BAB I
-
Upload
oky-kurniawan -
Category
Documents
-
view
90 -
download
7
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan komoditas sayuran di indonesia diarahkan antara lain
untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri, mencukupi dan memperbaiki
gizi masyarakat, menguranggi menguranggi fluktuasi harga yang tajam dalam
rangka turut mempertahankan stabilitas ekonomi, dapat memperluas kesempatan
kerja serta dapat meningkatkan pendapatan petani(Anonymous,2010).
Gambas merupakan jenis sayuran yang sudah lama dikenal dan ditanam
petani inddonesia. Meskipun kedua jenis tanaman sayuran ini bukan merupakan
sayuran favorit, tetapi banyak diperdagangkan dipasar-pasar lokal, bukan saat ini
mulai masok pasar-pasar swalayan dikota-kota besar. Tanaman oyong (gambas)
berasal dari kawasan Asia tropis. Oyong banyak dibudidayakan di cina dan di
jepang saat ini tanaman oyong banyak dibudidayakan diberbagai daerah di
wilayah indonesia. Pembudidayaan oyong umumnya dilakukan sebagai usaha
sampingan, oyong ditanam dilahan perkarangan, tegalan, dan sawah bekas padi
sebagai penyelang pada musim kemarau (Rahmat Rukmana,2000).
Penerapan teknologi tepat guna disetiap pengembangan sayuran
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan produksi dengan kualitas dan
kuantitas yang optimal. Teknologi tepat guna yang diterapkan untuk menunjang
program pengembangan sayuran gambas antara lain teknologi budidaya,
pemupukan berimbang, produksi benih unggul, penanganan pasca panen segar
dan pengolahan hasil,serta teknologi pengendalian hama penyakit secara terpadu.
1
1
Teknologi produksi yang telah ditetapkan sebagai teknologi anjuran
(rekomendasi) dan bentuk kebijakan lain, disebarluaskan melalui kegiatan
penyuluhan pertanian, sehingga dapat dimanfaatkan oleh petani dan pihak-pihak
yang membutuhkan. Untuk memandu pengembangan jenis sayuran ini ditingkat
petani, diperlukan informasi praktis mengenai seluk-beluk usaha tani gambas
yang diarahkan pada pola agribisnis.(Rahmat Rukmana,1996). Menurut
Soekartawi (1995) usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana
seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Menurut Soekartawi (1995) usahatani merupakan ilmu yang mempelajari
bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Di kecamatan matang kuli, gambas tidak dibudidayakan dengan skala
besar, tetapi masyarakat hanya membudidayakan diperkarangan rumah saja,
dikarenakan tingkat konsumsi masyarakat terhadap sayuran gambas masih sangat
rendah. Pihak BPS(Badan Pusat Statistik) Kabupaten Aceh Utara sampai saat ini
belum melakukan survei terhadap lahan,hasil panen, dan produksi tanaman
gambas, sehingga data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan tidak tersaji.
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapang ( PKL )
Adapun tujuan yang diperoleh dari Peraktek Kerja Lapang yang
dilakukan di Desa lawang pirak adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana cara menganalisis usaha tani gambas
di Desa Lawang Pirak.
2
2. Untuk menganalisis usaha tani gambas di Desa Lawang Pirak.
1.3. Kegunaan Praktek Kerja Lapang
1. Dapat mengetahui analisis usaha tani gambas di Desa Lawang Pirak.
2. Agar dapat menerapkan ilmu-ilmu serta menambah pengalaman dalam
bidang pertanian
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Tanaman Gambas
Tanaman gambas termasuk dalam famili cucurbitaceae. Kedudukan tanaman
gambas dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Spesies : Luffa acutangula L.Roxb.
Tanaman gambas berbatang lunak dengan bentuk segi tiga lima, tumbuh
merambat atau menjalar, serta bersulur sebagai alat untuk merambat. Sulur dahan
muncul dari sisi tangkai daun, bentuk spiral, dan berbulu lebih panjang dari pada
bulu-bulu batang.
Daun berbentuk lonjong (selindris) dengan pangkal mirip bentuk jantung.
Ujung daun runcing dan berwarna hijau tua. Daun berukuran panjang 10 cm – 25
cm, lebar 10 cm – 25 cm, dan bertangkai yang panjangnya 5 cm- 10 cm.
Bunga tanaman gambas termasuk bunga berumah satu (monoceous), yaitu
bunga jantan dan betina terdapat dalam satu tanaman. Bunga brwarna kuning,
umumnya mekar pada sore hari, serta dapat menyerbuk sendiri (self pollination).
Buah gambas berbentuk bulat panjang dengan bagian pangkal kecil. Buah
berukuran, panjang 15 cm – 60 cm, lebar 5 cm – 12 cm dengan diameter 5 cm – 8
4
cm, dan berlingir ± 10 buah. Tiap buah berbiji banyak, biji berwarna hitam
dengan struktur kulit agak keras (Rahmat Rukmana, 2000).
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman
Setiap tanaman menghendaki keadaan lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhannya. Gambas memiliki persyaratan tumbuh tertentu. Dua faktor
penting yang menentukan persyaratan tumbuh tersebut adalah keadaan tanah
iklim.
2.2.1 Keadaan Tanah
Tanaman gambas toleran terhadap berbagai jenis tanah. Hampir semua
jenis tanah pertanian cocok ditanami gambas. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal, tanaman ini membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung humus (bahan organik), beraerasi dan berdrainase baik serta
mempunyai reaksi tanah (pH) antara 5,5 – 6,8. (Anonymous,1994)
Tanah yang paling ideal bagi budidaya gambas adalah jenis tanah liat
berpasir, misalnya tanah Latosol, Aluvial dan Podsolik Merah Kuning (PMK).
Tanah yang sifat fisik dan kimianya kurang baik dapat diperbaiki dengan
pemberian pupuk organik dosis tinggi, pengapuran dan pengelolaan tanah yang
baik. Kondisi tanah di daerah tropis umumnya ber-pH antara 5,0 – 5,5. Jika pH
tanah terlalu asam dibawah 5,5 dapat mentebabkan tanaman tumbuh menjadi
kerdil karena teracuni asam dibawah 5,5 dapat menyebabkan tanaman tumbuh
menjadi kerdil karena teracuni garam alumanium (AL) yang larut dalam tanah.
Untuk menaikkan pH tanah mendekati pH netral, diperlukan pengapuran. Jenis
5
kapur pertanian yang umum digunakan antara lain adalah Dolomit, Zeagro-1,
Calcit dan Kapur bakar. Kebutuhan kapur sangat tergantung pada tingkat pH
tanah. (Panday, 1993).
Pemanenan buah gambas dapat dilakukan berulang-ulang. Panen perdana
dilakukan pda saat tanaman berumur 50 – 70 hari setelah tanam. Panen berikutnya
dilakukan secara berkala tiap 3 – 7 hari sekali, tergantung kepada kebutuhan atau
permintaan pasar. Proses pemanenan buah gambas dilakukan dengan cara
memotong buah beserta beberapa sentimeter tangkainya secara hati-hati agar buah
tidak rusak.
2.3 Teori Usaha Tani
Menurutnya Makeham (1991), usaha tani adalah bagaimana cara
mengelola kegiatan-kegiatan pertanian. Ilmu usaha tani adalah proses dimana
sumberdaya dan situasi dimanipulasi oleh keluarga tani dalam mencoba, dengan
informasi yang terbatas untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Menurut Daniel, ilmu usaha tani merupakan ilmu yang mempelajari cara-
cara petani mengkombinasikan dan mengoprasikan berbagai faktor produksi
seperti lahan, tenaga dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan
besarnya cabang usaha tani berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan
hasil maksimal dan berkelanjutan.
Adapun definisi ilmu usaha tani menurut beberapa pakar adalah sebagai
berikut:
1. Menurut Vink
6
Ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari norma-norma yang
digunakan untuk mengatur usaha tani agar memperoleh pendapatan yang
setinggi-tingginya.
2. Menurut Prawirokusumo
Ilmu usaha tani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari
bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada
suatu usaha pertanian, pertanakan atau perikanan.
7
BAB III
METODELOGI PRAKTEK KERJA LAPANG
3.1 Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapang
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Desa Lawang Pirak Kecataman
Matang Kuli Kabupaten Aceh Utara. Pelaksanaan Pratek Kerja Lapang ini
berlangsung selama 3 bulan.
3.2 Metode Praktek Kerja Lapang
Adapun metode yang digunakan dalam praktek kerja lapang adalah
metode survey yaitu mengadakan pengamatan langsung ke lokasi praktek untuk
mendapatkan data primer yang diperoleh secara langsung ditempat praktek serta
data sekunder yang bersumber dari perpustakaan dan berbagai bacaan juga
instansi terkait lainnya.
8
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Paktek Kerja Lapangan
4.1.1 Letak, Luas dan Batas Wilayah
Praktek kerja lapang dilakukan di Desa Lawang Pirak Kecamatan Matang
Kuli Kabupaten Aceh Utara, mulai bulan Agustus 2012 sampai dengan Oktober
2012.
Desa Lawang Pirak merupakan salah satu wilayah yang berada di
Kecamatan Matang Kuli kabupaten Aceh Utara dengan luas Wilayah ± 4 km2.
Luas lahan pertanian adalah ± 25 ha yang terdiri dari areal persawahan ± 65 ha
dan luas ladang (yang tergarap dan tidak tergarap).
