BAB I
-
Upload
funnie-adelia -
Category
Documents
-
view
55 -
download
0
Transcript of BAB I
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559bf7d1f26d4 1/10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit
yang disebabkan oleh infeksi virus dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti.1
Penyakit DBD ini dapat dialami oleh semua
golongan umur, mulai dari anak ± anak hingga dewasa dan apabila tidak
mendapat penanganan yang semestinya, penyakit ini dapat mengakibatkan
kematian.1
Sampai dengan saat ini penyakit DBD masih menjadi salah satu
masalah kesehatan di Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin
meningkat jumlah penderitanya serta semakin luas penyebarannya.2
Seluruh wilayah Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit
DBD, termasuk Kabupaten Jepara yang merupakan daerah endemis DBD.2
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara,
didapatkan 1680 kasus positif DBD, 513 tersangka, dan 19 orang
meninggal akibat DBD (dengan CFR 1,13%) selama tahun 2009. Sampai
dengan bulan Oktober 2010 didapatkan 1751 kasus positif DBD, 385
tersangka, dan 13 orang meninggal, dimana 82 kasus positif dan 13 kasus
tersangka diantaranya ditemukan di Kecamatan Pakis Aji.3
Desa Kawak merupakan satu dari delapan desa endemis DBD yang
termasuk dalam wilayah Kecamatan Pakis Aji. Selama tahun 2009
didapatkan lima kasus positif DBD dan hingga minggu kedua bulan
Desember 2010 didapatkan delapan kasus positif DBD dan satu
tersangka.3 Salah satu kasus positif yang ditemukan di Desa Kawak terjadi
di wilayah RT 01 RW 01 pada bulan Januari 2010.
1Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dirjen P2PL Departemen
Kesehatan RI 20052Paparan Rapat Kerja Kesehatan Kabupaten. Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara 2010
3Data Kasus Demam Berdarah Periode Tahun 2008 ± 2010 Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559bf7d1f26d4 2/10
2
Upaya preventif menjadi salah satu upaya yang memiliki peranan
besar dalam mengurangi jumlah kejadian DBD maupun jumlah kematian
yang dapat terjadi akibat DBD karena sampai dengan saat ini belum
ditemukan obat antivirus dengue maupun vaksin pencegahannya. Upaya
preventif ini merupakan upaya yang dilakukan untuk mengendalikan atau
memberantas vektor DBD, yaitu nyamuk Aedes aegypti, baik dalam
bentuk telur, jentik, kepompong, maupun nyamuk dewasanya.4
Pemerintah
Kabupaten Jepara telah memberikan perhatian dan penanganan serius
dalam melaksanakan upaya preventif tersebut, baik melalui penyuluhan
mengenai pencegahan penularan DBD ke seluruh wilayah maupun dengan
penggalakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), mulai dari
tingkat kabupaten hingga desa. Program PSN ini merupakan program yang
meliputi kegiatan ³3M´ yaitu Menguras, Mengubur, dan Menutup.4
Program PSN ini juga digalakkan hingga ke Desa Kawak dengan
pelaksanaan PSN terakhir yaitu pada bulan Juni 2010 ketika pemerintah
Kabupaten Jepara mengadakan lomba PSN di setiap kecamatan. Akan
tetapi, Angka Bebas Jentik (ABJ) yang didapatkan di Desa Kawak masih
kurang dari angka 95% (yang merupakan nilai ABJ ideal) dimana pada
bulan Mei 2010 didapatkan ABJ sebesar 72% dan bulan Juni 2010 sebesar
92% dan juga masih ditemukan kasus positif DBD yang cukup banyak .5 .
Selain itu, selama tahun 2007 ± 2010 dapat dilihat bahwa kasus ± kasus
DBD yang terjadi paling sering ditemukan pada bulan Januari ± Maret.
