Bab i

14
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi paru merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di masyarakat maupun di rumah sakit dan masih merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Infeksi paru dikenal dengan istilah pneumonia. Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh bakteri-b\akteri, virus atau jamur. Proses infeksi dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi. Jika terjadi pada satu atau lebih lobus disebut dengan pneumonia lobaris, sedangkan pneumonia lobularis atau bronchopneumonia menunjukkan penyebaran daerah infeksi yang memiliki bercak dengan diameter sekitar 3 – 4 cm mengelilingi dan mengenai bronchus. Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkhioli atau dengan kata

Transcript of Bab i

Page 1: Bab i

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit infeksi paru merupakan penyakit yang paling sering

ditemukan di masyarakat maupun di rumah sakit dan masih merupakan

masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Infeksi paru dikenal dengan istilah

pneumonia. Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru

yang biasanya disebabkan oleh bakteri-b\akteri, virus atau jamur.

Proses infeksi dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi. Jika terjadi

pada satu atau lebih lobus disebut dengan pneumonia lobaris, sedangkan

pneumonia lobularis atau bronchopneumonia menunjukkan penyebaran

daerah infeksi yang memiliki bercak dengan diameter sekitar 3 – 4 cm

mengelilingi dan mengenai bronchus. Bronchopneumonia adalah suatu

peradangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkhioli atau dengan

kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaran

langsung melalui saluran pernapasan atau melalui hematogen sampai ke

bronchus (Riyadi & Sukarmin, 2009, hal. 67).

Penyakit ini bukannya tidak dapat disembuhkan ataupun ditangani tetapi

kebanyakan bayi atau anak meninggal karena tidak mendapatkan pengobatan

semestinya atau terlambat dibawa ke pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan

karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit

bronchopneumonia ini.

Page 2: Bab i

Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian.

Penanggulangan penyakit pneumonia menjadi fokus ketiga dari program

PPISPA (Penanggulangan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut).

Program ini mengupayakan agar pneumonia lebih dikenal masyarakat,

sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi

tentang penanggulangan pneumonia (Donald, 2009)

WHO tahun 2006 menyebutkan bahwa, 95% pneumonia pada anak-anak

di dunia terdapat di negara-negara berkembang. Infeksi saluran napas bawah

menjadi kedua teratas penyebab kematian pada anak-anak di bawah 5 tahun,

sekitar 2,1 juta (19,6%). Di Amerika pneumonia merupakan peringkat ke-6

dari semua penyebab kematian dan peringkat pertama dari seluruh penyakit

infeksi, angka kematian akibat pneumonia mencapai 25% di Spanyol dan

12% atau 25-30 per 100.000 penduduk di Inggris dan Amerika (Mustofa,

2011).

Bronchopneumonia di Indonesia merupakan penyebab kematian ketiga

terbesar setelah penyakit kardiovaskuler (jantung dan peredaran darah) dan

tuberculosis (TBC). Dari tahun ke tahun penderita bronchopneumonia terus

meningkat. Profil kesehatan Indonesia 2010 menempatkan pneumonia

sebagai penyebab kematian tertinggi pasien rawat inap di rumah sakit yaitu

7,60%, jauh lebih tinggi daripada kematian akibat cedera. (Kompas, Senin 14

November 2011).

Cakupan penemuan pneumonia balita di provinsi Jawa Barat

Page 3: Bab i

Dari data rekam medik RS GUNUNG JATI CIREBON, total pasien yang

dirawat adalah. Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk mengambil

judul “Asuhan keperawatan pada klien An. H dengan gangguan system

pernafasan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

sekresi bronkus pada bronkopnemonia di ruang kemuning RSUD

Gunung jati Cirebon”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yaitu bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan

klien An.H dengan gangguan sistem pernafasan Bersihkan jalan nafas tidak

efektif berhubungan dengan sekresi bronkus pada Bronkopnemonia di Ruang

Kemuning RSUD Gunung jati Kota Cirebon Tahun 2015.

1.3 Tujuan penulisan

adapun tujuan penulisan pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah terdiri dari

tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memperoleh

pengalaman secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan

secara langsung komprehensif yang meliputi aspek Biopsikososial

spiritual pada klien An.H dengan gangguan system pernafasan

Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi bronkus

pada bronkopnemonia dengan pendekatan proses perawatan

Page 4: Bab i

1.3.2 Tujuan Khusus

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini diharapkan penulis dapat :

a. Melaksanakkan pengkajian pada klien An.H dengan gangguan

sistem pernafasan bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan

dengan sekresi bronkus pada bronkopnemonia

b. Menganalisa data yang diperoleh untuk menegakkan diagnose

keperawatan dan prioritas masalah

c. Menegakkan diagnosa keperawatan serta memprioritaskan masalah

keperawatan

d. Menentukkan perencanaan keperawatan yang meliputi tujuan,

kriteria, evaluasi, intervensi dan rasional.

e. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang

telah disusun.

f. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan

g. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Sasaran

Sasaran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adanlah : Klien

An.H dengan gangguan sistem pernafasan Bersihkan jalan nafas tidak

efektif berhubungan dengan sekresi bronkus

1.4.2 Tempat

Page 5: Bab i

Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon.

1. Waktu

Pada tanggal 16 ferbruari 2015.

1.4.3 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru

terhadap :

1. Penulis

Mendapatkan pengalaman dan meningkatkan pengetahuan dari

studi kasus dan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

2. Instansi

1. Pendidikan

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan

dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca

secara keseluruhan.

2. Rumah sakit

Khususnya bagi perawat di RSUD sebagai masukan untuk lebih

memperhatikan dalam penangaanan pada anak dengan kasus

Bronkhopeunomia.

3. Profesi keperawatan

Dapat dijadikan sebagai dasar mengembangkan ilmu

pengetahuan terutama dalam memberikan informasi mengenai

Gangguan Sistem Pernafasan : Bronkhopeunomia.

Page 6: Bab i

1.4.4 Metode Memperolehan Data

Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriptif

yaitu metode yang menggambarkan hasil pengkajian sampai evaluasi

melalui pendekatan proses keperawatan.

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

sebagai berikut :

1. Wawancara

Suatu teknik pengumpulan data melalui komunikasi secara

langsung kepada klien, maupun komunikasi dengan keluarga klien

atau tim kesehatan lain.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data melalui pengamatan yang dilakukan

untuk memperoleh informasi mengenai aktivitas dan kegiatan yang

dilakukan klien selama masa-masa perawatan.

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga

kesehatan dalam memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda

klinis penyakit.Merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai

ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi

objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat

penilaian klinis.

Teknik Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi

Page 7: Bab i

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian

tubuh yang diperiksa melalui pengamatan.

2) Palpasi

Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba.

3) Perkusi

Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian

permukaan tubuh.

4) Auskultasi

Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara

mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh.

4. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang

dilakukan atas indikasi medis tertentu guna memperoleh

keterangan-keterangan yang lebih lengkap. Tujuan Pemeriksaan ini

bertujuan (a) Terapeutik yaitu untuk pengobatan tertentu atau (b)

Diagnostik yaitu untuk membantu menegakan diagnosis tertentu.

5. Dokumentasi

Suatu teknik pengumpulan data dengan cara membaca atau

melihat laporan atau status keperawatan yang ada di Ruang

Kemuning RSUD Gunung Jati Kota Cirebon.

6. Studi Kasus

Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu

sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan

Page 8: Bab i

pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan

atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan

cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan,

pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya.

Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam

tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset

selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan

menguji hipotesis.

7. Kepustakaan

Suatu teknik pengumpulan data dengan cara membaca literatur-

literatur yang berkaitan dengan kasus dan masalah yang timbul

sebagai bahan acuan serta landasan dalam berfikir dan bertindak.

8. Partisipasi Aktif

Penulis ikut serta dalam memberikan asuhan keperawatan secara

langsung.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika pernulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari 5 (lima) bab yang

tersusun sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang masalah, tujuan

penulisan dan sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, yang membahas konsep penyakit yang

terdiri dari, Pengertian, Anatomi Fisiologi, klasifikasi, Etiologi,

Page 9: Bab i

Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan

Penunjang, Penatalaksanaan Medis, dan Konsep Dasar Asuhan

Keperawatan Meliputi : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,

Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

BAB III : TINJAUAN KASUS, Tinjauan kasus membahas tentang

pengkajian, analisa data, diagnosa berdasarkan prioritas,

intervensi, implementasi dan evaluasi.

BAB IV : PEMBAHASAN, Yang berisi tentang teori dan kasus mengenai

klien tentang penyakit . Bronkhopeunomia.

BAB V : PENUTUP, yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari asuhan

keperawatan pasien dengan Gangguan Sistem penafasan :

Bronkhopeunomia.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN