bab 4.2

15
Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Galian tanah ini mencakup galian tanah dan material butir yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batuan. Pekerjaan galian tanah dasar ini dilakukan pada daerah yang dipergunakan untuk pondasi jalan yang sesuai dengan kondisi medan. Tanah bekas galian ini digunakan untuk pengurugan kembali di sekitar lokasi proyek, agar tidak mengganggu jalan kerja. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara menggunakan alat berat yaitu excavator. b. Pekerjaan Timbunan Pekerjaan timbunan dimaksudkan untuk mendapatkan elevasi tanah pada kepadatan yang diinginkan. Pekerjaan urugan dengan menggunakan dump truck. Hal yang harus diperhatikan pada saat pelaksanaan urugan yaitu, pada saat pelaksanaan penghamparan urugan, seluruh bahan yang tidak memenuhi syarat pada permukaan tanah harus sudah dibuang terlebih dahulu contohnya tanah lumpur dan menghindari sumber air. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat galian dan timbunan : a Tanah yang elevasinya tinggi di gali dan digunakan untuk timbunan menggunakan excavator (tanah galian dari cemara sewu) b Truk mengangkat galian tersebut ketempat timbunan / elevasi rendah c Kemudian tanah hasil hamparan truk tadi diratakan menggunakan bulldozer LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – Bawen STA 8+475 – 14+100 39

Transcript of bab 4.2

Page 1: bab 4.2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Galian tanah ini mencakup galian tanah dan material butir yang tidak diklasifikasikan

sebagai galian batuan. Pekerjaan galian tanah dasar ini dilakukan pada daerah yang

dipergunakan untuk pondasi jalan yang sesuai dengan kondisi medan. Tanah bekas

galian ini digunakan untuk pengurugan kembali di sekitar lokasi proyek, agar tidak

mengganggu jalan kerja. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara menggunakan alat berat

yaitu excavator.

b. Pekerjaan Timbunan

Pekerjaan timbunan dimaksudkan untuk mendapatkan elevasi tanah pada

kepadatan yang diinginkan. Pekerjaan urugan dengan menggunakan dump truck. Hal

yang harus diperhatikan pada saat pelaksanaan urugan yaitu, pada saat pelaksanaan

penghamparan urugan, seluruh bahan yang tidak memenuhi syarat pada permukaan

tanah harus sudah dibuang terlebih dahulu contohnya tanah lumpur dan menghindari

sumber air. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat galian dan timbunan :

a Tanah yang elevasinya tinggi di gali dan digunakan untuk timbunan menggunakan

excavator (tanah galian dari cemara sewu)

b Truk mengangkat galian tersebut ketempat timbunan / elevasi rendah

c Kemudian tanah hasil hamparan truk tadi diratakan menggunakan bulldozer

d Dan kemudian tanah dipadatkan tiap layer 20 cm menggunakan vibratory roller

dan shipfoot Roller.

e Kemudian tanah hasil pemadatan tadi di uji dengan uji sand cone

c. Perapian dan pemadatan

Setelah penghamparan urugan kemudian dipadatkan dengan menggunakan

vibrator roller dan Shipfoot Roller. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat

pemadatan antara lain:

a Untuk mendapatkan elevasi yang diinginkan tidak boleh memadatkan urugan

dengan ketebalan yang berlebihan, sehingga harus selapis demi selapis.

b Sebelum urugan dipadatkan perlu disiram air terlebih dahulu dengan

menggunakan water tank truck(kondisi tanah sudah kering)

c Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan lapis pondasi bergerak secara

gradual dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan sampai seluruh

permukaan terpadatkan secara merata. Pemadatan yang disyaratkan maksimal 3%

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 39

Page 2: bab 4.2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

dibawah kadar air optimum. Cara mencari kadar air optimum yaitu volume /

persatuan tanah kering.

d Permukaan dan ketinggian akhir setelah pemadatan harus tidak boleh mempunyai

perbedaan tinggi pada setiap titik permukaannya atau lebih dari 2 cm terhadap

elevasi yang telah ditetapkan atau disetujui dengan pengguna barang/jasa.

e Untuk bagian superelevasi, kemiringan melintang atau kelandaian yang terjal,

penggilasan harus bergerak dari bagian yang rendah ke bagian yang lebih tinggi.

Gamabar 4.1 Galian tanah

Gambar 4.2 Timbunan tanah

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 40

Page 3: bab 4.2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Gamabar 4.3 Penghamparan Tanah

Gambar 4.4 Perataan Subgrade dengan Grader

Gambar 4.5 Penyiraman Air

Gambar 4.6 Pemadatan Tanah dengan Vibratory Roller

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 41

Page 4: bab 4.2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

4.3 Peralatan

4.3.1 Alat yang digunakan

a. Motor Grader berfungsi untuk menghamparkan material, meratakan tanah dan

membentuk permukaan tanah. Alat ini juga dapat berfungsi untuk mencampur dan

menebarkan tanah, untuk membentuk kemiringan yang diinginkan.

b. Vibrator Roller berfungsi untuk memadatkan material untuk mempoeroleh CBR

100%

4.3.2 Alat Bantu

a. Dump Truck berfungsi untuk untuk mengangkut material ke lokasi proyek

b. Water Tanker berfungsi untuk menambahkan air apabila kadar air pada material

yang akan dipadatkan kurang.

c. Excavator berfungsi untuk menggali tanah disekitar kegiatan subgrade dan tanha

tersebut digunakan untuk penimbunan.

4.4 Prosedur Pelaksanaan Subgrade

a. Stake Out yaitu pemasangan patok;

b. Jika elevasi top timbunan di kupas dengan motor grader sampai elevasi yang di

kehendaki dan jika elevasi bottom maka motor grader menghamparkan hasil

kupasan dari top timbunan ke bottom sampai elevasi yang diinginkan;

c. Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali lebih

ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh

melebihi 20 cm;

d. Setelah proses pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan

menyeluruh dengan alat pemadat Vibrator Roller .

e. Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi

sedikit ke arah sumbu jalan dalam arah memanjang. Pada bagian yang

bersuperelevasi, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak

sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 42

Page 5: bab 4.2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin penggilas hilang dan lapis tersebut

terpadatkan secara merata;

f. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan

mengecek level permukaan dengan menggunakan alat bantu;

g. Setelah itu, pengujian dilakukan sebagai titik ukur dan hasil pekerjaan Untuk

mengetahui nilai kepadatan yang maksimum.

4.5 Pengujian Bahan

a. Tes Provoling yaitu pengetesan yang dilakukan dengan menggunakan dump truck

yang diisi muatan, bila tanah yang dilewati sudah tidak berombak maka tes

provoling oke dan dilanjutkan tes kepadatan (sand cone).

b. Pengujian Sand Cone

Langkah pelaksanaan pengujian sand cone di lapangan adalah sebagai berikut:

1. Suatu lapisan yang telah dipadatkan tadi, dibuat lubang dengan diameter 12 cm

dengan kedalaman 10-12 cm menyeluruh melalui lapisan tetapi diusahakan

sedapat mungkin jangan mengganggu lapisan yang dibawahnya.

2. Material dari dalam lubang dikumpulkan dengan hati-hati, kemudian ditimbang

beratnya.

3. Setelah itu material tersebut diayak dengan menggunakan saringan no. 4 sehingga

antara batu dan tanah terpisah, baru ditimbang.

4. Tanah hasil ayakan tersebut diambil sedikit untuk dilakukan pengecekan kadar

airnya

5. Sedangkan volume lubang diukur dengan mengisikan pasir kuarsa dengan

menggunakan alat tabung yang diletakkan diatas lubang tadi sampai gerakan pasir

terhenti yang menandakan lubang sudah terisi penuh.

6. Kemudian menimbang pasir yang masih tersisa dalam tabung, dengan itu dapat

diketahui volume lubang.

7. Kepadatan diperoleh dengan rumus (berat isi(γm)= berat tanah / volume lubang.

8. Kadar air diperoleh dengan rumus (kadar air(w)= berat isi kering (γd) = γm/(1

+ w).

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 43

Page 6: bab 4.2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Prinsip pengujian Sandcone adalah perbandingan antara berat material dengan

volumenya termasuk rongga (satuan kepadatan adalah t/m3 atau gram/cm3). Uji sand

cone digunakan untuk mencari kepadatan.

Gambar 4.7 Sand Cone

4.6 Pengujian CBR Laboratorium

a. Tujuan

CBR digunakan untuk mencari daya dukung tanah. Mengukur ketahanan geser

tanah pada suatu kepadatan dan kadar air yang tertentu.,nilai CBR yang didapat

digunakan untuk menentukan tebal lapisan perkerasan.

b. Peralatan

1. Mesin penetrasi dengan kapasitas 4,45 mm

2. Mould 152 mm, tinggi 177,8 mm dilengkapi leher sambungan dengan tinggi

50,8 mm dan keeping alas logam dengan tebal 9,53 mm diameter lubang 1,6 mm

3. Alat penumbuk dengan berat 2,5 kg 5 cm tinggi jatuh 30,5 cm atau sesuai

dengan alat pemadatnya

4. Piringan pemisah 150 mm

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 44

Page 7: bab 4.2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

5. Beban permukaan bulat dan setengah bulatan dengan lubang ditengah dan

lubang 5,4 cm dengan total diameter pelat 15 cm dengan berat per pelat 2,25

kg

6. Piston penetrasi

7. Dial penetrasi

8. Timbangan

9. Extruder

10. Bak perendam

11. Talam

12. Oven

13. Cawan kadar air

14. Saringan 4,75 mm

15. Penumbuk karet

c. Pembuatan Benda Uji

1. Ambil sampel dari tanah kering udara yang telah disaring

dengan saringan 4,75 mm, dan ambil tanah yang lolos sebanyak 5,5 kg sebanyak

3 sampel.

2. Campur sampel tersebut dengan air sampai tercapai kadar

optimum atau kadar air 3 %. Bungkus dengan plastik lalu biarkan selama

semalam, sehingga kadar airnya merata.

