BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan€¦ · Perkebunan Nusantara IX yaitu teh celup,...
Transcript of BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan€¦ · Perkebunan Nusantara IX yaitu teh celup,...
28
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara IX pada saat ini melakukan transformasi bisnis
dalam unit kebun dan non kebun. Transformasi bisnis pada unit kebun diantaranya
adalah penanaman tebu sendiri di lahan HGU hasil konversi dari tanaman karet
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tebu. PT Perkebunan Nusantara IX juga
melakukan budidaya kayu secara monokultur pada lahan yang kurang cocok
untuk komoditi pokok dan intercrop di lahan-lahan marjinal untuk pemanfaatan
lahan seperti ditepi kanan dan kiri jalan dan lahan yang terlalu curam. Selain itu,
PT Perkebunan Nusantara IX juga mengelola budidaya tanaman hortikultura
sebagai optimalisasi lahan untuk menambah pendapatan perusahaan seperti
tanaman buah-buahan serta tanaman untuk minyak atsiri yaitu sereh wangi
(Anonim, 2017).
Tranformasi bisnis yang dilakukan dalam unit non kebun yaitu
optimalisasi kawasan potensial untuk wisata agro, resort dan cafe, serta produksi
dan pemasaran produk hilirnya. PT Perkebunan Nusantara IX saat ini memliki 9
kawasan wisata agro, 4 resort, dan 8 Cafe. Produk hilir yang dikelola PT
Perkebunan Nusantara IX yaitu teh celup, teh seduh, kopi bubuk, gula kemasan
dan sirup pala. PTPN IX dirancang dan dikelola untuk menjadi perusahaan
agribisnis yang memiliki landasan yang kokoh, berdaya saing tinggi, tumbuh dan
berkembang bersama mitra secara berkelanjutan (Anonim, 2017).
4.1.1 Sejarah PTPN IX Kebun Ngobo
Pada tahun 1957 Kebun Ngobo merupakan kebun milik swasta Belanda
yang semula dari nama Firma MC.TH.Crone, dan berkantor di Semarang
kemudian dinasionalisasi pada tanggal 10 Desember 1957 oleh Pemerintah
Republik Indonesia (RI) dengan nama PPN (Perusahaan Perkebunan Negara).
Pada tahun 1973 diadakan reorganisasi menjadi PT. Perkebunan XVIII (Persero)
tepatnya tanggal 1 Agustus 1973. Kemudian tahun 1980 Kebun Ngobo digabung
dengan kebun Jatirunggo-Gebugan menjadi nama baru kebun
29
gobo/Jatirunggo/Gebugan, dengan Dasar Surat No: XVIII/KPTS/135/1980
tanggal 23 April 1980. Tahun 1994 Manajemen PT. Perkebunan XVIII (Persero)
ditangani Direksi PT. Perkebunan XXI-XXII. Tahun 1996 PT. Perkebunan XVIII
di Merger dengan PT. Perkebunan XV-XVI, dengan nama PTP. Nusantara IX
(Persero) (Anonim, 2017)..
Akta Notaris PTPN IX telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan terakhir sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 27 tahun 2014
tentang penambahan penyertaan modal negara republik indonesia ke dalam modal
saham perusahaan perseroan (persero) PTPN III, 90% saham PTPN IX dialihkan
ke PTPN III (Anonim, 2017). PT. Perkebunan Nusantara IX pada saat ini
memiliki wilayah kerja di Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah kebun 15 unit, 1
Agrowisata dan 8 unit Pabrik Gula. PT Perkebunan Nusantara IX juga mengelola
empat komoditi utama seperti karet, gula, teh, dan kopi. Di samping itu,
perusahaan juga telah mengembangkan beberapa produk hilir sebagai produk
konsumsi seperti Kopi Luwak, Banaran Kopi Premium, Teh Kaligua, Teh
Semugih, Gula 9, dan Sirup Pala (Anonim, 2017).
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi: Menjadi Perusahaan Agrobisnis yang berdaya saing tinggi dan tumbuh
berkembang bersama mitra.
Misi:
1. Memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, gula dan tetes ke
pasar domestik dan internasional secara profesional untuk menghasilkan
pertumbuhan laba (profit growth) dan mendukung kelestarian lingkungan.
2. Mengembangkan cakupan bisnis melalui diversitivikasi usaha, yaitu
produk hilir, wisata argo, dan usaha lainnya untuk mendukung hingga
perusahaan.
3. Mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat
lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.
4.1.3 Letak Geografis PTPN IX Kebun Ngobo
PTPN IX Kebun Ngobo terletak di Desa Wringinputih, Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Kebun Ngobo dengan luas
30
kebun total seluas 2.257,44 ha, yang terdiri dari 4 (empat) Afdeling yaitu;
Afdeling Setro dengan luas areal kebun 347,10 ha, Afdeling Klepu dengan luas
areal kebun 702 ha, Afdeling Jatirunggo dengan luas areal kebun 640,34 ha dan
Afdeling Gebugan dengan luas areal kebun 568 ha. Jarak Afdeling dengan
emplasment induk kebun Ngobo yaitu: Afdeling Setro satu tempat dengan kantor
induk, Afdeling Klepu berjarak sekitar 4 km dari kantor induk, Afdeling
Jatirunggo berjarak sekitar 9 km dari kantor induk dan Afdeling Gebugan 10 km
dari kantor induk. Sedangkan jarak antara emplasment dengan kota terdekat yaitu
emplasment Ngobo ke Ungaran berjarak sekitar 8 km dan emplasment Ngobo ke
Semarang berjarak sekitar 30 km.
4.1.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi kerja Perkebunan Nusantara IX (Persero) kebu Ngobo
Kabupaten Semarang dipimpin oleh seorang Administratur yang merupakan
pejabat pelaksana tertinggi perusahaan tersebut. Tugas utama dari Administratur
adalah mengkoordinasikan, memimpin, dan mengawasi semua kegiatan dalam
bidang tanaman, proses produksi, administrasi, dan pengembangan wilayah
perkebunan. Administratur yang memiliki tanggung jawab terhadap Direksi
Perkebunan Nusantara IX (Persero) yang berkantor pusat di Semarang Jawa
Tengah.
Struktur organisasi pada tingkat kebun yang di pimpin oleh dua orang
sinder kepala, satu sinder kantor dan pakam (Pasukan Keamanan). Kedua sinder
kepala tersebut memiliki tanggung jawab kepada administratur atau pemimpin
wilayah di kebunnya, serta masing–masing sinder kepala bertugas
mengkoordinasi beberapa afdeling dan unit pengolahan yang dikepalai oleh sinder
afdeling dan sinder teknik. Sinder kantor atau dapat disebut juga kepala tata
usaha, adalah seorang pejabat yang membantu administratur dalam bidang
administrasi dan keuangan, pergudangan umum, dan bertugas sebagai pembantu
teknis administratur dalam menjalankan tugasnya.
Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar berikut:
31
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Kebun Ngobo PTPN IX
Sumber: PTPN IX Kebun Ngobo (diolah)
4.1.5 Proses Produksi Karet
Proses produksi karet di PTPN IX Kebun Ngobo adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2 Proses Produksi Karet
Sumber : PTPN IX Kebun Ngobo (diolah)
ADMINISTRATUR
SINDER KEPALA
SINDER
TEKNIK
S. KEBUN
KLEPU
S. KEBUN
SETRO
S. KEBUN
JATIRUNGGO
S. KEBUN
GEBUGAN
SINDER
KANTOR
KOORD
M. BESAR M. BESAR M. BESAR M. BESAR M. BESAR
MANDOR M. SADAP M. SADAP M. SADAP
M. PEMEL M. PEMEL M. PEMEL M. PEMEL
M. SADAP
Penyadap Latek Kebun Penyaringan &
Penampungan
Pengenceran &
Pembekuan Penggilinga
n
Pengasapan
Sortasi Pengepakan
& Labelling Siap Kirim
32
Pada gambar 4.2 untuk proses produksi karet diawali dengan penyadap
yaitu kegiatan pengambilan latek dari batang pohon karet dan latek tersebut
kemudian disaring dan dikumpulkan di tempat pengumpulan hasil (TPH).
Penyaringan dilakukan utuk memisahkan latek yang sudah beku dan yang masih
cair. Latek yang telah terkumpul diangkut ke pabrik kemudian dilakukan
pengenceran dengan mencampurkan air dan pembekuan dengan mencampurkan
asam semut sebanyak 2% dan waktu yang dibutuhkan sekitar 2-3 jam. Setelah
kering dan beku karet kemudian di lakukan penggilingan dengan ketebalan sheet
basah yaitu 3,5-4,5 mm dan ketebalan sheet kering yaitu 2,5-3,5 mm. Setelah
karet digiling kemudian dilakukan pengasapan dengan suhu sebagai berikut; hari
pertama 40-450
C, hari kedua 40-500 C, hari ketiga 50-55
0 C, hari keempat 55-60
0
C, dan hari kelima 600 C hingga turun. Setelah pengasapan karet kemudian
dilakukan sortasi untuk memisahkan kualitas karet, kualitas tersebut antara lain
RSS. 1, RSS 2, RSS. 3 dan RSS. 4. Setelah disortasi karet kemudian dilakukan
pengepakan dan labelling dan produk karet siap untuk dikirim.
4.2. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan data responden yang di PTPN IX
Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang tentang pengaruh motivasi, pengalaman
kerja, kepemimpinan, budaya organisasi, keselamatan kerja terhadap kepuasan
kerja karyawan. Data didapatkan dari karyawan bagian penyadapan karet di PTPN
IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang dengan jumlah sampel sebanyak 60
responden. Hasil penyebaran data berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Lama
Bekerja, Tingkat Pendidikan, Status Pegawai, Jumlah Tanggungan dan Pekerjaan
Sampingan pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
1. Tingkat Pendidikan
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan
sebagai berikut:
33
Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan Responden
No. Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
1 SLTA 2 3,3%
2 SLTP 13 21,7%
3 SD 41 68,3%
4 Tidak ada 4 6,7% Jumlah 60 100%
Sumber : Data Primer Penelitian 2018
Pada Tabel 4.1 dapat diketahui penyebaran data deskriptif responden di
PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang. Dari 60 responden didapatkan
data Tingkat Pendidikan terbanyak adalah SD 68,3%, untuk SLTP sebanyak
21,7%, untuk pendidikan SLTA sebanyak 3,3% dan tidak ada pendidikan
sebanyak 6,7%. Di perusahaan pendidikan sangat penting bagi tenaga kerja dan
merupakan salah satu syarat untuk diterima bekerja karena menunjang kualitas
tenaga kerja. Di PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang untuk karyawan
penyadap karet tidak ada standar pendidikan yang ditentukan perusahaan tetapi
lebih mengutamakan kemampuan dari karyawan tersebut karena untuk menyadap
karet tidak begitu sulit.
