BAB I

9
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERUBAHAN PARADIGMA RESUSITASI JANTUNG PARU 2010(CPR : Cardiopulmonary Resuscitation)OlehTanty S Thamrin - NAUI#54061 AHA dalam Jurnal Circulation yang diterbitkan pada tanggal 2 N ovember 2010,mempublikasikan Pedoman Cardiopulmonary Resucitation (CPR) dan Perawatan DaruratKardiovaskular 2010. Seperti kita ketahui, para ilmuwan dan praktisi kesehatan terusmengevaluasi CPR atau yang lebih kita kenal dengan Resusitasi Jantung Paru (RJP) ini danmempublikasikannya setiap 5 tahun.Evaluasi dilakukan secara menyeluruh mencakup urutan dan prioritas langkah-langkah CPR dandisesuaikan dengan kemajuan ilmiah saat ini untuk mengidentifikasi faktor yang mempunyaidampak terbesar pada kelangsungan hidup. Atas dasar kekuatan bukti yang tersedia, merekamengembangkan rekomendasi yang hasilnya menunjukkan paling menjanjikan.Rekomendasi 2010 Pedoman mengkonfirmasi keamanan dan efektivitas dari banyakpendekatan, mengakui ketidakefektifan, dan memperkenalkan perawatan baru berbasisevaluasi bukti intensif dan konsensus para ahli. Kehadiran rekomendasi baru ini tidak untukmenunjukkan bahwa pedoman sebelumnya tidak aman atau tidak efektif, melainkan untukmenyempurnakan rekomendasi terdahulu. PEDOMAN RESUSITASI JANTUNG PARU TERBARU 2010 (CPR 2010)

description

uu

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPERUBAHAN PARADIGMA RESUSITASI JANTUNG PARU 2010(CPR :Cardiopulmonary Resuscitation)OlehTanty S Thamrin - NAUI#54061AHAdalamJurnalCirculationyangditerbitkanpadatanggal2November2010,mempublikasikan Pedoman Cardiopulmonary Resucitation (CPR) dan Perawatan DaruratKardiovaskular 2010. Seperti kita ketahui, para ilmuwan dan praktisi kesehatan terusmengevaluasi CPR atau yang lebih kita kenal dengan Resusitasi Jantung Paru (RJP) ini danmempublikasikannya setiap5 tahun.Evaluasi dilakukan secara menyeluruh mencakup urutan dan prioritas langkah-langkah CPR dandisesuaikan dengan kemajuan ilmiah saat ini untuk mengidentifikasi faktor yang mempunyaidampak terbesar pada kelangsungan hidup. Atas dasar kekuatan bukti yang tersedia, merekamengembangkan rekomendasi yang hasilnya menunjukkan paling menjanjikan.Rekomendasi 2010 Pedoman mengkonfirmasi keamanan dan efektivitas dari banyakpendekatan, mengakui ketidakefektifan, dan memperkenalkan perawatan baru berbasisevaluasi bukti intensif dan konsensus para ahli. Kehadiran rekomendasi baru ini tidak untukmenunjukkan bahwa pedoman sebelumnya tidak aman atau tidak efektif, melainkan untukmenyempurnakan rekomendasi terdahulu.PEDOMAN RESUSITASI JANTUNG PARU TERBARU 2010 (CPR 2010)Setelah mengevaluasi berbagai penelitian yang telahdipublikasi selama lima tahun terakhirAHA mengeluarkan Panduan RJP 2010. Fokus utama RJP2010 ini adalah kualitaskompresidada. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Panduan RJP 2005dengan RJP 2010.1.BukanlagiABC,melainkanCABAHA2010(new)A change in the 2010 AHA Guidelines for CPR and ECC isto recommend the initiation ofchest compression before ventilation.AHA2005(old)The sequence of adult CPR began with opening of the airway, checking for normalbreathing, and then delivering 2 rescue breaths followed by cycles of 30 chestcompressions and 2 breaths.Sebelumnya dalam pedoman pertolongan pertama, kita mengenalABC: Airway, Breathing,Circulation (Chest Compression) yaitu buka jalan nafas, bantuan pernafasan, dan kompresidada.Dalam pedomanCPR 2010, prioritas utama adalah Circulation, baru setelah itu tatalaksana difokuskan pada Airway dan selanjutnya Breathing. Satu-satunya pengecualianadalah hanya untuk bayi baru lahir (neonatus), karena penyebab terseringpada bayi baru lahiryang tidak sadarkan diri dan tidakbernafas adalah karena masalah jalan nafas (asfiksia).Sedangkan untuk yang lainnya, termasuk RJP pada bayi, anak, ataupun orang dewasa biasanyaadalah masalah Circulation kecuali bila kita menyaksikan sendiri korban tidak sadarkan dirikarena masalah selain Circulation harus menerima kompresi dada sebelum kitaberpikirmemberikan bantuanjalan nafas.2.TidakadalagiLook,Listen,andFeel

AHA2010(new)Look, listen, and feel for breathing wasremoved from the sequence for assessment ofbreathing after opening the airway. The healthcare provider briefly checks forbreathingwhen checking responsiveness to detect signs of cardiac arrest. After delivery of30compressions, the homerescuer opens the victims airwayand delivers 2breaths.

AHA2005(old)Look, listen, and feel for breathing wasused to assess breathing after the airwaywasopened.Alasannya: kunci utama menyelamatkan seseorang dengan henti jantung adalahBertindakbukan Menilai.Telepon ambulan segera saat kita melihat korban tidak sadar dan tidak bernafasdengan baik (gasping). Percayalah pada nyali Anda. Jika Anda mencoba menilai korbanbernapas atau tidak dengan mendekatkan pipi Anda pada mulut korban, itu boleh-boleh saja.Tapi tetap saja sang korban tidak bernafas dan tindakan look listen and feel ini hanya akanmenghabiskan waktu.3.TidakadalagiRescueBreathAHA2010(new)Beginning CPR with 30 compressions rather than2 ventilations leads to a shorter delayto firstcompressionAlasan: Rescue breath adalah tindakan pemberian napas buatan sebanyak dua kali setelah kitamengetahui bahwa korban henti napas (setelah Look, Listen, and Feel). Pada AHA 2010, hal inisudah dihilangkan karena terbukti menyita waktu yang cukup banyak sehingga terjadipenundaan pemberian kompresi dada.

4.KompresidadalebihdalamlagiAHA2010(new)The adult sternum should be depressed at least 2 inches (5 cm)

AHA2005(old)The adult sternum should be depressed 11/2 to 2 inches (approximately 4 to 5 cm).Pada pedoman RJP sebelumnya, kedalaman kompresi dada adalah 1 - 2 inchi (4 5 cm),namun sekarang AHA merekomendasikan untuk melakukan kompresi dadadengan kedalamanminimal 2 inchi (5 cm).5.KompresidadalebihcepatlagiAHA2010(new)It is reasonable for lay rescuers and healthcare providers to performchest compressionsat a rate of at least 100x/min.AHA2005(old)Compress at a rate of about 100x/min.AHA mengganti redaksi kalimat sebelumnya yang tertulis: tekan dada sekitar 100kompresi/menit. Sekarang AHA merekomendasikan kita untuk kompresi dada minimal 100kompresi/ menit. Pada kecepatan ini, 30kompresi membutuhkan waktu 18 detik.6.HandsonlyCPRAHA2010(new)Hands-Only (compression-only) bystander CPR substantially improvessurvival followingadult out-of-hospital cardiac arrests compared with no bystander CPR.AHA mendorong RJP seperti inipada tahun 2008. Dan pada pedoman tahun 2010pun AHAmasih menginginkan agar penolong yang tidak terlatihmelakukan Hands Only CPR padakorban dewasa yang pingsan di depan mereka.Pertanyaan terbesar adalah: apa yang harus dilakukan seorang penolong yang tidak terlatihpada korban yang pingsan di depan mereka dan bukan orang dewasa? AHA memang tidakmemberikan jawaban tentang hal ini, namun ada saran sederhana disini: berikan Hands OnlyCPR, karena berbuat sesuatu lebih baikdaripada tidak berbuat sama sekali.

Revisi RJP Terbaru American Heart Association (AHA) 2010American Heart Association (AHA) pada tahun 2010 telah mempublikasikan pedoman RJP dan perawatan darurat kardiovaskular. Evaluasi dan revisi senantiasa dilakukan setiap 5 tahun sekali oleh American Red Cross,Australia Red Cross serta perwakilan Red Cross dan Red Crescent lainnya,AHA,Europe Resuscitation Council,Resuscitation Council of Asia (Jepang,Korea,Singapore,Taiwan),Australian and New Zealand Committee on Resuscitation (ANZCOR),Resuscitation Council of Southern Africa (RCSA),Heart and Stroke Foundation of Canada (HSFC),Inter American Heart Foundation (IAHF),yang masuk dalam International Liaison Committee on Resuscitation (ILCOR) yang bertugas untuk mengevaluasi RJP setiap 5 tahun sekali.Evaluasi dilakukan secara menyeluruh mencakup urutan dan prioritas langkah-langkah CPR dan disesuaikan dengan kemajuan ilmiah saat ini untuk mengidentifikasi faktor yang mempunyai dampak terbesar pada kelangsungan hidup. Mereka merekomendasikan untuk mendukung suatu intervensi yang hasilnya menunjukkan yang paling memungkinkan untuk dilakukan.Perubahan pedoman ini menurut AHA adalah dengan melakukan terlebih dahulu kompresi dada dari pada membuka jalan napas dan memberikan napas buatan untuk korban henti jantung.Pertimbangannya adalah kompresi dada lebih penting untuk segera mensirkulasikan oksigen keseluruh jaringan tubuh terutama ke otak, paru dan jantung.

