BAB I

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Berdirinya Pembangunan PT. Chandra Asri bermula dari gabungan perusahaan besar di Indonesia, yaitu Bimantara Group, Napan Group, dan Barito Pasific Group pada tahun 1989 dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Mereka mengajukan rencana pendirian PT. Chandra Asri. Namun usaha pendirian ini belum sempat terealisasi, karena adanya peraturan pemerintah perihal pinjaman komersial luar negeri. Adanya peraturan tersebut dikarenakan pemerintah memandang dengan penanaman modal asing, pendirian dan kelangsungan pabrik lebih terjamin. Dimana perusahaan asing menanamkan modalnya dalam jumlah besar, yaitu US$ 2 milyar. Akhirnya saham dijual ke asing, sehingga PT. Chandra Asri mengubah statusnya menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) yang sahamnya dimiliki oleh Siemen International Ltd. (65 %), Japan Industry Petrochemical Investment Corporation (25 %) dan Stallion Company Ltd. (10 %). Modal sebesar US$ 2 milyar tersebut menjadikan PT. Chandra Asri industri swasta terbesar di Indonesia. 1

description

laporan kerja praktek

Transcript of BAB I

BAB I

PAGE 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Berdirinya

Pembangunan PT. Chandra Asri bermula dari gabungan perusahaan besar di Indonesia, yaitu Bimantara Group, Napan Group, dan Barito Pasific Group pada tahun 1989 dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Mereka mengajukan rencana pendirian PT. Chandra Asri. Namun usaha pendirian ini belum sempat terealisasi, karena adanya peraturan pemerintah perihal pinjaman komersial luar negeri. Adanya peraturan tersebut dikarenakan pemerintah memandang dengan penanaman modal asing, pendirian dan kelangsungan pabrik lebih terjamin. Dimana perusahaan asing menanamkan modalnya dalam jumlah besar, yaitu US$ 2 milyar. Akhirnya saham dijual ke asing, sehingga PT. Chandra Asri mengubah statusnya menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) yang sahamnya dimiliki oleh Siemen International Ltd. (65 %), Japan Industry Petrochemical Investment Corporation (25 %) dan Stallion Company Ltd. (10 %). Modal sebesar US$ 2 milyar tersebut menjadikan PT. Chandra Asri industri swasta terbesar di Indonesia.

PT. Chandra Asri didirikan pada tanggal 11 Maret 1991 dengan peletakkan batu pertama oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia waktu itu. Perusahaan ini dibangun di atas lahan seluas ( 120 Ha yang dikerjakan oleh kontraktor Jepang, Toyo Engineering, dengan menggunakan System Engineering Procurement Construction (EPC). Pembangunan yang selesai pertama kali adalah Ethylene Plant pada tanggal 28 Januari 1995, dilanjutkan dengan LLDPE Plant pada tanggal 18 April 1995 dan HDPE Plant pada tanggal 31 Juli 1995. Start-up pertama pabrik ini yaitu Ethylene Plant pada tanggal 4 Mei 1995, dilanjutkan dengan start-up LLDPE Plant pada tanggal 18 Juni 1995 dan HDPE Plant pada tanggal 31 Juli 1995. Peresmian operasinya dihadiri oleh mantan Presiden RI, Bapak H.M Soeharto pada tanggal 16 September 1995, sehingga sampai saat ini PT. Chandra Asri telah beroperasi hampir 17 tahun. Pada tahun 2006, PT. Chandra Asri Petrochemical Center berubah nama menjadi PT. Chandra Asri.

Kemudian pada tanggal 27 september 2011 direksi dan dewan komisaris PT. Tri Polyta Indonesia Tbk (TPI) dan PT. Chandra Asri (CA) mengadakan dan menyetujui rencana penggabungan TPI dan CA dengan TPI sebagai perusahaan penggabungan, yang akan berganti nama menjadi PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), seiring berjalannya waktu PT. Chandra Asri semakin berkembang dan are produksinya juga semakin meluas, hal ini dibuktikan dengan pembangunan produksi butadiena yang sampai sekarang dalam tahap pembangunan dan bergabungnya PT. Tri Polyta Indonesia (TPI) dengan PT. Chandra Asri, dimana PT. Tri Polyta Indonesia (TPI) telah dibeli oleh PT. Chandra Asri pada bulan September 2010 dan sejak itu nama PT. Chandra Asri berubah menjadi PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk.

1.2 Gambaran Umum Pabrik

PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk dalam operasi menghasilkan ethylena 600.000 Ton/tahun, Propylene 320.000 ton/tahun, Crude C4 220.000 ton/tahun, Pyrolisis Gasoline 280.000 ton/tahun, Polyethylene 320.000 ton/tahun, Polypropilene 480.000 ton/tahun. Bahan baku berupa naftha didatangkan dari Pertamina cilacap atau mengimpor dari Arab Saudi sedangkan gas N2 dibeli dari perusahaan nasional yang ada yaitu PT. Air Liquid. Untuk katalis-katalis yang digunakan pada pembuatan Polyethylene ada Ziegler-Natta.

PT.Chandra Asri memiliki 3 plant utama yaitu :

1. Ethylene Plant

Ethylene Plant menggunakan lisensi teknologi dari Lummus Crest Teknology (LCT) dari USA, dengan kapasitas design 600.000 Ton/th ethylene, 280.000 Ton/th pyrolisis gasoline.

2. PolyEthylene Plant

Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) Plant

LLDPE Plant menggunakan lisensi teknologi dari union Carbide Chemical And Plastic Company Inc., (UNIPOL) dari USA. LLDPE plant memproduksi low density polyethylene melalui proses polimerisasi dengan fasa gas dalam sebuah reaktor fluidized bed, dengan kapasitas design sebesar 200.000 MT/th.

High Density Polyethylene (HDPE) plant

HDPE Plant menggunakan lisensi teknologi dari Showa Denko Kk., (SDK) dari Jepang. HDPE Plant memproduksi high density polyethylene melalui proses polimerisasi monomodal dan bimodal dengan menggunakan slurry reactor, dengan kapasitas design sebesar 100.000 MT/th.

3. PolyPropylene PlantKapasitas Ethylene Plant ditingkatkan menjadi 650.000 ton/th, Propylene Plant menjadi 300.000 ton/th, Pyrolisis Gasoline menjadi 270.000 ton/th , LLDPE menjadi 350.000 ton/th, dan HDPE menjadi 200.000 ton/th. Selain peningkatan kapasitas, didirikan polypropylene plant yang mendapat lisensi dari Union Carbide Corp. Technology (USA) dengan kapasitas 180.000 ton/th, C4 plant yang terdiri dari polybutane yang berkapasitas 30.000 ton/th, butene-1 yang berkapasitas 9.000 ton/th dan butadiena yang berkapasitas 90.000 ton/th.

Produk Ethylene yang dihasilkan oleh PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk. Sebagian besar dipergunakan sendiri sebagai bahan baku untuk PE Plant, PT. Asahimas Chemical yang memproduksi Polyethylene dan Polyvinilchloride(PVC).1.2.1 Bahan Baku, Bahan Pembantu

1.2.1.1 Bahan Baku

Bahan baku Ethylene, yang diambil dari Ethylene Plant pada PT. Chandra Asri Petrochemical.

Menurut data dari Showa Denko, 1995, sifat fisik dari Ethylene adalah:

- Rumus molekul : H2C = CH2 - Berat molekul : 28,052 gr/grmol

- Bentuk/warna : gas/tak berwarna

- Titik didih/titik leleh : -103,9 oC/-1690C (pada 1 atm)

- Densitas (0oC, 1atm) : 0,61 gr/cm3 Menurut data dari Showa Denko, 1995, sifat kimia dari Ethylene adalah :

- Ethylene dapat diubah menjadi Etana melalui proses hidrogenasi langsung dengan katalis Nikel pada suhu 300oC.

Reaksi hidrogenasi:

H H

H H

C = C + H2 katalis Ni, 300 C H - C - C - H

H H

H H

Ethylene

Etana

- Ethylene dapat juga dioksidasi menghasilkan vinil asetat dengan katalis palladium, alumina atau alumina silica pada temperatur175-200C dengan tekanan 0,4 -1 Mpa, dengan reaksi:

H2C=CH2 + CH3COOH + O2 CH2= CHOCH3+H2O

Ethylene Asam Asetat Vinyl Asetat1.2.1.2 Bahan Pembantu

1. Gas H2

Merupakan produk dari Ethylene Plant. Menurut data dari Showa Denko, 1995, sifat fisik dari H2 adalah :

- Rumus molekul : H2 - Berat molekul : 2,016 gr/grmol

- Bentuk/warna : gas/tidak berwarna

- Titik leleh : -259,2oC (pada 1 atm)

- Titik didih : -252,8oC (pada 1 atm)

Menurut data dari Showa Denko, 1995, sifat kimia dari H2 adalah :

Merupakan unsur yang paling ringan

Molekul Hidrogen terdiri dari 2 bentuk, yaitu orto H dan para H dari orientasi spin atom H, tapi sifat keduanya sama

2. Comonomer (Butene-1 atau Hexene-1)

Merupakan produk dari Ethylene Plant.