2. Usia Responden
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan usia responden disajikan
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Usia Responden
No. Usia Frekuensi Presentase (%)
1 50 - 62 Tahun 33 55%
2 40 - 49 Tahun 12 20%
3 30 - 39 Tahun 10 16,7%
4 20 - 29 Tahun 5 8,3% Jumlah 60 100%
Sumber : Data Primer Penelitian 2018
Pada Tabel 4.2 karakteristik usia karyawan penyadap di PTPN IX Kebun
Ngobo, Kabupaten Semarang rata-rata paling banyak berusia 50-62 tahun dengan
jumlah 55% dan terendah usia 20-29 tahun sebanyak 8,3%. Karyawan penyadap
karet didominasi oleh karyawan yang berusia lebih dari 50 tahun hal ini
dikarenakan karyawan masih mampu bekerja dan tidak adanya pekerjaan lain. Di
PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang juga tidak ada batasan maksimal
34
usia untuk karyawan penyadap karet sehingga selama karyawan memiliki
kemauan dan kemampuan masih tetap dipekerjakan.
3. Jenis Kelamin
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden
No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
1 Pria 56 93,3%
2 Wanita 4 6,7% Jumlah 60 100%
Sumber : Data Primer Penelitian 2018
Pada Tabel 4.3 karakteristik responden pada Jenis Kelamin, yaitu untuk
jenis kelamin pria lebih tinggi sebanyak 93,3% dari pada Wanita 6,7% yang
mendominasi pegawai di PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang.
Pekerjaan menyadap karet banyak dilakukan oleh pria dibanding wanita, karena
pekerjaan ini cukup berat dimana dilakukan mulai pukul 03:00 pagi hingga pukul
13:00 WIB dan setelah disadap lateks dikumpulkan kemudian diangkut ke tempat
penampungan hasil (TPH).
4. Lama Bekerja
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan lama bekerja disajikan sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Lama Kerja Responden
No. Lama Kerja Frekuensi Presentase (%)
1 30 - 35 tahun 22 36,7%
2 20 - 29 tahun 11 18,3%
3 10 - 19 tahun 8 13,3%
4 1 - 9 tahun 19 31,7% Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Pada Tabel 4.4 lama kerja responden sebagai karyawan penyadap karet di
PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang paling banyak dengan lama kerja
lebih dari 30 tahun yaitu 22%, lama kerja 20-29 tahun sebanyak 18,3%, lama
kerja 10-19 tahun sebanyak 13,3%, dan lama kerja 1-9 tahun sebanyak 31,7%
5. Status Kepegawaian
35
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan status kepegawaian
disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.5 Status Kepegawaian
No. Status Pegawai Frekuensi Presentase (%)
1 1A 17 28,3%
2 HLT 8 13,3%
3 HLL 35 58,3% Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Pada Tabel 4.5 untuk Status pegawai mendominasi dengan status HLL
sebanyak 58,3% dan masing-masing status lainnya seperti 1A sebanyak 28,3%
dan HLT sebanyak 13,3%, di PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang.
Setiap golongan status kepegawaian memiliki kompensasi dan fasilitas yang
berbeda. Berikut merupakan rincian kompensasi dan fasilitas yang diberikan oleh
pihak manajemen PTPN IX Kebun Ngobo kepada karyawan penyadapan karet:
1. Karyawan dengan status kepegawaian Harian Lepas Lainnya (HLL) akan
menerima gaji yang jumlahnya dihitung secara harian namun dapat diambil
perbulan pada tanggal tertentu dan mendapatkan uang lembur.
2. Harian Lepas Teratur/Tetap (HLT) status kepegawaiannya lebih tinggi dari
pada HLL. Kompensasi yang diterima pegawai HLT adalah gaji dengan
patokan tertentu yang diambil setiap bulan, tunjangan hari raya, bonus tahunan
dan asuransi jiwa berupa BPJS.
3. Sesuai dengan ketentuan PTPN IX pegawai PTPN memiliki beberapa golongan
dari golongan I-IV. Namun, untuk karyawan penyadap sendiri hanya ada
hingga golongan IA. Golongan IA menerima kompensasi dari berupa gaji,
THR, bonus tahunan, asuransi jiwa berupa BPJS, jatah untuk mengambil cuti
dan dana pensiun.
6. Jumlah Tanggungan
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan
disajikan sebagai berikut:
36
Tabel 4.6 Jumlah Tanggungan
No. Tanggungan Frekuensi Presentase (%)
1 0 11 18,3%
2 1 26 43,3%
3 2 17 28,3%
4 3 5 8,3%
5 4 1 1,7% Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Pada Tabel 4.6 responden yang memiliki tanggungan paling banyak yaitu
4 orang sebanyak 1,7%, tanggungan 3 orang sebanyak 8,3%, tanggungan 2 orang
sebanyak 28,3%, tanggungan 1 orang sebanyak 43,3% dan responden yang tidak
memiliki tanggungan sebanyak 18,3%.
