BAB I

14
  1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Nugoho, 2004 keanekaragaman organisme merupakan suatu konsep yang menunjuk kepada variasi sifat dan ciri gen, spesies, serta ekosistem. Kumpulan individu- individu yang berkerabat dekat menjadi satu kelompok spesies, kemudian berbagai spesies membentuk suatu komunitas. Interaksi antara komunitas-komunitas dengan faktor-faktor lingkungan fisik membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Ekologi menitikberatkan pada interaksi karena di alam ini selalu ada hubungan timbal balik antara faktor-faktor biotik dan abiotik. Menurut Mulyanto, 2007 biome dikenal juga sebagai zona kehidupan tetumbuhan, satwa dan organisme lainnya, serta lingkungan fisik dalam suatu daerah. Biome ditandai oleh kehidupan tetumbuhannya, yang sejenisnya ditentukan oleh kedudukan geografi serta kondisi-kondisi iklim setempat. Menurut Wikipedia, 2010 kolam merupakan salah satu contoh dari macam-macam biome yang termasuk golongan komunitas air tawar. Kolam merupakan lahan yang dibuat untuk menampun air dalam jumlah tertentu sehingga dapat dipergunakan untuk pemeliharaan ikan atau hewan lainnya. Selanjutnya , Nugoroho, 2004 menyebutkan bahwa kolam bervariasi berdasarkan temperatur, struktur komunitas, dan ketersediaan sinar. Pada  zona photic (area yang dapat ditembus sinar matahari) terdapat variasi jenis fitoplankton yang merupakan sumber makanan dari zooplankton. Perubahan stratifikasi temperatur menyebabkan bercampurnya lapisan air dan terjadinya daur ulang nutrisi dari  zona aph otic (area yang tidak dapat ditembus sinar matahari). Komunitas benthic meliputi tumbuhan air, algae, ular, udang, dan berbagai insekta dengan larvanya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami mengambil judul pengamatan “Kondisi Flora dan Fauna Kolam Lebak Sari di Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang Tahun 2011”.  

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 1/14

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Nugoho, 2004 keanekaragaman organisme merupakan suatu konsep yang

menunjuk kepada variasi sifat dan ciri gen, spesies, serta ekosistem. Kumpulan individu-

individu yang berkerabat dekat menjadi satu kelompok spesies, kemudian berbagai

spesies membentuk suatu komunitas. Interaksi antara komunitas-komunitas dengan

faktor-faktor lingkungan fisik membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Ekologimenitikberatkan pada interaksi karena di alam ini selalu ada hubungan timbal balik 

antara faktor-faktor biotik dan abiotik.

Menurut Mulyanto, 2007 biome dikenal juga sebagai zona kehidupan tetumbuhan,

satwa dan organisme lainnya, serta lingkungan fisik dalam suatu daerah. Biome ditandai

oleh kehidupan tetumbuhannya, yang sejenisnya ditentukan oleh kedudukan geografi

serta kondisi-kondisi iklim setempat.

Menurut Wikipedia, 2010 kolam merupakan salah satu contoh dari macam-macam

biome yang termasuk golongan komunitas air tawar. Kolam merupakan lahan yang

dibuat untuk menampun air dalam jumlah tertentu sehingga dapat dipergunakan untuk 

pemeliharaan ikan atau hewan lainnya.

Selanjutnya , Nugoroho, 2004 menyebutkan bahwa kolam bervariasi berdasarkan

temperatur, struktur komunitas, dan ketersediaan sinar. Pada  zona photic (area yang

dapat ditembus sinar matahari) terdapat variasi jenis fitoplankton yang merupakan

sumber makanan dari zooplankton. Perubahan stratifikasi temperatur menyebabkan

bercampurnya lapisan air dan terjadinya daur ulang nutrisi dari  zona aphotic (area yang

tidak dapat ditembus sinar matahari). Komunitas benthic meliputi tumbuhan air, algae,

ular, udang, dan berbagai insekta dengan larvanya. Berdasarkan latar belakang di atas,

maka kami mengambil judul pengamatan “Kondisi Flora dan Fauna Kolam Lebak Sari

di Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang Tahun 2011”. 

