BAB I

21

Click here to load reader

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mineral merupakan sumberdaya alam yang proses pembentukannya

memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan. Mineral

dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri/produksi. Dalam hal

demikian mineral lebih dikenal sebagai bahan galian.

Pemerintah Republik Indonesia membagi bahan galian menjadi 3

golongan yaitu, Bahan Galian Strategis, Bahan Galian Vital, dan Bahan

Galian Non Strategis. Bahan galian industri sebagaian besar termasuk bahan

galian C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan galian golongan

yang lain. Bahan galian industri sangat erat kaitannya dengan kehidupan

manusia sehari-hari, bahkan dapat dikatakan manusia hidup tidak terlepas dari

bahan galian industri. Hampir semua peralatan rumah tangga, bangunan fisik,

obat, kosmetik, alat tulis, berang pecah belah sampai kreasi seni dibuat

langsung atau dari hasil pengolahan bahan galian industri melalui rekayasa

teknik.

Bahan Galian Industri Merupakan Semua Mineral dan Batuan kecuali

mineral logam dan energi, yang digali dan diproses untuk penggunaan akhir

industri dan konstruksi termasuk juga minerallogam yang bukan untuk dilebur

seperti bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon dan lainnya.

1

Page 2: BAB I

Penggolongan bahan galian industri dibagi dalam beberapa kelompok yaitu,

Kelompok I (Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan Batuan Sedimen),

Kelompok II(Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung

api), Kelompok III(Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan intrusi

plutonik batuan asam & ultra basa), Kelompok IV (Bahan Galian Industri

yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan), Kelompok

V (Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan proses perubahan

hidrotermal), Kelompok VI (Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan

batuan metamorf).

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Penggolongan Bahan Galian

Industri kelompok IV, yaitu Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan

batuan endapan residu dan endapan letakan berikut contoh dan

pemanfaatannya.

1.1 Rumusan Masalah

Bagaimana proses pembentukan mineral?

Apa itu endapan residu?

Bagaimana pembentukan endapan residual?

Apa itu endapan placer?

Bagaimana pembentukan dan apa kegunaan zirkon dan pasir kuarsa?

2

Page 3: BAB I

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Pembentukan Endapan Mineral

Proses pembentukan endapan mineral dapat diklasifikasikan menjadi dua

macam, yaitu proses internal atau endogen dan proses eksternal atau eksogen.

Endapan mineral yang berasal dari kegiatan magma atau dipengaruhi oleh

faktor endogen disebut dengan endapan mineral primer. Sedangkan endapan

endapan mineral yang dipengaruhi faktor eksogen seperti proses weathering,

inorganic sedimentasion, dan organic sedimentation disebut dengan endapan

sekunder, membentuk endapan plaser, residual, supergene enrichment,

evaporasi/presipitasi, mineral-energi (minyak&gas bumi dan batubara dan

gambut).

Proses internal atau endogen pembentukan endapan mineral yaitu

meliputi:

1. Kristalisasi dan segregrasi magma: Kristalisasi magma merupakan proses

utama dari pembentukan batuan vulkanik dan plutonik.

2. Hydrothermal: Larutan hydrothermal ini dipercaya sebagai salah satu

fluida pembawa bijih utama yang kemudian terendapkan dalam beberapa

fase dan tipe endapan.

3

Page 4: BAB I

3. Lateral secretion: erupakan proses dari pembentukan lensa-lensa dan urat

kuarsa pada batuan metamorf.

4. Metamorphic Processes: umumnya merupakan hasil dari contact dan

regional metamorphism.

5. Volcanic exhalative (= sedimentary exhalative); Exhalations dari larutan

hydrothermal pada permukaan, yang terjadi pada kondisi bawah

permukaan air laut dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang

berbentuk stratiform.

Proses eksternal atau eksogen pembentukan endapan mineral yaitu

meliputi:

1. Mechanical Accumulation; Konsentrasi dari mineral berat dan lepas

menjadi endapan placer (placer deposit).

