Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
-
Upload
syahrida-meidiana -
Category
Documents
-
view
230 -
download
2
Transcript of Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 1/15
BAB 6 PENELITIAN TOKSISITAS KONVENSIONAL
TINJAUAN UMUM
Penelitian toksisitas konvensional pada hewan coba sering mengungkapkan serangkaianefek akibat pajanan toksikan dalam berbagai dosis untuk berbagai masa pajanan.
Karenanya, penelitian ini merupakan sumber data utama bagi evaluasi toksikologi. Se-
lain itu, penelitian ini juga amat berharga untuk menunjukkan organ sasaran
(misalnya hati, sistem (misalnya sistem kardiovaskuler, atau toksisitas khusus
(misalnya karsinogenesitas yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. !fek toksikan
antara lain berhubungan dengan masa pajanan. "ntuk meneliti berbagai efek yang
berhubungan dengan masa pajanan, penelitian toksikologi biasanya dibagi menjadi tiga
kategori# ($ Uji toksisitas akut dilakukan dengan memberikan %at kimia yang sedang
diuji sebanyak satu kali, atau beberapa kali dalam jangka waktu &' jam (& Uji
toksisitas jangka pendek (juga dikenal sebagai penelitian subakut atau subkronik
dilakukan dengan memberikan bahan tersebut berulang-ulang, biasanya setiap hari atau
lima kali seminggu, selama jangka waktu kurang lebih $)* dari masa hidup hewan,
yaitu tiga bulan untuk tikus dan satu atau dua tahun untuk anjing. +eskipun demikian,
beberapa peneliti menggunakan jangka waktu yang lebih pendek, misalnya pemberian
%at selama $' dan & hari. Uji toksisitas jangka panjang dilakukan dengan
memberikan %at kimia berulang-ulang selama masa hidup hewan coba atau sekurang-
kurangnya sebagian besar dari masa hidupnya. misalnya $ bulan untuk mencit, &' bulan
untuk tikus, dan -$) tahun untuk anjing dan monyet.
UJI TOKSISITAS AKUT
Sebagian besar penelitian semacam ini dirancang untuk menentukan dosis letal median
(/ 0) toksikan. /0) didefinisikan sebagai 1dosis tunggal suatu %at yang secara
statistik diharapkan akan membunuh 0)* hewan coba.1 Pengujian ini juga dapat me-
nunjukkan organ sasaran yang mungkin dirusak dan efek toksik spesifiknya, serta
memberikan petunjuk tentang dosis yang se baiknya digunakan dalam pengujian yang
lebih lama.
2kan tetapi, dalam beberapa hal, khususnya bila toksisitas akutnya rendah, kadang
kita tidak perlu menentukan / 0) secara tepat. Suatu angka perkiraan sudah dapat
memberi manfaat. +isalnya, kita dapat melihat3 efek sinergis dan antagonis dari data
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 2/15
semacam yang tercantum dalam 4abel 5-$. 6nforrnasi bahwa dosis yang cukup besar
saja .menyebabkan hanya sedikit kematian, atau bahkan tidak menyebabkan kematian,
mungkin cukup (!P2, $7. Prinsip ini sebenarnya telah diterapkan# +isalnya, sejum-
lah pewarna makanan diberikan kepada beberapa tikus dengan dosis & g8kg. Karena
tak ada tikus yang mati, dianggap bahwa semua toksisitas akut yang berbahaya dapat
disingkirkan dan /0)tidak perlu ditentukan (u dan avallee, $750. Pandangan ini di-
terima oleh 9oint :2;8<=; !>pert ?ommittee on :ood 2ddi tives (<=;, $755.
@ila pajanan suatu %at terjadi melalui inhalasi, maka yang hamsditentukan adalah
kadar letal median (?A untuk masa pajanan tertentu atau waktu letal median (40)
untuk kadar tertentu di udara.
