BAB I
-
Upload
widhi-arsana -
Category
Documents
-
view
108 -
download
7
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhan akan listrik sangat meningkat pesat. Listrik
merupakan kebutuhan utama bagi manusia selain kebutuhan terhadap air, bisa di
bayangkan bagaimana kehidupan kita tanpa adanya listrik. Seluruh wilayah
maupun daerah harus mendapatkan pasokan listrik yang mencukupi, guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnnya. Di Bali sendiri, kita mendapat
suplai listrik dari pulau Jawa dengan cara menginterkoneksi dengan menggunakan
kabel bawah laut. Saat ini kabel bawah laut yang berfungsi untuk mensuplai listrik
ke Bali hanya satu yang masih berfungsi. Bisa kita bayangkan bagaimana kalau
sampai kabel itu putus maka Bali akan mengalami pemadaman total. Suplai daya
listik yang sudah masuk bali hanya sebesar 150 kV, dan dari rencana pemerintah
sekitar tahun 2015 dengan jaringan yang terinterkoneksi secara udara yang disebut
GITET (Gardu Induk Transmisi Ekstra Tinggi) maka pulau Jawa akan
meningkatkan suplai daya listrik ke pulau Bali sebesar 500 kV.
Listrik diciptakan dari suatu pembangkit, diamana pada proses ini listrik
akan di bangkitkan dari energi mekanik (motor) yang kemudian akan memutar
turbin generator yang akan menghasilkan energi listrik. Pembangkit itu banyak
macamnya, antara lain : Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG),
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan masih banyak jenis Pembangkit
Listrik yang lain.
Salah satu pembangkit listrik yang ada di Bali adalah Pembangkit Listrik
tenaga Gas (PLTG). Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan sebuah
pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai
penggerak generatornya. Turbin gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja
yang sederhana dimana energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran
bahan bakar diubah menjadi energi mekanis dan selanjutnya diubah menjadi
energi listrik atau energi lainnya sesuai dengan kebutuhannya. Pada makalah kali
1
ini, penulis khusus membahas mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG),
baik dari prinsip kerja, maupun permasalahan selama pengembangannya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini, adalah
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) ?
2. Apa saja jenis-jenis turbin gas yang digunakan pada Pembangkit listrik tenaga
gas (PLTG) ?
3. Bagaimanakah gambaran umum sistem dan cara kerja dari Pembangkit listrik
tenaga gas (PLTG) ?
4. Bagaimana model matematis perhitungan daya dari Pembangkit listrik tenaga
gas (PLTG) ?
5. Apa saja permasalahan yang terjadi selama pengembangan Pembangkit listrik
tenaga gas (PLTG) ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah, sebagai berikut :
1. Mampu mendefinisikan pengertian dari Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG).
2. Mampu menjelaskan jenis-jenis turbin gas yang digunakan pada Pembangkit
listrik tenaga gas (PLTG)
3. Mampu memberikan penjelasan mengenai gambaran umum sistem dan cara
kerja dari Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG)
4. Mampu menjelaskan mengenai model matematis perhitungan daya dari
Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG)
5. Mampu menjelaskan mengenai permasalahan yang terjadi selama
pengembangan Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG)
1.4 Ruang Lingkup Materi
Dalam makalah ini, ruang lingkup yang dibahas oleh penulis hanya
sebatas mengenai permasalahan yang di bahas, yaitu sebatas Pembangkit listrik
2
tenaga gas (PLTG), dan juga untuk memberikan gambaran kepada para pembaca
mengenai cara kerja dari pembangkit tersebut.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PRINSIP KERJA
2.1 Definisi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit
energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak
generatornya. Turbin gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang
sederhana dimana energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan
bakar diubah menjadi energi mekanis dan selanjutnya diubah menjadi energi
listrik atau energi lainnya sesuai dengan kebutuhannya.