Page 2: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 2/14

 

2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diambil adalah bagaimana

kondisi flora dan fauna kolam Lebak Sari di Kecamatan Ilir Barat I.

C. Tujuan Pengamatan

1.  Tujuan Umum

Diketahuinya kondisi flora dan fauna kolam Lebak Sari di Kecamatan Ilir Barat I

Kota Palembang.

2.  Tujuan Khusus

a. Diketahuinya jenis-jenis flora kolam Lebak Sari di Kecamatan Ilir Barat I KotaPalembang. 

b.  Diketahuinya jenis-jenis fauna kolam Lebak Sari di Kecamatan Ilir Barat I Kota

Palembang. 

D. Manfaat Pengamatan

1.  Dapat memahami jenis-jenis flora kolam Lebak Sari di Kecamatan Ilir Barat I Kota

Palembang.

2.  Dapat memahami jenis-jenis fauna kolam Lebak Sari di Kecamatan Ilir Barat I Kota

Palembang.

Page 3: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 3/14

 

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kolam 

Menurut Wikipedia (2010) kolam merupakan lahan yang dibuat untuk menampung

air dalam jumlah tertentu sehingga dapat dipergunakan untuk pemeliharaan ikan atau

hewan lainnya. 

B. Tipe-tipe Kolam

Menurut Susanto, 1992 tipe-tipe kolam dapat dikelompokkan menjadi:

1.  Tipe Kolam Berdasarkan Sumber Air

a.  Kolam Tadah Hujan

Kolam Tadah Hujan mendapat sumber air utama dari air hujan.Kolam ini

tidak memiliki pintu pemasukan dan pengeluaran airsehingga tidak terjadi

sirkulasi air. Fluktuasi muka air di kolam tadah hujan sangat tinggi, pada musim

hujan kolam ini mengalami banjir sedangkan pada musim kemarau mengalami

kekeringan. Kolam jenis ini umumnya memiliki pematang yang sangat lebar,atau

bahkan tidak ada sama sekali. Contoh Kolam Tadah Hujanantara lain adalah

kolam bekas galian pasir dan batu bara. Salah satu jenis ikan yang cocok 

dipelihara di kolam tadah hujan adalah gurame (Osphronemus gouramy ).

b.  Kolam Mata Air

Kolam ini mendapat sumber air utama dari mata air. Mata air ini biasanya

berada di dekat kolam, namun kadang-kadang bisa juga menyatu dengan kolam.

Kolam jenis ini lebih terjamin kontinuitas airnya dibandingkan kolam tadah hujan.

Namun, kualitas air kolam ini kurang baik dibandingkan kolam jenis lain karena

rendahnya kandungan unsur hara dan keasaman (pH) air.

Page 4: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 4/14

 

4

c.  Kolam Berpengairan Setengah Teknis

Kolam ini mendapatkan pengairan yang teratur dari saluran irigasi setengah

teknis. Kolam ini memiliki sistem pemasukan dan pengeluaran air yang teratur

serta memiliki pematang yang cukup kuat dan lebar sehingga pada musim hujan

tidak mengalami banjir. Namun pada musim kemarau, kolam ini masih mungkin

mengalami kekeringan karena sebagian besar air irigasi dimanfaatkan untuk 

kegiatan pertanian.

d.  Kolam Berpengairan Teknis

Kolam berpengairan teknis mendapatkan air yang cukup sepanjang tahun dari

saluran irigasi tersier. Pengaturan saluran pembagi air seluruhnya sudah bersifattetap dan dikelola oleh pemerintah. Bentuk kolamnya pun biasanya telah

memenuhi kriteria teknis. Sistem pengairan teknis ini sangat menguntungkan bagi

kegiatan budidaya ikan di kolam, dan jika dikelola baik akan mendatangkan hasil

yang maksimal.