4abel 5.$ ?ontoh 6nteraksi Kimia @erdasarkan etalitas 2kut
etalitas (angka kematian8jumlah uji
K@r;, Kontrol Blutation3 SisteinC/ietil maleatr
(mg8kg (garam faali ()) mg8kg ip (')) mg8kg (), m"kg
D)) 8 8$) 08 )8 )8
D) )8 8
Sumber: /iadaptasi dan Kurakawa et .al.. 2ntainnistik
Sinergistik
Rancangan Percobaan
Pemilihan Spesies =ewan Secara umum, dalam penentuan /A digunakan
tikus dan mencit. =ewan ini dipilih karena mu- rah, mudah didapat, dan mudahditangani. Selain itu, terdapat banyak data toksikologi tentang jenis hewan ini, suatu
fakta yang mempermudah pembandingan toksisitas %at-%at kimia.
Kadang kola dipakai species yang bukan tikus. =al ini terutama dilakukan bila
nilai /0) pada tikus dan mencit sangatlah berbeda, atau bila pola maupun laju
biotransformasi pada manusia sangat berbeda dari tikus atau
Penentuan /0) sebaiknya dilakukan pada kedua jenis kelamin, juga pada hewan
dewasa8 dan yang masih muda, karena kerentanannya mungkin berbeda.#.
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 3/15
Cara Pemberian Secara umum toksikan hams diberikan melalui jalur yang biasa
digunakan pada manusia. 9alur oral paling sering digunakan. @ila akan diberikan per
oral, %at tersebut hams diberikan dengan sonde.
9alur dermal dan inhalasi kini makin sering digunakan, bukan hanya untuk %at yangdigunakan manusia lewat jalur itu, tetapi juga untuk menilai bahayanya bagi kesehatan
para personel yang rnenangani %at kimia ini (lihat @ab I$ dan $'.
9alur parenteral terutama dipakai untuk menilai toksisitas akut obat parenteral. /i
samping itu, injeksi intravena dan intraperitoneal biasanya segera diikuti dengan
penyerapan yang lengkap atau hampir lengkap karenanya jenis pemberian ini ,juga
dipakai bersamaan dengan /0) oral dan dermal untuk menilai laju dan luasnya
penyerapan lewat jalur oral dan dermal.
/osis dan 9umlah =ewan "ntuk menentukan /0) secara tepat, perlu dipilih suatu
dosis yang akan membunuh sekitar separuh jumlah hewan-hewan itu, dosis lain yang
akan membunuh lebih dan separuh (kalau bisa kurang dari 7)*, dan dosis ketiga
yang akan membunuh kurang dan separuh (kalau bisa lebih dari $)* dari hewan-
hewan itu. Sering digunakan empat dosis atau lebih dengan harapan bahwa sekurang-
kurangnya tiga di antaranya akan berada dalam rentang dosis yang dikehendaki.
Secara umum, /0) akan lebih tepat bila digunakan lebih banyak hewan untuk tiap
dosis dan bila rasio antara dosis yang berurutan lebih kecil. @anyak peneliti
menggunakan, ')-0) he- wan per / 0) dan memilih rasio Eamun, peneliti lain
(misalnya <eil, $70& menyarankan penggunaan empat hewan untuk tiap dosis dan
rasio sebesar &.) antara dosis yang berurutan. @elakangan ini diajukan prosedur uji
sederhana yang lain (@ruce, $70 yang menggunakan hanya enam sampai sembilan
hewan untuk setiap uji.
/i lain pihak, kadang kala diperlukan penentuan /0) yang lebih tepat, maka rasio
antara dosis-dosis yang berturutan harus lebih kecil. +isalnya, rasio $,& dipergunakan
(u dick., $750 untuk menunjuldcan tiadanya variasi harian yang berarti dan tiadanya
perbedaan yang besar dalam toksisitas antaradonan (batch). /engan menggunakan
malation dengan adonan yang sama, tetapi dengan rasio antardosis berurutan sebesar
&, pada $)) kali penentuan /0), tidak dapat ditemukan perbedaan antaradonan karena
besarnya confidence of limits (Shaffer, ?. @., data tidak dipublikasikan. /alam
menentukan /0) pada hewan besar, misalnya anjing, umumnya digunakan jauh lebih
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 4/15
sedikit hewan.
