Bab i

16
1 RISET PEMASARAN BOLA LAMPU (BOHLAM) PHILIPS PADA U.D SARI JAYA DI PEKANBARU 1. Latar Belakang Penelitian Bola lampu philips selama ini banyak diminati kalangan usaha pada umumnya dan diminati kalangan masyaakat pada khususnya, apa lagi segala toko dan bentuk usaha lain seperti pasar dan swalayan banyak memajang atau menjual produk bola lampu (bohlam) philips tersebut mengingat pasar dalam negeri sangat menjanjikan untuk berkembang lebih lama lagi. Selama ini produk philips mengikuti trend modifikasi tekhnologi ala zaman dahulu ke zaman sekarang dangan kata lain mengikuti perkembangan zaman yang mana produk ini tidak mau kalah atau kalah saing dari produk lain yang selama ini banyak beredar di pasar. Produk philips khususnya bola lampu (bohlam) philips memiliki bentuk berbeda sekarang ini dan memiliki banyak varian. Ada yang 10 watt, 15 watt, 30 watt dan 45 watt juga ada yang 60 watt. Di salah satu toko UD. Sari Jaya, produk bola lampu atau bohlam philips banyak di beli masyarakat dan sangat disukai masyarakat yang mana produk ini laku dijual. Ada alasan masyarakat membeli produk ini karena produk philips ini selain

description

 

Transcript of Bab i

Page 1: Bab i

1

RISET PEMASARAN BOLA LAMPU (BOHLAM) PHILIPS PADA

U.D SARI JAYA DI PEKANBARU

1. Latar Belakang Penelitian

Bola lampu philips selama ini banyak diminati kalangan usaha pada

umumnya dan diminati kalangan masyaakat pada khususnya, apa lagi segala toko

dan bentuk usaha lain seperti pasar dan swalayan banyak memajang atau menjual

produk bola lampu (bohlam) philips tersebut mengingat pasar dalam negeri sangat

menjanjikan untuk berkembang lebih lama lagi.

Selama ini produk philips mengikuti trend modifikasi tekhnologi ala zaman

dahulu ke zaman sekarang dangan kata lain mengikuti perkembangan zaman yang

mana produk ini tidak mau kalah atau kalah saing dari produk lain yang selama ini

banyak beredar di pasar. Produk philips khususnya bola lampu (bohlam) philips

memiliki bentuk berbeda sekarang ini dan memiliki banyak varian. Ada yang 10 watt,

15 watt, 30 watt dan 45 watt juga ada yang 60 watt.

Di salah satu toko UD. Sari Jaya, produk bola lampu atau bohlam philips

banyak di beli masyarakat dan sangat disukai masyarakat yang mana produk ini laku

dijual. Ada alasan masyarakat membeli produk ini karena produk philips ini selain

terang juga memiliki ketahanan produk cukup lama dan bohlam ini tidak banyak

memiliki masalah.

Menurut masyarakat yang memiliki bohlam lampu philips mengatakan bahwa

produk itu sangat baik untuk di rumah dan sangat terang bila malam hari, dilihat dari

bentuk terangnya, bohlam philips ini sangat menguntungkan juga buat anak-anak

sekolah yang sedang melakukan kegiatan belajar di rumah. Alasannya adalah selain

terang juga sangat ramah dengan mata, dan bila bohlam ini dipakai juga sangat baik

Page 2: Bab i

2

untuk kegiatan acara-acara, seperti : Ulang tahun, acara arisan dengan tetangga,

acara rapat dan lain sebagainya.

Mengingat banyaknya produk bohlam ini diminati masyarakat maka dengan

ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan mengangkat judul “Analisis

penjualan produk bola lampu (bohlam) pada U.D Sari Jaya di Pekanbaru”

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pendapat masyarakat atas produk bola lampu (bohlam) philips

tersebut?

2. Bagaimana penjualan produk bohlam philips itu?

3. Bagaimana tanggapan masyarakat atas larisnya produk bohlam philips

terebut?

3 Tujuan Penelitian

Adpun tujuan penelitian adalah untuk :

1. Mengetahui pendapat masyarakat atas produk bohlam philips itu?

2. Mengetahui bagaimana penjualan produk bohlam philips

3. Mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat atas larisnya produk bohlam

philips itu.