Batas-batas desa Lawang Pirak dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1. Batas-Batas Wilayah Desa Lawang Pirak Kecamatan Matang Kuli
No. Arahan Mata Angin Batas Wilayah
1. Utara Desa Keude/Desa Rayeuk
2. Selatan Desa Ceubrek/Desa Rayeuk Pirak
3. Timur Desa Punti/Desa teupin Keube
4. Barat Desa Parang sikureng/Desa Rayuek Kota
Sumber : Monografik desa
4.1.2 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Lawang Pirak Kecamatan Matang Kuli pada tahun
2012 adalah sebanyak 133 jiwa. Dari jumlah tersebut sebahagian besar penduduk
menggambarkan hidupnya pada sektor pertanian terutama ushatani sawah.
9
Keadaan penduduk yang di perrincikan menurut kelompok umur tertera pada tabel
dibawah ini :
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Lawanag Pirak Kelompok Umur
No. Umumr (Tahun) Jumlah Penduduk (Jiwa)
1. 0 - 5 23
2. 6 - 15 28
3. 16 - 25 29
4. 26 - 55 53
5. >55 20
Sumber : Biografi Desa
Jumlah penduduk terbanyak di desa Lawang Pirak menurut kelompok
umur adalah pada tingkatan usia 16–55 tahun, dan usia ini tergolong usia
produktif.
4.2 Analisis Usaha tani
Analisis biaya yan di lakukan pada usaha budidaya gambas yang
dilakukan dengan tahapaan : 1). Penyiangan lahan, 2). Pembibitan, 3). Biaya
Pemeliharaan dan panen. Dari ketiga tahapan tersebut yang paling banyak
mengeluarkan biayaa yaitu pada tahapan pemeliharaan dan panen, tetapi pada
tahapan ini penulis banyak melakukan usahanya sendiri kecuali penyemprotan.
10
Tabel 3. Perkiraan Analisis Usaha Tani Gambas dengan Luas Lahan 100 m2 di Gampong Lawang Pirak kecamatan Matang Kuli
Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah (Rp) (Rp)
1. Biaya Produksi a. Penyiapan Lahan - Penyiapan Lahan 1 Org 40.000 40.000 - Pupuk Kandang 80 Kg 200 16.000 Sub Total 56.000 b. Pembibitan - Benih Gambas 1 Kotak 150.000 15.000 - Penanaman 1 Ml 40.000 40.000 Sub Total 55.000 c. Biaya Pemeliharaan - Pupuk NPK 3 Kg 6000 18.000 - Pupuk Urea 4 Kg 5.000 20.000 - Bambu Ajir 4 Batang 15.000 60.000 - Tenaga Penyiraman
1 Org 40.000 40.000
( 20Kali ) - Tenaga Pemupukan
1 Org 40.000 20.000
( 2 Kali ) - Tenaga Penyiangan
1 Org 40.000 20.000
( 2 Kali ) - Tenaga Penyemprotan
1 Org 40.000 40.000
( 2 Kali ) - Tenaga Pemasangan
1 Org 40.000 40.000
- Tenaga Pemanenan
1 Org 40.000 40.000
( 10 Kali ) Sub Total 298.000 Biaya tak terduga 5% 18.120
Total Biaya Produksi
409.000
2. Pendapatan 150.000 Kg 3.500 525.000
11
4.3 Perhitungan Keuntungan
Perhitungan Keuntungan adalah angka hasil penjualan dikurangi dengan
biaya peoduksi. Harga gambas per kilogram Rp. 3.500, jumlah total produksi
keseluruhan 150 kg, dengan biaya produksi yang dikeluarkan sebesar
Rp409.000,sehingga memperoleh keuntungan sebesar :
Hasil Penjualan – Biaya Produksi = Keuntungan
Rp 525.000 – Rp 409.000 = Rp 116.000
12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktek kerja lapang ini penyusun dapat menyimpulkan sebagai
berikut :
1. Tanaman gambas adalah tanaman yang mudah ditanam dan dapat tumbuh
pada hampir semua jenis tanah pertanian. Namun yang paling ideal adalah
tanah liat berpasir, subur dan gembur serta banyak mengandung humus
dengan pH 5,5 - 5,8.
2. Hasil Analisis Usaha Tani Gambas diperoleh pendapatan sebesar
Rp.525.000, dari 150 kg gambas ,dengan mengeluarkan biaya produksi
sebesar Rp.409.000, sehingga memperoleh keuntungan sebesar
Rp.116.000.
5.2. Saran
Dari kesimpulan praktek kerja lapang ini penyusun menyarankan sebagai
berikut :
1. Diharapkan pada petani agar mencoba membudidayakan tanaman gambas,
karena sedikit sekali petani yang membudidayakan tanaman ini dalam
skala besar.
2. Diharapkan pada petani agar menggunakan varietas unggul dan menambah
skala usaha agar mendapat hasil yang maksimum.
13
14