BAB I

21
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Anak ad alah amanah sekaligu s karuni a Tuh an Yang Maha E sa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak- hak sebagai manusia yang dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hak-hak Anak. 1 Anak sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa memiliki hak asasi sejak dilahirkan, sehingga tidak ada manusia atau pihak lain yang boleh merampas hak tersebut. 2 Sebagaimana diatur dalam pasal 53 ayat (2) Undang-undang Nomor 39  Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan untuk kepentingan hak anak di akui dan di lindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan. Hak dasar anak adalah hak untuk memperoleh perlindungan baik dari Orang tua, Masyar akat dan Negara. Memperoleh pendidikan, terjamin kesehatan dan kesejahteraan merupakan sebagian dari hak-hak anak. Oleh karena itu hak anak adalah Hak Asasi Manusia maka pelanggaran hak anak berarti pelanggaran Hak Asasi Manusia. Salah satu hak asasi anak adalah jaminan untuk mendapatka n perlindungan yang

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 1/21

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

senantiasa

harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-

hak sebagai

manusia yang dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi

manusia

yang termuat dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Konvensi Perserikatan

Bangsa-

Bangsa tentang Hak-hak Anak.

1

Anak sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa memiliki hak asasi sejak dilahirkan,

sehingga tidak ada manusia atau pihak lain yang boleh merampas hak

tersebut.

2

Sebagaimana diatur dalam pasal 53 ayat (2) Undang-undang Nomor 39

  Tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia dan untuk kepentingan hak anak di akui dan di

lindungi oleh

hukum bahkan sejak dalam kandungan. Hak dasar anak adalah hak untuk

memperoleh

perlindungan baik dari Orang tua, Masyarakat dan Negara. Memperoleh

pendidikan,

terjamin kesehatan dan kesejahteraan merupakan sebagian dari hak-hak anak.

Oleh karena

itu hak anak adalah Hak Asasi Manusia maka pelanggaran hak anak berarti

pelanggaran

Hak Asasi Manusia.

Salah satu hak asasi anak adalah jaminan untuk mendapatkan perlindungan

yang

Page 2: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 2/21

 

sesuai dengan nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Jaminan perlindungan

hak asasi

tersebut sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan tujuan negara sebagaimana

tercantum

dalam Pembukaan UUD1945.

3

Perlindungan anak tersebut bertujuan untuk menjamin

1

Indonesia , Undang-undang tentang Perlindungan Anak, Undang-undang Nomor

23, LN. No 109 Tahun

2002, TLN. No 4235, Penjelasan Umum.

2

Koesparmono, Irsan, Hukum Perlindungan Anak, Jakarta : UPN, 2006, hal.2.

 

3

Ibid., hal. 20.terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

berkembang dan berpartisipasi

secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta

mendapat

perlindungan terhadap kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak

Indonesia

yang berkualitas, berakhlak yang mulia, dan sejahtera.

4

Untuk melaksanakan pembinaan dan memberikan perlindungan terhadap

anak

diperlukan dukungan, baik menyangkut kelembagaan maupun perangkat

hukum yang

lebih mantap dan memadai.

Page 3: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 3/21

 

5

Perlindungan anak suatu masyarakat, bangsa, merupapakan

tolak ukur peradaban masyarakat, bangsa tertentu. Jadi demi

pengembangan, manusia

seutuhnya dan beradab, maka kita wajib mengusahakan perlindungan anak

sesuai dengan

kemampuan, demi kepentingan nusa dan bangsa.

6

Dalam berbagai upaya pembinaan dan perlindungan tersebut sering

dihadapkan

pada permasalahan dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadangdijumpai

penyimpangan perilaku dikalangan anak, bahkan lebih dari itu, terdapat

anak yang

melakukan perbuatan melanggar hukum, tanpa mengenal status sosial dan

ekonomi. Dan

disamping itu terdapat pula anak, yang karena satu dan lain hal tidak

mempunyai

kesempatan memperoleh perhatian baik secara fisik, mental maupun sosial.

