BAB I
-
Upload
enyd-gambit-guevara -
Category
Documents
-
view
296 -
download
0
Transcript of BAB I
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 1/29
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang,
maupun industri tentu didirikan untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan
tertentu.untuk menjalankan usahanya agar mencapai tujuannya yaitu
memperoleh laba semaksimal mungkin, perusahan akan menghadapi berbagai
masalah yang berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lain.
Tetapi masalah yang timbul pada dasarnya mengacu pada satu masalah yaitu
bagaimana perusahaan dapat memperoleh laba atau keuntungan yang
maksimal dengan menekan biaya produksi dan bagaimana cara mengamankan
harta perusahaan dari kemungkinan terjadinya kebocoran.
Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai laba adalah dengan
melakukan penjualan. Penjualan merupakan salah satu usaha perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahan, sebab penjualan adalah sumber keuangan
perusahaan. Peningkatan volume penjualan akan dapat membantu perusahaan
meningkatkan laba perusahaan. Penjualan dilakukan dengan cara penjualan
tunai ataupun penjualan kredit. Penjualan kredit dilakukan untuk menarik
pelanggan tetapi disertai resiko yang cukup besar, yaitu kemungkian tidak
tertagihnya piutang. Salah satu faktor yang mengakibatkan tidak tertagihnya
piutang adalah pemberian kredit yang tidak selektif, serta lemahnya
pengendalian intern yang diterapkan. Untuk mengatasi kelemahan ini
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 2/29
2
diperlukan adanya suatu sistem akuntansi dan pengendalian intern yang baik
sehingga akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam menagih piutang.
PD. Papa Sari adalah sebuah perusahan yang bergerak di dalam usaha
penjualan bahan bangunan. Adapun produk yang dipasarkan oleh PD. Papa
Sari antara lain :
1. Pipa PVC merk Pralon dan PPI.
2. Sambungan pipa PVC merk Pralon, PPI, Intilon, dan Sunrise.
3. Pipa seng dan pipa steam merk Bosch, Bakrie dan Krakatau Steel.
4. Sambungan pipa seng dan pipa steam merk Bosch, Bakrie dan Krakatau
Steel.
5. Semen merk Tonasa.
6. Besi beton, WF, UNP, Wellmesh, paku.
7. Aspal impor Singapura merk Sheel.
8. Karbit.
9. Oksigen dan Acytelin.
10. Kran air merk Onda, Cinho, dan Kitz.
11. Kabel merk Prima dan Extrana.
12. Lampu – lampu merk National/Panasonic.
13. Alat – alat listrik merk National/Panasonic, Legrand, dan lain - lain.
Dalam upaya memasarkan produknya perusahaan menggunakan cara
penjualan kredit. Untuk mengetahui perkembangan penjualan kredit selama
dua tahun terakhir dapat dilihat dalam perincian sebagai berikut :
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 3/29
3
Tabel 1.1
PD. Papa Sari
Perincian Penjualan KreditTahun 2009 – 2010 (Dalam Rupiah)
Sumber : PD. Papa Sari, Tahun 2011
Dari tabel ini dapat dilihat penigkatan penjualan kredit dari tahun 2009
– 2010 sebesar Rp188.967.551,-. Perlu diketahui bahwa penjualan kredit
tersebut sebagian besar ditujukan kepada toko-toko penjual bahan-bahan
bangunan, toko-toko listrik dan perusahaan kontraktor.
Untuk melakukan pemberian kredit, perusaahaan tidak ekspansif.
Tetapi melakukan perhitungan tingkat pengembalian piutang di kemudian
hari. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan survei pada calon debitur oleh
staf penjualan ataupun oleh para salesman.
Sesuai dengan kebijaksanaan perusahan penjualan kredit telah
ditetapkan oleh manajemen perusahaan. Syarat penjualan kredit ditetapkan
oleh manajemen adalah 1 (satu) bulan. Bila pembayaran dilakukan melebihi
dari jangka waktu yang ditentukan maka piutang dinyatakan telah menunggak.