2.  Tipe Kolam Berdasarkan Kegunaannya

a.  Kolam Pemeliharaan Induk 

Kolam ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan induk-induk ikan yang akan

dikawinkan/ dipijahkan, dan juga tempat pemeliharaan induk-induk ikan yang

telah selesai dipijahkan. Kolam pemeliharaan induk biasanya dibuat dua buah, satu

untuk induk jantan dan satu lagi untuk induk betina dan idealnya sistem

pemasukan air bagi kedua kolam ini dibuat secara pararel, jadi masing-masing

kolam mendapatkan air dari pintu air masing-masing.

b.  Kolam Pemijahan/Perkawinan

Kolam ini berfungsi untuk mempertemukan induk jantan dan betina yang

telah matang telur. Sebelum mempertemukan induk jantan dan betina, dilakukan

manipulasi lingkungan agar pemijahan berlangsung dengan baik.

c.  Kolam Penetasan Telur

Page 5: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 5/14

 

5

Kolam ini berfungsi sebagai tempat untuk menetaskan telur yang telah

dibuahi. Namun kolam jenis ini tidak terlalu mutlak diperlukan dalam suatu unit

perkolaman, karena penetasan telur umumnya dilakukan di kolam pemijahan.

d.  Kolam Pendederan

Kolam ini berfungsi sebagai tempat untuk mendederkan/ membesarkan larva

ikan sampai menjadi bibit ikan yang siap untuk dibesarkan. Kolam ini biasanya

terdiri dari beberapa kolam, dan masing-masing kolam umumnya berukuran 250-

600 m2.

e.  Kolam Pembesaran

Kolam ini berfungsi sebagai tempat untuk membesarkan ikan. Pada kolam

pembesaran ikan tradisional, ukuran kolam pembesaran biasanya sama atau lebihbesar dibandingkan kolam pendederan, namun jika sistem aliran airnya dibuat

mengalir (sistem air deras dengan debit 10-15 liter/detik) maka ukuran kolam bisa

dibuat sempit.

f.  Kolam Penumbuhan Makanan Alami

Kolam ini berfungsi sebagai tempat untuk menumbuhkan makanan alami

ikan. Peran kolam ini sangat penting, terutama sebagai penghasil makanan bagi

benih-benih yang masih lemah dan benih-benih ikan yang dirawat secara intensif 

(misalnya benih ikan lele, udang, dan gurame).

g.  Kolam Pengendapan

Kolam ini berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang terikut air.Selain

kolam pengendapan, biasanya juga dibangun bak filter/ penyaring. Air dari sumber

pengairan dialirkan terlebih dahulu kedalam bak filter dan kolam pengendapan ini

agar diperoleh air yang jernih bagi kolam-kolam pemeliharaan. Biasanya air hasil

penyaringan dari bak filter digunakan untuk kolam pemijahan ikan dan kolam

penetasan telur; sedangkan untuk kolam-kolam pendederan dan pembesaran airnya

cukup dari bak pengendapan saja.

h.  Kolam Penampungan Hasil

Kolam ini berfungsi untuk menampung hasil benih maupun ikan berukuran

siap konsumsi yang telah dipanen dari kolam. Ukurankolam ini biasanya tidak 

Page 6: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 6/14

 

6

terlalu luas. Kadang-kadang kolam ini juga berfungsi untuk pemberokan ikan-ikan

yang akan diangkut jauh (Wikipedia, 2010).

C. Fungsi dan Manfaat Kolam

Menurut Whittenet al (1997) fungsi dan manfaat kolam antara lain sebagai berikut:

1.  Fungsi Ekologis Kolam 

a. Habitat Hidup Berbagai Jenis Hewan dan Tumbuhan Air

Kolam umumnya sengaja dibangun sebagai media hidup ikan dan atau hewan

air budidaya lainnya. Untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan,

lingkungan kolam harus dimanipulasi sedemikian rupa sehingga menyerupai

habitat asli. Oleh karena itu, selain sebagai habitat ikan, kolam juga merupakanhabitat bagi berbagai jenis plankton (fitoplankton dan zooplankton), benthos