7. Pekerjaan Sampingan
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sampingan
disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.7 Pekerjaan Sampingan
No. Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)
1 Tidak ada 11 18,3%
2 Tani 16 26,7%
3 Ternak 9 15%
4 Warung 11 18,3%
5 Lainnya 13 21,7% Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Pada Tabel 4.7 responden yang memiliki pekerjaan sampingan paling
banyak sebagai petani yaitu 16 orang atau sebanyak 26,7%, pekerjaan lainnya 13
atau orang sebanyak 21,7%, memiliki warung 11 orang atau sebanyak 18,3%,
tidak ada pekerjaan sampingan 11 orang atau sebanyak 18,3% dan responden
yang memiliki ternak sebanyak 9 orang atau 15%.
Pekerjaan sampingan yang dimiliki oleh karyawan memilliki peranan yang
sangat penting bagi karyawan dalam kehidupan sehari-hari, karena pekerjaan
sampingan ini seperti tani, ternak, warung dan pekerjaan lainnya yaitu: ada yang
budidaya ikan, buruh bangunan dan tukang ojek. Pekerjaan sampingan di Kebun
Ngobo memiliki peran yang sangat penting karena kawasan industri dan banyak
kegiatan yang dilakukan pada kawasan industri, sehingga untuk menambah
37
penghasilan karyawan melakukan pekerjaan sampingan untuk mencukupi
kebutuhan rumah tangga mereka selain jadi penyadap.
4.3. Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi variabel penelitian digunakan untuk memperoleh gambaran awal
mengenai variabel-variabel pada penelitian yang terdiri dari variabel: motivasi
(X1), pengalaman kerja (X2), kepemimpinan (X3), budaya organisasi (X4),
keselamatan kerja (X5), dan kepuasan kerja (Y). Hasil dari deskripsi variabel pada
responden dalam penelitian di PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang
adalah sebagai berikut:
1. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Motivasi (X1)
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel motivasi didasarkan
pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang terdapat dalam
kuesioner yang disebarkan pada 60 responden. Variasi jawaban responden untuk
variabel motivasi dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Motivasi (X1)
No. Indikator Jawaban Responden Total Modus
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X1.1 0 0 0 0 2 3,3 50 83,4 8 13,3 60 100 4
2 X1.2 0 0 4 6,7 4 6,7 52 86,6 0 0 60 100 4
3 X1.3 0 0 0 0 0 0 47 78,3 13 21,7 60 100 4
4 X1.4 0 0 0 0 0 0 47 78,3 13 21,7 60 100 4
5 X1.5 0 0 0 0 0 0 45 75 15 25 60 100 4
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui:
1. Pada pernyataan indikator X1.1, yaitu Saya menyukai tugas yang diberikan
oleh pimpinan. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut
adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 50 responden
atau 83,4% menyatakan setuju dan 8 responden atau 13,3% menjawab
sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan penyadap menyukai
tugas yang diberikan oleh pimpinan.
2. Pada pernyataan indikator X1.2, yaitu Saya tertarik pada tugas yang lebih
menantang. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut
adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 52 responden
38
3. atau 86,6% menyatakan setuju, 4 responden atau 6,7% menjawab netral
dan 4 responden atau 6,7% menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan penyadap lebih tertarik pada tugas yang lebih menantang.
4. Pada pernyataan indikator X1.3, yaitu Saya dapat menyelesaikan pekerjaan
menyadap tepat waktu. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan
tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 47
responden atau 78,3% menyatakan setuju dan 13 responden atau 21,7%
menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan penyadap
dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
5. Pada pernyataan indikator X1.4, yaitu Saya sangat senang dengan pekerjaan
menyadap karet. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut
adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 47 responden
atau 78,3% menyatakan setuju dan 13 responden atau 21,7% menjawab
sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan senang dengan
pekerjaan menyadap karet.
6. Pada pernyataan indikator X1.5, yaitu Saya sangat menikmati pekerjaan ini.
Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut adalah 4 atau
setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 47 responden atau 78,3%
menyatakan setuju dan 13 responden atau 21,7% menjawab sangat setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa karyawan penyadap menikmati pekerjaannya.
Pada pernyataan X1.2 tidak ada responden yang menjawab sangat
setuju karena hanya tertarik pada tugas yang lebih menantang, namun
responden juga takut jika diberikan tugas tersebut tidak bisa dilakukan. Ada
juga responden yang mempertimbangkan bahwa akan sangat setuju jika
mendapatkan tugas yang lebih menantang asalkan diberikan upah yang lebih
dari biasanya diterima. Faktor lain yaitu responden sudah merasa nyaman
dengan pekerjaannya yang rutin sehingga tidak mau diberikan tugas yang
lebih berat lagi.
2. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pengalaman Kerja (X2)
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel pengalaman
kerja didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti
yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 60 responden. Variasi
39
jawaban responden untuk variabel pengalaman kerja dapat dilihat pada Tabel
4.9
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pengalaman Kerja (X2)
No. Indikator Jawaban Responden Total Modus
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X2.1 0 0 0 0 1 1,7 58 96,6 1 1,7 60 100 4
2 X2.2 0 0 5 8,3 9 15 46 76,7 0 0 60 100 4
3 X2.3 0 0 0 0 10 16,7 31 51,6 19 1,7 60 100 4
4 X2.4 0 0 0 0 2 3,3 57 95 1 1,7 60 100 4
5 X2.5 0 0 0 0 0 0 52 86,7 8 13,3 60 100 4
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui:
1. Pada pernyataan indikator X2.1, yaitu Semakin lama waktu saya bekerja
semakin meningkatkan kemampuan saya. Nilai modus jawaban responden
pada pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi
yaitu sebanyak 58 responden atau 96,6% menyatakan setuju, 1 responden
atau 1,7% menyatakan sangat setuju dan 2 responden atau 1,7% menjawab
netral. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama bekerja dapat
meningkatkan kemampuan karyawan.
2. Pada pernyataan indikator X2.2, yaitu Pengetahuan yang saya miliki sangat
membantu dalam melakukan pekerjaan Nilai modus jawaban responden
pada pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi
yaitu sebanyak 46 responden atau 76,7% menyatakan setuju, 9 responden
atau 15% menyatakan netral dan 5 responden atau 8,3% menjawab tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pengetahuan yang dimiliki
karyawan dapat membantu dalam melakukan pekerjaan.
3. Pada pernyataan indikator X2.3, yaitu Dengan keterampilan yang saya
miliki dapat memudahkan saya melakukan pekerjaan. Nilai modus
jawaban responden pada pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk
jawaban tertinggi yaitu sebanyak 31 responden atau 51,6% menyatakan
setuju, 19 responden atau 31,7% menjawab sangat setuju dan 10
responden atau 16,7% menyatakan netral. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan keterampilan yang dimiliki karyawan dapat memudahkan
karyawan dalam melakukan pekerjaan.
40
4. Pada pernyataan indikator X2.4, yaitu Saya dapat menguasai peralatan yang
diberikan oleh perusahaan. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 57 responden atau 95% menyatakan setuju, 2 responden atau
3,3% menjawab netral dan 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan dapat menguasai peralatan
yang diberikan perusahaan.
5. Pada pernyataan indikator X2.5, yaitu Saya dapat menguasai pekerjaan
menyadap karet dengan mudah. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 52 responden atau 86,7% menyatakan setuju dan 8 responden
atau 13,3% menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan dapat menguasai pekerjaan menyadap karet dengan mudah.
Pada pernyataan X2.2, tidak ada responden yang menyatakan sangat
setuju bahwa pengetahuan yang dimiliki dapat memudahkan dalam
melakukan pekerjaan. Hal ini karena responden memiliki pengetahuan dan
latar belakang pekerjaan yang berbeda jadi responden bisa melakukan
pekerjaan menyadap karet namun tidak mudah dan butuh waktu untuk belajar
dalam melakukan pekerjaan sebagai penyadap. Pada pernyataan ini juga ada 5
responden yang menyatakan tidak setuju karena latar belakang pekerjaan
sebelumnya berbeda sehingga merasa kesulitan ketika bekerja sebagai
penyadap karet.
3. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kepemimpinan (X3)
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel kepemimpinan
didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang
terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 60 responden. Variasi
jawaban responden untuk variabel kepemimpinan dapat dilihat pada Tabel
4.10
41
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kepemimpinan (X3)
No. Indikator Jawaban Responden Total Modus
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X3.1 0 0 0 0 0 0 37 61,7 23 38,3 60 100 4
2 X3.2 0 0 1 1,7 1 1,7 45 75 13 21,6 60 100 4
3 X3.3 0 0 0 0 1 1,7 38 63,3 21 35 60 100 4
4 X3.4 0 0 0 0 1 1,7 34 56,7 25 41,6 60 100 4
5 X3.5 0 0 0 0 0 0 40 66,7 20 33,3 60 100 4
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui:
1. Pada pernyataan indikator X3.1, yaitu Atasan saya selalu melakukan
pengarahan sebelum memulai pekerjaan. Nilai modus jawaban responden
pada pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi
yaitu sebanyak 37 responden atau 61,7% menyatakan setuju dan 23
responden atau 38,3% menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan
bahwa pimpinan selalu melakukan pengarahan kepada karyawan sebelum
melakukan kerja.
2. Pada pernyataan indikator X3.2, yaitu Atasan selalu mengevaluasi
pekerjaan saya dan rekan kerja. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 45 responden atau 75% menyatakan setuju, 13 responden atau
21,6% menyatakan sangat setuju, 1 responden atau 1,7% menyatakan
netral dan 1 responden atau 1,7% meyatakan tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa pimpinan selalu melakukan evaluasi kepada
karyawan.
3. Pada pernyataan indikator X3.3, yaitu Atasan saya selalu mengawasi
pekerjaan saya dan rekan kerja. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 38 responden atau 63,3% menyatakan setuju, 21 responden atau
35% menyatakan sangat setuju dan 1 responden atau 1,7% menyatakan
netral. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan selalu mengawasi karyawan
pada saat bekerja.
4. Pada pernyataan indikator X3.4, yaitu Atasan saya selalu menegur jika
terjadi kesalahan. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan
42
tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 34
responden atau 56,7% menyatakan setuju, 25 responden atau 41,6%
menyatakan sangat setuju dan 1 responden atau 1,7% menyatakan netral.
Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan selalu menegur karyawan jika
terjadi kesalahan kerja.
5. Pada pernyataan indikator X3.5, yaitu Komunikasi antara bawahan dan
atasan sangat baik. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan
tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 40
responden atau 66,7% menyatakan setuju dan 20 responden atau 33,3%
menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi antara
karyawan dan pimpinan sangat baik.
Pada pernyataan X3.2, ada 1 reponden yang menyatakan tidak setuju
jika atasan selalu mengevaluasi pekerjaannya, karena responden merasa jika
pekerjaannya telah baik tidak perlu di lakukan evaluasi dan responden juga
merasa tidak semua karyawan dievaluasi sehingga tidak adil.
4. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Budaya Organisasi (X4)
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel budaya
organisasi didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan
seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 60 responden.
Variasi jawaban responden untuk variabel budaya organisasi dapat dilihat
pada Tabel 4.11
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Budaya Organisasi
(X4)
No. Indikator Jawaban Responden Total Modus
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X4.1 1 1,7 1 1,7 1 1,7 56 93,2 1 1,7 60 100 4
2 X4.2 0 0 1 1,7 0 0 58 96,6 1 1,7 60 100 4
3 X4.3 0 0 0 0 1 1,7 48 80 11 18,3 60 100 4
4 X4.4 0 0 0 0 2 3,3 57 95 1 1,7 60 100 4
5 X4.5 0 0 0 0 1 1,7 55 91,6 4 6,7 60 100 4
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui:
1. Pada pernyataan indikator X4.1, yaitu Saya bertanggung jawab atas
pekerjaan menyadap karet yang diberikan perusahaan. Nilai modus
43
jawaban responden pada pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk
jawaban tertinggi yaitu sebanyak 56 responden atau 93,2% menyatakan
setuju, 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat setuju, 1 responden atau
1,7% menyatakan netral dan 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan bertanggung jawab pada
pekerjaanya.
2. Pada pernyataan indikator X4.2, yaitu Bila terjadi kesalahan maka saya
berani menanggung risikonya. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 58 responden atau 96,6% menyatakan setuju, 1 responden atau
1,7% menyatakan sangat setuju dan 1 responden atau 1,7% menyatakan
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan berani menanggung
risiko atas kesalahan kerja yang mereka lakukan.
3. Pada pernyataan indikator X4.3, yaitu Saya selalu menyelesaikan pekerjaan
menyadap dengan baik. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan
tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 48
responden atau 80% menyatakan setuju, 11 responden atau 18,3%
menyatakan sangat setuju dan 1 responden atau 1,7% menyatakan netral.
Hal ini menunjukkan bahwa karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan baik.
4. Pada pernyataan indikator X4.4, yaitu Saya selalu datang tepat waktu Nilai
modus jawaban responden pada pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju.
Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 57 responden atau 95%
menyatakan setuju, 2 responden atau 3,3% menyatakan netral dan 1
responden atau 1,7% menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan dapat datang ke tempat kerja tepat waktu.
5. Pada pernyataan indikator X4.5, yaitu Saya selalu mematuhi peraturan
perusahaan Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut
adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 55 responden
atau 91,6% menyatakan setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan sangat
setuju dan 1 responden atau 1,7% menyatakan netral. Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan dapat mematuhi peraturan perusahaan.
44
Pada pernyataan X4.1, ada 1 responden menyatakan sangat tidak setuju
bahwa harus bertanggung jawab terhadap pekerjaannya menyadap karet,
karena dia merasa pekerjaan ini yang bertanggung jawab hanya pimpinan saja.
Pada pernyataan ini juga ada 1 responden yang menjawab tidak setuju jika
harus bertanggung jawab karena merasa pekerjaan sebagai karyawan sadap ini
sudah cukup berat sehingga takut jika harus dituntut untuk bertanggung jawab.
Pada pernyataan X4.2, ada 1 responden yang menyatakan tidak setuju jika
terjadi kesalahan harus menanggung risikonya, karena responden merasa takut
jika harus menerima hukuman dan dia ingin ditegur saja.
5. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Keselamatan Kerja (X5)
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel keselamatan
kerja didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti
yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 60 responden. Variasi
jawaban responden untuk variabel keselamatan kerja dapat dilihat pada Tabel
4.12.
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Keselamatan Kerja
(X5)
No. Indikator Jawaban Responden Total Modus
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X5.1 0 0 20 33,3 6 10 28 46,7 6 10 60 100 4
2 X5.2 0 0 21 35 7 11,7 32 53,3 0 0 60 100 4
3 X5.3 0 0 0 0 12 20 38 63,3 10 16,7 60 100 4
4 X5.4 0 0 3 5 1 1,7 55 91,6 1 1,7 60 100 4
5 X5.5 0 0 40 66,7 8 13,3 11 18,3 1 1,7 60 100 2
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui:
1. Pada pernyataan indikator X5.1, yaitu Saya merasa aman dalam lingkungan
kebun tempat saya bekerja. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 28 responden atau 46,7% menyatakan setuju, 20 responden atau
33,3% menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 10% menyatakan sangat
setuju dan 6 responden atau 10% menyatakan netral. Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan merasa aman pada saat bekerja di kebun karet.
45
2. Pada pernyataan indikator X5.2, yaitu Saya menggunakan alat keselamatan
kerja sesuai standar yang diberikan oleh perusahaan. Nilai modus jawaban
responden pada pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Dengan nilai
rata-rata jawaban responden pada pernyataan tersebut adalah 3,18. Untuk
jawaban tertinggi yaitu sebanyak 32 responden atau 53,3% menyatakan
setuju, 20 responden atau 33,3% menyatakan tidak setuju, 6 responden
atau 10% menyatakan sangat setuju dan 6 responden atau 10%
menyatakan netral. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan telah
menggunakan alat keselamatan kerja sesuai standar.