Bagi kebanyakan perusahaan, pendapatan dari penjualan kredit
merupakan unsur yang berpengaruh terhadap laba bersih. Bagi perusahaan
yang memberikan kredit bila piutang itu berhasil ditagih, maka akan
menambah kas, dan bila piutang tidak tertagih, maka akan merupakan
kerugian bagi perusahaan yang bersangkutan. Karena tidak tertutup
Tahun Penjualan Kredit
2009 3.309.510.070
2010 3.498.477.621
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 4/29
4
kemungkinan untuk tertunggaknya piutang dagang dalam waktu yang cukup
lama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat daftar umur piutang :
Tabel 1.2
PD. Papa Sari
Daftar Kemacetan Piutang
Tahun 2009 – 2010 (Dalam Rupiah)
Sumber : PD. Papa Sari, Tahun 2011
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan dan
penurunan kemacetan piutang dagang antara tahun 2009 dengan tahun 2010,
dimana kemacetan piutang dagang pada tingkat 1-3 bulan meningkat sebesar
Rp 457.500,-. Pada tingkat 4-6 bulan kemacetan piutang dagang meningkat
sebesar Rp 48.424.500,- dan pada tingkat 7-9 bulan kemacetan piutang dagang
meningkat sebesar Rp 91.951.600,- serta pada tingkat 10-12 bulan kemacetan
piutang dagang menurun sebesar Rp 204.800,-.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa dengan peningkatan penjualan
dari tahun ke tahun akan meningkatkan jumlah piutang dagang dan apabila
Tingkat Tahun
Kemacetan 2009 2010
1 - 3 bulan 1.712.500 2.170.0004 - 6 bulan 3.885.500 52.310.000
7 - 9 bulan 1.595.000 93.546.600
10 - 12 bulan 2.047.000 1.842.200
Total 9.240.000 149.868.800
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 5/29
5
tanpa disertai dengan kelancaran pembayaran piutang oleh pihak konsumen
maka akan menyebabkan meningkatnya jumlah piutang yang macet.
Tanpa adanya pengendalian dari pihak management dalam hal
kelancaran pembayaran piutang atau dengan kata lain terjadinya hal-hal yang
tidak terduga seperti tidak adanya konfirmasi bulanan kepada konsumen, tidak
adanya adjing schedule sehingga dapat konsumen melepaskan diri dari
kewajibannya untuk membayar hutangnya dengan melarikan diri, jatuh pailit,
atau konsumen tersebut meninggal dunia, hal ini tentunya akan
mengakibatkan peningkatan pada piutang yang tidak dapat ditagih, yang
menyebabkan kerugian piutang bagi perusahaan.
Berdasarkan akan pentingnya sistem pengendalian intern, maka
penulis mengadakan penelitian tentang sistem pengendalian intern yang
diterapkan pada PD. Papa Sari dengan mengetahui bagaimana pelaksanaan
dan penerapan sistem pengendalian intern pada perusahaan tersebut dengan
judul ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN
KREDIT, PIUTANG DAGANG, DAN PENERIMAAN KAS PADA PD.
PAPA SARI PONTIANAK.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah sistem pengendalian intern penjualan kredit, piutang dagang, dan
peneriman kas perusahaan telah memadai?
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 6/29
6
2. Faktor apa saja yang menyebabkan tidak efektifnya sistem pengendalian
intern penjualan kredit, piutang dagang, dan penerimaan kredit pada
PD. Papa Sari Pontianak?
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah dan jelas, maka lingkup penelitian penulis
membatasi pada Analisis Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit,
Piutang Dagang, dan Penerimaan Kas Pada PD. Papa Sari Pontianak Tahun
2009 - 2010.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis :
1. Untuk mengetahui sistem dan prosedur penjualan kredit,
pemberian piutang yang ditetapkan perusahaan, dan penerimaan kas serta
sistem pengendaliannya serta kelemahan- kelemahan atas pengendalian
tersebut.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tidak
efektifnya sistem pengendalian intern terhadap penjualan kredit, piutang
dagang, dan penerimaan kas.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 7/29
7
Hasil penelitian ini merupakan penerapan teori-teori yang diperoleh
selama mengikuti kuliah serta menambah pengalaman dalam menganalisis
suatu masalah ilmiah dengan suatu masalah yang dihadapi suatu
perusahaan yang menjadi objek penelitian.
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi bagi pihak
perusahanan sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
menentukan kebijakan-kebijakan di masa depan mengenai pentingnya
pengendalian intern perusahaan yang akan mempermudah kinerja
perusahaan dalam pengawasan dan pembentukan cadangan kerugian
piutang dalam kaitannya dengan resiko yang dihadapi perusahaan.
F. Landasan Teori
Pada dasarnya kebijakan yang paling aman dalam melakukan penjualan
adalah penjualan secara tunai, karena dapat langsung menerima hasil
penjualan berupa uang pada saat penyerahan barang atau jasa. Akan tetapi,
untuk meningkatkan penjualan yang lebih besar perusahaan akan melakukan
penjualan secara kredit.
Dengan adanya kebijakan penjualan kredit berarti perusahaan harus
menginvestasikan sebagian modal kerjanya dalam bentuk piutang dagang.
Untuk itu sistem dan prosedur penjualan kredit yang ditetapkan oleh
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 8/29
8
perusahaan juga sangat menunjang bagi perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Menurut Zaki Baridwan (1991:3) “Sistem adalah suatu kerangka
dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai skema
yang menyeluruh, untuk melaksanakan sesuatu kegiatan atau fungsi utama
perusahaan. Prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (crerical),
biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagab atau lebih, disusun
untuk menjamin adanya perlakuan seragam terhadap transaksi-transaksi
perusahaan yang sering terjadi”.