(misalnya: cacing dan siput), neuston (misalnya:nyamuk, laba-laba,dan capung),

dan tumbuhan air (misalnya Hidrylla ). Secara umum kondisi ekologis kolam

kegiatan budidaya maka keanekaragaman hewan dan tumbuhan di kolam jauh

lebih terbatas dibandingkan ekosistem perairan tergenang yang bersifat alami.

b. Sumber Plasma Nutfah

Kegiatan budidaya ikan di kolam dapat menjadi tempat pengembangan plasma

nutfah ikan. Melalui penerapan bioteknologi seperti kawin silang dan rekayasa

genetik dapat dihasilkan berbagai varietas baru yang lebih baik dan unggul

daripada jenis ikan lokal sebelumnya. Kegiatan pengembangan plasma nutfah ini

umumnya banyak dilakukan pada jenis-jenis ikan hias. Proses perkawinan silang

dan rekayasa genetik pada jenis-jenis ikan hias biasanya bertujuan untuk 

menciptakan ikan-ikan baru yang secara morfologis memiliki bentuk dan warna

yang lebih menarik .

2.  Ekonomis Kolam Fungsi 

a.  Menghasilkan Berbagai Sumber Daya Alam Bernilai Ekonomis 

Kolam merupakan penghasil berbagai jenis ikan dan hewan air budidaya

lainnya (misalnya udang dan kerang). Hewan air budidayaini diproduksi untuk 

memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dan juga untuk keperluan hiasan.

Page 7: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 7/14

 

7

Jenis serta produksi ikan dikolam dapat dikontrol dan disesuaikan dengan

permintaan pasar. Jenis-jenis ikan yang disukai di setiap daerah umumnya

berbeda-beda; misalnya Ikan Mas adalah jenis yang paling disukai di Jawa Barat

dan Bali, sedangkan Tawes paling disukai di Jawa Tengah,dan Lele paling

disukai di Jawa Timur. Hal ini menyebabkan komposisi jenis ikan yang

dibudidayakan di setiap daerah pun berbeda-beda

b.  Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

Kegiatan budidaya ikan di kolam merupakan salah satu sumber mata

pencaharian yang cukup menjanjikan bagi masyarakat. Kegiatan budidaya ini

dapat dikelola dalam suatu unit perkolamanyang terdiri dari beberapa kolam

(mulai dari kolam pembenihanhingga kolam pembesaran) atau hanya satu jeniskolam saja. Kegiatan perkolaman juga membutuhkan sistem pengelolaan yang

cukup kompleks sehingga kegiatan ini sangat bermanfaatkan dalam menyerap

tenaga kerja. Sebagai contoh di Purwakarta terdapat sekitar 14.539 RTP (Rumah

Tangga Perikanan) dengan penghasilan rata-rata per nelayan sebesar Rp.

8.485.990/ tahun atau sekitarRp. 707.000/ bulan.

c.  Sarana Pariwisata/Rekreasi

Sebagian masyarakat di Indonesia menjadikan kegiatan memancing ikan

sebagai salah satu jenis olahraga atau kegiatansantai. Selain kegiatan memancing,

kolam ikan yang dibangun di daerah berpemandangan alam indah juga menjadi

salah satu sarana wisata alam bagi masyarakat. Di Jawa Barat, kolam ikan juga

biasanya dibangun di dalam kompleks rumah makan, kolam ini selain berfungsi

sebagai penyedia ikan segar untuk keperluan konsumsi pengunjung restoran juga

berfungsi sebagai obyek wisatayang dapat menarik pengunjung.

