Bab 6 Marketing Public Relations dan Social Marketing · PDF fileMenentukan harga produk yang...
Transcript of Bab 6 Marketing Public Relations dan Social Marketing · PDF fileMenentukan harga produk yang...
M a n a j e m e n P u b l i c R e l a t i o n s d a n M e d i a K o m u n i k a s i Hal. 1
Resume
Bab 6
Marketing Public Relations dan Social Marketing
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Produksi Program
Public Relations
Disusun Oleh :
Nama : Muh. Syarifudin Noor
NIM : 10034100010
Mata Kuliah :
Teknik Produksi Program Public Relation
Dosen Pembimbing :
Erwin Nur Rif’ah, MA
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Jember copyright@2013
M a n a j e m e n P u b l i c R e l a t i o n s d a n M e d i a K o m u n i k a s i Hal. 2
Bab 6
Marketing Public Relations dan Sosial Marketing
A. Marketing Public Relations
Sejak 1990-an, awal dari pasar terbuka di era globalisasi abad 21, berbagai kegiatan
bisnis khususnya bidang pemasaran sudah tidak lagi mengacu kepada konsep – konsep
pemasaran konvensional yang dipergunakan pada tahun 1960-an. Contohnya, formula 4-Ps
(Product, Price, Promotion, and Placement) dari E. Jerome Mc Carthy ( 1996 ), Basic
Marketing : Manajerial Approach atau yang dikenal dengan Marketing Mx, Marketing
Segmentation, marketing concept, dan lain sebagainya.
1. Konsepsi Marketing Public Relations
Dipopulerkan oleh Thomas L. Harris ( 1991 ), melalui bukunya berjudul The
Marketer’s Guide the Publc Relations. Konsepnya sebagai berikut :
“ Marketing Public Relations is the process of planning and evaluating program, that
encourage purchase and costumer through credible communication of information and
impression that identify companies and their products wth the needs, concerns of costumer.”
Marketing Public Relations adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian
program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui
pengkomunikasian informasi yang kredbel dan kesan – kesan yang dapat menghubungkan
perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan.
2. Peranan Marketing Public Relations
Fungsi pemasaran sebagaimana dijabarkan dalam bauran pemasaran ( marketing mix),
yaitu product price, placement and promotion, yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan
pemasaran ( marketing objectives ), yaitu :
Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai dengan
kebutuhan dan kenginan konsumennya.
Menciptakan produk yang sesuai denagn hasil riset pasar tersebut.
Menentukan harga produk yang rasional dan kompetitif.
Menentukan target dan memilih target konsumen ( target audience ).
3. Faktor – faktor Penyebab dibutuhkannya Strategi MPR
Kotler ( 1993 ) menyebutkan diantara faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya biaya promosi periklanan yang tidak seimbang dengan hasil yang
menguntungkan yang diperoleh dan keterbatasan tempat.
b. Persaingan yan ketat dalam promosi dan publikasi, baik melalui media elektronik
maupun media cetak dan sebagainya..
c. Selera konsumen yang cepat mengalami perubahan dalam waktu relatif pendek (tidak
loyal ), karena banyaknya pilihan atau subtitusi atas produk yang ditawarkan di
pasaran.
d. Makin menurunnya perhatian dan minat konsumen terhadap tayangan iklan, karena
pesan dalam iklan yang kini cenderung berlebihan
M a n a j e m e n P u b l i c R e l a t i o n s d a n M e d i a K o m u n i k a s i Hal. 3
B. Pengertian Social Marketing
Menurut pendapat Kotler dan Roberto ( 1989:24 ), yaitu :
Social Marketing is strategy of changing behavior. It combines the best elements of
the traditional approaches to social changes in an integrated planning and action framework
and utilizes advances in communication technology and marketing skills.
Pemasaran Sosial adalah strategi untuk mengubah perilaku yang mengkombinasikan
elemen – elemen terbaik pendekatan tradisional dan perubahan sosial dalam sebuah
kerangka karya perencanaan dan pelaksaan terintegrasi serta memanfaatkan kemajuan
teknologi komunikasi dan ketrampilan pemasaran.
1. Produk Sosial
Unsur – unsur utama yang harus diperhatikan dalam merancang strategi kampanye PR
dalam pemasaran yang berkaitan dengan ide sosial, dan produk sosial lainya, dimana
kelompok masyarakat yang menjadi target sasaran, adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik Sosio Demografi
Yakni terdiri dari atribut eksternal kelas sosial, tingkat pendapatan ekonomi,
tingkat pendidikan usia, dan kemampuan masing – masing masyarakat.
b. Profil Psikologis
Merupakan atribut internal seperti, sikap, nilai – nilai individu, motivasi, trendi,
kepribadian, dan lain – lain.
c. Karakteristik Perilaku Masyarakat
Seperti pola perilaku, adat kebiasaan, karakteristik dalm mengambil keputusan,
musyawarah mufakat, kegotong royongan, dan lain – lain.
2. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan
Berkaitan dengan banyaknya keluhan ( complaint ) dari masyarakat melalu konsep
pemasaran masyarakat, maka perumusan social marketing oleh pihak lembaga yang
bersangkutan menjadi sesuatu yang penting. Perumusan tersebut mengandung unsur – unsur :
Laba perusahaan yang diharapkan dari bisnis yang dijalankan.
Pemuasan keinginan konsumen dalam jangka panjang.
Tangggung jawab sosial : kemakmuran masyarakat, kelestarian lingkungan hidup dan
perlindungan hak – hak konsumen.
Produk yang dihasilkan berkaitan dengan kelestarian lingkungan atau berwawasan
lingkungan, yang disebut dengan eco – labelling dan lain sebagainya, baik berlaku
secara nasional maupun internasional.
M a n a j e m e n P u b l i c R e l a t i o n s d a n M e d i a K o m u n i k a s i Hal. 4
3. Manajemen Social Marketing ( Pemasaran Sosial )
Secara garis besar, manajemen pemasaran sosial memiliki tiga tahapan, yaitu :
a. Defining the Product & Marketing
Mencari kecocokan ide, teori dan praktis tentang produk, marketing dan hingga
target adopters.
b. Designing the Product & Market Fit
Pada tahapan ini yang dilakukan adalah mencari jawaban atas pertanyaan “ What
Makes a Good Fit ?“ dengan efektif sebagai cara mencari solusi bagi kelompok target
adopters, hal tersebut dilakukan melalui tiga langkah :
Kesesuaian antara kebutuhan target adopter dengan ide dan praktek sosial.
Memperkuat posisi ( positioning ) yang dipilih, dengan memberikan label
merek tertentu dengan pengemasan yang tepat dan menarik.
Membangun citra dan kepercayaan tentang produk sosial tersebut, dalam
upaya menarik simpati dan empati.
c. Delivering the Product & Market Fit
Aktivitas yang dilakukan sebagai pemicu untuk memotivasi dan mengadopsikan
kepada target adopternya dilaksanakan melalui beberapa cara yaitu sebagai berikut :
The delivery Personal
The delivery Presentation
The delivery Process
The defending of product & market ( kondisi dan situasi )
Kemudian, proses manajemen pemasaran sosial juga melalui beberapa tahapan,
diantaranya sebagai berikut :
1. Menganalisis & Audit lingkungan pemasaaran sosial.
2. Meneliti & Analisis populasi target adopter.
3. Merancang Target Pemasaran Sosial.
4. Perencanaan Program Sosial Marketing.
C. Publik Internal ( Employee Relations )
Efektifitas hubungan masyarakat internal memerlukan suatu kombinasi antara :
a. Sistem Manajamen yang sifatnya terbuka ( open management ).
b. Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan pentingnya memelihara komunikasi
timbal balik dengan para karyawan.
c. Kemampuan manajer Humas, yang memiliki ketrampilan manajerial (managerial
skill) serta berpengalaman atau mendapat dukungan kualitas pada “ sumber daya
manusia “, pengetahuan ( knowledge ), media dan teknis komunikasinya yang
dipergunakan.
M a n a j e m e n P u b l i c R e l a t i o n s d a n M e d i a K o m u n i k a s i Hal. 5
1. Pengertian Employee Relations
Menurut Cutlip dan Center (1982:290), pengertian publk internal yaitu sekelompok
orang bekerja ( karyawan atau pegawai ) di dalam suatu organisasi / lembaga / perusahaan.
2. Komunikasi Internal
Komunikasi internal timbal balik yang dilaksanakan oleh Humas/ PR tersebut dapat
dilakukan melalui beberapa jalur, yaitu :
a. Komunikasi arus ke bawah ( downdard communication ), yakni dari pihak
perusahaan kepada para karyawannya.
b. Komunikasi arus ke atas ( upwaard communication ), yakni dari pihak karyawan
kepada perusahaa.
c. Komunikasi sejajar ( sideways communication ), yakni yang berlangsung antar
karyawan.
3. Kegiatan Employee Relations
Maksud dan tujuan kegiatan Humas internal melalui program kerja Employee
Relations, antara lain :
a. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan dalam
suatu perusahaan / organisasi.
b. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi antara manajemen
perusahaan dengan para karyawannya.
c. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan tentang
kebijaksanaan dalam sebuah organisasi/ perusahaan.
d. Sebagai media komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk menyampaikan
keinginan kepada pihak manajemen perusahaan / organisasi ( pimpinan ).
D. Kiat Pelayanan Prima ( Service of Excellence )
Pengertian Service of Excellence berkaitan dengan jasa pelayanan yang dilaksanakan
oleh perusahaan dalam upaya untuk memberikan rasa kepuasan dan menumbuhkan
kepercayaan pihak pelanggannya ( konsumen ).
Dalam konsep Service of Excellence terdapat empat unsur pokok, yaitu :
1. Kecepatan
2. Ketepatan
3. Keramahan, dan
4. Kenyamanan.
Adapun sasaran dan manfaat dalam memberikan suatu pelayanan prima, sebagaiman
dikutip oleh Tjiptono ( 2000:59 ), berkaitan dengan kepentngan para pelanggan, pelanggan
jasa dan perusahaan.
