BAB I

download BAB I

If you can't read please download the document

description

respirasi

Transcript of BAB I

18 | Page

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Ini adalah penyebab utama kematian di antara semua kelompok umur. Pada anak-anak, banyak dari kematian ini terjadi pada masa neonatus. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari tiga kematian bayi baru lahir disebabkan pneumonia. Lebih dari dua juta anak balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa sampai dengan 1 juta ini (vaksin dicegah) kematian yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus''''pneumoniae, dan lebih dari 90% dari kematian ini terjadi di negara-negara berkembang. Kematian akibat pneumonia umumnya menurun dengan usia sampai dewasa akhir. Lansia individu, bagaimanapun, berada pada risiko tertentu untuk pneumonia dan kematian terkait. Karena beban yang sangat tinggi penyakit di negara berkembang dan karena kesadaran yang relatif rendah dari penyakit di negara-negara industri, komunitas kesehatan dunia telah menyatakan untuk 2 November Hari Pneumonia Dunia, sehari untuk warga yang prihatin dan pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan terhadap penyakit. Di Inggris, kejadian tahunan dari pneumonia adalah sekitar 6 kasus untuk setiap 1000 orang untuk kelompok usia 18-39. Bagi mereka 75 tahun lebih dari usia, ini meningkat menjadi 75 kasus untuk setiap 1000 orang. Sekitar 20-40% individu yang membutuhkan pneumonia kontrak yang masuk rumah sakit antara 5-10% diterima ke unit perawatan kritis. Demikian pula, angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10%. Individu-individu ini juga lebih cenderung memiliki episode berulang dari pneumonia. Orang-orang yang dirawat di rumah sakit untuk alasan apapun juga berisiko tinggi untuk pneumonia. Pneumonia merupakan komplikasi yang sering terjadi setelah stroke yang menyulitkan penyembuhan pasien. Insidens yang tinggi dari pneumonia nosokomial merupakan masalah yang sering terjadi di rumah sakit.

1.2 Rumusan MasalahApa itu pneumonia? Mengapa sesorang bisa terkena pneumonia? Apa yang menyebabkan seseorang terkena pneumonia?Bagaimana tanda serta gejala dari pneumonia?Bagaimana WOC penyakit pneumonia ? Bagaimana Asuhan Keperawatan serta diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus pneumonia?

1.3 TujuanUntuk menjelaskan apa itu PneumoniaUntuk menjelaskan penyebab penyakit Pneumonia, tanda dan gejala serta patofisiologinya dalam tubuh. Untuk mengetahui tindak lanjut intervensi keperawatan pada klien Pneumonia. Untuk menjelaskan peran perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan utamanya terhadap penderita Pneumoia

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 DefenisiPneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak.Pneumonia adalah infeksi atau radang yang cukup serius pada paru-paru. Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan parasit). Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.

Tanda Dan GejalaBatuk Ingus (nasal discharge)Suara napas lemahRetraksi intercostaPenggunaan otot bantu nafasDemam tinggiRonchiiCyanosisGastointestinal : anoreksia, mual muntah,diare,nyeri abdomenNyeri abdomen (disebabkan oleh iritasi diafragma oleh paru terinfeksi di dekatnya)Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebarSakit kepala, malaise,myalgia (pada anak)Nyeri dada

Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu jelas. Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi.

1.3 EtiologiSebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus pneumoniae. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, denmgan mencetuskan suatu reaksi peradangan.Etiologi:Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini Aspirasi : Makanan, cairan, lambung Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas

Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza - virus influenza.Faktor-faktor risiko terkena pneumonia, antara lain, Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), usia lanjut, alkoholisme, rokok, kekurangan nutrisi, Umur dibawah 2 bulan, Jenis kelamin laki-laki , Gizi kurang, Berat badan lahir rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi udara, Kepadatan tempat tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, Membedong bayi, efisiensi vitamin A dan penyakit kronik menahun.