4. Kerangka Pemikiran

4.1 Pengertian Pemasaran.

Melihat banyaknya produk-produk bohlam di pasran dan sangat banyaknya

merk yang ada selama ini membuat produk philips selalu open (terbuka) pada

Page 3: Bab i

3

perkembangan zaman tekhnologi saat ini dengan apa yang diharapkan masyarakat

lebih baik dan lebih bagus. Kepercayaan konsumen yang diberikan konumen

kepada perusahaan atau lebih tepatnya “consumers acceptance”merupakan suatu

asset bagi perusahaan itu. Konsumen mempunyai kebebasan untuk memilih

(consumers franchise) produk yang mereka butuhkan, merek yang mereka senangi,

maupun penjual yang mereka percayai. Sekali perusahaan memperoleh

kepercayaan ini akan sulit bagi perusahaan lain untuk mengalihkan perhatian

konsumen kepada mereka. Sebaliknya perusahaan tidak dapat mengabaikan dan

meremehkan kepercayaan yang telah mereka berikan kepadanya.

Bagaimanapunloyal nya konsumen, mereka tidak mau dikecewakan apalagi berkali-

kali ( Marketing, Drs. Marwan Asri MBA, 43, 1991)

Pemasaran (marketing) menyangkut perencanaan secara efisien penggunaan

sumber-sumber dan pendistribusian barang dan jasa dari produsen ke konsumen,

sehingga tujuan kedua pihak (produsen dan konsumen tercapai. Lebih tegas lagi ia

mnegatakan bahwa pemasaran menunjukan performance kegiatan bisnis yang

menyangkut penyatuan barang dan jasa dari produsen ke konsumen untuk

memuaskan konsumen dan mencapai tujuan produsen. (Basic Marketing, E.

Verome Mc Carty, 1975).

Philips Duncan berpendapat bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan yang

meliputi langkah-langkah yang diperlukan untuk menempatkan barang-barang ke

tangan konsumen. (Marketing Principles and methode, 1956)

Menurut Stanton mengatakan bahwa pemaaran meliputi sistem yang

berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan merncanakan,

menentukan harga hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa

yang akan memuaskan kebutuhan pembeli dan pembeli potensial ( Fundamentals of

marketing.William J Stanton, 1964)

Page 4: Bab i

4

Sedangkan Lazo mengatakan bahwa pemasaran adalah semua kegiatan

bisnis yang berkaitan dengan arus perpindahan barang dan jasa dari produsen ke

konsumen akhir, (Marketing, Hector Lazo, 1977). Sementara Kotter berpendapat

bahwa pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha pemuasan

keinginan dan kebutuhan melalui prose pertukaran. (Marketing management, Philips

Kottler,)

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menduga bahwa pemasaran bohlam

philips yang sangat bervarian bentuk sangat dibutuhkan konsumen dalam

menunjang kegiatan aktivitasnya, sehingga mereka yang telah membeli produk itu

tidak mau berganti ke produk lain karena memiliki barang bagus untuk penunjang

kegiatan sehari-harinya.

Gambar 1

Konsep Pemasaran

4.2 Pasar

Istilah pasar telah mendapatkan banyak arti selama bertahun-tahun Menurut

Philip Kotler & Gary Amstrong (1997:226), pasar adalah : “kumpulan pembeli aktual

dan potensial suatu produk”. Jadi pasar tempat bertemunya pembeli dan penjual.

Kebutuhan

Keinginan

Permintaan Transaksi

Pasar

Produk Pertukaran

Page 5: Bab i

5

Menurut Philip Kotler & Gary Amstrong (1997:227), pemasaran sasaran

memerlukan 3 langkah utama, yaitu :

a. Segmentasi pasar

Membagi sebuah pasar kedalam kelompok-kelompok pembeli yang berbeda

yang mungkin menghendaki bauran produk atau pemasaran yang terpisah.

b. Penetapan pasar sasaran

Mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar dan memiliki satu atau lebih

segmen untuk dimasuki.

c. Penetapan posisi pasar

Merumuskan posisi bersaing untuk sebuah produk dan suatu bauran

pemasaran yang rinci.

Berdasarkan motif pembelian dari pembeli untuk pembeli dari suatu

produk, pasar dapat digolongkan dalam 5 golongan (Basu Swastha, 1999:53),

yaitu :

a) Pasar konsumen

b) Pasar produsen/pasar industri

c) Pasar penjual/pasar pedagang

d) Pasar pemerintah

e) Pasar internasional

Menurut Irawan & Faried Wijaya (1996:68), pemasaran dimasa yang

akan datang terdiri dari :

a) Titik berat pada jangka panjang inovasi

b) Kebudayaan perusahaan, struktur organisasi, metode operasi, dan

lain-lain prosedur rutin dan tradisi akan dirubah.

c) Intelijen

d) Spesialisasi global

e) Manajemen pemasaran

f) Persaingan harga semakin tajam

g) Demografi

Page 6: Bab i

6

h) Merger

i) Akuisisi

j) Pelepasan

k) Pabrik dimasa depan

l) Layanan langganan

m) Produk yang berharga tinggi

n) Kecepatan bereaksi

o) Teknologi

p) Lembaga pemasaran

q) Pengembangan eksekutif dimasa yang akan datang

4.3 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh

perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan

keinginan konsumen. Bauran pemasaran merupakan salah satu unsur yang

penting dalam pemasaran modern.

