Bab 8 - FA Entikong

download Bab 8 - FA Entikong

of 15

description

prasarana jaringan jalan

Transcript of Bab 8 - FA Entikong

BAB 2 : KEBIJAKSANAAN DASAR DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA

BAB 8ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA8.1. PRASARANA TRANSPORTASI

8.1.1. Jaringan Jalan

Jaringan Jalan Nasional

Jaringan jalan yang menghubungkan kota Pontianak sebagai orde kesatu di Propinsi Kalimantan Barat dengan Entikong sebagai pintu keluar menuju Sarawak (Malaysia Timur) saat ini melalui ruas jalan Pontianak Sei Pinyuh Anjungan Mandor Pahauman Sidas - Ngabang Sosok Tanjung Kembayan Balai Karangan Entikong Batas Sarawak sepanjang 341,7 km, dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama 6 jam perjalanan.

Kondisi jalan saat ini pada umumnya relatif baik, namun sebagian ruas jalan yang mengalami kerusakan tingkat sedang yaitu ruas jalan Ngabang Sosok Tanjung sepanjang 44,00 km perlu mendapat perhatian untuk perbaikan secepatnya.

Pontianak (0+000 km)

50Pinyuh

6515Anjungan

883823Mandor

135857047Pahauman

152102876417Sidas

178128113904326Ngabang

216166151128816438Sosok

2221721571348770446Tanjung

2962462312081611441188074Balai Karangan

314,9264,9249,9226,9179,9162,9136,998,992,918,90Entikong

341,7291,7253,7230,7183,7166,7140,7102,796,722,73,80Batas Sarawak

Jaringan jalan yang sedang dilaksanakan saat ini sebagai jaringan jalan eksternal adalah ruas jalan Pontianak Tayan sepanjang 98 km, sedangkan ruas jalan internal yang sudah ada adalah; Tayan Sosok Tanjung Balai Karangan Entikong Batas Sarawak sepanjang 152,61 km. Jika aksesibitas jalan tersebut sudah dapat dimanfaatkan dengan baik, dengan kendaraan roda empat (mobil) maka pencapaian ke kota Entikong dapat ditempuh selama 4 jam perjalanan.

Pontianak (0+000 km)

98Tayan

147,9149,91Sosok

153,9155,916Tanjung

227,91129,918074Balai Karangan

246,81148,8198,992,918,90Entikong

250,61152,61102,796,722,73,80Batas Sarawak

Jaringan jalan yang lain, yaitu dari Pontianak Singkawang Samalantan Bengkayang Darit Sidas Ngabang Sosok Tanjung Balai Karangan Entikong Batas Sarawak sepanjang 493,7 km, sedangkan ruas Singkawang Batas Sarawak sepanjang 318,7 km, dengan kondisi jalan relatif baik.

Pontianak (0+000 km)

175Singka-wang

20429Sama-lantan

2467142Bengka-yang

2901158644Darit

3271521238137Sidas

3531781491076326Ngabang

3912161871451016438Sosok

39722219315110770446Tanjung

4712962672251811441188074Balai Karangan

489,9314,9285,9243,9199,9162,9136,998,992,918,90Entikong

493,7318,7289,7247,7203,7166,7140,7102,796,722,73,80Batas Sarawak

Dilihat dari kewenangan pengelolaannya, ruas jalan Entikong Batas Sarawak merupakan jalan nasional, dimana pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Republik Indonesia Cq. Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat.

Kondisi ruas jalan Entikong Batas Sarawak (3,80 km) saat ini cukup baik dengan lapis perkerasan beraspal dengan lebar 7,00 meter.

Jaringan Jalan Kabupaten

Berdasarkan Daftar Induk Jaringan Jalan Kabupaten Sanggau (bulan Juli 2003) bahwa ruas jalan kabupaten di wilayah kecamatan Entikong sepanjang 41,70 km, pada umumnya merupakan jalan beraspal dan jalan tanah dengan kondisi baik s/d rusak berat dengan lebar antara 3 s/d 4 meter.

Berikut ini ruas jalan kabupaten di kota kecamatan entikong:

1. Ruas Entikong Suruh Tembawang panjang 40,00 km lebar 4,00 meter dengan kondisi; ruas 0+000 s/d 10+000 merupakan jalan beraspal (baik), sedangkan ruas 10+000 s/d 40+000 merupakan jalan tanah (rusak berat)

2. Jl. Tekong sepanjang 1,50 km lebar 3,00 meter dengan kondisi jalan beraspal (sedang)

3. Jl. Damai sepanjang 0,20 km lebar 3,00 meter dengan kondisi jalan tanah (rusak)

Dari jumlah dan kapasitas lalu-lintas yang ada di kota Entikong, maka perlu dilakukan peningkatan jalan baik kondisi jalan, maupun lebar perkerasan mengingat di kota Entikong banyak kendaraan dengan tonase 10 ton dan bahkan ada beberapa kendaraan dengan tonase 15 s/d 20 ton dari negara Malaysia masuk ke kota Entikong.

8.1.2. Terminal

Terminal bertujuan untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat untuk mempermudah pergerakan orang menggunakan kendaraan baik pergerakan antar kota, antar kabupaten bahkan antar negara.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, saat ini kota Entikong belum memiliki terminal yang memadai, sedangkan volume lalu-lintas cukup tinggi.

Tabel 8.1

Jumlah kendaraan AKDP yang menuju akses langsung ke kota Entikong

NoTrayekPeru-saha-anJenis KendaraanJumlah

Kap>20 seatKap>20 seat

KendSeatKendSeatKendSeat

1Pontianak-Bl.Karangan1252252

2Pontianak-Entikong72872828728

3Ngabang-Bl.Karangan1116116

4Ngabang-Entikong2250116366

5Entikong-Sintang2252252

6Singkawang-Entikong2375375

Jumlah 153795723239989

Sumber: Studi Kelayakan Pembangunan Terminal Antar Negara 2001Tabel 8.2

Jumlah kendaraan ALBN yang menuju akses langsung ke kota Entikong

TahunArmada TerdaftarIzin RitPelayanan RitVolumeArus Penumpang

KeluarMasukJumlahRitKeluarMasukJumlah

199331.09522118540629.5655.1904.5679.757

1994124.3501.3691.3272.696122.64021.76923.77545.544

1995134.7451.5911.5693.160127.75036.02433.20169.225

1996176.2221.9401.9683.908195.07844.97439.89884.872

1997217.6653.0303.0316.061270.10064.46572.294136.759

19982810.2203.5663.6967.262309.97287.89284.557172.449

1999248.7604.0354.0198.054297.86992.51288.963181.475

2000248.7603.8253.7777.602297.86987.52080.274167.794

Jumlah 14251.81719.57719.57239.1491.650.843440.346427.529867.875

Sumber: Studi Kelayakan Pembangunan Terminal Antar Negara 2001

Standar Teknis dan Luas Terminal

Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan yang dinyatakan dengan jumlah arus minimum kendaraan persatuan waktu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut;

Terminal tipe A : 50 100 kendaraan/jam

Terminal tipe B : 25 50 kendaraan/jam

Terminal tipe C : 25 kendaraan/jam

Terminal penumpang berdasarkan fungsi pelayanannya dibagi menjadi:

Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi, dan atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan dengan luas areal 3 ha.

Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan atau angkutan pedesaan dengan luas areal 2 ha.

Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum angkutan pedesaan dengan luas areal sesuai kebutuhan

Berdasarkan fungsi dan pelayanannya, terminal di kota Entikong direncanakan sebagai terminal penumpang tipe B yang berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan atau angkutan pedesaan. Terminal kota Entikong yang melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi, dan atau angkutan lintas batas negara, hanya sebagai terminal transit saja.

Tabel 8.3

Kebutuhan Luas Terminal (M2)

