Bab 7 Ekonomi

37

Transcript of Bab 7 Ekonomi

Page 1: Bab 7 Ekonomi
Page 2: Bab 7 Ekonomi

P endapatan Nas ional

dapat dipahamimelalui

dibagi jumlahpenduduk

P endekatanP endapatan

P endekatanP r oduks i

P endekatanP engeluar an

pendekatananalis a

P DB menur utlapangan us aha

pendekatananalis a

P DB menur utpenggunaan

P endapatanper kapita

menghitung pemer ataandis tr ibus i dengan

Koefis ien GiniKr iter ia Bank

Dunia

Page 3: Bab 7 Ekonomi

Pengertian Pendapatan Nasional

• Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, dan laba; termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun.

• Dalam analisis mikro, istilah pendapatan menunjuk pada aliran penghasilan dari penyediaan faktor-faktor produksi untuk periode tertentu. Sementara itu, dalam analisis ekonomi makro, istilah pendapatan menunjuk pada pendapatan nasional suatu negara.

Page 4: Bab 7 Ekonomi

Pendapatan nasional dapat didefinisikan dengan tiga cara sebagai berikut :•Nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.•Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.•Jumlah pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.

Page 5: Bab 7 Ekonomi

Pendekatan Penghitungan Pendapatan Nasional

Pendapatan Nasional

Pendapatan :Upah, sewa, bunga

Produksi :Jumlah nilai tambah produk

Pengeluaran :Konsumsi rumah tangga, perusahaan, dan masyarakat luar negeri

Page 6: Bab 7 Ekonomi

Pendekatan Produksi

• Pendekatan produksi adalah metode penghitungan PDB dengan menghitung jumlah nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang dihasilkan dalam suatu negara selama satu periode tertentu.

• Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi.

• Dalam praktiknya,proses penjumlahan ini tidak dilakukan secara serta merta dengan menghitung secara langsung nilai produknya. Ini dikarenakan, banyak barang dan jasa yang merupakan input dari proses produksi barang lain. Bila penghitungan dihitung secara langsung, maka akan terjadi perhitungan ganda (double counting) yang akan menyebabkan hasil penghitungan yang melebihi nilai pendapatan nasional yang sesungguhnya.

Page 7: Bab 7 Ekonomi

Metode Penghitungan Nilai Tambah

Barang Harga Nilai Tambah

Gandum

Tepung

Roti

5.000

7.000

10.000

5.000

2.000

3.000

22.000 10.000

Berdasarkan tabel di atas, maka produk roti yang dimasukkan ke dalampendapatan nasional adalah nilai tambahnya, yaitu Rp.10.000

Page 8: Bab 7 Ekonomi

Penghitungan pendekatan produksi dapat dirumuskan :

di mana :PDB = Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)VA = Value Added (nilai tambah)1 … n= Barang yang Diproduksi

Page 9: Bab 7 Ekonomi

Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha PadaTahun 2003 Menurut Harga Berlaku (Miliar Rupah)No. Sektor Perekonomian 2003

1 Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan 296.237,5

2 Pertambangan dan penggalian 191.176

3 Industri pengolahan 440.451,8

4 Listrik, gas, dan air minum 39.665,4

5 Bangunan 107.118,8

6 Perdagangan, hotel, dan restoran 291.589,8

7 Pengangkutan dan Komunikais 111.727,7

8 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 123.000,7

9 Jasa-jasa 185.722,3

Produk Domestik Bruto 1.786.690,9

Page 10: Bab 7 Ekonomi

Pendekatan Pengeluaran

• Pendekatan pengeluaran adalah metode perhitungan PDB dengan menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu wilayah negara selama satu periode tertentu.

• Penghitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi yaitu rumah tangga, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat luar negeri.

Page 11: Bab 7 Ekonomi

Jenis Pengeluaran

• Pembelian atau belanja rumah tangga. Kegiatan ini meliputi konsumsi barang dan jasa oleh rumah tangga untuk kegunaan langsung mereka. Contoh : pengeluaran untuk sabun, sikat gigi, dsbnya.

• Pengeluaran konsumsi oleh pemerintah. Meliputi barang dan jasa yang digunakan untuk memperlancar dan menggerakkan perekonomian.

• Pengeluaran investasi oleh perusahaan. Meliputi berbagai hal yang dilakukan perusahaan untuk menambah kapasitas produksinya di masa yang akan datang.

• Pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa ekspor. Ekspor neto merupakan selisih antara ekspor dan impor. Angka ini bisa positif, juga bisa negatif, tergantung sisi mana yang lebih besar.

Page 12: Bab 7 Ekonomi

Pendekatan ini dapat dirumuskan :

di mana :PDB = Produk Domestik BrutoC = Consumtion (Konsumsi Rumah

Tangga)I = Investment (Investasi)G = Government Expenditure

(Pengeluaran Pemerintah)X = Total EksporM = Total Impor

PDB = C + I + G + (X - M)

Page 13: Bab 7 Ekonomi

Pendekatan Pendapatan

• Pendekatan pendapatan adalah metode penghitungan PDB dengan menghitung jumlah seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu, sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan (tenaga kerja, tanah, modal, skill)

Page 14: Bab 7 Ekonomi

Komponen yang masuk dalam pendekatan pendekatan :• Pendekatan Faktor Produksi. Yang masuk di

dalamnya adalah imbalan atas penggunaan faktor-faktor produksi dalam perekonomian, meliputi upah, sewa, bunga, dan laba. Termasuk pula di dalam pendekatan faktor produksi adalah pembayaran faktor produksi neto ke luar negeri.

• Pendapatan Non-Faktor Produksi. Sebagian pembayaran yang dilakukan terhadap barang dan jasa, sebenarnya tidak sepenuhnya berasal dari faktor-faktor produksi. Misalkan kita membeli buku seharga Rp.5.000, maka penggunaan faktor produksi dalam proses produksi buku tersebut pasti kurang dari Rp.5000. Selisih ini muncul karena adanya pajak tidak langsung, subsidi, dan depresiasi.

Page 15: Bab 7 Ekonomi

Secara matematis, penghitungan pendekatan pendapatan dapat ditulis sebagai berikut.

di mana :

PDB = Produk Domestik Bruto

w = wage (upah), balas jasa untuk tenaga kerja

r = rent (sewa), balas jasa untuk tanah

i = interest (bunga), balas jasa untuk modal

= profit (laba), balas jasa untuk skill

S = subsidi

T = tax (pajak tidak langsung)

Dep = depresisasi

Nfp = net factor payment to abroad (pembayaran faktor produksi bersih ke luar negeri)

Page 16: Bab 7 Ekonomi

Beberapa Konsep Dalam Pendapatan Nasional

• Produk Nasional Bruto (PDB) = Gross National Product (GNP). PNB menghitung nilai semua barang dan jasa yang diproduksi oleh selutuh warga negara selama satu periode tertentu. Yang dihitung dalam PNB adalah produksi yang dilakukan oleh warga negara dari negara yang bersangkutan, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri.

• Produk Nasional Neto (PNN) = Net National Product (NNP). Pada dasarnya, nilai suatu benda dalam jangka waktu tertentu dapat menurun karena terus menerus dipakai. PNN adalah PNB dikurangi penyusutan barang-barang modal yang ada selama satu periode tertentu. Jumlah PNN sama dengan jumlah pendapatan rumah tangga konsumsi sebagai imbalan atas penyerahan faktor produksi sehingga PNN disebut juga dengan pendapatan nasional neto atau NNI (Net National Income).

Page 17: Bab 7 Ekonomi

• Pendapatan Nasional (PN) = National Income (NI). Pendapatan nasional adalah PNN atau NNI dikurangi pajak tidak langsung. Jumlah inilah yang diterima oleh Rumah Tangga Konsumsi (pemilik faktor produksi).

• Pendapatan Perseorangan (PP) = Personal Income (PI). Perndapatan perseorangan atau PP adalah PN dikurangi jaminan sosial, laba ditahan, pajak laba perusahaan, ditambah pembayaran pindahan (transfer payment). Yang dimaksud dengan pembayaran pindahan adalah pembayaran untuk kesejahteraan atau tunjangan lain, seperti kompensasi untuk pengangguran, jaminan sosial, dan asuransi kesehatan, yang diperuntukkan bagi individu yang diatur oleh negara.

• Pendapatan Bebas (PB) = Disposable Income (DI). Pendapatan Bebas (PB) adalah pendapatan yang betul-betul menjadi hak mutlak penerima, dengan kata lain pendapatan yang sia dibelanjakan dengan bebas. Besar pendapatan bebas sana dengan PP dikurangi pajak tidak langsung.