Karena

keadaan diri yang tidak memadai tersebut, maka baik sengaja maupun

tidak sengaja

sering juga anak melakukan tindak pidana.

7

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), setiap

tahunnya terdapat lebih dari 4.000 perkara pelanggaran hukum yang dilakukan

anak-anak

di bawah usia 16 tahun.

8

 

4

Page 4: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 4/21

 

Ibid., hal. 6.

 

5

Prints, Darwan, Hukum Anak Indonesia, Cet. II, (Bandung:PT.Citra Aditya Bakti,

2003), hal. 2.

6

Gosita, Arif, Masalah Perlindungan Anak, Cet I, (Jakarta : Akademika Pressindo,

1985), hal. 18.

7

Iskandar, Nur Islam Bustaman, Pengadilan Anak, Antara Harapan dan Kenyataan,

 Jurnal Hukum No. 66.

September 2006.

 

8

Huraerah, Abu, Child Abuse (Kekerasan terhadap Anak), Cet II, (Bandung :Nuansa, 2007), hal 94. Terhadap anak yang melakukan tindak pidana juga

dikenakan sanksi pidana. Tetapi

apabila berbicara mengenai pemidanaan terhadap anak sering menimbulkan

perdebatan

yang panjang, karena masalah ini mempunyai konsekuensi yang sangat

luas baik

menyangkut diri pelaku maupun masyarakat.

Pemidanaan merupakan unsur dari hukum pidana, yang akan menimbulkan

akibat

negatif bagi pelakunya. Sehingga dalam penjatuhan pidana terhadap anak ini

harus sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik mulai dari

penangkapan,

pemeriksaan, penahanan, dan penghukuman seorang anak.

Anak yang berkonflik dengan hukum merupakan anak yang di kategorikan

Page 5: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 5/21

 

kedalam anak yang membutuhkan perlindungan khusus karena dalam

melakukan

tindakan, seorang anak lebih banyak dipengaruhi oleh naluri atau perasaan

dari pada

pikiran-pikiran atau logika. Oleh karena itu dasar perlakuan terhadap perkara

anak harus

berbeda dengan perkara orang dewasa demi kejiwaan anak tersebut.

9

Sebagaimana diatur

dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yang

berlaku

secara efektif sejak tanggal 3 Januari 1998, kepentingan anak dan atau

kepentingan

masyarakat, hukuman yang diberikan diantaranya mengatur tentang

pemeriksaan terhadap

anak harus dalam suasana kekeluargaan, setiap anak berhak didampingi

oleh penasehat

hukum, tempat tahanan anak harus terpisah dari tahanan orang dewasa,

penahanan

dilakukan setelah sungguh-sungguh mempertimbangkan tidak harus di

penjara atau di

tahanan melainkan bisa berupa hukuman tindakan dengan mengembalikan

anak ke

orangtua atau walinya. Dan juga yang sebagaimana tercantum dalam Konvensi

Hak Anak

diratifikasi oleh Indonesia tanggal 25 Agustus 1990 melalui Keputusan

Presiden RI

Nomor 36 Tahun 1990, pasal 37 ayat b Konvensi Hak Anak menyebutkan:

 

9

http://www.kpai.go.idTidak seorang anakpun akan dirampas

kemerdekaannya secara tidak sah dan

Page 6: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 6/21

 

sewenang-wenang, penangkapan, penahanan ataupun penghukuman

seorang anak

harus sesuai dengan hukum dan akan diterapkan sebagai upaya terakhir

dan untuk

 jangka waktu yang paling pendek.

10

Sehingga hakim dalam penjatuhan pidana kepada anak hakim harus

menggunakan

dasar pertimbangan yang rasional sehingga dapat dipertanggung jawabkan.

Karena

bagaimanapun juga asas kepentingan terbaik bagi anak harus menjadi

pertimbangan

utama.