1.4 PathofisiologiPneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnya ukuran sang penyebab tersebut.Stadium I disebut hyperemia

Mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung di daerah paru yang terinfeksi.Hal ini ditandai oleh peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler ditempat infeksi. Hyperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan sel cedera jaringan. Mediator-mediator tersebut mencakup histamine dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifan jalur komplemen. Kompelen bekerja sama dengan histamine dan prostaglandin untuk melemaskan oto polos vaskuler paru dan meningkatkan permeabilitas kapiler. Hal ini menyebabknan perpindahan eksudat plasma kedalam ruang interstisium sehingga terjadi penurunankecepatan difusi gas-gas. Karena oksigen kurang larut dibandingkan dengan karbon dioksida, maka perpindahan gas ini kedalam darah paling terpengaruh, yang sering menyebabkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin. Dalam stadium pertama pneumonia ini, infeksi menyebar kejaringan sekitarnya akibat peningkatan aliran darah dan rusaknya alveolus dan membrane kapiler disekitar tempat infeksi seiring dengan berlanjutnya proses peradangan.Stadium II disebut hepatisari merah

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel-sel darah merah, eksudat, dan fibrin, yang dihasilkan oleh pejamu sebagai bagian dari reaksi peradangan.Stadium III disebut hepatisasi kelabu

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih berkolonisasi bagian paru yang terinfeksi. Pada saaat ini, endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa selStadium IV disebut resolusi

Terjadi sewaktu respons imun dan peradangan peradangan, mereda; sisa-sisa sel, fibrin, dan bakteri telah dicerna; dan makrofag; sel pembersih pada reaksi peradangan, mendominasi.

ASKEP PNEUMONIAPENGKAJIANRiwayat KesehatanKeluhan Utama

Sesak napas Riwayat Keperawatan Sekarang

Didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama beberapa hari, kemudian mendadak timbul panas tinggi, sakit kepala / dada ( anak besar ) kadang-kadang pada anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensi abdomen dan kaku kuduk. Timbul batuk, sesak, nafsu makan menurun.Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis ataubatuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).Riwayat Keperawatan Sebelumnya

Anak sering menderita penyakit saluran pernapasan atas. Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis klien.d. Riwayat Kesehatan KeluargaTempat tinggal: Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besarPemeriksaan Fisik :

Data Fokus

Inspeksi :

Adanya PCHAdanya sesak napas, dyspnea,Sianosis sirkumoral Distensi abdomenBatuk : Non produktif Sampai produktifDan nyeri dada

Palpasi :

Fremitus raba meningkat disisi yang sakitHati kemungkin membesar

Perkusi : Suara redup pada paru yang sakitAuskultasi : Rankhi halus, Rankhi basah, Tachicardia.

Data dasar pengkajian pasien : Aktivitas/istirahatGejala : kelemahan, kelelahan, insomniaTanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas. SirkulasiTanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat Makanan/cairanGejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitusTanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi) NeurosensoriGejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)Tanda : perusakan mental (bingung) Nyeri/kenyamananGejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan). PernafasanGejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.Tanda :o Sputum: Merah Muda, Berkarato Perpusi: Pekak Datar Area Yang Konsolidasio Premikus: Taksil Dan Vocal Bertahap Meningkat Dengan Konsolidasio Bunyi Nafas MenurunWarna: Pucat/Sianosis Bibir Dan Kuku

KeamananGejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid, demam.Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar Penyuluhan/pembelajaranGejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronisTanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 8 hariRencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah.

Faktor Psikososial/Perkembangan

Usia, tingkat perkembangan. Toleransi/kemampuan memahami tindakan. Koping.Pengalaman berpisah dengan keluarga/orang tua.Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya.

Pengetahuan Keluarga, Psikososial

Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit bronchopneumonia. Pengalaman keluarga dalam menangani penyakit saluran pernafasan. Kesiapan/kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya. Koping keluarga. Tingkat kecemasan.

Pemeriksaan Penunjang

Studi Laboratorik :Hb : menurun/normal Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar karbon darah meningkat/normalElektrolit : Natrium/kalsium menurun/normal.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d peradangan, penumpukan secret.Tidak efektif pola nafas b.d obstuksi bronchial Gangguan pertukaran gas b.d meningkatnya sekresi dan akumulasi eksudatKurangnya volume cairan b.d intake oral tidak adekuat, demam, takipnea.Intoleransi aktivitas b.d menurunnya kadar oksigen darah Perubahan rasa nyaman b.d demam, dispnea, nyeri dada. Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi. Kurangnya pengetahuanb.d proses penyakit dan perawatan di rumah

NOC NICDx : Tidak efektifnya bersihan jalan napas b.d penumpukan seketNOC : Hasil yang disarankan:

