BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan … · 2017. 11. 14. · Ketuntasan belajar...

28
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Kondisi Awal membahas mengenai kondisi awal siswa sebelum dilaksanakan Siklus, termasuk di dalamnya psoses pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran PKn sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II. 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar anak. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar PKn yang rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran Pkn dan minat siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar pada mata pelajaran PKn. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan … · 2017. 11. 14. · Ketuntasan belajar...

  • 59

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Pelaksanaan Tindakan

    Pada bagian pelaksanaan tindakan ini, akan menguraikan tiga sub

    judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II.

    Deskripsi Kondisi Awal membahas mengenai kondisi awal siswa sebelum

    dilaksanakan Siklus, termasuk di dalamnya psoses pembelajaran dan hasil

    belajar mata pelajaran PKn sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian.

    Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan

    tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,

    kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I.

    Pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan,

    tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari

    pelaksanaan tindakan siklus II.

    4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal

    Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti

    melakukan kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil

    belajar anak. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,

    ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan

    pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil

    belajar PKn yang rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,

    diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri.

    Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran Pkn dan minat

    siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar

    merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya

    perolehan hasil belajar pada mata pelajaran PKn. Kurangnya minat siswa

    dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari karakteristik

    siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan

    permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum

  • 60

    bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung

    mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung.

    Faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil

    belajar mata pelajaran PKn rendah diantaranya yaitu metode pembelajaran

    yang disampaikan guru belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

    hendak dicapai. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih

    memposisikan guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek

    pasif untuk menerima semua yang guru sampaikan.

    Selain itu, peran media pembelajaran juga belum sepenuhnya

    dimanfaatkan oleh guru. Pada hakikat pemanfaatan sebuah media

    pembelajaran selain mampu merangsang tingkat ketertarikan siswa untuk

    belajar, sebuah media juga dapat membantu guru untuk menyampaikan

    materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan

    instan yang diperoleh dari guru tapi siswa juga bisa melakukan aktivitas

    pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran.

    Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan

    kegiatan pembelajaran di kelas 5 B SDN Margorejo 02 Pati, hambatan-

    hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang

    berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam

    memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam

    mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah

    pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada

    materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian

    berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran PKn yang masih

    kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal. Batas nilai KKM ≥ 75 merupakan

    KKM mata pelajaran PKnKelas 5 B SDN Margorejo 02 Pati yang telah

    ditentukan oleh guru.

    Adapun proses pembelajaran dan hasil belajar PKn siswa pada kondisi

    awal akan diuraikan pada sub-sub judul di bawah ini.

  • 61

    4.1.1.1. Deskripsi Proses

    Pengamatan Kondisi awal dilaksanakan pada mata pelajaran PKn

    dengan SKMemahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik

    Indonesia (NKRI), KDMenjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan

    Republik Indonesia. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan

    salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa,

    dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan

    pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku

    catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi.

    Selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode

    ceramah tanpa adanya media pembelajaran. Pada saat itu siswa mulai

    merasa bosan karena pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa hanya

    menerima informasi dari guru. Kemudian dilanjutkan dengan latihan soal.

    Setelah selesai melaksanakan latihan soal, guru bersama siswa membuat

    kesimpulan. pembelajaran diakhiri dengan doa dan salam penutup.

    4.1.1.2. Deskripsi Hasil Tindakan

    Data dari analisis hasil belajar PKN pada tes evaluasi dengan dengan

    KD Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia., memperoleh

    hasil dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah 40, nilai rata-rata 69. Siswa

    yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya siswa (40 %)

    dari 20 siswa. Analisis nilai hasil tes formatif pra siklus/ kondisi awal dapat

    dilihat pada tabel 4.1 berikut:

  • 62

    Tabel 4.1

    Distribusi Frekuensi Nilai PKn Kondisi Awal

    No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

    1. 40 – 51 2 10 %

    2. 52 – 63 2 10 %

    3. 64 – 75 9 45 %

    4. 76 – 87 3 15 %

    5. 88 – 100 4 20 %

    Jumlah Siswa 20 100 %

    Nilai Rata-rata 69

    Nilai Tertinggi 100

    Nilai Terendah 40

    Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran

    PKn dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran

    PKn masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang

    belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75), sebagian besar

    siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM. Sebanyak 12 siswa dari total

    keseluruhan 20 siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran PKn, hanya