2. Sedimentary precipitates; Presipitasi elemen-elemen tertentu pada

lingkungan tertentu, dengan atau tanpa bantuan organisme biologi.

3. Residual processes: Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada

batuan meninggalkan konsentrasi elemen-elemen yang tidak mobile dalam

material sisa.

4. Secondary or supergene enrichment; Pelindian (leaching) elemen-elemen

tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi

pada kedalaman menghasilkan endapan dengan konsentrasi yang lebih

tinggi.

4

Page 5: BAB I

2.2 Proses Pembentukan Endapan Residual

Endapan residual yaitu endapan hasil pelapukan dimana proses pelapukan

dan pengendapan terjadi di tempat yang sama, dengan kata lain tanpa

mengalami transportasi (baik dengan media air atau angin) seperti endapan

sedimen yang lainnya. Proses pelapukan (weathering) biasanya terjadi secara

fisika dan kimia.

Asal batuannya yaitu berupa batuan beku atau metamorf, mengalami

pelapukan berupa penghancuran, baik karena tekanan ataupun pelapukan

alami (cuaca dan iklim) dan hancur berubah menjadi butiran-butiran (grain).

Butiran-butiran tersebut akan menumpuk dicekungan tepat dimana batuan

asalnya. Lalu mengalami proses sedimen yaitu kompaksi dan sedimentasi.

Endapan sedimen ini umumnya membawa endapan lain yaitu berupa

bahan galian dalam bentuk unsur -unsur kimia yang terkandung dalam

mineral. Endapan-endapan mineral tersebut umumnya berbentuk badan bijih.

Badan bijih yang terkandung di dalam residual deposit yaitu badan bijih yang

terbentuk akibat perombakan batuan-batuan yang mengandung mineral bijih

dengan kadar rendah, kemudian mengalami pelapukan dan pelarutan serta

pelindian, dan selanjutnya mengalami pengayaan relatif hingga mencapai

kadar yang ekonomis.

Proses utama yang terjadi adalah leaching (pelindian). Sebagai contoh

endapan bauksit (hidrous alumina oksida) yang terbentuk akibat pelindian

silika-alkali pada batuan asal berupa nephelin-syenit. Contoh lain adalah

5

Page 6: BAB I

endapan nikel laterit (residu) akibat pelindian (leaching) batuan beku peridotit

dan diikuti oleh proses pengkayaan supergen.

2.3 Endapan Sedimen Placer Residual

Endapan ini terbentuk di atas batuan asal. Akibat penguraian dan

penghancuran secara mekanis. Batuan asal mengalami perombakan. Ukuran

butir yang lebih kecil atau halus. Fragmen yang relatif lebih ringan dan mudah

larut akan tertransportasi. Konsentrasi mineral berat morfologi atau topografi

yang relatif datar. Pada topografi miring terjadi perpindahan konsentrasi

mineral berat (residual) dan endapan eluvial (collovial).

Endapan Residual (Placer) terjadi karena :

a. Pelapukan mekanis dan kimiawi,

b. Mengalami pelindian (leaching),

c. Konsentrasi (residual maupun supergene enrichment).

2.4 Endapan Sedimenter (Placer)

Merupakan endapan-endapan yang terbentuk(terkonsentrasi) oleh proses-

proses mekanis,terutama yang terjadi pada mineral-mineral berat (heavy

minerals) yang memiliki ketahanan (resistensi) terhadap pelapukan.

Endapan Sedimenter (Placer) ;

Pelapukan mekanis,

Memiliki perbedaan berat jenis,

Transportasi mekanis (air, angin, laut),

Konsentrasi gravitasi.Endapan Residual/Laterit

6

Page 7: BAB I

Pelapukan mekanis dan kimiawi,

Memiliki perbedaan mobilitas,

Pengalami pelindian (leaching),

Konsentrasi (residual maupun supergene enrichment),

2.5 Contoh Bahan Galian Industri

2.5.1 Pasir Kuarsa

Pasir kuarsa merupakan salah satu bahan galian yang cukup melimpah

di Indonesia. Hal ini dimungkinkan akibat kondisi Indonesia yang hampir

setengahnya berupa batuan beku asam sebagai sumber pembentuk bahan

galian tersebut. Pasir kuarsa banyak ditemukan pada daerah pesisir sungai,

danau, pantai dan sebagian pada lautan yang dangkal. Mineral ini

memegang peranan cukup penting bagi industri, baik sebagai bahan baku

utama maupun sebagai bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama, pasir