Adapun kekurangan dari turbin gas adalah sifat korosif pada material yang
digunakan untuk komponen-komponen turbinnya karena harus bekerja pada
temperature tinggi dan adanya unsur kimia bahan bakar minyak yang korosif
(sulfur, vanadium dll), tetapi dalam perkembangannya pengetahuan material yang
terus berkembang hal tersebut mulai dapat dikurangi meskipun tidak dapat secara
keseluruhan dihilangkan. Dengan tingkat efisiensi yang rendah hal ini merupakan
salah satu dari kekurangan sebuah turbin gas juga dan pada perkembangannya
untuk menaikkan efisiensi dapat diatur/diperbaiki temperature kerja siklus dengan
menggunakan material turbin yang mampu bekerja pada temperature tinggi dan
dapat juga untuk menaikkan efisiensinya dengan menggabungkan antara
pembangkit turbin gas dengan pembangkit turbin uap dan hal ini biasa disebut
dengan combined cycle.
Sebuah pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) terdiri atas sebuah
kompresor, ruang pembakaran, dan turbin gas dengan generator listrik separti
yang terlihat pada gambar 2.1.
4
Gagasan tentang sistem turbin gas bukanlah suatu yang baru. Menurut Dr.
J.T. Retalliata sistem turbin gas sudah dikenal pada zaman Hero of Alexandria.
Disain pertama yang penting dibuat oleh John Barber, dari Inggris, pada tahun
1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran batu bara, kayu atau
minyak bakar. Kompresor digerakkan oleh turbin dengan perantaraan rantai roda
gigi.
Pada tahun 1872 Dr. E. Stolze merancang sistem turbin gas dengan
kompresor aksial bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh turbin reaksi
bertingkat ganda. Udara yang keluar dari kompresor kemudian masuk ke dalam
alat pemanas, yaitu sebuah alat untuk menaikkan temperatur udara sebelum
masuk ke dalam turbin. Sebagai fluida pemanas di gunakan gas hasil pembakaran
yang berasal dari sebuah ruang bakar khusus. Jadi, dalam hal tersebut terakhir
turbin bekerja dengan udara panas sebagai fluida kerjanya. Pengujian terhadap
sistem turbin gas tersebut dilaksanakan dalam tahun 1900 dan 1904, tetapi tidak
menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan terutama karena pada
waktu itu efisiensi kompresornya sangat rendah.
Dalam tahap awal pengembangan gagasan sistem turbin gas telah pula di
coba penggunaan proses pembakaran pada volume konstan. Sistem tersebut untuk
pertama kalinya dibuat di Hanover pada tahun 1908, sesuai dengan konsepsi H.
5
Gambar 2.1 Diagram Sistem Turbin Gas Sederhana
Holzworth. Tetapi usaha tersebut dihentikan karena terbentur pada banyaknya
masalah konstruksi ruang bakar dan tekanan gas pembakaran yang berubah
dengan besarnya beban, meskipun menurut teori dapat diharapkan diperoleh
efisiensi siklus yang lebih tinggi dari pada penggunaan proses pembakaran
tekanan konstan. Sistem turbin gas dengan proses pembakaran tekanan konstan
yang bekerja serupa dengan siklus sistem turbin gas modern dibuat oleh Societe
des Turbomoteurs di Paris pada tahun 1904. Konstruksinya dibuat sesuai dengan
desain Armengaud dan Lemale yang menggunakan bahan bakar cair.
Selanjutnya perkembangan sistem turbin gas tidak berlangsung secepat
harapan orang. Hal tersebut disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan
tentang aerotermodinamika, material serta teknologi pembuatan. Dengan
demikian efisiensi turbin maupun kompresor sangat rendah sehingga efisiensi
total dari system turbin gas hanya dapat mencapai beberapa persen saja.
Boleh dikatakan baru sekitar tahun 1935 sistem turbin gas mengalami
kemajuan pesat dimana dapat diperoleh efisiensi total sebesar ± 15%. Usaha untuk
memperbaiki konstruksi dan efisiensi berjalan terus, terutama menjelang
berakhirnya perang dunia II. Pada waktu tersebut penelitian yang dilakukan
ditekankan pada kemungkinan penggunaan sistem turbin gas sebagai mesin
penggerak pesawat terbang pancar gas. Pesawat pancar gas yang pertama
diselesaikan pada awal tahun 1937, oleh Brithis Thomson Houston Co, untuk
Power Jets LTD. (Inggris), sesuai dengan konsepsi Frank Whittle tahun 1930.
Pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari usaha tersebut diatas
diterapkan untuk mengembankan sistem turbin gas, untuk berbagai tujuan
penggunaan; misalnya: sebagai mesin penggerak generator listrik dan mesin
industri lainnya, kendaraan darat, kapal laut, pesawat terbang, dan sebagainya.
Pada waktu ini sistem turbin gas dibuat untuk menghasilkan daya rendah sampai
sebesar 100.000 kW. Sedangkan sebagai bahan bakar dapat diunakan bahan bakar
gas sampai dengan minyak berat. Serbuk batu bara pun dapat digunakan, tetapi
masih dalam taraf percobaan. Efisiensi kompresor dan turbin sudah mencapai
bilangan 80-95% dan temperatur kerjanya dapat mencapai 1.100 °C efisiensi total
dapat mencapai 25-35%.
6
Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasinya
relatif rendah, jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor Diesel
untuk pusat tenaga listrik. Di samping itu dapat distart dari keadaan dingin sampai
dapat dibebani penuh, dalam waktu yang sangat singkat (dalam dua menit atau
lebih sedikit). Hal tersebut terakhir membuat mesin ini begitu ideal untuk
mengatasi keadaan darurat dan melayani beban puncak.
2.2 Jenis – Jenis Turbin Gas
Turbin gas adalah turbin dengan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya
turbin gas hanyalah merupakan komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem
turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
kompresor, ruang bakar, dan turbin. Sebuah turbin gas pada umumnya memiliki
suatu tingkat efisiensi yang rendah, pemakaian bahan bakarnya tinggi dan gas
buang yang meninggalkan turbin masih memiliki suhu yang tinggi sekali. Oleh
sebab itu pemakaian spesifik bahan baker turbin gas adalah tinggi, dan sebuah
PLTG karenanya sering dipakai khusus sebagai pembangkit tenaga listrik beban
puncak. Adapun prinsip kerja turbin adalah mesin penggerak, dimana energi
7
Gambar 2.2 Sebuah Turbin Gas
fluida kerja dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Jadi berbeda yang
terjadi pada mesin torak, pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak
translasi. Bagian turbin yang berputar dinamai rotor atau roda turbin. Sedangkan
bagian yang tidak bergerak dinamai stator atau rumah turbin. Roda turbin terletak
di dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang menggerakkan
atau memutar bebannya. Pada PLTG ini beban turbin berupa generator listrik.
Pada roda turbin terdapat sudu dan fluida kerja yang mengalir melalui
ruang diantara sudu tersebut. Apabila kemudian ternyata bahwa roda turbin dapat
berputar, maka tentu ada gaya yang bekerja pada sudu. Gaya tersebut timbul
karena terjadinya perubahan momentum dari fluida kerja yang mengalir diantara
sudu. Jadi sudu gerak haruslah dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat terjadi
perubahan momentum pada fluida kerja tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat kita
lihat pada gambar di bawah ini.
8
Gambar 2.3 DiagramTurbin Gas Sederhana
9
Gambar 2.4 Roda Turbin
Gambar 2.5 Pandangan Muka dan Irisan Memanjang Sebuah Roda Turbin
2.3 Gambaran Umum dan Prinsip Kerja PLTG
Secara garis besar diagram ini dimulai dari energi udara dan bahan bakar
diubah menjadi energi thermal. Energi thermal yang dihasilkan dari proses
pembakaran digunakan untuk memutar turbin sehingga pada step ini ada
perubahan energi dari energi thermal menjadi energi mekanik. Karena turbin dan
generator satu poros maka pada saat turbin berputar maka generator juga ikut
berputar sehingga menghasilkan energi listrik, pada step ini terjadi perubahan
energi yaitu dari energi mekanik menjadi energi listrik.
Penjelasan Komponen Utama dari PLTG
2.3.1 Kompresor (compressor)
Kompresor adalah alat yang digunakan untuk mengkompresikan udara
dengan jumlah yang besar untuk keperluan pembakaran, pendinginan dan lain-
lain. Kompresor yang digunakan adalah jenis aksial dengan 17 tingkat yang
seporos dengan turbin. Untuk melakukan proses kompresi, kompresor
memerlukan tenaga yang sangat besar. Tenaga untuk memutar kompresor ¾ dari
10
Gambar 2.6 Proses Perubahan Energi di PLTG
Gambar 2.7 Diagram Alir PLTG
gaya yang dihasilkan oleh turbin. Karena pembebanan pada PLTG bervariasi
maka jumlah udara yang masuk melalui filter diatur oleh Inlet Guide Vanes
(IGV).
2.3.2 Ruang bakar (combuster)
Combustion Chamber adalah ruangan tempat proses terjadinya
pembakaran. Ada turbin gas yang mempunyai satu atau dua Combustion Chamber
yang letaknya terpisah dari casing turbin, akan tetapi yang lebih banyak dijumpai
adalah memiliki Combustion Chamber dengan beberapa buah Combustion basket,
mengelilingi sisi masuk (inlet) turbin. Di dalam Combustion Chamber dipasang
komponen-komponen untuk proses pembakaran beserta sarana penunjangnya,
diantaranya:
1. Fuel Nozzle
2. Combustion Liner
3. Transition Piece
4. Igniter
5. Flame Detector
2.3.3 Turbin
Turbin gas adalah turbin dengan gas sebagai fluida kerjanya gas diperoleh
dapembakaran bahan bakar cair yang mudaterbakar. Sistem turbin gas yang
palingsederhana terdiri dari tiga komponen utamayaitu kompresor, ruang bakar
dan turbin, yangdisusun menjadi sistem yang kompak.
2.2.4 Generator
Generator adalah alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Generator menghasilkan energi listrik dengan digerakkan atau diputar oleh
suatu penggerak mula (prime mover). Penggerak mula dari pada Generator dapat
berupa turbin gas (PLTG), turbin uap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),
mesin diesel Pembangkit Listrik tenaga Diesel (PLTD), dan lain-lain. Generator
mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik yang kemudian dapat
11
dipergunakan untuk melayani kebutuhan rumah tangga, industri dan lain-lain.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Dalam
instalasi yang dijaga oleh operator seperti Pusat Listrik dan gardu induk ada
gangguan yang tidak atau belum dilihatoleh relai, tapi dilihat oleh operator yang
kemudian berinisiatif men-trip-kan atau membuka Pemutus Tenaga
(PMT)/circuit breaker (CB) demi keselamatan instalasi, maka dalam hal ini
operator bertindak sebagai relai.
Udara luar dihisap oleh compressor dan dialirkan ke combuster, demikian
juga dengan bahan bakar yang dipompa oleh pompa bahan bakar menuju
combuster juga. Pada combuster terjadi pertemuan antara udara, bahan bakar, dan
panas yang ditimbulkan oleh ignitor sehingga terjadi pembakaran. Dari hasil
pembakaran menghasilkan gas yang kemudian gas tersebut memutar turbin dan
juga memutar generator karena satu poros sehingga menimbulkan listrik. Sisa gas
yang digunakan untuk memutar turbin sebagian keluar menuju stack/cerobong
atau yang dinamakan exhaust.
2.2.5 Prinsip Kerja PLTG
Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) mempunyai beberapa peralatan
utama seperti : Turbin Gas (Gas Turbine), Kompresor (Compressor), Ruang
Bakar (Combustor).
Udara dengan tekanan atmosfir ditarik masuk ke dalam compressor
melalui pintu, udara ditekan masuk ke dalam compressor. Udara ditekan masuk ke
dalam ruang bakar dengan tekanan 250 Psi dicampur dengan bahan bakar dan di
bakar dalam ruang bakar dengan temperatur 2000 – 3000 0F. Gas hasil
pembakaran yang merupakan energi termal dengan temperature dan tekanan yang
tinggi yang suhunya kira-kira 900 0C .
12
Dari energi panas yang dihasilkan inilah kemudian akan dimanfaatkan
untuk memutar turbin dimana didalam sudu-sudu gerak dan sudu-sudu diam
turbin, gas panas tersebut temperature dan tekanan mengalami penurunan dan
proses ini biasa disebut dengan proses ekspansi. Selanjutnya energi mekanis yang
dihasilkan oleh turbin digunakan untuk memutar generator hingga menghasilkan
energi listrik.
Adapun sebagai pendukung pusat listrik tenaga gas ini digunakan beberapa
alat bantu (auxiliary equipments) untuk membantu proses siklus turbin gas
berjalan dengan baik, seperti :
1. Sistem Pelumas
2. Sistem Bahan Bakar
3. Sistem Pendingin
4. Sistem Udara Kontrol
5. Sistem Hidrolik
6. Sistem Udara Tekan
7. Sistem Udara Pengkabutan
13
Gambar 2.8 Pembangkit Listrik Tenaga Gas
BAB III
MODEL MATEMATIS PERHITUNGAN DAYA
Dalam generator, terdapat beberapa siklus yang terjadi. Adapun siklus
yang terjadi tersebut, adalah : Siklus Brayton, Siklus Turbin Gas Regeneratif, dan
Siklus Kombinasi.
3.1 Siklus Brayton
Siklus ideal dari sistem turbin gas sederhana adalah siklus Brayton. Sistem
turbin gas sederhana dengan siklus terbuka menggunakan ruang terbuka
menggunakan ruang bakar sedangkan sistem turbin gas sederhana dengan siklus
tertutup menggunakan alat-alat penukar kalor.
Turbin gas bekerja atas dasar prinsip siklus tenaga gas Brayton atau joule
yang merupakan suatu standar siklus udara. Proses-proses yang terjadi terdiri atas:
14
Gambar 3.1 Siklus Brayton
Siklus ideal dari sistem turbin gas sederhana adalah siklus Brayton. Siklus
Brayton terdiri dari proses :
1 - 2 : Proses kompresi isentropik dalam kompresor
2 - 3 : Proses pemasukan kalor pada tekanan P konstan
3 – 4 : Proses ekspansi isentropik dalam turbin
4 - 1 : Proses pembuangan kalor tekanan konstan dalam alat pemindah kalor
Energi yang diperlukan oleh kompresor :
Energi yang dihasilkan :
Energi yang dimasukkan :
Sehingga,
Diamana :
T = Temperatur (0C)
15
Cp = Konstanta Kalor
Untuk Siklus Brayton Ideal, hubungan antara perbandingan tekanan dan
perbandingan temperatur dalam kompresi atau ekspansi isentropik diberikan oleh
persamaan :
Efisiensi teoritis siklus Brayton :
Daya yang berguna (daya efektif) diberikan oleh persamaan :
Perbandingan PLTG dan jenis pembangkit lainnya :
16
Gambar 3.2 Perbandingan PLTG dengan Pembangkit Lain
Dari gambar diatas dapat disimpulkan :
1. Untuk waktu operasi 0 – T1 : Operasi PLTG adalah termurah
2. Untuk waktu operasi T1 – T2 : Operasi PLTN adalah termurah
3. Untuk waktu operasi T2 – : Operasi PLTN adalah termurah
Dari kurva lama beban disimpulkan bahwa :
1. Opersi PLTG cocok untuk beban antara L1 dan Lp (Beban Puncak)
2. Opersi PLTN cocok untuk beban antara L1 dan L2
3. Opersi PLTN cocok untuk beban antara 0 dan L2
Sehingga :
1. PLTG cocok digunakan untuk operasi beban punck
2. PLTU dan PLTN cocok digunakan untuk beban dasar
3. Bila tersedia waku yang besar maka PLTA cocok digunakan untuk beban dasa,
dan bila waktu yang tersedia sedikit, maka PLTA cocok digunkan sebagai
beban puncak.
3.2 Siklus Turbin Gas Regeneratif
Efesiensi turbin gas dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan gas buang
yang meninggalkan turbin dan yang masih memiliki suhu tinggi untuk
memanaskan udara sebelum dimasukkan kedalam ruang pembakaran (gambar
3.7). Hal itu dilakukan dengan sebuah pemanas udara. Setelah meningalkan
kompresor, pada titik 2 udara memasuki pemanas udara, dan dipanaskan dengan
gas buang yang meninggalkan turbin. Dengan demikian sebagian dari energi yang
terkandung dalam gas buang masih dapat dimanfatkan. Udara dimasukkan
kedalam ruang pembakaran setelah dipanaskan dalam ruang pemanas udara, yang
juga disebut regenerator. Namun demikian, sebuah PLTG pada umumnya masih
memiliki efisiensi yang rendah.
17
3.3 Siklus Kombinasi
Peningkatan efisiensi sebuah pembangkit tenaga listrik dapat diperoleh
dengan menggabungkan siklus tenaga uap Rankine dengan siklus tenaga gas
Brayton. Hal ini dilakukan dalam pembangkit tenaga listrik siklus kombinasi,
Karena merupakan suatu kombinasi anatra PLTG dan PLTU, pusat tenaga listrik
ini juga disebut Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU). Gas buang yang
meninggalkan turbin gas mempunyai suhu yang masih tinggi, sehingga memiliki
jumlah energi yang cukup besar. Suhu yang tinggi ini dimanfaatkan dengan
memasukkannya ke dalam boiler pada titik 4, untuk memproduksi uap bagi turbin
uap. Dapat terjadi, bahwa boiler memperoleh tambahan bahan baker pada titik 5
untuk mendapatkan daya yang lebih besar bagi siklus uap pusat tenaga listrik ini.
18
Gambar 3.3 Siklus Turbin Gas Regeneratif
3.4 Contoh Soal
Berapakah besarnya daya yang berguna (daya effektif) teoritis tanpa
kerugian dari suatu proses siklus turbin gas, bila temperatur sebelum turbin yang
diizinkan maksimum T3 = 850oC dan kompresornya mempunyai perbandingan
tekanan rp =P2/P1 = 6
Berapakah daya yang dihasilkan turbin teoritis bila banyaknya udara yang
bekerja didalam instalasi turbin ms = 20 kg/detik ?
Penyelesaian :
Perhitungan menurut persamaan w yang berguna,
Dimana :
Cp = 1,004 kJ / kg K = Kapasitas panas spesifik
T1 = T1 + 273 = 15 °C + 273 °C = 288 °K
T3 = 850 oC + 273 oC = 1123 oK
rp = 6
k = 1,4 untuk udara dan (k-1)/k = 0,285
W yang berguna = 0,90 1,004 288 = 270 KJ/Kg
Bila kapasitas udara yang bekerja ms = 20 Kg/detik, maka daya yang
dihasilkan instalasi turbin gas teoritis adalah
19
P = 270 kJ/kg . 20 kg/det = 5400 kJ/det
= 5400 kW
Jadi, dari perhitungan daya terotis diatas didapat nilai dayanya sebesar
5400 kW.
20
BAB IV
PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN PLTG
4.1 Permasalahan dalam Pengembangan PLTG
Dari segi operasi, unit PLTG tergolong unit yang masa start-nya pendek,
yaitu antara 15-30 menit, dan kebanyakan dapat di-start tanpa pasokan daya dari
luar (black start), yaitu menggunakan mesin diesel sebagai motor start.
Dari segi pemeliharaan, unit PLTG mempunyai selang waktu
pemeliharaan (time between overhaul) yang pendek, yaitu sekitar 4.000 - 5.000
jam operasi. Makin sering unit mengalami start-stop, makin pendek selang waktu
pemeliharaannya. Walaupun jam operasi unit belum mencapai 4.000 jam, tetapi
jika jumlah startnya telah mencapai 300 kali, maka unit PLTG tersebut harus
mengalami pemeriksaan (inspeksi) dan pemeliharaan. Saat dilakukan
pemeriksaan, hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah bagian-bagian
yang terkena aliran gas hasil pembakaran yang suhunya mencapai 1.300 0C,
seperti: ruang bakar, saluran gas panas (hot gas path), dan sudu-sudu turbin.
Bagian-bagian ini umumnya mengalami kerusakan (retak) sehingga perlu
diperbaiki (dilas) atau diganti. Proses start-stop akan mempercepat proses
kerusakan (keretakan) ini, karena proses start-stop menyebabkan proses pemuaian
dan pengerutan yang tidak kecil. Hal ini disebabkan sewaktu unit dingin, suhunya
sama dengan suhu ruangan (sekitar 30 0C sedangkan sewaktu operasi, akibat
terkena gas hasil pernbakaran dengan suhu sekitar 1.300 0C).
Dari segi efisiensi pemakaian bahan bakar, unit PLTG tergolong unit
termal yang efisiensinya paling rendah, yaitu berkisar antara 15-25%. Dalam
perkembangan penggunaan unit PLTG di PLN, akhir-akhir ini digunakan unit
turbin gas aero derivative, yaitu turbin gas pesawat terbang yang dimodifikasi
menjadi turbin gas penggerak generator.