:aktor ingkungan Pengandangan hewan dapat mempengaruhi /0) suatu bahan
kimia. +isalnya, /0) isoproterenol kurang dari 0) mg8kg pada tikus yang dikurung
sendiri-sendiri, tetapi bila dikandangkan dalam kelompok sepuluh besarnya sekitar
)) mg8kg (@ala%s, $75. +eskipun demikian, nilai /0)untuk kebanyakan bahan
kimia hanya sedikit dipengaruhi oleh taktor ini. 9enis kandang (berlubang-lubang atau
padat dan jenis bahan alas kandang juga dapat mempengaruhi reaksi hewan ter hadap
toksikan.
Suhu lingkungan dapat mempengaruhi efek toksik. +isalnya, toksisitas striknin,
nikotin, atropin, malation, r dan sarin meningkat pada hewan yang terpajan suhu dingin.
4etapi, toksisitas paration dan insektisida organofosfat lainnya berkurang pada
hipotermia.
ebih tingginya kelembaban relatif dapat meningkatkan toksisitas akut, sehingga /,
A lebih rendah.
Pengamatan dan Pemeriksaan
Setelah toksikan diberikan, jumlah hewan yang mati dan waktu kematiannya hams
diamati untuk memperkirakan /0). Fang lebih
penting lagi, tanda-tanda toksisitasnya hams dicatat. 4abel 5-& mencantumkan daftar
organ dan sistem yang mungkin dipengaruhi beserta tanda-tanda khusus toksisitasnya.
9angka waktu pengamatan hams cukup panjang sehingga efek yang muncul lambat,
termasuk kematian, tidak luput dari pengamatan. 9angka waktu itu biasanya -$' hari
tetapi dapat jauh lebih lama.
2utopsi kasar hams dilakukan pada semua hewan yang mati dan pada beberapa
hewan yang hidup, terutama hewan yang tampak sakit pada akhir percobaan. 2utopsi
dapat memberikan informasi yang berharga tentang organ 3sasaran, terutama bila ke-
matian tidak terjadi segera setelah pemberian %at kimia. +ungkin juga diperlukan
pemeriksaan histopatologik organ tubuh dan ja ringan tertentu,
!valuasi data
=ubungan /osis-Gespons @ila frekuensi atau efek lain dihubungkan terhadap dosis dalam
Skala logaritmik, diperoleh suatu kurva berbentuk S. @agian tengah kurva itu
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 5/15
(antara $5* dan '* respons cukup lums untuk memperkirakan / 0) atau !/0). 2kan
tetapi, banyak bagian kurva dapat diluruskan dengan menggambarkan titik-titik tersebut
berdasarkan nilai basis probit. Prosedur ini terutama berguna untuk memperhitungkan,
misalnya, /0atau /70, dengan menggunakan ujutig-ujung ekstrem dari kurva.
4ahel 5-& 4ando 3foksik pada ;rgan atau Sistem
Sistem 4anda toksik
2utonomik
+embran niktitans melemas. eksoltalmos,
hipersekresi hidung,. salivasi, diare. keluar air
seni, pi locreksi
PerilakuSedasi, gelisah, posisi duduk kepala ke alas,
pandangan lurus ke depan. kepala tertunduk, de-
presi berat, sering menjilat-jilat tubuh. kuku slap
mencakar. terenoah-enaah, iritabilitas. sikapag,resif atau defensif, ketakutan, bingung. aktivitas
yang anch
Sensorik Pcka terhadap nycri. righting reflex. refleks
kornea. refleks lahirin. refleks penempatan.
refleks tungkai belakang, peka terhadap bunyi
dan sentuhan, nistagmus, fonasi
neuromuskuler 2ktivitas meningkat atau
bcrkurang,fasikulasi , tremor, konvulsi.
ataksia. lemas, ekor melengkung ke alas
membentuk huruf S (inda Straub),
kelemahan tungkai belakane. refleks nyeri
refleks tungkai belakang thilang atau
berkurang., opistotunus. tonus otot, kematian
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 6/15
Kardiovaskuler /enyta jantung meningkat atau herkurang, sia-
nosis, vasokonstriksi, vasodilasi. perdarahan
Pernapasan =ipopnea, dispnea. terengt4h-engah. apnea
+atamidriasis. miosis, lakrimasi, ptosis. nistagrnus.
sikloplcgia, refleks pupil
Bastrointestinal, gastrourinarySalivasi, berdahak, diare, berak atau kencing
berdarah. konstipasi, ingusan. muntah-muntah.
kencing don berak tidak terkendali
KulitPiloereksi, menggigil (wet dog shake),
'eritema,edema, nekrosis. hengkak
Umber: +cEamara, $7).
"nit probit sesuai dengan deviasi normal di sekitar nilai rata- rata (mean), misalnya
deviasi H$. H&, HD . . dan I$, I&. ID dari nilai rata-rata sebesar ).
Eamun, untuk .menghindari angka negatif. unit-unit probit diperoleh dengan
menarnhahkan 0 pada deviasi-deviasi itu.J 2ngka-angka dalam sistem ini adalah#
/eviasi Probit Gespons
ID & )$ I& D # D I6 ' $0,7) 0 0),)$ 5 '.$
& 7,D 77.7
+etode rinci untuk mengukur 6/ so dan simpang hakuna terdapat dalam banyak
rnakalah dan buku tentang statistik, termasuk karangan @liss ($70, :inney ($7$,
dan <eil ($70&.
Potensi Gelatif Potensi suatu toksikan sangat beragam. 4abel 5-D menggambarkan
rentang nilai /0).2gar nilai 6/0) lebih ada artinya, dianjurkan juga untuk menentukan simpang
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 7/15
bakuna (atau confidence limit) dan kemiringan (slope) pada kurva dosis-respons.
Kalau confidence limit dari dua /0) tumpang tindih, %at yang / 0)-nya lebih kecil
mungkin tidak lebih toksik daripada %at lainnya. Kemiringan kur .-
4abel 5.D Eilai-nilai /0) akut untuk berbagai bahan kimia
at Spesies /0) (mg8kg berat badan
!tanol +encit $).)))
Eatrium klorida +encit '.)))
:ero sulfat 4ikus $.0))
+orfin sulfat 4ikus 7))
:enobarbital, natrium 4ikus $0)
//4 4ikus $))
Pikrotoksin 4ikus 0
Striknin sulfat 4ikus &
Eikotin 4ikus $
d-tubokurarin 4ikus ).0
=emikolinium-D 4ikus ).&
4etrodotoksin 4ikus ).$
/ioksin (4?// +armot ).))$
4oksin botulinum 4ikus ).))))$
Bambar 5-$ /osis letal median dan kemiringan kurva dosis-respons (kematian
empat %at kimia. at 2 kurang toksik dibandingkan dengan %at yang lain. at ?
sama toksiknya dengan %at / pada tingkat dosis letal median, tetapi lebih toksik
pada 3dosis yang lebih rendah. at @ kurang toksik dibandingkan dengan eat /
pada dosis letal median, te tapi mungkin lebih toks ik atau kurang toksik pada do sis
yang lebih rendah.
va penting untuk membandingkan dua %at yang / 0)-nya hampir sama. at yang
bentuk kurvanya lebih datar akan menyebabkan lebih banyak kematian ketimbang %at
lainnya pada dosis lebih keen daripada / 0) (Bmb. 5-$, %at kimia ? dan /. ?ontoh
pada 4abel 5-' menggambarkan perbedaan yang nyata dalam kemiringan.
Penggunaan Eilai /0) dan 4anda 4oksisitas
Eilai /0) sangat berguna untuk hal-hal sebagai berikut#
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 8/15
$ Kegunaan pertama adalah klasifikasi %at kimia sesuai dengan toksisitas
relatifnya. Klasifikasi la%im adalah sebagai berikut#
Kategori /0)
supertoksik 0 mg8kg atau kurang
2mat sangat toksik 0-0) mg8kg
Sangat toksik 0)-0)) mg8kg
4oksik sedang ),0-0 g8kg
4oksik ringan 0-$0 g8kg
Praktis tidak toksik L$0 g8kg
Kategori ./0) 4abel 5-' =ubungan /osis-GesponsC
2flatoksin @ 34oksin botulinumt
/osis Gespons /osis Gespons /osis Gespons
) )8$ )8$) D' $$8D)
$0 '8&$ 6S )8D) '0 &58D)
$)) &8& &' )8D) 00 $8D)
D) '8D) 50 &)8D)
CPerhatikan hubungan dosis-respons yang retail landai pada aflatoksin ! .# di sini
tampak bahwa dosis efektif maksimal $)) kali dosis efektif minimal, berbeda dengan
hubungan yang curam pada toksin botulinus yang hanya rnemperlihatkan kenaikan 0)*.
t /ata dikutip dad :ood Safety ?otincil ($7).
