Bab 5 senyawa organik
-
Upload
ikhsan-nasrullah -
Category
Documents
-
view
940 -
download
18
Transcript of Bab 5 senyawa organik
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Senyawa Organik5
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Peta Konsep
Protein(Ikatan Amida)
terdapat dalamC
H
O
N
Senyawa Hidrokarbon
Minyak Bumi Alkana (CnH2n+2)
Alkena (CnH2n)
Alkuna (CnH2n−2)
Aromatik (C6H6)
Alkanal (R─CHO, Aldehida)
Alkanol (R─CH2OH, Alkohol)
Alkoksi (R─O ─ R, Eter)
Alkanoat (R─COOH, Karboksilat)
Lemak (Ester Gliserol)
Polimer
Alam
Buatan
Karbohidrat
Karet Alam
Polietilena, PVC, Orlon, Teflon, Nilon
membentuk
membentukantara
lain
membentuk
berasal dari
antara lain
antara lain
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Gugus fungsi merupakan bagian yang reaktif dari suatu molekul
sehingga gugus fungsi ini banyak menentukan sifat-sifat senyawa.
A. Gugus Fungsi Senyawa Organik
Beberapa jenis gugus fungsi organik
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
a. Haloalkana
CH3I iodometana atau metil iodida
CH2Cl diklorometana atau metilena klorida
Contoh:
Penamaan haloalkana sesuai dengan penamaan alkana, letak
atom halogen dituliskan sesuai letak nomor atom C yang
mengikatnya.
1. Tata Nama Senyawa Organik
Br
2-bromo-2-metilpropana
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
b. Alkanol (Alkohol)
Penamaan alkohol dengan cara mengganti akhiran a pada
induk alkana (rantai terpanjang) dengan akhiran ol.
Contoh:
4 3 2 1
CH3––CH2––CH2––CH2OH 1-butanol
4 3 2 1
CH3––CH2––CH––CH3 2-butanol |
OH
Untuk alkohol yang berantai cabang atau mengandung gugus
lain, digunakan aturan berikut:
1. Menentukan rantai karbon terpanjang (utama) yang
melibatkan letak gugus –OH.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
2. Memberi nomor atom karbon dari atom C ujung yang dekat
dengan gugus fungsi –OH.
3. Menuliskan nomor atom karbon yang mengikat gugus alkil,
gugus lain, dan gugus fungsi –OH.
4. Menyebutkan nama gugus alkil atau gugus lain yang diikat pada
rantai karbon utama.
5. Menyebutkan nama alkana rantai terpanjang dengan akhiran -ol.
Contoh:
4 3 2 1
CH3––CH2––CH––CH2OH 2-metil-1-butanol |
CH3
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
c. Alkoksialkana (Eter)
Senyawa eter sering diberi nama dengan nama umum, yaitu
dengan menyebutkan nama gugus-gugus alkil yang diikat oleh
atom O diikuti kata eter. Jika dua gugus alkilnya sama, sering
diawali dengan kata di (terkadang tidak dengan awalan di). Dalam
sistem IUPAC, eter diberi nama sebagai alkoksialkana.
CH3–O–CH3 metoksimetana atau dimetil eter (metil eter)
CH3–CH2–O–CH3 metoksietana atau etil metil eter
CH3–CH2–O–CH2–CH3 etoksietana atau dietil eter (etil eter)
CH3–CH2–CH2–O–CH3 1-metoksipropana atau metil propil eter
Contoh:
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
d. Alkanal (Aldehida)
Nama IUPAC : mengganti akhiran a pada induk alkana
(rantai terpanjang) dengan akhiran al.
Nama trivial : menggunakan akhiran aldehida.
Karena gugus aldehida selalu di ujung, tidak diperlukan angka
yang menunjukkan posisi gugus fungsi aldehida. Jika ada gugus
substituen, gugus aldehida dianggap menempati posisi nomor 1.
O ||H–C–H
O ||H3C–C–H
metanal (formaldehida)
etanal (asetaldehida) 3-metilpentanal
Contoh:
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
e. Alkanon (Keton)
Nama IUPAC : akhiran a pada induk alkana (rantai
terpanjang) diganti dengan akhiran on.
Nama trivial : menyebutkan nama gugus-gugus alkil yang
diikat oleh gugus karbonil diikuti kata keton.
