Bab 7
-
Upload
boby-shinigami -
Category
Documents
-
view
31 -
download
3
description
Transcript of Bab 7
= 0,98cm = 0,98 cm
BAB VII
PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA BETON
VII.1. Maksud
Menetapkan :
1. Batas sebanding
2. Batas luluh atas dan bawah
3. Batas regangan pada offset 0,1% dan 0,2%
4. Keliatan (regangan pada tiap panjang 1 cm, % regangan pada 4,4” atau
11 cm atau 5,64F dengan F = luas (cm2), % kontraksi luas di tempat patah)
5. Kuat tarik
6. Modulus elastik
7. Modulus kenyal
8. Wujud dan jenis patah
VII.2. Benda Uji
1. Bahan : Besi tulangan polos
2. Tanda / nomor : -
3. Panjang baja seluruhnya : 51,3 cm
4. Panjang ukur : P01 =10.49cm
P02 =10.67 cm
5. Garis tengah ujung : 0.98cm
6. Garis tengah bagian yang diuji : 0.98 cm
7. Tambahan panjang : 0,18 cm
+( 5,64F) : 4,8972 cm
8. Sketsa benda uji :
VII.3. Alat-alat
1. Universal Testing Machine atau mesin UTM merk “Shimadzu”
2. Extensometer merk "Mitutoyo”
3. Kaliper
4. Devider (jangka)
5. Stopwatch
6. Mistar
7. Palu
8. Paku
VII.4. Pelaksanaan
1. Mengukur panjang benda secara keseluruhan, menentukan panjang
benda di bagian yang kecil dengan ketelitian 0,01 mm.
2. Mengukur diameter baja dengan ketelitian 0,01 mm di bagian yang
besar dan di bagian yang kecil, dengan cara mengambil rata-rata dari masing-
masing 3 kali pengukuran pada tempat yang berbeda.
3. Menentukan titik 0 (nol), sampai dengan titik 11 dengan menggunakan
mistar.
4. Menentukan lubang pada baja dengan menggunakan gergaji pada titik-
titik yang telah ditentukan.
5. Mengukur jarak titik 0-1, 0-2, …, 0-20 yang telah berlubang dengan
kaliper.
6. Memasang benda uji pada extensometer.
7. Menentukan panjang ukur awal (p02) dari as ke as extensometer.
8. Benda uji beserta extensometer dipasang pada mesin UTM.
9. Menjalankan mesin, stopwatch dinyalakan dan mencatat besar
pertambahan panjang baja pada extensometer, untuk setiap pertambahan
beban 100 kgf.
10. Membaca beban dan pertambahan panjang serta saat terjadi luluh atas dan
luluh bawah.
11. Mematikan stopwatch dan mencatat waktunya pada saat peristiwa luluh
selesai.
12. Menghentikan sementara pembebanan setelah peristiwa luluh selesai, lalu
melepas extensometer.
13. Menetapkan kembali panjang ukur awal (p02) dengan menggunakan devider
dan kaliper.
14. Menetapkan pertambahan panjang dengan menggunakan devider yang dimulai
dengan 11,5 cm dan seterusnya dengan pertambahan 0,5 cm sampai baja
patah.
15. Devider dipasang pada baja pada saat pembebanan dimulai kembali.
Stopwatch dihidupkan kembali.
16. Mencatat beban pada saat panjang ukur yang dikehendaki telah tercapai.
17. Mencatat beban maksimum dan beban patah.
18. Mencatat waktu patah.
19. Memeriksa tempat patah dan menentukan jenis patah.
20. Mengukur kembali diameter pada tempat terjadinya kontraksi.
21. Mengukur kembali jarak titik 0-1, 0-2, …, 0-20 dengan kaliper.
22. Mengukur panjang ukur 5,64F.
23. Menghitung keliatan.
24. Sketsa benda uji setelah diuji
VII.5. Hasil Pengujian
1. Batas sebanding : fp = 273,1372 MPa
p = 20,0182.10-4
2. Beban luluh atas (la) : fla1 =2130 kgf
fla2 = 2180kgf
. fla3 = 2220 kgf
3. Kuat tarik maksimum : fk =
3399 .996kgf /cm
2 ¿346 ,701 MPa
4. Batas regangan : f0,1 = 350 MPa
f0,2 = 366 Mpa
5. Modulus elastik : 135830,7556 MPa
6. Modulus kenyal : 0.2746 Nmm/mm3
7. Diameter tempat patah : 0,76 cm
Jenis patah : Irregular fibrous
8. Keliatan
Regangan pada 5,64 F : 4,8972 cm
Persentase Regangan pada14 titik: 23,627%
Kontraksi luas di tempat patah : 30,2499 %
9. Mutu baja : U-24
VII.6. Pembahasan
1. Baja tulangan deform adalah batang prismatis berpenampang bulat,
persegi, lonjong dan lain-lain yang permukaannya berulir.
2. Baja tulangan polos tidak boleh mengandung serpihan-serpihan,
lipatan-lipatan yang dalam atau tidak boleh berlapis-lapis. (PUBI 1982
halaman 149).
3. Keliatan baja tergantung dari besar kadar C-nya.
4. Semakin liat baja semakin besar pula tegangannya.
5. Menurut PBI 1971, halaman 29 disebutkan bahwa :
Setiap jenis baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja yang
terkenal dapat dipakai. Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standar
mutu dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku di negara yang bersangkutan.
Namun demikian, pada umumnya baja tulangan yang terdapat di pasaran
Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum dalam tabel 3.7.1
Tabel 3.7.1 PBI 1971
Mutu baja tulangan
Mutu Sebutan Tegangan leleh karakteristik (au) atau tegangan karakteristik
yang memberikan regangan tetap 0,2% (0,2)( kg/cm
2 )
U-22 baja lunak 2.200
U-24 baja lunak 2.400
U-32 baja sedang 3.200
U-39 baja keras 3.900
U-48 baja keras 4.800
Berdasarkan pengujian kuat tarik baja beton, benda uji mempunyai tegangan
karakteristik :
f0,2 = 397,5525 MPa
= 38,9757 kg/cm2
Maka benda uji termasuk baja lunak dengan mutu U-24
6. PBI 1971 juga menyatakan tegangan-tegangan baja yang diijinkan
seperti pada tabel 10.4.1 halaman 103
Tabel tegangan baja yang diijinkan
MutuTegangan tarik/tekan yang diijinkan a = a’ (kg/cm
2)
Pada pembebanan tetap Pada pembebanan sementara
U-22 1.250 1.800
U-24 1.400 2.000
U-32 1.850 2.650
U-39 2.250 3.200
U-48 2.750 4.000
Umum 0,58au 0,83au
0,582 0,832
Baja yang diuji mempunyai mutu U-24 dengan :
a = 1400 kg/cm2
fa = 142,759 MPa, untuk pembebanan tetap
a = 2000 kg/cm2
fa = 203,942 MPa, untuk pembebanan sementara
maks =3399 ,996kgf /
cm2¿346 ,701 MPa
Angka kemananan (n)
- Untuk pembebanan tetap
n =
f maksfa ( tetap )
=346 ,701142, 759
=2 .529≈3
- Untuk pembebanan sementara
n =
f maksfa ( sementara)
=346 ,701203 ,942
=1 , 670≈2
7. Sifat sifat mekanis.
Sifat-sifat mekanis baja tulangan beton ditetapkan seperti pada tabel VI SII-
03136-80 tentang Mutu dan Cara Uji Baja Tulangan Beton halaman 4.
Tabel Sifat Mekanis Baja Tulangan Beton
Kelas Simbol
Sifat Mekanis
Batas
Ukur
minimum
N/mm2
(kgf/mm2)
Kuat tarik
minimum
N/mm2
(kgf/mm2)
Batang
Uji
Reganga
n minimum
Sudu
t legkung
Diamet
er
lengkung
P
O
L
O
S
1BJTP 24 235 (24) 382 (39)
No.2 20180 3d
No.3 24
2 BJTP 30 294 (30) 480 (49)No.2 18
1804d
No.3 20
D
E
F
O
R
M
1BJTD 24 235 (24) 382 (39)
Setara
no.218
180 3dSetara
no.322
2BJTD 30 294 (30) 480 (49)
Setara
no.214
180 4dSetara
no.318
3BJTD 35 343 (35) 490 (50)
Setara
no.218
180 max
D40
max
D50
4d
Setara
no.320 5d
4BJTD 40 392 (40) 559 (57)
Setara
no.216 180 5d
Setara
no.318
5BJTD 50 490 (50) 618 (63)
Setara
no.212 90 max
D22
max D25
5d
Setara
no.314 6d
Dari pengujian didapat
regangan patah =19 ,9313 %
batas luluh minimum = 273,1312 MPa
batas tarik maksimum = 416 , 4549 MPa
8. Modulus Elastik
Menurut PBI 1971 bab 10.9.1 halaman 121 dinyatakan :
Untuk semua baja tulangan, modulus elastik baja senantiasa dapat diambil
sebesar Ea = 2,1.106 kg/cm2 atau E = 205940,41 MPa.