4.4 Produk

Produk didefinisikan oleh Philip Kotler (1997:53), yaitu : “segala sesuatu

yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memeniuhi keinginan dan

kebutuhan”. Menurut Philip Kotler (1997:53), terdapat lima tingkatan produk,

yaitu :

a) Manfaat inti

b) Produk dasar

c) Produk yang diharapkan

d) Produk yang ditingkatkan

e) Produk potensial

Page 7: Bab i

7

Penggolongan barang menurut Basu Swastha (1999:96-105),

adalah sebagai berikut :

a. Penggolongan barang berdasarkan kepuasan segera dan

kesejahteraan konsumen jangka panjang.

1. Barang yang bemanfaat (salutory product), yaitu barang yang

mempunyai daya penarik rendah tetapi dapat memberikan manfaat

yang tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang, misalnya :

deterjen dengan fosfat rendah.

2. Barang yang kurang sempurna (deficient product), yaitu barang

yang tidak mempunyai daya penarik yang tinggi maupun kualitas

yang bermanfaat, seperti : obat-obatan yang merasa pahit.

3. Barang yang menyenangkan (pleasing product), yaitu barang yang

dapat berakibat buruk bagi konsumen dalam jangka panjang, yang

termasuk dalam golongan ini adalah rokok.

4. Barang yang sangat diperlukan (diserable product), yaitu barang

yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan sangat

bermanfaat dalam jangka panjang, seperti : makanan bergizi.

b. Penggolongan barang menurut tujuan pemakaiannya oleh si pemakai.

1. Barang konsumsi, adalah barang-barang yang dibeli untuk

dikonsumsikan. Pembeliannya didasarkan atas kebiasaan-

kebiasaan membeli dari konsumen. Barang konsumsi dapat

dibedakan atas tiga golongan antara lain :

a. Barang konvenien (convenience goods), adalah barang yang

mudah dipakai, membelinya dapat disembarang tempat, dan

pada setiap waktu. Misalnya; rokok, sabun dan sebagainya.

b. Barang shopping (shopping goods), adalah barang yang harus

dibeli dengan mencari dahulu dan di dalam membelinya harus

dipertimbangkan masak-masak, misalnya dengan membanding-

bandingkan mutu, harga, kemasan dan sebagainya. Termasuk ke

dalam golongan ini antara lain : tekstil, perabot rumah tangga dan

sebagainya.

Page 8: Bab i

8

c. Barang spesial (speciality goods), adalah barang yang

mempunyai ciri khas dan harga dapat dibeli di tempat tertentu

saja. Dalam hal ini pembeli yang ingin memperolehnya harus

mengeluarkan pengorbanan istimewa. contoh : barang antik di

toko seni, pakaian wanita di rumah mode tertentu.

2. Barang industri adalah barang yang dibeli untuk diproses lagi atau

untuk kepentingan dalam industri. Jadi pembeli barang industri ini

adalah perusahaan, lembaga atau organisasi.

c. Penggolongan barang menurut pengaruh psikhologisnya.

Beberapa karakteristik tertentu dari suatu barang dapat

memberikan pengaruh secara psikhologis terhadap perilaku pembeli.

Dalam hal ini, barang yang digolongkan menjadi enam golongan, yaitu

:

1. Barang fungsional, yaitu barang yang tidak mempunyai arti kultural

maupun sosial, seperti : buah-buahan, air minum, beras, sayuran

dan sebagainya.

a. Barang prestise, yaitu barang yang dapat memberikan bukti

kedudukan dan sebagai lambang kemegahan dari pemiliknya,

seperti : rumah mewah, mobil BMW, dan barang mewah lainnya.

b. Barang status, yaitu barang yang dapat menciptakan status

tertentu pada pemiliknya, seperti : jaket Untan, topi Untan dan

sebagainya.

c. Barang untuk orang dewasa, yaitu barang yang dapat

menunjukkan kepada pemiliknya, bahwa ia termasuk orang

dewasa meskipun belum cukup dianggap sebagai orang dewasa,

seperti : bir, kosmetik, rokok dan sebagainya.

d. Barang hedonis, yaitu barang yang dibeli karena langsung

dapat mempengaruhi selera seseorang, seperti : makanan yang

berbau enak, barang yang kemasannya menarik dan sebagainya.

e. Barang enxiety, yaitu barang yang dapat mengurangi atau

menghilangkan kegelisahan seseorang karena orang lain kurang

Page 9: Bab i

9

menyukainya, misalnya : minyak wangi, permen, deodoran dan

sebagainya.

d. Penggolongan barang menurut karakteristiknya. Penggolongan barang

menurut karakteristik umum terdiri dari 5 karakteristik, yaitu :

1. Tingkat penggantian, yaitu frekuensi pembelian sebuah barang.

2. Margin kotor, yaitu perbedaan antara harga beli/biaya sebuah

barang.