Suatu perusahaan memerlukan kebijakan dan prosedur untuk menyediakan
jaminan tambahan tujuan perusahaan akan tercapai. Prosedur pengendalian
terdiri dari kebijakan dan prosedur yang umumnya dapat digologkan ke dalam
5 kelompok, yaitu :
1. Pemindahan tugas yang memadai
2. Prosedur otoritas yang memadai
3. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup
4. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan
5. Pengecekan secara independen atas kinerja
Jika sistem pengendalian intern suatu perusahaan lemah, maka
kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidak akuratan ataupun kecurangan
dalam perusahan sangat besar. Untuk mendapatkan sistem pengendalian intern
yang kuat atas piutang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Fungsi yang dilakukan oleh pegawai yang menangani transaksi penjualan
harus dipisahkan dari fungsi pembukuan.
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 9/29
9
2. Fungsi penerimaan hasil tagihan piutang harus dipisahkan dari fungsi
pembukuan piutang.
3. Semua transaksi pemberian kredit, potongan dan penghapusan piutang
harus mendapat persetujuan pejabat tertentu.
4. Piutang harus dicatat dalam buku-buku tanbahan, total saldo buku
tambahan ini harus dicocokkan dengan buku besar yang bersangkutan
paling tidak sebulan sekali. Pada akhir bulan para debitur dikirimi surat
pernyataan piutang ( statement of account ).
5. Adanya daftar piutang berdasarkan umurnya (adjing schedule).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu sistem terdiri dari
jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kerja klerikal,
kegiatan krerikal terdiri dari kegiatan mencatat informasi dalam formulir,
buku jurnal, dan buku besar. Keterkaitan dari semua sistem tersebut harus
kuat dan terstruktur dengan rapi sehingga semua aset perusahaan dapat
terkontrol dengan benar.
A. Pengertian Umum Sistem Pengendalian Intern
Pengertian pengendalian untern mempunyai dua artian, yakni
dalam pengertian yang luas. Dalam pengertian yang sempit,
pengendalian intern merupakan pengecekan penjumlahan, baik
penjumlahan mendatar maupun penjumlahan menurun. Dalam pengertian
luas, pengendalian intern terdiri dari kebijakan, teknik, prosedur, alat-alat
fisik,dokumentasi, orang-orang yang berinteraksi satu sama lain diarahkan
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 10/29
10
untuk melindungi harta, menjamin terhadap terjadinya hutang yang tidak
layak, menjamin ketelitian, dan dapat dipercayainya data akuntasi, dapat
diperolehnya efisiensi dalam operasi dan menjamin ditaatinya
kebijaksanaan perusahaan.
Menurut Zaki Baridwan (1991:13) “ Pengendalian intern itu
meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang
dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk
menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan
kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi dalam operasi, dan
membantu menjaga dipatihinya kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.”
Prosedur pengendalian merupakan “kebijakan dan prosedur-
prosedur yang tercakup dalam lingkungan pengendalian dan sisitem
akuntasi yang harus ditetapkan oleh manajemen untuk memberikan
jaminan yamg memadai bahwa tujuan-tujuan tertentu akan tercapai.”
(Geogre H. Bodnar, 2000 : 182)
“Pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntasi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.” (Mulyadi, 1993 : 165)
Pengendalian intern jika dilihat dari tujuannya dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu : pengendalian intern akuntansi (internal
accounting control ) dan pengendalian intern administratif (internal
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 11/29
11
administrative control ). Pengendalian intern akuntansi, merupakan bagian
dari pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi
dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian
intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen. Menurut Srandar Akuntansi Keuangan (IAI, 1994 :
319.30) “ Struktur pengendalian intern meliputi organisasi serta semua
metode dan ketentuan yang dikoordinasikan yang dianut dalam suatu
perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mengecek kecermatan dan
keandalan data akuntansi, meningkatan efisiensi usaha dan mendorong
ditaatinya kebijakan manajemen yang digariskan”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern dalam arti luas
dibagi dua yaitu pengendalian akuntansi yang dapat disebut juga sebagai
preventive control, yaitu yang bertujuan untuk mencecah terjadinya hal-
hal yang tidak diinginkan.
Pengendalian akuntansi intern meliputi rencana organisasi dan
prosedur-prosedur dan pencatatan yang berhubungan dengan penjagaan
aktiva dan kelayakan laporan keuangan. Pengendalian akuntansi intern
dirancang untuk memberikan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan
tertentu telah sesuai dengan setiap sistem aplikasi yang signifikan dalam
organisasi.
Suatu sistem pengendalian yang baik berguna untuk :
1. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi.
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 12/29
12
2. Memerikasa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3. Memajukan efisiensi dalam operasi.
4. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang datikebujaksanaan manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
( Zaki Baridwan, 1991 : 13 )
Faktor yang paling penting dalam pengendalian adalah orang-
orang yang dapat menunjang suatu sistem dapat berjalan dengan baik.
Personil-personil yang cakap, jujur dan efisien dapat senantiasa mampu
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tugasnya dengan baik
dan berbobot walaupun tidak didukung unsur-unsur pengawasan yang lain.
Tetapi betapa pun kuatnya unsur-unsur sistem pengendalian yang lain itu,
tanpa adanya dukungan unsur personil yang cakap, jujur dan efisiensi pasti
akan mengurangi keandalan dari sistem tersebut.
A.1. Ciri-Ciri Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern tidak mempunyai bentuk yang
baku yang dapat diterapkan dengan efektif pada setiap perusahaan.
Pengendalian intern paling tidak harus mempunyai tiga persyaratan
sebagai berikut :
a. Prosedur
Pertama-tama harus ada prosedur tertentu dan prosedur ini harus
dijalankan oleh perusahaan. b. Syarat kedua prosedur yang ditetapkan itu dilaksanakan oleh
orang-orang yang cakap ( competent ) di bidangnya. Kecakapan
meliputi kombinasi dari keahlian, pengetahuan, dan adanya
wewenang yang cukup.
c. Pemisahan Tugas
Pelaksanaan prosedur yang ditetapkan oleh orang yang cakap
saja, jika seseorang menjalankan beberapa prosedur yang satu
sama lainnya bertentangan, sistem pengendalian tidak dapat
berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Tugas-tugas yang
menyagkut penyimpangan dan pengurusan kekayaan perusahaan
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 13/29
13
tidak boleh dirangkap dengan tugas pengawasan atas pelaksanaan
tersebut. ( Theodorus Tuannakota, 1992 : 98 )
A.2. Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Untuk menciptakan suatu pengendalian intern yang baik,
maka harus diperhatikan unsur-unsur dari suatu sistem pengendalian
yang baik, yaitu :
a. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab
Fungsional Secara Tepat.
Pada dasarnya syarat-syarat utama pengendalian intern
yang baik adalah pemisahan wewenang antara fungsi operasi ,
fungsi pencatatan, dan penyimpangan. Fungsi-fungsi ini harus
dipisahkan sehingga terdapat suatu kerjasama yang merupakan
unsur penting dalam perusahaan.
b. Sistem, Wewenang dan Prosedur yang Memadai
Sistem, wewenang dan prosedur pembukuan merupakan
alat-alat bagi manajemen untuk mengendalikan operasi dan
transaksi yang terjadi serta mengklarifikasi data akuntansi
dengan tepat ke rekening buku besar. Susunan rekening dalam
buku besar biasanya bernomor kode. Agar prosedur dapat
dipahami oleh karyawan, biasanya dibuat pedoman prosedur
yang menunjukan arus kas dokumen dalam prosedur dan
rekening yang akan dipakai untuk mencatat transaksi.
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 14/29
14
c. Praktek-Praktek yang Sehat bagi Perusahaan dalam Menjalankan
Tugas Fungsi Setiap Bagian dalam Organisasi.
Praktek-praktek yang sehat bagi perusahaan adalah
pemisahan tugas dengan kemampuan pegawainya dan pegawai
mampu melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan. Pelaksanaan tugas dari awal sampai akhir tidak boleh
dilakukan oleh satu pegawai saja. Praktek-praktek yang sehat ini
harus berlaku untuk seluruh prosedur yang ada sehingga
pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dapat dicek oleh pegawai
lain, begitu juga sebaliknya sehingga timbul ketelitian hasil kerja
pegawai.
d. Tingkat Kecakapan Pegawai yang Sesuai dengan Tanggung
Jawab.
Apabila keahlian yang dimiliki pegawai tidak sesuai
dengan tanggung jawabnya, maka pengendalian intern yang
dilaksanakan tidak berjalan.
e. Laporan
Laporan yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai
kinerja dari perusahaan dan sebagai alat pertanggungjawaban.
Oleh karena itu laporan haruslah aktual, akurat dan mudah
dimengerti sehingga memudahkan dakam mengambil keputusan.
f. Staff Audit Intern
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 15/29
15
Staff audit intern dalam suatu perusahaan peranannya
sangatlah besar dalam melakukan pemeriksaan terhadap
pelaksanaan prosedur-prosedur yang ditetapkan perusahaan dan
juga bertugas untuk menilai keefektifan dari seluruh sistem di
perusahaan.
B. Prosedur Penjualan Kredit
Prosedur penjualan kredit adalah urutan kegiatan sejak diterimanya
pesanan dan permohonan kredit dari pemberi persetujuan kredit,
pengiriman barang, pembuatan faktur ( penagihan ), dan pencatatan
penjualan kredit, agak sulit dipisahkan antara prosedur pencatatan
penjualan dan piutang, karena keduanya berkaitan erat.
Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur penjualan kredit adalah
sebagai berikut :
1. Bagian pesanan penjualan, mempunyai fungsi :
a. Mengawasi semua barang yang diterima.
b. Memeriksa surat yang diterima dari
langganan atau salesman dan melengkapi informasi yang
kurang, berhubungan dengan spesifikasi produk dan tanggal
pengiriman.
c. Meminta persetujuan penjualan kredit dari
bagian kredit.
d. Menentukan tanggal pengiriman.e. Membuat surat perintah pengiriman.
f. Membuat catatan mengenai pesanan-pesanan
yang diterima dan mengikuti pengirimannya.
g. Mengadakan hubungan dengan pembeli
mengenai retur penjualan serta membuat bukti memorial untuk
bagian piutang.
h. Mengawasi pengiriman barang untuk contoh (
sample ).
