara
tak langsung serat telah membantu mencegah gangguan usus atau divertikulosis.
Presentasi penyakit ini adalah classic triad yang terjadi di bagian kiri bawah perut,
demam, dan leukositosis (kenaikan jumlah sel darah putih dalam tes darah).
Pasien biasanya mengeluh mual atau diare, dan mungkin juga konstipasi.
2.2.6. Gejala Klinik
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala. Seseorang mungkin memiliki
diverticulosis selama bertahun-tahun pada saat gejala muncul (jika mereka
lakukan). Seiring waktu, beberapa orang mendapatkan infeksi di kantong
(diverticulitis). Bisa berupa kram dan nyeri di daerah yang terkena.
Kebanyakan orang dengan diverticulosis kolon tidak menyadari perubahan
struktural. Ketika gejala muncul dalam diri seseorang lebih dari 40 tahun adalah
penting untuk mendapatkan saran medis dan mengecualikan kondisi yang lebih
berbahaya seperti kanker usus besar atau rektum.
Bentuk-bentuk klinis dari diverticulosis kolon adalah:
Simtomatik colonic diverticulosis
Ini adalah komplikasi yang paling umum dari diverticulosis kolon. Ini adalah
ketika motilitas (yaitu, sifat seterusnya pendorong dari kontraksi) dari usus
10
menjadi tidak teratur. Kadang-kadang, kejang dapat berkembang. Hal ini
menyebabkan nyeri di perut bagian bawah kiri. Gejala dapat terdiri dari
Nyeri kembung
Perubahan dalam buang air besar (diare atau sembelit),
Non-spesifik kronis yaitu ketidaknyamanan di perut bagian kiri bawah,
dengan episode nyeri akut sesekali tajam,
Sering di perut bagian bawah kiri dan / atau sesudah makan.
Complicated colonic diverticulosis
Hal ini sangat jarang terjadi tetapi sangat berbahaya. Diverticula dapat
berdarah, baik cepat (menyebabkan perdarahan melalui rektum atau buang air
besar berdarah) atau perlahan (menyebabkan anemia). Divertikula bisa menjadi
terinfeksi dan mengalami abses, atau bahkan perforasi. Ini adalah komplikasi
serius dan perawatan medis yang diperlukan. Diverticula yang terinfeksi disebut
dengan istilah diverticulitis . Pertama kali perdarahan dari rektum, terutama pada
individu yang berusia di atas usia 40, bisa disebabkan oleh kanker usus besar,
polip kolon dan penyakit inflamasi usus daripada divertikulosis dan membutuhkan
penyelidikan klinis.
Gambar 7. Diverticulosis dan diverticulitis
11
2.2.7. Diagnosis
Diagnosa:
Dalam kasus Diverticulosis asimtomatik, diagnosis biasanya dibuat sebagai
suatu temuan insidental pada pemeriksaan lain.
Sementara sejarah yang baik ini seringkali cukup untuk membentuk diagnosis
Diverticulosis atau Divertikulitis, penting untuk mengkonfirmasi diagnosis dan
menyingkirkan patologi yang lain (kanker kolorektal terutama) dan komplikasi.
Pemeriksaan penunjang:
Plain X-ray abdomen dapat menunjukkan tanda-tanda dinding menebal,
ileus, konstipasi, obstruksi usus kecil atau udara bebas dalam kasus
perforasi. Plain X-ray tidak cukup untuk mendiagnosa Penyakit
divertikular.
Kontras CT adalah penyelidikan pilihan dalam episode akut Divertikulitis
dan di mana ada komplikasi.
Colonoscopy akan menunjukkan divertikulum dan menyingkirkan
keganasan. Colonoscopy harus dilakukan 4-6 minggu setelah episode akut.
Gambar 8. Colonoscopy diverticulosis dan diverticulitis
Barium enema X-ray biasanya hanya dilakukan jika pasien memiliki
striktur sehingga kolon sigmoid terlalu berliku-liku di mana kolonoskopi
sulit atau berbahaya.
12
Gambar 9. X-ray barium enema diverticulosis
MRI memberikan gambaran yang jelas dari jaringan lunak perut, namun
tidak memberikan manfaat jika dibandingkan dengan CT kontras atau
kolonoskopi.
Tidak ada tes darah untuk Diverticulosis.
Penting untuk dicatat bahwa Barium enema dan kolonoskopi merupakan
kontraindikasi selama episode akut divertikulitis, seperti barium dapat bocor
keluar ke rongga perut, dan kolonoskopi dapat menyebabkan perforasi dari
dinding usus.
2.2.8. Penatalaksanaan
Modifikasi diet adalah pusat pengelolaan baik diverticulosis atau diverticulitis,
dan diet tinggi residu dengan 20 sampai 35 gram serat sehari-hari dianjurkan.