O ||CH3CCH3
O ||
CH3CHC–CH3
| CH3
O ||
CH3CH2CCH3
propanon (aseton)
butanon (etil metil keton)
3-metil-2-butanon (bukan 2-metil-3-butanon)atau metil isopropil keton
Contoh:
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
f. Alkanoat (Asam Karboksilat)
Nama IUPAC : akhiran a pada induk alkana (rantai terpanjang)
diganti dengan akhiran oat.
O ||H–C–OH
O ||H3C–C–OH
asam etanoat (asam asetat/cuka)
asam metanoat (asam format)
asam 4-metilheksanoat
O ||
CH3CH2CHCH2CH2C–OH |CH3
6 5 4 3 2
Contoh:
Nomor urut atom karbon dimulai dari gugus karboksilat (bernomor
atom 1).
Kebanyakan asam karboksilat disebut sebagai nama umum
(trivial).
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
g. Alkil Alkanoat (Ester)
Nama IUPAC : Awalan asam diganti nama gugus alkil pengganti H
pada RCOOH diikuti nama gugus karboksilatnya.
O ||H–C–OCH3
O ||H3C–C–OCH2CH3
O||
CH3CH2–C–OCH2CH3
metil metanoat (metil format)
etil etanoat (etil asetat)
etil propanoat (etil propionat)
Contoh:
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Isomeri adalah peristiwa yang menyebabkan suatu zat
mempunyai rumus kimia sama, tetapi sifat-sifatnya berbeda
(rumus bangun/namanya berbeda). Zat-zatnya disebut isomer.
B. Isomer
Isomer yang disebabkan oleh perbedaan struktur ikatan pada
atom-atomnya.
a. Isomer rantai, isomer yang disebabkan oleh perbedaan rantai
karbonnya. Contohnya, C5H12 memiliki 3 isomer rantai.
1. Isomer Struktur
CH3–CH2–CH2–CH2–CH3 n-pentana
CH3–CH–CH2–CH3 2-metilbutana | CH3
CH3
|CH3–C–CH3 2,2-dimetilpropana | CH3
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
b. Isomer posisi, isomer yang disebabkan oleh perbedaan posisi
(letak) gugus fumgsional.
Kedudukan Cl dalam C2H2Cl2 dapat sejajar (cis-) dan dapat pula
berseberangan (trans-)
cis-1,2-dikloroetena trans-1,2-dikloroetena
CH3–CH2–CH2OH
1-propanol
CH3–CHOH–CH3
2-propanol
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
c. Isomer gugus fungsional, isomer yang disebabkan oleh
perbedaan gugus fungsionalnya.
1) Alkohol (ROH) dengan eter (R–O–R)
Rumus umum : CnH2n+2O, n ≥ 2.
O O || ||
1) Aldehida (R–C–H) dengan keton (R–C–R)
Rumus umum : CnH2nO, n ≥ 3
O O|| ||
3) Asam karboksilat (R–C–OH) dengan ester (R–C–OR')
Rumus umum : CnH2nO2, n ≥ 3
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Isomer yang disebabkan oleh perbedaan arah pemutaran bidang
polarisasi cahaya.
Zat-zatnya disebut dengan zat optis aktif.
Zat yang memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan (searah
jarum jam) disebut bentuk dekstro (d) atau +.
Zat yang memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri (berlawanan
arah jarum jam) disebut bentuk levo (l) atau –. Terjadinya isomer optik disebabkan adanya atom C asimetris,
yaitu atom C yang mengikat 4 atom/gugus yang berbeda.
Isomer-isomer zat optis aktif merupakan bayangannya dalam
cermin.
Apabila molekul isomer-isomer optis aktif diimpitkan, tidak semua
atom/gugus yang terikat pada atom C asimetris saling berimpitan.
2. Isomer Optik
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Contoh zat yang bersifat optis aktif adalah 2-butanol,
Dua bentuk molekul 2-butanol yang merupakan bayangan cerminnya.
Isomer optis 2-butanol diimpitkan.
