BAB I

29
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seti ap perusaha an baik it u perusa haan jas a, perusaha an da gang, mau pun ind ust ri tentu did iri kan unt uk men capai suatu sasaran dan tuj uan terte nt u. untuk me nj alankan us ahanya agar me ncapai tujuannya yait u memperoleh laba semaksimal mungkin, perusahan akan menghadapi berbagai masalah yang berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lain. Tetap i masala h yang timbul pada dasarn ya mengacu pada satu masalah yaitu  bagaimana perusaha an dapat memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal dengan menekan biaya produksi dan bagaimana cara mengamankan harta perusahaan dari kemungkinan terjadinya kebocoran. Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai laba adalah dengan mel aku kan penjua lan. Pen jua lan mer upa kan sal ah sat u usa ha per usa haa n untuk mencapai tujuan perusahan, sebab penjualan adalah sumber keuangan  perusahaan. Peningkatan volume penjualan akan dapat membantu perusahaan meningkatkan laba perusahaan. Penjualan dilakukan dengan cara penjualan tunai ataupun penjualan kredit. Penju alan kredi t dilak ukan untu k menari k  pelanggan tetapi disertai resiko yang cukup besar, yaitu kemungkian tidak tertagihnya piutang. Salah satu faktor yang mengakibatkan tidak tertagihnya  piutang adalah pember ian kredit ya ng ti dak selekt if, sert a lemahnya  pengendal ian intern ya ng di terap kan. Untuk mengatasi kelemahan ini

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 1/29

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang,

maupun industri tentu didirikan untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan

tertentu.untuk menjalankan usahanya agar mencapai tujuannya yaitu

memperoleh laba semaksimal mungkin, perusahan akan menghadapi berbagai

masalah yang berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lain.

Tetapi masalah yang timbul pada dasarnya mengacu pada satu masalah yaitu

  bagaimana perusahaan dapat memperoleh laba atau keuntungan yang

maksimal dengan menekan biaya produksi dan bagaimana cara mengamankan

harta perusahaan dari kemungkinan terjadinya kebocoran.

Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai laba adalah dengan

melakukan penjualan. Penjualan merupakan salah satu usaha perusahaan

untuk mencapai tujuan perusahan, sebab penjualan adalah sumber keuangan

 perusahaan. Peningkatan volume penjualan akan dapat membantu perusahaan

meningkatkan laba perusahaan. Penjualan dilakukan dengan cara penjualan

tunai ataupun penjualan kredit. Penjualan kredit dilakukan untuk menarik 

  pelanggan tetapi disertai resiko yang cukup besar, yaitu kemungkian tidak 

tertagihnya piutang. Salah satu faktor yang mengakibatkan tidak tertagihnya

  piutang adalah pemberian kredit yang tidak selektif, serta lemahnya

  pengendalian intern yang diterapkan. Untuk mengatasi kelemahan ini

Page 2: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 2/29

 

2

diperlukan adanya suatu sistem akuntansi dan pengendalian intern yang baik 

sehingga akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam menagih piutang.

PD. Papa Sari adalah sebuah perusahan yang bergerak di dalam usaha

 penjualan bahan bangunan. Adapun produk yang dipasarkan oleh PD. Papa

Sari antara lain :

1. Pipa PVC merk Pralon dan PPI.

2. Sambungan pipa PVC merk Pralon, PPI, Intilon, dan Sunrise.

3. Pipa seng dan pipa steam merk Bosch, Bakrie dan Krakatau Steel.

4. Sambungan pipa seng dan pipa steam merk Bosch, Bakrie dan Krakatau

Steel.

5. Semen merk Tonasa.

6. Besi beton, WF, UNP, Wellmesh, paku.

7. Aspal impor Singapura merk Sheel.

8. Karbit.

9. Oksigen dan Acytelin.

10. Kran air merk Onda, Cinho, dan Kitz.

11. Kabel merk Prima dan Extrana.

12. Lampu – lampu merk National/Panasonic.

13. Alat – alat listrik merk National/Panasonic, Legrand, dan lain - lain.

Dalam upaya memasarkan produknya perusahaan menggunakan cara

 penjualan kredit. Untuk mengetahui perkembangan penjualan kredit selama

dua tahun terakhir dapat dilihat dalam perincian sebagai berikut :

Page 3: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 3/29

 

3

Tabel 1.1

PD. Papa Sari

Perincian Penjualan KreditTahun 2009 – 2010 (Dalam Rupiah)

 

Sumber : PD. Papa Sari, Tahun 2011

Dari tabel ini dapat dilihat penigkatan penjualan kredit dari tahun 2009

 – 2010 sebesar Rp188.967.551,-. Perlu diketahui bahwa penjualan kredit

tersebut sebagian besar ditujukan kepada toko-toko penjual bahan-bahan

 bangunan, toko-toko listrik dan perusahaan kontraktor.

Untuk melakukan pemberian kredit, perusaahaan tidak ekspansif.

Tetapi melakukan perhitungan tingkat pengembalian piutang di kemudian

hari. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan survei pada calon debitur oleh

staf penjualan ataupun oleh para salesman.

Sesuai dengan kebijaksanaan perusahan penjualan kredit telah

ditetapkan oleh manajemen perusahaan. Syarat penjualan kredit ditetapkan

oleh manajemen adalah 1 (satu) bulan. Bila pembayaran dilakukan melebihi

dari jangka waktu yang ditentukan maka piutang dinyatakan telah menunggak.