3. Penyesuaian, yaitu merupakan istilah yang dipakai untuk

mengidentifikasisemua jasa dan pengeluaran-pengeluaran

tambahan pada sebuah barang, untuk menyesuaikannya dengan

keinginan pembeli.

4. Jangka waktu konsumsi, yaitu jangka waktu untuk

mengkonsumsikan sebuah barang yang ada.

5. Jangka waktu pencarian, yaitu waktu sesungguhnya yang

dikeluarkan untuk mencari barang yang diinginkan. Penyesuaian-

penyesuaian yang harus dilakukan pada barang tahan lama

tersebut antara lain :

a. Memerlukan penghantaran ke rumah

b. Memerlukan pemasangan (jasa-jasa teknis)

c. Memerlukan garansi

d. Memerlukan cara penjualan kredit

5 Hipotesis

Berdasar kan uraian diatas maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut.

“Pemasaran produk bohlam philips sangat di senangi oleh masyarakat di karenakan

kualitas produk itu baik”

6. Metode dan Jenis Penelitian

Page 10: Bab i

10

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai

berikut :

1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang artinya

menggambarkan keadaan UD. SARI JAYA dengan mempelajari

permasalahan yang terjadi.

2. Teknik Pengolahan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam

penelitian ini adalah dengan cara sebagai berikut :

a. Data primer

1. Observasi, yaitu meninjau dan mengamati secara langsung

terhadap objek yang diteliti.

2. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan cara

mengajukan pertanyaan yang erat dengan penulisan bagi

pimpinan maupun karyawan UD. SARI JAYA di Pekanbaru dan

3. Kuisioner, yaitu data yang dikumpulkan melalui pengedaran

pertanyaan yang akan diisi oleh responden yang menjadi objek

penelitian.

b. Data sekunder

a. Studi dokumenter, yaitu mengumpulkan laporan-laporan dari data

penjualan, biaya promosi, biaya distribusi serta lainnya yang erat

dengan penelitian.

b. Studi kepustakaan, yaitu mempelajari teori-teori yang terdapat di

dalam literatur-literatur ilmiah maupun bahan kuliah yang

berhubungan erat dengan masalah yang diteliti.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Page 11: Bab i

11

Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:26), populasi

adalah : “kumpulan dari seluruh elemen”. Dalam suatu penelitian

ditetapkan sejumlah populasi dan yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah konsumen kota Pekanbaru

b. Sampel

Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:26), sampel

adalah “Sebagian kecil dari populasi”. Penentuan sampel penelitian

dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling

dilakukan dengan mengambil konsumen yang sudah membeli bola lampu

(bohlam) philips dan benar-benar terpilih oleh penulis menurut ciri khusus

yang dimiliki oleh sampel tersebut. Sampel yang purpusive adalah sampel

yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rancangan

penelitian. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil sebanyak 40 orang

responden Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

konsumen yang dikelompokkan dalam 4 wilayah pemasaran berdasarkan

kecamatan yang ada di kota Pekanbaru, yaitu :

- Kecamatan Payung Sekaki sebanyak 10 pengecer.

- Kecamatan Panam sebanyak 10 pengecer.

- Kecamatan Rumbai sebanyak 10 pengecer.

- Kecamatan Tangkerang sebanyak 10 pengecer.

-

Pengambilan responden ini berdasarkan Teori Champion yang

dikutip oleh Manasse Malo (1986:171), yaitu :

“Biasanya juga besaran sampel tergantung pada besarnya

populasi yang hendak diteliti. Sekalipun untuk menetapkan aturan

besaran sampel, 30 responden adalah jumlah minimum yang disebut oleh

ahli-ahli metode penelitian yang teritimewa jika penelitian menggunakan

perhitungan statistik”.

.4. Analisis Data

a. Alat analisis data, yaitu memakai analisis bauran pemasaran

(kebijaksanaan : produk, harga, promosi dan saluran distribusi).

Page 12: Bab i

12

b. Teknik analisis data, yaitu menggunakan analisis kualitatif, yaitu

dengan cara mempersentasekan jawaban responden terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan..