BAB 6 HASIL PERANCANGAN -...

39
296 BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1 Desain Kawasan Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar pola kehidupan warga setempat yang merupakan bentuk integrasi manusia & aesitektur, yaitu konsep perancangan yang mengambil dari sistem pola aktivitas kehidupan berkebun sehari-hari warga Sumber Brantas, dimana rutinitas warga sehari-hari memiliki kebiasaan berkumpul pada sore hari. Oleh sebab itu, perancangan tapak di rancang dengan penataan ruang luar yang melingkupi dan mengesankan kebersamaan seperti kebiasaan warga Sumber Brantas-Bumiaji. Gambar 6.1. Layout Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Transcript of BAB 6 HASIL PERANCANGAN -...

Page 1: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

296

BAB 6

HASIL PERANCANGAN

6.1 Desain Kawasan

Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar pola

kehidupan warga setempat yang merupakan bentuk integrasi manusia &

aesitektur, yaitu konsep perancangan yang mengambil dari sistem pola

aktivitas kehidupan berkebun sehari-hari warga Sumber Brantas, dimana

rutinitas warga sehari-hari memiliki kebiasaan berkumpul pada sore hari. Oleh

sebab itu, perancangan tapak di rancang dengan penataan ruang luar yang

melingkupi dan mengesankan kebersamaan seperti kebiasaan warga Sumber

Brantas-Bumiaji.

Gambar 6.1. Layout

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 2: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

297

Tapak memiliki orientasi ke barat laut dan cenderung memanjang dari

timur laut ke barat daya. Tapak yang cenderung memanjang untuk

mendapatkan radiasi matahari lebih besar. Kawasan didesain mulai dari sisi

paling utara tapak, yaitu jalan masuk utama menuju wisata pemandian air

panas Cangar, gerbang, area sirkulasi kendaraan, area parkir, dropp off,

gedung penerima & Mekanikal, gedung pelatihan, gedung budidaya, gedung

pengelola serta bangunan penunjang lainnya.Peletakkan massa di arahkan

Gambar 6.2. Transformasi Bentuk Layout

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 3: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

298

menghadap barat laut dan tenggara untuk memaksimalkan radiasi matahari

yang masuk ke dalam bangunan, karena tapak berada di dataran tinggi dan

membutuhkan radiasi matahari untuk mendapatkan kenyamanan thermal

manusia.

Gambar 6.3. Arah hadap Layout

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 4: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

299

6.1.1 Spesifikasi Desain Pada Tapak

Berikut merupakan kawasan terlihat perspektif mata burung sisi

atas. Dalam perancangan objek ini yang paling diutamakan adalah bangunan

budidaya, sehingga untuk bangunan lain seperti mini pabrik, restauran,

souvenir store, musholla dan cottage tidak begitu didetailkan namun tetap

didesain keberadaannya karena merupakan bagian dari agrowisata budidaya

jamur itu sendiri.

Sedangkan untuk area budidaya sendiri terdiri dari bangunan

budidaya, pengelola, bangunan pengolahan (mini pabrik), toilet, dan bangunan

maintanance kawasan. Konsep penataan bentuk dan zoning kawasan

merupakan penerapan dari hasil analisa kondisi lingkungan setempat dengan

memadukan kebiasaan pola hidup masyarakat Sumber Brantas didalamnya

Gambar 6.4. Desain Kawasan

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 5: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

300

Sedangkan susunan antara fungsi bangunan dengan bangunan yang

lainnya bersifat linier dari bangunan masuk sampai keluar, sehingga sirkulasi

dalam tapak bersifat linier mengikuti pola susunan bangunan meskipun tidak

seratus persen linier dan juga penataan bangunan menyesuaikan fungsi.

Penataan fungsi bangunan menyesuaikan dengan urutan dari bangunan pubik

menuju semi public, yaitu dari entrance menuju tempat utama obyek

perancangan yang tidak lain adalah budidaya dan di area paling belakang

berupa area yang membuutuhkan privasi dan ketenangan yang lebih

dibandingkan bangunan lainnya, area tersbut adalah area hunian cottage dan

area pengelola agro budidaya jamur itu sendiri.

Gambar 6.5. Tata Masa Kawasan

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 6: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

301

6.1.2 View Kawasan

Gambar 6.6.view perspektif mata manusia

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Gambar 6.7.view perspektif mata burung

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 7: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

302

Gambar 6.9.view perspektif sebelah Barat

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Gambar 6.8.view perspektif sebelah Timur

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 8: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

303

6.1.3 Sirkulasi Kawasan

Desain sirkulasi kawasan dibagi menjadi dua, yaitu srikulasi kendaraan

dan sirkulasi pejalan kaki atau pendestrian. Dalam perancangan ini sirkulasi pada

tapak di atur dengan mengintegrasikan dari susunan bangunan public menuju

privat yang bersifat linier. Sifat linier ini diterapkan pada pejalan kaki sebab

obyek perancangan didalamnya mengutamakan akses bebas kendaraan guna untuk

mengurangi efek polusi di sekitar lokasi perancangan meskipun tidak secara

mutlak sifat liniernya, sedangkan sirkulasi kendaraan diwujudkan dari pola akses

dari pintu masuk sampai akses untuk obyek wisata hanya berada pada zona pintu

utama dimana terdapat area parkir pengunjung sedangkan sirkulasi kendaraan

Gambar 6.10.Tampak kawasan

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 9: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

304

menuju bangunan privat dan semi public membutuhkan akses langsung dari pintu

masuk sehingga area ini dapat dilewati kendaraan.

Untuk sirkulasi pejalan kaki disediakan dengan adanya pedestrian dari

jalan raya luar menuju gerbang, dalam tapak terutama area berwisata sirkulasi

pejalan kaki lebih diutamakan daripada kendaraan sebab area ini bebas dari

sirkulasi kendaraa bermotor. Pejalan kaki juga dimudahkan dengan adanya pohon-

pohon peneduh menjadikan pejalan kaki merasa lebih nyaman. Selain itu pejalan

kaki dalam tapak benar-benar merasa aman karena tidak terganggu dengan

sirkulasi kendaraan.

Gambar 6.11. Sirkulasi Kendaraan

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 10: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

305

Gambar 6.12. Sirkulasi Pejalan Kaki

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Gambar 6.13. Sirkulasi Tapak

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 11: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

306

6.1.4 Desain Vegetasi dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan

Ruang terbuka hijau RTH pada tapak terdapat pada lahan yang tidak

terbangun, yaitu pada tiap sisi bangunan yang merupakan taman-taman kecil

sebagai resapan air pada sekitar bangunan, selain itu juga berada di sebelah timur

dimana area tersebut merupakan area agro dan area pembibitan pohon dan juga

pada depan bangunan pengelola agro yang digunakan sebagai penanda

agrowisata. RTH ini difungsikan sebagai resapan dan juga sebagai penyejuk

suasana bangunan dengan adanya pohon-pohon yang rindang.

Gambar 6.14. Ruang Terbuka

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 12: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

307

6.2 Desain Bangunan Utama

Konsep Dasar

3R

- Respect Site

- Respect Nature

Resources

- Respect Villager’s Life

Tema Ekologi

Arsitektur

Agrowisata & Budidaya

Tanaman JAmur

Aplikasi Konsep

Transformasi pola kehidupan warga Sumber Brantas

yang diekologikan dengan system bangunan budidaya

jamur beserta agro

Dipadukan dengan system Sustenaible Building

Page 13: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

308

6.2.1 Aplikasi Konsep Bangunan

Mentransformasikan pola bentuk bangunan dari pola kehidupan

masyarakat Sumber Brantas yang memiliki kebiasaan hidup sederhana

dengan bentuk bangunan persegi yang berbahan dasar batu bata serta

mengunakan atap pelana yang berbahan dasar genteng dan seng. Sedangkan

pada perancangan bentuk bangunan mengikuti pola bentuk site dengan

mengkombinasikan identitas masyarakat sekitar dengan bentuk-bentuk

lingkaran yang merupakan identitas dari obyek perancangan yang diambil.

Pada perancangan arah hadap massa yang sebagian besar

dihadapkan ke barat laut dan tenggara untuk memaksimalkan matahari yang

masuk. Namun, untuk mengatasi glare (silau) digunakan shading berupa kisi-

kisi kayu yang terbuat dari material bambu. Penggunaan shading hanya

sebagai filter atau penyaring, jadi radiasi masih bisa masuk ke bangunan tanpa

adanya glare (silau). Penggunaan atap tumpuk pada bangunan bertujuan untuk

memasukkan cahaya matahari dari samping ke dalam bangunan. Hal ini

sebagai pencahayaan alami pada bangunan dan untuk menghemat energi.

Gambar 6.15. Sistem penghawaan & pencahayaan bangunan

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 14: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

309

Gambar 6.16. Adaptasi bentuk bangunan

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 15: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

310

6.2.2 Tata Masa Bangunan

a. Bangunan Penerima

Gambar 6.17. Bangunan Penerima

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Bangunan Penerima adalah bangunan saat dimana pengunjung memulai

perjalanan wisata mereka di Agrowisata Budidaya Tanaman Jamur ini. Bangunan ini

terletak berhadapan dengan gerbang utama sehingga bangunan ini juga sebagai droop

off pengunjung yang menggunakan jasa angkutan umum. Pada bangunan ini terdapat

beberapa ruang sebagai penunjang dari fungsi bangunan, diantaranya adalah

resepsionis, ruang tunggu pengunjung, toilet, pantry dan bangunan penunjang

lainnya. Bangunan penerima berdekatan persis dengan bangunan mekanikal

fungsinya adalah pada saat gangguan servis pada system bangunan dapat segera

terdeteksi. Bangunan mekanikal tersebut terdiri dari ruang genset, STP, dan PLN

Page 16: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

311

b. Bangunan Pelatihan & Informasi

Gambar 6.18. Bangunan Pelatihan

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Bangunan Pelatihan dan Informasi adalah bangunan yang memberikan kegiatan

edukasi kepada pengunjung. Dari bangunan ini pengunjung dapat mengetahui

berbagai informasi mengenai jamur yang dapat dikonsumsi mulai dari cara

penanaman dan pembudidayaannya, asal usul dari jamur, cara pengolahan jamur

yang baik dan beberapa infomasi lainnya mengenai berbagai macam manfaat jamur.

Bangunan ini terdiri dari beberapa ruang pendukung yakni ruang perpustakaan, ruang

serbaguna yang bersifat semi out door, hotspot area , dan masih banyak ruang

pendukung lainnya.

Page 17: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

312

c. Bangunan Pengelola Budidaya

Gambar 6.19. Bangunan Pengelola Budidaya

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Bangunan Pengelola Budidaya adalah sebuah bangunan yang memantau dan

bertanggung jawab atas kegiatan yang ada pada bangunan budidaya jamur. Bangunan

ini sengaja dipisahkan dari kegiatan budidaya agar kegiatan budidaya tidak

mengganggu pekerja dan staff kantor yang membutuhkan ketenangan dan

kenyamanan ruang. Bangunan ini berisi ruang mulai dari resepsionis, ruang kepala

bagian, ruang staff, dan beberapa ruang pendukung dari kegiatan bangunan pengelola

ini.

Page 18: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

313

d. Bangunan budidaya jamur

Gambar 6.20. Bangunan budidaya

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 19: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

314

Bangunan budidaya jamur adalah bangunan khusus yang menjadi point

wisata dari pernacangan agrowisata budidaya yang ada di Sumberbrantas Batu ini.