3. Pasang mould pada alasnya dan lehernya, timbang beratnya

serta masukkan piring pemisah dan kertas pemisah diatasnya.

4. Lakukan pemadatan sebanyak 5 lapisan dengan jumlah

tumbukan 15 kali per lapisan.

5. Tentukan kadar airnya.

6. Lepaskan leher penyambung dan ratakan dengan perata

peremukaanya, keluarkan piring pemisah.

7. Balikkan mouldnya serta pasang kembali, kemudian

timbang beratnya.

8. Untuk pengujian CBR tidak direndam ( unsoaked ), benda

uji siap diuji.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 45

Page 8: bab 4.2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Untuk pengujian CBR direndam ( soaked ), dilakukan seperti ini :

1. Pasang keeping pengembanga diatas permukaan benda uji dan berilah keeping

pemberat 4,5 kg atau sesuai dengan bahan perkerasan.

2. Pasang tripot dan dial swelling.

3. Rendam dalam air beserta beban hingga 2 cm diatas permukaan benda uji.

4. Catat pembacaan pertam dan biarkan terendam selama 96 jam dan catat

pembacaan pengembangannya.

5. Keluarkan benda uji dan tiriskan 15 menit.

6. Lakukan penumbukan pada benda uji lainnya sebanyak 25 kali tumbukan dan 56

kali tumbukan dengan langkah seperti diatas.

d. Prosedur Pengujian

1. Rangkaikan piston penetrasi pada mesin penetrasi dan

pasang dial penetrasi pada piston.

2. Letakkan benda uji yang telah dipadatkan pada mesin

penetrasi.

3. Letakkan keping beban diatas permukaan benda uji seberat

minimal 4,5 kg.

4. Atur piston penetrasi, sehingga menyentuh permukaan

benda uji dan beri tekanan sehingga dial proving ring menunjukkan beban

sebesar yang diberikan oleh keping beban pada permukaan benda uji. Kemudian

jarum dial proving ring dial penetrasi dinolkan.

5. Berikan pembebanan dengan teratur, sehingga diperoleh

kecepatan penetrasi sekitar 1,25 mm/menit.

6. Catat pembacaan dial beban(proving ring) pada penetrasi 0;

1,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 4; 5; 6; 7,5; 9; 10 dan 12,5.

7. Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar airnya

secara merata.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 46

Page 9: bab 4.2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Gambar 4.8 Alat untuk tes CBR Laboraturium

4.7 Pengujian CBR Lapangan

Menentukan besar CBR tanah

a. Peralatan

1. Dongkrak mekanis CBR kapasitas 10 ton

2. Piston penetrasi

3. Batang penyambung

4. Proving ring

5. Dial penetrasi dengan ketelitian 0,01 mm

6. Balok penyokong dial

7. Keping beban diameter 25 cm berlubang ditengahnya dengan berat 5 kg

8. Truck sebagai perlawanan beban

9. Stop watch

10. Peralatan penentuan kadar air

11. Peralatan lain seperti : alat penggali dan perata

b. Prosedur Pengujian

1. Gali permukaan tanah atau perkerasan yang akan dilakukan pengujian dengan

ukuran 60 x 60 cm dengan kedalaman tanah dasar atau yuang dikehendaki. Untuk

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 47

Proving RingDial Beban

Piston PenetasiDial Penetasi

Benda Uji dalam CetakanDongkrak

Proving RingDial Beban

Page 10: bab 4.2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

tempat yang belum ada perkerasannya, cukup dibersihkan dari akar-akaran dan

bahan organik lainnya.

2. Tempatkan truck diatas lubang yang telah disiapkan dan kedudukan dongkrak

mekanis nantinya akan bergerak tepat diatas lubang tadi.

3. Gantungkan dongkrak mekanis CBR pada bamper belakang truck dan alat-

alatnya supaya piston penetrasi berada 1-2 cm dari permukaan tanah dan vertikal.

4. Letakan keeping beban diameter 25 cm sentris dibawah torak penetrasi sehigga

torak penetrasi dapat masuk.

5. Turunkan torak penetrasi pada permukaan tanah sampai beban penetrasi terbaca 5

kg.

6. Atur dial proving ring atau dial beban dan dial penetrasi sehingga menunjuk

angka nol.

7. Berikan pembebanan dengan teratur sehingga penetrasi mendekati 1,25 mm

permenit. Catat pembacaan dial beban (proving ring) pada penetrasi 0,031; 0,62;

1,25; 1,87; 2,5; 3,75; 5; 7,5; 10; dan 12,5 mm.

8. Lepaskan beban, apabila dibutuhkan tentukanlah kadar air dan berat isi dari tanah

yang diuji.

Gambar 4.9 Alat CBR Lapangan dengan Beban Truck

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 48

Alat CBR

Beban

Dongkrak

Proving Ring

Dial Penetrasi

Dial Beban

Piston Penetrasi

Page 11: bab 4.2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Gambar 4.10 Alat CBR Lapangan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 49