Page 18: Bab 7 Ekonomi
Page 19: Bab 7 Ekonomi

Dari PDB ke Disposible Income

Page 20: Bab 7 Ekonomi

Hal-hal yang Tidak Masuk Dalam Penghitungan PDB

• Aktivitas Ilegal. Berbagai aktivitas ilegal yang masuk di dalamnya meliputi perjudian, perdagangan narkoba, dan sebagainya.

• Aktivitas yang Tidal Dilaporkan. Salah satu aktivitas yang signifikan dalam perekonomian tetapi tidak diukur oleh PDB adalah ‘perekonomian bawah tanah’ (underground economy). Contoh aktivitas ini adalah usaha-usaha informal, seperti penjual bakso keliling.

• Aktivitas Non Pasar. Berbagai aktivitas yang tidak dibayar dalam perekonomian, biasanya bersifat untuk diri sendiri, sosial ataupun sukarela.

• Kerusakan Lingkungan. Misalkan sebuah pabrik pembangkir listrik tenaga nuklir membuang sampah radioaktif-nya ke lingkungan sehingga menyebabkan radiasi bagi masyarakat sekitar. Nilai dari listrik yang dihasilkan masuk ke dalam PDB tetapi kerusakan lingkungan yang dihasilkan tidak dimasukkan.

Page 21: Bab 7 Ekonomi

Pendapatan Per Kapita

• Adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Penghitungan pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk.

Page 22: Bab 7 Ekonomi

Indikator Kesejahteraan Negara

Angka pendapatan per kapita merupakan ukuran yang paling dapat diandalkan untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu negara. Ini disebabkan karena pendapatan per kapita telah mencakup faktor jumlah penduduk sehingga secara langsung menunjukkan tingkat kemakmuran, sementara komponen pendapatan nasional lainnya seperti PNB, PDB, dan sebagainya belum menujukkan tingkat kemakmuran msyarakat secara langsung karena tidak memperhitungkan faktor jumlah penduduk.

Page 23: Bab 7 Ekonomi

Standar Pertumbuhan Kemakmuran Negara

Pendapatan per kapita merupakan standar umum untuk membandingkan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun. Apabila pendapatan per kapita meningkat, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat memang benar-benar meningkat, kita harus memperhitungkan pendapatan per kapita secara riil, yaitu peningkatan pendapatan per kapita dibandingkan dengan tingkat kenaikan harga atau inflasi.

Page 24: Bab 7 Ekonomi

Pembanding Tingkat Kemakmuran Antar Negara

• Selain sebagai pembanding tingkat kemakmuran suatu negara dari tahun ke tahun, pendapatan per kapita juga umum digunakan sebagai pembanding tingkat kemakmuran antara negara yang satu dengan lainnya. Dengan menetapkan standar per kapita, maka negara-negara di dunia dapat dikelompokkan ke dalam negara berpendapatan rendah, menengah, atau tinggi.

Page 25: Bab 7 Ekonomi

Manfaat Pendapatan Per Kapita

• Mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara dari waktu ke waktu.

• Membandingkan tingkat kesehajteraan antara negara satu dengan lainnya.

• Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat kebijakan ekonomi.

• Mengelompkkan berbagai negara ke dalam beberapa tingkat pendapatan

Page 26: Bab 7 Ekonomi

• Perhitungan pendapatan per kapita pada umumnya dilakukan dengan membagi komponen pendapatan nasional seperti PNB atau PDB dengan jumlah penduduk suatu negara. Untuk lebih jelasnya, lihat rumus-rumus berikut.

Menghitung Pendapatan Per Kapita

Page 27: Bab 7 Ekonomi

Bank Dunia pada tahun 2001 mengelompokkan negara-negara di seluruh dunia menjadi lima kelompok berdasarkan pendapatan per kapitanya.1.Kelompok negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita US$ 520 atau kurang.2.Kelompok negara berpendapatan menengah ke bawah (lower-middle income economies), yaitu negara-nagara yang memiliki PNB per kapita sekitar US$ 1.740.3.Kelompok negara berpandapatan menengah (middle income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita sekitar US$ 2.990.4.Kelompok berpendapatan menengah atas (upper-middle income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita sekitar US$ 4.8705.Kelompok negara berpendapatan tinggi (high income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US$ 25.480.

Page 28: Bab 7 Ekonomi

Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional

• Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional.

• Membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu.

• Membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah.