D. Flora

Menurut Susanto 1992,kelompok fitoplankton (yang terdiri dari berbagai jenis alga,

bakteri hijau dan protozoa berklorofil) dapat dianggap sebagai kelompok flora paling

penting dalam kolam budidaya perikanan. Fitoplankton merupakan makanan alami bagi

Page 8: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 8/14

 

8

ikan-ikan budidaya, terutama bagi ikan-ikan yang masih dalam stadium larva. Selain itu

fitoplankton merupakan produsen primer utama dalam ekosistem kolam, sehingga

fitoplankton memegang peranan penting dalam keberlangsungan rantai makanan dan

penyediaan oksigen di kolom perairan. Untuk menjaga ketersediaan fitoplankton (dan

 juga zooplankton)sebagai makanan alami ikan, pada unit perkolaman biasanya dibangun

bak khusus untuk menumbuhkannya. Kelimpahan fitoplankton dalam kolam sangat

dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari dan ketersediaan unsur hara. Rasio

kandungan unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) di perairan sangat mempengaruhi

komposisi jenis-jenis fitoplankton yang tumbuh di perairan(Wikipedia,2010). 

Menurut Whittenet al ,1996 pemberian pupuk ke dalam kolam biasanya dilakukan

untuk menambahkandungan unsur hara di perairan, yang pada akhirnya diharapkandapat meningkatkan kelimpahan fitoplankton. Walaupun keberadaan fitoplankton di

kolam budidaya ikan sangat penting, namun kandungan fitoplankton yang terlalu

berlimpah juga dapat menimbulkan masalah bagi kegiatan budidaya. Peledakan populasi

fitoplankton (algae blooming ) dapat mengakibatkan penurunan kandungan oksigen secara

drastis, sehingga dapat menyebabkan kematian ikan-ikan budidaya. Selain itu

peledakanpopulasi plankton jenis Microcystis juga dapat menyebabkan air berbau tidak 

enak dan ikan-ikan yang dibudidayakan berasa tidak enak jika dimakan. Untuk itu

pemberian dosis pupuk dalam kegiatan budidaya harusbetul-betul dikontrol agar tidak 

menyebabkan algae blooming. Selain fitoplankton, jenis flora lain yang biasa ditemukan

di kolam budidaya adalah jenis-jenis tumbuhan air tingkat tinggi seperti Eceng

gondok(Eichorrnia crassipes ), Kiambang ( Salvinia sp.), Selada air (Pistia stratiote), dan

Teratai (Nymphaea spp.). Jenis-jenis tumbuhan air ini umumnya merupakan gulma bagi

kegiatan budidaya perikanan. Namun bagi beberapa jenis ikan, tumbuhan air memegang

peranan penting, antara lain sebagai tempat untuk meletakkan telur, subtrat bagi hewan-

hewani vertebrata dan alga yang merupakan makanan ikan, dan juga sebagai bahan

makanan ikan.

Menurut Wordpress (2009), enceng gondok merupakan indikator pencemaran

organik. Kekeruhan dan padatan tersuspensi dapat dilihat dengan menurunnya indikator

bentosialter feeder hydrosche dan simulium (Irfanto, 2009).

Page 9: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 9/14

 

9

E. Fauna

Kolam merupakan golongan ekosistem air tawar (lentik atau tenang). Menurut

Wordpress (2009), hampir semua filum dari hewan terdapat pada ekosistem

kolam,misalnya protozoa, cacing, mollusca, serangga, ikan, amfibi, reptilia. Ada yang

selalu hidup di air, ada pula yang ke air bila mencari makanan saja. Hewan yang selalu

hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam

rendah. Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air,

mempunyai cara sebagai berikut:

1.  Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubuh secara terus-menerus melalui insang

secara aktif.

2. 

Air disekresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga disekresikan melalalui insangdan saluran pencernaan.

Page 10: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 10/14

 

10

BAB III

METODOLOGI PENGAMATAN

A. Sumber Data

1.  Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer ditentukan dengan melakukan pengamatan langsung

di lapangan, selain itu mencari informasi kepada tim pengamat mengenai situasi

tentang komponen ekologi yang ada pada kolam, keadaan kolam, sistem pemilikan

kolam, luas kolam ,sarana dan prasarana, serta, flora dan fauna yang ada padaekosistem kolam tersebut.

2.  Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder ditentukan atau disesuaikan dengan sumber seperti

buku ataupun dari website ( internet ) yang menjelaskan hal-hal mengenai ekosistem

danau dan komponen ekologinya.

B. Waktu Pengamatan 

Pengamatan ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2011 pukul 13.00 - 15.00

WIB.

