BAB I

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Trauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera karena salah satu sebab. Penyebab trauma adalah kecelakaan lalu lintas, industri, olahraga, dan rumah tangga. Di Indonesia kematian akibat kecelakaan lalu lintas ± 12.000 orrang per tahun. Taruma yang dialami seseorang akan menyebabkan masalah-masalah sebagai berikut. 1. Biaya yang besar untuk mengembalikan fungsi setelah mengalami trauma. 2. Resiko kematian yang tinggi. 3. Prodiktivitas menurun akibat banyak kehilangna waktu bekerja. 4. Kecatatan sementara dan permanen. Di masyarakat, seorang perawa/Ners perlu mengetahui perawatan klien trauma muskuloskletal yang mungkin dijumpai, baik dijalan maupun selama melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit. Selain itu, ia perlu mengetahui dasar-dasar penanggulan suatu trauma yang menimbulkan masalah pada sistem muskuloskletal dengan melakukan penanggulangan awal dan merujuk ke rumah sakit terdekat agar mengurangi resiko yang lebih besar. 1

description

new

Transcript of BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Trauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera karena salah

satu sebab. Penyebab trauma adalah kecelakaan lalu lintas, industri, olahraga, dan

rumah tangga.

Di Indonesia kematian akibat kecelakaan lalu lintas ± 12.000 orrang per tahun.

Taruma yang dialami seseorang akan menyebabkan masalah-masalah sebagai

berikut.

1.    Biaya yang besar untuk mengembalikan fungsi setelah mengalami trauma.

2.    Resiko kematian yang tinggi.

3.    Prodiktivitas menurun akibat banyak kehilangna waktu bekerja.

4.    Kecatatan sementara dan permanen.

Di masyarakat, seorang perawa/Ners perlu mengetahui perawatan klien trauma

muskuloskletal yang mungkin dijumpai, baik dijalan maupun selama melakukan

asuhan keperawatan di rumah sakit. Selain itu, ia perlu mengetahui dasar-dasar

penanggulan suatu trauma yang menimbulkan masalah pada sistem

muskuloskletal dengan melakukan penanggulangan awal dan merujuk ke rumah

sakit terdekat agar mengurangi resiko yang lebih besar.

Resiko yang lebih fatal yang perlu diketahui adalah kematian. Peristiwa yang

sering terjadi pada klien dibagi dalam tiga periode waktu sebagai berikut :

1. Kematian dalam detik-detik pertama sampai menit berikutnya (50%).

Kematian disebabkan oleh laserasi otak dan pangkal otak, kerusakan sumsum

tulang belakang bagian atas, kerusakan jantung, oarta, serta pembuluh-pembuluh

darah besar. Kebanyakan klien tidak dapat ditolong an meninggal ditempat.

2. Kematian dalam menit pertama sampai beberapa jam (35%).

Kematian disebabkan oleh perdarahan subdural atau epidural,

hematopneumotoraks, robekan limpa, laserasi hati, fraktur panggul, serta fraktur

multipel dengan resimo besar akibat perdarahan yang masif. Sebagian klien pada

tahap ini dapat diselamatkan dengan pengetahuan dan penanggulangan trauma

yang memadai.

1

3. Kematian setelah beberapa hari ampai beberapa minggu setelah taruma (15%).

Kematian biasanya disebabkan oleh kegagalan beberapa organ atau sepsis.

Peran perawat dalam membantu mengurangi resiko tersebut cukup besar. Resiko

kegagalan organ dan reaksi sepsis dapat dikurangi secara signifikan dengan

asuhan keperawatan yang komprehensif.

Penanggulangan klien taua memerlukan peralatan serta keterampilan khusus

yang tidak semuanya dapat dilakukan oleh perawat, berhubung keterampilan dan

pengetahuan yang dimiliki setiap Ners bervariasi, serta peralatan yang tersedia

kurang memadai.

Trauma muskuloskletal biasanya menyebabkan disfungsi struktur disekitarnya

dan struktur pada bagian yang dilindungi atau disangganya. Gangguan yang

paling sering terjadi akibat trauma muskuloskletal adalah kontusio, strain, sprain

dan dislokasi

1.2 RUMUSAN MASALAH

1) Apa pengertian Strain !

2) Apa penyebab dari Strain !

3) Bagaimana prognosis dari Strain ?

4) Apa-apa saja manifestasi yang di timbulkan dari Strain ?

5) Bagaimana klasifikasi dari Strain ?

6) Bagaimana patofisiologi dari Strain ?

7) Apa-apa saja komplikasi yang dapat di timbulkan oleh penderita Strain ?

8) Bagaimana pemeriksaan Lab yang di lakukan pada penderita Strain ?

9) Apa-apa saja penatalaksanaan yang harus di lakukan pada penderita

Strain ?

10) Bagaimana pengkajian yang di lakukan pada penderita Strain ?

11) Apa saja asuhan keperawatan yang di berikan pada penderita Strain !

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung

kegiatan belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah

SISTEM MUSKULOSKELETAL tentang Asuhan Keperawatan Klien dengan

STRAIN

2

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengertian Strain

2. Mengetahui penyebab terjadinya Strain

3. Mengetahui prognosis dari Strain.

4. Mengetahui manifestasi klinis dari Strain.

5. Mengetahui klasifikasi dari Strain.

6. Mengetahui patofisiologi dari Strain.

7. Mengetahui komplikasi dari Strain.

8. Mengetahui pemeriksaan Lab dari Strain.

9. Mengetahu penatalaksanaan dari Strain.

10. Mengetahui pengkajian pada penderita Strain

11. Mengetahui asuhan keperawatan pada penderita Strain

3

BAB II

KONSEP MEDIS

2.1 DEFINISI

Strain adalah trauma pada suatu otot atau tendon, biasanya terjadi ketika otot

atau tendon terenggang melebihi batas normalnya. Strain dapat mencakup robekan

atau ruptur jaringan. Inflamasi terjadi pada cedera otot atau tendon yang

menyebabkan nyeri dan pembengkakkan jaringan (Elizabeth, 2009).

Strain adalah bentuk cedera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur

(otot dan tendon) muskulotendinous (Abdul Wahid, 2012).

2.2 ETIOLOGI

Adapun penyebab dari Strain menurut Abdul Wahid dalam bukunya Asuhan

Keperawatan Degan Gangguan Mukuloskeletal,yaitu :

Otot atau tendon yang terpelintir atau mengalami tarikan

Over stressing/penggunaan otot yang berlebihan

Mengangkat benda yang berat

Melakukan kontraksi saat otot belum siap

2.3 PROGNOSIS

Biasanya , dengan perawatan yang tepat , kebanyakan orang sembuh

sepenuhnya dari cedera otot. Seperti pada derajat 1 dan 2 pasien dapat pulih

kembali seperti semula dengan beberapa metode pengobatan. Pada derajat 3

diperlukan penanganan medis lebih lanjut. Kemungkinan untuk pulih ada tetapi

memerlukan proses yang sedikit lama dan hasilnya tidak akan sama seperti

keaadaan semula ketika belum terjadi cedera.

4

2.4 MANIFESTASI KLINIS

Nyeri

Spasme otot

Kelemahan otot

Bengkak

Kram

Sulit menggerakkan otot

2.5 KLASIFIKASI

1) Derajat I (Ringan)

Derajat I (ringan)  yaitu adanya cidera akibat penggunaan yang berlebihan pada

penguluran unit muskulotendinous yang ringan berupa stretching/kerobekan

ringan pada otot/ligament (Chairudin Rasjad,1998).

Gejala yang timbul :

Nyeri local

Meningkat apabila bergerak/bila ada beban pada otot

2) Derajat II (Sedang)

Derajat II yaitu adanya cidera pada unit muskulotendinous akibat

kontraksi/pengukur yang berlebihan.

Gejala yang timbul :

Nyeri local

Meningkat apabila bergerak/apabila ada tekanan otot

Spasme otot sedang

Bengkak

Tenderness

Gangguan kekuatan otot dan fungsi sedang

3) Derajat III (Berat)

Derajat III yaitu adanya tekanan/penguluran mendadakyang cukup berat.

Berupa robekan penuh pada otot dan ligament yang menghasilkan ketidakstabilan

sendi.

Gejala yang timbul :

Nyeri yang berat

5

Adanya stabilitas

Spasme

Kuat

Bengkak

Tenderness

Gangguan fungsi otot

2.6 PATOFISIOLOGI

Strain dapat mencakup robekan atau ruptur jaringan. Inflamasi terjadi pada

cedera ototatau tendon yang menyebabkan nyeri dan pembengkakan jaringan

(Corwin, 2008).Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma

langsung (impact) atau tidak langsung (overloading). Cedera ini terjadi akibat otot

tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi

kontraksi, otot belum siap, terjadi padabagian groin muscles (otot pada kunci

paha), hamstring (otot paha bagian bawah), danotot guadriceps. Fleksibilitas otot

yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cederamemar dan membengkak

(Smeltzher, 2000)

6

2.7 PATHWAY

7

Otot tertarik pada arah yang salah

Trauma

Rusaknya jaringan otot

STRAINFungsi otot ↓

Terjadi perubahan transport

Na+pada membrane sel otot

Mengangkat benda yang berat

Over stressing/ penggunaan otot yang berlebihan

Melakukan kontraksi saat otot belum siap

STRAIN DERAJAT I(REGANGAN RINGAN)

STRAIN DERAJAT III (KEROBEKAN PENUH

PADA OTOT DAN) LIGAMEN

Pecahnya pembuluh darah

perifer

Terkumpulnya darah dalam

jaringanSTRAIN DERAJAT II(REGANGAN SEDANG)

8

Hematoma dan bengkakTerputusnya Jaringan

Cemas

Terjadi perubahan pada

status kesehatan

memar

Timbul rasa nyeri pada area yang terjadi kelainan

Spasme otot/kram

otot

Kelemahan otot

Perubahan jaringan

disekitar

KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN

ANSIETAS

Terjadi pelepasan mediator kimia Bradikinin

Merangsang Nosiseptor

diujung saraf

Impuls disampaikan ke SSP

NYERI

HAMBATAN MOBILITAS FISIK

Depolarisasi otot

Kekuatan otot ↓

2.8 KOMPLIKASI

1. Strain yang berulang

2. Tendonitis

2.9 PEMERIKSAAN LAB

1. Rontgen untuk mendeteksi lokasi/luas,

2. CT Scan,

3. MRI,

4. Arteriogram,

5. Darah lengkap, dan kreatinin.

6. Rontgen tulang untuk mengetahui adanya fraktur avulasi (suatu fragmen

tulang tertarik oleh ligamen atau tendon).

2.10 PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan sprain adalah :

a. Pembedahan.terkoyakMungkin diperlukan agar sendi dapat berfungsi

sepenuhnya; pengurangan-pengurangan perbaikan terbuka terhadap jaringan

yang.

b. Kemotherapi.

Dengan analgetik Aspirin (100-300 mg setiap 4 jam) untuk meredakan nyeri

dan peradangan. Kadang diperlukan Narkotik (codeine 30-60 mg peroral, setiap 4

jam) untuk nyeri hebat.

c. Elektromekanis.

- Penerapan dingin

Dengan kantong es 24oC

- Pembalutan / wrapping ekstemal.

Dengan pembalutan, cast atau pengendongan (sung).

- Posisi ditinggikan.

Jika yang sakit adalah bagian ekstremitas.

- Latihan ROM.

Tidak dilakukan latihan pada saat terjadi nyeri hebat dan perdarahan. Latihan

pelan-pelan dimulai setelah 7-10 hari tergantung jaringan yang sakit.

- Penyangga beban.

9

Menghentikan penyangga beban dengan penggunaan kruk selama 7 hari atau

lebih tergantung jaringan yang sakit.

10

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN

1. Identitas pasien

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Agama :

Alamat :

Pekerjaan :

2. Keluhan utama

Nyeri, kelemahan, bengkak , perdarahan, perubahan

mobilitas/ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot dan tendon.