MN,/ata dari !. . Schant% (:ood Gesearch 6nstitute, "niversal3s <isconsin, +adison,
<6 0D)5. Sebagian data jugs muncul dalam Geport of :ood Safety ?ouncil ($7).
& Kegunaan lain nilai l/so ialah dalam evaluasi dampak keracunan yang tidak
disengaja perencanaan penelitian toksisitas subakut dan kronik pada hewan
memberikan informasi tentang (a) mekanisme toksisitas, (b) pengaruh umur, seks, faktor
pejamu dan faktor lingkungan lainnya, dan (c) Oatiasi respons antarspesies danantarstrain hewan memberikan informasi tentang reaktivitas suatu populasi hewan
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 9/15
memberi sumbangan bagi informasi yang dibutuhkan dalam merencanakan8pengujian
obat pada manusia dan dalam pengendalian mutu kimia, deteksi pencemaran tok sik
serta perubahan fisik yang mempengaruhi bioavailabilitas.
Petunjuk untuk penelitian toksisitas akut oral, dermal, dan inhalasi telahditerbitkan oleh berbagai badan nasional dan internasional (misalnya !P2, $77. Eamun
demikian, umumnya disarankan untuk menghitung perkiraan /0) kecuali disebutkan
lain.
PENELIT1AN TOKSIS1TAS JANGKA PENEK
+anusia lebih siring terpajan %at kimia dengan dosis yang jauh
lebih rendah daripada dosis yang menyebabkan kematian, tetapi
pajanan itu biasanya jauh lebih lama. "ntuk menilai efek toksik
dalam situasi yang lebih realistik ini, dilaktikan penelitian jangka pendek dan
jangka panjang.
Rancangan Percobaan
S!e"ie" #an J$m%a& "mumnya, dipakai dua atauspe-cies hewan. 6dealnya hewan yang dipilih adalah yang mernetabolisme %at kirnia
tersebut dengan cara yang sama dengan manusia Karena hal ini sering tak mungkin,
biasanya dipi lih tikus dan an jing. Pilihan in i didasarkan pada ukurannya yang
sesuai. kem%idahan mendapatkannya, dan banyaknya informasi toksikologi bet
bagai %at kimia pada hewan-hewan ini.
=ewan jantan dan betina hams sama jumlahnya. "mumnya, dipakai $)-D) tikus
dalam setiap kelompok dosis dan dalam kelompok pembanding. @iasanya
prosedur ini akan member ikan da ta yang dapat dianalisi s secara sta ti st ik . @ila
menggunakan anjing, jumlahnya 6ebih se.dikit ('- ekor karena lebih banyaknya
pemeriksaan yang dapat dilakukan pada setiap ekor yang ukuran nya besar ini, dan
biayanya pun lebih besar3 .
?ara Pemberian at kimia yang diuji harusJ diberikan lewat jalur yang sama
dengan penggunaan atau pajanannya pada manusia. @agi kebanyakan %at kimia,
ja lur yang paling biasa adalah oral. Prosedur yang umum adalah memasukkannya
ke dalam makanan, dan kadang-kadang ke dalam air rninum. ?ara yang terakhir
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 10/15
ini dianjurkan bila ada kemungkinan %at bereaksi dengan salah saw komponen
makanan. Suatu %at kimia, terutama kalau reaktif, mudah menguap, atau tidak enak
rasanya, sering diberikan lewat sonde atau dimasukkan ke dalam kapsul gelatin
prosedur ini lebih sering digun akan pada anj ing . at demikian juga dapat
dimasukkan ke dalam makanan kaleng anjing sebesar dosis hariannya.
Pemberian perkutan, perinhalasi, dan parenteral dipakai untuk tujuan khusus
misalnya untuk menguji produk industri dan pertanian serta obat-obatan.
/osis dan jangka waktu. Karena tujuan penelitian ini adalah menentukan sifat dan
tempat efk toksik disamping menentukan 1kadar tanpa efek1 (no ef fect leel),
disarankan untuk memilih t iga satu dosis yang cukup t inggi untuk menim -
bulkan tanda toksisitas yang pasti tetapi tidak cukup tinggi untuk membunuh
sebagian besar hewan itu, dosis rendah yang diha rapkan tidak akan memberikan
efek toksik sama sekali, dan dosis menengah. Kadang ila, ditambahkan satu
dosis Matau lebih untuk memastikan agar tujuan di atas itu dapat dicapai. Seperti
disebut sebelumnya, kelompok pembanding hams diikutsertakan. =ewan-hewan
pembanding tidak menerima %at uji, te tapi hares menerima semua bahan yang
dipakai (kelompok plasebo.
/osis biasanya dipilih berdasarkan informasi yang diperoleh dar i uji toksi sitas
aku t, baik berupa /S) maupun kemiringan kurva dosis-respons. Semua
informasi tentang %at kimia yang berkaitan dan tentang metabolismenya. terutama
ada atau tidaknya bioakumulasi, juga ikut dipertimbangkan.
9uga diusulkan suatu penelitian untuk menentukan rentang dosis. 6ni dilakukan
dengan memberikan tiga atau empat tingkat dosis selama tujuh hari kepada lima
ekor tikus jantan maupun betina. Parameter efek toksik adalah mortalitas,
pertambahan be- ra t badan, berat re la ti f had dan ginjal, dan konsumsi makanan.
=asil uji tujuh hari ini biasanya lebih baik daripada menggunakan nilai / 0)
dalam menentukan tingkat dosis untuk penel iti an toksisitas 7) hari.
/alam penelitian pada tikus, dosis triungkin berada dalam kadar yang tetap
dalam makanan dan dinyatakan dalam mg8kg diet (ppm atau dosis yang tetap yang
dinyatakan dalam mg8kg@@ he- wan. Sementara hewan itu tumbuh, terjadi perubahan
dalam berat badan dan konsumsi makananI2intuk regimen dengan dosis-tetap,
kadar %at kimia itu hams diubah secara berkala agar dosisnya relatif tetap dalam
mg8kg@@. 6ni biasanya dilakukan dalam interval mingguan selama periode
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 11/15
pertumbuhan cepat, dan dua3 mingguan setelah itu.
ama penelitian pada tikus biasanya 7) hari. Pada anjing masa itu sering
diperp anjang sampai enam bul an atau bahkan satu atau dua tahun.
Pengama'an #an Pemeri("aan
Bera' ba#an #an (on"$m"i ma(anan) Kedua hal ini harus diukur setiap minggu.
@erkurangnya pertambahan berat badan merupakan indeks efek toksik yang sederhana
namun sensi tif. Konsumsi makanan juga merupakan indikator yang berguna. Selain
itu, konsumsi makanan yang nyata berkurang dapat menimbulkan efek yang mirip
atau memperberat manifestasi toksik %at kimia itu. /alam hal ini mungkin hat -us
diberikan makanan secara berpasangan atau secara parenteral.
Pengamatan "mum Fang hams diamati adalah penampilan, perilaku, dan semua
abnormalitas. =ewan yang mati atau sakit hams disingkirkan dari kandang untuk
diperiksa secara umum dan kalau mungkin secara mikroskopik. Pengamatan perlu
sering dilakukan untuk mengurangi kanibalisme.
U*i Labora'ori$m Pemeriksaan hematologik biasanya mencakup hematokrit,
hemoglobin, hitung eritrosit, hitting leukosit total, dan hitung jenis leukosit. "jilaboratorium hams dilakukan pada semua anjing sebelum memulai pereobaan dan
pada sate minggu, sate bulan, dan pada akhir percobaan. "ji pada interval lain
dapat dilakukan juga. Karena volume darahnya kecil, hanya separuh dan jumlah
tikus yang dijadikan sampel pada berbagai interval, sementara sisanya diperiksa
hanya pada akhir percobaan. "ji khusus, misalnya hitung retikulosit, hitung trombosit,
pengukuran methemoglobin dan glukosa-5-fosfat dehidrogenase mungkin juga
diperlukan.