Dan untuk mengetahui apakah hal-hal tersebut telah diberlakukan dalam

kasus

Raju di Pengadilan Negeri Stabat maka penulis tertarik untuk

menuangkanya dalam

skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku

 Tindak

Pidana”.

B. Perumusan Masalah

Masalah-masalah tindak pidana yang dilakukan oleh anak memerlukan

banyak

perhatian khusus. Karena banyak sekali penerapan hukum terhadap pelaku

tindak pidana

khususnya anak yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, makapenulis perlu

membuat perumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Hal

tersebut di

maksudkan agar skripsi ini tidak menyimpang dari judul yang telah ditetapkan

dan dapat

mencapai tujuan seperti yang penulis harapkan.

Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalahsebagai

Page 7: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 7/21

 

berikut:

1. Apakah dasar pertimbangan hakim dalam menahan dan mengadili perkara

anak yang

melakukan tindak pidana sebagaimana dalam kasus Raju (Perkara

No.828/Pid.B/2005/PN.Stb)?

 

10

www.indoskripsi.com2. Upaya-upaya apa yang layak di lakukan untuk

menciptakan peradilan anak yang

berorientasi pada kepentingan anak?

C. Ruang Lingkup Penulisan

Sesuai dengan judul skripsi yang penulis buat yaitu tentang Perlindungan

Hukum

  Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan, maka penulis

ingin

memberikan gambaran mengenai dasar pertimbangan hakim dalam

menahan dan

mengadili perkara anak yang melakukan tindak pidana dan upaya-upaya

apa saja yang

layak di lakukan untuk menciptakan peradilan anak yang berorientasi pada

kepentingan

anak.

D. Maksud dan Tujuan Penulisan

Adapun maksud penulisan karya ilmiah (skripsi) ini adalah sebagai salah

satu

syarat memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas

Pembangunan

Nasional “Veteran” Jakarta.

 Tujuan dari penulisan ini adalah

1. Untuk mengetahui, dasar pertimbangan hakim dalam menahan dan mengadili

perkara

Page 8: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 8/21

 

anak yang melakukan tindak pidana.

2. Untuk mengetahui, upaya-upaya apa saja yang layak di lakukan untuk

menciptakan

peradilan anak yang berorientasi pada kepentingan anak.

3. Untuk mengetahui, menambah bahan bacaan, wawasan dan teori di

bidang hukum

mengenai masalah pemidanaan terhadap anak yang ditinjau dari Undang-

undang No.

3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsepsional1. Kerangka Teori

Anak Nakal adalah anak yang melakukan tindak pidana atau perbuatanyang

dilarang. Baik terlarang menurut undang-undang maupun peraturan hukum lain

yang

hidup dan berlaku dalam masyarakat. Anak yang melakukan tindak pidana

merupakan

anak yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Hukum Pidana yang ada.

11

Anak nakal yang dapat diajukan ke depan sidang pengadilan anak

minimum

berusia 8 (delapan) tahun dan maksimum belum berumur 18 (delapan

belas) tahun

serta belum pernah kawin.

12

Anak yang berkonflik dengan hukum harus mendapatkan

perlindungan baik dari keluarga, masyarakat dan negara.

Perlindungan anak adalah suatu usaha yang mengadakan kondisi dimana setiap

anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya. Adapun perlindungan

anak

merupakan perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat. Dengan

demikian

maka perlindungan anak harus di usahakan dalam berbagai bidangkehidupan

Page 9: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 9/21

 

bernegara dan bermasyarakat.

13

Sasaran perlindungan bagi anak yang berkonflik dengan hukum (children in

conflict with law), berdasarkan Konvensi Hak Anak adalah agar:

a. Tidak mendapat penyiksaan, perlakuan atau penghukuman yang keji,

tidak

manusiawi atau merendahkan martabat.

b. Tidak ada hukuman mati atau penjara seumur hidup bagi orang yang berumur

di

bawah 18 (delapan belas) tahun.