Menurut data dari Showa Denko, 1995, karakteristik Butene-1 adalah:

Sifat fisik:

-Rumus molekul : CH2=CHCH2CH3

-Berat molekul : 56,1 gr/grmol

-Wujud : cair

-Titik didih : 6,3oC

Sifat kimia:

-Larut dalam pelarut organik.

-Tidak larut dalam air.

Menurut data dari Showa Denko, 1995, karakteristik Hexene-1 adalah :

Sifat Fisik

- Rumus molekul : CH3 CH2 CH2 CH2CH = CH2- Berat molekul : 84 gr/gr mol

- Bentuk / Warna : cair / tak berwarna

- Titik didih : 63,55 C

Sifat Kimia

- Tidak larut dalam air, tapi larut dalam alkohol

- Sangat mudah terbakar

- Menyebabkan iritasi dan keracunan3. Isobutane

Menurut data Showa Denko, 1995, sifat fisik Isobutane adalah :

- Rumus molekul : (CH3)2CHCH3 - Berat molekul : 58,12 gr/grmol

- Bentuk/warna : cair/tak berwarna

-Titik leleh/titik didih : -145oC/-10oC (pada 1 atm) 4. Katalis Ziegler Natta

Menurut data dari Showa Denko, 1995, katalis yang digunakan yaitu katalis B, berbentuk powder dan memiliki karakteristik :

-Tipe katalis B: Campuran antara TiCl4, MgCl2, dan AlCl3 yang dilarutkan dengan menggunakan N- Hexana

- Karakteristik Katalis B:Harga MI tinggi dan densitinya tinggi, digunakan untuk polimerisasi bimodal memiliki kisaran distribusi BM yang luas sehingga dihasilkan kualitas polimer baik5. Co catalyst

Berperan membantu kerja dari katalis dan sebagai aktivator dari katalis. Co-catalyst yang digunakan adalah TIBAL (Tri Isobutil Aluminium) yang bersifat phyroporic (mudah meledak jika bereaksi dengan O2 dan H2O)

6. Zat Additive

Zat additive diimport dari Singapore dan Malaysia. Additive Berfungsi mempertahankan sifat dasar dari pellet Polyethylene dari kemungkinan terjadinya degradasi kualitas pellet sebagai akibat dari pengaruh suhu, sinar matahari, bahan kimia, dan lain-lain.1.2.2 Unit-Unit Dalam Pabrik

PT. Chandra Asri memiliki beberapa unit, yaitu :

1.2.2.1 Unit Ethylene

Ethylene Plant menggunakan lisensi teknologi dari Lummus Crest Technology (LCT), dari USA.Unit Ethylene memproduksi Ethylene dengan menggunakan bahan baku berupa Light Naphta dengan alternatif umpan C3 LPG atau Heavy Naphta.

Ethylene Plant terbagi menjadi 2 section, yaitu :

Hot Section

Berlangsung pada suhu tinggi dan sudah terbentuk produk utama Ethylene dan Prophylene yang masih berupa campuran dengan Hidrokarbon, Hidrogen dan air yang selanjutnya akan dipisahkan pada Cold Section.

Cold section

Proses Cold Section bertujuan memisahkan produk utama dan pengotornya, dimulai dari Charge Gas Compressor (CGC). CGC ini berfungsi untuk menaikkan tekanan gas masuk hasil atau Quench Water dari 0,23 Kg/cm2G menjadi 37,53 Kg/cm2G melalui Compressor 5 stage dengan Intercooler.

1.2.2.2 Unit LLDPE (Linier Low Density Polyethylene)

Unit LLDPE menggunakan lisensi teknologi dari Union Carbide Chemicals and Plastics Company Inc (UNIPOL), dari USA.

LLDPE Plant mencakup empat sub unit, yaitu :

Sub Unit Pemurnian (Purifikasi)

Polimerisasi dengan fase gas sangat peka terhadap adanya pengotor dalam aliran bahan baku yang masuk ke reaktor, karena akan mengganggu aktivitas katalis dan menimbulkan efek statik, yang dapat mengganggu jalannya proses polimerisasi di dalam reaktor. Oleh karena itu perlu dilakukan pemurnian terhadap bahan baku yang berupa gas Ethylene, dan bahan pembantunya, yang terdiri dari gas nitrogen dan comonomer ( Butene-1 atau Hexene-1).

Sub Unit Reaksi

Tujuan dari sub unit reaksi adalah pembentukan resin Polyethylene melalui reaksi polimerisasi pada fase gas dari Ethylene dengan bantuan katalis dan kokatalis. Sub Unit Finishing

Tujuan dari sub unit finishing adalah pengerjaan akhir terhadap jenis produk yang akan dibuat dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Sub Unit Recovery

Tujuan dari sub unit recovery adalah untuk mendapatkan kembali Comonomer, senyawa Hidrokarbon lain dan gasgas reaktan, seperti Ethylene dan Nitrogen, yang terikut dalam resin Polyethylene.

