BAB I

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa, industri pertambangan juga menyedot lapangan kerja dan bagi Kabupaten dan Kota merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang meliputi: eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/ pemurnian, pengangkutan mineral/ bahan tambang. Industri pertambangan selain mendatangkan devisa dan menyedot lapangan kerja juga rawan terhadap pengrusakan lingkungan. Banyak kegiatan penambangan yang mengundang sorotan masyarakat sekitarnya karena pengrusakan lingkungan, apalagi penambangan tanpa izin yang selain merusak lingkungan juga membahayakan jiwa penambang karena keterbatasan pengetahuan si penambang dan juga karena tidak adanya pengawasan dari dinas instansi terkait. Masalah lingkungan seperti pencemaran, kerusakan dan bencana dari tahun ke tahun masih terus berlangsung Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur 1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan

pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa,

industri pertambangan juga menyedot lapangan kerja dan bagi Kabupaten dan

Kota merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan pertambangan

merupakan suatu kegiatan yang meliputi: eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/

pemurnian, pengangkutan mineral/ bahan tambang.

Industri pertambangan selain mendatangkan devisa dan menyedot

lapangan kerja juga rawan terhadap pengrusakan lingkungan. Banyak kegiatan

penambangan yang mengundang sorotan masyarakat sekitarnya karena

pengrusakan lingkungan, apalagi penambangan tanpa izin yang selain merusak

lingkungan juga membahayakan jiwa penambang karena keterbatasan

pengetahuan si penambang dan juga karena tidak adanya pengawasan dari dinas

instansi terkait.

Masalah lingkungan seperti pencemaran, kerusakan dan bencana dari

tahun ke tahun masih terus berlangsung dan semakin luas. Kondisi tersebut tidak

hanya menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan tetapi juga memberikan

dampak yang sangat serius bagi kesehatan dan jiwa manusia. Buruknya kualitas

lingkungan, di antaranya disebabkan antara lain oleh pertambahan penduduk yang

semakin pesat dan meningkatnya kebutuhan akan sumber daya.

Pertambahan penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap sandang,

pangan, papan, air bersih dan energi. Hal tersebut mengakibatkan eksploitasi

terhadap sumber daya alam semakin tinggi serta cenderung mengabaikan aspek-

aspek lingkungan hidup. Pertambahan jumlah penduduk dengan segala

konsekuensinya akan memerlukan lahan yang luas untuk melakukan aktivitasnya

dan memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

1

Page 2: BAB I

Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan akan berdampak pada penurunan

kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan (Kartodihardjo, dkk.,2005).

Kondisi seperti ini terjadi di Kabupaten Lampung Timur Propinsi

Lampung tepatnya di lokasi Penambangan Pasir Desa Mulyosari. Desa Mulyosari

merupakan desa yang paling banyak dieksploitasi sumberdaya alamnya untuk

diambil pasirnya. Penduduk yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai

petani menyewakan atau menjual tanah pertaniannya kepada pemilik modal untuk

dijadikan lokasi penambangan pasir . Tanah pertanian yang semula merupakan

lahan pertanian produktif dikeruk oleh alat-alat berat untuk diambil pasirnya dan

meninggalkan lobang-lobang bekas penambangan .

Kerusakan sumber daya alam terus mengalami peningkatan, baik dalam

jumlah maupun sebaran wilayahnya. Secara fisik kerusakan tersebut disebabkan

oleh tingginya eksploitasi yang dilakukan. Kerusakan tersebut disebabkan baik

oleh usaha-usaha komersial yang secara sah mendapat ijin maupun oleh individu-

individu yang tidak mendapat ijin.

1.2 Rumusan Masalah

Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa hal yang dicari dalam penelitian

ini:

1. Bagaimanakah tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi di lokasi

penambangan pasir?

2. Bagaimanakah dampak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat penambangan

pasir?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab dan memecahkan

masalah daripenelitian ini:

1. Mengkaji tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi dilokasi penambangan

pasir.

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

2

Page 3: BAB I

2.Mengkaji dampak lingkungan yang terjadi akibat kegiatan penambangan pasir

dan pengaruhnya bagi masyarakat.

1.4 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah-istilah yang

digunakan dalam judul ini maka perlu adanya penegasan istilah. Penegasan istilah

dalam judul ini adalah sebagai berikut:

1. Kerusakan Lingkungan

Kerusakan lingkungan adalah deteriorasi lingkungan dengan hilangnya

sumber daya air, udara dan tanah. Kerusakan ekosistem dan punahnya fauna liar.

Kerusakan lingkungan adalah salah satu dari sepuluh ancaman yang secara resmi

diperingatkan oleh High Level Threat Panel dari PBB. The World Resources

Institute (WRI), UNEP (United Nations Environment Programme), UNDP

(United Nations Development Programme), dan Bank Dunia telah melaporkan

tentang pentingnya lingkungan dan kaitannya dengan kesehatan manusia, pada

tanggal 1 Mei 1998.

2. Penambangan Pasir

Kegiatan untuk mengambil bahan galian baik secara manual ataupun

mekanis, meliputi pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup, penggalian bahan

tambangnya, pemuatan dan pengangkutan.

Pasir adalah Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui, menurut

Soedjoko Tirtosoekojto ( majalah petambangan dan energi tahun 1985 ) adalah

bahan yang terdiri dari partikel-patikel berukuran 0,14-5 mm, yang merupakan

hasil disentegrasi batuan atau dapat pula diperoleh dengan menggiling batuan

yang berukuran lebih besar. Penambangan Pasir disini adalah kegiatan mengambil

material pasir yang dilakukan secara manual ataupun mekanis, meliputi pekerjaan

pengupasan lapisan tanah penutup, penggalian bahan tambangnya, pemuatan dan

pengangkutan.

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

3

Page 4: BAB I

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi warga masyarakat

Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti dan Pemerintah Daerah Kabupaten

Lampung Timur dampak yang ditimbulkan akibat penambangan pasir terhadap

kelestarian lingkungan dan pengaruhnya bagi masyarakat serta untuk pelaksanaan

pengelolaan dan perlindungan lingkungan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerusakan Lingkungan

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup, definisi perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang

menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan

atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam

menunjang pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan sektoral selama ini terus memperbesar eksploitasi sumber

daya alam, sementara itu kebutuhan untuk melakukan konservasi dan

perlindungan sumber daya alam tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya.

Akibatnya adalah semakin banyaknya kerusakan lingkungan, banjir, longsor,

pencemaran air sungai, dan lain-lain.

Masih banyak manusia yang bersikap tidak tahu atau tidak mau peduli dan

tidak butuh pandangan dan manfaat jangka panjang sumber daya alam, sekaligus

tidak peduli dengan tragedi kerusakan lingkungan yang terjadi. Bagi mereka,

kesejahteraan material sesaat menjadi kepedulian utama dan pada saat yang sama

mengabaikan berbagai tragedi kerusakan lingkungan yang umumnya padahal

justru mendatangkan kerugian bagi mereka juga dan bahkan bagi orang lain yang

tidak tahu menahu (Kartodihardjo, dkk., 2005).

Anggapan bahwa lingkungan itu milik publik, menyebabkan orang pada

umumnya tidak merasa bersalah mengeksploitasi sebesar-besarnya sumber daya

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

4

Page 5: BAB I

alam dan membuang limbah ke media lingkungan (Hadi, 2006). Kerusakan

lingkungan berkaitan erat dengan daya dukung alam. Daya dukung alam dapat

diartikan sebagai kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia

(Wardhana, 2004). Daya dukung alam perlu dijaga karena daya dukung alam

dapat berkurang atau menyusut sejalan dengan berputarnya waktu dan pesatnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan industri.

Kerusakan lingkungan akan menyebabkan daya dukung alam berkurang atau

hilang.

Mengingat bahwa daya dukung alam sangat menentukan bagi

kelangsungan hidup manusia, maka kemampuan daya dukung alam harus dijaga

agar tidak rusak dan berakibat buruk bagi manusia. Kerusakan lingkungan

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Kerusakan internal adalah

kerusakan yang terjadi diakibatkan alam itu sendiri. Kerusakan karena faktor

internal sulit dicegah karena merupakan proses alami yang terjadi pada

bumi/alam. Menurut Wardhana (2004) kerusakan lingkungan karena faktor

internal antara lain adalah :

1. Letusan gunung berapi yang merusak lingkungan alam sekitarnya

2. Gempa bumi yang menyebabkan dislokasi lapisan tanah

3. Kebakaran hutan karena proses alami pada musim kemarau panjang,

disebabkan oleh embun yang berfungsi sebagai lensa pengumpul api (pada titik

fokusnya) pada saat terkena cahaya matahari, tepat pada saat embun belum

menguap.

4. Banjir besar dan gelombang laut yang tinggi akibat badai

Kerusakan lingkungan karena faktor internal pada umumnya diterima sebagai

musibah bencana alam. Kerusakan yang terjadi dalam waktu singkat namun

akibatnya dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Menurut Wardhana (2004) kerusakan karena faktor eksternal adalah

kerusakan yang diakibatkan oleh ulah manusia dalam rangka meningkatkan

kualitas dan kenyamanan hidupnya. Pada umumnya disebabkan karena kegiatan

industri, berupa limbah buangan industri.

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

5

Page 6: BAB I

Kerusakan karena faktor eksternal antara lain disebabkan oleh :

1. Pencemaran udara yang berasal dari cerobong asap pabrik (kegiatan industri)

dan juga gas buangan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil (pada sistem

transportasi)

2. Pencemaan air yang berasal dari limbah buangan industri

3. Pencemaran daratan (tanah) oleh kegiatan industri maupun penumpukan limbah

padat/barang bekas.

4. Penambangan untuk mengambil kekayaan alam (mineral) dari perut bumi.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup, definisi dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan

pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan.

Menurut Hadi (2006), dampak lingkungan itu pada umumnya menimpa pada

orang lain dan bukan pemrakarsa kegiatan yang menimbulkan dampak dimaksud.

Banjir, tanah longsor, kebisingan, bau, debu, intrusi air laut, kemiskinan,

hilangnya mata pencaharian merupakan dampak lingkungan yang dirasakan oleh

mereka yang bukan memprakarsai kegiatan.

2.2. Kegiatan Penambangan

Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan

manusia. Akan tetapi sangat disayangkan bahwa pada umumnya setelah

manusiaberhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan

fungsi tanah, bahkan merusak dan selanjutnya menelantarkan tanah itu sendiri

( Kartasapoetra, dkk, 2005 ).

Usaha penambangan merupakan usaha melakukan kegiatan eksplorasi,

eksploitasi, produksi, dan penjualan. Menurut Rahmi (1995), penggolongan

bahan-bahan galian adalah sebagai berikut :

1. Golongan a, merupakan bahan galian strategis, yaitu strategis untuk

perekonomian Negara serta pertahanan dan keamanan Negara.

2. Golongan b, merupakan bahan galian vital, yaitu dapat menjamin hajat hidup

orang banyak, Contohnya besi, tembaga, emas, perak dan lain-lain.

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

6

Page 7: BAB I

3. Golongan c, bukan merupakan bahan galian strategis ataupun vital, karena

sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.

Contohnya marmer, batu kapur, tanah liat, pasir, yang sepanjang tidak

mengandung unsur mineral.

Menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 1967 tentang

Ketentuanketentuan Pokok Pertambangan menyebutkan bahawa pertambangan

rakyat adalah suatu usaha pertambangan bahan-bahan galian dari semua golongan

a, b dan c yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan atau gotong

royong dengan alat-alat sederhana untuk pencairan sendiri. (As’ad, 2005).

Pertambangan rakyat dilakukan oleh rakyat, artinya dilakukan oleh masyarakat

yang berdomisili di area pertambangan secara kecil-kecilan atau gotong royong

dengan alat-alat sederhana. Tujuan mereka adalah untuk meningkatkan kehidupan

sehari-hari. Dilaksanakan secara sederhana dan dengan alat sederhana, jadi tidak

menggunakan teknologi canggih, sebagaimana halnya dengan perusahaan

pertambangan yang mempunyai modal besar dan memakai telknologi canggih.

Dari uraian di atas, dapat dikemukakan unsur unsur pertambangan rakyat, yaitu :

1. Usaha pertambangan

2. Bahan galian meliputi bahan galian strategis, vital dan galian c

3. Dilakukan oleh rakyat

4. Domisili di area tambang rakyat

5. Untuk penghidupan sehari-hari

6. Diusahakan dengan cara sederhana.

Kegiatan penambangan rakyat dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia

serta biologi tanah melalui pengupasan tanah lapisan atas, penambangan,

pencucian serta pembuangan tailing. Penambangan rakyat yang tidak

memperhatikan aspek lingkungan akan menyebabkan terancamnya daerah

sekitarnya dengan bahaya erosi dan tanah longsor karena hilangnya vegetasi

penutup tanah (As’ad, 2005 ).

Lahan yang digunakan untuk pertambangan tidak seluruhnya digunakan

untuk operasi pertambangan secara serentak, tetapi secara bertahap. Sebagian

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

7

Page 8: BAB I

besar tanah yang terletak dalam kawasan pertambangan menjadi lahan yang tidak

produktif. Sebagian dari lahan yang telah dikerjakan oleh pertambangan tetapi

belum direklamasi juga merupakan lahan tidak produktif. Lahan bekas kegiatan

pertambangan menunggu pelaksanaan reklamasi pada tahap akhir penutupan

tambang. Kalau lahan yang telah selesai digunakan secara bertahap direklamasi,

maka lahan tersebut dapat menjadi lahan produktif ( Nurdin dkk, 2000).

Pertambangan dapat menciptakan kerusakan lingkungan yang serius dalam

suatu kawasan/wilayah. Potensi kerusakan tergantung pada berbagai faktor

kegiatan pertambangan dan faktor keadaan lingkungan. Faktor kegiatan

pertambangan antara lain pada teknik pertambangan, pengolahan dan lain

sebagainya. Sedangkan faktor lingkungan antara lain faktor geografis dan

morfologis, fauna dan flora, hidrologis dan lain-lain. Kegiatan pertambangan

mengakibatkan berbagai perubahan lingkungan, antara lain perubahan bentang

alam, perubahan habitat flora dan fauna, perubahan struktur tanah, perubahan pola

aliran air permukaan dan air tanah dan sebagainya. Perubahan-perubahan tersebut

menimbulkan dampak dengan intensitas dan sifat yang bervariasi. Selain

perubahan pada lingkungan fisik, pertambangan juga mengakibatkan perubahan

kehidupan sosial, budaya dan ekonomi.

Dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan tidak hanya

bersumber dari pembuangan limbah, tetapi juga karena perubahan terhadap

komponen lingkungan yang berubah atau meniadakan fungsi-fungsi lingkungan.

Semakin besar skala kegiatan pertambangan, makin besar pula areal dampak yang

ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dapat bersifat

permanen, atau tidak dapat dikembalikan kepada keadaan semula. Perubahan

topografi tanah, termasuk karena mengubah aliran sungai, bentuk danau atau bukit

selama masa pertambangan, sulit dikembalikan kepada keadaannya semula.

Kegiatan pertambangan juga mengakibatkan perubahan pada kehidupan sosial,

ekonomi dan budaya masyarakat. Perubahan tata guna tanah, perubahan

kepemilikan tanah, masuknya pekerja, dan lain-lain.

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

8

Page 9: BAB I

Pengelolaan dampak pertambangan terhadap lingkungan bukan untuk

kepentingan lingkungan itu sendiri tetapi juga untuk kepentingan manusia

(Nurdin, dkk, 2000). Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan dampak

pertambangan terhadap lingkungan sangat penting. Keterlibatan masyarakat

sebaiknya berawal sejak dilakukan perencanaan ruang dan proses penetapan

wilayah untuk pertambangan. Masyarakat setempat dilibatkan dalam setiap

perencanaan dan pelaksanaan usaha pertambangan serta upaya penanggulangan

dampak yang merugikan maupun upaya peningkatan dampak yang

menguntungkan. Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap pengawasan

pelaksanaan keterlibatan masyarakat.