 

11

Darwan, Op.Cit., hal.36.

 

12

Ibid

13

Arif Gosita, Op.Cit., hal.18.c. Tidak seorang pun anak akan direnggut

kebebasanya secara melawan hukum.

Penangkapan, penahanan dan pemenjaraan harus sesuai hukum dan hanya

digunakan sebagai langkah terakhir dan untuk masa yang sesingkat-singkatnya.

d. Setiap anak yang direnggut kebebasanya akan:

1) Diperlakukan secara manusiawi dan menghargai martabat kemanusiaanya.

2) Dipisahkan dari tahanan atau napi dewasa.

3) Tetap mempunyai hak untuk mempertahankan hubungan dengan orang

tua

atau anggota keluarga.

Page 10: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 10/21

 

4) Mempunyai hak atas akses segera kepada bantuan hukum dan bantuan

lain

  juga untuk mempertanyakan legalitas perenggutan kebebasannya dan

mendapat putusan segera menyangkut hal itu.

14

Hukum Acara untuk sidang pengadilan anak nakal, adalah Kitab Undang-

undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), ini konsekuensi dari pengadilan anak

masuk

dalam peradilan umum dan hanya menyangkut kasus pidana. Oleh karena

itu

ketentuan-ketentuan KUHAP (Undang-undang No.8 Tahun 1981) tetap berlakudalam

sidang pengadilan anak kecuali di tentukan lain dalam undang-undang

pengadilan

anak (Undang-undang No.3 Tahun 1997). Demikian juga hukum material bagi

sidang

pengadilan anak, adalah Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

ditambah

Undang-undang Pidana lainya yang tersebar di luar KUHP, dengan

ketentuan

ancaman hukuman berbeda dengan orang dewasa.

15

Menurut ketentuan pasal 10 KUHP, hukuman itu terdiri dari : Hukuman Pokok

dan Hukuman Tambahan. Hukuman Pokok terdiri dari : hukuman hukuman

mati,

hukuman penjara yang dapat berupa hukuman seumur hidup atau hukuman

sementara

14

Abu Huraerah, Op.Cit., hal 94 -96.

 

Page 11: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 11/21

 

15

Darwan, Op.Cit., hal 37.waktu, hukuman kurungan, dan hukuman denda.

Sementara hukuman tambahan :

dapat berupa pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang tertentudan

pengumuman keputusan hakim.

16

Undang-undang Pengadilan Anak No.3 Tahun 1997 tidak mengikuti ketentuan

pidana pasal 10 KUHP, dan membuat sanksinya secara tersendiri. Pidana

pokok

menurut Undang-undang No.3 Tahun 1997 (Pasal 23 ayat 2) terdiri dari :pidana

penjara, pidana kurungan, pidana denda, dan pidana pengawasan.

  Terhadap anak

nakal tidak dapat dijatuhkan pidana mati, maupun pidana seumur hidup. Akan

tetapi

pidana penjara bagi anak maksimal 10 (sepuluh) tahun. Sedangkan pidana

tambahan

bagi anak nakal terdiri dari : perampasan barang-barang tertentu dan

pembayaran

ganti rugi.

17

Bagi anak nakal yang belum berusia 12 (dua belas) tahun dan melakukan

tindak pidana yang diancam dengan hukuman mati atau pidana penjara seumur

hidup,

sesuai pasal 24 ayat (1) huruf a Undang-undang No.3 Tahun 1997, maka

terhadapnya

tidak dapat dijatuhkan hukuman pidana, melainkan menyerahkan anak itu

kepada

Negara untuk mengukuti pendidikan, pembinaan dan latihan kerja.

18

Dalam hal hakim menetapkan anak nakal harus mengikuti pendidikan,

Page 12: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 12/21

 

pembinaan dan latihan kerja (Pasal 32 Undang-undang No. 3 Tahun 1997),

maka

hakim dalam penetapannya menentukan lembaga tempat pendidikan,

pembinaan dan

latihan kerja itu dilaksanakan. Untuk menentukan apakah terhadap anak

tersebut

16

Ibid., hal 24.

 

17

Ibid

 

18

Ibid., hal 25. dapat dijatuhkan pidana atau tindakan, maka hakim

memperhatikan berat ringannya

tindak pidana atau kenakalan yang dilakukan.

19

2. Kerangka Konsepsional

Sesuai judul yang penulis ajukan, yaitu tentang Perlindungan Hukum Terhadap

Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan, maka penulis akan

memberikan

istilah-istilah tentang kasus terkait.

  Tindak Pidana adalah istilah yang bersumber dari bahasa Belanda yaitu

Stafbaarfeit atau ada yang menyebutnya dengan delik. Mengenai yang dimaksud

delik

adalah “suatu perbuatan atau tindakan yang terlarang dan diancam dengan

hukuman

oleh undang-undang (pidana).

20

Page 13: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 13/21

 

Penganiayaan adalah perbuatan yang menimbulkan perasaan tidak enak,

perbuatan yang menimbulkan rasa sakit dan perbuatan yang mengakibatkan

orang lain

menjadi luka.

21

Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8

(delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun

dan belum

pernah kawin.

22

Anak Nakal adalah yang melakukan tindak pidana atau anak yang melakukan

perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut peraturan

perundang-

 

19

Ibid., hal 27.

 

20

Bambang, Waluyo, Masalah Tindak Pidana dan Upaya Penegakan Hukum,

(Jakarta : Sumber Ilmu Jaya,

2007), hal., 19.

21

http ://www.hukumonline.com

22

Indonesia, Undang-undang Pengadilan Anak, UU No.3.LN No.3 Tahun

1997.TLN No.3668, pasal 1

butir 1.undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan

berlaku dalam

Page 14: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 14/21

 

masyarakat yang bersangkutan.

23

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi

anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan

berpartisipasi,

secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta

mendapat

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

24

Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak

dalan

situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok

minoritas

dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual,

anak yang

diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan psikotropika,

dan zat

adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anakkorban

kekerasan fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak

korban

perlakuan salah dan penelantaran.

25

F. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan padametode,

sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau

beberapa

gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga

diadakan

pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk

kemudian

Page 15: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 15/21

 

mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang

timbul di dalam

gejala yang bersangkutan.

26

 

23

Ibid., pasal 1 butir 2

 

24

Indonesia, Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,

pasal 1 butir 2.

 

25

Ibid., pasal 1 butir 15

 

26

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : Ui-Press, 2007), hal

43. Dan dalam penulisan skripsi ini digunakan penelitian hukum kupustakaan

(Library

Research) yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang

mencakup bahan

sekunder dan bahan hukum tertier serta penelitian lapangan (Field

Research) yang

dilakukan dengan cara wawancara ke berbagai narasumber yang terkait

dengan topik

yang dibahas.

Adapun bahan hukum primer yang digunakan berupa Undang-undang

Nomor 3

  Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang

Page 16: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 16/21

 

Perlindungan Anak, Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia,

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Kitab

Undang-

undang Hukum Pidana serta perundang-undangan lainnya yang terkait

dengan masalah

perlindungan hukum terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana

penganiayaan. Bahan

sekunder yang digunakan berupa buku-buku perpustakaan yang

berhubungan dengan

topik yang dikaji. Sedangkan bahan tertier yang digunakan adalah Kamus Umum

Bahasa

Indonesia, kamus hukum serta bahan penunjang lainya yang dapat memberikan

petunjuk

dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder.