2. Bagian kredit.
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 16/29
16
Bagian kredit ini berfungsi memutuskan apakah permintaan kredit
ini akan diberikan atau ditolak atas pesanan dari pembeli atau
langganan.3. Bagian gudang.
Bagian gudang bertugas menyiapkan barang dan menyerahkan ke
bagian pengiriman untuk dibungkus dan dikirimkan ke pembeli.
4. Bagian pengiriman.
Bagian pengiriman bertugas untuk mengirimkan barang kepada
pembeli, pengiriman hanya boleh dilakukan apabila ada surat
perintah pengiriman.
5. Bagian billing ( pembuat faktur dan piutang )
Tugas pembuat faktur adalah :
1. Membuat faktur penjualan dan tembusan-tembusannya.
2. Menghitung biaya kirim penjualan dan pajak pertambahan nikai.3. Memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan-perhitungan
dalam faktur. ( Zaki Baridwan, 1991 : 109 – 111 )
Secara umum, piutang dapat dikatakan sebagai segala macam
tagihan pihak lain yang terjadi karena danya penjualan barang dan jasa
secara kredit dan belum diterima sesuatu penggantian dalam bentuk lain.
Piutang adalah suatu aktiva berwujud tagihan uang yang biasanya
timbul dari adanya penjualan kredit. Penjualan kredit itu mengenai barang
dagangan yang akan dibayar oleh pembelinya kemudian hari sehingga
menimbulkansuatu piutang yang disebut piutang dagang.
Dari beberapa definisi mengenai piutang dagang di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa piutang dagang adalah suatu tagihan yang timbul dari
adanya transaksi jual beli secara kredit yang pembayarannya dilakukan di
kemudian hari.
Pemberian kredit atau piutang ini akan memberikan keuntungan-
keuntungan bagi perusahaan yaitu:
a. Kenaikan volume penjualan ; dengan adanya piutang konsumen
akan mendapat kemudahan dalam membayar sehingga tertarik untuk
membeli barang tersebut.
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 17/29
17
b. Kenaikan laba ; hasil penjualan yang naik akan secara
otomatis meningkatkan laba juga.
c. Memenangkan persaingan ; karena kondumen selalu berusahamencari perusahaan yang dapat memberikan fasilitas yang terbaik
baginya, salah satunya adalah piutang, maka denga cara ini perusahaan
yang melakukan hal yang demikian lebih dapat memenangkan
persaingan. ( Indriyo Gitosudarmo, 1989 : 69 )
Pemberian piutang ini dapat mempengaruhi lancarnya operasi
perusahaan, sehingga jumlah piutang ini harus dikelola dengan
baik.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang
adalah :
a. Volume penjualan kredit.
b. Syarat pembayaran penjualan kredit.c. Ketentuan tentang pembatasan kredit / plafont kredit.
d. Kebijakan dalam pengumpulan piutang.
e. Kebijakan membayar dari para pelanggan. ( Bambang Riyanto, 1997 :
85 )
Apabila kebiasaan para pelanggan untuk membayar banyak yang
memanfaatkan fasilitas discount, maka besarnya jumlah piutang relatif
kecil. Sebaliknya apabila para pelanggan membayar mundur dari waktu
yang diisyaratkan maka besarnya jumlah piutang relatif besar.
Dalam memberikan piutang bagi para pelanggan, tidak terlepas dari
menimbulkan resiko-resiko tertentu yang mungkin timbul dari akibat
pemberian piutang, dapat berupa :
a. Resiko tidak terbayarnya sebagian piutang.
b. Resiko tidak dibayarnya seluruh piutang.
c. Resiko keterlambatan dalam melunasi piutang.
dengan adanya resiko-resiko tersebut dapat mempengaruhi aktivitas
perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus dapat mengendalikannya.
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 18/29
18
Usaha untuk mengatasi resiko yang tinggi terhadap piutang
perusahaan tersebut, perusahaan harus memikirkan suatu pemecahan
masalah yang terbaik.
Cara yang dapat ditempuh untuk mempengaruhi tingkat resiko
terhadap piutang, menurut Bambang Riyanto ( 1997 : 87 ) sebelum
menyetujui penjualan kredit harus mempertimbangkan hal berikut yang
dikenal dengan 5C, yaitu :
a. Character
Menunjukkan kemungkinan atau probabilitas dari pelanggan untuk
secara jujur memenuhi kewajibannya.
b. CapabilityPendapat subjektif mengenai kemampuan dari pelanggan, ini diukur
dengan record di waktu yang lalu dengan observasi fisik pada pabrik
atau toko pelanggan.
c. Capital
Diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum di mana hal ini
ditunjukkan oleh analisa rasio finansial.
c. Collateral
Dicerminkan oleh aktiva dari langganan yang diikatkan atau dijadikan
jaminan kredit yang diberikan kepada langganan.
d. ConditionMenunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya
terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus
dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek
terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.