Oleh karena itu, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk dilakukan
penggalakan kembali kegiatan PSN agar jumlah kejadian DBD di Desa
Kawak dapat ditekan hingga seminimal mungkin pada saat musim
penularan DBD.
4Pemberantasan Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue. Ditjen P2PL Departemen Kesehatan
RI 20055Data Lomba PSN se ± Kecamatan Pakis Aji bulan Mei ± Juni 2010
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559bf7d1f26d4 3/10
3
B. Batasan Judul
Laporan dengan judul ³Pemberantasan Sarang Nyamuk di RT 01
RW 01 Desa Kawak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara Desember
2010´ mempunyai batasan sebagai berikut :
1. Pemberantasan sarang nyamuk :
Semua upaya yang dilakukan untuk membasmi telur, jentik, dan
kepompong dari nyamuk vektor DBD ( Aedes aegypti) di tempat-
tempat perkembangbiakannya.
2. RT 01 RW 01 Desa Kawak :
Tempat pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk, yang
termasuk dalam wilayah Kecamatan Pakis Aji.
3. Desember 2010 :
Batasan waktu pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk, dimana
idealnya selanjutnya dilaksanakan setiap satu minggu sekali.
C. Batasan Operasional
1. Pemberantasan sarang nyamuk dilakukan dengan cara ³3M´ yaitu
Menguras (dan menyikat) tempat penampungan air, Mengubur
(dan menyingkirkan atau memusnahkan) barang ± barang bekas
yang dapat menampung air, Menutup semua tempat penampungan
air .
2. Tempat ± tempat penampungan air yang menjadi sasaran PSN di
sini adalah :
a. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari,
seperti : tangki penyimpanan, drum, tempayan, bak mandi/wc,
dan ember .
b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari
(non-TPA), seperti : vas bunga, tempat minum hewan, ban
bekas, kaleng, botol).
c. Tempat penampungan air alamiah, seperti : lubang pohon,
lubang bambu, lubang batu, tempurung kelapa
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559bf7d1f26d4 4/10
4
3. Kegiatan 3M yang dikerjakan disini meliputi:
a. Menguras, yaitu kegiatan mengganti air dan menyikat tempat -
tempat penampungan air yang digunakan untuk keperluan
sehari ± hari maupun bukan untuk keperluan sehari ± hari
(seperti vas bunga, tempat minum hewan peliharaan).
b. Mengubur, yaitu kegiatan menimbun barang ± barang bekas
yang dapat menjadi penampungan air ke dalam tanah.
c. Menutup, yaitu kegiatan memberikan pelindung di atas tempat
± tempat penampungan air bersih maupun tempat
penampungan air alamiah sehingga tidak dapat menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk .
4. RT 01 RW 01 Desa Kawak merupakan batas wilayah pelaksanaan
pemberantasan sarang nyamuk, dimana kegiatan ini dilakukan
secara serentak di setiap rumah warga.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan meliputi :
1. Lingkup lokasi : RT 01 RW 01 Desa Kawak Kecamatan Pakis
Aji Kabupaten Jepara
2. Lingkup waktu : Tanggal 31 Desember 2010 ± 2 Januari 2011
3. Lingkup sasaran : Seluruh rumah warga RT 01 RW 01 Desa
Kawak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten
Jepara
4. Lingkup materi : Pemberantasan sarang nyamuk
5. Lingkup metode : Pengamatan terlibat dan pencatatan data
primer
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559bf7d1f26d4 5/10
5
E. Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah cakupan rumah di RT 01 RW 01 Desa Kawak
yang warganya berpartisipasi dalam kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk
2. Mengetahui keberhasilan pelaksanaan PSN dengan
membandingkan Angka Bebas Jentik (ABJ) di wilayah RT 01 RW
01 Desa Kawak sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk
F. Tinjauan Pustaka
1. Demam Berdarah Dengue
a. Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit
akut yang memenuhi kriteria (menurut WHO 1997) dimana
didapatkan minimal dua kriteria klinis (demam atau riwayat
demam akut 2-7 hari, terdapat manifestasi perdarahan, baik
yang diprovokasi maupun spontan, hepatomegali, syok) dan
dua kriteria laboratoris (trombositopenia < 100.000/mm3 dan
tanda kebocoran vaskuler seperti : hemokonsentrasi yaitu
hematokrit � 20% dari nilai normal sesuai usia atau penurunan
hematokrit � 20% setelah dilakukan rehidrasi, dan tanda
lainnya seperti efusi pleura, hipoproteinemia, hipoalbuminemia
dan asites).6
b. Etiologi
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue
yang termasuk keluarga flaviviridae dengan empat serotype
(Den-1,2,3,4). Penelitian terhadap virus dengue di beberapa
kota di Indonesia menunjukkan bahwa Den±3 merupakan
serotipe virus yang dominan. Virus dengue merupakan virus
6Setiati TE. Disertasi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Dr . Kariadi FK UNDIP Semarang, 2004 7Sutaryo. Dengue. Yogyakarta: Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 2004
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559bf7d1f26d4 6/10
6
RNA yang terdiri dari genom RNA single stranded yang
dikelilingi oleh nukleokapsid ikosahedral dengan berat molekul
40-50m, dilindungi oleh envelope lipid yang mengandung 2
protein, yaitu Envelope (E) dan Membran Protein (PM).
Genom RNA virus dengue mengkode 3 struktur protein yaitu
Capsid (C), Membran(M), dan Envelope (E) serta 7 protein
non-struktural yaitu NS-1, NS-2a, NS-2 b, NS-3, NS-4a, NS-4a
dan NS-5.6,7
c. Mekanisme penularan
Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopticus, Aedes polynesiensis
dan beberapa spesies lainnya. Seseorang yang di dalam
darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber
penular DBD. Virus dengue berada di dalam darah selama
empat sampai lima hari, dimulai dari satu sampai dua hari
sebelum demam.4,7
Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus di
dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung
nyamuk, dan selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan
tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam
kelenjar liurnya. Virus ini akan tetap berada di dalam tubuh
nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, nyamuk Aedes
aegypti yang telah menghisap virus dengue akan menjadi
penular (infektif) sepanjang hidupnya. Penularan terjadi ketika
nyamuk Aedes aegypti yang telah mengandung virus dengue di
dalam tubuhnya menggigit dan menghisap darah orang yang
sehat.4
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559bf7d1f26d4 7/10
7
d. Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk antropofilik
dan memiliki sifat menggigit berulang ± ulang. Nyamuk Aedes
aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu: telur ±
jentik ± kepompong ± nyamuk dewasa.4
Stadium telur, jentik, dan kepompong hidup di dalam air .
Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu
2 hari setelah telur terendam air dan apabila telur tersebut
berada di tempat yang kering (tanpa air) maka telur tersebut
dapat bertahan berbulan bulan pada suhu -2ºC sampai 42ºC.
Stadium jentik biasanya berlangsung 6 8 hari, dan stadium
kepompong berlangsung antara 2 4 hari. Pertumbuhan dari
telur menjadi nyamuk dewasa membutuhkan waktu selama 9
10 hari. Umur nyamuk betina dapat mencapai 2 3 bulan.4
e. Tempat perkembangbiakan
Tempat perkembangbiakan utama adalah tempat tempat
penampungan air berupa genangan air yang tertampung di
suatu tempat atau bejana di dalam atau di sekitar rumah, atau di
tempat tempat umum, biasanya tidak melebihi jarak 500
meter dari rumah. Nyamuk ini biasanya tidak berkembang biak
di genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah.4
Jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti
dapat dikelompokkan sebagai berikut :4
- Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-
hari,seperti : tangki penyimpanan, drum, tempayan, bak
mandi/wc, dan ember .
- Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-
hari (non-TPA), seperti : vas bunga, tempat minum hewan,
ban bekas, kaleng, botol.
- Tempat penampungan air alamiah, seperti : lubang pohon,
lubang bambu, lubang batu, tempurung kelapa
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559bf7d1f26d4 8/10
8
2. Upaya pemberantasan nyamuk penular DBD
Hingga saat ini pemberantasan nyamuk Aedes aegypti
merupakan cara utama yang dilakukan untuk memberantas DBD,
karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya
belum tersedia.4
Cara pemberantasan yang dilakukan adalah terhadap
nyamuk dewasa atau jentiknya
a. Pemberantasan nyamuk dewasa
Pemberantasan terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan
cara penyemprotan (pengasapan/pengabutan = f ogging ) dengan
insektisida. Mengingat kebiasaan nyamuk senang hinggap pada
benda ± benda bergantungan, maka penyemprotan tidak
dilakukan di dinding rumah. Insektisida yang dapat digunakan
antara lain adalah insektisida golongan :
- Organofosfat, misalnya malathion
- Pyretroid sintetik, misalnya lamda sihalotrin, cypermetrin,
alfamethrin
- Karbamat
Dalam waktu singkat, tindakan penyemprotan dapat
membatasi penularan, tetapi tindakan ini harus diikuti dengan
pemberantasan terhadap jentiknya agar populasi nyamuk
penular dapat tetap ditekan serendah ± rendahnya.
b. Pemberantasan jentik
Pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti yang dikenal
dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
Berdarah Dengue (PSN DBD) dilakukan dengan cara :
1) Fisik
Cara ini dikenal dengan kegiatan ³3M´, yaitu :
Menguras (dan menyikat) bak mandi, bak WC, tangki
penampungan air, tempayan, dan lain ± lain; Menutup
tempat penampungan air rumah tangga (tempayan, drum,
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559bf7d1f26d4 9/10
9
dan lain ± lain); serta Mengubur (dan menyingkirkan atau
memusnahkan barang ± barang bekas seperti kaleng, ban,
dan lain ± lain. Pengurasan tempat ± tempat penampungan
air (TPA) perlu dilakukan secara teratur sekurang ±
kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat
berkembang biak di tempat itu. Pada saat ini telah dikenal
kegiatan ³3M´ plus, yaitu kegiatan 3M yang diperluas. bila
PSN DBD ini dilaksanakan oleh seluruh masyarakat secara
rutin dan berkesinambungan, maka populasi nyamuk Aedes
aegypti akan dapat ditekan hingga serendah ± rendahnya,
sehingga penularan DBD tidak terjadi lagi. Oleh karena itu,
upaya sosialisasi dan motivasi kepada masyarakat harus
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan
karena keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan
perilaku masyarakat.4
2) Kimia
Cara memberantas jentik Aedes aegypti secara
kimia adalah dengan menggunakan insektisida pembasmi
jentik (larvasida) yang juga dikenal dengan istilah
larvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan antara lain
adalah temephos. Formulasi temephos yang digunakan
adalah granules ( sand granules). Dosis yang digunakan
adalah 1 ppm atau 10 gram ( 1 sendok makan rata) untuk
tiap 100 liter air .4
3) Biologi
PSN DBD secara biologi dilakukan dengan
memanfaatkan predator jentik nyamuk . Misalnya dengan
cara memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah,
ikan gupi, ikan cupang, dan lain ± lain).
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559bf7d1f26d4 10/10
10
3. Ukuran keberhasilan pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk
Keberhasilan kegiatan PSN DBD antara lain dapat diukur
dengan menghitung Angka Bebas Jentik (ABJ) yang dihitung
dengan rumus :
ABJ=Jumlah rumah/bangunan yang tidak ditemukan jentik x100%
Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa
Apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% maka dapat
dikatakan pelaksanaan PSN berhasil sehingga diharapkan
penularan DBD dapat dicegah dan dikurangi