Status pernapasan:Jalan napas patenStatus pernapasan:ventilasi

NOC 1:Status pernapasan:Jalan napas paten Indikator: Batuk tidak munculTingkat pernapasan dalam rentang yang diharapkan (normal)Irama pernapasan dalam rentang yang diharapkan (normal)Bebas dari suara pernapasan yang tidak disengajaMengeluarkan sputum dari jalan napas

NIC 1: Status pernapasan:Jalan napas paten Intervensi keperawatan yang disarankan:Airway management (Pengaturan jalan napas) Defenisi : fasilitasi patensi dari saluran udara

Aktivitas:Buka jalan napas; dengan teknik chin lift atau jaw trustposisikan pasien pada posisi ventilasi yang maksimalmengidentifikasi pasien yang membutuhkan aktual / penyisipan potensi jalan nafastunjukkan terapi fisik dada yang cepatkeluarkan secret dengan mendorong batuk atau suctioningdorongan pelan, pernapasan dalam, pemutaran, dan batukinstruksikan bagaimana batuk yang efektifdengarkan suara pernapasanatur posisi untuk mengurangi sesak napaspantau status pernapasan dan oksigenasi dengan tepat

NOC 2 Status Pernapasan :VentilasiIndikator:Tingkat pernapasan dalam rentang yang diharapkan (normal)Irama pernapasan dalam rentang yang diharapkan (normal)Kemudahan bernapasMengeluarkan sputum dari jalan napasTidak ada suara pernapasan yang tidak disengajaTidak ada dispnea saat istirahatAuslultasi suara pernapasan dalam rentang yang diharapkan

NIC 2 : status pernapasan :ventilasi intervensi keperawatan yang disarankan:Airway Suctioning Defenisi: penghapusan sekresi saluran napas dengan memasukkan kateter isap ke nafas mulut pasien dan / atau trakea

Aktivitas :Tentukan kebutuhan untuk kateter isap mulut dan/atau trakeaAuskultasi suara pernapasan sebelum dan setelah pengisapanInformasikan kepada pasien dan keluarga tentang pengisapanAspirasi nasofaring Pakai alat pelindung diri:sarung tangan, goggles, masker yang sesuaiMasukkan jalan napas hidung untuk memfasilitasi pengisapan nasotrakealInstruksikan pasien untuk mengambil napas dalam sebelum pengisapan nasotrakeal dan gunakan bantuan oksigenGunakan peralatan sekali pakai yang sterilPilih kateter penghisap setengah dari diameter dalam selang endotrakealInstruksikan pasien agar tenang , napas dalam selama pemasukan kateter penghisapTinggalkan pasien yang dihubungkan ke ventilator selama pengisapan, jika sistem penutup penghisap trakeal atau insufulasi perangkat adaptor dipakaiMonitor status oksigen pasienHisap di orofaring setelah pengisapan di trakea selesaiBersihkan area disekeliling Hentikan pengisapanCatat jenis dan jumlah sekresi yang diperolehKirim sekresi untuk tes sensitivitas

Dx : Pola napas tidak efektif

Batasan karakteristik:Perubahan kedalaman pernapasanDispneaTakipnea

Faktor yang berhubungan:Sindrom hipoventilas

NOC: pola nafas tidak efektif Defenisi: inspirasi dan / atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang cukup.Hasil yang disarankan:status pernapasan : jalan napas patenstatus pernapasan :ventilasi

NOC 1 : status pernapasan : jalan napas patenDefenisi : ketika trakeobronkial tetap terbuka

Indikator:Tingkat pernapasan dalam rentang yang diharapkan (normal)Irama pernapasan dalam rentang yang diharapkan (normal)Bebas dari suara pernapasan yang tidak disengajaMengeluarkan sputum dari jalan napas

NIC 1 : status pernapasan : jalan napas patenintervensi keperawatan yang disarankan:

Memonitor pernapasanDefenisi : mengumpulkan dan menganalisis data dari pasien untuk menjamin kepatenan jalan napas dan keadekuatan pertukaran gas.

