BAB I

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan kebudayaan pada dasarnya dilaksanakan untuk mengetengahkan nilai-nilai kebudayaan guna memperkokoh ketahanan budaya bangsa. Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kebudayaan pada dasarnya masih tingginya sifat materialisme di masyarakat yang mulai meninggalkan nilai-nilai luhur budaya bangsa serta adanya kecenderungan semakin menurunnya tingkat pengelolaan aset-aset budaya, terutama yang berada di daerah. Perencanaan dan pengembangan kawasan wisata budaya merupakan salah satu bentuk konkrit dari pelestarian budaya dan manfaat bagi pengembangan kepariwisataan baik yang memiliki nilai-nilai pelestarian aset budaya, agar aset budaya tersebut dapat berfungsi lebih optimal untuk peningkatan dan pemahaman masyarakat akan pentingnya karya-karya budaya bangsa dalam bentuk manajemen pengelolaan kebudayaan dan kepariwisataan yang baik. Kawasan wisata budaya merupakan implementasi yang didasari kepada dua kepentingan yaitu mengembangkan kebudayaan dan kebudayaan sebagai bagian penting dalam menumbuhkembangkan kekuatan budaya lokal yang memiliki nilai unique selling point sebagai dasar untuk memasyarakatkan keunggulan komparatif dari segi budaya dan kepariwisataan (Sastrayuda, 2010: 3). Kabupaten Mojokerto merupakan daerah strategis di Provinsi Jawa Timur yaitu wilayah GERBANGKERTOSUSILA yang memiliki berbagai obyek dan daya tarik wisata diantaranya

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembangan kebudayaan pada dasarnya dilaksanakan untuk mengetengahkan

nilai-nilai kebudayaan guna memperkokoh ketahanan budaya bangsa. Tantangan yang

dihadapi dalam pembangunan kebudayaan pada dasarnya masih tingginya sifat materialisme

di masyarakat yang mulai meninggalkan nilai-nilai luhur budaya bangsa serta adanya

kecenderungan semakin menurunnya tingkat pengelolaan aset-aset budaya, terutama yang

berada di daerah. Perencanaan dan pengembangan kawasan wisata budaya merupakan salah

satu bentuk konkrit dari pelestarian budaya dan manfaat bagi pengembangan kepariwisataan

baik yang memiliki nilai-nilai pelestarian aset budaya, agar aset budaya tersebut dapat

berfungsi lebih optimal untuk peningkatan dan pemahaman masyarakat akan pentingnya

karya-karya budaya bangsa dalam bentuk manajemen pengelolaan kebudayaan dan

kepariwisataan yang baik. Kawasan wisata budaya merupakan implementasi yang didasari

kepada dua kepentingan yaitu mengembangkan kebudayaan dan kebudayaan sebagai bagian

penting dalam menumbuhkembangkan kekuatan budaya lokal yang memiliki nilai unique

selling point sebagai dasar untuk memasyarakatkan keunggulan komparatif dari segi budaya

dan kepariwisataan (Sastrayuda, 2010: 3).

Kabupaten Mojokerto merupakan daerah strategis di Provinsi Jawa Timur yaitu

wilayah GERBANGKERTOSUSILA yang memiliki berbagai obyek dan daya tarik wisata

diantaranya obyek wisata alam, budaya, kepurbakalaan, dan buatan. Berdasarkan Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupeten Mojokerto Tahun 2011-2031, kawasan pengembangan

pariwisata terbagi atas tiga jenis yaitu wisata alam yang dipusatkan di Kecamatan Trawas dan

Kecamatan Pacet, wisata budaya dipusatkan di Kecamatan Trowulan, dan wisata buatan yang

dipusatkan di Cek Dam Tanjungan Kecamatan Kemlagi. Rencana pengembangan potensi

pariwisata di Kabupaten Mojokerto telah didukung oleh serangkaian kebijakan di bidang

kepariwisataan, yang salah satunya menekankan pentingnya kegiatan mewadahi,

membangun, dan mengembangkan manfaat potensi pariwisata sebagai kegiatan ekonomi

yang menciptakan lapangan kerja (Visi, Misi Pengembangan Kepariwisataan Daerah

Kabupaten Mojokerto). Pengembangan pariwisata Kabupaten Mojokerto awalnya terfokus

pada pengembangan kawasan wisata alam, tetapi setelah adanya bencana banjir bandang dan

longsor pada Kawasan Wisata Pacet yang terjadi pada akhir tahun 2002, pemerintah

Kabupaten Mojokerto mengalihkan pusat pengembangan kawasan wisata alam ke wisata

Page 2: BAB I

budaya. Salah satu wisata budaya yang dianggap berpotensi adalah Kawasan Trowulan yang

terkenal memiliki nilai historis peninggalan jaman Kerajaan Majapahit.