    8 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM. Dari

    tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 40-

    51 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10%, rentang nilai 52-63 sejumlah 2

    siswa dengan persentase 10%, rentang nilai 64-75 sejumlah 9 siswa dengan

    persentase 45%, rentang nilai antara 76-87 sejumlah 3 siswa dengan

    persentase 15%, dan rentang nilai 88-100 sejumlah 4 siswa dengan

    persentase 20%. Dari daftar nilai pada kondisi awal diperoleh nilai rata-rata

    siswa 69 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai

    terendah 40.

    Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai

    berikut:

  • 63

    Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai PKn Kondisi Awal

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil perolehan nilai

    pada kondisi awal/sebelum tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.2.

    berikut ini.

    Tabel 4.2

    Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

    No. Ketuntasan

    Belajar Nilai

    Jumlah Siswa

    Frekuensi Persentase (%)

    1. Tuntas ≥ 75 8 40

    2. Belum Tuntas < 75 12 60

    Jumlah 20 100

    Berdasarkan tabel 4.2 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal

    dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) sejumlah 12 siswa atau 60% dari total

    keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan

    Minimal sebanyak 8 siswa dengan persentase 40% dari total keseluruhan

    siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa

    yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan

    jumlah siswa yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal.

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    40-51 52-63 64-75 76-87 88-100

    Series 1

  • 64

    Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2

    berikut:

    Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

    4.1.2. Deskripsi Siklus I

    Pelaksanaan tindakan siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu

    pertemuan 1, 2 dan 3 yang berlangsung pada hari Selasa, Kamis, dan

    Selasa pada tanggal 2, 4, 9 Agustus 2016. Hal-hal yang dilakukan dalam

    kegiatan ini adalah

    Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran PKn yang hendak dicapai

    pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan

    model pembelajaran Number Head Together (NHT) ialah: Perencanaan

    antara lain: menyusun RPP beserta intrumen penilaian terdiri kisi-kisi soal,

    butir soal, kunci jawaban dan kriteria penilaian, lembar observasi kegiatan

    pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran berupa gambar;

    Pelaksanaan, serta Refleksi.

    4.1.2.1. Tahap Perencanaan

    Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus

    I yang meliputi perencanaan pertemuan I, perencanaan pertemuan kedua,

    dan perencanaan pertemuan ketiga.

    Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada pertemuan pertama

    peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran

    seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan

    40%

    60%

    Tuntas

    BekumTuntas

  • 65

    model pembelajaran Number Head Together (NHT). Pembelajaran mata

    pelajaran PKn dengan SK Memahami pentingnya keutuhan Negara

    Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), KD Mendeskripsikan Negara

    Kesatuan Republik Indonesia.

    Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada

    pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah

    media gambar berupa nomor kepala (number head), materi tentang

    kenampakan alam kabupaten Pati, lembar observasi aktivitas guru, lembar

    observasi aktivitas siswa, lembar penilaian aktivitas siswa, serta

    penghargaan berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.

    4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan

    Pada tahap pelaksanaan tindakan akan diuraikan tentang proses

    pelaksanaan tindakan, hasil tindakan, dan hasil observasi.

    a) Proses Pelaksanaan Tindakan

    Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan

    pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap

    pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali

    pertemuan. Berikut ini rincian pelaksanaan tindakan siklus I.

    Pelaksanaan Pertemuan I

    Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Selasa, 02 Agustus 2016.

    Pembelajaran mata pelajaran PKn dengan SK Memahami pentingnya

    keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), KD

    Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indikator pada

    pertemuan ini antara lain: Menjelaskan pengertian dan berdirinya Negara

    Kesatuan Republik Indonesia, Mengelompokkan jumlah pulau di Indonesia,

    Menyebutkan nama-nama ibukota provinsi di Indonesia, Menyebutkan letak

    wilayah di Indonesia. Dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

    Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan

    mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk

    memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum

    kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

  • 66

    mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan

    apersepsi. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan

    masalah tersebut.Siswa mencari informasi dari berbagai sumber

    tentangkenampakan alam kabupaten Pati.

    Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Siswa berkumpul sesuai

    dengan kelompoknya. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam

    kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah yang

    utama di dalam pembelajaran Number Head Together (NHT). Siswa

    berdiskusi kelompokuntuk mengerjakan LKS. Guru memberikan tugas

    kepada siswa untuk mencari sumber informasi yang berkaitan dengan tugas.

    Guru menginformasikan kepada siswa untuk pertemuan berikutnya

    mendiskusikan tugas dan mempresentasikannya.

    Pelaksanaan Pertemuan II

    Pembelajaran mata pelajaran PKn dengan SK Memahami pentingnya

    keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), KD

    Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indikator pada

    pertemuan ini antara lain: Menjelaskan pengertian dan berdirinya Negara

    Kesatuan Republik Indonesia, Mengelompokkan jumlah pulau di Indonesia,

    Menyebutkan nama-nama ibukota provinsi di Indonesia, Menyebutkan letak

    wilayah di Indonesia. Dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

    Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan

    mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk

    memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum

    kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

    mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan

    apersepsi.

    Guru membimbing siswa/kelompok yang mengalami kesulitan. Guru

    menyebutkan satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor

    yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada setiap

    siswa di kelas. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi

    kelompok/diskusi kelas. Guru memberikan umpan balik dan penguatan hasil

  • 67

    kerja siswa sebagai konsep dalam pemecahan masalah konstektual. Siswa

    memajang hasil karya kelompok pada papan pajangan. Guru dan siswa

    melakukan refleksi atas apa yang telah dipelajari. Guru menekankan

    kembali konsep materi yaitu Pengelompokan Provinsi dan Ibukota di

    Indonesia. Guru memberikan informasi kepada murid untuk evaluasi pada

    pertemuan berikutnya.

    Pelaksanaan Pertemuan III

    Pembelajaran mata pelajaran PKn dengan SK Memahami pentingnya

    keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), KD

    Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indikator pada

    pertemuan ini antara lain: Menjelaskan pengertian dan berdirinya Negara

    Kesatuan Republik Indonesia, Mengelompokkan jumlah pulau di Indonesia,

    Menyebutkan nama-nama ibukota provinsi di Indonesia, Menyebutkan letak

    wilayah di Indonesia. Dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan awal

    pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam,

    kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa,

    dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan

    pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk memberikan kertas

    ulangan. Guru memberikan evaluasi kepada siswa. Siswa memajang hasil

    ulangan pada papan pajangan. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR.

    b) Hasil tindakan

    Pada bagian ini akan diuraikan tentang hasil tindakan pembelajaran

    berupa nilai PKn siswa kelas 5 B SDN Margorejo 02 setelah pelaksanaan

    tindakan siklus I. Hasil belajar mata pelajaran PKn diperoleh melalui

    pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus I.

    Hasil belajar PKn siklus I akan disajikan dalam tabel 4.3 sebagai berikut:

  • 68

    Tabel 4.3

    Distribusi Frekuensi Nilai PKn Siklus I

    No Interval Frekuensi Persentase

    1 56 – 63 1 5 %

    2 64 – 71 5 25 %

    3 72 - 79 3 15 %

    4 80 – 87 5 25 %

    5 88 – 100 6 30 %

    Jumlah 20 100 %

    Rata-rata nilai 78,8

    Nilai tertinggi 96

    Nilai terendah 56

    Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran PKn,

    dapat terlihat hasil belajar pada PKn siswa kelas 5 B SDN Margorejo 02

    siklus I mempunyai rata-rata nilai 78,8 dengan nilai tertinggi 96 dan nilai

    terendah 56.

    Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagram 4.4 sebagai

    berikut:

  • 69

    Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai PKn Siklus I

    Berdasarkan tabel 4.4 Ketuntasan belajar siswa pada siklus ke 2(dua)

    dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) naik menjadi 14 siswa atau 70% dari total

    keseluruhan siswa, yang semula hanya nencapa 40% sedangkan yang belum

    mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal turun menjadi 6 siswa dengan

    persentase 30% dari total keseluruhan siswa yang semula mencapai 60%.

    Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang

    telah mencapai ketuntasan minimal lebih lebih besar jumlah siswa yang

    belum berhasil mencapai kentutasan minimal. Dan nilai rata prestasi siswa

    juga mengalami kenaikan dari rata-rata prestasi awal yang hanya mencapai

    nilai 69 naik menjadi 78,8.

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil perolehan nilai

    PKn siklus I disajikan dalam bentuk tabel 4.4 berikut ini:

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    56-63 64-71 72-79 80-87 88-100

    Series1

  • 70

    Tabel 4.4

    Ketuntasan Belajar Siklus I

    No. Ketuntasan

    Belajar Nilai

    Jumlah Siswa

    Frekuensi Persentase (%)

    1. Tuntas ≥ 75 14 70 %

    2. Belum Tuntas < 75 6 30 %

    Jumlah 20 100

    Berdasarkan tabel 4.4 Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat

    diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM ≥ 75) sejumlah 6 siswa atau 30% dari total keseluruhan

    siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

    sebanyak 14 siswa dengan persentase 70% dari total keseluruhan siswa.

    Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang

    telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah

    siswa yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal.

    Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.5

    berikut:

    Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I

    70%

    30%

    Tuntas Belum tuntas

  • 71

    4.1.2.3. Refleksi Siklus I

    Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I baik

    pertemuan pertama, ke dua, maupun ke tiga selesai, maka peneliti

    melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah

    dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan

    dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan, serta

    hambatan – hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi berguna untuk

    menentukan apakah tindakan yang telah dilakukan sudah berhasil atau

    belum berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti.

    Selain itu, juga sebagai dasar untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus

    II.

    Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran

    NHT pada siklus I masih banyak kendala. Kendala tersebut antara lain :

    1. Guru

    a) Guru belum melakukan tanya jawab terhadap siswa tentang materi yang

    disampaikan dengan baik.

    b) Guru masih mengalami kebingungan dalam menjelaskan langkah-langkah

    dalam pembelajaran NHT.

    c) Guru belum maximal dalam mengawasi aktivitas siswa dan memberikan

    bantuan siswa dalam melakukan permainan.

    2. Siswa

    a) Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran

    berlangsung.

    b) Siswa tidak mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi

    kepada guru.

    c) Siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan baik

    d) Siswa tidak berkelompok sesuai yang ditentukan guru.

    e) Siswa dalam melaksanakan game turnamen tidak sesuai aturan yang telah

    dibacakan guru.

  • 72

    Untuk mengatasi kendala pada siklus I, maka dapat dilakukan

    perbaikan sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan

    lebih baik. Perbaikan tersebut antara lain:

    1. Bagi Guru

    a) Selain memberikan pertanyaan atau tanya jawab secara klasikal, guru

    sebaiknya juga memberikan pertanyaan untuk dijawab oleh masing-masing

    siswa.

    b) Guru harus lebih memahami prosedur atau cara pelaksanaan pembelajaran

    NHT sehingga pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan

    lancar.

    c) Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model NHT, guru harus

    mengawasi aktivitas siswa dan membimbing siswa dengan baik agar siswa

    tidak bingung.

    2. Bagi Siswa

    a) Siswa hendaknya memperhatikan penjelasan dari guru selama proses

    pembelajaran berlangsung.

    b) Siswa hendaknya mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi

    dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan baik.

    c) Siswa hendaknya berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah

    ditentukan oleh guru

    Dari segi hasil belajar siswa persentase ketuntasan belajar siswa siklus

    I dibandingkan dengan hasil belajar evaluasi PKn pada kondisi awal

    mengalami peningkatan. Pada kondisi awal yang diperoleh dari ulangan

    PKn hanya ada 12 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal

    (KKM≥75) dengan persentase 60%. Sedangkan pada evaluasi siklus I ada

    14 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 70%. Ini berarti hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran PKn sudah mencapai indikator kinerja

    yang ditetapkan oleh peneliti.

  • 73

    Tabel 4.5

    Distribusi Frekuensi Nilai PKn Siklus I

    No Interval Frekuensi Persentase

    1 56 – 63 1 5 %

    2 64 – 71 5 25 %

    3 72 - 79 3 15 %

    4 80 – 87 5 25 %

    5 88 – 100 6 30 %

    Jumlah 20 100 %

    Rata-rata nilai 78,8

    Nilai tertinggi 96

    Nilai terendah 56

    4.1.3. Deskripsi Siklus II

    Seperti pada Siklus I, pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari tiga

    pertemuan, yaitu pertemuan 1, 2 dan 3 yang berlangsung pada hari Kamis,

    Selasa, dan Kamis pada tanggal 11, 16, dan 18 Agustus 2016. Hal-hal yang

    dilakukan dalam kegiatan ini adalah Perencanaan antara lain: menyusun

    RPP beserta intrumen penilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci

    jawaban dan kriteria penilaian, lembar observasi kegiatan pembelajaran,

    menyiapkan media pembelajaran; Pelaksanaan, serta Refleksi.

    4.1.3.1.Tahap Perencanaan

    Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus

    II yang meliputi perencanaan pertemuan I, perencanaan pertemuan II, dan

    perencanaan pertemuan III.

    Perencanaan Pertemuan I

    Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada pertemuan pertama

    peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran

    seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan

    model pembelajaran Number Head Together (NHT). Pembelajaran mata

    pelajaran PKn Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan

    pada pelaksanaan pembelajarannya. Peneliti mempersiapkan perangkat

    pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru,

  • 74

    lembar observasi aktivitas siswa, topi bernomor, serta penghargaan berupa

    stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.

    4.1.3.1 Pelaksanaan Tindakan

    Seperti halnya pada siklus I, pada tahap pelaksanaan tindakan ini juga

    akan diuraikan tentang proses pelaksanaan tindakan, hasil tindakan, dan

    hasil observasi pada siklus II.

    a) Proses Pelaksanaan Tindakan

    Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan

    pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap

    pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali

    pertemuan.

    Pelaksanaan Pertemuan I

    Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Agustus 2016 SK

    Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

    (NKRI). KD Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik

    Indonesia

    Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan

    mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk

    memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum

    kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

    mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan

    apersepsi. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Siswa berkumpul

    sesuai dengan kelompoknya. Guru memberi nomor kepada setiap siswa

    dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah

    yang utama di dalam pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).

    Siswa berdiskusi kelompok untuk mengerjakan LKS. Guru memberikan

    tugas kepada siswa untuk mencari sumber informasi yang berkaitan dengan

    tugas. Guru menginformasikan kepada siswa untuk pertemuan berikutnya

    mendiskusikan tugas dan mempresentasikannya.

  • 75

    Pelaksanaan Pertemuan Kedua

    Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Agustus 2016.

    Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan

    mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk

    memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum

    kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

    mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan

    apersepsi. Guru membimbing siswa/kelompok yang mengalami kesulitan.

    Guru menyebutkan satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan

    nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada

    setiap siswa di kelas. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi

    kelompok/diskusi kelas. Guru memberikan umpan balik dan penguatan hasil

    kerja siswa sebagai konsep dalam pemecahan masalah konstektual. Siswa

    memajang hasil karya kelompok pada papan pajangan. Guru dan siswa

    melakukan refleksi atas apa yang telah dipelajari. Guru menekankan

    kembali konsep materi yaitu. Guru memberikan post test dan tindak lanjut

    berupa PR.

    Pelaksanaan Pertemuan Ketiga

    Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Kamis 18 Agustus 2016.

    Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan

    mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk

    memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum

    kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

    mempersiapkan diri untuk mengikuti evaluasi. Guru memberikan evaluasi.

    Siswa memajang hasil karya kelompok pada papan pajangan. Guru dan

    siswa melakukan refleksi atas apa yang telah dipelajari. Guru menekankan

    kembali konsep materi tentang Persatuan dan Kesatuan. Guru memberikan

    tindak lanjut berupa PR.

  • 76

    b) Hasil Tindakan

    Seperti pada siklus I, bagian ini menguraikan tentang hasil tindakan

    pembelajaran berupa nilai PKn siswa kelas 5 SDN Margorejo 02 telah

    pelaksanaan tindakan siklus II. Hasil belajar mata pelajaran PKn diperoleh

    melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga

    siklus II.

    Hasil belajar distribusi frekuensi nilai PKn siklus II akan disajikan

    dalam tabel 4.13 sebagai berikut:

    Tabel 4.6

    Distribusi Frekuensi Nilai PKn Siklus II

    No Interval Frekuensi Persentase

    1 78-81 2

    10 %

    2 82-85 5 25 %

    3 86-89 6 30 %

    4 90-93 6 30 %

    5 94-100 1 5%

    Jumlah 20 100 %

    Rata-rata nilai 86,75

    Nilai tertinggi 96

    Nilai terendah 78

    Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran PKn

    dapat terlihat hasil belajar pada PKn siswa kelas 5 SDN Margorejo 02 siklus

    II mempunyai rata-rata nilai 96,5 dengan nilai tertinggi 96 dan nilai

    terendah 76 jadi sungguh siknifikan kenaikan prestasi belajarnya.

    Berdasarkan tabel 4.5 dapat digambarkan dalam diagram 4.6 sebagai

    berikut:

  • 77

    Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai PKn siklus 2

    Berdasarkan tabel 4.6 Ketuntasan belajar siswa pada siklus ke 2(dua)

    dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) mengalami kenaikan kembali yang

    semula nilai terendah sebesar 56 naik menjadi 78, rata-rata nilai yang

    semula 78,8 naik menjadi 86,75 walaupun nilai tertingginya masih relatif

    sama yaitu 96, dan prosentase ketuntasannya juga mengalami kenaikan yang

    sangat mengejutkan.

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil perolehan nilai

    PKn siklus II disajikan dalam bentuk tabel 4.7 berikut ini:

    Tabel 4.7

    Ketuntasan Belajar Siklus II

    No. Ketuntasan

    Belajar Nilai

    Jumlah Siswa

    Frekuensi Persentase (%)

    1. Tuntas ≥ 75 20 100%

    2. Belum Tuntas < 75 0 0%

    Jumlah 20 100%

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    78-81 82-85 86-89 90-93 94-100

    Series1

  • 78

    Berdasarkan tabel 4.7 Ketuntasan belajar siswa pada Siklus II dapat

    diketahui bahwa siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75)

    sejumlah 20 siswa atau dengan kata lain ketuntasan belajar siswa telah

    mencapai 100%.

    Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.7 dapat dilihat pada diagram 4.7

    berikut:

    Diagram 4.7 Ketuntasan Belajar Siklus II

    4.1.3.4 Refleksi Siklus II

    Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama tiga kali

    pertemuan maka peneliti melakukan refleksi terhadap semua kegiatan

    pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru telah melaksanakan

    pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran NHT dengan baik. Proses

    pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran NHT dapat membuat siswa

    benar-benar aktif. Peningkatan aktivitas siswa terlihat selama proses

    pembelajaran, tidak hanya siswa yang aktif saja yang memberikan

    pendapatnya, tetapi siswa yang biasanya hanya duduk diam mampu

    memberikan pendapatnya. Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar

    Matematika yang diperoleh siswa pada siklus II dengan KKM ≥ 75 dari 20

    siswa, semua siswa sudah tuntas dengan persentase 100%. Hal ini

    menunjukkan bahwa, hasil belajar PKn siswa sudah mencapai indikator

    kinerja yang sudah ditetapkan penulis yaitu 100% siswa mencapai KKM.

    100%

    0%

    KETUNTASAN BELAJAR SIKLUS II

    tuntas belum tuntas

  • 79

    Secara keseluruhan, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan

    penerapan pembelajaran NHT pada siklus II diperoleh hasil pengamatan

    sebagai berikut:

    1. Langkah-langkah pembelajaran NHT sudah dilaksanakan dengan baik

    dan runtut oleh guru.

    2. Guru sudah tidak bingung lagi dalam melaksanakan kegiatan

    pembelajaran NHT sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar.

    3. Guru mengawasi aktivitas siswa dan membimbing siswa dengan baik

    saat permainan kartu NHT berlangsung.

    4. Siswa sudah tidak bingung lagi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan

    penerapan pembelajaran NHT.

    5. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika mengalami

    peningkatan.

    4.1.3.1. Pembahasan

    Sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi

    aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan

    menerapkan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) yang

    terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan

    pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga.

    Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil

    observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan

    II dengan menerapkan model pembelajaran Number Head Together (NHT)

    yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu

    pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga.

    Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati

    aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru

    maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh

    dari lembar observasi yang terdiri dari 30 indikator aktivitas guru dan 20

    indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi

    tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3

  • 80

    berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Dari pensekoran tersebut berarti

    perolehan skor tertinggi dari hasil opservasi siswa adalah 80 sedangkan

    hasil opservasi guru adalah 120. Kemudian skor akan dijumlahkan dan

    diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian dengan menggunakan

    rumus:

    Nilai = ∑ perolehan skor : ∑ perolehan skor tertinggi x 100

    Kriteria penilaian pada lembar observasi guru yaitu untuk total skor 0-

    20 berada pada kriteria sangat kurang, skor 21–40 berada pada kriteria

    kurang, skor 41–60 termasuk ke dalam kriteria cukup baik, skor 61–80

    termasuk kedalam kriteria baik, dan skor 81–100 pada kriteria sangat baik.

    Berdasarkan tabel penilaian hasil observasi untu guru dan untuk

    siswa:

    Tabel 4.8

    Hasil observasi penilaian untuk guru dan siswa Siklus I dan II

    No Siklus I Siklus II Kenaikan

    Guru Siswa Guru Siswa Guru Siswa

    1 78 63 93 89 15 16

    Hasil observasi pada siklus I dan II , baik observasi untuk guru

    maupun observasi untuk siswa telah mengalami kenaikan, untuk guru

    mengalami kenaikan dengan memperoleh skor sebesar dari 15 hasil

    observasi siklus I. Dan penilaian hasil observasi untuk siswa juga

    mengalami kenaikan perolehan skor sebesar 16 dari siklus I. Sedangkan

    dilihat dari kriteria penilaian pada siklus II menunjukkan sikap dan

    keaktifan siswa menjadi sangat baik. Ini merupakan dampak dari model

    pembelajaran yang penulis lakukan.

    Berdasarkan diagram tentang peningkatan skor observasi aktivitas

    guru dan siswa terlihat bahwa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada

    diagram sebagai berikut:

  • 81

    Diagam 4.8 Peningkatan nilai Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

    pada siklus I dan siklus II

    Berdasarkan diagram tentang peningkatan skor observasi aktivitas

    guru dan siswa terlihat bahwa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada

    diagram setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa

    mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor observasi guru dan

    siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan menerapkan

    Model Pembelajaran NHT tersebut berdampak pada peningkatan hasil

    belajar PKn siswa kelas 5 SDN Margorejo 02. Dapat diketahui bahwa

    setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan Model

    Pembelajaran PKn yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai KKM

    ≥ 75. Kondisi tersebut terbukti dari nilai hasil tes evaluasi dari masing-

    masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil

    belajar PKn siswa kelas 5 SDN Margorejo 02 setelah pelaksanaan tindakan

    siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.21 sebagai berikut:

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    Siklus I Siklus II

    Guru

    Siswa

  • 82

    Tabel 4.9

    Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

    Prasiklus, Siklus 1 dan Siklus II

    Kategori Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II

    Jumlah

    Siswa

    Persentase Jumlah

    Siswa

    Persentase

    (%)

    Jumlah

    Siswa

    Persentase

    (%)

    Tidak

    Tuntas

  • 83

    Gambar 4.11

    Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar

    Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

    Perolehan rata-rata hasil belajar tiap siklus juga mengalami

    peningkatan. Pada prasiklus, perolehan rata-rata hasil belajar adalah 69,

    setelah dilaksanakan siklus I rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 70.

    Setelah dilaksanakan siklus II rata-rata hasil belajar meningkat lagi menjadi

    86,75. Berikut disajikan gambar mengenai perbandingan rata-rata hasil

    belajar PKn prasiklus, siklus I dan siklus II.

    Tabel 4.10

    Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar PKn

    Siklus I dan Siklus II

    Hasil Tindakan Siklus I Siklus II

    Hasil Belajar PKn 78,8 86,75

    Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 78,8

    mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh

    siswa hanya 69 dengan pencapaian ketuntasan belajar PKn siswa mencapai

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    90%

    100%

    prasiklus siklus I siklus II

    Tuntas

    Tidak Tuntas

  • 84

    40 %. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat

    dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I

    sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar muatan PKn, tetapi hasil yang

    diperoleh tersebut masih belum maksimal, maka dari itu masih diperlukan

    perbaikan pada siklus II.

    Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil

    belajar PKn semakin menunjukkan peningkatan, nilai rata-rata hasil belajar

    PKn yang diperoleh siswa 86,75 dengan pencapaian ketuntasan belajar PKn

    siswa mencapai 100 %. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil

    pelaksanaan tindakan pada siklus II telah berhasil karena siswa tuntas sudah

    mencapai 100 % seperti indikator keberhasilan yang diharapkan. Untuk

    memperjelas peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siklus I dan siklus II

    dapat diketahui melalui diagram 4.26 sebagai berikut:

    Gambar 4.12

    Perbandingan Analisis Rata-rata Hasil Belajar PKn

    Siklus I dan Siklus II

    Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan

    pembelajaran pada siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa

    74

    76

    78

    80

    82

    84

    86

    88

    rata- ratasiklus I

    rata- ratasiklus II

    siklus I

    siklus II

  • 85

    maupun hasil tindakan pembelajaran kooperatif tipe NHT semakin baik dan

    mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan

    aktif mengikuti setiap proses pembelajaran, lebih berani di dalam

    menyampaikan gagasan dan melakukan kegiatan tanya jawab bersama guru,

    dengan penerapan model NHT pembelajaran yang berlangsung menjadi

    lebih menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya

    terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses

    pembelajarannya.

    Pada siklus I masih terdapat kekurangan yaitu tingkat ketuntasan

    masih kurang dari 100% atau masih dikatakan kurang dari indikator

    keberhasilan yang diharapkan, sehingga peneliti harus melakukan penelitian

    pada siklus II. Hasil dari siklus II lebih baik dari pada siklus I dan sudah

    bisa dikatakan berhasil karena persentase ketuntasan mencapai 100%,

    Berdasarkan data yang peneliti dapatkan lewat hasil nilai evaluasi, siswa

    mencapai KKM. Secara garis besar, penerapan Model Pembelajaran NHT

    sudah memberikan banyak hal positif bagi siswa, dapat dibuktikan dengan

    adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn. Dengan melakukan

    penerapan Model Pembelajaran NHT, siswa mampu mengidentifikasi materi

    dan mampu menemukan konsep pembelajaran yang ada dalam

    pembelajaran PKn. Dapat dikatakan bahwa Model Pembelajaran NHT dapat

    meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas 5 B SDN Margorejo 02

    setelah dilaksanakannya tindakan penelitian menggunakan Model

    Pembelajaran NHT.

    Berdasarkan uraian penelitian, maka penerapan Model Pembelajaran

    NHT dalam materi NKRI pelajaran PKn pada siswa kelas 5 B Semester I

    SDN Margorejo 02 Tahun Pelajaran 2016/2017 ini selaras dengan hasil

    penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Penelitian Ainun Nur

    Firdaniah dan Mungit Sudianto yang berjudul “Penerapan Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT). Untuk

    Meningkatkan Hasil Belajar Tema Ekosistem Pada Siswa Kelas V Sdn

    Lidah Wetan IV/566 Surabaya”. Hasil penelitiannya adalah berdasarkan

  • 86

    hasil penelitian dari 34 siswa pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata

    kelas sebesar 70,94 dengan prosentase ketuntasan klasikal mencapai 64,7%,

    dan pada siklus II rata-rata kelas meningkat menjadi 86,7 dengan prosentase

    ketuntasan klasikan mencapai 85,29%. Dari hasil tersebut dapat

    disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

    tipe NHT dalam pembelajaran tematik dengan tema ekosistem dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Lidah Wetan IV Surabaya.

    Selain itu, dengan menggunakan model,pembelajaran NHT, pembelajaran

    menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

    Selanjutnya Penelitian Anisah Rahmawati Hadi Mulyono, Sularmi

    yang berjudul "Peningkatan Hasil Belajar Ipa Tentang Jenis-Jenis Tanah

    Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

    (NHT) Berbasis Eksperimen”. Hasil penelitiannya adalah berdasarkan hasil

    penelitian dari 16 siswa. Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai di atas

    KKM sebanyak 11 siswa atau 68,75%. Nilai rata-rata siswa adalah 72,5.

    Pada siklus II siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 14 siswa

    atau 87,5%. Nilai rata-rata siswa adalah 78,75. Dengan demikian model

    pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) berbasis

    eksperimen cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang

    jenis-jenis tanah pada siswa kelas V semester 2 SDN Sugihan 02 tahun

    ajaran 2012/2013. Kemudian Penelitian Siti Maria Ulfa dan Siradjuddin

    yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk

    Meningkatkan Hasil Belajar Ips Kelas V Sekolah Dasar”. Simpulan

    penelitian ini adalah Model Pembelajaran Number Head Together dapat

    meningkatkan pemahaman Ips Kelas V Sekolah Dasar. Dari hasil penelitian

    tersebut terbukti bahwa Model Pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil

    belajar.