BAB I

3
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lata r Be lakan g Peny aki t Par u Obs trukti f Kronis (PP OK) mer upa kan sala h satu penyak it  pernafasan yang berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, penyakit ini ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif dan tidak sepenu hny a reversi bel dan ber hub ung an dengan resp on inflamasi yan g abnormal dari paru-paru terhadap gas atau partikel yang berbahaya (Rose LF dkk, !!!)" Pada tahu n #$$%, World Health Organizatio n (&'O) menyata kan baha PPOK merupakan penyebab kematian kelima dan semakin meluas di berbagai  egara" *i tahun !! diperkirakan akan men+adi pen yebab kematian keempat di sel ur uh duni a" Pr eval ensi PP OK di beberapa egara berkisa r $-#!" *i ndon esia, prevalensi PPOK adalah sebesar .,/" 0eski pun demikian PPOK masih sering diremehkan baik oleh petugas kesehatan maupun penderita (1iegi dkk, !!2)" *eteksi dini PPOK sangat dipentingkan karena penyakit ini 3epat berkembang dan sulit diobati" *iagnosis ker+a PPOK didasarkan pada pemeriksaan positif dari sputum, namun kontaminasi sputum dengan bakteri orofaring dapat menyebabkan ha sil negativ e pa lsu" *i perl ukan altern ati f ma terial bi ologis ya ng dapat meme3ahkan masalah tersebut salah satunya adalah saliva (4etiyanto dkk, !!%)" 4ali va adal ah sal ah satu 3aira n di rongga mulut ya ng di pr oduksi da n diekskresikan oleh kelen+ar saliva dan dialirkan ke dalam rongga mulut melalui 1

description

karya tulis ilmiah

Transcript of BAB I

3

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPenyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan salah satu penyakit pernafasan yang berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, penyakit ini ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif dan tidak sepenuhnya reversibel dan berhubungan dengan respon inflamasi yang abnormal dari paru-paru terhadap gas atau partikel yang berbahaya (Rose LF dkk, 2000).Pada tahun 1998, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa PPOK merupakan penyebab kematian kelima dan semakin meluas di berbagai Negara. Di tahun 2020 diperkirakan akan menjadi penyebab kematian keempat di seluruh dunia. Prevalensi PPOK di beberapa Negara berkisar 9-10%. Di Indonesia, prevalensi PPOK adalah sebesar 5,6%. Meskipun demikian PPOK masih sering diremehkan baik oleh petugas kesehatan maupun penderita (Viegi dkk, 2007).Deteksi dini PPOK sangat dipentingkan karena penyakit ini cepat berkembang dan sulit diobati. Diagnosis kerja PPOK didasarkan pada pemeriksaan positif dari sputum, namun kontaminasi sputum dengan bakteri orofaring dapat menyebabkan hasil negative palsu. Diperlukan alternatif material biologis yang dapat memecahkan masalah tersebut salah satunya adalah saliva (Setiyanto dkk, 2008).Saliva adalah salah satu cairan di rongga mulut yang diproduksi dan diekskresikan oleh kelenjar saliva dan dialirkan ke dalam rongga mulut melalui suatu saluran. Saliva sangat berperan dalam kondisi kesehatan rongga mulut. Anatomi rongga mulut dan organ-organ pernafasan saling berhubungan satu sama lain. Adanya hubungan anatomi ini menyebabkan dimungkinkannya terjadi penyakit pernafasan yang disebabkan karena kondisi rongga mulut maupun sebaliknya (Mojon, 2002).Suatu penelitian menunjukkan bahwa derajat kebersihan rongga mulut dapat menggambarkan apakah seorang pasien akan beresiko menderita infeksi saluran napas. Mengendalikan insidensi PPOK, beberapa program deteksi dini diterapkan dalam populasi yang mempunyai faktor resiko. Salah satu faktor resiko adalah individu dengan periodontitis (Scannapieco, 1999).Periodontitis disebabkan adanya infeksi bakteri pada jaringan periodontal yang terdapat dalam plak gigi. Beberapa penanda biologis terjadinya periodontitis seperti Porphorymonas gingivalis, enzim sialidase dan interleukin (IL-8) terdapat dalam saliva. Penanda tersebut telah dihubungkan dengan PPOK, oleh karena itu saliva mempunyai potensi sebagai material biologis yang memiliki banyak penanda adanya PPOK pada pasien dengan periodontitis (Rose LF dkk, 2000).Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara organ-organ pernafasan dengan saliva yang ada di rongga mulut. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui sejauh mana potensi penggunaan saliva sebagai deteksi dini resiko PPOK pada penderita periodontitis.

1.2 Rumusan MasalahBagaimana peran saliva sebagai material deteksi dini penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) pada pasien dengan periodontitis?

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumMengetahui peran saliva sebagai material deteksi dini penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) pada pasien dengan periodontitis.1.3.2 Tujuan KhususMengetahui potensi penggunaan saliva sebagai deteksi dini resiko PPOK pada penderita periodontitis dengan mengetahui kandungan saliva yang dapat digunakan sebagai deteksi dini resiko PPOK.

1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Manfaat untuk MahasiswaDiharapkan dapat memberikan informasi ilmiah, tentang peran saliva sebagai material deteksi dini penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) pada pasien dengan periodontitis.1.4.2 Manfaat untuk InstitusiSebagai sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnyabagi perkembangan ilmu pengetahuan.

1