Kaji nyeri:

Apa yang dilakukan pasien sebelum dirasakan nyeri

Apakah nyeri terlokalisasi

Bagaimana pasien menjelaskan nyeri

Apakah nyeri menjalar

Inspeksi umumnya untuk mengetahui perkembangan edema, memantau luka

dikulit.

Palpasi sendi untuk mengetahui sensitifitas dan perkembangan jaringan lunak

yang banyak teraba keras

Observasi tingkat keterbatasan sendi yang terserang

3. Riwayat kesehatan

a. Riwayat penyakit sekarang

Kapan keluhan dirasakan, apakah sesudah beraktivitas kerja atau setelah

berolahraga.

Daerah mana yang mengalami trauma

Bagaimana karakteristik nyeri yang dirasakan

b. Riwayat penyakit dahulu

11

Apakah klien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini atau mengalami

trauma pada system musculoskeletal (jatuh, trauma, fraktur).

c. Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini

4. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan umum

Tekanan darah

Nadi

Respirasi

Suhu

b. Pemeriksaan khusus

- Look

Kelemahan

Bengkak

Perdarahan

Perubahan warna kulit

Ketidakmampuan menggunakan sendi

- Feel

Nyeri pada area trauma

Pembengkakan

Tonus otot

- Move

Sulit menggerakkan otot

Sulit menggerakkan sendi

5. Pemeriksaan diagnostik

Rontgen untuk mendeteksi lokasi/luas, CT Scan, MRI, Arteriogram, darah

lengkap, dan kreatinin. Rontgen tulang untuk mengetahui adanya fraktur avulasi

(suatu fragmen tulang tertarik oleh ligamen atau tendon).

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut

2. Hambatan mobilitas fisik

3. Resiko kerusakan integritas kulit

12

4. Ansietas

5. Defisiensi pengetahuan

13

3.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

N

o

Diagnose keperawatan NOC NIC

1. Nyeri akut (00132)

Domain 12 : kenyamanan

Kelas 1 : kenyamanan fisik

Definisi :

Sensori yang tidak menyenangkan dan

pengalamanemosional yang muncul secara

aktual atau potensialkerusakan jaringan atau

menggambarkan adanyakerusakan (Asosiasi

Studi Nyeri Internasional):serangan mendadak

atau pelan intensitasnya dariringan sampai

berat yang dapat diantisipasi denganakhir yang

dapat diprediksi dan dengan durasikurang dari

6 bulan.

NOC :

Pain Level,

Pain control,

Comfort level

Kriteria Hasil :

Mampu mengontrol nyeri

(tahu penyebab nyeri,

mampu menggunakan

tehnik nonfarmakologi

untuk mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan

NIC:

Pain Management

Observasi :

1. Lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan

3. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

4. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

5. Monitor penerimaan pasien tentang

manajemen nyeri

6. Kontrol lingkungan yang dapat

14

Batasan karakteristik :

Laporan secara verbal atau non verbal

Fakta dari observasi

Posisi antalgic untuk menghindari nyeri

Gerakan melindungi

Tingkah laku berhati-hati

Muka topeng

Gangguan tidur (mata sayu, tampak

capek, sulit atau gerakan kacau,

menyeringai)

Terfokus pada diri sendiri

Fokus menyempit (penurunan persepsi

waktu, kerusakan proses berpikir,

penurunan interaksi dengan orang dan

lingkungan)

Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-

jalan, menemui orang lain dan/atau

aktivitas, aktivitas berulang-ulang)

menggunakan manajemen

nyeri

Mampu mengenali nyeri

(skala, intensitas, frekuensi

dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan kebisingan

Mandiri :

1. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari

dan menemukan dukungan

2. Kurangi faktor presipitasi nyeri

3. Pilih dan lakukan penanganan nyeri

(farmakologi, non farmakologi dan inter

personal)

4. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

Kolaborasi :

1. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Analgesic Administration

Observasi :

1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan

derajat nyeri sebelum pemberian obat

15

Respon autonom (seperti diaphoresis,

perubahan tekanan darah, perubahan

nafas, nadi dan dilatasi pupil)

Perubahan autonomic dalam tonus otot

(mungkin dalam rentang dari lemah ke

kaku)