Bagi kebanyakan perusahaan, pendapatan dari penjualan kredit

merupakan unsur yang berpengaruh terhadap laba bersih. Bagi perusahaan

yang memberikan kredit bila piutang itu berhasil ditagih, maka akan

menambah kas, dan bila piutang tidak tertagih, maka akan merupakan

kerugian bagi perusahaan yang bersangkutan. Karena tidak tertutup

Tahun Penjualan Kredit

2009 3.309.510.070

2010 3.498.477.621

Page 4: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 4/29

 

4

kemungkinan untuk tertunggaknya piutang dagang dalam waktu yang cukup

lama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat daftar umur piutang :

Tabel 1.2

PD. Papa Sari

Daftar Kemacetan Piutang

Tahun 2009 – 2010 (Dalam Rupiah)

 

Sumber : PD. Papa Sari, Tahun 2011

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan dan

 penurunan kemacetan piutang dagang antara tahun 2009 dengan tahun 2010,

dimana kemacetan piutang dagang pada tingkat 1-3 bulan meningkat sebesar 

Rp 457.500,-. Pada tingkat 4-6 bulan kemacetan piutang dagang meningkat

sebesar Rp 48.424.500,- dan pada tingkat 7-9 bulan kemacetan piutang dagang

meningkat sebesar Rp 91.951.600,- serta pada tingkat 10-12 bulan kemacetan

 piutang dagang menurun sebesar Rp 204.800,-.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa dengan peningkatan penjualan

dari tahun ke tahun akan meningkatkan jumlah piutang dagang dan apabila

Tingkat Tahun

Kemacetan 2009 2010

1 - 3 bulan 1.712.500 2.170.0004 - 6 bulan 3.885.500 52.310.000

7 - 9 bulan 1.595.000 93.546.600

10 - 12 bulan 2.047.000 1.842.200

Total 9.240.000 149.868.800

Page 5: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 5/29

 

5

tanpa disertai dengan kelancaran pembayaran piutang oleh pihak konsumen

maka akan menyebabkan meningkatnya jumlah piutang yang macet.

Tanpa adanya pengendalian dari pihak  management  dalam hal

kelancaran pembayaran piutang atau dengan kata lain terjadinya hal-hal yang

tidak terduga seperti tidak adanya konfirmasi bulanan kepada konsumen, tidak 

adanya adjing schedule sehingga dapat konsumen melepaskan diri dari

kewajibannya untuk membayar hutangnya dengan melarikan diri, jatuh pailit,

atau konsumen tersebut meninggal dunia, hal ini tentunya akan

mengakibatkan peningkatan pada piutang yang tidak dapat ditagih, yang

menyebabkan kerugian piutang bagi perusahaan.

Berdasarkan akan pentingnya sistem pengendalian intern, maka

  penulis mengadakan penelitian tentang sistem pengendalian intern yang

diterapkan pada PD. Papa Sari dengan mengetahui bagaimana pelaksanaan

dan penerapan sistem pengendalian intern pada perusahaan tersebut dengan

  judul ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN

KREDIT, PIUTANG DAGANG, DAN PENERIMAAN KAS PADA PD.

PAPA SARI PONTIANAK.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah sistem pengendalian intern penjualan kredit, piutang dagang, dan

 peneriman kas perusahaan telah memadai?

Page 6: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 6/29

 

6

2. Faktor apa saja yang menyebabkan tidak efektifnya sistem pengendalian

intern penjualan kredit, piutang dagang, dan penerimaan kredit pada

PD. Papa Sari Pontianak?

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah dan jelas, maka lingkup penelitian penulis

membatasi pada Analisis Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit,

Piutang Dagang, dan Penerimaan Kas Pada PD. Papa Sari Pontianak Tahun

2009 - 2010.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis :

1. Untuk mengetahui sistem dan prosedur penjualan kredit,

 pemberian piutang yang ditetapkan perusahaan, dan penerimaan kas serta

sistem pengendaliannya serta kelemahan- kelemahan atas pengendalian

tersebut.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tidak 

efektifnya sistem pengendalian intern terhadap penjualan kredit, piutang

dagang, dan penerimaan kas.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis

Page 7: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 7/29

 

7

Hasil penelitian ini merupakan penerapan teori-teori yang diperoleh

selama mengikuti kuliah serta menambah pengalaman dalam menganalisis

suatu masalah ilmiah dengan suatu masalah yang dihadapi suatu

 perusahaan yang menjadi objek penelitian.

2. Bagi perusahaan

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi bagi pihak 

  perusahanan sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk 

menentukan kebijakan-kebijakan di masa depan mengenai pentingnya

  pengendalian intern perusahaan yang akan mempermudah kinerja

  perusahaan dalam pengawasan dan pembentukan cadangan kerugian

 piutang dalam kaitannya dengan resiko yang dihadapi perusahaan.

F. Landasan Teori

Pada dasarnya kebijakan yang paling aman dalam melakukan penjualan

adalah penjualan secara tunai, karena dapat langsung menerima hasil

 penjualan berupa uang pada saat penyerahan barang atau jasa. Akan tetapi,

untuk meningkatkan penjualan yang lebih besar perusahaan akan melakukan

 penjualan secara kredit.

Dengan adanya kebijakan penjualan kredit berarti perusahaan harus

menginvestasikan sebagian modal kerjanya dalam bentuk piutang dagang.

Untuk itu sistem dan prosedur penjualan kredit yang ditetapkan oleh

Page 8: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 8/29

 

8

  perusahaan juga sangat menunjang bagi perusahaan dalam mencapai

tujuannya. Menurut Zaki Baridwan (1991:3) “Sistem adalah suatu kerangka

dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai skema

yang menyeluruh, untuk melaksanakan sesuatu kegiatan atau fungsi utama

 perusahaan. Prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (crerical),

 biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagab atau lebih, disusun

untuk menjamin adanya perlakuan seragam terhadap transaksi-transaksi

 perusahaan yang sering terjadi”.

Suatu perusahaan memerlukan kebijakan dan prosedur untuk menyediakan

  jaminan tambahan tujuan perusahaan akan tercapai. Prosedur pengendalian

terdiri dari kebijakan dan prosedur yang umumnya dapat digologkan ke dalam

5 kelompok, yaitu :

1. Pemindahan tugas yang memadai

2. Prosedur otoritas yang memadai

3. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup

4. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan

5. Pengecekan secara independen atas kinerja

Jika sistem pengendalian intern suatu perusahaan lemah, maka

kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidak akuratan ataupun kecurangan

dalam perusahan sangat besar. Untuk mendapatkan sistem pengendalian intern

yang kuat atas piutang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Fungsi yang dilakukan oleh pegawai yang menangani transaksi penjualan

harus dipisahkan dari fungsi pembukuan.

Page 9: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 9/29

 

9

2. Fungsi penerimaan hasil tagihan piutang harus dipisahkan dari fungsi

 pembukuan piutang.

3. Semua transaksi pemberian kredit, potongan dan penghapusan piutang

harus mendapat persetujuan pejabat tertentu.

4. Piutang harus dicatat dalam buku-buku tanbahan, total saldo buku

tambahan ini harus dicocokkan dengan buku besar yang bersangkutan

 paling tidak sebulan sekali. Pada akhir bulan para debitur dikirimi surat

 pernyataan piutang ( statement of account ).

5. Adanya daftar piutang berdasarkan umurnya (adjing schedule).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu sistem terdiri dari

 jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kerja klerikal,

kegiatan krerikal terdiri dari kegiatan mencatat informasi dalam formulir,

 buku jurnal, dan buku besar. Keterkaitan dari semua sistem tersebut harus

kuat dan terstruktur dengan rapi sehingga semua aset perusahaan dapat

terkontrol dengan benar.

A. Pengertian Umum Sistem Pengendalian Intern

Pengertian pengendalian untern mempunyai dua artian, yakni

dalam pengertian yang luas. Dalam pengertian yang sempit,

  pengendalian intern merupakan pengecekan penjumlahan, baik 

 penjumlahan mendatar maupun penjumlahan menurun. Dalam pengertian

luas, pengendalian intern terdiri dari kebijakan, teknik, prosedur, alat-alat

fisik,dokumentasi, orang-orang yang berinteraksi satu sama lain diarahkan

Page 10: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 10/29

 

10

untuk melindungi harta, menjamin terhadap terjadinya hutang yang tidak 

layak, menjamin ketelitian, dan dapat dipercayainya data akuntasi, dapat

diperolehnya efisiensi dalam operasi dan menjamin ditaatinya

kebijaksanaan perusahaan.

Menurut Zaki Baridwan (1991:13) “ Pengendalian intern itu

meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang

dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk 

menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan

kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi dalam operasi, dan

membantu menjaga dipatihinya kebijaksanaan manajemen yang telah

ditetapkan terlebih dahulu.”

Prosedur pengendalian merupakan “kebijakan dan prosedur-

  prosedur yang tercakup dalam lingkungan pengendalian dan sisitem

akuntasi yang harus ditetapkan oleh manajemen untuk memberikan

  jaminan yamg memadai bahwa tujuan-tujuan tertentu akan tercapai.”

(Geogre H. Bodnar, 2000 : 182)

“Pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan ukuran-

ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntasi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.” (Mulyadi, 1993 : 165)

Pengendalian intern jika dilihat dari tujuannya dapat dibagi

menjadi dua macam, yaitu : pengendalian intern akuntansi (internal 

accounting control ) dan pengendalian intern administratif (internal 

Page 11: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 11/29

 

11

administrative control ). Pengendalian intern akuntansi, merupakan bagian

dari pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-

ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi

dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian

intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya

kebijakan manajemen. Menurut Srandar Akuntansi Keuangan (IAI, 1994 :

319.30) “ Struktur pengendalian intern meliputi organisasi serta semua

metode dan ketentuan yang dikoordinasikan yang dianut dalam suatu

 perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mengecek kecermatan dan

keandalan data akuntansi, meningkatan efisiensi usaha dan mendorong

ditaatinya kebijakan manajemen yang digariskan”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern dalam arti luas

dibagi dua yaitu pengendalian akuntansi yang dapat disebut juga sebagai

 preventive control, yaitu yang bertujuan untuk mencecah terjadinya hal-

hal yang tidak diinginkan.

