bab 4 hil tata

4
BAB IV ANALISA KASUS Tn. R, 45 tahun seorang buruh bangunan datang dengan keluhan benjolan dilipat paha kanannya. Dari hasil anamnesis pasien dapat diketahui benjolan di lipat paha kanan tersebut pada awalnya hilang timbul, timbul jika pasien mengejan, batuk, bersin, dan mengangkat beban berat, lalu menghilang jika pasien berbaring. Lama kelamaan benjolan ini timbul semakin membesar dan tidak menghilang lagi, pasien juga mencoba memasukan benjolan tersebut ke lipat paha atas namun tidak berhasil. Selain itu terdapat dua faktor resiko pada pasien ini yaitu seringnya sulit BAB (BAB terasa sukar dan keras) serta pekerjaan pasien sebagai buruh bangunan yang selalu mengangkat beban berat. Dua hal ini akan meningkatkan tekanan intraabdomen secara terus menerus yang dapat menimbulkan suatu hernia inguinalis. Sehingga anamneis pasien mengarah pada hernia inguinalis dextra. Obstruksi usus mekanis dapat kita singkirkan dari tidak adanya keluhan mual, muntah, suhu tubuh yang meningkat dan nyeri pada benjolan, sehingga tipe hernia inkarserata ataupun strangulata dapat kita singkirkan, dan dapat ditegakan diagnosis sementara yaitu hernia inguinalis dextra irreponible. Untuk lebih memastikan diagnosis telah dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil pada pemeriksaan abdomen tidak ditemukan suatu kelainan yang mengarah pada 24

description

BAB 4

Transcript of bab 4 hil tata

Page 1: bab 4 hil tata

BAB IV

ANALISA KASUS

Tn. R, 45 tahun seorang buruh bangunan datang dengan keluhan benjolan

dilipat paha kanannya. Dari hasil anamnesis pasien dapat diketahui benjolan di lipat

paha kanan tersebut pada awalnya hilang timbul, timbul jika pasien mengejan, batuk,

bersin, dan mengangkat beban berat, lalu menghilang jika pasien berbaring. Lama

kelamaan benjolan ini timbul semakin membesar dan tidak menghilang lagi, pasien

juga mencoba memasukan benjolan tersebut ke lipat paha atas namun tidak berhasil.

Selain itu terdapat dua faktor resiko pada pasien ini yaitu seringnya sulit BAB (BAB

terasa sukar dan keras) serta pekerjaan pasien sebagai buruh bangunan yang selalu

mengangkat beban berat. Dua hal ini akan meningkatkan tekanan intraabdomen

secara terus menerus yang dapat menimbulkan suatu hernia inguinalis. Sehingga

anamneis pasien mengarah pada hernia inguinalis dextra. Obstruksi usus mekanis

dapat kita singkirkan dari tidak adanya keluhan mual, muntah, suhu tubuh yang

meningkat dan nyeri pada benjolan, sehingga tipe hernia inkarserata ataupun

strangulata dapat kita singkirkan, dan dapat ditegakan diagnosis sementara yaitu

hernia inguinalis dextra irreponible. Untuk lebih memastikan diagnosis telah

dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil pada pemeriksaan abdomen tidak

ditemukan suatu kelainan yang mengarah pada adanya suatu obstruksi usus mekanis,

lalu pada pemeriksaan status lokalis regio inguinal dextra didapatkan suatu benjolan

dengan diameter 4 cm x 3 cm, permukaan rata, warna sesuai warna kulit, tidak

kemerahan, tidak teraba hangat, kenyal, mobile, batas atas tidak jelas, tidak dapat

dimasukkan, transluminasi (-), tidak nyeri, finger test: impuls (pendesakan) di ujung

jari, auskultasi : bising usus (+). Sehingga dapat ditegakan diagnosis pasti pada pasien

ini yaitu, hernia inguinalis lateralis dextra irreponible.

Sebagai bahan pertimbangan, diagnosis banding pada hernia inguinalis dapat

suatu hidrokel ataupun varikokel. Hidrokel dapat dibedakan dengan hernia

menggunakan pemeriksaan transluminasi yang hasilnya positif pada hidrokel. Cara

lain untuk membedakan hidrokel dengan hernia adalah dengan palpasi bagian atas

benjolan, batas atas hidrokel dapat teraba (batas tegas) namun hernia batas atas tidak

teraba. Sedangkan palpasi pada varikokel didapatkan sensasi “Big of Worm” atau

24

Page 2: bab 4 hil tata

seperti gumpalan cacing akibat dari peninggian tekanan di dalam pleksus

pampiniformis. Pada pasien ini didapatkan batas atas benjolan tidak tegas, tidak

didapatkan perabaan seperti gumpalan cacing dan hasil transluminasi (-). Jadi kedua

diagnosis banding diatas dapat langsung disingkirkan.

Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu direncanakan operasi herniotomy dan

hernioraphy. Walaupun hernia inguinalis lateralis irreponibel tidak mengancam

nyawa namun operasi harus sedini mungkin dilakukan, karena pada waktu tertentu

hernia inguinalis irreponible lama kelamaan dapat menimbulkan gangguan pasase

usus atau obstruksi usus dengan gejala ileus obstruksi, kedaan ini disebut hernia

incarcerata lalu kemudian dapat menimbulkan hernia strangulata yang meningkatkan

morbiditas dan mortalitas penderita.

25

Page 3: bab 4 hil tata

DAFTAR PUSTAKA

1. R. Sjamsuhidrajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku

kedokteran EGC. Jakarta. 1997

2. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta Kedokteran.

Edisi III, jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedoktern Universitas Indonesia.

Jakarta. 2000.

3. Nicks, BA. Hernia. http//www.emedicine.com [diakses tanggal 18 Desember 2012]

4. Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergency Surgery. Edisi XXIII. Penerbit Hodder

Arnold. 2006.

5. Brunicardi, F.C, et al. 2006. Schwartz’s Manual of Surgery. United States of America:

The McGraw-Hill Companies.

26