Aktivitas :memonitor rata-rata irama, kedalaman, dan usaha pernapasancatat pergerakan dada, lihat kesimetrisannya, penggunaan otot pernapasan, dan supraklavikula dan retraksi otot interkostalmemonitor suara pernapasan, krowing atau snoringmemonitor pola pernapasan:bradypnea, takypnea, hyperventilasi, pernapasan kusmaulauskultasi suara paru setelah perawatan untuk mencatat hasilmemantau sesak napas dan kejadian yang memicu dan memperburuknya

NOC 2 : status pernapasan :ventilasi Defenisi:perpindahan udara masuk dan keluar dari paru-paruIndikator:Tingkat pernapasan dalam rentang yang diharapkan (normal)Irama pernapasan dalam rentang yang diharapkan (normal)Kemudahan bernapasMengeluarkan sputum dari jalan napasBebas dari suara pernapasan yang tidak disengajaTidak ada dispneaAuskultasi suara pernapasan

NIC 2 : status pernapasan :ventilasi intervensi keperawatan yang disarankan:

Ventilation assistance (bantuan ventilasi)(p.593)

Defenisi : promosi pola pernapasan spontan yang optimal yang memaksimalkan pertukaran O2 dan CO2 di paru-paruAktivitas :Mempertahankan kepatenan jalan napasMemberikan posisi untuk mengurangi dispneaMembantu pertukaran posisi secara teraturMemposisikan untuk mengurangi upaya pernapasan

Dx : Hipertermi b.d proses infeksiDO :

Suhu >37CKulit wajah tampak merahBadan terasa panas

DS : Anak rewel, badan panasTujuan : Suhu badan dalam batas normal (1-3hari)Kriteria : Suhu 36-37C , anak tenang dan tidak rewelRencana keperawatan :Kaji penyebab hipertermiObservasi suhu tiap 4 jamJelaskan pada klien pentingnya mempertahankan masukan cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasiAjarkan/lakukan upaya mengatasi hipertermi;

Asupan cairan 2-2,5 liter/hariKompresSirkulasi yang cukupPakaian longgar dan keringPembatasan aktivitas : tirah baring pemenuhan kebutuhan dibantu

Kolaborasi dengan dokter untuk terapi dan pemeriksaan labor

Dx : Nyeri b.d perasdangan jaringan pleuraDO : anak rewel

DS : mengeluh sakit dadaTuujuan : Nyeri hilang (1-3hari)Kriteria : keluhan nyeri hilang, Skla nyeri 0Rencana Keperawatan :Kaji pengalaman nyeri klien, tentukan tingkat nyeri yang di alamiPantau keluhan nyeri klien (verbal dan nonverbal)Beri kesmpatan untuk istirahat (terutama bila nyeri timbul), lingkungan yang tenang dan nyaman, minimalisai stressorAjarkan untuki penurunan nyeri :nafas dalam, relaksaiKolaborasi dengan dokter untuk terapi analgesic dan kaji efektifitasnya setelah 30 menit pemberian

Dx : Intoleransi aktivitas b.d penigkatan kebutuhan metabolism, keletihanDO : sering batuk, tampak lemasDS : mengeluh capekTujuan : aktivitas maksimal dapat etrcapai (2-3hari)Kriteria : Memperlihatkan kemajuan aktivitas s.d mandiri, keletihanRencana Keperawatn :Jelaskan batasan-batasan aktivitas klien sesuai kondisiKaji respon klien terhadap aktivitas : batuk dan keletihan Tingkatkan aktivitas secara secara bertahapRencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari-hariBantu penemuan aktivitas yang tidak dapat / tidak dilakukan klien, kalau perlu libatkan keluarga

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULANPneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli. Gejala pneumonia dapat berupa batuk, takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Pemeriksaan gejala pneumonia dapat melalui pemeriksaan diagnostic maupun pemeriksaan penunjang, seperti rontgen dada, pembiakan dahak, hitung jenis darah, dan gas darah arteri.

SARANSosialisasi mengenai penyakit pneumonia ini harus dilakukan supaya mengurangi dampak kematian, dan mngurangi penularan lebih lanjud. Perawat harus mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan untuk menangani pasien yang mengalami pneumonia.

DAFTAR PUSTAKA

Ajibarang. Asuhan Keperawatan Pneumonia. http://www.info-sehat.com/ diakses tanggal 13 September 2014

Effendy, Christine.2003. Keperawatan Medikal Bedah : Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta :EGCNugroho,Taufan.2011.Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah,Penyakit Dalam.Yogyakarta : Mulia MedikaSowden,Linda.2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta :EGCYuliani,Rita.2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak.Jakarta : Sagung Seto