187136_uji Toksisitas Sub

download 187136_uji Toksisitas Sub

of 20

description

totoksitas

Transcript of 187136_uji Toksisitas Sub

UJI TOKSISITAS SUB-LETHAL PESTISIDA JENIS KARBAMAT TERHADAP AKTIVITAS MORFOLOGI DAN FISIOLOGI IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Aisyah Amatullah, Christoper R, Kelana PutraFakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas PadjadjaranJalan Raya Bandung-Sumedang KM 21 Jatinangor, SumedangEmail : [email protected]

ABSTRAKUji Toksisitas Sub-Lethal merupakan bagian dari uji toksisitas kuantitatif yang dilakukan dengan pendedahan larutan bahan kimia atau polutan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan uji toksisitas akut. Uji Toksisitas Sub-Lethal ini menggunakan Karbamat sebagai toksikan. Hewan uji yang digunakan adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Praktikum dilakukan pada hari Rabu, 11 November 2015 pukul 08.00 WIB sampai hari Rabu, 18 November 2015 pukul 08.00 WIB bertempat di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Metode Uji Toksisitas ini menggunakan grafik tes.Kata kunci : Ikan mas, Karbamat, Kelangsungan hidup, Uji Toksisitas Sub-lethal

ABSTRACTSub-lethal Toxicity Tests are part of the Quantitative Toxicity Tests conducted by exposure solution of chemicals or pollutants in the time period is relatively longer than the Acute Toxicity Test. In this test, using carbamate to be the toxicant. The animal test is seed (Cyprinus carpio). Practicum start on Wednesday, November 11th, 2015 at 08:00 am until the Wednesday, November 18, 2015 at 08:00 am located at Aquaculture Laboratory of the Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Padjadjaran. This toxicity test method using a Test Chart.Keywords: carbamates,Carp fish , Sub-lethal Toxicity Test, survival rate

1

PENDAHULUAN

2

Limbah yang masuk ke perairan, salah satunya adalah limbah yang berasal dari pertanian yakni pestisida menurut Djodjosumarto, 2008. Berbagai pestisida digunakan sebagai pengendali hama untuk meningkatkan produksi pertanian. Pestisida yang masuk dalam jumlah yang besar dapat bersifat racun bagi biota-biota yang hidup di perairan, antara lain adalah ikan-ikan. Pestisida adalah subtansi yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama (Subiyakto, 1991). Pestisida dapat digolongkan menurut penggunaannya dan disubklasifikasi menurut jenis bentuk kimianya. Dari bentuk komponen bahan aktifnya, pestisida dapat diketahui efek toksiknya terhadap manusia maupun makhluk hidup lainnya dalam lingkungan yang bersangkutan. Praktikum kali ini menggunakan pestisida jenis karbamat.Umumnya karbamat digunakan untuk membasmi hama tanaman pangan dan buah-buahan pada padi, jagung, jeruk, alfalfa, ubi jalar, kacang-kacangan dan tembakau (Indriningsih, 2008).Ikan mas merupakan salah satu ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis penting, sehingga ikan ini banyak dibudidayakan. Selain dipelihara dalam kolam-kolam tertentu, ikan mas sering dipelihara di sawah bersama-sama dengan tanaman padi. Kelangsungan hidup ikan sangat tergantung dari kondisi perairan tempat hidupnya. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pestisida yang mengandung bahan aktif fipronil dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan biomassa mutlak, laju pertumbuhan spesifik, dan kelangsungan hidup ikan mas (Rudiyanti dan Ekasari 2009).Uji toksisitas sub-lethal merupakan bagian dari uji toksisitas kuantitatif yang dilakukan dengan pendedahan larutan bahan kimia atau polutan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan uji toksisitas akut. Parameter yang diamati pada uji toksisitas sub-lethal pada ikan umumnya gejala fisiologis seperti aktivitas gerak, yaitu gerak aktif ataupun pasif, gerak renang, gerak operkulum atau buka tutup mulut ikan dalam aktivitas respirasi; dan gejala klinis seperti produksi lendir pada sisik serta keadaan insang pada ikan akibat dari larutan bahan toksik.Tujuan dari penelitian uji toksisitas sub-lethal yaitu mengetahui, dan memaparkan pengamatan uji toksisitas sub-lethal pada ikan mas , serta mampu menganalisis data yang didapatkan selama uji toksisitas sub-lethal ini.