Tingkah laku ekspresif (contoh :

gelisah, merintih, menangis, waspada,

iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)

Perubahan dalam nafsu makan dan

minum

Faktor yang berhubungan :

Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)

2. Monitor vital sign sebelum dan sesudah

pemberian analgesik pertama kali

Mandiri :

1. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan

gejala (efek samping)

Kolaborasi :

1. Pilih analgesik yang diperlukan atau

kombinasi dari analgesik ketika pemberian

lebih dari satu

2. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian,

dan dosis optimal

3. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe

dan beratnya nyeri

2. Hambatan Mobilitas Fisik (00085)

Domain 4 : aktivitas/istirahat

Kelas 2 : aktivitas/latihan

NOC :

Joint Movement : Active

Mobility Level

NIC :

Exercise therapy : ambulation

Observasi :

16

Definisi :

keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau

satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan

terarah.

Batasan karakteristik

Penurunan waktu reaksi

Kesulitan membolak balik posisi

Perubahan cara berjalan

Keterbatasan rentang pergerakkan

sendi

Tremor akibat pergerakkan

Ketidakstabilan postur

Faktor yang berhubungan :

Intoleran aktifitas

Perubahan metabolisme selular

Ansietas

Self care : ADLs

Transfer performance

Kriteria Hasil :

Klien meningkat dalam

aktivitasfisik

Mengerti tujuan dari

peningkatanmobilitas

Memverbalisasikan

perasaandalam meningkatkan

kekuatan dankemampuan

berpindah

Memperagakan penggunaan

alatBantu untuk mobilisasi

(walker)

1. Monitoring vital sign sebelm/sesudah

latihan dan lihatrespon pasien saat latihan

Mandiri :

1. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang

rencanaambulasi sesuai dengan kebutuhan

2. Bantu klien untuk menggunakan tongkat

saat berjalandan cegah terhadap cedera

3. Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi

dan bantupenuhi kebutuhan ADLs ps.

4. Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.

HE :

1. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi

dan berikanbantuan jika diperlukan

2. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain

tentang teknik ambulasi

17

Indeks massa tubuh diatas persentil ke

75 sesuai usia

Penurunan kendali otot

Penurunan massa otot

Penurunan kekuatan otot

Kurang pengeetahuan tentang aktifitas

fisik

Kaku sendi

Keterbatasan ketahanan kardiovaskular

Kerusakan integritas struktur tulang

Gangguan muskoloskuloskeletal

Nyeri

Gangguan sensori perseptual

3. Kerusakan integritas jaringan

Domain 11 : Keamanan/perlindungan

Kelas 2 : Cedera Fisik

Definisi :

Kerusakan jaringan membrane mukosa,

NOC:

Tissue integrity : skin and

mucous

Wound healing : primary

and secondary intention

NIC:

Observasi :

1. Monitor kulit akan adanya kemerahan

2. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

3. Observasi luka : lokasi, dimensi,

kedalaman luka, jaringan nekrotik, tanda-

18

kornea, integument, atau subkutan.

Batasan karakteristik:

- Kerusakan jaringan (mis. kornea,

membrane mukosa, integument atau

subkutan)

- Kerusakan jaringan

Faktor yang berhubungan:

- Gangguan sirkulasi

- Iritan zat kimia

- Defisit cairan

- Kelebihan cairan

- Hambatan mobilitas fisik

- Kurang pengetahuan

- Faktor mekanik (mis. Tekanan

koyokan/robekan, friksal)

- Faktor nutrisi (mis. Kekurangan atau

kelebihan)

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan selama

…x24 jam masalah kerusakan

integritas jaringan teratasi.