Bangunan budidaya dirancang khusus sedemikian rupa mulai dari karakteristik

ruang yang dibutuhkan jamur, ruang-ruang tahapan budidaya jamur, system

penghawaan dan pencahayaan yang tepat tujuannya agar jamur dapat tumbuh

dengan baik. Bangunan ini terdapat ruang tahapan budidaya jamur dimulai dari

masuknya bahan pokok dari pembuatan jamur tersebut yaitu serbuk gergaji,

serbuk gergaji ini di timbun pada ruang persediaan bahan pokok jamur, setelah itu

terdapat ruang percampuran media pembuatan blogging jamur, dari percampuran

ini dibutuhkan ruang khusus untuk menetralisasikan percampuran serbuk gergaji

dengan beberapa bahan lainnya.

Dari proses pemeraman yang dibutuhkan waktu ± 2 hari kemudian media

tersebut dicetak di ruang bloging yang sekaligus berhubungan dengan ruang

stimer (pemanasan) yang bertujuan untuk membunuh bakteri yang ada pada

percampuran serbuk gergaji. Setelah blogiing siap ditanamai bibit jamur bloging

yang sudah didinginkan dari proses stimer dipindahkan menuju ruang pembibitan,

diruang ini pekerja yang member bibit harus steril sehingga diharuskan mencuci

tangan dengan alcohol dan menggunakan sarung tangan serta jas bersih yang

sudah disediakan didalam ruangan ini. Dari ruang pemberian bibit blogging

kemudian siap untuk dipindahkan ke ruang pertumbuhan miselium, dan setelah itu

dipindahkan lagi ke ruang pertumbuhan miselia dari ruang inilah kemudian jamur

di bagi menuju ruang-ruang pertumbuhan jamur agar jamur dapat berkembang

secara maksimal dan baik.

Page 20: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

315

Berikut Perhitungan khusus luas bukaan yang ada pada bangunan

budidaya :

LUAS LUBANG VENTILASI (Av = m2)

Av x v (m/mnt) = p x l x t x Ac m3/m

60

dimana,

v = kecepatan angin yang nikmat (m/mnt)

0,1 – 0,15 m/dtk

6 – 9 m/mnt

p = panjang ruangan ( m )

l = lebar ruangan ( m )

t = tinggi ruangan ( m )

Ac = pertukaran udara : 2 – 3 kali/jam

Page 21: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

316

Dari rumus diatas dicoba perhitungan pada ruang salah satu pertumbuhan jamur

Diket : Suatu Ruang budidaya berukuran 18 x 10 x 5

Ditanya : Berapa luas ventilasi yang dibutuhkan ruang dengan ukuran 18x10x5

Jawab :

Diambil v = 9 m/mnt (ambil tingkat kenyamanan yang dibutuhkan ruang)

Ac = 3 kali/jam (ambil berapa kali yang diingkan untuk pergantian

udara)

Av x v = p x l x t x Ac m3/mnt

60

Av x 9 m/mnt = 18 x 10 x 5 x 3 m3/mnt

60

Av x 9 m/mnt = 2700 m3/mnt

60

Page 22: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

317

Av = 45 m3/mnt

9

= 5 m2 untuk 2 sisi

= 2,5 m2 untuk 1 sisi

Untuk lebar ventilasi 0,5 m (ebar ventilasi yang diinginkan)

Maka panjang = 2,5 m2 / 0,5 m

= 5 m

jadi ukuran ventilasi persisi dinding bangunan 2,5 m x 0,5 m

Selain data bangunan tersebut juga data input lainnya dalam kasus ini adalah:

Data kecepatan angin pada ketinggian 10 m diatas permukaan

Tanah

Koefisien lingkungan lokasi bangunan

Suhu udara lingkungan luar

Jumlah Ruang

Kondisi pemakai ruang

Untuk gambar ukuran ruang seperti dibawah ini

Hasil simulasi untuk evaluasi luas bukaan dan debit udara ditunjukkan

melalui perhitungan dibawah ini:

Page 23: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

318

Data Kecepatan Angin (h=10 m) = 6,06 km/jam (Kamis, 03 Mei 2012 -

11:12:51 WIB | Diposting oleh : Administrator)

Koefisien Lingkungan (Alpha) = .67

Koefisien Lingkungan (Beta) = .25

Suhu Lingkungan Luar = suhu maksimum antara = 26,2 - 27,30 C

Jumlah Ruang = 1

==============> R U A N G nomor : 1

Volume Ruang (m3) : 900 M3

Suhu ruang dalam (celcius) : 28-300 C

Jumlah Bukaan Pada Selubung Bangunan : 2

Jumlah Bukaan Pada Sekat Antar Ruang : 0

"Bukaan Pada Selubung Bangunan" / Bukaan Nomor : 1

Cd Cp Pn Pint dP h A

.50 .75 6.35 3.80 2.56 1.00 5.00

V(h) V(A) Q

3.77 1.03 4.13

Page 24: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

319

"Bukaan Pada Selubung Bangunan" / Bukaan Nomor : 2

Cd Cp Pn Pint dP h A

.50 .15 1.24 3.80 2.56 1.00 4.00

V(h) V(A) Q

3.77 -1.03 -4.13

Selanjutnya untuk menentukan tingkat kenyamanan penghuni di dalam

ruang yang dipengaruhi oleh kecepatan angin dan kondisi fisik tubuh manusia.

Maka pertama-tama harus diketahui kecepatan angin di dalam ruang (Vi) dengan

menggunakan rumus dibawah ini:

Vi = [0,45 – e ( - 3.84 x)]vh

Page 25: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

320

e. Bangunan pengolahan jamur

Bangunan pengolahan jamur adalah bangunan pendukung dari kegiatan

budidaya, dalam bangunan ini stok-stok jamur yang sudah dapat diproduksi di

olah menjadi berbagai makanan yang dapat dikonsumsi dari bahan dasar jamur,

mulai dari kripik jamur, bakso jamur, abon jamur, dan segala jenis makanan jamur

lainnya. Selain diolah menjadi bahan yang dapat dikonsumsi jamur tersebut juga

diolah sebagai bahan dasar kosmetik (spa) yang dapat dipasarkan di masyarakat

dan yang dapat langsung dinikmati di bangunan pendukung wisata yang ada di

perancangan yaitu bangunan spa.

Gambar 6.21. Bangunan Pengolahan

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 26: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

321

f. Bangunan Restauran

Bangunan Restoran juga merupakan salah satu bangunan pendukung dari

wisata perancangan. Bahan dasar yang digunakan selain dari distribusi bangunan

budidaya jamur langsung juga dari bangunan pengolahan. Di bangunan ini

pengunjung dapat menikamti berbagai macam jenis olahan masakan yng berbahan

dasar jamur sehingga pengunjung tidak perlu repot lagi mempersiapkan bekal saat

berwisata.

Gambar 6.22. Bangunan Restoran

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 27: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

322

g. Bangunan Store

Bangunan Strore adalah bangunan pendukung perancangan, seperti halnya dengan

bangunan restoran bangunan store ini juga mendapatkan stok bahan jamur dari

distribusi bangunan budidaya dan pengolahan untuk dapat dijual kepada

pengunjung. Selain jamur yang dijual pada store ini juga hasil budidaya agro yang

terdapat diperancangan seperti sayur mayur dan buah-buahan.

Gambar 6.23. Bangunan Store

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 28: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

323

h. Bangunan Musholla

Musholla adalah salah satu bangunan keagamaan sebagai pendukung

aktifitas beribadah pengunjung dan pengelola. Musholla terletak dekat dengan

playground (ruang luar) yang berinteraksi dengan lingkungan luar. Bangunan ini

sengaja didekatkan dengan playground agar pengunjung dapat mengetahui

keberadaan fasilitas keibadatan dan dapat mengingat kewajiban beribadah pada

saat berwisata.

