BAB I

download BAB I

of 3

description

Paper entah apa

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangInfeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks. IMS akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Wanita lebih berisiko untuk terkena IMS daripada laki-laki sebab secara anatomis, alat reproduksi wanita lebih rentan. Penyakit yang termasuk IMS adalah sifilis, Gonorrhea, herpes, HIV/AIDS, dan lain-lain. Di kabupaten malang, pada tahun 2008, kasus IMS paling menonjol adalah servisitis vaginalis, kemudian gonorrhea, dan sifilis. Berdasarkan laporan KPA pada 2013, penderita IMS tertinggi adalah pada wiraswasta, ibu rumah tangga, tenaga non professional/karyawan, buruh kasar, WPS, petani/peternak/nelayan, dan anak sekolah/mahasiswa. Dari hasil studi penelitian RPJM pada 2007 mengenai cara menghindari penularan IMS, 43,6% dengan menghindari hubungan seks dengan WPS, 41,7% dengan menggunakan kondom, dan 33,5% dengan tidak berganti-ganti pasangan seks. Menurut menteri kesehatan, kunci penularan adalah pada Laki-laki Berisiko Tinggi (LBT) seperti kelompok pria pembeli jasa seks, penyuka sesame jenis, pengguna narkoba suntik dan kelompok mobile men with money atau pria yang bekerja jauh dari rumah. Kenaikan prevalensi laki-laki berisiko tinggi akan berdampak pada semakin luasnya penyebaran IMS, terutama pada ibu rumah tangga dan anak balita. Data Survei Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP) tahun 2007 menunjukkan, prevalensi laki-laki berisiko tinggi pembeli jasa seks 0,1 persen. Angka itu naik menjadi 0,7 persen pada 2011.Sebagai salah satu bentuk dari pencegahan primer, program penyuluhan dan pendidikan kepada masyarakat mengenai pengertian, cara penularan, dan upaya pencegahan IMS sangat penting untuk dilakukan. Intervensi pada laki-laki menjadi penting artinya. Sebab, penggunaan alat kontrasepsi oleh populasi berisiko kurang dari 30 persen. Penyuluhan dilakukan dengan harapan meningkatkan pemahaman penduduk tentang IMS, cara penularannya, dan upaya pencegahannya. Kelompok LBT seharusnya menjadi sasaran edukasi dan penyuluhan yang benar. Dengan adanya pemahamaan ini, maka diharapkan masyarakat dapat menyadari perlunya melakukan pencegahan baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga hal ini akan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan menghindari terjadinya IMS.1.2 Tujuan UmumMeningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Infeksi Menular Seksual di Kecamatan Gondanglegi1.3 Tujuan Khusus1.3.1 Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya pada LBT tentang pencegahan terjadinya Infeksi Menular Seksual1.3.2 Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk 1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat bagi PuskesmasMeningkatkan pengetahuan masyarakat di Kecamatan Gondanglegi tentang Infeksi Menular Seksual terutama mengenai pencegahan IMS dan deteksi dini IMS1.4.2 Manfaat bagi MasyarakatMeningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya IMS serta meningkatkan kemauan masyarakat untuk melakukan perilaku yang menghindari terjadinya IMS.1.4.3 Manfaat bagi Mahasiswa1.4.3.1 Melatih diri untuk dapat melaksanakan diagnosis komunitas dan mencari solusinya1.4.3.2 Berperan aktif dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam menghadapi masalah komunitas yang sedang terjadi1.4.3.3 Mempraktekkan dan mengaplikasikan langsung ilmu kesehatan komunitas pada masyarakat