Kriteria hasil :

1. Perfusi jaringan normal

2. Tidak ada tandatanda

infeksi

3. Ketebalan dan tekstur

jaringan normal

4. Menunjukan pemahaman

dalam proses perbaikan

kulit dan mencegah

terjadinya cedera berualang

5. Menunjukan teradinya

proses penyembuhan luka

tanda infeksi lokal, formasi traktus

4. Monitor status nutrisi pasien

Mandiri :

1. Lakukan tekhnik perawaan luka

dengan steril

2. Berikan posisi yang mengurangi

tekanan pada luka

3. Anjurkan pasien untuk menggunakan

pakaian yang longgar

4. Memandikan pasien dengan sabun dan

air hangat

5. Hindari kerutan pada tempat tidur

6. Cegah kontaminasi fase dan urin

7. Oleskan lotion atau minyak/baby oil

pada daerah yang tertekan

8. Jaga kulit agar tetap bersih dankering

Kolaborasi :

1. Kolaborasi dengan ali gizi

pemberian diet TKTP ( tinggi

19

- Radiasi

- Suhu ekstrem

kalori tinggi protein)

Health education :

1. Ajarkan keluarga tentang luka dan

perawatan luka

4. Ansietas (00146)

Domain 9: koping /toleransi stress

Kelas 2: respon koping

Definisi : perasaan tidak nyaman atau

kekhawatiran yang samar di sertai respon

autonom (sumber sering tdk spesifik atau tidak

d ketahui oleh individu ) perasaan takut yang

disebabkn oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal

ini merupakan insyarat kewaspadaan yang

mempringatkan individu akan adanya bahaya

dan memampukan individu untuk bertindak

NOC :

Anxiety control

Coping

Impulse control

Kriteria hasil

Klien mampu

mengidentifikasi dan

mengungkapkan gejala

cemas

Mengidentifikasi,

mengungkapkan,

menunjukan tekhnik untuk

NIC :

Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)

Observasi :

1. Identifikasi tingkat kecemasan

Mandiri :

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan

2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap

pelaku pasien

3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang

dirasakan selama prosedur

4. Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres

5. Temani pasien untuk memberikan keamanan

20

menghadapi ancaman.

Batasan karakteristik:

Perilaku

Penurunan produktivitas

Gerakan yang irelevan

Gelisah

Mengekspresikan Kekhawatiran Karna

Perubahan Dalam Peristiwa Hidup

Agitasi

Tampak Waspada

Afektif

Gelisah

Distres

Ketakutan

Persaan Tidak Adekuat

Berfokus Pada Diri Sendiri

Peningkatan Kewaspadaan

Iritabilitas

mengontrol cemas

Postur tubuh, ekspresi

wajah bahasa tubuh, dan

tingkat aktivitas

menunjukan berkurangnya

kecemasan.

dan mengurangi takut

6. Dorong keluarga untuk menemani anak

7. Lakukan back / neck rub

8. Dengarkan dengan penuh perhatian

9. Bantu pasien mengenal situasi yang

menimbulkan kecemasan

10. Dorong pasien untuk mengungkapkan

perasaan, ketakutan, persepsi

11. Instruksikan pasien menggunakan teknik

relaksasi

Kolaborasi :

1. Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

HE :

1. Berikan informasi faktual mengenai

diagnosis, tindakan prognosis

21

Khawatir

Faktor Yang Berhubungan:

Perubahan Dalam:

- Status Ekonomi

- Lingkungan

- Status Kesehatan

- Pola Interaksi

Herediter

Stress

Ancamn Pada :

Status Ekonomi

Lingkungan

Status Kesehatan

Konsep Diri

Konflik Yang Tidak Disadari Mengenai

Tujuan Penting Hidup

Konflik Yang Tidak Disadari Mengenai

Nilai Esensial/Penting

22

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Strain adalah trauma pada suatu otot atau tendon, biasanya terjadi ketika otot

atau tendon terenggang melebihi batas normalnya. Strain dapat mencakup robekan

atau ruptur jaringan. Inflamasi terjadi pada cedera otot atau tendon yang

menyebabkan nyeri dan pembengkakkan jaringan

23

DAFTAR PUSTAKA

- Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

- Wahid, Abdul. 2013. Asuhan Keperawatan Degan Gangguan Mukuloskeletal.

- Wilkinson, Judith. M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis

NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. EGC: Jakarta

- Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Edisi V, Jilid II.

Jakarta : EGC

- Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2002. Keperawatan Medical Bedah

Edisi VIII, JilidI. Jakarta : EGC

- Corwin, Elizabeth.J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

24