G. Sistematika Penulisan

Dalam Sistematika Penulisan Penulis secara ringkas akan mengurangi

pokok-

pokok yang akan dibahas. Di uraikan ini penulis harapkan dapat memberikangambaran

tentang gagasan dan buah pikir yang terkandung dalam skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK 

SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN (Studi Kasus Putusan No

828/Pid.B/2005/PN.Stb)” yang penulis bagi menjadi V BAB, dengan sistematika

sebagai

berikut:BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari uraian mengenai Latar Belakang Permasalahan,

perumusan masalah skripsi ini, ruang lingkup penulisan, maksud tujuan dan

manfaat penulisan, kerangka teori dan kerangka konseptual, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA ANAK,

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK, TUJUAN

Page 17: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 17/21

 

PEMIDANAAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK 

DALAM PROSES PERADILAN

Dalam bab ini terdiri dari uraian mengenai pengertian tindak pidana anak dan

teori sebab akibat, pertanggungjawaban pidana anak, tujuan pemidanaan dan

perlindungan hukum terhadap anak dalam proses peradilan.

BAB III :HASILPENELITIAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI

STABAT (No. 828/Pid.B/2005/PN.Stb)

Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil-hasil penelitian terhadap Putusan

Pengadilan Negeri Stabat.

BAB IV : ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PERKARA PIDANA ATAS NAMA

 TERDAKWA RAJU (No. 828/Pid.B/2005/PN.Stb)

Bab ini akan membahas Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Stabat dalam

menahan dan mengadili anak yang melakukan tindak pidana sebagaimana

dalam Putusan kasus Raju (Perkara No. 828/Pid.B/2005/PN.Stb) dan upaya

yang layak dilakukan untuk menciptakan peradilan anak yang berorientasi

pada kepentingan anak.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran penulis.

Page 18: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 18/21

 

1

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Abdussalam, Kriminologi, Jakarta: Restu Agung, 2007.

Badan Pembinaan Hukum Nasional. Simposium Aspek-aspek Hukum

Masalah Perlindungan Anak di Lihat dari Segi Pembinaan Generasi

Muda. Bandung: Binacipta, 1977.

Dellyana, Shanty, Wanita dan Anak-anak di Mata Hukum, Yogyakarta:

Liberty, 1988.

Gosita, Arif, Masalah Perlindungan Anak, Cet. I. Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 1985.

Gultom, Maidin, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem

Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama,

2008.

Hamzah, Andi, Asas-asas Hukum Pidana, Cet. III. Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2008.

Hamzah, Andi, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Cet. V. Jakarta:

Sinar Grafika, 2006.

Harahap, M. Yahya, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP

“Penyidikan dan Penuntutan”, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Huraerah, Abu, Child Abuse (Kekerasan Terhadap Anak), Cet. II. Bandung:

Nuansa, 2007.

Irsan, Koesparmono, Hukum Perlindungan Anak, Jakarta: UPN, 2006.

Lamintang, P.A.F, Hukum Penitensier Indonesia, Jakarta: CV. Armico, 1984.

Melly Setyawati dan Supriyadi Widodo Eddyono, Perlindungan Anak dalam

Rancangan KUHP, Jakarta: ELSAM dan Aliansi Nasional

Reformasi KUHP, 2007.

Page 19: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 19/21

 

Panggabean, Mompang. L, Pokok-pokok Hukum Penitensier di Indonesia,

 Jakarta: UKI Press, 2005.2

Prinst, Darwan, Hukum Anak Indonesia, Cet. II, Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2003.

Purniati, Mimik Sri Supatmi dan Ni Made Martini Tinduk, Analisis Situasi

Sistem Peradilan Anak (Juvenile Justice System) di Indonesia,

 Jakarta: UNICEF, Tanpa Tahun.

Simandjuntak, Latar Belakang Kenakalan Remaja (Etiologi Juvenile

Delinquency), Bandung: Alumni, 1979.

Soerjono, Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 2007.

Waluyo, Bambang, Masalah Tindak Pidana dan Upaya Penegakan Hukum,

 Jakarta: Sumber Ilmu Jaya, 2007.

Willis, Sofyan S, Remaja dan Masalahnya, Cet. II, Bandung: Alfabeta, 2008.

B. UNDANG-UNDANG

Moeljatno. Kitab Undang-undang Hukum Pidana. (Jakarta : Bumi Aksara).

Undang-undang tentang Kesejahteraan Anak. UU No. 4 Tahun

1979. LN. Tahun 1979. No. 32. TLN No. 3134.

_ Undang-undang tentang Peradilan Anak. UU No. 3 Tahun 1997. LN.

 Tahun 1997. No. 3. TLN No. 3668.

_ Undang-undang Perlindungan Anak. UU No. 23 Tahun 2003. LN.

 Tahun 2002. No. 109. TLN No. 4235.

R.Subekti dan R.Tjitrosudibio. Kitab undang-undang Hukum Perdata. Jakarta

: PT. Pradnya Paramita, 2007.

C. ARTIKEL

Bustaman, Iskandar Nur Islam, Pengadilan Anak Antara Harapan dan

Kenyataan, Jurnal Hukum, No. 66, (September 2006).

Hidayat, Sabrina, Upaya Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Proses

Peradilan Pidana, Jurnal Hukum Gema Pendidikan, No. 1, (Januari

Page 20: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 20/21

 

2007).

http ://www.hukumonline.com3

http ://kpai.go.id

http ://pn_yogyakarta.go.id/ info_hukum.html

Kadja, Thelma Selly. M, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Proses

Peradilan, Jurnal Hukum Yurispudensi, No. 2, (Mei 2006).

Pramita dan Tamba B.I.T, Perlindungan Hukum Anak dalam Proses peradilan

Pidana Tahap Penyidikan, Jurnal Hukum, No. 1, (Januari 2003).

Sunaryo, Perlindungan Hukum atas Hak Asasi Manusia Bagi Anak dalam

Proses Peradilan Pidana, Jurnal Hukum Dinamika Hukum, No. 1,

(Januari 2002).

www.indoskripsi.com

D. TESIS

Asmarawati, Tina, Hukum Pidana Anak di Indonesia, Tesis Megister UI.

 Jakarta, 1995.

Sembiring, Olivia B.R, Perlindungan Hukum Terhadap Anak yang Berkonflik

dengan Hukum, Tesis Megister UI. Jakarta, 2006.

  Yuliati, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Menelaah Implementasi

Undang-undang No. 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak dalam

Prespektif Beijing Rules, Tesis Megister UI. Jakarta, 2005.

E. MAKALAH

Bagir, Manan, Pemikiran-pemikiran dalam RUU tentang Peradilan Anak.

Makalah disampaikan pada seminar nasional peradilan anak,

Bandung, 5 Oktober 1996.

Disampaikan dalam seminar dengan tema “Meninjau Efektifitas Hukuman

Mati di Indonesia”, Diselenggarakan oleh BEM FH, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, Jakarta, 24 Juli 2009.

F. BAHAN KULIAH4

Page 21: BAB I

5/13/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 21/21

 

Bahan Kuliah Hukum Penitensier Fakultas Hukum Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran”, Jakarta Selatan, 2006.

Bahan Kuliah Psikologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran”, Jakarta Selatan, 2006.

G. WAWANCARA

1. Wawancara dengan Anik, SH. Bagian PPA Polres Metro Jakarta Selatan

Pada Tanggal 17 Februari 2010.

2. Wawancara dengan Ida Bagus, SH. Hakim Pengadilan Jakarta Selatan

pada tanggal 22 Februari 2010.

3. Wawancara dengan Munif, SH, MH. KASI PIDUM Kejaksaan Negeri

 Jakarta Selatan pada tanggal 9 Maret 2010.

4. Wawancara dengan Wilfun Afnan, S.sos. Staff Data dan Informasi

Komnas Perlindungan Anak pada tanggal 1 Februari 2010.

.