1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Peranan matematika dewasa ini sangat penting karena banyaknya
informasi yang disampaikan dalam bentuk bahasa matematika. Untuk memahami
informasi dan teknologi yang semakin berkembang pesat, maka diperlukan
penguasaan matematika yang baik. Oleh karena itu, matematika merupakan salah
satu mata pelajaran yang wajib untuk diajarkan di sekolah. Menurut Erman
Suherman (2001: 55), matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di
sekolah, yaitu matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SMP) dan
Pendidikan Menengah ( SMU dan SMK ). Penguasaan matematika yang baik dapat
dilihat dari hasil belajar matematika yang baik pula saat belajar di sekolah.
Namun pada umumnya matematika masih dirasakan sulit dipahami oleh
sebagian besar siswa dan bahkan menjadi momok bagi mereka. Persepsi negatif
seperti ini tidak bisa diacuhkan begitu saja, tetapi harus diatasi dengan membuat
matematika sebagai pelajaran yang tidak sulit dan menyenangkan bagi siswa. Salah
satunya dengan memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan. Penggunaan
metode pembelajaran yang kurang sesuai dapat menimbulkan kebosanan dan materi
menjadi kurang bisa dipahami siswa sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil
belajar siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang menuntut keterlibatan seluruh siswa
adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran
2
yang secara sengaja didesain untuk melatih siswa mendengarkan pendapat-pendapat
orang lain dan merangkum pendapat tersebut dalam bentuk tulisan (Erman
Suherman, 2003: 259). Selain itu, menurut Isjoni (2010: 23), metode pembelajaran
kooperatif adalah suatu metode untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang
berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Dalam pembelajaran ini mengutamakan
kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
Metode pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan
tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling
menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan,
saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri
maupun teman lain sehingga dengan pembelajaran kooperatif diharapkan hasil
belajar siswa meningkat. Pemerintah juga menganjurkan untuk menerapkan metode
pembelajaran kooperatif untuk memperbaiki proses pembelajaran yang sudah ada
selama ini supaya lebih efektif.
Namun pada kenyataannya di SMP Negeri 4 Yogyakarta masih ada guru yang
belum menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
mereka. Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu guru matematika kelas VII
SMP Negeri 4 Yogyakarta pada tanggal 2 Maret 2012, pembelajaran matematika di
SMP Negeri 4 Yogyakarta belum menerapkan metode pembelajaran kooperatif.
3
Alasan mengapa guru belum menerapkan metode pembelajaran kooperatif
karena adanya kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak
belajar jika mereka tidak ditempatkan dalam kelompok. Pembelajaran matematika di
SMP Negeri 4 Yogyakarta masih berpusat pada guru (Teacher Centered). Siswa
hanya mendengarkan, mengikuti contoh, dan mengerjakan soal-soal latihan tanpa
terlibat dalam mengkonstruksi konsep, prinsip ataupun struktur berdasarkan
pemikirannya sendiri.
Dalam pembelajaran matematika dengan Teacher Centered, siswa tidak
mendapat kesempatan untuk mengembangkan ide-ide mereka sendiri karena mereka
hanya bergantung pada guru. Hal ini berdampak pada hasil belajar matematika siswa
menjadi belum maksimal, terlihat dari nilai siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil ulangan akhir semester gasal pada tahun ajaran
2011/2012 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar matematika siswa masih 50%
dari seluruh siswa kelas VII, sedangkan KKM untuk mata pelajaran matematika di
SMP Negeri 4 Yogyakarta adalah 71 dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal
adalah 75%. Pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran kooperatif
dapat memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan ide-ide mereka sendiri,
sehingga diharapkan hasil belajar matematika siswa bisa mencapai ketuntasan.
Salah satu tipe metode pembelajaran kooperatif adalah STAD. Menurut Isjoni
(2010: 74), STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan
pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil yang
maksimal. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses
4
belajar mengajar dapat memberikan peluang yang lebih besar kepada siswa untuk
memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Selain itu dapat
memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk mengungkapkan kemampuan
dan keterampilan dalam mengembangkan proses berfikirnya.
Selain STAD, tipe metode pembelajaran kooperatif yang lain adalah TAI.
Slavin (Sharan, 2009: 28), mengatakan TAI adalah tipe pembelajaran kooperatif yang
mengkombinasikan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Materi
yang telah disiapkan oleh guru dipelajari siswa secara individual kemudian dibawa
ke kelompok untuk didiskusikan dan dibahas bersama anggota kelompok karena
semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban. Penggunaan
metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam proses pembelajaran lebih efektif
daripada pembelajaran dengan teacher centered, karena para siswa saling
mendukung dan saling membantu satu sama lain untuk berusaha keras karena
menginginkan tim mereka berhasil. Dalam metode ini, diterapkan bimbingan antar
teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah.
Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa
yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan
siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Dalam kegiatannya, baik metode pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun
metode pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa sama-sama bekerja dalam kelompok
dan saling membantu apabila ada anggota kelompok yang merasa kesulitan dalam
belajar. Namun bedanya pada STAD materi disampaikan terlebih dahulu oleh guru
tetapi pada TAI materi diberikan pada siswa untuk dipelajari secara mandiri. Bulan
5
Mei 2012, materi pembelajaran matematika yang diajarkan di kelas VII SMP Negeri
4 Yogyakarta bertepatan dengan materi segi empat. Metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD dan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat diterapkan pada
materi pembelajaran segi empat.
Tujuan dari penerapan pembelajaran dengan metode STAD dan metode TAI
adalah untuk lebih mengefektifkan kegiatan belajar mengajar matematika, karena
dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa. Mengingat hal tersebut dan pentingnya hasil belajar
matematika siswa dalam pembelajaran matematika, maka dari uraian diatas peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Efektivitas Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Team Assisted
Individualization (TAI) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP
Negeri 4 Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diambil permasalahan yang muncul antara lain :
1. Siswa kelas VII SMP Negeri 4 Yogyakarta menganggap matematika sebagai
pelajaran yang sulit, padahal peranan matematika sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Masih ada guru matematika di SMP Negeri 4 Yogyakarta yang belum
menerapkan metode pembelajaran kooperatif karena alasan tertentu, padahal
metode pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa.
6
3. Hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Yogyakarta masih
dalam kategori rendah.
4. Anjuran dari pemerintah yang terdapat dalam kurikulum KTSP supaya dalam
pembelajaran menerapkan metode pembelajaran kooperatif serta didukung
dengan teori-teori yang mengatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif
lebih efektif daripada pembelajaran dengan Teacher Centered.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada hasil belajar matematika siswa. Hasil belajar yang
dimaksud disini adalah hasil belajar kognitif pada materi pembelajaran keliling dan
luas segi empat di kelas VII A dan VII B SMP Negeri 4 Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka dalam
penelitian ini permasalahan yang dikemukakan adalah:
1. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari hasil
belajar matematika siswa pada materi keliling dan luas segi empat?
2. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe TAI efektif ditinjau dari hasil belajar
matematika siswa pada materi keliling dan luas segi empat?
3. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif daripada metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari hasil belajar matematika siswa
pada materi keliling dan luas segi empat?
7
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan efektivitas metode pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari
hasil belajar matematika siswa pada materi keliling dan luas segi empat.
2. Menjelaskan efektivitas metode pembelajaran kooperatif tipe TAI ditinjau dari
hasil belajar matematika siswa pada materi keliling dan luas segi empat.
3. Menjelaskan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif daripada
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari hasil belajar matematika
siswa pada materi keliling dan luas segi empat.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi guru: penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang metode
pembelajaran yang efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa, khususnya antara metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI.
2. Bagi siswa: memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI.
3. Bagi sekolah: sebagai bahan masukan dan memberikan informasi tentang metode
pembelajaran manakah yang efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, terutama pada mata pelajaran matematika.