3. Pada pernyataan indikator X5.3, yaitu Saya selalu berhati-hati saat
menggunakan alat yang ada. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 38 responden atau 63,3% menyatakan setuju, 12 responden atau
20% menyatakan netral dan 10 responden atau 16,7% menyatakan sangat
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan selalu berhati-hati dalam
menggunakan alat penyadap karet.
4. Pada pernyataan indikator X5.4, yaitu Perusahaan telah memberikan
jaminan kesehatan bagi karyawan. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 55 responden atau 91,7% menyatakan setuju, 3 responden atau
5% menyatakan tidak setuju, 1 responden atau 1,7% menyatakan netral
dan 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan telah memberikan jaminan kesehatan
bagi karyawan.
5. Pada pernyataan indikator X5.5, yaitu Saya merasa kelengkapan alat
keselamatan kerja perusahaan telah baik. Nilai modus jawaban responden
pada pernyataan tersebut adalah 2 atau tidak setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 40 responden atau 66,7% menyatakan tidak
setuju, 11 responden atau 18,3% menyatakan setuju, 8 responden atau
13,3% menyatakan netral dan 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum memberikan alat
keselamatan kerja yang baik untuk karyawan.
46
Pada pernyataan X5.1, ada 20 responden menyatakan tidak setuju jika
lingkungan tempat bekerja tersebut aman. Karena lingkungan kebun karet di
kebun Ngobo PTPN IX tidak seluruhnya bersih, areal yang tidak rata daerah
perbukitan, pada musim hujan jalannya licin dan masih ada binatang berbisa
seperti ular. Pada pernyataan X5.2, ada 21 responden menyatakan tidak setuju
jika telah menggunakan alat keselamatan kerja sesuai standar, karena
responden bekerja menggunkan pakaian dan peralatan kerja yang seadanya.
Pada pernyataan ini juga tidak ada responden yang menjawab sangat setuju,
karena merasa perusahaan tidak ada memberikan perlengkapan tesebut dan
mereka membelinya sendiri.
Pada pernyataan X5.4, ada 3 responden menyatakan tidak setuju jika
perusahaan telah memberikan jaminan kesehatan bagi karyawan penyadap,
hal ini karena karyawan dengan status harian lepas lainnya belum
mendapatkan jaminan kesehatan dari perusahaan. Pada pernyataan X5.5 ada 40
karyawan yang menyatakan tidak setuju jika kelengkapan alat keselamatan
kerja itu telah baik, hal ini karena perusahaan tidak ada memberikan alat
keselamatan kerja pada karyawan di penyadapan dan karyawan hanya
memakai peralatan seadanya.
6. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kepuasan Kerja (Y)
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel kepuasan kerja
didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang
terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 60 responden. Variasi
jawaban responden untuk variabel kepuasan kerja dapat dilihat pada Tabel
4.13.
47
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Pada Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
No. Indikator Jawaban Responden Total Modus
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 Y1.1 0 0 0 0 2 3,3 57 95 1 1,7 60 100 4
2 Y1.2 0 0 4 6,7 17 28,3 31 51,7 8 3,3 60 100 4
3 Y1.3 0 0 33 55 1 1,7 24 40 2 3,3 60 100 2
4 Y1.4 0 0 31 51,7 1 1,7 28 46,6 0 0 60 100 2
5 Y1.5 1 1,7 18 30 8 13,3 33 55 0 0 60 100 4
6 Y1.6 0 0 8 13,3 3 5 49 81,7 0 0 60 100 4
7 Y1.7 0 0 3 5 8 13,3 49 81,7 0 0 60 100 4
8 Y1.8 0 0 0 0 19 31,7 34 56,6 7 11,7 60 100 4
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui:
1. Pada pernyataan indikator Y1.1, yaitu Saya dapat memenuhi peraturan yang
dibuat oleh perusahaan. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan
tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 57
responden atau 95% menyatakan setuju, 2 responden atau 3,3%
menyatakan netral dan 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa karyawan dapat memenuhi peraturan
perusahaan.
2. Pada pernyataan indikator Y1.2, yaitu Sistem administrasi mendukung
aktivitas kerja karyawan penyadapan. Nilai modus jawaban responden
pada pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi
yaitu sebanyak 31 responden atau 51,7% menyatakan setuju, 17 responden
atau 28,3% menyatakan netral, 8 responden atau 13,3% menyatakan
sangat setuju dan 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa sistem administrasi perusahaan mendukung aktivitas
kerja karyawan.
3. Pada pernyataan indikator Y1.3, yaitu Saya puas dengan gaji atau upah yang
diberikan oleh perusahaan. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 2 atau tidak setuju. Untuk jawaban tertinggi
yaitu sebanyak 33 responden atau 55% menyatakan tidak setuju, 24
responden atau 40% menyatakan setuju, 2 responden atau 3,3%
menyatakan sangat setuju dan 1 responden atau 1,7% menyatakan netral.
48
Hal ini menunjukkan bahwa karyawan tidak puas dengan upah yang
diberikan oleh perusahaan.
4. Pada pernyataan indikator Y1.4, yaitu Penggajian selalu tepat waktu. Nilai
modus jawaban responden pada pernyataan tersebut adalah 2 atau tidak
setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 31 responden atau 51,7%
menyatakan tidak setuju, 28 responden atau 46,6% menyatakan setuju dan
1 responden atau 1,7% menyatakan netral. Hal ini menunjukkan bahwa
upah atau gaji yang diberikan perusahaan kepada karyawan tidak tepat
waktu.