Uji laboratorium klinik biasanya mencakup glukosa darah puasa, transaminase
asam glutamat oksaloasetat (SB;4, transaminase asam glutamat piruvat (SBP4,
fosfatase alkalin, protein total, albumin, globulin, nitrogen urea darah (@"E, dan
unsurunsur seperti natrium, kalium, kalsium, dan klorid.
Urinalisis biasanya mencakup warna, berat jenis, p=, protein, glukosa, keton, unsur
berbentuk (sel darah merah, dn. dan kristal serta benda amorf.
Pemeri("aan Pa"cama'i @ila mungkin, semua hewan yang mati atau sedang sekarat
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 12/15
diperiksa patologiknya secara makrostopis. Kalau keadaan jaringan memungkinkan,
pemeriksaan histologik juga sebaiknya dilakukan. /i samping itu, berat beberapa
organ, baik dalam nilai absolut maupun relatif terhadap berat badan, harus diukur
karena ini merupakan indikator yang berguna
bagi toksisitas.
;rgan yang biasanya ditimbang adalah hati, ginjal, adrenal,
jantung, otak, tiroid, dan testis atau ovarium. ;rgan yang diperik sa secara histologik
adalah semua organ yang memperlihatkan
lest yang jelas, otak (tiga tempat, sumsum tulang belakang, mata dan saraf optik,
kelenjar 9udah yang besar, timus, tiroid, jantung, aorta, pare dengan bronkus.
lambung, usus halus (tiga tempat, usus besar (dua tempat, kelenjar adrenal, pankreas, hati, kandung
empedu (kalau ada, limpa, ginjal, kandung kemih, otot rangka,
dan tulang serta sumsumnya.
Suatu daftar yang menunjukkan hubungan antara pengamat-
an umum, uji laboratorium klinik, dan pemeriksaan pascamati di-
cantumkan pada 2pendiks 5-$.
Petunjuk untuk pemeriksaan oral. dermal# dan inhalasi secara
jangka pendek telah diterbitkan oleh ".S. !nvironmental Protec tion 2gency (!P2,
$77.
E+a%$a"i
Penelitian toksisitas jangka pendek yang menyeluruh, mengguna-
kan berbagai parameter pengamatan dan pemeriksaan seperti di-
cantumkan di atas biasanya akan menghasilkan informasi toksi -
sitas %at uji dalam kaitannya dengan organ sasaran, efek pada
organ itu, dan hubungan dosis-efek dari dosis-respons. 6nformasi
semacam itu sering memberi petunjuk tentang jenis. penelitian
khusus lainnya yang hams dilakukan. /ata kuantitatif dari pene-
litian jangka pendek dan penelitian lainnya digunakan pada pe-
nentuan no obsered effect leel (E;!. <alaupun saran ini be-
lum diterima secara luas, data itu akan merupakan suatu bagian
penting dari data dasar toksisitas yang menyeluruh.
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 13/15
"ntuk jenis %at kimia tertentu, penetapan acceptable intake
bagi manusia dilakukan berdasarkan E;! dari penelitian jang-
ka pendek bersama dengan data toksisitas akut, data metabolis -
menya, inf;rmasi dari penelitian genetik reproduktif, dan data uji
lainnya. Pembahasan lebih lanjut tentang prosedur untuk tujuan
ini, dapat dilihat pada Sub @ab 1Penelitian 4oksisitas 9angka
Panjang1.
P!E!6462E 4;KS6S642S 92EBK2 P2E92EB
Gancangan Percobaan
=ewan# Spesies dan 9umlah @iasanya dipakai saw spesies hewan atau lebih.
Kecuali ada indikasi lain, biasanya dipakai tikus anjing dan primata-bukan-manusia
adalah pilihan berikutnya. Karena ukurannya yang kecil, mencit tidak sesuai untuk pe-
nelitian toksisitas umum jangka panjang, meskipun hewan ini sering digunakan
dalam penelitian karsinogenesis. =ewan jantan dan betina harus digunakan dalam
jumlah yang sama. @iasanya digunakan ')-$)) tikus dalam setiap kelompok perilaku
dan kelompok kontrol. "ntuk anjing dan prirnata-bukan-manusia, digunakan jumlah
yang jauh lebih kecil.
