BAB I

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Indonesia dengan visinya “Indonesia sehat 2010” menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknyahidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yan bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yan tingginya. ntuk men!apai pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangk perlu diselenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan sta pro"esi serta pelayanan yang memuaskan pelanggan. #al itu perl diwujudkan untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin meningkat akan pelayanan kesehatan yang bermutu. $untutan masyarakat tersebut pe mendapatkan perhatian yang serius bagi semua kalangan yang berkompeten, khususnya %inas &esehatan dan 'uskesmas. 'uskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ditingkat &e!amatan,memiliki "ungsi vital dalam mengendalikan dan mengetahui kondisi masyarakat di wilayah kerjanya. ntuk mengoptimalkan peran dan "ungsi puskesmas, puskesmasdalam memberikan pelayanannya mengedepankan kepuasan pasien. (dapun bentukpelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas selama ini adalah promoti", preventi", kurati" dan rehabilitati". )erto keempat pelayanan tersebut usaha pokok puskesmasbertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. ntuk mewujudkan semua ini, maka pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat harus berlandaskan pada moral dan etik. *tika berasal dari bahasa +unani, ethos yang berarti karakt kesusilaan, atau adat. artin, 1 0 the discipline which can act as the performance index or reference for our control system. enurut &amus 1

description

BAB 1

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BalakangIndonesia dengan visinya Indonesia sehat 2010 menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau, perlu diselenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi serta pelayanan yang memuaskan pelanggan. Hal itu perlu segera diwujudkan untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin meningkat akan pelayanan kesehatan yang bermutu. Tuntutan masyarakat tersebut perlu mendapatkan perhatian yang serius bagi semua kalangan yang berkompeten, khususnya Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ditingkat Kecamatan, memiliki fungsi vital dalam mengendalikan dan mengetahui kondisi masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk mengoptimalkan peran dan fungsi puskesmas, puskesmas dalam memberikan pelayanannya mengedepankan kepuasan pasien.Adapun bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas selama ini adalah promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Bertolak dari keempat pelayanan tersebut usaha pokok puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan semua ini, maka pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat harus berlandaskan pada moral dan etik. Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan, atau adat. Martin, 1990: the discipline which can act as the performance index or reference for our control system. Menurut Kamus Kedokteran (Ramali dan Pamuncak,1987), etika adalah pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam satu profesi.Untuk istilah etika dan etik sering dipertukarkan pemakaiannya dan tidak jelas perbedaan antara keduanya. Dalam buku Etika Kedokteran, yang dimaksud dengan etika adalah ilmu yang mempelajari azas akhlak, sedangkan etik adalah seperangkat asas atau nilai yang berkaitan dengan akhlak seperti dalam Kode Etik. Istilah etis biasanya digunakan untuk menyatakan sesuatu sikap atau pandangan yang secara etis dapat diterima (ethically acceptable) atau tidak dapat diterima (ethically unacceptable), tidak etis. Etik profesi merupakan seperangkat perilaku anggota menjadi baik dalam arti moral. Dalam dunia kedokteran ada istilah professional behavior. Profesional behavior berarti perilaku seorang maupun perkataan dokter yang baik, yang sesuai tata karma dan sopan santun. Dokter yang professional akan dinilai baik oleh masyarakatnya. Professional behavior adalah semua sikap/perilaku yang harus dimiliki oleh seorang dokter, yang bisa diamati dan dinilai, agar mahasiswa kedokteran /dokter tersebut dapat melaksanakan praktek kedokteran yang baik. Seorang dokter pada umumnya harus memiliki etika kedokteran yang baik.

Untuk itu pada observasi kali ini yang melatarbelakangi di lakukannya kegiatan ini adalah untuk menilai dan meninjau keadaan dilapangan tentang etika dan perilaku dokter terhadap pasien maupun tenaga medis lainnya.

1.2 Tujuan Observasi Adapun tujuan dilakukannya observasi ini adalah untuk mengetahui:1. Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam Puskesmas2. Keseimbangan tenaga kerja medis dan jumlah pasien dalam lingkungan puskesmas.3. Perilaku Dokter atau tenaga medis puskesmas4. Opini pasien atau masyarakat mengenai sistem pelayanan masyarakat.1.3 Rumusan Masalah Bagaimana situasi di sekitar puskesmas? Bagaimana kinerja institusi pelayanan kesehatan? Bagaimana kinerja seorang dokter dalam memberikan pelayanan? Bagaimana kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan di puskesmas?

BAB IIMETODOLOGI

2.1 Pelaksanaan KegiatanHari / Tanggal : Senin, 25 Oktober 2010Waktu: 09.00 WITA selesaiTempat : Puskesmas XPeserta : Mahasiswa PSPD (Kelompok 11)Dosen Pembimbing : dr. Diah Mutiasari2.2 IndikatorDalam kegiatan observasi ini, mahasiswa harus menggunakan daftar hal-hal yang perlu di observasi pada saat kegiatan :1. Situasi di sekitar puskesmas :a. Kebersihan (Lantai, Langit-langit, gorden, tempat tidur, dll ) b. Fasilitas dalam ruang pemeriksaan (tempat tidur pemeriksaan, kursi, meja, sphygmomanometer, stethoscope, dll )c. Fasilitas di luar ruang pemeriksaan (loket, ruang tunggu, apotek, dll)d. Fasilitas pendukung (kamar mandi atau WC, taman bermain anak, area parkir, persediaan air, dll )2. Lembaga pelayanan kesehatan :a. Jumlah tenaga kesehatan (mencakup dokter, perawat, bidan, dan yang lain jika ada)b. Jumlah pasien setiap haric. Penyakit terbanyakd. Jangka waktu menunggu tiap pasien 3. Kinerja Dokter Dalam Pelayanan:a. Kemampuan berkomunikasi dan keramah-tamahan dengan pasien b. Kemampuan pengobatan (bagaimana melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dll)c. Kerja tim (bagaimana dokter bekerja sama dengan pelayan kesehatan yang lain )d. Komunikasi non-verbal dokter4. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan :a. Pendapat pasien tentang kinerja dokter baik pengobatan ataupun pelayan kesehatan yang diberikan.b. Keluhan pasien mengenai pelayan yang diberikan tenaga kesehatan.2.3 Rangkaian Kegiatan Yang Dilakukan Pada jam 08.30 WITA mahasiswa berkumpul di kampus Universitas Tadulako kemudian berangkat menuju Puskesmas X. Pada jam 09.00 WITA, mahasiswa beserta pembimbing bertemu dengan kepala Puskesmas X dan meminta izin untuk melakukan observasi di puskesmas tersebut. Lalu mahasiswa mendapat sedikit pengarahan dari kepala Puskesmas X. Setelah mendapat izin, kemudian mahasiswa dipandu oleh dosen pembimbing dan kepala puskesmas untuk melihat-lihat keadaan puskesmas (situasi sekitar klinik), mengamati pelayanan yang diberikan puskesmas, dan pelayanan yang diberikan dokter kepada pasien. Mahasiswa dibagi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari dua orang dimana kelompok kecil ini mendapat satu pasien yang harus diikuti mulai dari mendaftar diloket sampai pasien tersebut mendapatkan obat. Setelah itu mahasiswa melakukan wawancara pada pasien tentang kepuasan pelayanan yang diberikan di puskesmas dan keluhan pasien tentang pelayanan tersebut. Kemudian mahasiswa berpamitan dan berterima kasih kepada kepala puskesmas dan para staf atas kesempatan yang telah diberikan kepada kami untuk melakukan observasi di Puskesmas X. Setelah selesai kegiatan lalu mahasiswa kembali ke kampus Universitas Tadulako.

BAB IIIHASIL OBSERVASI

Dalam kegiatan observasi ke Puskesmas X, hasil pengamatan yang diperoleh penulis :1. Situasi Sekitar PuskesmasDari hasil observasi awal penulis tentang keadaan Puskesmas X dari segi kebersihannya dapat dikatakan bersih. Puskesmas X juga memiliki banyak fasilitas ruangan untuk pelayanan seperti , ruang kerja kepala puskesmas, ruang tata usaha, ruang computer, ruang Managemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), ruang kesling, P2M, ruang gizi dan PSM, UGD, ruang konsultasi KB, laboratorium, serta ruangan poli yakni poli gigi, poli KIA, poli KB, poli Lansia, dan poli dewasa yang juga merupakan ruang pemeriksaan umum. Fasilitas yang ada dalam ruangan pemeriksaan terdapat tempat tidur yang tertata rapi dan di atas meja pemeriksaan terdapat stethoscope dan sphygmomanometer serta kursi dan tirai. Fasilitas yang ada diluar ruangan pemeriksaan seperti loket, apotek, ruang tunggu, sedangkan untuk fasilitas pendukung terdapat mushola, area parkir, dan toilet yang lumayan bersih.2. Kinerja Lembaga Pelayanan KesehatanPuskesmas X memiliki 53 staf yang terdiri dari 1 dokter umum, 1 dokter gigi,26 perawat,13 bidan,1 staf gizi, dan sisanya terbagi di bagian staf lainnya seperti bagian sanitasi, dll. Setiap hari tepat pukul 08.00, para staf ini apel pagi yang di pimpin oleh kepala puskesmasnya. Dalam apel pagi, diberitahukan tentang laporan jumlah staf yang hadir dan tidak hadir beserta alasannya, serta beberapa pengumuman lainnya.Dari data yang ada, tiap harinya puskesmas ini melayani sekitar 80 pasien namun pada saat penulis melakukan observasi di Puskesmas X, hanya sekitar 40 pasien yang berobat. Pasien-pasien ini harus menunggu sekitar 20 menit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mulai dari loket sampai pasien mendapatkan obat. Untuk kasus penyakit yang paling banyak ditemui di Puskesmas X yakni ISPA dan diare yang setiap tahun bergantian.

3. Kinerja Dokter Dalam pelayanan Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter belum menunjukkan sikap profesionalismenya. Dalam masalah interpersonal komunikasi dengan pasien berlangsung terlalu singkat. Dokter juga telah memperlihatkan keramahannya kepada pasien dengan cara menunjukkan senyum dan ekspresi wajah yang tenang. Namun bahasa non-verbal yang digunakan dokter masih kurang baik. Untuk keterampilan klinis yang dilakukan dokter, belum cukup baik. Terlihat dari bagaimana dokter menganamnesa pasien, namun hal ini masih harus dikembangkan lagi. Dalam pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital, dokter hanya melakukan pemeriksaan seperlunya saja sesuai dengan apa yang dikeluhkan pasien. Dalam melakukan pelayanan, dokter tersebut didampingi oleh 1 orang asisten yang bertugas mengukur berat badan serta tekanan darah. Untuk hubungan kerja antar staf di Puskesmas X ini memperlihatkan kerjasama yang baik.4. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Yang Diberikan Pendapat pasien tentang kinerja dokter baik pengobatan ataupun pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar dari pasien telah merasa puas dengan pelayanan yang diterima baik dari dokternya maupun dari petugas kesehatan lainnya. Sistem pembayaran di puskesmas ini semuanya dilakukan di kasir, baik itu biaya konsultasi serta biaya obat. Pendapat pasien mengenai biaya yang dibebankan menurut mereka masih terjangkau dan tidak memberatkan.