Rekomendasi dari AHA untuk tahun 2010 berupa suatu pedoman yang lebih aman dan lebih efektif dari banyaknya pendekatan yang ada dan memperkenalkan suatu bentuk perawatan terbaru dengan berbasis pada evaluasi yang terbukti lebih intensif dan atas dasar konsensus dari para ahli. Rekomendasi yangi baru ini bukan berarti bahwa pedoman yang sebelumnya tidak aman atau tidak efektif.

Setelah mengevaluasi dari berbagai penelitian selama lima tahun terakhir,AHA mengeluarkan suatu 'Panduan Resusitasi Jantung Paru (RJP) 2010'. Hal utama pada RJP 2010 ini adalah pada kualitas kompresi dada. Perbedaan antara 'Panduan RJP 2005 dengan Panduan RJP 2010' adalah sebagai berikut :

1. ABC berubah menjadi CAB

Pada pedoman sebelumnya (tahun 2005) yang dipergunakan adalah ABC : Airway, Breathing dan Chest Compressions,yaitu Membuka jalan napas,Memberi bantuan pernapasan dan Kompresi dada. Pada pedoman yang terbaru (tahun 2010),Kompresi Dada didahulukan dari yang lainnya,baru kemudian Membuka jalan napas dan Memberi bantuan pernapasan.Dengan memulai kompresi dada terlebih dahulu diharapkan akan memompa darah yang masih mengandung oksigen ke otak dan jantung sesegera mungkin,karena beberapa menit setelah terjadinya henti jantung masih terdapat kandungan oksigen di dalam paru-paru dan sirkulasi darah.Kompresi dada dilakukan pada tahap awal selama 30 detik sebelum melakukan pembukaan jalan napas dan melakukan pemberian napas buatan.Untuk pada bayi yang baru lahir tetap memakai pedoman ABC,jadi pada bayi yang baru lahir tidak terjadi perubahan. Pedoman CAB hanya berlaku pada bayi,anak dan dewasa.

2. Tidak ada lagi Look,Listen dan Feel

Dalam menyelamatkan seseorang yang mengalami henti jantung adalah dengan bertindak dengan segera dan cepat,sehingga tidak perlu dilakukannya lagi suatu penilaian. Segera hubungi ambulan ketika melihat ada korban yang tidak sadarkan diri dan terlihat adanya gangguan pernapasan.Jika dilakukan suatu penilaian bahwa korban masih bernafas atau tidak,itu boleh saja akan tetapi perlu dipikirkan bahwa dengan melakukan tindakan Look,Listen dan Feel,ini akan menghabiskan waktu yang ada.

3. Melakukan Kompresi Dada lebih dalam

Jika pada pedoman sebelumnya (tahun 2005) dalam menekan dada adalah 1,5 sampai 2 inchi,maka pada pedoman yang baru (tahun 2010) AHA merekomendasikan untuk menekan dada sedalam 2 inchi.

4. Melakukan Kompresi Dada lebih cepat

AHA merekomendasikan agar melakukan tekanan dengan menekan dada minimal sebesar 100 kompresi dalam waktu 1 menit atau dengan kata lain 30 kompresi dalam waktu 18 detik.Perbandingan kompresi berubah dari 15 : 2 menjadi 30 :2

5. Hands only CPR

AHA tetap merekomendasikan melakukan RJP seperti ini pada 2008 karena AHA berharap agar penolong yang tidak terlatih untuk melakukan Hands only CPR pada korban dewasa yang sedang dihadapinya dimana korban dalam keadaan tidak sadarkan diri.Bagaimana jika korbannya bukan orang dewasa sedangkan yang menjadi penolong bukan orang yang terlatih?Saran dari AHA : tetap lakukan hands only CPR,karena lebih baik berbuat sesuatu daripada tidak melakukannya sama sekali.

6. Henti jantung mendadak

RJP adalah satu-satunya tata laksana untuk henti jantung mendadak dan AHA meminta kita waspada dan melakukan RJP saat itu terjadi.

7. Jangan berhenti menekan

Jika menghentikan tekanan pada dada dalam jangka waktu yang lama maka hal ini akan menyebabkan kematian jaringan pada otak karena terhentinya aliran darah ke otak. Dengan tetap melakukan tekanan pada dada maka aliran darah ke otak akan tetap berjalan. Selain itu jika melakukan tekanan pada dada mulai dari awal lagi akan dibutuhkan beberapa kali kompresi lagi agar aliran darah dapt mengalir kembali.AHA menyarankan agar secara terus menerus melakukan tekanan pada dada sampai tenaga medis datang untuk menilai keadaan jantung.Jika sudah waktunya dilakukan memberikan bantuan pernapasan 'mouth to mouth',segera dilakukan dan sesegera pula lakukan tekanan pada dada.