Atom C, gugus –CH3, dan gugus
–CH2CH3 berimpit, sedangkan
atom H dan gugus OH tidak dapat
berimpit.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
a. Pelarut senyawa nonpolar atau sedikit polar
contoh: CHCl3 (kloroform), CCl4 (karbon tetraklorida)
b. Bersifat racun
contoh: CHCl3 (kloroform), CCl4 (karbon tetraklorida)
c. Titik didih alkil klorida, bromida, dan iodida mendekati titik didih
alkana yang berat molekulnya hampir sama.
d. Sebagai obat bius (anesthetic), misalnya 2-bromo-2-kloro-
1,1,1-trifluoroetana (nama dagang halothane).
Penggunaan haloalkana yang berlebihan dapat menyebabkan
rusaknya lapisan ozon bumi. Oleh karena itu, perlu disadari bahwa
penggunaan senyawa haloalkana memerlukan kehati-hatian.
C. Sifat dan Kegunaan Senyawa Karbon
1. Haloalkana (R-X)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
a. Memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada senyawa alkananya,
disebabkan adanya ikatan hidrogen.
b. Kelarutan alkohol dalam air berkurang dengan bertambah
panjangnya rantai karbon.
c. Alkohol banyak digunakan sebagai pelarut, disinfektan, dan
bahan bakar (misalnya spiritus).
d. Etilena glikol baik sebagai antibeku untuk pendingin mesin pada
mobil (terutama di daerah salju).
e. Gliserol sering dicampurkan pada zat-zat makanan dan zat-zat
perangsang. Gliserol banyak digunakan dalam obat-obatan,
kosmetika, pembuatan tinta, dan untuk pembuatan nitrogliserin
(gliseril trinitrat, dapat digunakan sebagai bahan peledak).
2. Alkanol/Alkohol (R–OH)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Eter mudah menguap, lebih mudah menguap daripada alkohol.
Pengisapan uap eter yang terus-menerus dapat menyebabkan
pingsan. Oleh karena itu, eter digunakan untuk pembiusan.
Eter banyak digunakan sebagai pelarut dan pengekstraksi.
3. Eter (R–O–R)
4. Alkanal (RCHO) dan Alkanon (RCOR')
a. Memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada senyawa alkananya.
b. Memiliki titik didih yang lebih rendah daripada senyawa alkohol
yang sesuai.
c. Larut dalam air dalam semua perbandingan.
d. Larutan 40% metanal (formaldehida) dalam air diberi nama
formalin. Formalin banyak digunakan sebagai pengawet sehingga
biasa digunakan untuk menyimpan preparat biologi.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Formalin bukan pengawet bahan makanan karena merupakan bahan
beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya
dalam tubuh tinggi, akan bereaksi dengan hampir semua zat di dalam
sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel
yang mengakibatkan keracunan dalam tubuh. Kandungan formalin
yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi,
bersifat karsinogenik (menyebabkan
kanker) dan bersifat mutagen
(menyebabkan perubahan fungsi
sel/jaringan), orang yang mengon
sumsinya akan muntah, diare bercampur
darah, dan kematian yang disebabkan
adanya kegagalan peredaran darah. Formalin digunakan untuk mengawetkan preparat biologi.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
a. Merupakan senyawa polar.
b. Memiliki titik didih yang tinggi karena dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air.
c. Asam karboksilat yang massa molekulnya kecil mudah larut
dalam air.
5. Asam Karboksilat (RCOOH)
6. Ester (RCOOR')
a. Merupakan senyawa polar
b. Titik didih ester lebih rendah daripada titik didih asam dan alkohol
yang massa molekulnya hampir sama.
c. Kelarutan ester dalam air lebih kecil daripada kelarutan asam dan
alkoholnya. Ester yang berat molekulnya relatif rendah mudah
larut dalam air.
d. Berbau sedap dan digunakan dalam industri makanan.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Beberapa Ester yang Berbau Sedap
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
D. Identifikasi Gugus Fungsi
1. Identifikasi Gugus Fungsi pada Alkanol/Alkohol (R–OH)
a. Alkohol tidak menghilangkan warna bromin dalam karbon
tetraklorida (perbedaannya dengan alkena dan alkuna).
b. Alkohol bereaksi dengan logam Na menghasilkan gas
hidrogen.
2 ROH + Na → 2 RONa + H2
c. Reaksi alkohol dengan asam karboksilat dan sedikit asam
mineral (H2SO4 atau HCl) akan membentuk suatu ester.H+
RCOOH + R’OH RCOOR’ + H2O
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
e. Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehida (RCHO). Jika
oksidasi dilanjutkan, menjadi asam karboksilat.
f. Oksidasi alkohol sekunder membentuk keton.
g. Alkohol tersier tidak dapat teroksidasi dalam keadaan basa.
h. Alkohol bereaksi dengan hidrogen halida.
i. Pada temperatur tinggi dan dengan adanya asam sulfat, suatu
alkohol akan mengalami reaksi eliminasi.
H
d. Alkohol dengan struktur R–C–CH3 (R = H atau alkil)
OHmemberikan hasil positif terhadap tes iodoform.
|
|
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
a. Aldehida mudah dioksidasi menjadi asam karboksilat (keton tidak).
Oksidasi aldehida oleh pereaksi Tollens membentuk cermin perak.
b. Aldehida dapat direduksi membentuk alkohol primer.
c. Adisi HCN pada aldehida menghasilkan senyawa sianohidrin.
d. Dalam basa pekat, aldehida (yang tidak mengandung hidrogen α)
mengalami oksidasi dan reduksi (otoredoks) menghasilkan
campuran alkohol dan garam karboksilatnya. Reaksi ini dikenal
sebagai reaksi Cannizzaro.
e. Jika aldehida direaksikan dengan larutan NaOH encer pada
temperatur kamar atau lebih rendah, terjadi dimerisasi yang biasa
disebut sebagai ”aldol”.
f. Adisi pereaksi Grignard pada aldehida menghasilkan alkohol.
2. Identifikasi Gugus Fungsi Aldehida
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
a. Alkanon yang mengikat metil pada gugus ketonnya (R–CO–CH3)
memberikan tes iodoform positif.
b. Reduksi keton menghasilkan alkohol.
c. Reduksi keton menghasilkan hidrokarbon.
d. Adisi pereaksi Grignard pada alkanon menghasilkan alkohol.
e. Adisi sianida pada alkanon menghasilkan sianohidrin.
3. Identifikasi Gugus Fungsi Keton
a. Sifat keasamannya menjadikan reaksi dengan logam membentuk
garam.
b. Bereaksi dengan alkohol membentuk ester.
c. Reduksi asam karboksilat menghasilkan alkohol primer.
4. Identifikasi Gugus Fungsi Karboksil
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Rumus molekul C6H6.
Keenam rantai karbon membentuk rantai tertutup dengan
ikatan rangkap yang berselang-seling dan masing-masing
atom karbon mengikat 1 atom H.
Molekul benzena adalah planar dan semua ikatan karbon-
karbonnya sama panjang, yaitu 1,39 Å.
E. Benzena dan Turunannya
Struktur benzena (menurut Kekule)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
a. Kurang reaktif.
b. Tidak mudah mengalami reaksi adisi, oksidasi, dan reduksi
seperti alkena.
1. Sifat-Sifat Benzena
d. Tidak terjadi reaksi adisi.
c. Dapat mengalami reaksi substitusi.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Ada dua cara pemberian nama turunan benzena:
a. Benzena sebagai pokok dan substituennya sebagai awalan.
2. Turunan/Derivat Benzena
b. Benzena beserta substituennya bersama-sama diberi nama
dasar baru
KlorobenzenaFluorobenzena Bromobenzena Nitrobenzena
Toluena Fenol Anilina Asam benzoat Benzil klorida
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Jika substituennya lebih dari satu, perlu dituliskan posisi substituen
tersebut. Pemberian nomor pada substituen diusahakan dengan
angka yang terkecil.
Posisi nomor 2 dan 6 juga disebut posisi
orto (o), posisi nomor 3 dan 5 juga
disebut posisi meta (m), sedangkan
posisi 4 juga disebut posisi para (p).
Asam 2-nitrobenzoat(asam o-nitrobenzoat)
1,2-Dibromobenzena(o-dibromobenzena)
1,3-Dibromobenzena(m-dibromobenzena)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Jika sebelum substitusi inti benzena telah mengandung substituen
maka substituen tersebut dapat mengarahkan posisi substituen
kedua ke arah posisi orto, meta, atau para.