Individu dengan gejala ringan diperlakukan secara rawat jalan, disarankan untuk
minum banyak cairan, menelan sebuah produk yang mengandung serat psyllium
metilselulosa atau, dan diberikan antibiotik oral. Individu disarankan untuk
menanggapi usus mendesak pada waktu yang tepat untuk mengurangi tekanan
usus dan meningkatkan latihan untuk setidaknya 30 menit setiap hari. Mereka
dengan gejala berat divertikulitis akut dapat dirawat di rumah sakit dan diberikan
cairan infus dan antibiotik. Jika individu memiliki mual dan muntah dan istirahat
usus yang diresepkan, makan dapat dilakukan secara intravena (nutrisi parenteral
13
total). Makan oral kemudian dapat dilanjutkan secara bertahap dengan cairan
bening dan kemajuan bertahap untuk diet, lembut rendah serat. Pelunak feses-dan
obat-obatan antispasmodic juga mungkin dianjurkan.
Sekitar 20% dari individu dengan divertikulitis memerlukan intervensi bedah
karena kegagalan untuk merespon pengobatan medis, pengembangan abses,
fistula obstruksi, perforasi, atau usus, atau perdarahan yang tidak dapat dikontrol.
Segmen usus yang terkena di ( reseksi usus ),dilakukan diverticulectomy pada
kasus diverticulosis yang belum terinfeksi, dan pada beberapa kasus dilakukan
pemotongan ujung usus kemudian digabung (anastomosis) / hemicolectomy
karena berpotensi untuk terjadinya perforasi dari divertikulitis tersebut. Dalam
beberapa kasus, prosedur 2-tahap yang digunakan (Hartmann prosedur), di mana
pembukaan sementara dibuat untuk mengosongkan usus (kolostomi) dengan
anastomosis ditunda sampai waktu kemudian. Operasi kedua kemudian dilakukan
2 sampai 3 bulan kemudian untuk membuat anastomosis dan menutup kolostomi
sementara. Pada beberapa individu, drainase bedah dari abses intra-abdomen yang
besar mungkin diperlukan. Hal ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke
dalam abses saat melihat area di bawah bimbingan USG atau CT, kateter yang
tersisa di tempat sementara untuk memungkinkan mengeluarkan abses .
2.2.9. Diagnosa Banding
Diagnosis diferensial meliputi cancer colon , inflamatory bowel disease ,
iskemik kolitis , dan irritable bowel syndrome , haemorrhoid serta sejumlah
proses urologi dan ginekologi. Beberapa pasien melaporkan perdarahan dari
dubur.
2.2.10. Prognosis
Biasanya, ini adalah kondisi ringan yang merespon baik terhadap pengobatan.
Beberapa orang akan memiliki lebih dari satu serangan dan menjadi divertikulitis.
14
2.2.11. Komplikasi
Infeksi divertikulum dapat menyebabkan divertikulitis . Hal ini terjadi pada
10% -25% orang dengan diverticulosis. Dapat juga menyebabkan pendarahan
atau perforasi dapat terjadi; obstruksi usus dapat terjadi (konstipasi atau diare
tidak menutup kemungkinan ini keluar), dan peritonitis , abses, retroperitoneal
fibrosis , sepsis , dan pembentukan fistula.
Serat, rendah lemak tinggi, sembelit dan penggunaan laksatif stimulan
meningkatkan risiko perdarahan, juga sejarah divertikulitis meningkatkan resiko
untuk berdarah.
Infeksi dari divertikulum sering terjadi sebagai akibat dari tinja yang
mengumpul dalam divertikulum.
Lebih dari 10% dari penduduk AS berusia di atas 40 dan 50% berusia di atas
60 memiliki diverticulosis. Penyakit ini adalah umum di AS, Inggris, Australia,
Kanada, dan jarang terjadi di Asia dan Afrika. Divertikula yang besar terkait
dengan skleroderma .
2.2.12. Pencegahan
Makan tinggi serat, diet rendah lemak. Makanan tinggi serat termasuk
buah-buahan, sayuran, dan roti gandum dan sereal.
Minum banyak cairan (setidaknya delapan gelas penuh air sehari) untuk
membantu melunakkan tinja.
Berolahraga secara teratur untuk membantu menjaga keteraturan buang air
besar.
15
BAB III
KESIMPULAN
Diverticulosis merupakan suatu keadaan pada kolon yang ditandai dengan
adanya herniasi mukosa melalui tunika muskularis yang membentuk kantong
berbentuk seperti botol. Bila satu kantong atau lebih mengalami peradangan,
keadaan inilah yang disebut sebagai Divertikulitis.
Diverticulosis paling umum terjadi pada kolon sigmoid(95%). Hal ini telah
diperkirakan bahwa kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami
divertikulitis pada titik yang sama. Diverticulitis paling umum terjadi pada usia
lebih dari 60 tahun. Insidensnya kira-kira 60% pada individu dengan usia lebih
dari 80 tahun.Predisposisi congenital dicurigai bila terdapat gangguan pada
individu yang berusia di bawah 40 tahun.
