BAB 5.docx

11
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Panti Sosial Kota Lhokseumawe dalam penelitian ini adalah panti jompo yang terdiri atas Yayasan Panti Jompo An Nur dan Panti Jompo Darussa’adah. Yayasan Panti Jompo An Nur merupakan sebuah panti yang terletak di kompleks Yayasan Pendidikan Raudhatul Jannah Desa Ulee Blang Mane Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, dihuni oleh 35 orang usia lanjut dari berbagai daerah dengan status seluruhnya adalah dhuafa. Sama halnya dengan Panti Jompo Darussa’adah yang terletak di Jalan Simpang Keuramat Desa Cot Girek Kandang Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe. Panti tersebut dihuni oleh 51orang usia lanjut dan seluruhnya berstatus dhuafa. Panti Sosial Tresna Werdha Belai Kasih Kabupaten Bireuen merupakan panti sosial milik pemerintah yang teletak di Jalan Medan-Banda Aceh Desa Cot Bada Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen, menampung 60 25

Transcript of BAB 5.docx

Page 1: BAB 5.docx

BAB 5HASIL PENELITIAN

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Panti Sosial Kota Lhokseumawe dalam penelitian ini adalah panti jompo

yang terdiri atas Yayasan Panti Jompo An Nur dan Panti Jompo Darussa’adah.

Yayasan Panti Jompo An Nur merupakan sebuah panti yang terletak di kompleks

Yayasan Pendidikan Raudhatul Jannah Desa Ulee Blang Mane Kecamatan Blang

Mangat Kota Lhokseumawe, dihuni oleh 35 orang usia lanjut dari berbagai daerah

dengan status seluruhnya adalah dhuafa. Sama halnya dengan Panti Jompo

Darussa’adah yang terletak di Jalan Simpang Keuramat Desa Cot Girek Kandang

Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe. Panti tersebut dihuni oleh 51orang

usia lanjut dan seluruhnya berstatus dhuafa.

Panti Sosial Tresna Werdha Belai Kasih Kabupaten Bireuen merupakan

panti sosial milik pemerintah yang teletak di Jalan Medan-Banda Aceh Desa Cot

Bada Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen, menampung 60 orang

usia lanjut dari berbagai daerah di Provinsi Aceh dan ada beberapa dari Pulau

Jawa tetapi sebagian besar penghuni berasal dari Kabupaten Bireuen.

5.2 Hasil Penelitian

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 2 -3 April 2012 dilanjutkan

pada 27-28 Juni 2012 di Panti Sosial Tresna Werdha Belai Kasih Bireuen dengan

jumlah responden 41 orang dan pada tanggal 23-25 April 2012 dilanjutkan pada

29 Juni- 2 Juli 2012 di Panti Sosial Kota Lhokseumawe dengan jumlah responden

63 orang. Jumlah responden tersebut didapatkan setelah semua usia lanjut yang

25

Page 2: BAB 5.docx

26

tinggal di panti sebanyak 138 orang menjalani tes kemampuan kognitif

menggunakan Mini Mental Status Examination (MMSE) dan diperoleh hasil 34

orang mengalami gangguan kognitif berat dan harus dieksklusikan. Sedangkan

usia lanjut dengan fungsi kognitif normal (49 orang) maupun yang mengalami

gangguan kognitif ringan (55 orang) dinyatakan memenuhi kriteria sampel

penelitian. Jadi, jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 104 orang. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara kepada responden.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut, maka hasil penelitian dapat

disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

5.2.1 Analisis univariat

a.Usia responden

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Usia Lanjut di Panti SosialKota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireuen

Usia Frekuensi (F) Persentase (%)

60-7475-90

9311

89,410,5

Jumlah 104 100

Sumber: Data Primer Tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dengan usia 60-74 tahun

sebanyak 93 orang (89,4%), usia 75-90 tahun sebanyak 11 orang (10,5%).

b. Jenis kelamin responden

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Usia Lanjut diYayasan Panti Sosial Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireuen

Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%)

Laki-lakiPerempuan

2282

21,278,8

Jumlah 104 100,0

Sumber: Data Primer Tahun 2012

Page 3: BAB 5.docx

27

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 22 orang (21,2%) berjenis kelamin

laki-laki dan 82 orang (78,8%) berjenis kelamin perempuan.

c. Dukungan keluarga responden

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden Usia Lanjut di Yayasan Panti Sosial Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireuen

Dukungan Keluarga Frekuensi (F) Persentase (%)

RendahSedangTinggi

592223

56,721,122,1

Jumlah 104 100,0

Sumber: Data Primer Tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dengan dukungan

keluarga rendah sebanyak 59 orang (56,7%), responden dengan dukungan

keluarga sedang sebanyak 22 orang (21,1%) dan responden dengan dukungan

keluarga tinggi sebanyak 23 orang (22,1%).

d. Dukungan sosial responden

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Responden Usia Lanjut di Yayasan Panti Sosial Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireuen

Dukungan Sosial Frekuensi (F) Persentase (%)BurukSedangBaik

532625

51,025,024,0

Jumlah 104 100,0Sumber: Data Primer Tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dengan dukungan sosial

buruk sebanyak 53 orang (51,0%), responden dengan dukungan sosial sedang

sebanyak 26 orang (25,0%) dan responden dengan dukungan sosial baik sebanyak

25 orang (24,0%).

Page 4: BAB 5.docx

28

e. Tingkat kecemasan responden

Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Kecemasan Responden Usia Lanjut di Yayasan Panti Sosial Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireuen

Tingkat Kecemasan Frekuensi (F) Persentase (%)

Kecemasan RinganKecemasan SedangKecemasan BeratPanik

4429310

42,327,929,8

0

Jumlah 57 100,0

Sumber: Data Primer Tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dengan kecemasan ringan

sebanyak 44 orang (42,3%), responden dengan kecemasan sedang sebanyak 29

orang (27,9%), responden dengan kecemasan berat sebanyak 31 orang (29,8%)

dan tidak ada responden yang mengalami kecemasan tingkat panik.

5.2.2 Analisis bivariat

a. Hubungan usia dengan terjadinya kecemasan pada usia lanjut

Tabel 5.6 Analisis Hubungan Usia dengan Tingkat Kecemasan pada Usia Lanjut di Yayasan Panti Sosial Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireuen

Usia Tingkat Kecemasan Jumlah p valueRingan Sedang BeratF % F % F % N %

60-7475-90

377

39,763,7

272

29,118,1

292

31,118,1

9311

100100

0,630

Jumlah 44 42,3 27 27,9 31 29,8 104 100Sumber: Data Primer (diolah tahun 2012)

Berdasarkan tabel silang (cross tabulation) di atas dari 93 responden yang

berusia 60-74 tahun terlihat bahwa 37 orang (39,7%) mengalami kecemasan

ringan, 27 orang (29,1%) mengalami kecemasan sedang dan 29 orang (31,1%)

mengalami kecemasan berat. Dari 11 orang responden yang berusia 75-90 tahun

Page 5: BAB 5.docx

29

terlihat bahwa 7 orang (63,7%) mengalami kecemasan ringan, 2 orang (18,1%)

mengalami kecemasan sedang dan 2 orang (18,1%) mengalami kecemasan berat.

Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara usia dengan terjadinya

kecemasan pada usia lanjut dengan nilai p value 0,630.

b. Hubungan jenis kelamin dengan terjadinya kecemasan pada usia lanjut

Tabel 5.7 Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Kecemasan pada Usia Lanjut di Yayasan Panti Sosial Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireuen

Jenis Kelamin

Tingkat Kecemasan Jumlah p valueRingan Sedang Berat

F % F % F % N %Laki-lakiPerempuan

737

36,343,9

425

13,631,7

1120

50,024,3

2282

100100

0,064

Jumlah 44 42,3 29 27,9 31 29,8 104 100Sumber: Data Primer (diolah tahun 2012)

Berdasarkan tabel silang (cross tabulation) di atas dari 22 responden

berjenis kelamin laki-laki terdapat 7 orang (36,3%) mengalami kecemasan ringan,

4 orang (13,6%) mengalami kecemasan sedang dan 11 orang (50,0%) mengalami

kecemasan berat. Sedangkan dari 82 responden berjenis kelamin perempuan

terdapat 37 orang (43,9%) mengalami kecemasan ringan, 25 orang (31,7%)

mengalami kecemasan sedang dan 20 orang (24,3%) mengalami kecemasan berat.

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin dengan

terjadinya kecemasan pada usia lanjut dengan nilai p value 0,064.

Page 6: BAB 5.docx

30

c. Hubungan dukungan keluarga dengan terjadinya kecemasan pada usia lanjut

Tabel 5.8 Analisis Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan pada Usia Lanjut di Yayasan Panti Sosial Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireuen

Dukungan Keluarga

Tingkat Kecemasan Jumlah p valueRingan Sedang Berat

F % F % F % N %RendahSedangTinggi

221012

37,345,452,1

12107

20,345,420,4

2524

42,49,117,4

592223

100100100

0,017

Jumlah 44 42,3 29 27,9 31 29,8 104 100Sumber: Data Primer (diolah tahun 2012)

Berdasarkan tabel silang (cross tabulation) di atas dari 59 responden

dengan dukungan keluarga rendah terdapat 22 orang (37,3%) mengalami

kecemasan ringan, 12 orang (20,3%) mengalami kecemasan sedang dan 25 orang

(42,4%) mengalami kecemasan berat. Dari 22 responden dengan dukungan

keluarga sedang terdapat 10 orang (45,4%) mengalami kecemasan ringan, 10

orang (45,4%) mengalami kecemasan sedang dan 2 orang (9,1%) mengalami

kecemasan berat. Sedangkan dari 23 responden dengan dukungan keluarga tinggi

terdapat 12 orang (52,1%) mengalami kecemasan ringan, 7 orang (20,4%)

mengalami kecemasan sedang dan 4 orang (17,4%) mengalami kecemasan berat.

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

terjadinya kecemasan pada usia lanjut dengan nilai p value 0,017.

Page 7: BAB 5.docx

31

d. Hubungan dukungan sosial dengan terjadinya kecemasan pada usia lanjut

Tabel 5.9 Analisis Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat Kecemasan pada Usia Lanjut di Yayasan Panti Sosial Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireuen

Dukungan Sosial

Tingkat Kecemasan Jumlah p valueRingan Sedang Berat

F % F % F % N %BurukSedangBaik

25613

47,123,152,0

8129

15,146,236,0

2083

37,730,812,0

532625

100100100

0,008

Jumlah 44 42,3 29 27,9 31 29,8 104 100Sumber: Data Primer (diolah tahun 2012

Berdasarkan tabel silang (cross tabulation) di atas dari 53 responden

dengan dukungan sosial buruk terdapat 25 orang (47,1%) mengalami kecemasan

ringan, 8 orang (15,1%) mengalami kecemasan sedang dan 20 orang (37,7%)

mengalami kecemasan berat. Dari 26 responden dengan dukungan sosial sedang

terdapat 6 orang (23,1%) mengalami kecemasan ringan, 12 orang (46,2%)

mengalami kecemasan sedang dan 8 orang (30,8%) mengalami kecemasan berat.

Dari 25 responden dengan dukungan sosial baik terdapat 13 orang (52,0%)

mengalami kecemasan ringan, 9 orang (36,0%) mengalami kecemasan sedang dan

3 orang (12,0%) mengalami kecemasan berat. Hasil uji statistik menunjukkan ada

hubungan antara dukungan sosial dengan terjadinya kecemasan pada usia lanjut

dengan nilai p value 0,008.