Pengarah Orto dan Para Pengarah Meta
–OH
–NH2, –NHR, –NR2
–NHCOCH3, –NHCOR
–OCH3, –OR
–F, –Cl, –Br, I
–NO2
–NO2
–CN
–COOH
–SO3H
3. Pengarah Orto, Meta, dan Para
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
a. Nitrobenzena
4. Beberapa Turunan Benzena dan Kegunaannya
Suatu zat cair berwarna kuning muda dan beracun terutama
dalam keadaan uap.
Dalam industri, digunakan secara besar-besaran untuk
pembuatan anilina.
b. Nitrotoluena
2,4,6- trinitrotoluena (TNT) dibuat secara industri sebagai bahan
peledak.
c. Asam Benzena Sulfonat Asam-asam sulfonat berupa kristal-kristal tidak berwarna,
mudah larut dalam air, dan kebanyakan higroskopis.
Asam benzena sulfonat digunakan untuk pembuatan detergen
sintetik.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
d. Fenol
Bahan baku pembuatan aspirin dan plastik.
Sifat-sifat fenol adalah sebagai berikut.
1) Dapat membentuk eter dan ester.
2) Tidak dapat dioksidasi menjadi aldehida/keton dengan jumlah
atom karbon yang sama.
3) Berifat asam lemah.
4) Mengkristal dalam bentuk jarum-jarum tidak berwarna, mencair
pada 40,8 oC, dan mendidih pada 181oC.
5) Larut dalam air.
6) Fenol berbau khas dan mempunyai sifat antiseptik yang kuat
sehingga digunakan sebagai bahan pembasmi hama. Dalam
perdagangan, biasa dikenal dengan nama karbol.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
e. Asam Benzoat
Asam benzoat digunakan untuk sintesis zat warna dan juga sebagai
pengawet bahan makanan karena mempunyai sifat antiseptik.
f. Stirena
Stirena merupakan bahan industri kimia yang penting untuk
pembuatan plastik. Stirena diperoleh dengan cara dehidrogenasi etil
benzena dengan katalis seng atau Cr2O3
g. Turunan Benzena sebagai Zat Antipengoksid (Pengawet)
Antipengoksid adalah zat aditif yang digunakan untuk mencegah
terjadinya oksidasi. Antipengoksid banyak digunakan untuk
mencegah oksidasi pada lemak, minyak, keripik kentang, biji-bijian,
sup sayur, kue, dan pemrosesan makanan. Contoh turunan benzena
sebagai pengawet adalah BHA dan BHT.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
h. Metil Salisilat
Metil salisilat beraroma seperti
minyak gandapura sehingga
digunakan sebagai
penyedap/pengharum.
i. Parasetamol (4-hidroksiasetanilida dan p-asetilamino-fenol)
Terkandung dalam zat analgesik (menyebabkan tahan rasa
sakit), misalnya dikenal sebagai Panadol atau Pamol.
j. Sulfonamid (p-Aminobenzensulfonamid)
Sebagai zat antinfeksi.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Makromolekul berarti molekul yang besar seperti polimer
(polimer alam dan polimer buatan), karbohidrat, dan protein.
Polimer tersusun dari subunit molekul yang terulang disebut
monomer.
Reaksi yang menggabungkan monomer-monomer disebut
reaksi polimerisasi.
F. Makromolekul
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
2. Polimer Sintetik
Polimer yang tidak tersedia di alam.
Berdasarkan cara terbentuknya, polimer dapat dibedakan
menjadi polimer adisi dan kondensasi.
Berdasarkan monomer pembentuknya, polimer dibedakan
menjadi homopolimer dan kopolimer.
1. Polimer Alam
Contoh: karet alam, selulosa, pati, dan protein.
Monomer karet alam adalah 2-metilbutadiena (isoprena).
CH3
|CH2=C–CH=CH2
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Penggabungan molekul-molekul yang disebabkan oleh ikatan
rangkap. Ikatan rangkap tersebut pecah membentuk rantai molekul
yang panjang dan rumus empirisnya tetap.
a. Polimerisasi Adisi
1) Polietilena (Politena)
Sifat : titik leleh 110 oC, melunak dalam air panas.
Kegunaan : botol fleksibel, film, pembungkus, dan isolator
listrik.
n CH2=CH2 → –CH2–CH2–CH2–CH2–CH2–CH2–
Monomer(etena) unit monomer yang diulang
membentuk polimer (polietilena)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Sifat : keras, kaku, dan mudah rusak. (Vinil klorida
bersifat racun dan menyebabkan kanker pada hati).