DATA DAN PENDEKATAN

Penelitian Ekotoksikologi Perairan Uji Toksisitas sub-lethal dimulai pada Rabu, 11 November 2015 pukul 08.00 WIB hingga Rabu, 18 November 2015 pukul 08.00 WIB di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan, gedung dekanat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah akuarium, selang dan batu aerasi, timbangan, selang siphon, pompa aerasi, pH meter, DO meter, saringan, dan hand counter.Bahan toksikan yang digunakan berasal dari golongan karbamat (konsentrasi 0,02 mg/l; 0,005mg/l; 0,01mg/l; dan 0,015mg/l), ikan uji, kertas label , dan pakan ikan .Prosedur uji sub-lethal terhadap benih ikan mas, pertama, persiapan benih ikan mas yang sudah di aklimatisasi selama 3 hari. Hal terpenting adalah mem-persiapkan media bagi ikan yang akan diuji yaitu persiapan akuarium. Dimulai dengan mengisi air sebanyak 7 liter. Alat aerasi (aerator) beserta perlengkapannya seperti selang aerasi, batu aerasi, pengatur bukaan udara dan penempel selang aerasi diatur pada posisi yang sesuai. Kabel aerator disambungkan ke dalam sumber arus listrik dan diatur volume aerasi sesuai dengan kebutuhan. Aerasi dilakukan setelah seluruh alat terpasang dengan baik dan benar. Buatlah konsentrasi stok dari bahan uji (karbamat), ukur pH dan DO pada setiap akuarium. Tambahkan larutan uji yang sebelumnya sudah dihitung sesuai dengan konsentrasinya, masukkan kedalam akuarium dan aduk secara merata di dalam akuarium agar toksikan merata secara keseluruhan di dalam akuarium, di dilakukan aerasi dahulu selama 15 menit.Ikan kemudian dimasukan ke dalam akuarium, masing-masing 5 ekor ikan uji/akuarium, dengan menggunakan saringan, selanjutnya pisahkan 3 ekor hewan uji untuk dihitung bobot ikan awal untuk perhitungan pakan, setelah itu dilakukan pengamatan selama 7 hari. Hari pertama dihitung dari satu jam pertama setelah ikan dimasukan ke dalam akuarium yang sudah dimasukan toksikan, hari kedua dan selanjutnya dimulai dari tanggal 12 hingga 17 November 2015 .Parameter yang diamati dari praktikum uji toksisitas sub-lethal ini adalah gejala fisiologis ikan dan gejala klinis. Selain itu dilakukan pula perhitungan nilai survival rate (SR) dari masing-masing perlakuan. Jenis pemaparan yang diterapkan pada percobaan kali ini adalah grafik survival rate (SR) yaitu pembuatan grafik gerak operkulum per kelompok dan per kelas pada ikan uji di wadah uji tidak diganti dengan pengenceran bahan toksiknya.

HASIL DAN DISKUSIBerdasarkan hasil uji sub-lethal terhadap benih ikan mas menggunakan bahan toksik Organofosfat, Pyretroid sintetik dan Karbamat. Perbedaan bahan toksikan dianggap sebagai perlakuan dan masing-masing konsentrasi dianggap sebagai ulangan.Pembeda dari masing-masing perlakuan ada pada nilai survival rate (SR) selama praktikum berlangsung. Nilai survival rate (SR) pada masing-masing konsentrasi di tiap ulangan tidak berbeda jauh. Perbedaan yang sangat jelas terdapat pada ulangan 2 dan 3, karena seluruh konsentrasi, kecuali kontrol, memiliki nilai SR 0%, sedangkan sisanya (ulangan satu dan empat) rata-rata tiap konsentrasi memiliki nilai SR di atas 40%.Perbedaan nilai SR ini bisa dikarenakan perbedaan daya toksisitas pada masing-masing ulangan yang memang berbeda-beda, sehingga di dapatkan, bahwa toksikan pada ulangan 2 dan 3 lebih tinggi daya toksisitasnya dibandingkan dengan daya toksisitas ulangan 1 dan 4.Masing-masing ulangan ini, bisa diurutkan konsentrasi yang paling tinggi dalam mematikan hewan uji adalah konsentrasi toksik yang paling tinggi yaitu 0,02 mg/L, kemudian 0,015 mg/l, 0,005 mg/l, dan 0,01 mg/l. Kenyataan bahwa nilai konsentrasi 0,005 mg/l lebih toksik dibandingkan dengan konsentrasi 0,01 mg/l bisa dikarenakan adanya kesalahan teknis saat pengamatan dilakukan. Seperti keadaan aerator yang tidak optimal, sehingga pemaparan racun tidak menyeluruh dalam akuarium, ataupun kesalahan perhitungan dalam penyiapan bahan stok.Dasarnya, Uji Toksisitas Sub-Lethal ini membahas mengenai perbedaan fisiologis dan aktivitas gerak pada ikan yang terpapar oleh toksikan dan kontrol.

Gambar 1. Grafik tabulasi data Gerak Operkulum ikan mas berukuran kecilpemaparan karmabat 0,00 mg/l (kontrol) selama 7 hari

Gambar 2. Grafik tabulasi data gerak operkulum ikan mas ukuran kecilyang terpapar karbamat dengan berbagai konsentrasi

Pemaparan dengan bahan karbamat memiliki gerak operkulum rata-rata di atas 100 kali/menit. Untuk rata-rata jumlah gerak operkulum terbanyak terjadi pada konsentrasi 0,015 mg/l sedangkan untuk rara-rata jumlah gerak operkulum terkecil terjadi pada konsentrasi 0,010 mg/l. Dapat dilihat juga bahwa karbamat dengan konsentrasi 0,015 mg/l memiliki rata-rata jumlah gerak operkulum terbanyak yakni 254 kali/menit yang artinya ikan melakukan gerak buka tutup operkulum rata-rata 4 kali/detik. Hal ini adalah cara ikan untuk mempertahankan dirinya untuk menanggulangi pemaparan toksik yang terjadi pada media hidupnya.

Gambar 3. Grafik tabulasi data presentasi Survival Rate ikan mas ukuran kecil pemaparan karbamat 0,00 mg/l (kontrol) selama 7 hari

Gambar 4. Grafik tabulasi data presentasi survival rate ikan mas ukuran kecilyang terpapar karbamat dengan berbagai konsentras

Survival rate tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol dan untuk yang tertendah terdapat pada konsentrasi karbamat sebesar 0,015 mg/l dengan nilai survival rate yang 0%. Hal ini terjadi akibat ikan yang terpapar oleh karbamat berusaha bertahan dari paparan toksisitas dengan meningkatkan laju metabolisme. Akibatnya ikan kehilangan banyak energi sehingga membutuhkan banyak oksigen. Semakin banyak oksigen yang diambil, semakin banyak air yang tersaring, sehingga akumulasi toksik dalam tubuhnya bertambah cepat dan menyebabkan kematian.

Gambar 5. Grafik tabulasi data Rata-Rata Gerak Operkulum Ikan Mas

Pada masing-masing konsentrasi pada setiap ulangan memiliki nilai rata-rata gerak operkulum yang berbeda-beda. Nilai rata-rata operkulum tertinggi ada pada Ulangan 1 tepat di konsentrasi B atau 0,015 mg/l. Sedangkan terendah pada Ulangan 3 dan Ulangan 4 tepat pada konsentrasi D atau 0,005 mg/l. Tingginya pergerakan operkulum pada konsentrasi B ini dikarenakan adanya respon akibat pemaparan toksikan, bahwa nilai pergerakan operkulum pada konsentrasi B lebih tinggi daripada konsentrasi A membuat sebuah kesimpulan bahwa ada kesalahan perhitungan pada pergerakan operkulum selama praktikum.

Gambar 6. Grafik tabulasi data Rata-Rata Aktivitas Gerak Ikan Mas

Aktivitas Gerak Ikan Mas selama praktikum, pada masing-masing ulangan di konsentrasi yang berbeda-beda rata-rata memiliki nilai rata-rata yang sama. Walaupun ada ketimpangan yang menonjol pada data, hal itu bisa dikarenakan adanya aktivitas yang berlebihan akibat pemaparan racun yang baru terasa oleh ikan setelah diberi toksikan.

SIMPULAN

Daya toksikan tertinggi dilihat dari nilai SR terdapat pada Ulangan 2 dan 3 dengan nilai SR rata-rata mendekati 0%.Gerakan operkulum tertinggi terdapat pada Ulangan 1 tepat di konsentrasi B atau 0,015 mg/l. Sedangkan terendah pada Ulangan 3 dan Ulangan 4 tepat pada konsentrasi D atau 0,005 mg/l.Aktivitas gerak tertinggi terdapat pada Ulangan 1 dibandingkan dengan perlakuan kontrol.

DAFTAR PUSTAKA

Djodjosumarto, Panut. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. PT. Agromedia Pustaka. Ciganjur, Jagakarsa. Jakarta SelatanIndriningsih. 2008. Pengaruh Penggunaan Insektisida Karbamat Terhadap Kesehatan Ternak dan Produknya. Balai Besar Penelitian Veteriner. Bogor

Rudiyanti Siti dan Ekasari D. Astri. 2009. Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn) Pada Berbagai Konsentrasi Pestisida Regent 0.3 G. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas DiponegoroSudarmo, Subiyakto. 1991. Pestisida. Kanisius. Yogyakarta.

LAMPIRANLampiran 1. Prosedur Bagan Alir1.1 Persiapan Uji Sub-Lethal

Dilakukan aklimatisasi ikan uji selama 3 hari

Penyiapan akuarium yang akan digunakan

Akuarium dibersihkan dan dikeringkan

Dimasukkan air sebanyak 15 L kedalam akuarium

Diaerasi sesuai dengan kebutuhan

1.2 Pelaksanaan Uji Sub-Lethal

Dibuat konsentrasi stok dari bahan uji

Dimasukkan 5 ekor ikan uji

Diambil 3 ekor ikan untuk ditimbang bobotnya

Ditambahkan bahan uji sesuai konsentrasi yang ditentukan

Didiamkan bahan uji tercampur didalam akuarium

1.3 Pengamatan Uji Sub-Lethal

Dilakukan pengamatan pada 1 jam pertama

Dilanjutkan pengamatan harian selama 1 minggu

Dilakukan pemberian pakan dan penyiponan setiap hari

Dilakukan pergantian air sesuai dengan konsentrasi air yang dibuang

Dilakukan pengamatan gerak operkulum dan survival rate

Lampiran 2. Data Angkatan Pengamatan Sub-lethalBahan Toksik Organofosfat (Ikan Kecil)KelompokUlanganKonsentrasi(mg/L)Gejala FisiologisGejala KlinisSurvival Rate (%)

GO Rata-rataAG Rata-rata

110.31795++++0

20.238127++++0

30.158104++0

40.07979++++0

5Kontrol100++++1

620.317164++0

70.238137++++0

80.15883+++++0

90.079131++++++0

10Kontrol138++++0

1130.317128++0

120.238106++++1

130.15894+++++0

140.079137+++++0

15Kontrol131++++++1

1640.31792++++1

170.23889++0

180.158108+++++0

190.001378++++++0

20Kontrol122++++0

Parameter Kualitas AirKelompokUlanganKonsentrasi(mg/L)T (C)pHDO (mg/L)

110.317257.873.2

20.23826.27.88.2

30.158247.887.7

40.079257.852

5Kontrol247.960.30

620.31725.56.97.4

70.238277.696.9

80.15826, 287.862.1

90.079257.831.7

10Kontrol267.737.2

1130.317267.727.4

120.238267.81.5

130.158257.741.9

140.07925.27.67

15Kontrol247.936.9

1640.317277.782.5

170.238247.852.2

180.158277.66.5

190.0013247.911.7

20Kontrol257.787

Bahan Toksik KarbamatKelompokUlanganKonsentrasi (mg/L)Gejala FisiologisGejala KlinisSurvival Rate (%)

