BAB I
-
Upload
achmad-barru-rosadi -
Category
Documents
-
view
35 -
download
5
description
Transcript of BAB I
BAB I
HAKIKAT BIOKIMIA
Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan pertama molekul enzim,
diastase, pada tahun 1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828, Friedrich Wöhler
menerbitkan sebuah buku tentang sintesis urea, yang membuktikan bahwa
senyawa organik dapat dibuat secara mandiri. Penemuan ini bertolak belakang
dengan pemahaman umum pada waktu itu yang meyakini bahwa senyawa organik
hanya bisa dibuat oleh organisme. Istilah biokimia pertama kali dikemukakan
pada tahun 1903 oleh Karl Neuber, seorang kimiawan Jerman. Sejak saat itu,
biokimia semakin berkembang, terutama sejak pertengahan abad ke-20, dengan
ditemukannya teknik-teknik baru seperti kromatografi, difraksi sinar X,
elektroforesis, RMI (nuclear magnetic resonance, NMR), pelabelan radioisotop,
mikroskop elektron, dan simulasi dinamika molekular. Saat ini, penemuan-
penemuan biokimia digunakan di berbagai bidang, mulai dari genetika hingga
biologi molekular dan dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan biokimia yang
pertama kali barangkali adalah dalam pembuatan roti menggunakan khamir,
sekitar 5000 tahun yang lalu.
Biokimia secara prinsip merupakan kimia zat-zat yang bisa digolongkan ke
dalam beberapa kategori utama:
karbohidrat,
lipid,
protein dan asam amino,
Bioteknologi merupakan ilmu terapan yang menjadi populer dalam tiga
dasawarsa terakhir ini. Popularitas Bioteknologi tersebut disebabkan oleh adanya
perkembangan yang berupa temuan-temuan dan terobosan baru dibidang
Biokimia dan Biologi Molekuler. Perkembangan tersebut berawal dari berhasil
disingkapnya tabir rahasia struktur dan fungsi DNA yaitu materi pembawa
informasi genetik (sifat yang dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi
beriukutnya). Berdasarkan pengetahuan tentang struktur dan fungsi DNA telah
dikembangkan teknik manipulasi gen melalui teknologi DNA Rekombinan.
Selanjutnya teknologi DNA rekom-binan beramalgamasi dengan berbagai ilmu
yang berlatar belakang ilmu hayat menghasilkan suatu bidang ilmu terapan yang
dikenal dengan bioteknologi modern. Bioteknologi modern lebih luas rentang
jangkauannya dibandingkan bioteknologi tradisional. Bioteknologi modern telah
diterapkan dalam bidang industri, pertanian, peternakan dan kedokteran, walaupun
penerapan bioteknologi itu sendiri sampai saat ini masih menimbulkan pendapat
pro dan kontra.asam nukleat (DNA, RNA).
BAB II
KARBOHIDRAT
Istilah karbohidrat pada awalnya digunakan untuk golongan senyawa yang
mengandung atom C, H dan O yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-
senyawa n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air.
Banyak terdapat di alam, di antaranya dalam bentuk pati, kapas, gula
pasir, dan kayu. Berfungsi sebagai sumber energi, cadangan makanan (glukosa
pada tumbuhan dan glikogen pada hewan)
Rumus umumnya Cn ( H2O)n, misalnya C6H12O6 dan C5H10O5.
Pembagian karbohidrat
a. Berdasarkan jumlah molekul sakarida :
1. Monosakarida: karbohidrat yang memiliki 1 molekul sakarida.
Contoh :
Tetrosa: D- Treosa, L-Treosa, D-Erritrosa, L-Eritrosa
Pentosa : D-Ribosa, L-Ribosa, D-Arabinosa, L-Arabinosa
Heksosa: D-Glukosa (Dekstrosa), D-Manosa, D- Galaktosa,
D- Fruktosa
2. Disakarida: senyawa yang terdiri dari dua molekul monosakarida
terikat.