kuarsa dimanfaatkan oleh industri manufaktur untuk menghasilkan produk

yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen terutama untuk bahan bangunan

dan bahan utama pada disain interior/eksterior serta bahan untuk

kebutuhan rumah tangga. Sementara sebagai bahan ikutan, pasir kuarsa

dimanfaatkan untuk bahan cetakan pada pengecoran logam, bahan

refraktori dan sebagai bahan pengisi pada industri pertambangan dan

perminyakan terutama saat melakukan kegiatan pengeboran.

Seiring dengan keadaan kondisi ekonomi Indonesia saat ini,

perkembangan pasir kuarsa dalam tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi

7

Page 8: BAB I

yang cukup signifikan, yaitu dalam kurun 1998-2001, sehingga terjadi

penurunan pemakaian. Namun demikian karena peran yang cukup penting

dalam industri, pada semester I, tahun 2002 ini, produksi dan konsumsi

pasir kuarsa mulai merangkak naik.

Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika

(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses

pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih

merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama,

seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa

oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.

Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3,

Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna

lain bergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs),

berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk kristal hexagonal, panas

sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 1000C.

Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang

meluas, baik langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan.

Sebagai bahan baku utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca,

semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide

bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan

ikutan, misal dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan,

bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.

8

Page 9: BAB I

2.5.2 Zirkon

Zirkon adalah mineral milik kelompok nesosilicates . Nama kimianya

adalah zirkonium silikat dan rumus kimia yang sesuai adalah Zr Si O.

Sebuah rumus empiris umum menunjukkan beberapa dari berbagai

substitusi adalah zirkon (Zr 1-y, REE y) (SiO 4) 1-x (OH) 4x-y. Zirkon dalam

bentuk silikat mencair dengan unsur-unsur yang tidak kompatibel

terkonsentrasi dan menerima kekuatan tinggi bidang elemen ke dalam

strukturnya. Sebagai contoh, hafnium hampir selalu hadir dalam jumlah

berkisar antara 1 sampai 4%. Struktur kristal zirkon adalah tetragonal

sistem kristal . Warna alami dari zirkon bervariasi antara berwarna hijau,

kuning-keemasan, merah, coklat, biru, dan spesimen tak berwarna yang

menunjukkan kualitas permata adalah pengganti populer untuk berlian ;

spesimen ini juga dikenal sebagai "berlian Matura".

Yang bahasa Inggris kata "Zirkon" berasal dari "Zirkon," yang

merupakan Jerman adaptasi dari kata-kata  zirkon Kuning disebut "eceng

gondok", dari bunga hyacinthus , yang namanya berasal dari Yunani Kuno,

di Abad Pertengahan semua batu kuning asal India Timur disebut gondok,

ta Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium adalah

zirkon/zirkonium silika (ZrO2.SiO2) dan baddeleyit/zirkonium oksida

(ZrO2). Kedua mineral ini dijumpai dalam bentuk senyawa dengan

hafnium. Pada umumnya zirkon mengandung unsur besi, kalsium sodium,

mangan, dan unsur lainnya yang menyebabkan warna pada zirkon

bervariasi, seperti putih bening hingga kuning, kehijauan, coklat

9

Page 10: BAB I

kemerahan, kuning kecoklatan, dan gelap, sisitim kristal monoklin,

prismatik, dipiramida, dan ditetragonal, kilap lilin sampai logam, belahan

sempurna – tidak beraturan, kekerasan 6,5 – 7,5, berat jenis 4,6 – 5,8,

indeks refraksi 1,92 – 2,19, hilang pijar 0,1%, dan titik lebur 2.5000C.

Zircon terbentuk sebagai mineral ikutan (accessory mineral) pada

baatuan yang terutama mengandung Na-feldpar, seperti bataun beku asam

(granit dan syenit) dan bataun metamorf (gneiss dan skiss).

Secara ekonomis, zircon ditemukan dalam bentuk butiran (ukuran

pasir), baik yang terdapat pada sedimen sungai maupun sedimen pantai.

Pada umumnya zircon terkosentrasi bersama-sama mineral titanium (rutil

dan ilmenit), monazite dan mineral berat lainnya.

Di Indonesia zircon merupakan sedimen sungai yang terdapat di

daratan dan lepas pantai. Mineral ini dijumpai bersama-sama dengan

mineral kasiterit, dan electrum (Au, Ag) sebagai mineral utama, ilmenit,

magnesit, monazite, xenotim, pyrite, mineral sulfida lainnya dan kuarsa.

Cebakan keseluruhan mineral ini pada umumnya berasal dari batu granit

yang telah mengalami pelapukan dan transportasi.

Pada beberapa kasus, zirkon bersama mineral-mineral berat lain seperti

turmalin, fluorit, rutil, dan anatase dapat terbentuk dalam batuan sedimen

dolomitan melalui proses autogenik; sementara apabila berkaitan dengan

kelompok spesifik batuan beku dapat berasosiasi dengan lingkungan

pneumatolitik dan kadang-kadang dengan proses paragenesis.

10

Page 11: BAB I

Mineral zirkon dapat ditemukan sebagai butir-butir kristal berukuran

kecil di dalam sebagian besar batuan beku dan beberapa batuan metamorf,

tersebar dalam jumlah jarang melebihi 1% dari total massa batuan. Secara

umum konsentrasi mineral zirkon terbentuk sebagai rombakan di dalam

aluvium dan sering berasosiasi dengan mineral berat lain seperti ilmenit,

monazit, rutil, dan xenotim.

Kegunaan zircon sebagai batu setengah permata sebagai bahan untuk

perhiasan dan abrasif (ampelas). Pasaran zircon dunia sebagian besar

digunakan sebagai mineral industri, yaitu untuk pasir cetak (foundri), bata

tahan api (refraktor), keramik dan gelas, kimia zirconium, dan lain-lain.

11

Page 12: BAB I

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses pembentukan endapan mineral dapat diklasifikasikan menjadi dua

macam, yaitu proses internal atau endogen dan proses eksternal atau eksogen.

Proses internal atau endogen pembentukan endapan mineral yaitu

meliputi: Mechanical Accumulation; Sedimentary precipitates; Residual

processes; Secondary or supergene enrichment.

Endapan residual yaitu endapan hasil pelapukan dimana proses pelapukan

dan pengendapan terjadi di tempat yang sama, dengan kata lain tanpa

mengalami transportasi (baik dengan media air atau angin) seperti endapan

sedimen yang lainnya.

Endapan Sedimen Placer Residual yaitu Endapan ini terbentuk di atas

batuan asal. Akibat penguraian dan penghancuran secara mekanis. Batuan asal

mengalami perombakan. Ukuran butir yang lebih kecil atau halus.

Endapan Sedimenter (Placer) Merupakan endapan-endapan yang

terbentuk(terkonsentrasi) oleh proses-proses mekanis,terutama yang terjadi

pada mineral-mineral berat (heavy minerals) yang memiliki ketahanan

(resistensi) terhadap pelapukan.

Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika

(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses

pengendapan.

12

Page 13: BAB I

Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang

meluas, baik langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan.

Zirkon adalah mineral milik kelompok nesosilicates. Zircon terbentuk

sebagai mineral ikutan (accessory mineral) pada baatuan yang terutama

mengandung Na-feldpar, seperti bataun beku asam (granit dan syenit) dan

bataun metamorf (gneiss dan skiss). Kegunaan zircon sebagau batu setengah

permata sebagai bahan untuk perhiasan dan abrasif (ampelas).

13