Kecamatan Trowulan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di bagian barat

Kabupaten Mojokerto dan berbatasan langsung dengan wilayah Kabupeten Jombang.

Berdasarkan RDTRK Kecamatan Trowulan Tahun 2011-2031, Kecamatan Trowulan

termasuk dalam wilayah pengembangan II yang pada rencana pengembangan kawasan

strategis khusus di Kabupaten Mojokerto diarahkan kepada pengembangan sebagai kawasan

wisata purbakala di samping pada kegiatan sektor pertanian, perikanan, perkebunan dan

lingkungan hidup. Potensi pengembangan Kawasan Trowulan sebagai daerah tujuan wisata,

terutama sebagai wisata ziarah, budaya dan arkeologi di Kabupaten Mojokerto didukung

banyaknya obyek peninggalan antara lain berupa candi, Museum Purbakala Trowulan,

Makam, Pendopo Agung dan Kolam/ Patiran. Selain itu, potensi Kawasan Trowulan juga

sudah ditetapkan dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-

2025 sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional serta Destinasi Pariwisata Nasional

(DPN) Surabaya sebagai kawasan wisata budaya dan sejarah. Hal ini merupakan salah satu

potensi besar bagi pengembangan Kawasan Trowulan karena kebijakan yang ada sudah

mengacu pada pengembangan ke arah positif dan mendukung pengembangan yang sedang

berjalan hingga saat ini.

Menurut I Gede Pitana dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Pariwisata,

pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan

masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan

pariwisata mempunyai energi yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat

mengalami metamorfose dalam berbagai aspek kehidupan. Berdasarkan hal tersebut, maka

bukan tidak mungkin adanya potensi pengembangan yang besar pada Kawasan Trowulan

dapat memberikan dampak yang besar bagi masyarakat sekitar khususnya masyarakat

Kecamatan Trowulan. Dampak yang mungkin ditimbulkan dapat berupa dampak dari aspek

sosial ekonomi maupun sosial budaya. Dampak dari pengembangan Kawasan Trowulan

inilah yang menjadi dasar diperlukannya kajian mengenai dampak pengembangan Kawasan

Trowulan terhadap kondisi sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat khuusnya

masyarakat Kecamatan Trowulan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diketahui bahwa kawasan

wisata budaya Trowulan memiliki potensi yang besar dari segi sumber daya berupa benda

cagar budaya yang dimiliki serta dukungan dari pihak pemerintah sebagai Kawasan Strategis

Page 3: BAB I

Pariwisata Nasional (KSPN) di bidang wisata budaya dan sejarah. Tetapi tantangan yang

harus dihadapi dalam pembangunan kebudayaan pada dasarnya adalah masih tingginya sifat

materialisme di masyarakat yang mulai meninggalkan nilai-nilai luhur budaya bangsa serta

kurangnya minat generasi muda khususnya untuk melestarikan sejarah. Potensi wisata

budaya yang dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata, diharapkan dapat terjadi suatu

perubahan bagi masyarakat Kecamatan Trowulan. Perubahan yang terjadi diharapkan dapat

berupa perubahan positif yang berdaya guna bagi masyarakat khusunya dalam meningkatkan

perekonomian, kebutuhan sarana dan prasarana, kemudahan aksesibilitas yang berdampak

pada perbaikan kondisi jalan pada kawasan wisata, peningkatan sumber daya manusia, serta

pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar kawasan. Selain dampak positif, dampak

negatif juga dapat terjadi dalam pengembangan kawasan wisata budaya ini seperti dalam hal

budaya yang dapat terabaikan dengan adanya pembangunan fisik bangunan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijabarkan, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pengembangan Kawasan Trowulan sebagai wisata budaya?

2. Bagaimana kesesuaian kebijakan pariwisata terhadap pengembangan Kawasan

Trowulan sebagai wisata budaya?

3. Bagaimana dampak pengembangan Kawasan Trowulan terhadap kondisi sosial

ekonomi dan sosial budaya masyarakat Kecamatan Trowulan?

1.4. Tujuan

1. Mengidentifikasi karakteristik pengembangan Kawasan Trowulan sebagai wisata

budaya.

2. Menganalisis kesesuaian kebijakan pariwisata terhadap pengembangan Kawasan

Trowulan sebagai wisata budaya.

3. Menganalisis dampak pengembangan Kawasan Trowulan terhadap kondisi sosial

ekonomi dan sosial budaya masyarakat Kecamatan Trowulan.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi

Sebagai bahan pustaka yang berguna untuk mengetahui dampak dari pengembangan

potensi pariwisata khususnya wisata budaya ditinjau dari aspek sosial ekonomi dan

sosial budaya. Selain itu dapat juga sebagai acuan akademisi untuk merencanakan

suatu pengembangan kawasan wisata budaya yang meminimalisir dampak negatif

dan meningkatkan dampat positif bagi masyarakat.