Pengendalian akuntansi intern meliputi rencana organisasi dan

 prosedur-prosedur dan pencatatan yang berhubungan dengan penjagaan

aktiva dan kelayakan laporan keuangan. Pengendalian akuntansi intern

dirancang untuk memberikan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan

tertentu telah sesuai dengan setiap sistem aplikasi yang signifikan dalam

organisasi.

Suatu sistem pengendalian yang baik berguna untuk :

1. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi.

Page 12: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 12/29

 

12

2. Memerikasa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.

3. Memajukan efisiensi dalam operasi.

4. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang datikebujaksanaan manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

( Zaki Baridwan, 1991 : 13 )

Faktor yang paling penting dalam pengendalian adalah orang-

orang yang dapat menunjang suatu sistem dapat berjalan dengan baik.

Personil-personil yang cakap, jujur dan efisien dapat senantiasa mampu

menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tugasnya dengan baik 

dan berbobot walaupun tidak didukung unsur-unsur pengawasan yang lain.

Tetapi betapa pun kuatnya unsur-unsur sistem pengendalian yang lain itu,

tanpa adanya dukungan unsur personil yang cakap, jujur dan efisiensi pasti

akan mengurangi keandalan dari sistem tersebut.

 A.1. Ciri-Ciri Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern tidak mempunyai bentuk yang

 baku yang dapat diterapkan dengan efektif pada setiap perusahaan.

Pengendalian intern paling tidak harus mempunyai tiga persyaratan

sebagai berikut :

a. Prosedur 

Pertama-tama harus ada prosedur tertentu dan prosedur ini harus

dijalankan oleh perusahaan.  b. Syarat kedua prosedur yang ditetapkan itu dilaksanakan oleh

orang-orang yang cakap ( competent  ) di bidangnya. Kecakapan

meliputi kombinasi dari keahlian, pengetahuan, dan adanya

wewenang yang cukup.

c. Pemisahan Tugas

Pelaksanaan prosedur yang ditetapkan oleh orang yang cakap

saja, jika seseorang menjalankan beberapa prosedur yang satu

sama lainnya bertentangan, sistem pengendalian tidak dapat

  berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Tugas-tugas yang

menyagkut penyimpangan dan pengurusan kekayaan perusahaan

Page 13: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 13/29

 

13

tidak boleh dirangkap dengan tugas pengawasan atas pelaksanaan

tersebut. ( Theodorus Tuannakota, 1992 : 98 )

A.2. Unsur-Unsur Pengendalian Intern

Untuk menciptakan suatu pengendalian intern yang baik,

maka harus diperhatikan unsur-unsur dari suatu sistem pengendalian

yang baik, yaitu :

a. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab

Fungsional Secara Tepat.

Pada dasarnya syarat-syarat utama pengendalian intern

yang baik adalah pemisahan wewenang antara fungsi operasi ,

fungsi pencatatan, dan penyimpangan. Fungsi-fungsi ini harus

dipisahkan sehingga terdapat suatu kerjasama yang merupakan

unsur penting dalam perusahaan.

b. Sistem, Wewenang dan Prosedur yang Memadai

Sistem, wewenang dan prosedur pembukuan merupakan

alat-alat bagi manajemen untuk mengendalikan operasi dan

transaksi yang terjadi serta mengklarifikasi data akuntansi

dengan tepat ke rekening buku besar. Susunan rekening dalam

  buku besar biasanya bernomor kode. Agar prosedur dapat

dipahami oleh karyawan, biasanya dibuat pedoman prosedur 

yang menunjukan arus kas dokumen dalam prosedur dan

rekening yang akan dipakai untuk mencatat transaksi.

Page 14: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 14/29

 

14

c. Praktek-Praktek yang Sehat bagi Perusahaan dalam Menjalankan

Tugas Fungsi Setiap Bagian dalam Organisasi.

Praktek-praktek yang sehat bagi perusahaan adalah

 pemisahan tugas dengan kemampuan pegawainya dan pegawai

mampu melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur yang

ditetapkan. Pelaksanaan tugas dari awal sampai akhir tidak boleh

dilakukan oleh satu pegawai saja. Praktek-praktek yang sehat ini

harus berlaku untuk seluruh prosedur yang ada sehingga

 pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dapat dicek oleh pegawai

lain, begitu juga sebaliknya sehingga timbul ketelitian hasil kerja

 pegawai.

d. Tingkat Kecakapan Pegawai yang Sesuai dengan Tanggung

Jawab.

Apabila keahlian yang dimiliki pegawai tidak sesuai

dengan tanggung jawabnya, maka pengendalian intern yang

dilaksanakan tidak berjalan.

e. Laporan

Laporan yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai

kinerja dari perusahaan dan sebagai alat pertanggungjawaban.

Oleh karena itu laporan haruslah aktual, akurat dan mudah

dimengerti sehingga memudahkan dakam mengambil keputusan.

f. Staff Audit Intern

Page 15: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 15/29

 

15

Staff audit intern dalam suatu perusahaan peranannya

sangatlah besar dalam melakukan pemeriksaan terhadap

 pelaksanaan prosedur-prosedur yang ditetapkan perusahaan dan

  juga bertugas untuk menilai keefektifan dari seluruh sistem di

 perusahaan.

B. Prosedur Penjualan Kredit

Prosedur penjualan kredit adalah urutan kegiatan sejak diterimanya

  pesanan dan permohonan kredit dari pemberi persetujuan kredit,

  pengiriman barang, pembuatan faktur ( penagihan ), dan pencatatan

  penjualan kredit, agak sulit dipisahkan antara prosedur pencatatan

 penjualan dan piutang, karena keduanya berkaitan erat.

Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur penjualan kredit adalah

sebagai berikut :

1. Bagian pesanan penjualan, mempunyai fungsi :

a. Mengawasi semua barang yang diterima.

  b. Memeriksa surat yang diterima dari

langganan atau salesman dan melengkapi informasi yang

kurang, berhubungan dengan spesifikasi produk dan tanggal

 pengiriman.

c. Meminta persetujuan penjualan kredit dari

 bagian kredit.

d. Menentukan tanggal pengiriman.e. Membuat surat perintah pengiriman.

f. Membuat catatan mengenai pesanan-pesanan

yang diterima dan mengikuti pengirimannya.

g. Mengadakan hubungan dengan pembeli

mengenai retur penjualan serta membuat bukti memorial untuk 

 bagian piutang.

h. Mengawasi pengiriman barang untuk contoh (

 sample ).

2. Bagian kredit.

Page 16: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 16/29

 

16

Bagian kredit ini berfungsi memutuskan apakah permintaan kredit

ini akan diberikan atau ditolak atas pesanan dari pembeli atau

langganan.3. Bagian gudang.

Bagian gudang bertugas menyiapkan barang dan menyerahkan ke

 bagian pengiriman untuk dibungkus dan dikirimkan ke pembeli.

4. Bagian pengiriman.

Bagian pengiriman bertugas untuk mengirimkan barang kepada

  pembeli, pengiriman hanya boleh dilakukan apabila ada surat

 perintah pengiriman.

5. Bagian billing ( pembuat faktur dan piutang )

Tugas pembuat faktur adalah :

1. Membuat faktur penjualan dan tembusan-tembusannya.

2. Menghitung biaya kirim penjualan dan pajak pertambahan nikai.3. Memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan-perhitungan

dalam faktur. ( Zaki Baridwan, 1991 : 109 – 111 )

Secara umum, piutang dapat dikatakan sebagai segala macam

tagihan pihak lain yang terjadi karena danya penjualan barang dan jasa

secara kredit dan belum diterima sesuatu penggantian dalam bentuk lain.

Piutang adalah suatu aktiva berwujud tagihan uang yang biasanya

timbul dari adanya penjualan kredit. Penjualan kredit itu mengenai barang

dagangan yang akan dibayar oleh pembelinya kemudian hari sehingga

menimbulkansuatu piutang yang disebut piutang dagang.

Dari beberapa definisi mengenai piutang dagang di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa piutang dagang adalah suatu tagihan yang timbul dari

adanya transaksi jual beli secara kredit yang pembayarannya dilakukan di

kemudian hari.

Pemberian kredit atau piutang ini akan memberikan keuntungan-

keuntungan bagi perusahaan yaitu:

a. Kenaikan volume penjualan ; dengan adanya piutang konsumen

akan mendapat kemudahan dalam membayar sehingga tertarik untuk 

membeli barang tersebut.

Page 17: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 17/29

 

17

 b. Kenaikan laba ; hasil penjualan yang naik akan secara

otomatis meningkatkan laba juga.

c. Memenangkan persaingan ; karena kondumen selalu berusahamencari perusahaan yang dapat memberikan fasilitas yang terbaik 

 baginya, salah satunya adalah piutang, maka denga cara ini perusahaan

yang melakukan hal yang demikian lebih dapat memenangkan

 persaingan. ( Indriyo Gitosudarmo, 1989 : 69 )

Pemberian piutang ini dapat mempengaruhi lancarnya operasi

  perusahaan, sehingga jumlah piutang ini harus dikelola dengan

  baik.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang

adalah :

a. Volume penjualan kredit.

 b. Syarat pembayaran penjualan kredit.c. Ketentuan tentang pembatasan kredit / plafont kredit.

d. Kebijakan dalam pengumpulan piutang.

e. Kebijakan membayar dari para pelanggan. ( Bambang Riyanto, 1997 :

85 )

Apabila kebiasaan para pelanggan untuk membayar banyak yang

memanfaatkan fasilitas discount, maka besarnya jumlah piutang relatif 

kecil. Sebaliknya apabila para pelanggan membayar mundur dari waktu

yang diisyaratkan maka besarnya jumlah piutang relatif besar.

Dalam memberikan piutang bagi para pelanggan, tidak terlepas dari

menimbulkan resiko-resiko tertentu yang mungkin timbul dari akibat

 pemberian piutang, dapat berupa :

a. Resiko tidak terbayarnya sebagian piutang.

 b. Resiko tidak dibayarnya seluruh piutang.

c. Resiko keterlambatan dalam melunasi piutang.

dengan adanya resiko-resiko tersebut dapat mempengaruhi aktivitas

 perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus dapat mengendalikannya.

Page 18: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 18/29

 

18

Usaha untuk mengatasi resiko yang tinggi terhadap piutang

  perusahaan tersebut, perusahaan harus memikirkan suatu pemecahan

masalah yang terbaik.

Cara yang dapat ditempuh untuk mempengaruhi tingkat resiko

terhadap piutang, menurut Bambang Riyanto ( 1997 : 87 ) sebelum

menyetujui penjualan kredit harus mempertimbangkan hal berikut yang

dikenal dengan 5C, yaitu :

a. Character 

Menunjukkan kemungkinan atau probabilitas dari pelanggan untuk 

secara jujur memenuhi kewajibannya.

  b. CapabilityPendapat subjektif mengenai kemampuan dari pelanggan, ini diukur 

dengan record di waktu yang lalu dengan observasi fisik pada pabrik 

atau toko pelanggan.

c. Capital

Diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum di mana hal ini

ditunjukkan oleh analisa rasio finansial.

c. Collateral

Dicerminkan oleh aktiva dari langganan yang diikatkan atau dijadikan

 jaminan kredit yang diberikan kepada langganan.

d. ConditionMenunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya

terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus

dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek 

terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.

1. Penggolongan Piutang

Piutang dapat digolomgkan menggunakan beberapa dasar sebagai

 berikut :

a. Berdasarkan jangka waktu

Berdasarkan jangka waktunya piutang dapat digolomgkan sebagai

 berikut :

1. Piutang Lancar atau Piutang Jangka Pendek 

Page 19: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 19/29

 

19

Piutang lancar atau piutang jamgka pendek meliputi semua

  piutang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu

  periode akuntansi, terhitung sejak tanggal neraca yang

 bersangkutan.

2. Piutang Jangka Panjang

Piutang jangka panjang meliputi semua piutang yang akan

 jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi,

terhitung sejak tanggal neraca yang bersangkutan.

 b. Berdasarkan transaksi penyebab terjadinya

Atas dasar transaksi yang menyebabkan timbulnya piutang, piutang

dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Piutang Dagang atau Piutang Usaha

Piutang dagang atau piutang usaha meliputi semua piutang yang

timbul karena :

- penjualan barang dagangan

- penjualan produk selesai

- penjualan jasa yang merupakan produk utama perusahaan

Pada umumnya piutang dagang mempunyai jumlah yang terbesar 

 jika dibandingkan dengan piutang yang lain.

2. Piutang Non Dagang atau Piutang Diluar Usaha

Transaksi yang menyebabkan timbulnya piutang bukan usaha

antara lain :

- Penjualan aktiva tetap

Page 20: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 20/29

 

20

- Pemberian pinjaman

- Pembayaran pajak yang terlalu besar  

- Ganti rugi dari perusahaan asuransi yang belum diterima

- Penjualan modal saham

c. Berdasarkan ada tidaknya kesanggupan tertulis

Berdasarkan ada tidaknya kesanggupan tertulis, piutang digolongkan

menjadi dua, yaitu :

1. Piutang Wesel atau Wesel Tagih

Piutang wesel meliputi semua piutang yang didukung

dengan kesanggupan tertulis untuk membayar piutang tersebut

 pada tanggal tertentu.

2. Piutang Non Wesel

Piutang non wesel meliputi semua piutang yang tidak 

didukung kesanggupan tertulis untuk membayar piutang tersebut

 pada tanggal tertentu.

2. Penilaian Piutang Dagang

Piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan

 barang-barang atau jass-jasa yang dihasilkan perusahaan. Dalam kegiatan

 perusahaan yang normal, biasanya umur piutang dagang akan dibatasi oleh

suatu jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh perusahaan.

Jika piutang dagang tidak dilunasi dalam jangka waktu yang ditetapkan

akan menjadi piutang menunggak, sehinggan tidak dapat menutupi bahwa

Page 21: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 21/29

 

21

  piutang bahwa piutang yang menunggak akan berakibat pada kerugian

 piutang bagi perusahaan sebab pelanggan tidak dapat melunasi hutangnya.

Tanggapan perusahaan terhadap resiko adanya kerugian piutang sebagai

akibat adanya penjualan kredit tersebut ada dua alternatif, yaitu :

1. Tanggapan dengan sikap optimis, ini akan mengakui kerugian

  piutang dengan metode penghapusan langsung (direct write off 

methode ).

2. Tanggapan dengan sikap pesimis, ini akan mengakui kerugian

 piutang dengan metode cadangan.

Pandangan dari segi teori akuntansi, metode langsung ini tidak sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu prinsip mempertemukan dan

 prinsip konservatif ( matching and conservatif ), dengan alasan :

- Sudah mengakui penghasilan ( penjualan kredit ) tetapi belum

mengakui biaya atau kerugian yang timbul dari penjualan tersebut. Hal

ini tidak sesuai denga prinsip mempertemukan ( Matching Principle ).

- Tidak menghitungkan atau membebankan biaya pada periode

akuntansi yang sesuai dengan periode akuntansi di mana penghasilan

yang berhubungan dengan biaya tersebut diakui.

Ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi ini merupakan kekurangan

dari metode langsung. Menurut Keiso, “piutang dinilai pada nilai bersih

yang dapat direalisasikan yaitu jumlah bersih yang diperkirakan dapat

diterima dalam bentuk kas, yang tidak harus berupa jumlah yang secara

Page 22: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 22/29

 

22

resmi merupakan piutan bruto setelah dikurangi dengan jumlah piutang yang

tidak dapat diterima“.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa untuk melaporkan piutang

dalam neraca adalah sebesar jumlah yan akan direalisasikan yaitu jumlah

yang diharapkan akan dapat tertagih.

Jumlah piutang yang diharapkan akan dapat ditagih dan dihitung dengan

mengurangkan jumlah yang diperkirakan tidak dapat ditagih pada jumlah

 piutang. Karena neraca itu disusun setiap akhir periode, maka setiap akhir 

tahun perlu dihitung jumlah kerugian dari piutang-piutangnya.

Kerugian ini dibebankan pada periode bersangkutan sehingga dapat

dihubungkan antara kerugian piutang dengan penjualan yang mengakibatkan

timbulnya piutang tersebut. Jadi setiap pengakuan atas penjualan yang

mengandung resiko kerugian piutang harus diikuti dengan pengakuan

kerugian piutang, yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang.

Dalam periode cadangan setiap akhir periode dilakukan penafsiran

  jumlah kerugian piutang yang akan dibebankan pada periode yang

  bersangkutan. Ada dua dasar yang dapat digunakan untuk menentukan

 jumlah kerugian piutang, yaitu :

a. jumlah penjualan

apabila kerugian piutang itu dihubungkan dengan proses pengukuran

laba yang diteliti, maka dasar perhitungan kerugian piutang adalah

 jumlah penjualan, Kerugian piutang dihitung dengan cara mengalikan

 persentasae tertentu dengan jumlah piutang penjualan periode tersebut.

Page 23: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 23/29

 

23

 b. saldo piutang

apabila saldo piutang digunakan sebagai dasar perhitungan kerugian,

maka arahnya adalah menilai aktiva denagn teliti. Kerugian perhitungan

 piutang atas dasar piutang akhir periode dapat dilakukan dengan tiga

cara, yaitu :

1. Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari

saldo piutang. Dalam cara ini saldo piutang dikalikan dengan

  persentase tertentu, hasilnya merupakan saldo rekening cadangan

kerugian piutang yang diinginkan. Untuk menghitung jumlah

kerugian piutang, hasil perhitungan tadi dikurangi atau ditambah

dengan saldo rekening cadangan piutang.

2. Cadangan ditambah dengan persentase kerugian piutang

dengan saldo piutang merupakan jumlah yang dicatat sebagai

kerugian dan dikreditkan ke rekening cadanagan kerugian piutang

tanpa memperhatikan saldo rekening cadanagn kerugian piutang.

3. Jumlah cadangan dinaikkan sampai suatu jumlah yang

dihitung dengan menganalisa umur piutang. Metode ini disebut

metide analisa umur piutang. Piutang masing-masing pelanggan

dibagi dalam dua kelompok, yaitu yang belum menunggak dan yang

sudah menunggak. Yang dimaksud dengan menunggak adalah yang

melebihi jangka waktu kredit. Piutang yan menunggak dipisahkan

dalam kelompok berdasarkan lamanya waktu menunggak.

Selanjutnya masing-masing jumlah tunggakan ditetapkan persentase

Page 24: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 24/29

 

24

kerugian piutangnya. Jumlah kerugian piutang yang dihitung denga

cara ini sudah memperhitungkan saldo rekening cadangan kerugian

 piutang merupakan kerugian piutangnya.

3. Pengendalian Intern Terhadap Piutang Dagang

Data mengenai piutang dagang, baik kuantitas maupun lamanya jangka

waktu kredit mencerminkan besarnya investasi dalam piutang yang besar dan

lamanya modal kerja terikat dalam piutang dagang tersebut. Makin besarnya

tingkat penjualan kredit dalam suatu periode dengan masa kredit yang

ditetapkan menyebabkan investasi dalam piutang usaha tersebut semakin besar,

 begitu pula bila tingkat penjualan kredit yang diberikan semakin panjang, maka

investasi dalam piutang tersebut semakin besar pula.

Meningkatnya investasi dalam piutang yang disebabkan oleh semakin

  panjangnya masa kredit, tanpa disertai alasan tertentu yang dapat diterima,

seperti keadaan perekonomian yang baru maka hal ini menunjukkan buruknya

 prestasi manajemen, sebab semakin panjangnya masa kredit perusahaan maka

akan menjadi sulit untuk dapat mencairkan piutang usaha menjadi uang tunai,

sehingga kalau hal ini berlangsung terus dengan jumlah yang cukup besar,

maka perusahaan dapat mengalami kesulitan likuiditas.

Dalam praktek sering ditemukannya adanya piutang yang sudah jatuh

tempo tetapi tidak tertagih karena adanya beberapa sebab, misalnya langganan

  jatuh pailit, karena itu dalam pengendalian piutang perlu diperhatikan

mengenai kebijakan kredit.

Page 25: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 25/29

 

25

Dalam sistem pengendalian intern atas piutang yang cukup memadai,

terutama untuk perusahan dagang harus diperhatikan hal-hal berikut :

1. Pimpinan perusahaan perlu menetapkan kebijakan dan prosedur yang dapat

dipergunakan sebagai pedoman dalam pemberian kredit bagi langganan.

2. Pimpinan perusahaan perlu menetapkan syarat kredit yang paling

menguntungkan bagi perusahaan terutama pemberian potongan dalam

 jangka waktu tertentu.

3. Pimpinan perusahaan perlu menetapkan prosedur yang baik dalam menagih

  piutang supaya tidak mengalami kesulitan dalam penagihan, misalnya

diadakan buku besar pembantu tambahan masing-masing debitur, untuk 

memudahkan pengecekan jumlah piutang akhir bulan.