1.2.2.3 Unit HDPE

HDPE Plant menggunakan lisensi teknologi dari Showa Denko (SDK) dari Jepang. Unit HDPE terdiri dari : Sub unit Reaktor

Sub unit ini mengatur jalannya proses Raw material Storage, Feeding dan Polymerization. Proses polimerisasi HDPE dapat dioperasikan dalam Bimodal Case

Pada Bimodal Case umpan masuk pada reaktor 1 dan reaktor 2 secara bergantian. Kedua reaktor disusun secara seri. Suhu operasi pada reaktor 1 adalah 800C dan pada rektor 2 adalah 900C. Tekanan pada reaktor 1 dan reaktor 2 adalah sama yaitu 43,5 kg/cm2G. Sub unit Diluent Recovery

Sub unit ini mengatur jalannya proses polimer separation. Tujuan dari sub unit recovery adalah untuk mendapatkan kembali Isobutane, dan gasgas reaktan, seperti Ethylene, yang terikut dalam resin Polyethylene. Sub unit Finishing

Sub unit ini mengatur jalannya proses additive mixing, pelleting, dan bagging.

Sub unit Catalist Preparation

Sub unit ini mengatur jalannya proses penyiapan katalis yang akan digunakan dalam proses polimerisasi yakni katalis tipe B yang termasuk dalam katalis Ziegler Natta.

1.2.2.4 Unit Utilitas

Utilitas berfungsi sebagai unit yang menyediakan bahan pembantu untuk lancarnya operasi maupun proses proses lainnya. Unit utilitas terdiri dari 4 area, yaitu :

Area I, terdiri dari :

-Sistem Pengambilan Air Laut (Sea Water System)

Sistem ini bertujuan mengambil air laut untuk proyek Olefin dan Auxilary Facility Plant (AFP) sebagai media pendingin dari cooling water pada sistem open loop. Sistem Air Pendingin (Cooling Water System)Sistem ini berfungsi untuk sistem pendinginan cooling water dari plant melalui Plate Heat Exchanger.

-Sistem Pemadam Kebakaran (Fire Water System)

Sistem ini berfungsi sebagai pensuplai untuk air pemadam kebakaran.

Area II, terdiri dari :

-Sistem Pengolahan Air (Water Treatment System)

Sistem pengolahan air berfungsi untuk mengolah air baku (raw water), memanfaatkan kondensat dari turbin, sebagai make-up air pendingin, dan sebagai penyuplai air umpan boiler.

-Sistem Desalinasi

Sistem ini termasuk ke dalam fasilitas pengolahan air, dimana bahan baku air yang digunakan berasal dari air laut yang diproses dengan cara penguapan (evaporation) untuk memisahkan air laut dari garam garamnya.

Area III, terdiri dari :

- Sistem Penyediaan Udara Pabrik dan Udara Instrumen (PA /IA)

Sistem ini berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara pabrik dan udara instrumen bagi proyek Olefin dan AFP.

Sistem Boiler

Sistem ini berfungsi untuk mensuplai kebutuhan steam di dalam pabrik dan mengatur sistem pendistribusian uap (Steam Distribution System).

-Sistem Pembangkit Tenaga Listrik (STG/GTG)

Sistem ini berfungsi mensuplai tenaga listrik yang diperlukan untuk komplek dari dua sumber tenaga, yaitu Gas Turbine Generator (GTG) dan Steam Turbine Generator (STG).

Area IV, terdiri dari :-Sistem Pengolahan Air Limbah (Waste Water Treatment)

Sistem ini berfungsi untuk mengolah berbagai air buangan dari industri PT. Chandra Asri agar tidak membahayakan masyarakat dan lingkungan sekitar.

1.2.2.5 Unit Bagging

Tugas unit ini adalah memasukan Polyethylene yang berupa pellet ke dalam kemasan yang berupa karung. Unit ini juga menangani penyimpanan produk sebelum dipasarkan.1.2.3 Organisasi Perusahaan

1.2.3.1. Struktur dan Job Deskripsi

PT. Chandra Asri dipimpin oleh seorang Board of Director, yang bertugas :

- Melaksanakan policy perusahaan dan mempertanggungjawabkan

pekerjaannya pada pemegang saham pada akhir jabatannya.

- Menjaga kestabilan organisasi perusahaan dan membuat kontinuitas hubungan yang baik antara pemilik saham, pimpinan, konsumen dan karyawan.

- Mengangkat dan memberhentikan bawahannya dengan persetujuan

pemegang saham.