Page 4: BAB I

2. Bagi Pemerintah Daerah

Sebagai masukan atau saran kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto serta

dinas yang terkait terhadap dampak yang ditimbulkan dari pengembangan pariwisata

budaya seperti Dinas Pariwisata, Dinas Sosial, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

serta Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya untuk dapat memanfaatkan dampak positif

yang ditimbulkan dari pengembangan potensi pariwisata budaya. Dapat juga

digunakan acuan pengembangan lebih lanjut dengan mengkoreksi dampak negatif

yang ditimbulkan dari pengembangan sebelumnya.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan informasi kepada masyarakat sebagai salah satu

subyek yang terkena dampak dari pengembangan kawasan wisata untuk dapat lebih

partisipatif dalam pengembangan potensi wisata yang ada agar dampak negatif yang

mungkin akan ditimbulkan dapat ditekan.

1.6. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang ada dalam penelitian ini meliputi ruang lingkup materi dan

ruang lingkup wilayah penelitian.

1.6.1. Ruang Lingkup Materi

Kajian dampak pengembangan kawasan wisata budaya Trowulan ini akan

mengangkat permasalahan tentang dampak-dampak yang ditimbulkan dari pengembangan

kawasan wisata tersebut. Adapun dampak yang diteliti meliputi aspek sosial ekonomi, dan

sosial budaya. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa dampak positif dan negatif sehingga

dapat dijadikan evaluasi untuk perencanaan pengembangan kawasan wisata Trowulan

selanjutnya baik untuk revitalisasi kawasan atau pelestarian situs benda cagar budaya.

Ruang lingkup materi yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi dampak yang

ditimbulkan dari pengembangan kawasan wisata budaya Trowulan terhadap masyarakat

Kecamatan Trowulan dan terfokus pada evaluasi tentang dampak sosial ekonomi dan budaya

yang ditimbulkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengevaluasi pengaruhnya pengembangan

kawasan wisata budaya tersebut terhadap masyarakat merupakan pengaruh yang positif

ataupun yang negatif. Berdasarkan Chonen dalam Pitana 2005: 109 dijelaskan bahwa dampak

pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan menjadi

delapan kelompok besar yaitu:

1. dampak terhadap penerimaan devisa;

2. dampak terhadap pendapatan masyarakat;

3. dampak terhadap kesempatan kerja;

Page 5: BAB I

4. dampak terhadap harga-harga;

5. dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan;

6. dampak terhadap kepemilikan dan kontrol;

7. dampak terhadap pembangunan pada umumnya; dan

8. dampak terhadap pendapatan pemerintah.

Sedangkan dampak sosial budaya pariwisata dibagi ke dalam sepuluh kelompok besar

(Cohen dalam Pitana, 2005: 117), yaitu:

1. dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan anatar masyarakat setempat dengan

masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau ketergantungannya;

2. dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat;

3. dampak terhadap dasar-dasar organisasi/ kelembagaan sosial;

4. dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata;

5. dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat;

6. dampak terhadap pola pembagian kerja;

7. dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial;

8. dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan;

9. dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial; dan

10. dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.

1.6.2. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah yang dikaji meliputi Kecamatan Trowulan yang berada di

Kabupaten Mojokerto yang meliputi:

1. Desa Bejijong : Candi Brahu, Situs Siti Hinggil

2. Desa Trowulan : Museum Trowulan, Candi Minakjinggo, Kolam Segaran

3. Desa Sentonorejo : Situs Makam Putri Cempa, Candi Kedaton, Makam Troloyo

4. Desa Temon : Candi Bajang Ratu, Candi Tikus

5. Desa Jatipasar : Candi Wringinlawang

6. Desa Ngigluk : Pendopo Agung

1.7. Sistematika Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang dari penelitian “Kajian Dampak Pengembangan Kawasan

Wisata Budaya Trowulan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat

(Studi Kasus Kecamatan Trowulan)”, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan,

manfaat penelitian, ruang lingkup, sistematika pembahasan, dan kerangka

pemikiran.

Page 6: BAB I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi teori-teori yang mendasari studi “Kajian Dampak Pengembangan Kawasan

Wisata Budaya Trowulan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi

Kasus Kecamatan Trowulan)” berasal dari literatur serta berbagai media informasi,

penelitian, seminar dan lainnya yang digunakan untuk penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi metode-metode baik metode kualitatif maupun kuantitatif yang digunakan

untuk analisis dalam penelitian “Kajian Dampak Pengembangan Kawasan Wisata

Budaya Trowulan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus

Kecamatan Trowulan)”.

Page 7: BAB I

1.8. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran