Bab 5_meranti.1.pdf

26
LAPORAN ANTARA Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 1 Bab ini berisikan tentang elaborasi tema, konsep literatur, konsep tapak, konsep ruang dalam pada bangunan, konsep keteknikan, dan konsep utilitas.” 5. 1 Elaborasi Tema Konsep pembangunan kantor Bupati ini mengadaptasi pada kondisi eksisting lokasi yang bersebelahan langsung dengan Selat Malaka. Karakteristik lokal dan fungsional kawasan ini memberikan potensi yang cukup besar dalam hal konsep perancangan kantor bupati ini. Keberadaan kantor Bupati di kawasan kabupaten dan kepulauan Meranti di Pulau Merbau ini merupakan titik awal perencanaan perancangan kawasan dan sangat berpotensi besar dalam hal pengembangan kawasan ini. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.1 dan Gambar 5.2 berikut. Gambar 5.1 Konsep Awal Perancangan Sumber: Hasil Design, 2012 BAB 5 KONSEP PEMBANGUNAN KANTOR BUPATI

Transcript of Bab 5_meranti.1.pdf

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 1

Bab ini berisikan tentang elaborasi tema, konsep literatur, konsep tapak, konsep

ruang dalam pada bangunan, konsep keteknikan, dan konsep utilitas.”

5. 1 Elaborasi Tema

Konsep pembangunan kantor Bupati ini mengadaptasi pada kondisi

eksisting lokasi yang bersebelahan langsung dengan Selat Malaka.

Karakteristik lokal dan fungsional kawasan ini memberikan potensi yang

cukup besar dalam hal konsep perancangan kantor bupati ini. Keberadaan

kantor Bupati di kawasan kabupaten dan kepulauan Meranti di Pulau Merbau

ini merupakan titik awal perencanaan perancangan kawasan dan sangat

berpotensi besar dalam hal pengembangan kawasan ini. untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Gambar 5.1 dan Gambar 5.2 berikut.

Gambar 5.1 Konsep Awal Perancangan

Sumber: Hasil Design, 2012

BAB

5

KONSEP PEMBANGUNAN

KANTOR BUPATI

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 2

Gambar 5.2 Perumusan Rencana dan Konsep Arsitektur

Sumber: Hasil Design, 2012

5.1.1 Tema “Smart Growth Coastal nd Waterfront Communities.”

Lokasi kawasan yang terletak di tepi pantai sangat sesuai dengan

konsep desain waterfront, dimana perencanaan konsep perancangan

mengambil potensi sisi pantai sebagai acuan desain. Pedoman tertentu dapat

digunakan dalam mendefinisikan daerah tepi pantai. Sejumlah konsep yang

berbeda dapat digunakan untuk membantu dalam pembentukan definisi

daerah tepi pantai.

Istilah Smart Growth tidak bisa dipisahkan dari gerakan New Urbanism

dalam rancang kota. Gerakan ini mempromosikan lingkungan permukiman

berbasis pejalan kaki (walkable neighborhood). New Urbanism dipengaruhi

secara kuat oleh standar-standar rancang kota sebelum bangkitnya industri

dan konsumsi otomotif di pertengahan tahun 1920-an. Dari gerakan new

urbanism ini, kemudian berkembang konsep-konsep pembangunan berbasis

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 3

pola permukiman tradisional dan transit (traditional neighborhood design

[TND] dan transit-oriented development [TOD]) yang banyak diterapkan pada

pembangunan real estate, perenanaan kota, dan strategi pemanfaatan lahan

oleh pemerintah.

Menurut Anders Duany, salah satu tokoh New Urbanism, istilah

“Smart Growth” sendiri muncul dari kalangan pemerintah di Amerika Serikat

dalam merespon orientasi pasar dan sektor swasta dalam pembangunan

wilayah. Duany menyebutkan, bahwa “Smart Growth” merupakan kolase

antara New Urbanism, kebijakan pertumbuhan ekonomi, dan

environmentalisme sejati.

Smart Growth dapat didefinisikan sebagai konsep pertumbuhan yang

membantu vitalitas ekonomi di dalam pusat komunitas dengan tetap

memelihara suasana kerja tradisional, seperti suasana kerja perdesaan. Smart

Growth adalah konsep yang memastikan bahwa permukiman, kota, dan

wilayah mengakomodasi pertumbuhan dalam kerangka ekonomi,

responsibilitas lingkungan, dan dukungan perkembangan kehidupan

komunitas guna meningkatkan kualitas kehidupan. Smart Growth adalah

pengembangan yang direncanakan dengan baik yang memproteksi ruang

terbuka dan area pertanian, merevitalisasi komunitas, menjaga perumahan

yang terjangkau, dan menyediakan aneka pilihan moda transportasi.

Dalam perencanaan berbasis Smart Growth dikenal istilah aturan

berbasis bentuk (form-based code [FBC]), yang berarti pengaturan

pembangunan untuk mencapai bentuk kota yang khas. FBC menciptakan area

publik yang dapat diprediksi dengan mengontrol bentuk fisik dari awal. FBC

merupakan bentuk respons terhadap tantangan kota-kota modern yang

menghasilkan pertumbuhan kota tak terkendali (urban sprawl), kemerosotan

lingkungan permukiman bersejarah, dan ketiadaan keselamatan pejalan kaki

dalam pembangunan kawasan-kawasan baru. FBC merupakan perangkat

untuk mengarahkan kelemahan-kelemahan tersebut , dan mendorong

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 4

pemerintah lokal dalam menjamin perkembangan kota agar tetap kompak dan

nyaman untuk berjalan kaki.

5.1.2 Relevansi Smart Growth untuk Kawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Pulau Merbau

Kisah-kisah sukses Smart Growth di berbagai negara maju telah

membuktikan, bahwa konsep rancang kita bisa menjadi solusi bagaimana

pertimbangan ekonomi dan kualitas lingkungan binaan bisa berlangsung

secara sinergis. Lingkungan yang berkualitas, hubungan pertetangggaan yang

harmonis, keseimbangan dengan lingkungan hidup, tidak semata hanya

sebatas mimpi, tetapi mampu direalisasikan dalam pembangunan nyata.

Saat ini pemerintah Indonesia telah mencanangkan program

percepatan dan perluasan ekonomi nasional berbasis konektivitas antar

wilayah. Program ini dilaksanakan dengan maksud merespon perkembangan

konstelasi ekonomi global dan kedudukan Indonesia di dalamnya.

Pembangunan berbasis konektivitas ini direncanakan bukan sebagai bussiness

as usual, namun perlu improvisasi dan terobosan dalam menciptakan

konektivitas antar wilayah.

Pengembangan konektivitas ini salah satunya akan memunculkan

kebutuhan untuk membangun simpul-simpul ekonomi baru di wilayah

tertentu, antara lain dalam bentuk kota baru (New Town). Pembangunan

kota-kota baru ini diharapkan mampu menjawab permasalahan percepatan

dan pemerataan bembangunan berbasis konektivitas wilayah. Isu pemindahan

Ibukota negara RI dalam sebuah kota baru merupakan salah satu isu hanyat

yang menjadi bagian pembangunan wilayah berbasis konektivitas ini.

Jika bisa disesuaikan dengan baik dengan kondisi politik dan ekonomi

dalam pembangunan kota di Indonesia, konsep Smart Growth ini bisa menjadi

solusi bagi pembangunan kota dalam rangka mempercepat dan memperluas

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 5

ekonomi Indonesia. Smart Growth berpotensi untuk mewarnai pembangunan

infrastruktur wilayah berbasis konektivitas ini tidak bersifat eksploitatif

semata, namun tetap mempertimbangkan aspek kemanusiaan dan lingkungan

hidup.

5.1.3 Konsep dan Prinsip Smart Growth

Konsep dan prinsip Smart Growth yang direncanakan dalam

pembangunan kantor bupati ini dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1 Konsep dan Prinsip Smart Growth.

Smart Growth Principles Smart Growth Coastal And

Waterfront

Penggunaan lahan Penggunaan lahan, termasuk

penggunaan sumber daya air

Manfaatkan desain bangunan kompak Manfaatkan desain kompak yang

meningkatkan akses dan sumber daya

tepi pantai

Menciptakan peluang pemukiman Menyediakan peluang pemukiman

dan kebutuhan masyarakat

Konsep walkable communities Konsep walkable communities dgn

akses fisik dan visual sepanjang

pantai untuk area publik

Sense of place/ pencitraan tempat Tempat yang mengkapitalisasi pada

warisan tepi pantai

Melestarikan ruang terbuka, lahan

pertanian, keindahan alam, dan kritis

lingkungan daerah

Melestarikan ruang terbuka, lahan

pertanian, keindahan alam, dan

kepentingan lingkungan daerah

Memperkuat dan mengarahkan

pengembangan ke arah kepentingan

masyarakat

Memperkuat dan mengarahkan

pengembangan ke arah kepentingan

masyarakat dan revitalisasi kawasan

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 6

Gambar 5.3 Skema Konsep Elaborasi Tema

tepi pantai

Menyediakan pilihan transportasi Menyediakan berbagai lahan dan air

berbasis transportasi

Membuat keputusan pembangunan

dan anggaran yang efektif dan

terkoordinasi

Membuat keputusan pembangunan

dan anggaran yang efektif dan

terkoordinasi

Mendorong masyarakat dan

kerjasama stakeholder dalam

keputusan pembangunan

Mendorong masyarakat dan

kerjasama stakeholder dalam

keputusan pembangunan,

memastikan kepentingan publik

terhadap hak akses perairan pantai

dan pesisir pantai

SMART

GROWTH

H

Kawasan pusat

pemerintahan

Coastal and

waterfront

communities

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 7

5. 2 Konsep Arsitektur

Sebagai suatu kawasan pusat pemerintahan kabupaten kepulauan

meranti di pulau merbau, yang ke depannya dapat dijadikan sebagai salah

satu aset wisata bagi pengunjung lokal maupun asing dengan mengharapkan

dapat memberikan suatu pengalaman suasana dan keunikkan yang berbeda

dengan kegiatan sehari-hari.

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 8

Penggunaan konsep desain dengan tema “ smart growth coastal and

waterfront communities ” dapat diaplikasikan melalui salah satu bentuk dan

tipe kawasan pemukiman clustering.

Clustering adalah suatu metode pengelompokan berdasarkan ukuran

kedekatan(kemiripan). Konektivitas yang terjalin dalam suatu kawasan

cluster membentuk sutau jaringan yang terhubung satu sama lain.

Gambar 5.4 Sketsa Diagram Zoning Clustering

Gambar 5.5 Sketsa Diagram Zoning Clustering Studi KelayakanKawasan

Pusat Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau

Merbau

kantor

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 9

5. 3 Konsep Tapak

Konsep tapak ini terinspirasi dari salah satu keunikan tentang batik

bermotif IKAN TAMBAN, batik daerah Melayu, khususnya Melayu

Kepulauan Riau. Ikan tamban (Hilsa Keele) merupakan ikan yang sangat

terkenal di Kepulauan Riau khususnya di kawasan Kabupaten Lingga dan

sekitarnya. Ikan ini sangat digemari oleh masyrakat. Makna filosofis dari

ikan ini adalah kebersamaan dan kesederhanaan dalam hidup bermasyarakat,

tidak mengenal kelas sosial dan menjadi kesukaan orang banyak. Gelombang

dan arus laut digambarkan secara dekoratif dengan perbedaan warna kontras

pada motif. Gelombang dan arus laut ini menggambarkan kehidupan

bermasyarakat yang selalu ada masalah dan harus dapat selalu dihadapi

dengan kesabaran. Motif Ikan Tamban ini memiliki makna kebersamaan

dalam suka dan duka. Ibarat ikan tamban yang menjalani hidup bersama dan

juga siap untuk menghadapi gelombang bersama pula, baik itu gelombang

kecil maupun gelombang besar.

5.3.1 Zoning Tapak

Zoning tapak mengambil tema dari bentukan konsep tapak, dimana

terdiri dari beberapa multi massa bangunan yang dibuat seolah-olah

menunjukan kontekstual bangunan terhadap lingkungan yang dikelilingi oleh

Selat.

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 10

Bentuk desain landscape

mengacu pada bentuk ikan

yg terdapat pada batik

Bentuk desain bangunan

mengikuti pola sirkulasi

yang ada pada motif batik Bentuk desain sirkulasi

mengikuti pola motif batik

yag melengkung

Penerapan

konsep

waterfront

berupa taman

dan public

space

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 11

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 12

5.3.2 Pencapaian ke Bangunan

Pencapaian ke dalam site, sirkulasi kendaraan mempunyai konsep:

Terpisah dengan sirkulasi pejalan kaki.

Akses langsung menuju area parkir.

Adanya system drop off untuk mempermudah menurunkan pengunjung

terlebih dahulu.

Sirkulasi kendaran untuk kendaraan pengunjung dan servis dibedakan

untuk menghindari terjadinya crossing.

Pencapaian di dalam site:

Sirkulasi pejalan kaki dibuat rekreatif dengan jalan-jalan meliuk untuk

menghindari jalan yang monoton dan kaku, dan dibuat pula agar para

pejalan kaki dapat sambil menikmati pemandangan di dalam tapak.

Pola sirkulasi pejalan kaki dalam tapak ditunjang dengan adanya raam

dan tangga sebagai tindakan terhadap ketinggian kontur.

Terdapat sarana- sarana untuk para pejalan kaki dengan adanya kursi

taman, plaza, pergola, dan selasar penghubung.

Servis direncanakan dengan menggunakan mini golf car dan tanpa

mengganggu sirkulasi pejalan kaki dengan pengaturan jadwal kegiatan

masing-masing aktivitas.

5.3.3 Orientasi dan Tata Letak Massa Bangunan

Massa bangunan dirancang dan diletakkan secara menyatu sesuai

fungsinya dan hasil analisis tapak. Komposisi tata letak bangunan harus

diperhatikan untuk mendapatakan suasana kesatuan dan keselarasan dari

setiap massa bangunan. Pola perletakkan massa bangunan dikelompokkan

menurut fungsinya ( privat, publik, semi publik,servis). Potensi alam berupa

view pegunungnan dan pesawahan diutamakan sebagai orientasi utamna

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 13

terhadap sebagian bangunan. Orientasi di dalam bangunan menjadi pusat

semua massa bangunan yang terletak di tengah tapak.

5.3.4 Ruang Luar, Lansekap dan vegetasi

5.3.4.1 Penghijauan

Penataan tapak dengan adanya beberapa area penghijauan di dalam

tapak diusahakan tanpa menghilangkan eksisting alam yang ada. Pada

dasarnya penataan area penghijauan mempunyai tujuan sebagai berikut:

Penindakkan terhadap elaborasi tema.

Membuat keteraturan / dinamistis penghijauan.

Menimbulkan atau memperkuat suasana alami.

Memperkuat ruang-ruang luar yang terjadi.

Memperhalus penampilan sosok bangunan.

Sebagai daya dukung peresapan air ke dalam tanah.

Sebagai pengarah, penyaring (buffer), pengontrol iklim.

Pemilihan jenis tanaman berpengaruh terhadap konsep tapak.

5.3.4.2 Perkerasan tapak

Perkerasan tapak ditempatkan untuk jalur-jalur sirkulasi, pelataran,

plaza dan area rekreasi yang memerlukan perkerasan. Bentuk, material, bahan

disesuaikan dengan karakteristik fungsi dan keselarasan dengan bangunan

yang bertema arsitektur organik. Pemakaian bahan lokal seperti batu alam

dan unsur alam lainnya sangat diutamakan sebagai bagian dari tema

bangunan. Fungsi dari perbedaan material dan elevasi perkerasan tapak

bertujuan:

Memberi kesan visual yang tidak monoton.

Membedakan daerah perkerasan privat dan publik.

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 14

Mengarahkan dan memberi rasa aman dan nyaman bagi pejalan kaki.

5. 4 Konsep Ruang Dalam pada Bangunan

Konsep ruang dalam pada bangunan yang akan di design dapat dilihat

pada Tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2 Konsep Ruang Dalam pada Bangunan

Konsep Ruang Fungsi Bangunan

Bangunan kantor Bupati

Wakil Bupati

Sekretariat daerah

Sekretariat DPRD

Badan kepegawaian Daerah

BPKD ( badan Pengelola Keuangan Daerah)

SKPD BAPPEDA (badan Perencanaan Pembangunan

Daerah)

BAKESBANGPILINMAS

BPMD (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Daerah)

Badan Lingkungan Hidup

Dinas Pendapatan daerah

Dinas pendidikan

Dinas Kesehatan

DISPORABUDPAR

Dinas sosial dan tenaga Kerja

Dinas Kependudukan dan catatan sipil

Dinas perhubungan, pos dan telekomunikasi

Dinas pertambangan dan energi

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Perindustrian dan perdagangan

Dinas kehutanan dan perkebunan

Dinas pertanian

Dinas kelautan dan perikanan

Inspektorat daerah

Kantor satpol pamong Praja dan pemadam

kebakaran

Kantor Pemberdayaan Perempuan dan keluarga

berencana

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 15

Kantor Perpustakaan dan arsip daerah

Rumah sakit Umum daerah

UPTD Pendidikan se-kabupaten Meranti

Bangunan Public Auditorium hall / meeting hall

Perumahan dinas

Public space waterfront

Taman

Sarana olahraga

Sarana rekreasi : jogging track, sky way walking

Agriculture / kebun

Waterscape

Area parkir

5. 5 Konsep bentuk dan fasade bangunan

Bentuk atap rumah adat melayu , riau menjadi inspirasi untuk

bentuk dan fasade bangunan kantor bupati ini. Kekhasan dan ciri bentuk

arsitektur tradisional pada bangunan ini memberikan nilai dan pencitraan

yang kuat dengan kontekstual lingkungan yang teletak masih di daerah

Kepulauan Meranti, Riau.

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 16

Gambar 5.6 Bangunan Kantor Bupati

Gambar 5.7 Bangunan Pendidikan dan Kesehatan

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 17

Gambar 5.8 Bangunan Auditorium

Gambar 5.9 Sky Way untuk Ruang Publik

5.5.1 Proporsi bangunan

Proporsi bangunan dalam tapak terlihat dari penerapan skyline

bangunan terhadap lingkungan sekitar maupun skyline terhadap tapak antara

massa yang satu dengan massa yang lain.

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 18

Proporsi bangunan di dalam tapak ditunjang oleh beberapa faktor,

diantaranya:

Ketinggian level lantai antar bangunan.

Kedekatan bangunan yang perlu diperhitungkan jaraknya satu sama

lain

Besarnya massa bangunan perlu diperhitungkan proporsinya agar tidak

terjadi kejanggalan proporsi antar bangunan ( terlalu kecil atau terlalu

besar).

Keadaan tanah, baik itu berkontur maupun tidak berpengaruh terhadap

proporsi ketinggian bangunan pada tapak.

5. 6 Konsep Keteknikan

Penggunaan bahan- bahan material bangunan mengambil unsur

organik yang ada pada alam. Bahan- bahan material tersbut haruslah mudah

didapat dan dijangkau. Berikut bahan- bahan material yang digunakan pada

tapak:

1. Bangunan

a. Atap :

- Menggunakan bahan material penutup atap jenis teglas tipe Milano dengan

struktur kuda- kuda kayu.

- Menggunakan bahan material kaca jenis lamisafe ukuran 3 mm double,

dengan konstruksi rangka alumunium dan struktur rangka space truss

- Menggunakan variasi penutup atap keduanya dengan struktur rangka atap

space truss

- Sebagian besar Tidak adanya plafond pada bangunan sehingga

mengekspose struktur kuda- kuda

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 19

b. Dinding:

- Menggunakan batu alam sebagai bahan organik pada dinding

- Mnggunakan kaca jenis lamisafe double 3 mm

- Menggunakan cat warna abu muda untuk finishing dinding di ruang dalam

bangunan.

c. Kolom- balok- pondasi

- Menggunakan bahan beton bertulang

d. Lantai:

- Menggunakan lantai keramik 30/30 dan 50/ 50

- Menggunakan lantai dengan batu alam

- Menggunakan parket kayu pada bangunan restoran

2. Perkerasan Tapak

Menggunakan bahan material paving block, batu alam, dan granit untuk

plaza.