Dari pengujian diperoleh modulus elastik E = 135830,7556 MPa maka sesuai
dengan PBI 1971, baja tersebut tidak memenuhi persyaratan.
VII.7. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan :
1. Baja cukup baik untuk kontruksi dalam kontruksi beton bertulang, karena
modulus elastiknya memenuhi persyaratan.
2. Mutu baja menurut PBI 1971 termasuk U-24 dengan sebutan baja lunak.
3. Nilai modulus elastisitas menurut PBI 1971 adalah 205940,91 MPa
sedangkan modulus elastisitas baja uji adalah 166226 , 578 MPa maka baja uji
tersebut tidak memenuhi syarat.
4. Baja uji dengan mutu U-24 dengan tegangan baja diijinkan
Untuk pembebanan tetap = 142,759 MPa
Untuk pembebanan sementara = 203,942 Mpa
Maka mempunyai angka aman, pada
Untuk pembebanan tetap = 3
Untuk pembebanan sementara = 2
VII.8. Lampiran
1. Laporan Sementara
2. Hitungan
3. Gambar alat
HITUNGAN
1. Diameter baja bagian kecil :
a.Sebelum diuji (do) = 0.98 cm
b. Setelah diuji (d1) = 0.76cm
2. Luas tampang bagian kecil :
a.Sebelum diuji (do) = 1/4 (do)2 =1/4 ( 0.98)2 = 0.754 cm2
b. Setelah diuji (d1) = 1/4 (d1)2 = 1/4 ( 0.76 )2= 0.453
cm2
3. Panjang bagian kecil baja
a.Sebelum diuji (do) = 13,96cm (jarak dari 0-14)
b. Setelah diuji (d1) = 16,57 cm (jarak dari 0-14)
4. Batas sebanding :
fp = 273,1312Mpa
p = 20,0182.10-4
5. Panjang ukur (Po) = 10,49cm = 104,9 mm
Panjang ukur (Po1) = 10,67 cm = 106,7 mm
6. Batas luluh :
Lulus atas :
La1= f =
Bebanluas penampang
=213014
π (0 . 98)2
= 2825,2559kgf/cm2 = 287,9975 MPa
=
ΔPpanjang awal
=21. 10−3
10 , 49=20 , 0191 .10−4
La2= f =
Bebanluas penampang
=218014
π (0 , 98)2
= 2891,5765kgf/cm2 =294,7581 MPa
=
ΔPpanjang awal
=22. 10−3
10 , 49=20 , 9724 .10−4
La3= f =
Bebanluas penampang
=222014
π (0 . 98)2
= 2944,6329kgf/cm2 = 300,1665 MPa
=
ΔPpanjang awal
=23 .10−3
10 , 49=21, 9256 .10−4
7. Kuat tarik maksimum baja :
fmaks =
Beban maksimumLuas penampang
=30800 .7539
=4085 , 4225kgf /cm
2¿ 416 , 4549 MPa
8. Keliatan
a.Pada panjang ukur 5.64√ F = 5.64√ 14
π (0. 98 )2
= 5.64√0 , 7539
= 4,8972 cm
b. Persentase tegangan patah
nilai 5.64√ F = 4,8972 5
titik 11 - 17
Panjang titik 11 – 18 sebelum diuji (L0) = 6,99
Panjang titik 11 – 18 setelah diuji (L1) = 8,73
Persentase regang patah =
L0−L1
L0
×100 %=8 ,73−6 ,998 ,73
x 100 %=19 ,9313 %
c.Tambahan panjang
P diantara titik= P setelah diuji – P sebelum diuji
= (21,66 – 12,93) – (18,06 – 11,075)
= 1,745
Jadi terjadi tambahan panjang = 1,745 + 5.64√ F
= 1,745 + 4,8972
= 6,6422 cm
d. Persentase regangan pada 20 titik :
Jarak sebelum pengujian antara titik 0 – 20= 19.995 cm
Jarak setelah pengujian antara titik 0 – 20 = 23,92 cm
Persentase regangan total =
L1−L0
L0
×100 %=23 ,92−19 ,99519.995
x100 %=19 , 6299 %
e.Kontraksi =
(d0−d1 )(d0+d1 )
(d0 )2
×100 %
=
(9,1−7,6) ( 9,1+7,6)(9,1)2
×100 %
= 30,2499 %
f. Batas regangan pada offset :
f0,1
17,8470 361,8823
18,5 f0,01
19,7573 363,3901
f 0 ,01=361,8823+(18 ,5−17 , 8470)
(19 ,7573−17 , 8470)(363,3901−361,8823 )=362 ,39771 MPa
f0,2
19,7573 363,3901
20,1 f0,02
22,6226 364,8980
f 0 ,02=363 ,3901+(20 , 1−19 ,7573 )
(22 ,6226−19 , 7573 )( 364,8980−363,3901 )=363 , 57045 MPa
9. Modulus Elastik
E =
fpεp
=273,1312
20 ,1082 . 10−4=135830 ,7556 MPa
10. Modulus kenyal
12× fp × εp=1
2x 273 ,1312 x 20 , 1082 .10−4=0 , 2746
Nmm/mm3
11. Jenis patah : Irregular fibrous
Tabel Perhitungan Kuat Tarik Baja Beton Tahap I
Ao = 1/4 (d)2 = 1/4(0.98)2 = 75,4 mm2
Po1 =10.49 cm = 104,9 mm
1 kgf = 9.80671 N
x koreksi = 0,9542.10-4
Beban ΔP Tegangan ( f ) Regangan (ε) Regangan koreksi
Kgf N (10-2) Mpa (10-4) (ε.10-4)
100 980,671 2 13,0062 1,9066 0,9524
200 1961,342 3 26,0125 2,8599 1,9057
300 2942,013 4 39,0187 3,8132 2,859
400 3922,684 5 52,025 4,7664 3,8122
500 4963,355 6 65,827 5,7197 4,7655
600 5884,026 7 78,0375 6,6730 5,7188
700 6864,697 8 91,0437 7,6267 6,6725
800 7845,368 9 104,0499 8,5780 7,6238
900 8826,039 10 117,0562 9,5329 8,5787
1000 9806,71 11 130,0625 10,4862 9,532
1100 10787,381 12 143,0687 11,4395 10,4853
1200 11768,052 13 156,075 12,3928 11,4386
1300 12748,723 14 169,0812 13,3460 12,3918
1400 13729,394 15 182,0874 14,2993 13,3451
1500 14710,065 16 195,0937 15,2526 14,2984
1600 15690,736 17 208,0999 16,2059 15,2517
1700 16671,407 18 221,1062 17,1592 16,205
1800 17652,078 19 234,1124 18,1125 17,1583
1900 18632,749 20 247,1187 19,0658 18,1116
2000 19613,42 21 260,1249 20,0191 19,0649
2100 20594,091 22 273,1312 20,9724 20,0182
Tabel Perhitungan Kuat Tarik Baja Beton Tahap II
Ao = 1/4 (d)2 = 1/4(0,98)2 = 75,4 mm2
Po2 =10,67 cm = 106,7 mm
1 kgf = 9,80671 N
Panjang (mm) Beban (Kgf) Beban (N) ΔP. 10-2 (mm) Tegangan (f) Mpa Regangan (ε) 10-4
115 2620 25693,5802 8,3 340,7637 77,788120 2930 28733,6603 13,3 381,0830 124,649125 3040 29812,3984 18,3 395,3899 171,509
Tabel Perhitungan Kuat Tarik Baja Beton
P = P sesudah diuji – P sebelum diuji
Persentase regangan =
ΔPP sebelum diuji
×100%
Titik P sebelum diuji (mm) P sesudah diuji (mm) P (mm) % regangan
0-1 9,75 11,5 1.75 17,951-2 10,15 12,4 2,25 22,172-3 9,6 10,2 0,6 6,253-4 10,6 12,6 2 18,874-5 9,4 12,2 2,8 29.795-6 10,5 11,3 0,8 7,616-7 9,7 11,5 1,8 18,567-8 10.45 11,7 1,25 11,96
8-9 8,35 11 2,65 31,749-10 11,9 13,33 1,43 12,0210-11 10,35 11,6 1,25 12,0811-12 9,25 10,2 0,95 10,2712-13 10,5 12,6 2,1 2013-14 9,1 13,6 4,5 49,4514-15 10,1 14 3,9 38,6115-16 10,5 13,2 2,7 25,7116-17 9,7 11,2 1,5 15,4617-18 10,7 12,5 1,8 44,8618-19 9,75 10,9 1,15 11,7919-20 9,6 11,7 2,1 21,87