- Mengkoordinir kerjasama dengan President Director

Board of Director ini bertanggung jawab kepada pemegang saham atas segala tindakan dan kebijaksanaannya yang telah diambil sebagai pimpinan perusahaan. Serta memiliki kewajiban untuk meningkatkan produksi, kesejahteraan karyawan, memajukan PT. Chandra Asri dan mengatasi masalah di PT. Chandra Asri.

Board of Director ini membawahi langsung President Director yang bertugas mengatur operasional pabrik serta menangani dan mengambil keputusan masalah keuangan PT. Chandra Asri atas persetujuan Board of Director. President Director ini memiliki kewajiban memeriksa keuangan dan operasional PT. Chandra Asri; mengatasi masalah keuangan dan operasional PT. Chandra Asri dengan memberi masukan kepada Board of Director; membuat laporan pertanggungjawabannya kepada Board of Director.

President Director ini membawahi Vice President Director Finance dan Vice President Director Operation, yang masing-masing bertugas menangani masalah keuangan dan operasional PT. Chandra Asri, dan memiliki kewajiban memeriksa, menjaga kelancaran operasional dan keuangan PT. Chandra Asri serta membuat laporan pertanggungjawaban masalah keuangan dan operasional PT. Chandra Asri.

1. Vice President Director Finance

Vice President Director Finance membawahi Finance Division Director dan Audit and Admistration Division Director. Bertugas memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi kerja dari Finance Division dan Audit and Admistration Division; memberi pengarahan kepada bawahannya mengenai masalah keuangan, audit, dan administrasi. Bertanggung jawab kepada President Director masalah keuangan, audit, dan administrasi. Kewajibannya mengatur dan menjaga kelancaran kerja Finance Division dan Audit and Admistration Division.

Finance Division

Membawahi Finance Departement Manager, Accounting Departement Manager, dan Information and Technology Departmen Managert. Dipimpin oleh seorang Director. Finance Director ini bertugas memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi kerja Finance Departement, Accounting Departement, dan Information and Technology Department serta bertugas memberi pengarahan kepada masing-masing Departement tersebut mengenai kerjanya. Memiliki kewajiban untuk mengatur dan menjaga kelancaran kerja masing-masing departemen tersebut dan mengatasi masalah keuangan, accounting, informasi, dan teknologi. Administration Division

Membawahi General Affair Departement Manager, Human Resourcess Department Manager dan Legal Departement Manager. Dipimpin oleh seorang Director yang bertugas merencanakan proses yang akan dilakukan pabrik serta mengatur keuangannya; memimpin, mengkoordinir dan mengawasi kerja General Affair Departement, Human Resourcess Department dan Legal Departement; memberi pengarahan kepada masing-masing Departement tersebut mengenai kerjanya; serta mengambil keputusan masalah perencanaan proses dan keuangannya.

Bertanggungjawab kepada Vice President Director Finance masalah proses di pabrik dan keuangannya. Kewajibannya mengatur dan menjaga kelancaran kerja General Affair Departement, Human Resourcess Department dan Legal Departement; mengatur keuangan pabrik dengan baik; dan membuat laporan pertanggungjawaban masalah keuangan dan perencanaan proses di pabrik. 2. Vice President Director Operation

Vice President Director Operation membawahi Technical Operation Division Director dan Commercial and Marketing Division Director. Bertugas memimpin, mengkoordinir dan mengawasi kerja Technical & Operation Division dan Commercial and Marketing Division; mengambil keputusan masalah pengoperasian dan teknologi yang digunakan pada proses produksi; memberi pengarahan kepada bawahannya masalah pengoperasian dan teknologi tersebut; mengambil keputusan masalah umum di PT. Chandra Asri. Bertanggung jawab kepada President Director masalah pengoperasian dan teknologi PT. Chandra Asri serta masalah umum di PT. Chandra Asri. Kewajibannya mengatur kelancaran kerja Technical Operation Division dan Commercial and Marketing Division; mengatasi masalah pengoperasian dan teknologi PT. Chandra Asri, menjaga kelancaran pengoperasian; serta mengatasi masalah umum PT. Chandra Asri.

Technical and Operation Division

Dipimpin seorang Director yang membawahi Deputy Technical and Operation Division bertugas mengatur tentang pengoperasian dan teknologi yang digunakan pada proses produksi; memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi kerja Technical Training General Manager, Production General Manager, Engineering General Manager.

Bertanggungjawab kepada Vice President Director Operation masalah pengoperasian dan teknologi yang digunakan pada proses produksi. Kewajibannya menjaga kelancaran pengoperasian dan teknologi yang digunakan pada proses produksi, mengatasi masalah pengoperasian dan teknologi pada proses produksi dan membuat laporan pertanggungjawabannya kepada Vice President Director Operation.

Divisi ini membawahi Deputy Technical and Operation Division yang bertugas menangani masala produksi, utilitas serta perencanaan produksi; mengkoordinir, mengawasi serta memimpin Production Department 1, Production Department 2, Production Department 3, Engineering Department dan Production Planning Departement. Bertanggung jawab kepada Technical & Operations Division Director. Kewajiban menjaga menjaga kelancaran proses produksi dan sarana pendukung proses produksi; mengatasi masalah produksi dan pendukung proses produksi; membuat laporan pertanggungjawaban masalah produksi untuk Technical Operations Division. Deputy General Manager Production ini membawahi Production Departement 1(PD 1), Production Departement 2 (PD 2), Production Department 3 (PD 3), Engineering Department dan Production Planning Departement. Commercial and Marketing Division

Tugasnya memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi kerja Sales and Purchasing Division; memberi pengarahan kepada bawahannya masalah sales and purchasing; mengambil keputusan masalah sales and purchasing di PT. Chandra Asri. Bertanggung jawab kepada Vice President Directors Operation. Kewajibannya mengatur kelancaran pemasaran, pembelian atau pengadaan bahan baku serta membuat laporan pertanggungjawaban kepada Vice President Directors Operation

1.2.3.2. Fasilitas Penunjang PT. Chandra Asri memberikan berbagai fasilitas untuk kesejahteraan karyawannya. Fasilitas tersebut antara lain :

- Perumahan

Perumahan karyawan PT. Chandra Asri terletak di Bukit Palem Hill, kotamadya Cilegon, dimana statusnya adalah hak pakai.

- Koperasi

PT. Chandra Asri mempunyai koperasi yang menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan harga yang relatif lebih murah. Koperasi ini terletak di areal perumahan karyawan dan di pabrik.

- Sarana Transportasi

PT. Chandra Asri menyediakan sarana transportasi bagi karyawan yang akan berangkat maupun pulang kerja. Sarana transportasi ini beroperasi di daerah Perumahan Bukit Palem Hill, Cilegon, Merak dan Serang. Adapun untuk keperluan transportasi di dalam pabrik, PT. Chandra Asri menyediakan sepeda untuk membantu para karyawan dalam melaksanakan aktivitasnya.

- Makan

PT. Chandra Asri memberikan fasilitas makan, baik untuk karyawan shift maupun daily. Setiap karyawan mendapat fasilitas makan.

- Klinik Kesehatan

Fasilitas kesehatan diberikan oleh pihak perusahaan untuk kecelakaan atau penyakit mendadak yang terjadi di sekitar pabrik.

- Seragam

Pemberian seragam dilakukan rata-rata sekali dalam setahun sebanyak 3 pasang. Khusus karyawan shift diberikan fasilitas jaket.

- Perlengkapan Safety (keamanan)

Perlengkapan safety ini berupa sepatu, helmet, kacamata, masker, penutup telinga ear plug, tali pengaman, dan lain-lain. Perlengkapan ini diberikan kepada karyawan sesuai lokasi kerja.

- Masjid dan Mushola

Di area l pabrik maupun di perumahan karyawan terdapat Masjid atau Mushola untuk karyawan yang beragama Islam.

- Sarana Olah Raga

PT. Chandra Asri menyediakan sarana olah raga seperti lapangan volley, lapangan sepak bola, lapangan basket dan tennis.

1.2.3.3. Jumlah dan Pendidikan Karyawan di Tiap Bagian

Latar belakang pendidikan karyawan di PT. Chandra Asri adalah sebagai berikut :

Pasca sarjana: 31 orang

Sarjana

: 324 orang

Diploma IV

: 2 orang

Diploma III

: 121 orang

Diploma II

: 2 orang

Diploma I

: 54 orang

SLTA/STM

: 606 orang

SLTP

: 14 orang

SD

: 5 orang

Jumlah

: 1159 orang

1.2.3.4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Tinjauan Umum Kesehatan dan Keselamatan kerja PT. Chandra Asri PT.Chandra Asri merupakan pabrik kimia yang menempatkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam suatu tempat sebagai prioritas utama. Dimana sasaran utama keselamatan kerja di PT. Chandra Asri adalah mencegah dan menanggulangi bahaya-bahaya yang biasanya timbul pada suatu pabrik pengolahan. Sebagai salah satu pabrik kimia terbesar di Indonesia, yang dalam prosesnya menggunakan zat-zat kimia, tentunya kesehatan dan keselamatan kerja menjadi hal yang sangat penting. Penggunaan bahan-bahan berbahaya contohnya bahan baku yang merupakan fraksi hidrokarbon yang tidak stabil dan mudah bereaksi, mudah terbakar, dan mudah meledak, maka kewaspadaan dalam pelaksanaan kerja untuk kesehatan dan keselamatan kerja sangat diutamakan untuk menghindari bahaya yang timbul.

2. Jam Kerja

Industri di kawasan Cilegon (Petrochemical Complex) beroperasi selama 24 jam perhari secara terus menerus, begitu pula dengan PT. Chandra Asri. Adapun jam kerja bagi karyawan di PT. Chandra Asri adalah sebagai berikut :

Karyawan Reguler atau Daily/non shift

-Senin Jumat

: 07.30 16.30 WIB

-Istirahat makan siang

: 12.00 13.00 WIB

Karyawan Shift

-Shift pagi

: 07.00 15.00 WIB

-Shift siang

: 15.00 23.00 WIB

-Shift malam

: 23.00 07.00 WIB

Karyawan Head Office di Jakarta

-Senin Jumat

:08.30 17.30WIB

-Istirahat makan siang

:12.00 13.00WIB

3. Sistem Pembagian Shift

Tabel 1. Sistem pembagian shift di PT. Chandra Asri Petrochemical pada bulan Maret tahun 2012Tanggal1234567

Shift AOOMMMAA

Shift BMMAAANN

Shift CAANNNOO

Shift DNNOOOMM

Tanggal891011121314

Shift ANNOOOMM

Shift BOOMMMAA

Shift CMMAAANN

Shift DAANNNOO

(Sumber : Dokumen HRD PT. Chandra Asri Petrochemical)

Keterangan :

O: off (libur)

M: morning shift (shift pagi)

A: afternoon shift (shift siang)

N: night shift (shift malam)

1.2.3.5. Jaminan Sosial

Jaminan sosial adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang akibat dari peristiwa-peristiwa tertentu sewaktu menjalankan pekerjaannya.

Ruang Lingkup

1. Sesuai dengan Undang-Undang No. 3 / 1992, termasuk peraturan

pelaksanaannya, perusahaan mengikutsertakan setiap karyawannya

dalam program jamsostek, yang meliputi :

- Jaminan kecelakaan kerja

- Jaminan kematian

- Jaminan hari tua

2. Perusahaan menyediakan jaminan kesehatan bagi karyawannya melalui program bantuan keselamatan. Iuran

1. Iuran kecelakaan kerja dan kematian ditanggung oleh perusahaan.

2. Iuran jaminan hari tua akan ditanggung oleh perusahaan sebesar 3,7 % dan ditanggung oleh karyawan sendiri sebesar 2 % dari gaji bulanan yang dibayarkan langsung oleh perusahaan ke kantor ASTEK.

3. Perhitungan iuran dapat berubah dengan ketetapan pemerintah yang berlaku.

1.2.4. Sistem Pemasaran Hasil Produksi

Dalam memasarkan produknya, PT. Chandra Asri memiliki Marketing Office yang berada di Jakarta. Sehingga konsumen dapat memesan produk melalui kantor tersebut. Selain itu PT. Chandra Asri juga mempunyai tenaga pemasaran yang terdapat di kota-kota besar lainnya, antara lain Surabaya, Semarang, Medan dan Bandung.

1.3.Lay Out Pabrik

Dalam penentuan lay out sebuah pabrik, maka harus memperhatikan hal hal sebagai berikut :

1. Teknik Penentuan Ruang

Menurut Apple (1990), prosedur untuk menentukan jumlah ruangan yang dibutuhkan untuk beberapa kegiatan membutuhkan sejumlah ruangan yang meliputi :

- Kantor

- WC

- Penerimaan

- Ruang perkakas dan rak perkakas

- Gudang bahan baku

- Perawatan

- Produksi

- Gudang produk jadi

- Pelayanan kesehatan

- Pengiriman

- Pelayanan makanan

- Parkir

- Ruang ganti pakaian

2. Teknik Pengalokasian Daerah

Dalam proses pengalokasian daerah dilakukan pemaduan antara keterkaitan kegiatan dan kebutuhan ruangan.

Menurut (Apple 1990), rekayasawan rancang fasilitas menganalisis, membentuk konsep, merancang dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang dan jasa. Rancangan ini umumnya digunakan gambaran sebagai rencana lantai, yaitu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan, sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara ekonomis dan aman. Umumnya tujuan keseluruhan rancanag fasilitas adalah membawa masukan (bahan, pasokan, dan lain lain) melalui setiap fasilitas dalam waktu singkat yang memungkinkan dengan adanya biaya yang wajar.

Pengambilan lokasi sangat menguntungkan karena dengan pertimbangan bahan baku dan baku pembantu, transportasi, tenaga kerja, pemasaran, tenaga penggerak, sumber air, dan pembuangan limbah.