URAIANTIPE ATIPE BTIPE C

A. Kendaraan

Ruang parkir AKAP1.120--

Ruang parkir AKDP540540-

Ruang parkir AK800800800

Ruang parkir ADES900900900

Ruang parkir pribadi600500200

Ruang service500500-

Pompa bensin500--

Sirkulasi kendaraan3.9602.7401.100

Bengkel150100-

Ruang istirahat504030

Gudang2520-

Ruang parkir cadangan1.9801.370550

B. Pemakai Jasa

Ruang tunggu2.6252.250480

Sirkulasi orang1.080900192

Kamar mandi726040

Kios1.5751.350288

Musholla726040

C. Operasional

Ruang administrasi785939

Ruang pengawas232316

Loket333

Peron443

Retribusi666

Ruang informasi12108

Ruang P3K453015

Ruang perkantoran150100-

D. Ruang Luar (Tidak Efektif)6.6534.8905.463

Luas total23.49417.2555.463

Cadangan pengembangan23.49417.2555.463

Kebutuhan lahan (m2)46.98834.51010.286

Kebutuhan lahan (ha)4.73.51.1

Sumber: Hasil Analisis Ditjendat

8.2. Prasarana Air Bersih

A. UMUM

Untuk supplai air bersih kota Entikong, PDAM Cabang Entikong mempunyai dua sistem sesuai dengan sumber air baku yang digunakan yaitu air sungai Sekayam dan mata air Entitik. Total kapasitas produksi tahun 2001 sebesar 88.641 m3 dari dua sumber air 7,5 liter perdetik ( sistem 1 = 5,0 liter/det dan sistem 2 = 2,5 liter/det ), air didistribusikan dengan pompa dan sistem gravitasi untuk melayani 374 pelanggan atau 50,88% dari jumlah calon pelanggan yang ada dikota Entikong.

Dari 88.641 m3, sebanyak 76.229 m3 dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, 1.499 m3 untuk umum, 1.073 m3 untuk badan sosial, 5,878 m3 untuk pemerintahan, 3.962 m3 untuk usaha industri.

B. KONDISI SAAT INI

B.1. Sistem I

Sumber air baku system 1 adalah air sungai Sekayam. Untuk mengolah air sungai Sekayam pada tahun 1987/1988 dibangun instalasi pengolahan air berlokasi di jalan Entikong, desa Entikong jaraknya lebih kurang 1 km dari pusat kota. Sistem ini dibangun dengan dana APBN senilai Rp 536.825.000.

Air baku dari sungai sekayam dipompa ke instalasi pangolahan air, setelah diolah dipompa ke daerah pelayanan untuk didistribusikan.

Berikut ini rincian dari masing-masing komponen system 1 :

a.Bangunan Sadap dan Pompa Air Baku

Bangunan Sadap terletak 60 meter dari lokasi IPA pada tepi sungai Sekayam. Struktur bangunan Sadap terdiri dari pompa dan pipa hisap yang dilengkapi dengan saringan, kapasitas pompa = 2,5 lt/det. Type bangunan sadap adalah ponton.

b.Transmisi Air Baku

Air baku dari bangunan sadap dipompa ke IPA melalui pipa PVC diameter 75 mm sepanjang lebih kurang 60 meter.

c.Instalasi Pengolahan Air

IPA yang digunakan adalah satu paket pengolahan air dengan kapasitas 5 liter/detik. Paket ini produksi Degreemont, France terdiri dari unit flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi. Instalasi ini bekerja 12 jam setiap harinya.

d.Reservoir

Air yang telah diolah dialirkan ke ground reservoir dengan volume 18 m3. kemudian didistribusikan kedaerah pelayanan dipusat dengan menggunakan satu pompa dengan Q = 5 liter /detik dan Head = 40 meter.

e.Distribusi

Jaringan distribusi existing di kota Entikong menggunakan pipa PVC dengan diameter pipa bervariasi antara 50 100 mm, rinciannya adalah :

Pipa GIV ND 100 mm =100 meter

Pipa PVC ND 100 mm=4.100meter

Pipa PVC ND 75 mm

=1.760meter

f.Jumlah Pelanggan

Berdasarkan data bulan Oktober 2002 jumlah sambungan PDAM cabang Entikong adalah 374 pelanggan yang terdiri dari :

Sambungan Rumah Tangga:341pelanggan

Niaga Kecil

: 16pelanggan

Instansi Pemerintah

: 10pelanggan

Social

: 2pelanggan

Hidran Umum

: 5pelanggan

B.2. Sistem 2

Sistem 2 menggunakan mata air Entitik sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan daerah perdagangan yang berlokasi pada perbatasan Indonesia Malaysia. Bangunan penangkap mata air Entitik dengan debit 2,5 liter/detik dibangun pada tahun 1999/2000.

Air baku ditampung pada bak yang berukuran 1,5 x 1,5 x 0,6 m kemudian dialirkan kedaerah pelayanan secara gravitasi dengan pipa PVC diameter 100 mm. Jarak antara sumber air kelokasi taping dekat pintu gerbang kabupaten kurang lebih 6.000 m. Bak penampung di design terbuka sehingga kotoran dapat masuk kedalam bak dan walaupun telah dipasang saringan, kotoran dapat masuk kedalam pipa. Pada musim kemarau mata air tersebut berkurang debitnya bahkan suatu saat kering sehingga tidak ada air yang dapat disuplai ke pelanggan.

Jaringan distribusi terdiri dari :

Pipa GIV ND 100 mm=1.870meter

Pipa PVC ND 100 mm=4.269meter

Pipa PVC ND 75 mm=2.492meter

Pipa PVC ND 50 mm=1.500meter

B.3.Sumber Air Baku

Air Sungai Sekayam

Kualitas air sungai Sekayam tidak stabil, pada musim hujan mengandung kekeruhan yang tinggi sehingga IPA harus sering dikuras akibatnya mengganggu kontinuitas distribusi ke pelanggan.

Mata Air Entitik

Kontinuitas supplai air baku dari mata air Entitik tidak dapat diandalkan, pada saat musim kemarau dikhawatirkan sumber menjadi kering.

B.4.Jaringan Distribusi

Saat ini pada kantor PDAM Entikong belum terdapat peta jaringan pipa distribusi yang disebutkan diatas. Pihak PDAM Entikong menyebutkan bahwa saat ini didapati air tidak keluar dari tempat-tempat tertentu yang terpasang jaringan distribusi dan sambungan pelanggan. Jaringan distribusi air bersih dapat dilaihat pada Gambar 8.1.B.5.Minat Menjadi Pelanggan

Berdasarkan survey lapangan keinginan masyarakat untuk mendapatkan air dari PDAM Cabang Entikong cukup besar, namun karena keterbatasan dari sistem yang ada maka belum dapat dipenuhi.

Gambar 8.1

jaringan air bersih

TABEL 8.4

DAFTAR JENIS BANGUNAN DI KOTA ENTIKONG

No.Jenis BangunanJumlah%Ket.

1Rumah Permanen40555,10

2Rumah Semi permanen10414,15

3Rumah Toko (Ruko)11315,37

4Toko304,08

5Warung496,67

6Sekolah (SD, SLTP, SMU)91,22

7Mesjid / Surau40,54

8Gereja70,95

9Tepekong10,14

10Kantor Pemerintah60,82

11Polisi (Polsek / Pos)10,14

12TNI (Koramil)10,14

13Losmen / Penginapan30,41

14Puskesmas10,14

15SPBU pertamina10,14

16Pasar Tradisional10,14

Jumlah735100,00

C. EVALUASI

C.1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Laporan dan rekomendasi hasil analisa laboratorium dari satu sampel air baku sungai Sekayam, satu sampel air produksi IPA dan satu sampel air MA Entitik menyebutkan bahwa untuk sampel air baku sungai Sekayam memenuhi syarat sebagai air baku air minum dan air hasil produksi IPA dan air MA Entitik memenuhi syarat sebagai air minum.

C.2. Air Baku

Air Sungai Sekayam

Air sungai Sekayam yang telah digunakan sebagai sumber air baku dari segi kuantitas dijamin kesinambungannya, namun dari segi kualitas sangat fluktuatif tergantung musim. Jika musim hujan kekeruhan sangat tinggi sehingga beban instalasi pengolahan sangat berat yang berakibat kualitas produksi menurun.

Mata Air Entitik

Air baku dari mata air Entitik mempunyai syarat kualitas sehingga tidak memerlukan pengolahan lengkap, tetapi dari segi kuantitas tidak dapat diandalkan karena pada musim kemarau debit air jauh berkurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan.

C.3.Bangunan Sadap dan Pipa Transmisi

Sungai Sekayam

Sistem intake yang digunakan adalah ponton dan air baku langsung ditransmisikan ke IPA dengan menggunakan pompa sehingga pada saat air sangat keruh mengakibatkan pengendapan pada pipa, sehingga kapasitas pipa makin lama makin berkurang.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut diatas maka diusulkan untuk membuat bangunan bak prasedimentasi dekat intake pada ketinggian yang cukup diatas tinggi air banjir, mengganti pipa transmisi dan mengganti pompa yang ada.

Mata Air Entitik

Sistem intake adalah bron kaptering berupa bak terbuka dilengkapi saringan. Perlu dibuat bangunan penutup untuk menjamin kebersihan air dari kemungkinan kotoran-kotoran yang dapat masuk. Perlu unit pembubuh khlor pada bangunan MA Entitik.

C.4.Instalasi Pengolahan Air

IPA yang telah digunakan mempunyai kapasitas 5 liter/detik dengan produksi air sesuai laporan hasil pemeriksaan laboratorium PDAM Pejompongan memenuhi syarat air minum.

Hasil pemeriksaan laboratorium menyebutkan bahwa kekeruhan air minum produksi IPA adalah 7.420 sedangkan air MA Entitik adalah 0.911 (standard Kekeruhan 25). Untuk meningkatkan kualitas produksi IPA (menurunkan kekeruhan) dapat dilakukan dengan memperbaiki cara pengoperasian IPA, misalnya dalam pengoperasian IPA dosis koagulan ditentukan dengan menggunakan peralatan jar test yang telah tersedia sebagai kelengkapan paket IPA.

C.5.Reservoir

Reservoir yang telah ada berada pada lokasi IPA dengan volume 18 m3 dengan type ground reservoir. Jika melihat hasil analisa kebutuhan air saat ini maka maka volume yang ada ini tidak mencukupi. Untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih kota Entikong saat ini diusulkan untukmembangun tambahan reservoir ( V = 100 m3 18 m3 ).

C.6. Jaringan Distribusi

Kota Entikong sudah dilayanikebutuhan air bersihnya, akan tetapi jangkauan pelayanannya belum menyeluruh dan untuk lokasi tertentu walaupun pipa sudah terpasang dan sudah ada sambungan rumah namun air dari reservoir tidak dapat menjangkau titik tersebut.

C.7.Water Meter Induk

Pada sistem Penyediaan Air Bersih Entikong tidak ditemui water meter induk, baik untuk air baku yang masuk ke IPA maupun air yang keluar dari IPA. Diusulkan untuk memasang water meter induk pada pipa air baku yang masuk ke IPA dan pipa induk distribusi.

C.8.Aspek Keuangan

Dana untuk operasi dan pemeliharaan saat ini sudah dianggarkan setiap tahunnya, namun perlu ditinjau ulang baik komponen pembiayaan maupun sumber dananya. Perlu peninjauan tarif retribusi dan usaha peningkatan pelayanan untuk meningkatkan pendapatan PDAM guna menutupi biaya produksi.

C.9.Aspek Kelembagaan

Penyelenggara PDAM Cabang Entikong saat ini dua orang, satu orang kepala PDAM Cabang Entikong dan satu tenaga administrasi. Perlu peninjauan ulang untuk tambahan tenaga operator dan penagihan untuk pengembangan PDAM. Perlu penyegaran agar para penyelenggara PDAM dapat secara efektif dan efisien melaksanakan semua kegiatan dalam penyelenggaraan PDAM sehingga penggunaan air bersihyang optimum dapat dibuat dari dana yang tersedia dan memaksimalkan kienerja dan perlindungan sarana yang ada.

8.3. SISTEM PELAYANAN ENERGI LISTRIK

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga maupun industri, baik untuk penerangan dan/atau penunjang berbagai peralatan elektronik dan mesin-mesin. Produksi listrik dewasa ini terus meningkat sejalan dengan peningkatan permintaan dan konsumsi.

Menurut PT. PLN (Persero) wilayah V ranting Sanggau pada tahun 2000, banyaknya produksi listrik yang dihasilkan sebesar 30.350.761 KWH. Untuk tahun 2001 produksi listrik yang dihasilkan 34.615.274 KWH, mengalami kenaikan sebesar 14,05%, sedangkan jumlah pelanggan pada tahun 2001 mengalami kenaikan sebesar 6,11% menjadi 33.317 pelanggan.