Struktur Bangunan

Konsep struktur setiap bangunan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan

struktur dan modul yang diambil berdasarkan acuan ukuran bahan material di

pasaran. Struktur bangunan yang terekspose berfungsi ganda sebagai elemen

struktur sekaligus sebagai elemen estetika plafond. Daya dukung tanah serta

ketinggian lantai berpengaruh terhadap pemakaian struktur pondasi.

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 20

Reservoir Atas

Distribusi

Reservoir Bawah

SUMUR ALAM (MATA AIR GUNUNG)

5. 7 Konsep utilitas

5.7.1 Pengadaan Air Bersih

Air bersih berasal dari sumur alam yang telah tersedia (sumber mata

air pegunungan) dan menggunakan air yang berasal dari PDAM yang

jaringannnya sudah tersedia dan direncanakan menambah sumur artesis yang

juga sudah dilakukan oleh beberapa rumah tinggal di kawasan ini.

Perencanaan sistem distribusinya adalah dengan membagi 3 zona pembagian

air bersih (zona 1: bangunan pengelola, zona 2: bangunan greenhouse dan

bangunan edukatif, zona 3: bangunan supermarket dan bangunan restoran).

Penggunaan sistem distribusi up feed, terkecuali untuk zona 1 menggunakan

sistem down feed.

Perletakkan sumber air bersih berupa kran/ sprinkler ditempatkan di

setiap area- area yang berfungsi sebagai taman pada tapak untuk kemudahan

proses penyiraman tanaman di sekeliling tapak.

Gambar 5.10 Sistem Air Bersih Sumber Sumur Alam

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 21

Reservoir Bawah

Pompa Hisap & Tekan

Reservoir Atas

Distribusi

Meteran

PDAM

ke setiap bangunan

Gambar 5.11 Sistem Air Bersih Sumber PDAM

5.7.2 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

- Kebutuhan air bersih ± 1000 org/hari

- Asumsi 45 Liter/hari → 1000 x 45 L = 45000 L

- Asumsi waktu penggunaan air dari pkl 06.00-20.00 = 15 jam

- Asumsi tidak menggunakan air = 9 jam

- Asumsi total air yang dikeluarkan/jam =

10L/menit=600L/menit

- Total air yang dikeluarkan dalam 15 jam = 600x15 = 9000L

- Total air yang dibutuhkan dalam 15 jam = 45000L

- Kapasitas tangki air bersih min. 45000-9000 = 36000=36m²

- Dimensi reservoir bawah (PxLxT) = 26 m²= 4,5 x 3 x 2

- Dimensi reservoir atas 10 m²= 3,5 x 2 x 1,5

5.7.3 Pembuangan Air Kotor

Air kotor terdiri dari tiga macam, yaiu grey water berupa air buangan

dari washtafel, urinoir, dan dari floor drain. Black water berupa buangan dari

kloset. Selanjutnya adalah storm water, yaitu air buangan dari roof drain.

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 22

Gambar 5.12 Sistem Air Kotor (Grey Water)

Gambar 5.13 Sistem Air Kotor (Black Water)

5.7.4 Perhitungan Air Kotor:

- Dimensi septitank

VA = Q.O.T

VL = O.L.P

- Pemakai 500 org (O)

- Banyak lumpur 40 L/org/Thn (L)

- Waktu detensi 1 hari (T)

- Dikuras 2x setahun (P)

- Kualitas air limbah 200L/org/hari (Q)

- Lumpur yang mengendap

VL = O.L.P → 500x40x2 = 40000 L = 40 m³

- Volume air dalam tangki (ruang basah)

Kamar mandi

Urinoir

Washtafel

Bak cuci piring

Bak

Kontrol

Grease

Trap

Water Creek

Bidang Resapan

Septictanc Bak

Kontrol

closet Bidang Resapan

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 23

VA = Q.O.T → 200x500x1 = 100000 L = 100 m³

- Ruang bebas air = 0.5 m³

- Volume total = 40 m³ + 100 m³ + 0.5 m³ = 145 m³

- Dimensi tangki septitank/water treatment (PxLxT) 7x7x3 = 147

Gambar 5.14 Sistem Air Kotor (Green Water)

5.7.5 Pembuangan Sampah

Jenis – jenis sampah yang dihasilkan dari bangunan dibagi tiga macam,

yaitu :

a. Garbage yaitu sampah organik atau sampah busuk

b. Rubbish yaitu sampah yang bersifat kering

c. Dust yaitu sampah halus

Sistem pembuangan sampah dilakukan dengan sistem pengumpulan

sampah kolektif. Sampah organik dan anorganik dipisah lalu dikumpulkan

pada tempat yang berbeda. Sampah anorganik dibuang ke bak sampah untuk

kemudian diangkut oleh truk sampah ke tempat pembuangan akhir.

Sedangkan sampah organik diolah secara konvensional untuk dijadikan pupuk

kompos yang kemudian dapat digunakan sebagai alternatif pupuk tanaman.

Roof drain Talang

tegak/datar

Sumur

resapan

Riol kota

tanaman pompa

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 24

5.7.6 Listrik

Gambar 5.15 Sistem Utilitas Listrik.

Sumber penyediaan listrik berasal dari :

PLN

Genset (digunakan apabila listrik dari PLN padam) terdapat di

bangunan servis.

5.7.7 Sistem Komunikasi

Untuk komunikasi eksternal maenggunakan sistem PABX (Private

Automatic Branch Exchange) ditambah dengan MDP (Main Distribution

Panel) dan TBT (Therminal Box Telephone) disetiap massa bangunan.

Panel

Wilayah

Panel

Pembagi

Meteran

SDP CB

Distribusi

Genset Tangki BBM

MDF

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 25

Gambar 5.16 Sistem Utilitas Telekomunikasi

5.7.8 Pencahayaan

Pencahayaan alami yang berasal dari cahaya matahari diperoleh dengan

desain atap yang transparan untuk mendapatkan cahaya matahari secara

maksimal. Pencahayaan buatan didesain pada setiap ruang- ruang tertentu

sesuai fungsi ruang pada setiap bangunan yang membutuhkan pencahayaan

lebih.

5.7.9 Pengkondisian Udara

Pengkondisian udara pada setiap bangunan murni secara alamiah,

karena konsep organik dimana pengkondisian udara menjadi salah satu unsur

penerapan organik dalam bangunan. Untuk pengkondisian udara pada

ruangan – ruangan menggunakan sistem pengkondisian udara alami yang

berasal dari bukaan – bukaan udara seperti jendela, skylight dan ventilasi.

5.7.10 Sistem Keamanan dan Keselamatan

Bahaya Kebakaran

- Skala tapak : Menyediakan hydrant halaman jarak maksimal

200 m

- Menyediakan sprinkler pada setiap ruangan dan lingkungan.

PABX MDP TBT Distribusi

Batere

Listrik 220 V

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 26

- Menyediakan beberapa tabung pemadam kebakaran (fire

extinguisher) pada setiap bangunan.

Sistem keamanan kawasan

Di sekeliling tapak diberi pagar baik itu tanaman atau buatan serta

tembok pembatas pada daerah yang bersebelahan dengan site lain.

Pada jalan masuk dan jalan keluar diletakkan pos satpam.

Penangkal petir

Sistem yang digunakan adalah sistem franklin dimana penangkal

diletakan pada ujung atap tertinggi dan disekeliling atap bangunan

kemudian disalurkan kedalam tanah.

5.7.11 Tata suara

Gambar 5.17 Sistem Utilitas Tata Suara

Tune am/fm Tape deck paging

Mixer frame modul

microphone amplifier

amplifier relay Power amplifier

Sound system

MDF

SOUND SYSTEM

TERMINAL SPEAKER

OPERATOR