BAB IVANALISIS

Pelanggara Etik Yang Ditemukan Di Puskesmas Beberapa pelanggaran etik yang dilakukan seorang dokter seringkali tidak disadari oleh pasien, karena pasien belum menyadari standar pelayanan kesehatan. Walaupun sebagian besar pasien yang mengatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di puskesmas ini. Adapun hal hal yang masih perlu diperbaiki baik itu masalah pelayanan maupun etika yang harus dibenahi di puskesmas ini antara lain :1. Kinerja DokterMendapat pelayanan kesehatan merupakan hak asasi setiap warga masyarakat. Jika seseorang menderita sakit, maka yang bersangkutan mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan di sarana pelayanan kesehatan seperti praktik dokter perorangan, praktik berkelompok, pusat kesehatan masyarakat atau rumah sakit. Dalam hal ini, dokter akan memberikan pelayanan dalam bentuk pencegahan (preventive), pemeliharaan (promotive), pengobatan (curative) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) sesuai kebutuhan pasien. Akan tetapi pada kenyataannya yang terjadi di Puskesmas X ini, pelayanan yang diberikan dokter belum sesuai dengan standar pelayanan kesehatan. Contoh sikap yang tidak sesuai dengan etika kedokteran yang dilakukan oleh dokter di puskesmas ini yakni : Dokter tidak menunjukan rasa empati terhadap pasiennya, dimana pada waktu melakukan pemeriksaan kesehatan, dokter tersebut hanya menulis dan hanya sesekali memandang dan memperhatikan ekspresi pasiennya serta dokter terlalu cepat menyimpulkan hasil pemeriksaan. Dokter tidak melakukan prosedur yang seharusnya dilakukan, dimana dijelaskan dalam KODEKI pasal 2 yakni seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi tertinggi dan 7a bahwa seorang dokter harus, dalam setiap praktek medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia. Dokter dalam bertanya pada pasien menggunakan pertanyaan tertutup. Dimana seharusnya seorang dokter harus menggunakan pertanyaan yang terbuka sehingga dokter lebih mampu menggali informasi dari pasien untuk tujuan pemeriksaan kesehatan.

2. Fasilitas Atau Sarana Pelayanan Kesehatan Hasil observasi penulis dalam hal fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas X masih terbatas. Dalam hal ini contohnya : Keterbatasan ruanganAkibat keterbatasan ruangan, ada beberapa ruangan yang digabung seperti ruangan gizi digabung dengan ruang PSM serta poli KIA digabung dengan poli KB. Fasilitas pendukungArea parkir terutama khusus roda empat kurang begitu luas ditambah dengan tidak adanya petugas parkir.3. Tenaga KesehatanTenaga kesehatan yang dimaksud yakni tenaga dokter. Di Puskesmas X ini hanya ada satu dokter umum yang bertugas melayani pasien. Kurangnya dokter yang melayani kesehatan di puskesmas ini seringkali membuat kinerja dokter tidak optimal karena banyaknya pasien yang harus ditangani.4. Petugas apotikPihak apotik yang bertanggung jawab dalam memberikan obat harus lebih memberikan penjelasan mengenai aturan saat mengkonsumsi obat. Namun yang ditemui dipuskesmas X, petugas apotik tidak menjelaskan pada pasien aturan pemakaian obat.

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanDari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di Puskesmas X dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan standar pelayanan kesehatan. Walaupun fasilitas serta kebersihan yang disediakan puskesmas sudah memadai tetapi masih perlu dibenahi demi mewujudkan pelayanan yang lebih baik.5.2 Saran Sebaiknya sebagai seorang dokter harus selalu memperhatikan etika atau perilaku yang baik dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien Sebagai seorang dokter haruslah lebih berempati kepada pasien agar pasien dapat lebih merasa nyaman dan merasa lebih diperhatikan sehingga dapat lebih mendapatkan informasi yang lebih detail tentang penyakit pasien. Kebersihan puskesmas harus selalu dijaga. Sebaiknya puskesmas memiliki gudang penyimpanan, sehingga barang-barang yang sudah tidak digunakan dapat disimpan dengan rapi di dalam gudang.

11