• Sebagai landasan Perumusan Kebijakan Pemerintah.

Page 29: Bab 7 Ekonomi

Distribusi Pendapatan

• Diperlukan sebuah indikator untuk melihat bagaimana pendapatan nasional didistribusikan dalam suatu negara. Dari suatu indikator, maka apabila terdapat ketimpangan atau ketidakseimbangan distribusi pendapatan, hal ini akan langsung terlihat, dan pemerintah dapat mengambil tindakan untuk menyeimbangkan distribusi pendapatan tersebut.

• Terdapat dua indikator yang digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan nasional, yaitu Koefisien Gini dan Kriteria Bank Dunia.

Page 30: Bab 7 Ekonomi

Koefisien Gini

• Indikator yang paling banyak digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan dalam suatu negara adalah Koefisien Gini (Gini Ratio).

• Koefisien Gini digambarkan dalam bentuk kurva yang disebut dengan kurva lorenz. Kurva lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif antara persentase penduduk penerima pendapatan dan persentase pendapatan yang benar-benar diterima selama periode tertentu.

• Koefisien Gini memberikan kesimpulan ukuran konsentrasi Kurva Lorenz, dengan menghitung penyimpangan dari garis diagonal. Penyimpangan itu dihitung dengan membagi bidang yang diarsir dengan seluruh bidang di bawah garis diagonal.

• Sumbu horisontal pada Kurva Lorenz melambangkan persentase kumulatif penduduk. Sumbu vertikalnya melambangkan persentase pendapatan yang diterima masing-masing persentase penduduk.

Page 31: Bab 7 Ekonomi

• Koefisien Gini adalah rasio (perbandingan) antara luas bidang yang diarsir degan luas segitiga OPE. Daerah yang diarsir menggambarkan besarnya ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi.

• Distribusi pendapatan dikatakan semakin merata jika nilai Koefisien Gini mendekati nol. Distribusi pendapatan dikatakan semakin tidak merata jika Koefisien Gini mendekati satu.

• Koefisien Gini dihitung dengan rumus berikut :

Page 32: Bab 7 Ekonomi

Kurva Lorenz

• Semakin besar luas daerah A maka distribusi pendapatan akan semakin timpang.

Page 33: Bab 7 Ekonomi

Standar Nilai Koefisien Gini

Koefisien Gini Distribusi Pendapatan

Lebih kecil dari 0,4

0,4 – 0,5

Lebih besar dari 0,5

Tingkat ketimpangan rendah

Tingkat ketimpangan moderat (sedang)

Tingkat ketimpangan tinggi

Page 34: Bab 7 Ekonomi

Nilai Koefisien Gini Indonesia Tahun 1984 - 1998

TahunWilayah

Desa Kota Total

1984 0,28 0,32 0,33

1987 0,26 0,32 0,32

1990 0,25 0,34 0,32

1993 0,26 0,33 0,34

1996 0,27 0,36 0,36

1998 0,26 0,33 0,32

Page 35: Bab 7 Ekonomi

Kriteria Bank Dunia

• Dalam menilai pendapatan nasional, terdapat cara lain yaitu dengan kriteria yang ditetapkan Bank Dunia (World Bank). Yang diukur oleh Bank Dunia adalah besarnya kontribusi 40% penduduk termiskin terhadap pendapatan atau pengeluaran nasional.

Page 36: Bab 7 Ekonomi

Kriteria Distribusi Pendapatan Versi Bank Dunia

Distribusi Pendapatan Tingkat Ketimpangan

Kelompok 40% penduduk termiskin < 12% dari total pengeluaran

Kelompok 40% penduduk termiskin 12% - 17% dari total pengeluaran

Kelompok 40% penduduk termiskin > 17% dari total pengeluaran

Tinggi

Sedang

Rendah

Page 37: Bab 7 Ekonomi

Distribusi Pendapatan Berdasarkan Kriteria Bank Dunia dan Koefisien Gini Indonesia 1981 - 1998

TahunKota + Desa

40% Rendah

40%Menengah

20%Tinggi Koefisien Gini

1981 20,44 37,46 42,10 0,33

1984 20,75 37,28 42,10 0,33

1987 20,87 37,48 42,10 0,32

1990 21,31 36,75 42,10 0,32

1993 20,34 36,40 42,10 0,34

1996 20,25 35,05 42,10 0,36

1998 21,53 36,94 42,10 0,32