1. Penggolongan Piutang
Piutang dapat digolomgkan menggunakan beberapa dasar sebagai
berikut :
a. Berdasarkan jangka waktu
Berdasarkan jangka waktunya piutang dapat digolomgkan sebagai
berikut :
1. Piutang Lancar atau Piutang Jangka Pendek
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 19/29
19
Piutang lancar atau piutang jamgka pendek meliputi semua
piutang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu
periode akuntansi, terhitung sejak tanggal neraca yang
bersangkutan.
2. Piutang Jangka Panjang
Piutang jangka panjang meliputi semua piutang yang akan
jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi,
terhitung sejak tanggal neraca yang bersangkutan.
b. Berdasarkan transaksi penyebab terjadinya
Atas dasar transaksi yang menyebabkan timbulnya piutang, piutang
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Piutang Dagang atau Piutang Usaha
Piutang dagang atau piutang usaha meliputi semua piutang yang
timbul karena :
- penjualan barang dagangan
- penjualan produk selesai
- penjualan jasa yang merupakan produk utama perusahaan
Pada umumnya piutang dagang mempunyai jumlah yang terbesar
jika dibandingkan dengan piutang yang lain.
2. Piutang Non Dagang atau Piutang Diluar Usaha
Transaksi yang menyebabkan timbulnya piutang bukan usaha
antara lain :
- Penjualan aktiva tetap
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 20/29
20
- Pemberian pinjaman
- Pembayaran pajak yang terlalu besar
- Ganti rugi dari perusahaan asuransi yang belum diterima
- Penjualan modal saham
c. Berdasarkan ada tidaknya kesanggupan tertulis
Berdasarkan ada tidaknya kesanggupan tertulis, piutang digolongkan
menjadi dua, yaitu :
1. Piutang Wesel atau Wesel Tagih
Piutang wesel meliputi semua piutang yang didukung
dengan kesanggupan tertulis untuk membayar piutang tersebut
pada tanggal tertentu.
2. Piutang Non Wesel
Piutang non wesel meliputi semua piutang yang tidak
didukung kesanggupan tertulis untuk membayar piutang tersebut
pada tanggal tertentu.
2. Penilaian Piutang Dagang
Piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan
barang-barang atau jass-jasa yang dihasilkan perusahaan. Dalam kegiatan
perusahaan yang normal, biasanya umur piutang dagang akan dibatasi oleh
suatu jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh perusahaan.
Jika piutang dagang tidak dilunasi dalam jangka waktu yang ditetapkan
akan menjadi piutang menunggak, sehinggan tidak dapat menutupi bahwa
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 21/29
21
piutang bahwa piutang yang menunggak akan berakibat pada kerugian
piutang bagi perusahaan sebab pelanggan tidak dapat melunasi hutangnya.
Tanggapan perusahaan terhadap resiko adanya kerugian piutang sebagai
akibat adanya penjualan kredit tersebut ada dua alternatif, yaitu :
1. Tanggapan dengan sikap optimis, ini akan mengakui kerugian
piutang dengan metode penghapusan langsung (direct write off
methode ).
2. Tanggapan dengan sikap pesimis, ini akan mengakui kerugian
piutang dengan metode cadangan.
Pandangan dari segi teori akuntansi, metode langsung ini tidak sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu prinsip mempertemukan dan
prinsip konservatif ( matching and conservatif ), dengan alasan :
- Sudah mengakui penghasilan ( penjualan kredit ) tetapi belum
mengakui biaya atau kerugian yang timbul dari penjualan tersebut. Hal
ini tidak sesuai denga prinsip mempertemukan ( Matching Principle ).
- Tidak menghitungkan atau membebankan biaya pada periode
akuntansi yang sesuai dengan periode akuntansi di mana penghasilan
yang berhubungan dengan biaya tersebut diakui.
Ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi ini merupakan kekurangan
dari metode langsung. Menurut Keiso, “piutang dinilai pada nilai bersih
yang dapat direalisasikan yaitu jumlah bersih yang diperkirakan dapat
diterima dalam bentuk kas, yang tidak harus berupa jumlah yang secara
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 22/29
22
resmi merupakan piutan bruto setelah dikurangi dengan jumlah piutang yang
tidak dapat diterima“.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa untuk melaporkan piutang
dalam neraca adalah sebesar jumlah yan akan direalisasikan yaitu jumlah
yang diharapkan akan dapat tertagih.
Jumlah piutang yang diharapkan akan dapat ditagih dan dihitung dengan
mengurangkan jumlah yang diperkirakan tidak dapat ditagih pada jumlah
piutang. Karena neraca itu disusun setiap akhir periode, maka setiap akhir
tahun perlu dihitung jumlah kerugian dari piutang-piutangnya.
Kerugian ini dibebankan pada periode bersangkutan sehingga dapat
dihubungkan antara kerugian piutang dengan penjualan yang mengakibatkan
timbulnya piutang tersebut. Jadi setiap pengakuan atas penjualan yang
mengandung resiko kerugian piutang harus diikuti dengan pengakuan
kerugian piutang, yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang.
Dalam periode cadangan setiap akhir periode dilakukan penafsiran
jumlah kerugian piutang yang akan dibebankan pada periode yang
bersangkutan. Ada dua dasar yang dapat digunakan untuk menentukan
jumlah kerugian piutang, yaitu :
a. jumlah penjualan
apabila kerugian piutang itu dihubungkan dengan proses pengukuran
laba yang diteliti, maka dasar perhitungan kerugian piutang adalah
jumlah penjualan, Kerugian piutang dihitung dengan cara mengalikan
persentasae tertentu dengan jumlah piutang penjualan periode tersebut.
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 23/29
23
b. saldo piutang
apabila saldo piutang digunakan sebagai dasar perhitungan kerugian,
maka arahnya adalah menilai aktiva denagn teliti. Kerugian perhitungan
piutang atas dasar piutang akhir periode dapat dilakukan dengan tiga
cara, yaitu :
1. Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari
saldo piutang. Dalam cara ini saldo piutang dikalikan dengan
persentase tertentu, hasilnya merupakan saldo rekening cadangan
kerugian piutang yang diinginkan. Untuk menghitung jumlah
kerugian piutang, hasil perhitungan tadi dikurangi atau ditambah
dengan saldo rekening cadangan piutang.
2. Cadangan ditambah dengan persentase kerugian piutang
dengan saldo piutang merupakan jumlah yang dicatat sebagai
kerugian dan dikreditkan ke rekening cadanagan kerugian piutang
tanpa memperhatikan saldo rekening cadanagn kerugian piutang.
3. Jumlah cadangan dinaikkan sampai suatu jumlah yang
dihitung dengan menganalisa umur piutang. Metode ini disebut
metide analisa umur piutang. Piutang masing-masing pelanggan
dibagi dalam dua kelompok, yaitu yang belum menunggak dan yang
sudah menunggak. Yang dimaksud dengan menunggak adalah yang
melebihi jangka waktu kredit. Piutang yan menunggak dipisahkan
dalam kelompok berdasarkan lamanya waktu menunggak.
Selanjutnya masing-masing jumlah tunggakan ditetapkan persentase
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 24/29
24
kerugian piutangnya. Jumlah kerugian piutang yang dihitung denga
cara ini sudah memperhitungkan saldo rekening cadangan kerugian
piutang merupakan kerugian piutangnya.
3. Pengendalian Intern Terhadap Piutang Dagang
Data mengenai piutang dagang, baik kuantitas maupun lamanya jangka
waktu kredit mencerminkan besarnya investasi dalam piutang yang besar dan
lamanya modal kerja terikat dalam piutang dagang tersebut. Makin besarnya
tingkat penjualan kredit dalam suatu periode dengan masa kredit yang
ditetapkan menyebabkan investasi dalam piutang usaha tersebut semakin besar,
begitu pula bila tingkat penjualan kredit yang diberikan semakin panjang, maka
investasi dalam piutang tersebut semakin besar pula.
Meningkatnya investasi dalam piutang yang disebabkan oleh semakin
panjangnya masa kredit, tanpa disertai alasan tertentu yang dapat diterima,
seperti keadaan perekonomian yang baru maka hal ini menunjukkan buruknya
prestasi manajemen, sebab semakin panjangnya masa kredit perusahaan maka
akan menjadi sulit untuk dapat mencairkan piutang usaha menjadi uang tunai,
sehingga kalau hal ini berlangsung terus dengan jumlah yang cukup besar,
maka perusahaan dapat mengalami kesulitan likuiditas.
Dalam praktek sering ditemukannya adanya piutang yang sudah jatuh
tempo tetapi tidak tertagih karena adanya beberapa sebab, misalnya langganan
jatuh pailit, karena itu dalam pengendalian piutang perlu diperhatikan
mengenai kebijakan kredit.
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 25/29
25
Dalam sistem pengendalian intern atas piutang yang cukup memadai,
terutama untuk perusahan dagang harus diperhatikan hal-hal berikut :
1. Pimpinan perusahaan perlu menetapkan kebijakan dan prosedur yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam pemberian kredit bagi langganan.
2. Pimpinan perusahaan perlu menetapkan syarat kredit yang paling
menguntungkan bagi perusahaan terutama pemberian potongan dalam
jangka waktu tertentu.
3. Pimpinan perusahaan perlu menetapkan prosedur yang baik dalam menagih
piutang supaya tidak mengalami kesulitan dalam penagihan, misalnya
diadakan buku besar pembantu tambahan masing-masing debitur, untuk
memudahkan pengecekan jumlah piutang akhir bulan.
4. Fungsi pengelolaan piutang harus dipisahkan dengan penagihan dan
penerimaan.