Gambar 6.24. Bangunan Musholla

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 29: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

324

i. Bangunan Pengelola Utama

Bangunan Pengelola Agro adala bangunan dimana staff dan pekerja yang

bertanggung jawab atas fungsi dan kegiatan keselurhan bangunan yang ada di

perancangan, bangunan ini memiliki akses yang berbeda dengan akses masuk

pengunjung. Hal ini dilakukan agar kegiatan berwisata tidak menganggu kegiatan

yang ada di kantor pengelola mengingat bahwa bangunan ini membutuhkan

tingkat ketenangan dan kenyamanan sehingga jauh dari hiru pikuk kegiatan

wisata.

Gambar 6.25. Bangunan Pengelola Utama

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 30: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

325

j. Bangunan Resort

Bangunan Resort adalah saah satu fasilitas pendukung wisata namun

keberadaan bangunan ini terletak jauh dari kegiatan wisata utama. Begitu

halnya dengan bangunan pengelola agro akses untuk menuju bangunan

resort ini adalah sama dengan bangunan pengelola agro hal ini bertujuan

agar pengunjung yang menginginkan fasilitas resort dan dapat menikmati

keindahan alam sekitar dapat mengakses langsung dengan kendaraan

pribadi tanpa harus melewati kegiatan wisata agro dimana wisata tersebut

dikhususkan bebas dari sirkulasi dan polusi kendaraan.

Gambar 6.26. Bangunan Resort

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 31: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

326

Interior pada bangunan ini ada unsur-unsur ekologi yang di aplikasikan

pada tiap interior bangunan yang menggunakan material alam seperti kayu,

bamboo, dan batu alam. Selain itu ada beberapa ornament dinding yang

berbentuk dasar jamur yang dipadukan dengan bentuk persegi yang

merupakan identitas bentuk bangunan warga sekitar, sehingga menjadi

dinding yang memiliki perpaduan ornament yang berkesan sederhana dan

alami.

Gambar 6.27. Interior R.tunggu

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Gambar 6.28. Interior R.Budidaya

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 32: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

327

6.2.3 Detail Desain Ekologi Arsitektur dan Konsep 3R

Dalam perancangan ini ada desain Ekologi Arsitektur dan konsep 3R yang

menjadi keunggulan dan memiliki detail – detail baik secara struktur maupun

arsitektural.

6.2.2.1. Detail Arsitektural

Detail arsitektural diperlihatkan dalam hal-hal berikut:

- Tower

Desain dari tower mengambil bentukan dari beberapa bentuk ornament

bangunan, yaitu segitiga dari identitas atap pelana, lingkaran sebagai

identitas bentuk yang diilhami dari obyek perancangan (jamur), dan

penggunaan material yang sama dengan yang digunakan bangunan.

Gambar 6.29. Arsitektural tower

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 33: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

328

6.2.2.2. Detail Struktur

Detail Struktural diperlihatkan dalam hal-hal berikut:

Kolom Utama

Kolom utama yang melingkari atap yang kemudian terekspose keluar,

hal ini bertujuanuntuk mengalirkan beban dari atas menuju ke tanah

yang melibatkan semua struktur bangunan.

Gambar 6.30. Bangunan Resort

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 34: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

329

6.2.4 Sistem Utilitas

6.2.4.1 Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem pendistribusian dan biocycle untuk mengurangi penggunaan mata

air baru. Sistemnya adalah ketika musim hujan tiba, rainwater harvesting dan

wastewater dapat membantu menggantikan suplai air bersih untuk menyiram

tanaman maupun glontor. Namun, ketika musim kemarau, hanya wastewater saja

yang dapat membantu menyupali air bersih ke tanaman dan glontor karena tidak

ada hujan.

Sistem pendistribusian air bersih menggunakan sistem up down, dimana

hanya menggunakan tandon atas dan pompa untuk menyalurkan air bersih ke alat

plumbing. Air bersih berasal dari mata air pegunungan dengan arah aliran dari

pusat kecamatan Bumiaji menuju Sumber brantas. Air bersih berasal dari saluran

setempat masuk ke tapak ditampung ditandon atas, kemudian dipompa ke tandon

transfer dan ke fasilitas-fasilitas lainnya. Terdapat 2 tandon untuk

mendistribusikan air bersih, dengan adanya 2 tandon maka pendistribusian air

bersih menjadi 2 wilayah yaitu wiayah penunjang dan percontohan serta wilayah

umum dan penginapan.

Page 35: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

330

6.2.4.2 Sistem Pembuangan Air Kotor

Pembuangan air kotor (grey water) dan kotoran (black water) ke biocycle

untuk diolah dan kemudian digunakan kembali untuk menyiram tanaman dan

glontor. Biocycle ditanam di dalam tanah dan membutuhkan kira-kira 3 x 3m,

dengan ukuran 2,5m dan tinggi 2, 35m per biocycle. Jumlah biocycle yang

digunakan dalam tapak ada 12 biocycle. Bila letak unit utilitas berdekatan maka

dilakukan penggabungan pembuangan dalam 1 biocycle. Pada biocycle dilakukan

4 tahap perlakuan hingga bisa digunakan kembali.

Gambar 6.31. Utilitas air bersih

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 36: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

331

Tahap pertama adalah primary treatment chamber, dimana solid waste

diambangkan dan dihancurkan dengan bakteri anaerobic. Perlakuan yang kedua

adalah secondary treatment chamber, dimana filter biocycle yang melakukan

oksigenasi secara terus menerus untuk mempercepat kinerja bakteri. Perlakuan

ketiga adalah clarification chamber, dimana partikel-partikel kecil yang masih

tersisa dikembalikan lagi ke primary chamber. Perlakuan yang terakhir adalah

pumpout chamber, dimana air yang tidak terinfeksi dan sudah dibersihkan akan

terpompa secara otomatis untuk digunakan kembali. Pembuangan air kotor

(greywater) pada massa restoran diberi grease trap untuk menyaring lemak

terlebih dahulu kemudian air kotor (greywater) disalurkan ke biocycle untuk

direcycle.

Gambar 6.32. Utilitas air Kotor

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 37: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

332

6.2.4.3 Sistem Air Hujan

Sistem air hujan menggunakan rainwater harvesting dari atap. Pada atap

terdapat talang air yang menampung air hujan untuk disalurkan ke kolam

tampung. Sebelum masuk ke kolam tampung air difilter terlebih dahulu karena air

hujan biasanya kotor. Setelah difilter air hujan dialirkan ke kolam tampung. Dari

kolam tampung, air hujan difilter kembali lalu dipompa untuk digunakan

menyiram tanaman maupun glontor. Kapasitas kolam tampung bila kapasitas

kolam tampung tidak mencukupi, maka ada selokan kecil di samping kolam untuk

mengalirkan air tersbut ke jalur drainase. Air hujan yang jatuh ke tanah dibiarkan

meresap ke dalam tanah. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar masih ada

air hujan yang meresap ke dalam tanah dan hal ini juga penting untuk

keberlanjutan air tanah.

Page 38: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

333

Gambar 6.33. Utilitas kawasasan

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Gambar 6.34. Kolam Penampungan air hujan

Sumber : Hasil rancangan, 2012.

Page 39: BAB 6 HASIL PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1298/11/08660001_Bab_6.pdf · 3R - Respect Site - Respect Nature Resources - Respect Villager’s Life Tema

334

6.2.4.4 Sistem Elektrikal

Aliran listrik berpusat pada bangunan mekanikal kawasan diterima oleh

trafo untuk diturunkan tegangannya kemudian dilanjutkan ke meteran PLN dan

dialirkan ke panel utama. Dari panel utama, listrik dialirkan ke sub-sub panel

masing-masing bangunan. Pada area cottages terdapat 1 subu panel yang

mengatur panel listrik pada masing-masing cottages. Apabila terjadi listrik

padam, sumber listrik diganti oleh genset.

Gambar 6.35. Sumber listrik

Sumber : Hasil rancangan, 2012.