2) Polivinil klorida (PVC)
nCH2=CH → –CH2–CH––CH2–CH––CH2–CH– | | | |Cl Cl Cl Cl
Kegunaan : pipa tongkat, dan sonograf
(alat penangkap bunyi). Dapat
dilunakkan dengan
mencampurkan ester (disebut
plastiser) dan hasilnya
digunakan untuk plastik jas
hujan dan pipa plastik.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
b. Polimerisasi Kondensasi
Reaksi antara dua gugus fungsional pada molekul-molekul yang
berdekatan dan berinteraksi membentuk suatu rantai dengan
melepaskan molekul kecil (misalnya H2O atau NH3).
1) Poliamida
Pembentukan nilon 6,6 dari asam adipat dan heksametilendiamin.
2) Poliester
Pembentukan poli(etilena tereftalat) atau Dakron dilakukan
dengan cara memanaskan dimetil tereftalat dan etilena glikol
berlebihan sampai 200oC dengan katalis basa.
3) Polimer Fenol-Formaldehida
Reaksi kondensasi antara fenol dengan formaldehida akan
menghasilkan bakelit.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Homopolimer adalah polimer yang dibuat dari monomer
yang sama. Contohnya orlon dan teflon.
c. Homopolimer dan Kopolimer
Kopolimer adalah polimer yang dibuat dari monomer yang
berbeda. Contohnya pembentukan saran. Saran terbentuk dari
vinil klorida dengan viniliden klorida.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Sifat suatu polimer bergantung pada:
1) ukuran molekul polimer (faktor ini yang paling penting);
2) banyaknya rantai cabang polimer;
3) derajat kristalinitas polimer padat;
4) komposisi molekul polimer.
Berdasar sifatnya, polimer dapat digolongkan sebagai berikut.
1. Polimer termoplastik, yaitu polimer yang jika dipanaskan dapat
berubah bentuknya.
2. Polimer termoset, yaitu polimer yang bentuknya tidak dapat diubah
meskipun dengan pemanasan. Polimer jenis ini lebih kuat, lebih
kaku, dan tahan terhadap pelarut organik. Contoh polimer jenis ini
adalah fenol-formaldehida dan melamin formaldehida.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida dan keton atau zat
yang dihidrolisis menghasilkan polihidroksi aldehida dan keton.
G. Karbohidrat
1. Penggolongan Karbohidrat
Berdasarkan proses hidrolisisnya, karbohidrat dibedakan sebagai
berikut.
a. Monosakarida, yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi lebih kecil lagi (saccharum dari bahasa Latin yang
berarti gula).
Contoh: glukosa (aldoheksosa), fruktosa (ketoheksosa), dan
galaktosa.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Monosakarida yang mengandung gugus aldehida disebut aldosa.
Monosakarida yang mengandung gugus keton disebut ketosa.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
b. Oligosakarida, yaitu karbohidrat yang jika dihidrolisis menghasilkan
2–10 monosakarida.
disakarida : 2 monosakarida
trisakarida : 3 monosakarida
Contoh:
maltosa : 2 mol glukosa
sukrosa : glukosa + fruktosa
c. Polisakarida, yaitu karbohidrat yang apabila dihidrolisis
menghasilkan lebih dari 10 monosakarida.
Contoh:
pati terdiri dari banyak molekul glukosa
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
1) Glukosa
2. Karbohidrat Penting
a. Monosakarida
Banyak terdapat dalam tumbuh-
tumbuhan terutama dalam air buah-
buahan yang manis (anggur, apel),
biji-bijian, dan akar.
Mengalami mutarotasi, yaitu
peristiwa perubahan besarnya daya
putar bidang polarisasi cahaya.
Disebut juga dekstrosa (optis aktif putar kanan).
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Sifat-sifat glukosa yang lain adalah sebagai berikut.
1. Dapat diuraikan oleh ragi menjadi alkohol dan karbon dioksida
(fermentasi).
3. Dapat mereduksi pereaksi Tollens (larutan AgNO3 + larutan
NH4OH) menghasilkan endapan perak yang membentuk
cermin pada dinding tabung.Dapat diuraikan oleh ragi menjadi
alkohol dan karbon dioksida (fermentasi).