Asupan diet rendah serat diperkirakan sebagai penyebab utama penyakit ini
dikarenakan jika diet rendah serat, usus besar harus memberikan tekanan lebih
dari biasanya untuk bergerak kecil, kotoran keras. Diet rendah serat juga dapat
meningkatkan sisa waktu tinja dalam usus, menambah tekanan tinggi. Mungkin
kantong terbentuk ketika tekanan tinggi mendorong terhadap titik-titik lemah di
usus besar di mana darah melewati pembuluh lapisan otot dinding usus untuk
memasok darah ke dinding dalam.
Kebanyakan orang dengan diverticulosis kolon tidak menyadari perubahan
struktural. Ketika gejala muncul dalam diri seseorang lebih dari 40 tahun adalah
penting untuk mendapatkan saran medis dan mengecualikan kondisi yang lebih
berbahaya seperti kanker usus besar atau rektum. . Diverticula dapat berdarah,
baik cepat (menyebabkan perdarahan melalui rektum atau buang air besar
berdarah) atau perlahan (menyebabkan anemia). Seiring waktu, beberapa orang
mendapatkan infeksi di kantong (diverticulitis). Bisa berupa kram dan nyeri di
daerah yang terkena.
Dalam kasus Diverticulosis asimtomatik, diagnosis biasanya dibuat sebagai
suatu temuan insidental pada pemeriksaan lain.
16
Modifikasi diet adalah pusat pengelolaan baik diverticulosis atau
diverticulitis, dan diet tinggi residu dengan 20 sampai 35 gram serat sehari-hari
dianjurkan. Sekitar 20% dari individu dengan divertikulitis memerlukan intervensi
bedah karena kegagalan untuk merespon pengobatan medis, pengembangan abses,
fistula obstruksi, perforasi, atau usus, atau perdarahan yang tidak dapat dikontrol.
Segmen usus yang terkena di ( reseksi usus ), dan memotong ujung usus
kemudian bergabung (anastomosis).
Infeksi divertikulum dapat menyebabkan divertikulitis . Hal ini terjadi pada
10% -25% orang dengan diverticulosis. Dapat juga menyebabkan pendarahan
atau perforasi dapat terjadi; obstruksi usus dapat terjadi (konstipasi atau diare
tidak menutup kemungkinan ini keluar), dan peritonitis , abses, retroperitoneal
fibrosis , sepsis , dan pembentukan fistula.
Sebagai pencegahan terjadinya diverticulosis adalah Makan tinggi serat, diet
rendah lemak. Makanan tinggi serat termasuk buah-buahan, sayuran, dan roti
gandum dan sereal. Minum banyak cairan (setidaknya delapan gelas penuh air
sehari) untuk membantu melunakkan tinja. Berolahraga secara teratur untuk
membantu menjaga keteraturan buang air besar.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.webmd.com/digestive-disorders/tc/diverticulosis-topic-
overview
2. Davis BR, Matthews JB (2006). Divertikular penyakit dari usus . Dalam
M Wolfe et al., Eds, Terapi. Gangguan Pencernaan , 2nd ed., hlm 855-859.
Philadelphia: Saunders Elsevier.
3. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000257.html
4. www.esurgicalhandbook.com/colorectal/Diverticular_Disease/
Diverticular_Disease.ppt
5. www.mediscan.co.uk/cfm/resultssearch.cfm?box =...
6. www.merck.com/mmhe/sec09/ch128/ch128c.html
7. www.iecdesmoines.com / diverticular_disease.htm
8. www.emedicine.com/emerg/topic152.htm
9. anatpat.unicamp.br / etgi.html
10. Eastwood MA (1987) penyakit divertikular. Dalam Oxford Textbook of
Medicine , 2nd ed., hlm 12,133-12,137 [DJ Weatherall, JGG Ledingham
dan DA Warrell, editor). Oxford: Oxford University Press.
11. Stollman, N; Raskin, JB. (2004). "Divertikular penyakit usus besar"
Lancet 363 (9409):. 631-9. DOI : 10.1016/S0140-6736 (04) 15597-9 .
PMID 14987890 .
12. Touzios, JG; Dozois, EJ (2009). "Diverticulosis dan akut divertikulitis"
Gastroenterol Clin Utara Am 38 (3):.. 513-25. DOI :
10.1016/j.gtc.2009.06.004 . PMID 19699411 .
13. http://www.mdguidelines.com/diverticulosis-and-diverticulitis-of-colon
14. http://www.johnshopkinshealthalerts.com/symptoms_remedies/
diverticular_disorders/90-1.html
15. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000257.htm
16. http://www.emedicinehealth.com/diverticulosis_and_diverticulitis/
page8_em.htm#Surgery
17. www.esurgicalhandbook.com/.../ Diverticular
18. http://www.endoatlas.com/co_di_01.html
18