M a n a j e m e n P u b l i c R e l a t i o n s d a n M e d i a K o m u n i k a s i Hal. 6
1. Kualitas Pelayanan
Definisi kualitas pelayanan jasa menurut Wyckop, sebagaimana dikutip oleh Tjiptono
( 2000:60 ), adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Definisi jasa, menurut Philip Kotler ( 2000:486), adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tdak mengakibatkan kepemmilikan apa pun.
Definisi customer service, menurut Imber, Jane dalam buku Dictionary of Advertising
and Directing Mail Terms (1987:129), diterbitkan oleh Baron’s Educational Series, New
York, adalah departemen atau fungsi oranisasi untuk merespon keinginan atau keluhan
pelanggan suatu organisasi.
2. Pelayanan Prima ( service of excellence )
Menurut Zeithaml, Berry, dan Pasaruman (1985: 41-50), dalam buku “ A Conceptual
Model of Service Quality and ts Implication for Future Research,” terdapat 10 faktor yang
menentukan kualitas layanan jasa, yaitu :
1. Reliabilty
Yaitu keandalan, mencakup kinerja ( performance ) dan kemampuan untuk dipercaya
(dependability).
2. Responsiveness
Kesigapan dalam merespon dan memberikan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh
pelanggan.
3. Competence
Memilki ketrampilan dan pengetahuan yang baik tentang produk jasa yang ditawarkan
kepada pelanggan.
4. Access
Kemudahan untuk menghubungi dan dijumpai.
5. Courtesy
Memiliki sikap sopan santun, respek, perhatian, keramahan dari pihak pemberi jasa
layanan dalam kontak personal.
6. Communication
Media komunikasi yang dipergunakan selain dapat memudahkan pennyampaian
pesan, informasi, dan mudah dipahami, serta penuh perhatian untuk mendengar yang
disampaikan oleh pelanggannya.
7. Credibility
Kepercayaan yang dibangun itu untuk memberikan pelayanan jasa yang memadai,
aman, dan nyaman.
3. Tujuan Pelayanan Prima
Tujuan dari pelayanan prima yang telah diberikan oleh perusahaan yang
bersangkutan, yaitu :
a. Dapat memberikan rasa puas dan kepercayaan pada konsumen.
b. Tetap menjaga agar konsumen merasa diperhatikan dan dipentingkan segala
kebutuhannnya.
c. Upaya mempertahankan konsumen agar tetap loyal untuk menggunakan produk
barang atau jasa yang ditawarkan tersebut.
M a n a j e m e n P u b l i c R e l a t i o n s d a n M e d i a K o m u n i k a s i Hal. 7
4. Menangani Keluhan Pelanggan
Berikut kiat – kiat Customer Relations untuk menghadapi keluhan pihak pelanggan,
antara lain :
Hadapilah keluhan dengan sikap yang penuh rasa hormat ( respect ).
Jangan terbawa emosi dan pertahankan suasana tetap calm down.
Berbincang dengan penuh suasana keakraban bagi kedua belah pihak.
Tidak memonopoli pembicaraan keluhan si pelanggan.
Hindari argumentasi yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Berikan penghargaan ( aprreciation ) atas keluhan yang disampaikan.
Berikan rasa simpati.
Tawarkan jalan keluar yang terbaik.
5. Faktor – faktor Penyebab Pelayanan Buruk
Menurut Zeithaml, et-al ( 1990 ), seperti yang dikutip oleh Tjiptono ( 2000:85-87 ),
bahwa ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan kulitas layanan jasa menjadi
buruk, diantaranya :
a. Produksi dan konsumsi yang terjadi secara simultan
b. Intensitas tenaga kerja yang tinggi.
c. Dukungan terhadap pelayanan pelanggan kurang memadai.
d. Kesenjangan komunikasi.
e. Memperlakukan semua pelanggan dengan cara yang sama.
f. Perluasan atau pengembangan jasa berlebihan.
g. Visi usaha jangka pendek.
6. Pengukuran Kualitas Jasa
Lethinen ( 1992 ) mengemukakan bahwa terdapat dua dimensi kualitas jasa, yaitu :
1. Process Quality ( mengevaluasi pelanggan selama jasa itu diberikan ).
2. Output Quality ( mengevaluasi hasil kualitas jasa yang diberikan ).
Sementara menurut Gronroos ( 1983 ). Terdapat tiga dimensi kualitas jasa :
1. Technical Quality, berkaitan dengan “ apa ” yang dterima oleh pelanggan.
2. Functional Quality, berkaitan denagan “ cara “ yang diberikan.
3. Corporate Quality, berhubungan dengan “ citra “ perusahaan.
Jika peneliti memfokuskan penilaian kualitas jasa berdasarkan pada output ( hasil ),
process, dan citra ( result and process oriented ), maka dia akan memfokuskan penelitiannya
pada sumber – sumber kualitas jasa. Pendekatannya pun hanya bersifat costumer dan process
oriented yang berkaitan dengan 4 sumber kualitas yang menentukan kualitas layanan jasa.