bab 4.2
-
Upload
solekhan-mohamad -
Category
Documents
-
view
1.022 -
download
177
Transcript of bab 4.2
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Galian tanah ini mencakup galian tanah dan material butir yang tidak diklasifikasikan
sebagai galian batuan. Pekerjaan galian tanah dasar ini dilakukan pada daerah yang
dipergunakan untuk pondasi jalan yang sesuai dengan kondisi medan. Tanah bekas
galian ini digunakan untuk pengurugan kembali di sekitar lokasi proyek, agar tidak
mengganggu jalan kerja. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara menggunakan alat berat
yaitu excavator.
b. Pekerjaan Timbunan
Pekerjaan timbunan dimaksudkan untuk mendapatkan elevasi tanah pada
kepadatan yang diinginkan. Pekerjaan urugan dengan menggunakan dump truck. Hal
yang harus diperhatikan pada saat pelaksanaan urugan yaitu, pada saat pelaksanaan
penghamparan urugan, seluruh bahan yang tidak memenuhi syarat pada permukaan
tanah harus sudah dibuang terlebih dahulu contohnya tanah lumpur dan menghindari
sumber air. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat galian dan timbunan :
a Tanah yang elevasinya tinggi di gali dan digunakan untuk timbunan menggunakan
excavator (tanah galian dari cemara sewu)
b Truk mengangkat galian tersebut ketempat timbunan / elevasi rendah
c Kemudian tanah hasil hamparan truk tadi diratakan menggunakan bulldozer
d Dan kemudian tanah dipadatkan tiap layer 20 cm menggunakan vibratory roller
dan shipfoot Roller.
e Kemudian tanah hasil pemadatan tadi di uji dengan uji sand cone
c. Perapian dan pemadatan
Setelah penghamparan urugan kemudian dipadatkan dengan menggunakan
vibrator roller dan Shipfoot Roller. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
pemadatan antara lain:
a Untuk mendapatkan elevasi yang diinginkan tidak boleh memadatkan urugan
dengan ketebalan yang berlebihan, sehingga harus selapis demi selapis.
b Sebelum urugan dipadatkan perlu disiram air terlebih dahulu dengan
menggunakan water tank truck(kondisi tanah sudah kering)
c Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan lapis pondasi bergerak secara
gradual dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan sampai seluruh
permukaan terpadatkan secara merata. Pemadatan yang disyaratkan maksimal 3%
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 39
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
dibawah kadar air optimum. Cara mencari kadar air optimum yaitu volume /
persatuan tanah kering.
d Permukaan dan ketinggian akhir setelah pemadatan harus tidak boleh mempunyai
perbedaan tinggi pada setiap titik permukaannya atau lebih dari 2 cm terhadap
elevasi yang telah ditetapkan atau disetujui dengan pengguna barang/jasa.
e Untuk bagian superelevasi, kemiringan melintang atau kelandaian yang terjal,
penggilasan harus bergerak dari bagian yang rendah ke bagian yang lebih tinggi.
Gamabar 4.1 Galian tanah
Gambar 4.2 Timbunan tanah
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 40
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Gamabar 4.3 Penghamparan Tanah
Gambar 4.4 Perataan Subgrade dengan Grader
Gambar 4.5 Penyiraman Air
Gambar 4.6 Pemadatan Tanah dengan Vibratory Roller
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 41
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
4.3 Peralatan
4.3.1 Alat yang digunakan
a. Motor Grader berfungsi untuk menghamparkan material, meratakan tanah dan
membentuk permukaan tanah. Alat ini juga dapat berfungsi untuk mencampur dan
menebarkan tanah, untuk membentuk kemiringan yang diinginkan.
b. Vibrator Roller berfungsi untuk memadatkan material untuk mempoeroleh CBR
100%
4.3.2 Alat Bantu
a. Dump Truck berfungsi untuk untuk mengangkut material ke lokasi proyek
b. Water Tanker berfungsi untuk menambahkan air apabila kadar air pada material
yang akan dipadatkan kurang.
c. Excavator berfungsi untuk menggali tanah disekitar kegiatan subgrade dan tanha
tersebut digunakan untuk penimbunan.