Dalam industri, lay out pabrik merupakan hal yang sangat penting. Lay out pabrik berhubungan dengan penyusunan dan peralatan produksi di dalam suatu pabrik, sehingga dapat menjalankan produksi seefektif mungkin. Adanya perkembangan teknik akan adanya perubahan proses dan perubahan alat alat produksi bahkan mungkin bahan bahan yang digunakan pabrik.

3. Tujuan-tujuan Rancangan Tata Letak

Menurut (Apple 1990), jika sebuah tata letak berfungsi untuk menggambarkan susunan yang ekonomis dari tempat-tempat kerja yang berkaitan, dimana barang-barang diproduksi secara ekonomis maka seyogyanya dirancang dengan memahami tujuan tata letak.

Tujuan utama dari tata letak :

Mengurangi jarak pengangkutan

Frekuensi pekerjaan dapat diperhatikan

memungkinkan ruang kerja yang cukup di sekeliling mesin dan reparasi cukup

Mengurangi ongkos produksi dan capital investment

Mempertinggi keselamatan kerja dan memperbaiki moral pekerja

Memberikan hasil dan service konsumen yang baik

Fleksibilitas tinggi

Mengurangi working capital dan katerlambatan kerja

4. Tata Cara Penyusunan Tata Letak

Menurut (Apple 1990), penyusunan tata letak yang efektif dapat dilanjutkan dengan cara berikut :

Perolehan data dasar

Analisis data dasar

Rancangan proses produksi

Rencanakan pola aliran bahan

Perhatikan seluruh rencana pemindahan barang

Hitung kebutuhan peralatan

Rencanakan tempat kerja mandiri

Pilih peralatan pemindahan barang yang tepat

Koordinir kelompok operasi yang berkaitan

Rancangan keterkaitan kegiatan

1.3.1 Lokasi PT. Chandra Asri PT. Chandra Asri terletak di Desa Ciwandan pesisir Anyer Kotamadya Cilegon, sekitar 123 Km arah barat dari pusat ibukota Jakarta. PT. Chandra Asri didirikan di atas tanah seluas ( 120 hektar, dimana luas tersebut termasuk plant, kantor, gudang, rumah ibadah, klinik dan area untuk pengembangan di masa mendatang.

Sedangkan pemilihan lokasi pabrik didasarkan atas :

1. Wilayah Anyer merupakan wilayah industri yang ditetapkan pemerintah.

2. Lokasinya tidak terlalu jauh dari kantor pusat (Head Office) sehingga memudahkan koordinasi.

3. Dekat dengan laut, sehingga memanfaatkan air laut dalam sistem utilitas serta memudahkan dalam transportasi bahan baku (suplai bahan baku dan bahan penunjang menggunakan alat transportasi laut).

4.Terletak di ujung Pulau Jawa, sehingga memudahkan distribusi dan pemasaran produk, baik produk utama maupun produk samping.

1.3.2 Tata Ruang Pabrik Tata ruang pabrik diatur berdasarkan :

1.Jenis alur proses produksi

2.Keselamatan dan kenyamanan karyawan

3.Posisi garis pantai, yaitu sejajar dengan garis pantai dan bukan berdasarkan arah mata angin

Keterangan Gambar 2 :

1. Pelabuhan A (Jetty A)

2. Pelabuhan B (Jetty B)

3. Pelabuhan C (Jetty C)

4. Jalan Raya Anyer

5. Pintu Gerbang Utama PT. Chandra Asri

6. Gedung Maintenance

7. Gedung Administrasi

8. Pusat Kesehatan dan Pemadam Kebakaran

9. Plan Ethylene

10. Ruang Kontrol HDPE Gedung Laboratorium

11. Gedung Pengemasan Polyethylene (PE Warehouse)

12. Gedung Serba Guna (TEC Building)

13. Plan HDPE

14. Plan LLDPE

15. Central Control Room/CCR Building LLDPE dan HDPE

16. Ruang Kontrol Ethylene

17. Gudang Barang (Warehouse)

18. Area Pengambilan Air Laut (Sea Water Intake)

19. Penyimpanan Air Pendingin (Cooling Water)

20. Penyimpanan Air Pemadam Kebakaran (Fire Fighting Water)

21. Penyimpanan Air Laut (Sea Water)

22. STG, GTG, dan Ruang Kontrol Sumber Tenaga (Power Control Room/PCR)

23. Boiler A dan B

24. Sumber Steam (S/S)

25. Area Pengolahan Air (Water Treatment)

26. Area Pengolahan Air Limbah (Waste Water Treatment)

27. Tangki-tangki Penyimpanan (Tank Yard)

28. Area Pengembalian Air Laut (Sea Water Return)

29. Pembakaran Gas-gas Sisa Reaksi dan Pembuangannya ke Udara (Flare Stack)

30. Laut (Selat Sunda) 1