Penyediaan energi listrik oleh PT. PLN (Persero) wilayah V ranting Sanggau untuk untuk kecamatan Noyan, Sekayam dan Entikong 11,03% dari total produksi listrik yang dihasilkan yaitu sebesar 3.818.064 KWH, dengan 3.615 pelanggan yang terdiri dari:

Tabel 8.5

Pelanggan Listrik Menurut Golongan Kelompok

Di Kecamatan Noyan, Sekayam, & Entikong Tahun 2001

NoKelompok PelangganJumlah

1Rumah Tangga3.206

2Perusahaan/Industri dan sejenisnya5

3Badan Sosial83

4Pemerintahan30

5IPJ1

6Bisnis290

Jumlah3.615

Sumber: PT. PLN Wilayah V Ranting Sanggau, 2001

Jika ditinjau dari rencana pengembangan kawasan perbatasan Entikong, maka perlu diidentifikasi potensi sumber energi listrik alternatif yang berdekatan dengan kawasan Entikong agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan energi alternatif. Potensi energi yang sangat dimungkinkan pengembangannya adalah PLTA di Kabupaten Landak khususnya Kecamatan Air Besar yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Balai Karangan.

Potensi-potensi PLTA yang ada di kawasan Serimbu adalah:

1. Pade Kembayung

Potensi: - Tinggi jatuh

: 388,5 m

Debit

: 10,5 m3/detik

Daya listrik teoritis

: 30 MW

Lokasi

: - Nama sungai

: Pade

Kecamatan

: Air Besar

Kabupaten

: Landak

2. Pade Hilir

Potensi: - Tinggi jatuh

: 344 m

Debit

: 12 m3/detik

Daya listrik teoritis

: 29,5 MW

Lokasi

: - Nama sungai

: Pade

Kecamatan

: Air Besar

Kabupaten

: Landak

3. Donge

Potensi: - Tinggi jatuh

: 550 m

Debit

: 6,7 m3/detik

Daya listrik teoritis

: 26 MW

Lokasi

: - Nama sungai

: Donge

Kecamatan

: Air Besar

- Kabupaten

: Landak

4. Engkangin

Potensi: - Tinggi jatuh

: 293 m

Debit

: 2,5 m3/detik

Daya listrik teoritis

: 5,2 MW

Lokasi

: - Nama sungai

: Engkangin

Kecamatan

: Air Besar

- Kabupaten

: Landak

5. Riam Melanggar

Potensi: - Tinggi jatuh

: 75 m

Debit

: 66,7 m3/detik

Daya listrik teoritis

: 35,7 MW

Lokasi

: - Nama sungai

: Landak

Kecamatan

: Air Besar

- Kabupaten

: Landak

6. Tengenep

Potensi: - Tinggi jatuh

: 344 m

Debit

: 12 m3/detik

Daya listrik teoritis

: 29,5 MW

Lokasi

: - Nama sungai

: Landak

Kecamatan

: Air Besar

- Kabupaten

: Landak

Untuk lebih jelasnya mengenai sumber-sumber pembangkit listri tenaga air yang potensial untuk Entikong dapat dilihat pada Gambar 8.2.8.4. SISTEM TELEKOMUNIKASI

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan komunikasi maka sistem komunikasi telepon adalah salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas hubungan komunikasi antar kota/negara. Hubungan telepon merupakan salah satu sistem komunikasi yang cepat, murah dan efesien. Suatu fasilitas komunikasi diperlukan untuk memajukan keadaan ekonomi, demikian juga sebaliknya yaitu tingkat ekonomi harus mencapai level tertentu sebelum dikembangkan suatu fasilitas komunikasi. Jadi ada hubungan timbal balik antara fasilitas komunikasi dengan kemajuan ekonomi setempat, dengan demikian berarti perkembangan langganan ada hubungannya dengan masalah sosial ekonomi. Kapasitas satuan sambungan telepon pada sentral telepon Balai Karangan sebanyak 978 SST, dengan sambungan yang sudah terpakai sebanyak 528 SST atau 54% dari kapasitas yang ada.Penggunaan telepon genggam (hand phone) saat ini dikawasan Entikong cukup signifikan jumlahnya, namun para pengguna sebagian besar memanfaatkan sistem kartu telepon (voucer) dari Malaysia. Hal ini disebabkan pelayanan/fasilitas telekomunikasi khusus untuk telepon genggam dari Indosat pada bulan Agustus 2003 baru mulai memasang tower/pemancar dengan kapasitas 110 BTS di daerah pasar tenda kota Entikong.

Rencana Kawasan Pusat Niaga Terpadu dan Industri Pengolahan Entikong : Fakta dan Analisis VIII- 13