Contoh : sukrosa, maltosa, dan laktosa.
3. Polisakarida : rantai panjang yang tersusun dari banyak monosakarida.
Contoh : amilum, glikogen, dan selulosa, amilopektin.
b. Berdasarkan jumlah atom C dalam mono sakarida :
1. Triosa : terdiri dari 3 atom karbon
Aldo triosa : CH2OH – CHOH – CHO
Keto triosa : CH2OH – CO – CH2OH
2. Tetrosa : terdiri dari 4 atom karbon
Aldo tetrosa: CH2OH – CHOH – CHOH - CHO
Keto tetrosa : CH2OH – CHOH - CO – CH2OH
3. Pentosa : terdiri dari 5 atom karbon,
Aldo pentosa: CH2OH – CHOH – CHOH – CHOH - CHO
Keto pentosa : CH2OH – CHOH – CHOH - CO – CH2OH
4. Heksosa : terdiri dari 6 atom karbon, dan seterusnya
Aldoheksosa :CH2OH – CHOH – CHOH – CHOH – CHOH - CHO
Keto keksosa : CH2OH – CHOH – CHOH – CHOH - CO – CH2OH
Stereokimia
Kimia yang berhubungan dengan kedudukan gugus suatu senyawa di
dalam ruang. Semua gula mempunyai paling sedikit satu karbon asimetri.
Karbon asimetri : karbon tetrahedral yg terikat dengan empat atom/gugus
atom yang berlainan.
Untuk senyawa yang mengandung satu karbon asimetri ada 2 isomer.
Jika 2 atom C asimetris, ada 4 isomer
Jika 3 atom C asimetris, ada 8 isomer, dst.
Secara umum: jumlah isomer = 2n
Stereoisomer (Isomer ruang): senyawa yang mempunyai rumus molekul
yang sama, tetapi rumus bangun berbeda dalam satu ruangan (tiga dimensi),
sehingga tak dapat ditindihkan dengan bayangan cermin.
Contoh: Sepasang tangan, tangan kanan tidak dapat ditindihkan
dengan tangan kiri begitu pula sebaliknya.
Contoh: gliseraldehid dengan 1 atom C asimetris dalam salah satu susunan,
dinamakan D-gliseraldehida. Bayangan cerminnya adalah L-gliseraldehida.
D dan L- gliseraldehida adalah contoh dari stereoisomer; dua molekul
yang sama struktur molekulnya tetapi berbeda dalam penyusunan gugusnya di
dalam ruang.
Stereoisomer dapat disebut isomer optik karena kemampuannya
memutar cahaya terkutub-bidang (bidang terpolarisasi). Berputar kekanan (+)
dan kekiri (-). Cahaya terkutub bidang : cahaya yang bergetar hanya pada satu
arah (kekanan atau kekiri).
D- (+)-gliseraldehid dan D-(-)-gliseraldehid,
L-(+)-gliseraldehid dan L-(-)-gliseraldehid.
Proyeksi Fisher
Proyeksi Fisher memungkinkan penggambaran struktur molekul organik
tiga dimensi menjadi dua dimensi atau menggambarkan gula berantai terbuka.
Kimiawan Jerman Emil Fisher (1852-1915) merumuskan cara yang mudah
untuk membedakan stereoisomer. Berikut adalah proyeksi untuk D dan L-
gliseraldehida :
CHO
H OH
CH2OH
D-Gliseraldehida
CHO
HO H
CH2OH
L-Gliseraldehida
Proyeksi Haworth
Proyeksi Haworth adalah suatu cara baku untuk menggambarkan
kedudukan gugus hidroksil di dalam ruang dalam bentuk siklik. Contohnya pada
pentosa (furanosa) dan heksosa (piranosa) berada dalam bentuk rantai tertutup.
Cara menggambarkan proyeksi Haworth
Langkah-langkah penggambaran proyeksi Haworth untuk -D-glukopiranosa :
Langkah 1 : Molekul -D-glukopiranosa adalah bentuk siklik dari D-
glukosa. Kita proyeksikan D-glukosa dalam bentuk rantai
terbuka.
Langkah 2 : Gambar cincin piranosa beranggota enam dalam bentuk singkat.
Rumus Proyeksi Fisher
Langkah 3 : Letakkan gugus –CH2OH dari karbon -6 heksosa. Pada gula D,
karbon-6 selalu berada di atas bidang cincin.
Langkah 4 : Isi gugus OH pada karbon-2, 3, dan 4.
Langkah 5 : Letakkan gugus OH pada karbon-1 ( dalam hal ini ).
Glikosida
Glikosida membentuk ikatan dari gula hemiasetal atau hemiketal rantai
tertutup yang bereaksi dengan alkohol atau ikatan antara gugus hidroksil gula
dengan alcohol menghasilkan asetal atau ketal.
Ikatan glikosida :
H+
Bila gugus OH- anomer dari gula terikat sebagai asetal, senyawa ini tidak lagi
bebas berubah bentuk dari rantai tertutup menjadi ranati terbuka. Ikatan
glikosida adalah ikatan eter kovalen diantara hidroksil gula dengan alcohol.
Contohnya:
-D-glukopiranosa + methanol ----- metil--D-glukopiranosida.
Gugus hidroksil beta pada C-1 suatu heksosa berhubungan melalui ikatan
glikosida dengan C-4 dari heksosa lain, disebut ikatan glikosida b (1-4). Ikatan
lainnya yaitu: (1-4), (1-6), dan b (1-6).
Hidrolisis ikatan glikosida oleh molekul air, sehingga ikatan glikosida putus.
Jika molekul terbelah, hidrogen dari air melekat pada salah satu produk, dan –OH
pada produk lainnya. Kita amati ikatan glikosida (1-4) di antara dua heksosa :
Gula Pereduksi dan Gula Non-pereduksi
Banyak gula bersikap sama terhadap pereaksi Benedict dan Tollens.
Berdasarkan uji positif-nya (kesetimbangan dengan bentuk terbukanya) dapat
bedakan menjadi dua jenis gula :
a. Gula pereduksi, jenis gula yang memberikan uji positif untuk pereaksi
Benedict dengan membentuk endapan merah bata dan membentuk cermin
perak untuk pereaksi Tollens.
Contoh : monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa.
b. Gula non-pereduksi, jenis gula yang tidak memberikan uji positif.
Contoh : kebanyakan dari polisakarida.
MONOSAKARIDA
Monosakarida dapat berupa aldosa atau katosa. Golongan aldosa
mempunyai satu gugus aldehid (-CHO) dan beberapa gugus hidroksil (-OH),
sedangkan glukosa ketosa mempunyai satu gugus keton (-CO-) dan beberapa
gugus hidroksil. Monosakarida juga digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon
dalam molekulnya. Monoksakarida paling kecil mengandung 3 atom karbon,
disebut trioksa; yang mempunyai 4 atom karbon disebut tetrosa, dan seterusnya.
Monosakarida terpenting adalah golongan heksosa dan pentosa.
Setiap monosakarida mempunyai dua bentuk konfigurasi yang ditandai
dengan D (baca;de)dan L (baca;el). Penetapan huruf D dan L didasarkan pada
arah gugus OH pada atom C asimetris nomor terbesar.
Semua monosakarida adalah zat padat yang mudah larut dalam air.
Larutannya bersifat optis aktif. Larutan monosakarida yang baru dibuat
mengalami perubahan sudut putaran hingga akhirnya dicapai sudut putaran yang
tetap. Perubahan sudut putaran ini disebut mutarotasi. Semua monosakarida, baik
aldosa maupun ketosa, dalah gula pereduksi. Larutan monosakarida bereaksi
positif dengan pereaksi Fehling atau pereaksi Benedict maupun dengan pereaksi
Toll.
DISAKARIDA
Disakarida terbentuk dari kondensasi dua molekul monosakarida. Ikatan
yang mengkaitkannya disebut ikatan glukosida. Disakarida terpenting adalah
sukrosa, maltosa, dan laktosa. Ketiganya mempunyai rumus molekul
C12H22O11.
Maltosa; tidak terdapat bebas, diperoleh dari hidrolisis amilum. Setelah
dihidrolisis menghasilkan 2 molekul glukosa.
Maltosa + H2O ----- 2 glukosa
Hidrolisis maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa, sedangkan laktosa
menghasilkan glukosa dan galaktosa. Hidrolisis maltosa dikatalisis oleh enzim
maltase, sedangkan hidrolisis laktosa oleh oleh enzim laktase. Maltosa tidak
terdapat bebas dialam, tetapi tidak dibuat dari hidrolisis amilum dengan pengaruh
enzim diastase.
Laktosa terdapat dalam susu sehingga disebut juga gula susu. Maltosa dan
laktosa adalah gula pereduksi, pereaksi positif dengan pereaksi Fehling, Benedict
dan Tolles.
Laktosa; banyak terdapat pada hewan mamalia, ada dalam susu. Dihidrolisis
menjadi glukosa dan galaktosa.
Laktosa + H2O ----- glukosa + galaktosa
Sukrosa; banyak terdapat pada tebu atau getah tumbuhan.
Sukrosa + H2O ----- glukosa + fruktosa
Sukrosa adalah gula tebu, gula yang kita konsumsi dalam kehidupan sehari-
hari. Larutan sukrosa memutar bidang polarisasi kekanan (putaran jenis =+66,53).
Sukrosa tidak mereduksi pereaksi fehling, Benedict, dan pereaksi Tollens.
Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada hidrolisis
sukrosa terjadi pembalikan sudut putaran (invensi) dari yang pemutar kanan
menjadi pemutar kiri, karena daya pemutar kiri fruktosa lebih kuat daya putaran
kanan glukosa (putaran jenis fruktosa = -92.4 , sedangkan
glukosa=+52,7),hidrolisis sukrosa dapat terjadi karena pengaruh asam atau anzim
invertasa.
POLISAKARIDA
Polisakarida ( glikan ) mengandung banyak unit monosakarida yang berikatan
glikosida. Beberapa berfungsi sebagai bentuk penyimpan karbohidrat.
Polisakarida penyimpan yang paling penting adalah pati dan glikogen, polimer
glukosa bercabang dengan berat molekul tinggi berikatan α( 1 → 4 ) pada rantai
utamanya dan ikatan α( 1 → 6 ) pada titik cabangnya. Ikatan α( 1 → 4 ) dapat
dihidrolisa oleh α-amilase dan ikatan α( 1 → 6 ) dihidrolisa oleh α( 1 → 6 )
glukosidase,
Polisakarida lain memegang peranan struktural pada dinding sel. Selulosa,
polisakarida pada tunuh tumbuhan mempunyai unit D- glukosa yang berikatan β( 1
→ 4 ). Selulosa tidak dapat dipecahkan oleh α atau β-amilase dan tidak dapat
dicernakan oleh vertebrata kecuali oleh hewan ruminan yang mengandung bakteri
penghasil selulosa yang dapat memecahkan selulosa menjadi D-glukosa.
Polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida . Polisakarida
terpenting, yaitu amilum, glikogen, dan selulosa, adalah polimerisasi kondensi,
amilum, glikogen, dan selulosa dapat dinyatakan dengan rumus molekul
(C6H10O5)n, dengan n dapat mencapai ratusan sampai ribuan.
Amilum ada 2 jenis, yaitu amilosa dan amilopektin.
Glikogen; terdapat pada otot hewan dan manusia.
Selulosa; terdapat pada serat tumbuhan seperti pada kayu.
Amilum terbentuk pada proses fotosintesis pada bagian yang hijau dari
tumbuhan bantuan energi matahari. Hidrolisis amilum dengan enzim diastase atau
amilase menghasilkan maltosa. Amilum membentuk koloid dalam air jika
dipanaskan. Suspensi amilum memberi warna biru dengan iodin.
Glikogen terbentuk dalam tubuh hewan dan manusia yang disimpan dalam
hati dan jaringan otot sebagai cadangan makanan. Pembentuk glikogen dari
glukosa diatur oleh insulin. Glikogen juga membentuk koloid dalam air, dan
dengan iodin memberi warna merah cokelat.
BAB III
LIPID
Lemak atau Lipid tidak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak
secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu
ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang dihasilkan
oleh hewan, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair. 1 gram lemak
menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal. Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen
Sifat dan Ciri-ciri
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-
CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang
menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di
larutan yang apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol.Fungsi,
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak biologis memenuhi 4 fungsi dasar
bagi manusia, yaitu:
1 Penyimpan Energie
2 Transportasi metabolik sumber energi
3 Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses
pemberian signal Signal transducing.
4 Struktur dasar atau komponen utama dari membran semua jenis sel.
Klassifikasi
Ada beberapa model klasifikasi, tetapi disini akan diklasifikasikan
berdasarkan kelas dari lemak tersebut.
Lipid Fungsi primer Contoh
Asam lemak Sumber energi,
biologis prekursor
Asam palmitin, asam olein, asam linol
Gliserida Penyimpan energi Trigliserida
FosfogliseridaKomponen dari
membran
Fosfatidylcholin, Fosfatidylserin,
Fosfatidyletanolamin
Badan Keton Sumber energie Aceton, Acetoacetat, ß Hidroxibutyrat
SfingolipidKomponen dari
membran
Sfingomyelin(Ceramid) dan
Glikosfingolipid(Cerebrosid, Globosid)
EicosanoidaModulator proses
fisiologis
Prostaglandin, Thromboxan, Leukotriene,
HPETE
CholesterinKomponen dari
membranCholesterin, Cholesterinester
Lipid adalah segolongan besar senyawa tak larut air yang terdapat di alam.
Lipid cenderung larut dalam peralut organik seperti ester dan kloroform. Sifat
inilah yang menbedakan dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan
molekul hayati lainya. Struktur molekul lipid sangat beragam sehingga kita dapat
meninjaunya.
Lilin merupakan ester dari asam lemak berantai panjang dan alkohol
berantai panjang. Rantai hidrokarbon pada asam maupun alkohol berkisar dari 10
sampai 30 karbon. Lilin adalah padatan mantap bertitik leleh rendah yang
dijumpai pada tumbuhan dan hewan. Lilin juga melapisi kulit, rambut, dan bulu
unggas menjaganya agar tetap lentur dan kedap air. Struktur asam lemak:
CH3(CH2)14-C-O-(CH2)29CH3
Trigliseral alami adalah triester dari asam lemak berantai panjang ( C12
sampai dengan C24 ) dan gliserol merupakan penyusun utama utama lemak
hewan dan minyak. Trigliserida termasuk lipid yang sederhana dan juga
merupakan bentuk cadangan lemak dalam tubuh manusia. Persamaan umum
pembentukan trigliserida :
Trigliserida sederhana adalah triester yang terbuat dari gliserol dan tiga
molekul asam lemak yang sama. Trigliseral sederhana jarang ditemukan,
kebanyakan trigliseral alami adalah trigliserida campuran yaitu triester dengan
komponen asam lemak yang berbeda.
Lemak dan minyak biasanya dapat dibedakan berdasarkan titik lelehnya,
pada suhu kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair. Titik
leleh lemak atau minyak biasanya trgantung pada strukturnya, biasanya meningkat
dengan bertambahnya jumlah karbon. Banyaknya ikatan ganda dua karbon dalam
komponen asam lemak juga berpengaruh. Hidrogenasi adalah mengubah minyak
nabati menjadi lemak. Hidrogen beradisi pada beberapa ikatan ganda dua dari
ranati karbon asam lemak tak jenuh, menjenuhkannya dan dengan demikian
mengubah minyak menjadi lemak. Contoh hidrogenasi pada triolein ( titik leleh –
17oC ) menghasilkan tristearin ( titik leleh 55 oC ).
Trigliserida cepat menjadi tengik, menimbulkan baut dan citra rasa tak
enak bila dibiarkan pada udara lembab suhu kamar. Lepasnya asam lemak yang
mudah menguap dari lemak mentega menyebabkan bau mentega tengik. Asam-
asam ini terbentuk melalui ikatan ester atau oksidasi ikatan ganda dua. Hidsrolisis
lemak atau minyak sering dikatalis oleh enzim bernama lipase. Ketengikan
hidrolitik dapat dicegah atau ditundah dengan menyimpan bahan pangan dalam
lemari pendingin. Bau keringat timbul apabila lipase bakteri mengkatalisis
hidrolisis minyak dan lemak pada kulit.
Pada ketengikan oksidatif ikatan ganda dua dalam ikatan komponen asam
lemak tak jenuh dari trigliseral terputus membentuk aldehida berbobot molekul
rendah dengan bau tak sedap. Dua senyawa alami yang sering digunakan sebagai
antioksidasi ialah asam askorbat ( vitamin C ) dan α-tokoferol ( vitamin E ).
Hidrolisis lemak dan minyak dengan mendidihkannya dalam larutan
natrium hidroksida disebut penyabunan. Proses ini digunakan dalam penbuatan
sabun. Sabun ialah garam logam alkali ( Na, K, dan Li ) dari asam lemak. Sabun
dibuat dengan memanaskan minyak sapi atau minyak kelapa dalam ketal besar
berisi natrium hidroksida berlebih. Jika natrium klorida dicampuran tersebut,
garam natrium dari asam lemak memisah sebagai dadih sabun kasar.
Lemak terdiri dari kategori
1. Lemak Tepu - Bersifat membeku dan keras pada suhu rendah.
Kebanyakanya dari sumber haiwan dan juga terdapat pada tumbuhan
seperti santan dan lemak sayuran.Pengambilan yang berlebihan
meningkatkan tahap kolesterol dalam darah yang berpotensi untuk
termendap di saluran darah dan jantung.
2. Lemak tak Tepu - Besifat lembut dan cecair walaupun pada suhu rendah.
Ia didapati dari sumber tumbuhan.
Panduan semasa menyediakan makanan
Kikis dan buang lemak yang kelihatan pada bahan masakan
Kurangkan memasak menggunkan bahan berminyak. Gunakan cara kukus,
bakar, rebus, panggang, tumis atau gunakan gelombang mikro.
Ubah suaikan resepi masakan dengan mengurangkan santan, susus, daging
dikurangkan dan ditambahkan kekacang untuk serat.Tambhkan bawang,
rempah, herba, jus limau nipis, cuka atau perasa asli tanpa lemak.
BAB IV
ASAM AMINO
A. Asam Amino Mempunyai Ciri Struktur yang Umum
Asam amino bebas yang terbentuk merupakan molekul yang relatif kecil,
dan struktur masing-masing telah diketahui. Asam amino yang pertama kali
ditemukan adalah asparagin, pada tahun 1806. Yang paling akhir treonin, yang
belum teridentifikasi sampai tahun 1938. Semua asam amino mempunyai nama
biasa atau umum, yang kadang-kadang diturunkan dari sumber pertama-tama
molekul ini diisolasi. Seperti dapat diduga, asparagin pertama-tama ditemukan
pada asparagus ; asam glutamat ditemukan di dalam gluten gandum ; dan glisin
(bahasa Yunani, glykos, manis) dinamakan karena rasanya yang manis.
Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri sama,
gugus karboksil dan gugus amino diikat pada atom karbon yang sama (Gambar 5 -
2). Masing-masing berbeda satu dengan yang lain pada rantai sampingnya, atau
gugus R, yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muat listrik dan kelarutan di
dalam air. Ke-20 asam amino pada protein sering kali dipandang sebagai asam
amino baku, utama, atau normal. Untuk membedakan molekul-molekul ini dari
jenis-jenis asam amino lain yang ada pada organisme hidup, tetapi tidak terdapat
dalam protein.
B. Hampir Semua Asam Amino Mempunyai Atom Karbon Asimetrik
Kita perhatikan bahwa semua asam amino baku, kecuali satu mempunyai
atom karbon asimetrik, α karbon yang mengikat empat gugus substituen yang
berbeda, yakni gugus karboksil, gugus amino, gugus R dan atom hidrogen. Atom
α karbon asimetrik karenanya, merupakan pusat khiral. Seperti telah kita lihat,
senyawa dengan pusat khiral terdapat dalam dua bentuk isomer yang berbeda,
yang bersifat identik dalam semua sifat-sifat kimia dan fisikya, kecuali satu, yakni
arah perputaran sinar terpolarisasi di dalam polarimeter. Dengan satu satu
kekecualian pada glisin, yang tidak mempunyai atom karbon asimetrik, kesemua
dari 20 asam amino yang diperoleh dari hidrolisa protein dengan kondisi cukup
ringan, bersifat optik aktif ; yakni, senyawa-senyawa ini dapat memutar sinar
bidang polarisasi menuju ke suatu arah atau kebalikannya. Karena susunan
tetrahedral ikatan valensi di sekitar atom α karbon pada asam amino, keempat
gugus substituen yang berbeda ini dapat menempati dua susunan yang berbeda
dalam ruang, yang merupakan bayangan cermin yang tidak saling menutupi
sesamannya
Aktivitas optik suatu stereoisomer dinyatakan secara kumulatif oleh rotasi
spesifik yang ditentukan dari pengukuran derajat rotasi larutan murni stereoisomer
tersebut pada konsentrasi tertentu di dalam tabung panjang tertentu, dalam sebuah
polarimeter.
[ α ] 25 °CD
=rotasi yang diamati (derajat )
panjang tabung (dm) x konsentrasi , gr /mL
dm melambangkan desimeter (0,1 m). suhu dan panjang gelombang sinar
yang dipergunakan (biasanya garis D dari sodium, 589 nm) harus ditentukan.
Tabel di bawah ini memperlihatkan rotasi spesifik beberapa asam amino ;
perhatikan bahwa beberapa bersifat levorotatory dan yang lain dextrorotatory.
Tabel. Rotasi Spesifik Beberapa Asam Amino yang diisolasi dari protein.
Asam amino Rotasi Spesifik (α)25D
°C
L-Alanin
L-Arginin
L-Isoleusin
L-Penilalanin
L-Glutamat
L-Histidin
L-Lisin
L-Serin
L-Prolin
L-Treonin
+ 1.8
+ 12.5
+ 12.4
- 34.5
+ 12.0
- 38.5
+ 13.5
- 7.5
- 86.2
- 28.5
C. Asam Amino Dapat Digolongkan Berdasarkan Gugus R
Terdapat empat golongan asam amino, yaitu :
1. Golongan dengan R nonpolar atau hidrofobik.
2. Golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak bermuatan.
3. Golongan dengan gugus R bermuatan negatif.
4. Golongan gugus R bermuatan positif.
Di dalam tiap-tiap golongan terdapat urutan polaritas, ukuran dan bentuk
gugus R. Berikut Penggolongan Asam Amino Berdasarkan Polaritas Kandungan
Gugus R (pada pH 7)
Gugus R nonpolar (hidrofobik).
Alanin
Isoleusin
Leusin
Metionin
Fenilalanin
Prolin
Triptofan
Valin
Gugus R polar, tetapi tidak
bermuatan
Asparagin
Sistein
Glutamin
Glisin
Serin
Treonin
Tirosin
Gugus R bermuatan negatif
Asam aspartat
Asam glutamate
Gugus R bermuatan positif
Arginin
Histidin
Lisin
D. Asam Amino Terionisasi di Dalam Larutan Air
Di dalam larutan, asam amino terionisasi dan dapat bersifat sebagai asam
atau basa. Pengetahuan mengenai sifat-sifat asam-basa dari asam amino amat
penting di dalam pengertian berbagai sifat protein. Tambahan lagi, seni
pemisahan, identifikasi, dan kuantifikasi asam amino yang berbeda, yang
merupakan tahap penting dalam menentukan komposisi dan urutan asam amino
dari molekul protein, didasarkan atas tingkah laku asam-basa yang khas.
Asam-asam α – amino yang mempunyai gugus amino tunggal dan gugus
karboksil tunggal mengkristal dari larutan netral dalam bentuk ion penuh, yang
disebut ion dipolar atau zwiterion (bahasa Jerman bagi ion hibrid). Walaupun ion
dipolar bersifat netral dan tidak bergerak di dalam medan listrik, ion ini
mempunyai muatan listrik yang berlawanan pada kedua kutubnya. Sifat dipolar
asam amino pertama-tama ditunjukkan oleh kenyataan bahwa kristal asam amino
mempunyai titik lebur yang jauh lebih tinggi dibandingkan titik didih molekul
organik lain yang berukuran sama.
E. Asam Amino Dapat Berperan Sebagai Asam dan Sebagai Basa
Jika suatu kristal asam amino, misalnya alanini dilarutkan di dalam air,
molekul ini menjadi ion dipolar, yang dapat berperan sebagai suatu asam (donor
proton).
H H
R – C – COO- R – C – COO- + H+
NH3 NH2
atau sebagai basa (akseptor protein).
H H
R – C – COO- + H+ R – C – COOH
NH3 NH3
Senyawa yang kemudian sifat ini dinamakan ampoter (bahasa Yunani
amphi artinya keduanya), dan sering kali disebut ampolit, disingkat dari
amphoteric electrolytes. Asam monoamino monokarboksilat α-amino yang
sederhana seperti alanin, sebenarnya merupakan asam diprotik dalam keadaan
semua molekul mengikat proton, yaitu jika gugus karboksil dan gugus amino telah
mengikat proton. Dalam bentuk ini, asam amino mempunyai dua gugus yang
dapat mengion menghasilkan proton, seperti ditunjukkan di dalam persamaan
berikut ini :
N H+ N H+ NH2
R – C – COOH R – C – COO- R – C – COO-
NH3 NH3 NH2
F. Reaksi-reaksi Kimia Asam Amino
Seperti pada semua senyawa-senyawa organik, reaksi kimia dari asam
amino menunjukkan karakteristik dari gugus-gugus fungsinya. Karena asam
amino mengandung gugus amino dan gugus karboksilat, semua asam amino akan
memberikan reaksi positif dari gugus-gugus fungsi ini. Sebagai contoh, gugus
amino dapat diasetilisasi dan gugus karboksilat dapat diesterkan. Dalan diktat ini
tidak akan dibahas semua reaksi-reaksi kimia dari asam amino, hanya akan
dijelaskan dua reaksi yang cukup penting saja, yang bisa dipakai secara luas untuk
identifikasi dan kuantitasi asam amino.
Pertama reaksi ninhidrin yang dapat mendeteksi dan mengukur secara
kuantitatif dalam jumlah yang relatif kecil. Asam amino yang bereaksi dengan
gugus amino bebas, sedangkan untuk asam amino prolin yang mempunyai gugus
amino terikat akan memberikan warna kuning. Di bawah kondisi yang tepat
intensitas warna yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi
asam amino secara kalorimetri. Metoda ini mempunyai sensitifitas yang cukup
tinggi.
Reaksi kedua dari asam amino yang banyak dipakai adalah reaksi dengan
I-floroamino menghasilkan turunan 2,4-dinitrofenil, yang baik digunakan untuk
identifikasi asam amino.