Secara umum ada beberapa permasalahan yang sering terjadi pada PLTG :
21
1. Pengoperasian pembangkit PLTG dalam waktu yang lama secara terus
menerus, dengan kondisi lingkungan yang berdebu (lingkungan tropis)
semakin mempercepat penurunan kinerja kompresor ditandai dengan
menurunnya tekanan. Kinerja kompresor dapat menerun dikaranakan adnya
kontaminan deposit yang menempel pada kompresor dan inlet guide vane.
Semakin tebal deposit yang menempel semakin menurun unjuk kerja
kompresor.
2. Penurunan kinerja kompresor mengakibatkan penurunan output turbin gas,
yang mana menjadikan kinerja turbin gas mejadi menurun. Dengan
menurunnya kinerja kompresor dan turbin gas sangat mempegaruhi efisiensi
pembangkit.
4.2 Pemeliharaan PLTG
Pemeliharaan dibagi atas pemeliharaan rutin dan pemeliharaan periodik
tahunan. Pemeliharaan rutin pada umumnya tidak terlalu banyak mengingat
bentuk unit yang kompak. Pemeliharaan rutin hanya sekitar penggantian filter
bahan bakar dan filter udara serta koreksi karakteristik peralatan control yang
dicapai menyimpang serta pembetulan lainnya yang tidak memerlukan biaya
tinggi. Pemeliharaan periodic tahunan ditentukan oleh antara gabungan jumlah
jam kerja dan jumlah start yang telah dicapai. Secara sederhana dapat ditetapkan
angka periodic tersebut adalah 400 jam operasi untuk unit gahan bakar HSD,
6000 jam untuk unit yang beoperasi dengan bahan bakar gas alam atau 300 jam
start. Terdapat 4 kali pemeliharaan periodic tahunan dalam satu siklus
pemeliharaan yaitu:
1. Combustion Inspection berupa ruang bakar serta penggantian
komponenkomponennya yang didapat di rusak. Pemeliharaan ini dilakukan
pada 6.000 jam operasi yang pertama
2. Hot Gas Path Inspectioan berupa pemeriksaan sudu-sudu tetap dan jalan turbin
dan ruang bakarnya disertai penggantian seperlunya, dilakukan pada operasi
12.000 jam
3. Cobution Inspection kedua pada operasi 18.000 jam.
22
4.3 Pendinginan
Pendinginan sudu-sudu turbin dan poros turbin dilakukan dengan udara
dari kompresor. Untuk keperluan ini, ada lubang pendingin dalam sudusudu dan
dalam poros turbin yang pembuatannya memerlukan teknologi canggih.
Sedangkan pendinginan minyak pelumas dilakukan dengan menggunakan
penukar panas (heat exchanger) konvensional.
4.3.1 Penentuan Lokasi untuk Pembangunan PLTG
Faktor lokasi dalam pembangunan suatu PLTG adalah sangat penting,
karena hal ini dapat menyangkut masalah pembangunannya dan
pengoperasiannya sedangka faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
pemilihan lkasi Pembangkit adalah :
1. Faktor Pusat Beban
Pembanguan suatu PLTG sebaiknya di dekat pusat beban, hal ini bertujuan
untuk mengurangi biaya saluran transmisi tenaga listriknya. Dan juga
23
Gambar 4.1 Konstruksi Ruang Bakar Gas, dimana Kompresor berada di sebelah kanan
sedangkan turbin di sebelah kiri
sebaiknya ditempatkan pada suatu daerah yang direncanakan sebagai daerah
industri atau beban berkapasitas besar.
2. Faktor Transportasi (Untuk Komponen-Komponennya)
Faktor transportasi ini juga mendukung selama pengoprasiannya, misalnya
menjamin kontiyuitas suplai dari bahan bakarnya. Juga dalam masa
pembangunannya dimana untuk mengangkut komponen-komponen PLTG
diperlukan transportasi yang cukup memadai mengingat beratnya masing-
masing komponen PLTG tersebut. Dengan mengingat hal ini maka
diusahakan agar PLTG dipilih pada suatu daerah yang sudah ada sarana dan
prasarana transportasinya.
