BAB I

7
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peranan matematika dewasa ini sangat penting karena banyaknya informasi yang disampaikan dalam bentuk bahasa matematika. Untuk memahami informasi dan teknologi yang semakin berkembang pesat, maka diperlukan penguasaan matematika yang baik. Oleh karena itu, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib untuk diajarkan di sekolah. Menurut Erman Suherman (2001: 55), matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di sekolah, yaitu matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SMP) dan Pendidikan Menengah ( SMU dan SMK ). Penguasaan matematika yang baik dapat dilihat dari hasil belajar matematika yang baik pula saat belajar di sekolah. Namun pada umumnya matematika masih dirasakan sulit dipahami oleh sebagian besar siswa dan bahkan menjadi momok bagi mereka. Persepsi negatif seperti ini tidak bisa diacuhkan begitu saja, tetapi harus diatasi dengan membuat matematika sebagai pelajaran yang tidak sulit dan menyenangkan bagi siswa. Salah satunya dengan memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang sesuai dapat menimbulkan kebosanan dan materi menjadi kurang bisa dipahami siswa sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran yang menuntut keterlibatan seluruh siswa adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran

description

penenlitian

Transcript of BAB I

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Matematika merupakan ilmu dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi. Peranan matematika dewasa ini sangat penting karena banyaknya

    informasi yang disampaikan dalam bentuk bahasa matematika. Untuk memahami

    informasi dan teknologi yang semakin berkembang pesat, maka diperlukan

    penguasaan matematika yang baik. Oleh karena itu, matematika merupakan salah

    satu mata pelajaran yang wajib untuk diajarkan di sekolah. Menurut Erman

    Suherman (2001: 55), matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di

    sekolah, yaitu matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SMP) dan

    Pendidikan Menengah ( SMU dan SMK ). Penguasaan matematika yang baik dapat

    dilihat dari hasil belajar matematika yang baik pula saat belajar di sekolah.

    Namun pada umumnya matematika masih dirasakan sulit dipahami oleh

    sebagian besar siswa dan bahkan menjadi momok bagi mereka. Persepsi negatif

    seperti ini tidak bisa diacuhkan begitu saja, tetapi harus diatasi dengan membuat

    matematika sebagai pelajaran yang tidak sulit dan menyenangkan bagi siswa. Salah

    satunya dengan memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan. Penggunaan

    metode pembelajaran yang kurang sesuai dapat menimbulkan kebosanan dan materi

    menjadi kurang bisa dipahami siswa sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil

    belajar siswa.

    Salah satu metode pembelajaran yang menuntut keterlibatan seluruh siswa

    adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran

  • 2

    yang secara sengaja didesain untuk melatih siswa mendengarkan pendapat-pendapat

    orang lain dan merangkum pendapat tersebut dalam bentuk tulisan (Erman

    Suherman, 2003: 259). Selain itu, menurut Isjoni (2010: 23), metode pembelajaran

    kooperatif adalah suatu metode untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang

    berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang

    ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Dalam pembelajaran ini mengutamakan

    kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan

    keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

    Metode pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan seluas-luasnya

    kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa.

    Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan

    tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling

    menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan,

    saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri

    maupun teman lain sehingga dengan pembelajaran kooperatif diharapkan hasil

    belajar siswa meningkat. Pemerintah juga menganjurkan untuk menerapkan metode

    pembelajaran kooperatif untuk memperbaiki proses pembelajaran yang sudah ada

    selama ini supaya lebih efektif.

    Namun pada kenyataannya di SMP Negeri 4 Yogyakarta masih ada guru yang

    belum menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas

    mereka. Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu guru matematika kelas VII

    SMP Negeri 4 Yogyakarta pada tanggal 2 Maret 2012, pembelajaran matematika di

    SMP Negeri 4 Yogyakarta belum menerapkan metode pembelajaran kooperatif.

  • 3

    Alasan mengapa guru belum menerapkan metode pembelajaran kooperatif

    karena adanya kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak

    belajar jika mereka tidak ditempatkan dalam kelompok. Pembelajaran matematika di

    SMP Negeri 4 Yogyakarta masih berpusat pada guru (Teacher Centered). Siswa

    hanya mendengarkan, mengikuti contoh, dan mengerjakan soal-soal latihan tanpa

    terlibat dalam mengkonstruksi konsep, prinsip ataupun struktur berdasarkan

    pemikirannya sendiri.

    Dalam pembelajaran matematika dengan Teacher Centered, siswa tidak

    mendapat kesempatan untuk mengembangkan ide-ide mereka sendiri karena mereka

    hanya bergantung pada guru. Hal ini berdampak pada hasil belajar matematika siswa

    menjadi belum maksimal, terlihat dari nilai siswa belum mencapai Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil ulangan akhir semester gasal pada tahun ajaran

    2011/2012 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar matematika siswa masih 50%

    dari seluruh siswa kelas VII, sedangkan KKM untuk mata pelajaran matematika di

    SMP Negeri 4 Yogyakarta adalah 71 dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal

    adalah 75%. Pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran kooperatif

    dapat memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan ide-ide mereka sendiri,

    sehingga diharapkan hasil belajar matematika siswa bisa mencapai ketuntasan.

    Salah satu tipe metode pembelajaran kooperatif adalah STAD. Menurut Isjoni

    (2010: 74), STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan

    pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan

    saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil yang

    maksimal. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses

  • 4

    belajar mengajar dapat memberikan peluang yang lebih besar kepada siswa untuk

    memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Selain itu dapat

    memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk mengungkapkan kemampuan

    dan keterampilan dalam mengembangkan proses berfikirnya.

    Selain STAD, tipe metode pembelajaran kooperatif yang lain adalah TAI.

    Slavin (Sharan, 2009: 28), mengatakan TAI adalah tipe pembelajaran kooperatif yang

    mengkombinasikan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Materi

    yang telah disiapkan oleh guru dipelajari siswa secara individual kemudian dibawa

    ke kelompok untuk didiskusikan dan dibahas bersama anggota kelompok karena

    semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban. Penggunaan

    metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam proses pembelajaran lebih efektif

    daripada pembelajaran dengan teacher centered, karena para siswa saling

    mendukung dan saling membantu satu sama lain untuk berusaha keras karena

    menginginkan tim mereka berhasil. Dalam metode ini, diterapkan bimbingan antar

    teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah.

    Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa

    yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan

    siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

    Dalam kegiatannya, baik metode pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun

    metode pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa sama-sama bekerja dalam kelompok

    dan saling membantu apabila ada anggota kelompok yang merasa kesulitan dalam

    belajar. Namun bedanya pada STAD materi disampaikan terlebih dahulu oleh guru

    tetapi pada TAI materi diberikan pada siswa untuk dipelajari secara mandiri. Bulan

  • 5

    Mei 2012, materi pembelajaran matematika yang diajarkan di kelas VII SMP Negeri

    4 Yogyakarta bertepatan dengan materi segi empat. Metode pembelajaran kooperatif

    tipe STAD dan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat diterapkan pada

    materi pembelajaran segi empat.

    Tujuan dari penerapan pembelajaran dengan metode STAD dan metode TAI

    adalah untuk lebih mengefektifkan kegiatan belajar mengajar matematika, karena

    dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan

    hasil belajar matematika siswa. Mengingat hal tersebut dan pentingnya hasil belajar

    matematika siswa dalam pembelajaran matematika, maka dari uraian diatas peneliti

    tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Efektivitas Metode Pembelajaran

    Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Team Assisted

    Individualization (TAI) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP

    Negeri 4 Yogyakarta.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat

    diambil permasalahan yang muncul antara lain :

    1. Siswa kelas VII SMP Negeri 4 Yogyakarta menganggap matematika sebagai

    pelajaran yang sulit, padahal peranan matematika sangat penting dalam

    kehidupan sehari-hari.

    2. Masih ada guru matematika di SMP Negeri 4 Yogyakarta yang belum

    menerapkan metode pembelajaran kooperatif karena alasan tertentu, padahal

    metode pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada

    siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa.

  • 6

    3. Hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Yogyakarta masih

    dalam kategori rendah.

    4. Anjuran dari pemerintah yang terdapat dalam kurikulum KTSP supaya dalam

    pembelajaran menerapkan metode pembelajaran kooperatif serta didukung

    dengan teori-teori yang mengatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif

    lebih efektif daripada pembelajaran dengan Teacher Centered.

    C. Pembatasan Masalah

    Penelitian ini dibatasi pada hasil belajar matematika siswa. Hasil belajar yang

    dimaksud disini adalah hasil belajar kognitif pada materi pembelajaran keliling dan

    luas segi empat di kelas VII A dan VII B SMP Negeri 4 Yogyakarta.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka dalam

    penelitian ini permasalahan yang dikemukakan adalah:

    1. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari hasil

    belajar matematika siswa pada materi keliling dan luas segi empat?

    2. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe TAI efektif ditinjau dari hasil belajar

    matematika siswa pada materi keliling dan luas segi empat?

    3. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif daripada metode

    pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari hasil belajar matematika siswa

    pada materi keliling dan luas segi empat?

  • 7

    E. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Menjelaskan efektivitas metode pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari

    hasil belajar matematika siswa pada materi keliling dan luas segi empat.

    2. Menjelaskan efektivitas metode pembelajaran kooperatif tipe TAI ditinjau dari

    hasil belajar matematika siswa pada materi keliling dan luas segi empat.

    3. Menjelaskan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif daripada

    metode pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari hasil belajar matematika

    siswa pada materi keliling dan luas segi empat.

    F. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

    1. Bagi guru: penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang metode

    pembelajaran yang efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

    matematika siswa, khususnya antara metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

    dan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI.

    2. Bagi siswa: memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan metode

    pembelajaran kooperatif tipe STAD dan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI.

    3. Bagi sekolah: sebagai bahan masukan dan memberikan informasi tentang metode

    pembelajaran manakah yang efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

    siswa, terutama pada mata pelajaran matematika.