- ?a ra Pembe rian , /o sis, dan +asa "ji ?ara pemb eria n sama seperti pemberian
%at dalam penelitian jangka pendek. 6?riteria seleksi dosis juga sama dengan kriteria
dalam penelitian jangka pendek. 4etapi, karena lamanya pengujian dan besarnya biaya
yang diperlukan, maka pemilihan dosis harus lebih cermat.
Pada tikus, masa uji penelitian semacam ini biasanya dua, tahun. @eberapa
peneliti menganjurkan jangka waktu yang lebih lama, yang kini tampak semakin
layak dilakukan. +eskipun demikian, karena timbul komplikasi berupa tanda
senilitas, biasanya dianjurkan agar masa uji tidak lebih dari D) bulan. 2njing dan
monyet dipelihara selama tujuh tahun atau lebih sesudah pengujian.
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 14/15
Pengamatan dan Pemeriksaan
Pengamatan hams dilakukan terhadap berat badan, konsumsi makanan, tanda-tanda
umum, uji laboratorium, dan pemeriksaan pas-,camati, seperti digambarkan dalam
penelitian jangka pendek.
Petunjuk tentang prosedur uji dan interpretasi hasil dicantumkan di dalam beberapa
terbitan <=; (misalnya <=;, $7', $7. Petunjuk itu juga telah diterbitkan oleh
".S. !nvironmental Protection 2gency (!P2, $77.
!valuasi
4ujuan uji toksisitas jangka panjang adalah menentukan sifat toksisitas %at kimia dan
menetapkan E;!-nya. Prosedurnya diuraikan dalam @ab &&.
Kalau sifat toksisitas terbukti tidak berbahaya dan telah ditemukan E;!,
acceptable intake dapat diekstrapolasikan dari data hewan. 6ni biasanya dilakukan
dengan memperhitungkan faktor pengaman. :aktor pengaman ini diperlukan mengingat
adanya perbedaan kepekaan antarspesies hewan dan manusia, dan mengingat
banyaknya variasi kepekaan antara populasi manusia, dan juga mengingat fakta
bahwa jumlah hewan yang diuji sangat kecil dibandingkan dengan besarnya jumlah
manusia yang mungkin terpajan.
:aktor pengaman sebesar $)) telah lama dianjurkan (<=;, $70 dan telah
diterima secara luas. +eskipun demikian, angka ini tidaklah selalu hams diterapkan
secara mati. Sebagai contoh, bila tersedia data toksikologi yang diperoleh dari
pengamatan kritis pada manusia, faktor pengaman yang lebih rendah mungkin dapat
dibenarkan. Sebaliknya, faktor pengaman yang lebih besar boleh digunakan bila jumlah
dan8atau mum informasi toksikologi itu agak terbatas. =al ini juga berlaku untuk %at-
%at yang efek toksiknya lebih berbahaya pada tingkat dosis yang lebih tinggi.
Karena pengertian kita tentang tok isikologi makin berkembang, makin banyak
jenis pengamatare dan pemeriksaan yang dimasukkan ke dalam protokol penelitian
jangka panjang. +eskipun ada kecenderungan demikian, berbagai jenis penelitian
khusus telah dirancang untuk menjel2an sifat toksisitas dan mekanisme kerja berbagai
%at kimia. 3Penelitian semacam ini harus dilakukan bila diperlukan. 6ndikasi untuk ini
mungkin timbul dari sifat %atnya atau dari hasil penemuan dalam penelitian jangka
7/24/2019 Bab 6 Penelitian Toksisitas Konvensional
http://slidepdf.com/reader/full/bab-6-penelitian-toksisitas-konvensional 15/15
pendek. =asil penelitian khusus semacam itu dapat mempenga ruhi E;! %at itu
sendiri serta ukuran faktor pengaman yang dipakai untuk mencapai acceptable dail!
intake (2/6. =asil ini bahkan dapat mempengaruhi keputusan apakah 2/6 hams dite -
rapkan atau tidak.