3. Faktor Penyaluran Bahan Bakar
Dasar pemilihan PLTG terhadap penyaluran bahan bakar yang relatif mudah
dan murah, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Jenis dan jumlah kebutuhan bahan bakar PLTG;
b. Fasilitas dan kapasitas alat pengangkut;
c. Biaya pengangkutan;
d. Kepadatan lalu lintas, dll
24
BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan
Adapun simpulan yang dapat ditarik dari makalah ini, adalah sebagai
berikut :
1. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi
listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak
generatornya. Turbin gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang
sederhana dimana energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan
bakar diubah menjadi energi mekanis dan selanjutnya diubah menjadi energi
listrik.
2. Turbin gas adalah turbin dengan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya
turbin gas hanyalah merupakan komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem
turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
kompresor, ruang bakar, dan turbin.
3. Dalam proses generator, tedapat beberapa siklus, diantaranya : Siklus Brayton,
Siklus Turbin Gas Regeneratif, dan Siklus Kombinasi.
4. Prinsip keja PLTG adalah udara dengan tekanan atmosfir ditarik masuk ke
dalam compressor melalui pintu, udara ditekan masuk ke dalam compressor,
dengan tekanan 250 Psi dicampur dengan bahan bakar dan di bakar dalam
ruang bakar dengan temperatur 2000 – 3000 0F. Gas hasil pembakaran yang
merupakan energi termal dengan temperature suhunya kira-kira 900 0C.
Kemudian dimanfaatkan untuk memutar turbin dimana didalam sudu-sudu,
gas panas temperature dan tekanan mengalami penurunan. Selanjutnya energi
mekanis yang dihasilkan oleh turbin digunakan untuk memutar generator
hingga menghasilkan energi listrik
5. Dari segi operasi, unit PLTG tergolong unit yang masa start-nya pendek, yaitu
antara 15-30 menit, dan kebanyakan dapat di-start tanpa pasokan daya dari
luar (black start), yaitu menggunakan mesin diesel sebagai motor start.
25
6. Dari segi pemeliharaan, unit PLTG mempunyai selang waktu pemeliharaan
(time between overhaul) yang pendek, yaitu sekitar 4.000 - 5.000 jam operasi.
Makin sering unit mengalami start-stop, makin pendek selang waktu
pemeliharaannya.
7. Dari segi efisiensi pemakaian bahan bakar, unit PLTG tergolong unit termal
yang efisiensinya paling rendah, yaitu berkisar antara 15-25%.
5.2 Saran
Setelah penulis membuat makalah ini, maka usul dan saran yang dapat
penulis sarankan adalah sebagai berikut :
1. Cara menanggulangi krisis listrik yang terjadi sekarang ini adalah dengan cara
menghemat dalam penggunaan listrik untuk kehidupan sehari-hari serta
menggunakan listrik dengan seefisien mungkin.
2. Untuk lebih dapat memahami prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG), perlu kiranya diadakan kunjungan ke tempat Pembangkit Listrik
Tenaga Gas.
26
DAFTAR PUSTAKA
Mulia, Kata Sembiring, 2004. Turbin Gas Dan Instalasi Turbin Gas. Terdapat di
repository.usu.ac.id/bitstream (diakses tanggal 19 Oktober 2012)
Bahari, Latief. 2005. Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Terdapat
di http://elektrojiwaku.blogspot.com/ (diakses tanggal 19 Oktober 2012).
….., 2009. Pembangkit Pusat Tenaga Listrik (PLTG). Terdapat di
http://yanooturbine.wordpress.com/ (diakses tanggal 19 Oktober 2012)
….., 2010. Sistem PLTG. Terdapat di
http://teknikelektro05.blogspot.com/2010/09/sistem-pltg.html (diakses
tanggal 19 Oktober 2012)
….., 2011. PLTG. Terdapat di http://kuliah.andifajar.com/pltg/ (diakses tanggal
19 Oktober 2012)
….., 2012. Pembangkit Listrik Tenaga Thermal. Terdapat di
http://www.unhas.ac.id/lkpp/teknik/bab%20iv%20plt%20thermal-naja
(diakses tanggal 20 Oktober 2012)
27