4.4 Prosedur Pelaksanaan Subgrade
a. Stake Out yaitu pemasangan patok;
b. Jika elevasi top timbunan di kupas dengan motor grader sampai elevasi yang di
kehendaki dan jika elevasi bottom maka motor grader menghamparkan hasil
kupasan dari top timbunan ke bottom sampai elevasi yang diinginkan;
c. Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali lebih
ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh
melebihi 20 cm;
d. Setelah proses pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan
menyeluruh dengan alat pemadat Vibrator Roller .
e. Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit ke arah sumbu jalan dalam arah memanjang. Pada bagian yang
bersuperelevasi, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 42
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin penggilas hilang dan lapis tersebut
terpadatkan secara merata;
f. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan
mengecek level permukaan dengan menggunakan alat bantu;
g. Setelah itu, pengujian dilakukan sebagai titik ukur dan hasil pekerjaan Untuk
mengetahui nilai kepadatan yang maksimum.
4.5 Pengujian Bahan
a. Tes Provoling yaitu pengetesan yang dilakukan dengan menggunakan dump truck
yang diisi muatan, bila tanah yang dilewati sudah tidak berombak maka tes
provoling oke dan dilanjutkan tes kepadatan (sand cone).
b. Pengujian Sand Cone
Langkah pelaksanaan pengujian sand cone di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Suatu lapisan yang telah dipadatkan tadi, dibuat lubang dengan diameter 12 cm
dengan kedalaman 10-12 cm menyeluruh melalui lapisan tetapi diusahakan
sedapat mungkin jangan mengganggu lapisan yang dibawahnya.
2. Material dari dalam lubang dikumpulkan dengan hati-hati, kemudian ditimbang
beratnya.
3. Setelah itu material tersebut diayak dengan menggunakan saringan no. 4 sehingga
antara batu dan tanah terpisah, baru ditimbang.
4. Tanah hasil ayakan tersebut diambil sedikit untuk dilakukan pengecekan kadar
airnya
5. Sedangkan volume lubang diukur dengan mengisikan pasir kuarsa dengan
menggunakan alat tabung yang diletakkan diatas lubang tadi sampai gerakan pasir
terhenti yang menandakan lubang sudah terisi penuh.
6. Kemudian menimbang pasir yang masih tersisa dalam tabung, dengan itu dapat
diketahui volume lubang.
7. Kepadatan diperoleh dengan rumus (berat isi(γm)= berat tanah / volume lubang.
8. Kadar air diperoleh dengan rumus (kadar air(w)= berat isi kering (γd) = γm/(1
+ w).
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 43
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Prinsip pengujian Sandcone adalah perbandingan antara berat material dengan
volumenya termasuk rongga (satuan kepadatan adalah t/m3 atau gram/cm3). Uji sand
cone digunakan untuk mencari kepadatan.
Gambar 4.7 Sand Cone
4.6 Pengujian CBR Laboratorium
a. Tujuan
CBR digunakan untuk mencari daya dukung tanah. Mengukur ketahanan geser
tanah pada suatu kepadatan dan kadar air yang tertentu.,nilai CBR yang didapat
digunakan untuk menentukan tebal lapisan perkerasan.
b. Peralatan
1. Mesin penetrasi dengan kapasitas 4,45 mm
2. Mould 152 mm, tinggi 177,8 mm dilengkapi leher sambungan dengan tinggi
50,8 mm dan keeping alas logam dengan tebal 9,53 mm diameter lubang 1,6 mm
3. Alat penumbuk dengan berat 2,5 kg 5 cm tinggi jatuh 30,5 cm atau sesuai
dengan alat pemadatnya
4. Piringan pemisah 150 mm
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 44
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
5. Beban permukaan bulat dan setengah bulatan dengan lubang ditengah dan
lubang 5,4 cm dengan total diameter pelat 15 cm dengan berat per pelat 2,25
kg
6. Piston penetrasi
7. Dial penetrasi
8. Timbangan
9. Extruder
10. Bak perendam
11. Talam
12. Oven
13. Cawan kadar air
14. Saringan 4,75 mm
15. Penumbuk karet
c. Pembuatan Benda Uji
1. Ambil sampel dari tanah kering udara yang telah disaring
dengan saringan 4,75 mm, dan ambil tanah yang lolos sebanyak 5,5 kg sebanyak
3 sampel.
2. Campur sampel tersebut dengan air sampai tercapai kadar
optimum atau kadar air 3 %. Bungkus dengan plastik lalu biarkan selama
semalam, sehingga kadar airnya merata.
3. Pasang mould pada alasnya dan lehernya, timbang beratnya
serta masukkan piring pemisah dan kertas pemisah diatasnya.
4. Lakukan pemadatan sebanyak 5 lapisan dengan jumlah
tumbukan 15 kali per lapisan.
5. Tentukan kadar airnya.
6. Lepaskan leher penyambung dan ratakan dengan perata
peremukaanya, keluarkan piring pemisah.
7. Balikkan mouldnya serta pasang kembali, kemudian
timbang beratnya.
8. Untuk pengujian CBR tidak direndam ( unsoaked ), benda
uji siap diuji.
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 45
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Untuk pengujian CBR direndam ( soaked ), dilakukan seperti ini :
1. Pasang keeping pengembanga diatas permukaan benda uji dan berilah keeping
pemberat 4,5 kg atau sesuai dengan bahan perkerasan.
2. Pasang tripot dan dial swelling.
3. Rendam dalam air beserta beban hingga 2 cm diatas permukaan benda uji.
4. Catat pembacaan pertam dan biarkan terendam selama 96 jam dan catat
pembacaan pengembangannya.
5. Keluarkan benda uji dan tiriskan 15 menit.
6. Lakukan penumbukan pada benda uji lainnya sebanyak 25 kali tumbukan dan 56
kali tumbukan dengan langkah seperti diatas.
d. Prosedur Pengujian
1. Rangkaikan piston penetrasi pada mesin penetrasi dan
pasang dial penetrasi pada piston.
2. Letakkan benda uji yang telah dipadatkan pada mesin
penetrasi.
3. Letakkan keping beban diatas permukaan benda uji seberat
minimal 4,5 kg.
4. Atur piston penetrasi, sehingga menyentuh permukaan
benda uji dan beri tekanan sehingga dial proving ring menunjukkan beban
sebesar yang diberikan oleh keping beban pada permukaan benda uji. Kemudian
jarum dial proving ring dial penetrasi dinolkan.
5. Berikan pembebanan dengan teratur, sehingga diperoleh
kecepatan penetrasi sekitar 1,25 mm/menit.
6. Catat pembacaan dial beban(proving ring) pada penetrasi 0;
1,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 4; 5; 6; 7,5; 9; 10 dan 12,5.
7. Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar airnya
secara merata.
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 46
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Gambar 4.8 Alat untuk tes CBR Laboraturium
4.7 Pengujian CBR Lapangan
Menentukan besar CBR tanah
a. Peralatan
1. Dongkrak mekanis CBR kapasitas 10 ton
2. Piston penetrasi
3. Batang penyambung
4. Proving ring
5. Dial penetrasi dengan ketelitian 0,01 mm
6. Balok penyokong dial
7. Keping beban diameter 25 cm berlubang ditengahnya dengan berat 5 kg
8. Truck sebagai perlawanan beban
9. Stop watch
10. Peralatan penentuan kadar air
11. Peralatan lain seperti : alat penggali dan perata
b. Prosedur Pengujian
1. Gali permukaan tanah atau perkerasan yang akan dilakukan pengujian dengan
ukuran 60 x 60 cm dengan kedalaman tanah dasar atau yuang dikehendaki. Untuk
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 47
Proving RingDial Beban
Piston PenetasiDial Penetasi
Benda Uji dalam CetakanDongkrak
Proving RingDial Beban
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
tempat yang belum ada perkerasannya, cukup dibersihkan dari akar-akaran dan
bahan organik lainnya.
2. Tempatkan truck diatas lubang yang telah disiapkan dan kedudukan dongkrak
mekanis nantinya akan bergerak tepat diatas lubang tadi.
3. Gantungkan dongkrak mekanis CBR pada bamper belakang truck dan alat-
alatnya supaya piston penetrasi berada 1-2 cm dari permukaan tanah dan vertikal.
4. Letakan keeping beban diameter 25 cm sentris dibawah torak penetrasi sehigga
torak penetrasi dapat masuk.
5. Turunkan torak penetrasi pada permukaan tanah sampai beban penetrasi terbaca 5
kg.
6. Atur dial proving ring atau dial beban dan dial penetrasi sehingga menunjuk
angka nol.
7. Berikan pembebanan dengan teratur sehingga penetrasi mendekati 1,25 mm
permenit. Catat pembacaan dial beban (proving ring) pada penetrasi 0,031; 0,62;
1,25; 1,87; 2,5; 3,75; 5; 7,5; 10; dan 12,5 mm.
8. Lepaskan beban, apabila dibutuhkan tentukanlah kadar air dan berat isi dari tanah
yang diuji.
Gambar 4.9 Alat CBR Lapangan dengan Beban Truck
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 48
Alat CBR
Beban
Dongkrak
Proving Ring
Dial Penetrasi
Dial Beban
Piston Penetrasi
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Gambar 4.10 Alat CBR Lapangan
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 49