GO Rata-rataAG Rata-rata

110,020115+++++40

20,015254++++++0

30,01070+++40

40,005153++++40

5Kontrol104++++100

620,020132+++++0

70,015130++++0

80,01075+++++0

90,005104+++0

10Kontrol131++60

1130,020124++++++0

120,015230++++0

130,01082+++++60

140,00580++++0

15Kontrol114++++60

1640,02069++++0

170,015111++++60

180,01097+++60

190,005104+++40

20Kontrol137+++++100

Parameter Kualitas AirKelompokUlanganKonsentrasi (mg/L)T (C)pHDO (mg/L)

110,02027 ; 269,49 ; 4,624,2 ;

20,015256.52.7

30,01018:277,86:5.2

40,00527;268.174,3;

5Kontrol207.596.3

620,020259.216:48

70,015268.26.8

80,0102612.364.4

90,005197.697.1

10Kontrol250:281:40

1130,020259.22.7

120,0152610.54.4

130,01019;217,81;7,3;

140,005257.48.16

15Kontrol19; 248,01;7,3;

1640,020276.94.4

170,01518;287.687.8

180,010279.44.8

190,00518;247.717.5

20Kontrol25;219.64.47

Bahan Toksik Piretroid SintetikKelompokUlanganKonsentrasi(ppm)Gejala FisiologisGejala KlinisSurvival Rate

GO Rata-rataAG Rata-Rata

110,02084+++0

20,01560++0

30,01060++++0

40,00589+++60

5Kontrol96++++100

620,02075++++0

70,015278+++0

80,01061++0

90,00595+++60

10Kontrol144++++0

1130,02078++++0

120,01551++++0

130,01067++++0

140,00543++++0

15Kontrol127+++80

1640,02079++++0

170,015158++++0

180,01083++++0

190,00590+++20

20Kontrol103++++100

Parameter Kualitas AirKelompokUlanganKonsentrasi (ppm)T (C)pHDO (mg/L)

110,020262.5

20,015257, 83

30,010257.82

40,005262.5

5Kontrol24,5 ; 267.99-

620,020267.8

70,015277.77

80,010282.5

90,00525.57.71

10Kontrol27

1130,020267.86-

120,015262.5

130,010257.69-

140,005277.5

15Kontrol25.267.88

1640,020262.5

170,01525

180,010267.92

190,005267.96

20Kontrol262.5

Bahan Toksik Organofosfat (Ikan Besar)KelompokUlanganKonsentrasi (mg/L)Gejala FisiologisGejala KlinisSurvival Rate (%)

GO Rata-rataAG Rata-Rata

110.31762++++0

20.283126++++0

35.51103++++0

4D104++++20

5Kontrol132+++++0

62A125++++0

7B127++++++20

80.158117+++100

92.756129++++80

10Kontrol122++++0

1130.11139++++0

128.371++++0

135.5108++++0

140.238131++++0

15Kontrol115++40

1640.317102++0

178.3127+++++0

185.5138++++0

192.756127++++0

20Kontrol69++++60

Parameter Kualitas AirKelompokUlanganKonsentrasi (mg/L)T (C)pHDO (mg/L)

110.317278.622

20.283267.741.4

35.512571.5

4D278.652

5Kontrol25 , 267.61.3

62A267.751.6

7B277.831.7

80.158258.661.7

92.75625;267.841.2

10Kontrol277.721.4

1130.112771.7

128.3268.6418

135.525/2571.3

140.238267.751.4

15Kontrol24,5;217.81.3

1640.317268.651.5

178.325.57.971.2

185.5277.771.4

192.756257.931.4

20Kontrol268.952.1

Lampiran 3. Grafik Gerak Operkulum dengan Pemaparan Karbamat berbagai Ulangan Ulangan 1

Ulangan 3

Ulangan 4

Lampiran 4. Grafik Persentase Survival rate dengan Pemaparan Karbamat berbagai Ulangan Ulangan 1

Ulangan 3

Ulangan 4

Lampiran 6. Dokumentasi

Gambar 1. Bahan uji di masukan ke Gambar 2. Aerasi di aklimasi dalam akuariumselama 15 menit

Gambar 3. Pengukuran suhuGambar 4. Pengecekan Ikan mas Buka tutup operkulum

Gambar 5. Penimbangan pakan Gambar 6. Pengecekan pH dan DO