4. Fungsi pengelolaan piutang harus dipisahkan dengan penagihan dan

 penerimaan.

5. Melakukan konfirmasi piutang dengan debitur agar kebenaran saldo piutang

dapat dipertanggungjawabkan.

Ada tiga bidang pengendalian umum untuk mewujudkan pengendalian

 piutang, yaitu :

1. Pemberian kredit dagang

Kebijakasanaan kredit dan syarat harus tidak menghalangi penjualan

kepada pelanggan yang sehat keadaan keuangannya dan juga tidak boleh

menimbulkan kerugian yang besar karena adanya piutang sanksi yang

 berlebihan.

2. Penagihan

Page 26: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 26/29

 

26

Apabila telah diberikan kredit, harus dilakukan setiap usaha untuk 

memperoleh pembayaran yang sesuai dengan syarat penjualan dalam

waktu yang wajar.

3. Penetapan dan penyeleggaraan pengendalian intern

“Meskipun prosedur pemberian kredit dan penagihan yang telah

diadministrasikan dengan baik atau dilakukan dengan wajar, ini tidak 

menjamin bahwa semua penyerahan memang difaktorkan sebagaimana

mestinya, kepada para pelanggan dan bahwa penerimaan benar-benar 

masuk ke dalam rekening bank perusahaan. Harus diberlakukan suatu

sistem pengendalian intern yang memadai”. ( J.B Hecjrt, 196 :418 )

C. Fungsi Siklus Penerimaan Kas

Tujuan dasar dari fungsi penerimaankas adalah meminimalkan

kemungkinan kerugian. Prosedur-prosedur seperti penyimpan segera

  penerimaan kas, penyelenggaraan saldo kas minimal, dan pencatatan

segera atas transaksi-transaksi kas merupakan teknik-teknik 

  pengendalian yang mendasar. Perlindungan fisik seperti register kas,

kotak penyimpanan, pencairan segera atas cek, dan akses terbatas

terhadap area kas, merupakan hal-hal yang juga umum diperlukan.

Tahap paling penting dalam penerimaan kas adalah dokumentasi buku

  penerimaan kas, yang berupa jurnal penerimaan kas (cash receipt 

 jounal). Untuk tujuan ini pembayaran menjadi hal yang penting.

Penagihan ke pelanggan merupakan alat pembitahuan kepada

 pelanggan mengenai jumlah yang ditagih atas barang dan jasa yang telah

dibeli, dan penagihan ini harus dilaksanakan dengan benar dan tepat

Page 27: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 27/29

 

27

waktu. Aspek terpenting dari penagihan adalah meyakinkan bahwa

seluruh pembelian yang dilakukan telah ditagih, tidak ada pembelian

yang ditagih lebih dari sekali, dan tiap pembelian ditagih dengan jumlah

yang benar.Penagihan ke pelanggan mencakup pembuatan :

1. Faktur Penjualan (Sales Invoice)

2. Jurnal Penjualan (Sales Journal)

3. Laporan Ikhtisar Penjualan (Summary Sales Report)

4. Berkas Induk Piutang (Account Receiveable Master File)

5. Neraca Saldo Piutang Usaha (Account Receiveable Trial Balance)

6. Laporan Bulanan (Mounthly Statement)

D. Metode Penelitian

1. Objek penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada PD.

PAPA SARI, PONTIANAK.

2. Teknik pengumpulan data

a. Observasi, yaitu suatu cara penelitian dalam pengumpulan

data dengan mengamati secara langsung ke objek penelitian yang

menjadi sasaran.

 b. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan

mengadakan tanya jawab langsung dengan pimpinan dan karyawan

untuk mendapatkan informasi yang relevan dan yang ada

hubungannya dengan penelitian ini.

Page 28: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 28/29

 

28

c. Studi kepustakaan, yaitu dengan mempelajari teori-teori

yang ada pada literatur yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

d. Studi dokumenter, yaitu pengumpulen data yang bersumber 

 pada catatan-catatan yang ada dalam perusahaan.

e. Daftar pertanyaan ( questioner  ), yaitu merupakan urutan

 pertanyaan yang berhubungan dengan sistem pengendalian intern.

f. Pengambilan sample, yaitu dengan menggunakan metode

random sampling.

3. Alat analisis

a.Flowchart

Flowchart atau bagan alir merupakan pengujian grafis dari masing-

masing bagian sistem pengendalian intern. Bagan alir 

menunjukkan urutan-urutan proses atau dokumen dan pencatatan

sistem. Dalam bagan alir juga tampak adanya pemisahan fungsi

atau tugas dasi masing-masing bagian.

 b. Internal Control Questioner 

Merupakan daftar pertanyaan yang berhubungan dengan sistem

  pengendalian intern perusahaan mengenai masalah yan dibahas

oleh penulis.

c.Complaint Test

Page 29: BAB I

5/6/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 29/29

 

29

Merupakan pengujian yang dilakukan untuk membuktikan apakah

unsur-unsur pengendalian intern yang dikumpulkan dalam

kuesioner benar-benar terdapat dalam sistem pengendalian intern

 perusahaan.

d. Substantif Test

Merupakan pengujian yang dilakukan dengan cara pembandingan

angka-angka, misalnya pembandingan angka antara faktur-faktur 

 penjualan dengan bukti penerimaan kas secara random sample.