2. Dapat mereduksi pereaksi Fehling
(campuran larutan CuSO4, larutan
NaOH, dan larutan KNa-tartrat)
menghasilkan endapan berwarna
merah bata
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Sifat-sifat fruktosa adalah sebagai berikut.
1. Larutan fruktosa dalam air bersifat optis aktif putar kiri (pada
15oC, –95o; pada 40oC, –82o).
2. Dapat diuraikan oleh ragi menjadi alkohol dan karbon dioksida
(fermentasi).
3. Dapat mereduksi larutan Fehling dan larutan Tollens.
2) Fruktosa
Disebut juga levulosa (optis aktif putar kiri).
Dalam keadaan bebas terdapat dalam buah-buahan manis
dan madu.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
1) Sukrosa (gula tebu)
Sukrosa banyak terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan
dan buah-buahan terutama
pada tebu.
b. Disakarida
Pada disakarida, masing-masing monosakarida penyusunnya
dihubungkan oleh ikatan C–O–C yang disebut ikatan glikosida.
Rumus molekul C12H22O12.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
2. Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa.
3. Pada pemanasan yang kuat, gula tebu menjadi berwarna
cokelat dan berubah menjadi zat-zat campuran yang disebut
karamel.
Sukrosa glukosa + fruktosaH+ atau
enzim invertase
Hidrolisis sukrosa disertai perubahan arah bidang putar polarisasi
cahaya dari kanan (+) menjadi kiri (–). Peristiwa itu sering disebut
inversi. Campuran glukosa dan fruktosa yang diperoleh disebut gula
invert (madu banyak mengandung gula invert).
Sifat-sifat sukrosa adalah sebagai berikut.
1. Sukrosa tidak dapat mereduksi larutan Fehling dan larutan
Tollens. Sebab, sukrosa tidak mengandung baik aldehida bebas
maupun keton bebas.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Maltosa dapat diperoleh dari hidrolisis pati dalam suasana asam
atau dengan enzim diastase.
2) Maltosa
Sifat-sifat Maltosa adalah sebagai berikut.
1. Dapat mereduksi pereaksi Fehling dan pereaksi Tollens.
2. Hidrolisis maltosa dalam suasana asam atau dengan enzim
maltase (dari yeast) menghasilkan 2 mol glukosa.
3. Bersifat optis aktif putar kanan.
Maltosa 2 mol glukosaH+ atau
enzim maltase
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Laktosa terdapat dalam susu (5%) dan
diperoleh secara teknik dari susu sapi.
Rasanya tidak semanis gula tebu.
3) Laktosa (gula susu)
Sifat-sifat laktosa adalah sebagai berikut.
1. Dapat mereduksi larutan Fehling.
2. Dapat dihidrolisis dalam suasana asam atau dengan enzim
laktase menghasilkan glukosa dan galaktosa.
3. Bersifat optis aktif putar kanan (putaran jenisnya +52,3o).
Laktosa 1 mol glukosa + 1 mol galaktosaH+ atau
enzim laktase
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Sifat-sifat pati adalah sebagai berikut.
1. Zat pati sedikit sekali larut dalam air dingin, tetapi jika
dipanaskan dengan air, akan menjadi gel (kanji) dan pada
pemanasan selanjutnya yang disertai cukup air menghasilkan
koloid.
2. Larutan zat pati koloid bersifat optis aktif putar kanan.
3. Daya reduksinya sangat kecil.
c. Polisakarida
1) Pati (zat tepung atau amilum)
Zat pati terdiri atas rantai-rantai tidak bercabang (amilosa) dan
rantai-rantai yang bercabang (amilopektin). Zat pati banyak
terdapat pada kentang, gandum-ganduman, ubi kayu, dan sagu.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
4. Dengan larutan iodin (iodin dalam larutan KI, iodin mudah larut
dalam larutan KI membentuk KI3) memberikan warna biru.
5. Hidrolisis pati menghasilkan glukosa dan terjadi hasil antara
yang disebut dekstrin.
2) Glikogen
Glikogen terdapat terutama dalam hati.
Glikogen menunjukkan sifat kimia yang sama dengan zat tepung.
bersifat optis aktif kanan.
Hidrolisis dengan asam-asam encer menghasilkan glukosa,
sedangkan hidrolisis dengan amilosa terutama menghasilkan
maltosa.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
3) Selulosa
Penyusun utama dinding sel tumbuh-tumbuhan.
Hidrolisis selulosa menghasilkan glukosa sebagai hasil akhir.
Selulosa tidak dapat larut dalam air, tetapi dapat larut dalam
pelarut Schweitzer (larutan kuprioksida–amonia).
Selulosa tidak dapat dicerna oleh perut manusia, tetapi dapat
dicerna oleh sapi dan hewan lain dengan pertolongan bakteri.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Fungsi utama protein dalam tubuh adalah untuk membentuk
dan mengganti bagian jaringan tubuh yang rusak.
Protein tersusun atas asam amino.
H. Protein
ion dipolar (zwitterion)
Asam amino mengandung 2 gugus
fungsional, yaitu gugus karboksil (–COOH)
dan gugus amin (–NH2). Asam amino
tersebut merupakan ion dipolar (zwitterion).
Gugus karboksilGugus
amino
Rantai samping
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Pada suatu pH tertentu, konsentrasi bentuk anion sama dengan
konsentrasi bentuk kation. Pada keadaan itu, konsentrasi ion dipolar
maksimum. Keadaan ini disebut titik isoelektrik.
Dalam molekul protein, asam-asam amino berikatan bersama
membentuk rantai yang panjang dengan eliminasi air dari gugus
–NH2 dan gugus –COOH. Molekul yang dihasilkan disebut molekul
peptida dan ikatan yang dibentuk disebut ikatan peptida.
Ikatan peptida
Gugus karboksil
Gugus amino
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Sifat-sifat protein adalah sebagai berikut.
1. Tidak menunjukkan titik cair tertentu dan tidak dapat disuling.
2. Kebanyakan bersifat koloid hidrofil.
3. Larutan protein dapat diendapkan dengan penambahan larutan
pekat NaCl, MgSO4, (NH4)2SO4, alkohol, aseton, asam, dan basa.
Endapan (koagulasi) protein juga dapat terbentuk jika larutan
protein dipanaskan pada 100 oC.
4. Oleh asam-asam encer, semua ikatan peptida protein akan
dipecahkan secara hidrolisis menjadi asam-asam amino. Hidrolisis
protein juga dapat dilakukan oleh enzim protease. Protease dibagi
dalam dua bagian yang besar: proteinase dan peptidase.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
1. Reaksi Biuret
Beberapa reaksi warna protein:
Tujuan : menunjukkan adanya ikatan
peptida
Reagen : larutan CuSO4 (2%) dan larutan
alkali (NaOH) encer
Hasil : terjadi warna merah muda atau
ungu2. Reaksi Millon
Tujuan : menunjukkan kandungan tirosin
Reagen : merkuri nitrat (Hg(NO3)2) yang
mengandung asam nitrit
Hasil : terjadi jonjot merah
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
3. Reaksi Xantoprotein
Tujuan : menunjukkan kandungan asam
amino yang mengandung inti benzena
Reagen : HNO3 pekat, kemudian dibuat
alkalis
Hasil : terjadi warna kuning
4. Tes terhadap Belerang
Tujuan : menunjukkan kandungan belerang
(S)
Reagen : basa (NaOH) dan dipanaskan,
kemudian ditambah larutan Pb(NO3)2
Hasil : terjadi endapan cokelat
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Komponen utama pada sel penyimpan lemak hewan dan tumbuhan
Salah satu cadangan makanan yang penting.
Lemak cair sering disebut sebagai minyak.
Minyak dan lemak dari tumbuhan (nabati) atau hewan (hewani)
adalah ester gliserol (gliserida) dengan asam-asam lemak baik
jenuh (ikatan tunggal) maupun tidak jenuh (mengandung ikatan
rangkap dua).
I. Lemak
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
1. Hidrogenasi Minyak
Mengubah asam-asam lemak tak jenuh menjadi asam lemak jenuh.
Tujuan untuk menghindari proses kerusakan minyak dari oksidasi
(berbau tengik).
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Hidrolisis triasil gliserol oleh basa (biasa dikenal sebagai
saponifikasi) menghasilkan gliserol dan garam dari asam
karboksilat rantai panjang yang dikenal sebagai sabun.
2. Hidrolisis Lemak (Saponifikasi)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Terima Kasih