5. Melakukan konfirmasi piutang dengan debitur agar kebenaran saldo piutang
dapat dipertanggungjawabkan.
Ada tiga bidang pengendalian umum untuk mewujudkan pengendalian
piutang, yaitu :
1. Pemberian kredit dagang
Kebijakasanaan kredit dan syarat harus tidak menghalangi penjualan
kepada pelanggan yang sehat keadaan keuangannya dan juga tidak boleh
menimbulkan kerugian yang besar karena adanya piutang sanksi yang
berlebihan.
2. Penagihan
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 26/29
26
Apabila telah diberikan kredit, harus dilakukan setiap usaha untuk
memperoleh pembayaran yang sesuai dengan syarat penjualan dalam
waktu yang wajar.
3. Penetapan dan penyeleggaraan pengendalian intern
“Meskipun prosedur pemberian kredit dan penagihan yang telah
diadministrasikan dengan baik atau dilakukan dengan wajar, ini tidak
menjamin bahwa semua penyerahan memang difaktorkan sebagaimana
mestinya, kepada para pelanggan dan bahwa penerimaan benar-benar
masuk ke dalam rekening bank perusahaan. Harus diberlakukan suatu
sistem pengendalian intern yang memadai”. ( J.B Hecjrt, 196 :418 )
C. Fungsi Siklus Penerimaan Kas
Tujuan dasar dari fungsi penerimaankas adalah meminimalkan
kemungkinan kerugian. Prosedur-prosedur seperti penyimpan segera
penerimaan kas, penyelenggaraan saldo kas minimal, dan pencatatan
segera atas transaksi-transaksi kas merupakan teknik-teknik
pengendalian yang mendasar. Perlindungan fisik seperti register kas,
kotak penyimpanan, pencairan segera atas cek, dan akses terbatas
terhadap area kas, merupakan hal-hal yang juga umum diperlukan.
Tahap paling penting dalam penerimaan kas adalah dokumentasi buku
penerimaan kas, yang berupa jurnal penerimaan kas (cash receipt
jounal). Untuk tujuan ini pembayaran menjadi hal yang penting.
Penagihan ke pelanggan merupakan alat pembitahuan kepada
pelanggan mengenai jumlah yang ditagih atas barang dan jasa yang telah
dibeli, dan penagihan ini harus dilaksanakan dengan benar dan tepat
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 27/29
27
waktu. Aspek terpenting dari penagihan adalah meyakinkan bahwa
seluruh pembelian yang dilakukan telah ditagih, tidak ada pembelian
yang ditagih lebih dari sekali, dan tiap pembelian ditagih dengan jumlah
yang benar.Penagihan ke pelanggan mencakup pembuatan :
1. Faktur Penjualan (Sales Invoice)
2. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
3. Laporan Ikhtisar Penjualan (Summary Sales Report)
4. Berkas Induk Piutang (Account Receiveable Master File)
5. Neraca Saldo Piutang Usaha (Account Receiveable Trial Balance)
6. Laporan Bulanan (Mounthly Statement)
D. Metode Penelitian
1. Objek penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada PD.
PAPA SARI, PONTIANAK.
2. Teknik pengumpulan data
a. Observasi, yaitu suatu cara penelitian dalam pengumpulan
data dengan mengamati secara langsung ke objek penelitian yang
menjadi sasaran.
b. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan
mengadakan tanya jawab langsung dengan pimpinan dan karyawan
untuk mendapatkan informasi yang relevan dan yang ada
hubungannya dengan penelitian ini.
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 28/29
28
c. Studi kepustakaan, yaitu dengan mempelajari teori-teori
yang ada pada literatur yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
d. Studi dokumenter, yaitu pengumpulen data yang bersumber
pada catatan-catatan yang ada dalam perusahaan.
e. Daftar pertanyaan ( questioner ), yaitu merupakan urutan
pertanyaan yang berhubungan dengan sistem pengendalian intern.
f. Pengambilan sample, yaitu dengan menggunakan metode
random sampling.
3. Alat analisis
a.Flowchart
Flowchart atau bagan alir merupakan pengujian grafis dari masing-
masing bagian sistem pengendalian intern. Bagan alir
menunjukkan urutan-urutan proses atau dokumen dan pencatatan
sistem. Dalam bagan alir juga tampak adanya pemisahan fungsi
atau tugas dasi masing-masing bagian.
b. Internal Control Questioner
Merupakan daftar pertanyaan yang berhubungan dengan sistem
pengendalian intern perusahaan mengenai masalah yan dibahas
oleh penulis.
c.Complaint Test
5/6/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559ab99d0dbde 29/29
29
Merupakan pengujian yang dilakukan untuk membuktikan apakah
unsur-unsur pengendalian intern yang dikumpulkan dalam
kuesioner benar-benar terdapat dalam sistem pengendalian intern
perusahaan.
d. Substantif Test
Merupakan pengujian yang dilakukan dengan cara pembandingan
angka-angka, misalnya pembandingan angka antara faktur-faktur
penjualan dengan bukti penerimaan kas secara random sample.