C. Tempat Pengamatan

Adapun pengamatan ini dilakukan pada kolam Lebak Sari di Kecamatan Ilir Barat I

Kota Palembang.

Page 11: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 11/14

 

11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan kelompok kami pada hari Selasa,

10 Mei 2011 pada kolam Lebak Sari di Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang

didapatkan hasil sebagai berikut:

1.  Jenis-jenis flora yang terdapat pada kolam Lebak Sari di Kecamatan Ilir Barat I Kota

Palembang adalah tanaman air seperti enceng gondok dan hydrilla. Lalu di sekitar

kolam ditemukan juga tanaman talas.

2.  Jenis-jenis fauna yang terdapat pada kolam Lebak Sari di Kecamatan Ilir Barat I

Kota Palembang adalah reptil (ular dan kadal), ikan (ikan nila, ikan gabus, dan ikan

sepat), mollusca (gondang).

B. Pembahasan1.  Berdasarkan hasil yang kami dapatkan, terdapat tanaman enceng gondok, hydrilla

serta tanaman talas. Namun, pada kolam Lebak Sari tidak ditemukan tanaman

teratai, selada air, serta kiambang seperti yang telah dijelaskan pada bab tinjauan

pustaka. Hal itu mungkin terjadi karena sang pemilik kolam tidak meletakkan bibit

tanaman tersebut di dalam kolam. Selain itu, di sekitar kolam juga terdapat saluran

pembuangan air dari warga yang tinggal di sekitar kolam. Hal itu dapat

mengakibatkan adanya tanaman enceng gondok yang merupakan salah satu indikator

adanya kandungan pencemar organik yang terdapat di dalam kolam. Keadaan

tersebut dapat dilihat dari fisik air tersebut yang menjadi keruh dan berlumpur.

2.  Pada kolam Lebak Sari terdapat jenis-jenis fauna, yakni jenis reptile seperti ular dan

kadal yang terdapat di pinggir serta sekitar kolam. Selain itu juga ditemukan

berbagai macam jenis ikan, seperti ikan nila, ikan gabus, serta ikan sepat. Namun,

Page 12: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 12/14

 

12

pada saat pengamatan kami tidak menemukan jenis amfibi dan serangga seperti yang

telah dijelaskan pada bab II. Hal itu dikarenakan terdapatnya ular yang lebih

dominan sehingga terjadi ketidakseimbangan dari rantai makanan itu sendiri.

Page 13: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 13/14

 

13

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1.  Pada kolam Lebak Sari jenis-jenis flora yang ditemukan adalah enceng gondok,

hydrilla, serta talas. Adanya enceng gondok dikarenakan adanya saluran

pembuangan air dari warga-warga sekitar. Hal itu menandakan bahwa adanya

kandungan pencemar organik di dalam badan air kolam tersebut. Keadaan tersebut

terlihat dari keruhnya air serta berlumpur. 

2.  Jenis-jenis fauna yang terdapat pada kolam Lebak Sari yaitu, jenis ikan (ikan nila,

ikan gabus, ikan sepat), reptile (ular dan kadal). Namun, tidak ditemukan jenis

amfibi dan serangga yang dikarenakan ketidakseimbangan dari rantai makanan di

dalam ekosistem kolam. 

B. Saran

1.  Warga sekitar sebaiknya harus memindahkan saluran pembuangan air tersebut.

Apabila jumlah enceng gondong meledak (menutupi semua permukaan kolam),

maka kehidupan fauna di dalam air (seperti ikan) dapat terganggu karena jumlah

oksigen yang tersedia lebih sedikit. 

2.  Warga sekitar perlu melakukan pemberantasan ular. Karena disekitar kolam

terdapat rumah-rumah warga. Ular dikhawatirkan akan masuk ke rumah dan

membahayakan warga sekitar. Selain itu, pemberantasan ular diharapkan juga dapat

menyeimbangkan rantai makanan di dalam ekosistem kolam tersebut. 

Page 14: BAB I

5/16/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55ab58444e441 14/14

 

14