2.3 Kewajiban Rehabilitasi Lahan

Reklamasi Lahan Pasca Penambangan adalah suatu upaya pemanfaatan

lahan pasca penambangan melalui rona perbaikan lingkungan fisik terutama pada

bentang lahan yang telah dirusak. Upaya ini dilakukan untuk mengembalikan

secara ekologis atau difungsikan menurut rencana peruntukannya dengan melihat

konsep tata ruang dan kewilayahan secara ekologis. Kewajiban reklamasi lahan

bisa dilakukan oleh pengusaha secara langsung mereklamasi lahan atau

memberikan sejumlah uang sebagai jaminan akan melakukan reklamasi

Berdasarkan data dari Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral pada Tahun

2005 terdapat 186 perusahaan tambang yang masih aktif dengan total luas areal

sekitar 57.703 ha dan hanya 20.086 ha yang telah direklamasi oleh para

perusahaan yang memperoleh kontrak pada lahan tersebut. Sebagian lahan

tersebut dikembalikan kepada petani untuk diusahakan kembali menjadi lahan

pertanian. Sebagian pengusaha tidak mereklamasi lahan dan meninggalkan begitu

saja.

Kewajiban pasca tambang yang bersifat fisik mempunyai dimensi

ekonomi dan sosial yang sangat tinggi dan berpotensi menimbulkan konflik pada

masyarakat dengan pemerintah dan juga usaha pertambangan. Oleh karena itu

pengelolaan pasca tambang bukan merupakan masalah fisik, tetapi merupakan

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

9

Page 10: BAB I

political will pemerintah untuk meregulasi secara benar dengan memperhatikan

kaidah lingkungan. Kemudian mengimplementasikannya dengan mengedepankan

kepentingan masyarakat lokal dan mengacu kepada falfasah ekonomi dan sosial

serta akuntabilitas yang dapat dipercaya.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi

Lokasi penelitian ini dilakukan di desa Mulyosari Kec. Pasir Sakti Kab.

Lampung Timur. Desa Mulyosari terletak ± 7 km dari Selat Bangka, berbatasan

dengan desa Pasir Sakti disebelah utara, disebelah timur berbatasan dengan pesisir

pantai, disebelah barat berbatasan dengan desa Mekarsari dan disebelah selatan

berbatasan dengan desa Rejomulyo.

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

10

Page 11: BAB I

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian dengan judul Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat

Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten

Lampung Timur akan dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Januari – April

2014.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah lahan yang dijadikan sebagai area

penambangan pasir di desa Mulyosari dan masyarakat Desa Mulyosari baik yang

terlibat langsung dalam penambangan pasir maupun yang terkena dampak

penambangan pasir.

3.2.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah area-area tertentu pada daerah

penambangan pasir yang telah ditentukan melalui pembentukan stasiun

pengamatan dan 10 % jumlah penduduk Desa Mulyosari baik yang terlibat

langsung dalam penambangan pasir maupun yang terkena dampak penambangan

pasir.

3.3 Variabel Penelitian

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

11

Page 12: BAB I

3.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kegiatan Penambangan Pasir di

desa Mulyosari.

3.3.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kerusakan lingkungan yang

ditimbulkan akaibat penambangan pasir yang meliputi pH, kondisi tanah, suhu,

dan kekeruhan air.

3.4 Rancangan Penelitian

Ditinjau dari permasalahan dan tujuan penelitian yang dilaksanakan adalah

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun rancangan penelitian

yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Tahap Penelitian Pendahuluan

Tahapan penelitian pendahuluan meliputi persiapan materi penelitian dengan

mengadakan studi literatur di perpustakaan untuk mengetahui lebih mendalam

masalah penelitian dan mengadakan tinjauan awal ke lapangan untuk mengetahui

kondisi keadaan lapangan, baik mengenai keadaan administratif daerah

pemerintahan dan kondisi daerah penelitian.

3.4.2 Tahap Survei Lapangan

Tahap survei lapangan dengan mengumpulkan data yang dibutuhkan baik

data primer maupun data sekunder. Kegiatan yang dilakukan antara lain

melakukan wawancara secara mendalam untuk mengetahui dampak lingkungan

penambangan pasir terhadap beberapa responden dan observasi di lapangan.

3.4.3 Tahap Penyusunan Hasil Penelitian

Tahap penyusunan hasil penelitian dilakukan dengan mengevaluasi dan

pemeriksaan ulang hasil analisis data baik data sekunder maupun data primer.

Hasil yang diharapkan adalah pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi.

3.5 Alat dan Bahan

1. GPS

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

12

Page 13: BAB I

Alat ini digunakan untuk menentukan letaki daerah penelitian. Meliputi

ketinggianya diatas permukaan laut, curah hujan, kelembaman dan intensitas

cahaya.

2. Termometer

Alat ini digunakan untuk mengukur suhu rata-rata daerah penelitian.

3. Ph meter

Alat ini digunakan sebagai medium untuk menentukan tingkat keasaman perairan

pada air yang tergenang di area penambangan pasir.

4. camera

Alat ini dimanfaatkan sebagi media untuk dokumentasi berupa gambar ketika

melakukan kegiatan penelitian baik ketika observasi maupun wawancara pada

penduduk. Hasil dari kegiatan ini digunakan sebagai lampiran atau dokumentasi

bukti penelitian.

3.6 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah atau prosedur dalam kegiatan penelitian ini adalah:

3.6.1 Wawancara Mendalam

Wawancara adalah cara untuk mendapatkan informasi dengan bertanya

langsung kepada responden. Teknik wawancara ini merupakan suatu proses

interaksi dan komunikasi dan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :

pewawancara, narasumber , masalah atau topik penelitian yang tertuang dalam

daftar pertanyaan dan situasi wawancara (Irawati Singarimbun dalam Masri

Singarimbun, 1982) dilakukan secara langsung terhadap responden dengan

menggunakan pedoman pertanyaan.

3.6.2 Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis tentang

gejala-gejala yang diamati (Singarimbun, 1982). Observasi lapangan dilakukan

untuk mendapatkan gambaran nyata perubahan fisik lingkungan yang terjadi

dengan cara mengidentifikasi lokasi penambangan.

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

13

Page 14: BAB I

3.7 Data dan Metode Pengumpulan Data

3.7.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup dua kategori yaitu

data primer dan data sekunder.

3.7.1.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan

prosedur penelitian yaitu dengan wawancara mendalam dan observasi.

3.7.1.2 Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari dinas atau instansi terkait

dengan penelitian seperti Kantor Pertambangan dan Dinas Lingkungan Hidup,

Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik Bappeda, Data sekunder tersebut antara

lain:

1. Peraturan dan kebijakan.

2. Batas wilayah administratif

3. Keadaan penduduk

4. Dokumen mengenai kebijakan pembangunan di Kabupaten Magelang.

5. Peta peta yang mendukung penelitian

3.7.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Purposive Sampling. Jenis metode ini yang digunakan karena cara

penentuan sampel didasarkan atas pertimbangan atau tujuan tertentu.

3.8 Metode Analisis Data

Berdasarkan data primer dan sekunder yang diperoleh maka selanjutnya

dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis kuantitatif. Untuk

penghitungan tingkat keusakan lingkungan berdasarkan pendapat masyarakat

melalui wawancara dengan pertanyaan terstruktur melalui kuisioner terhadap

responden untuk mengetahui pendapat tentang lingkungan sekitarnya. Hal ini

dilakukan dengan melihat persentase kecenderungan

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

14

Page 15: BAB I

jawaban dari responden tersebut, yaitu

Jawaban responden x 100% = simpulan pendapat responden

Total responden

Setelah mendapatkan hasil simpulan responden maka dilakukan analisa terhadap

pendapat masyarakat tersebut terutama tentang tingkat pengetahuan masyarakat

terhadap lingkungan hidup serta kepedulian masyarakat terhadap lingkungan

hidup.

Kemudian melakukan analisis dampak kerusakan melalui observasi pada

daerah-daerah penambangan di desa mulyosari. Analisis dilakukan dengan

pengumpulan data yang diperoleh pada stasiun pengamatan yang telah ditentukan

sebelumnya. Hasil data yang meliputi kerusakan lingkungan, pH, kejernihan air,

kondisi atas digunakan sebagai data primer untuk dilakukan analisis melalui

pendekatan analisis kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

15

Page 16: BAB I

Nur Dyahwanti, Inarni.2007. Kajian Dampak Lingkungan Kegiatan Penambangan Pasir Pada Daerah Sabuk Hijau Gunung Sumbing Di Kabupaten Temanggung. Semarang : Program Pasca Sarjana UNDIP.

Yudhistira. 2008. Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir Di Daerah Kawasan Gunung Merapi (Studi Kasus Di Desa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah ). Semarang : Program Pasca Sarjana UNDIP

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

16

Page 17: BAB I

Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

17