5. Pada pernyataan indikator Y1.5, yaitu Fasilitas yang diberikan oleh
perusahaan sudah cukup baik. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 33 responden atau 55% menyatakan setuju, 18 responden atau
30% menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menyatakan netral
dan 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa fasilitas perusahaan sudah cukup baik.
6. Pada pernyataan indikator Y1.6, yaitu Peralatan yang digunakan dalam
menyadap karet cukup lengkap dan canggih. Nilai modus jawaban
responden pada pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 49 responden atau 81,7% menyatakan setuju, 8
responden atau 13,3% menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 5%
menyatakan netral. Hal ini menunjukkan bahwa peralatan yang digunakan
cukup lengkap dan canggih.
7. Pada pernyataan indikator Y1.7, yaitu Perusahaan memberikan kesempatan
untuk ke jenjang karier yang lebih tinggi. Nilai modus jawaban responden
pada pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban tertinggi
yaitu sebanyak 49 responden atau 81,7% menyatakan setuju, 8 responden
atau 13,3% menyatakan netral dan 3 responden atau 5% menyatakan tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan menginginkan perusahaan
untuk memberikan kesempatan ke jenjang karier yang lebih tinggi.
8. Pada pernyataan indikator Y1.8, yaitu Saya mendapat kesempatan dari
perusahaan untuk menunjukan keahlian saya. Nilai modus jawaban
49
responden pada pernyataan tersebut adalah 4 atau setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 34 responden atau 56,7% menyatakan setuju, 19
responden atau 31,7% netral dan 7 responden atau 11,7% menyatakan
sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan mendapatkan
kesempata dari perusahaan untuk menunjukkan keahliannya dalam
bekerja.
Pada peryataan Y1.2 ada 4 responden menyatakann tidak setuju jika
sistem administrasi perusahaan itu mendukung pekerjaan karyawan, hal ini
karena dia merasa sistem administrasi menyulitkan dia dalam bekerja. Seperti
menunggu absen setelah selesai bekerja dan menunggu jam pulang meskipun
pekerjaan telah selesai. Karyawan juga memiliki pekerjaan lain di rumah selain
menyadap karet. Pada pernyataan Y1.3 ada 31 responden tidak setuju jika
merasa puas dengan upah yang diberikan perusahaan, hal ini karena upah yang
responden dapat belum bisa mencukupi kebutuhannya.
Pada pernyataan Y1.4 ada 31 responden yang menyatakan tidak setuju
dan tidak ada responden yang menyatakan sangat setuju jika pemberian gaji itu
selalu tepat waktu, karena pada kenyataannya pemberian upah karyawan ada
yang terlambat beberapa hari, namun tidak terlalu lama dan karyawan
menganggapnya hal yang wajar. Pada pernyataan Y1.5 ada 1 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 18 responden menyatakan tidak setuju dan
tidak ada responden yang menyatakan sangat setuju jika fasilitas yang
diberikan perusahaan itu sudah cukup baik. Hal ini karena responden merasa
fasilitas perusahaan tidak baik seperti jalan produksi yang kurang baik dan
TPH yang sudah lama. Karyawan juga menggunakan kendaraan pribadi untuk
mengangkut lateks dari dalam kebun ke TPH.
Pada pernyataan Y1.6 ada 8 responden yang menyatakan tidak setuju jika
peralatan yang digunakan menyadap karet itu cukup lengkap dan canggih. Hal
ini karena peralatan yang karyawan gunakan tidak merata ada yang
mendapatkan peralatan yang baru, namun ada juga yang hanya diberikan
peralatan bekas. Pada pernyataan Y1.7 ada 3 responden yang menyatakan tidak
setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat setuju jika perusahaan
memberikan kesempatan ke jenjang karir yang lebih tinggi. Hal ini karena
50
mereka merasa pendidikan dan pengalaman yang mereka miliki tidak
memungkinkan untuk bisa ke jenjang yang lebih tinggi dan pekerjaan sebagai
penyadap akan seterusnya jadi penyadap tidak akan berubah.
4.4. Analisis Data
4.4.1 Uji Validitas
Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengukur skala instrumen pada
masing-masing pernyataan atau indikator sehingga data dapat dinyatakan valid
atau tidaknya pada hasil dari kuisioner.
Pengujian validitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.14. Uji Validitas
Variabel Item Koefisien
Korelasi
R Tabel (0,05%) Kesimpulan
Motivasi (X1) X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
0,691
0,419
0,887
0,887
0,888
0,254
0,254
0,254
0,254
0,254
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Pengalaman Kerja (X2) X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
0,418
0,762
0,721
0,397
0,539
0,254
0,254
0,254
0,254
0,254
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Kepemimpinan (X3) X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
0,794
0,786
0,903
0,896
0,817
0,254
0,254
0,254
0,254
0,254
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Budaya Organisasi (X4)
X4.1
X4.2
X4.3
X4.4
X4.5
0,486
0,539
0,554
0,352
0,586
0,254
0,254
0,254
0,254
0,254
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Keselamatan Kerja (X5) X5.1
X5.2
X5.3
X5.4
X5.5
0,823
0,786
0,291
0,340
0,744
0,254
0,254
0,254
0,254
0,254
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
51
Tabel 4.14. Lanjutan
Variabel Item Koefisien
Korelasi
R Tabel (0,05%) Kesimpulan
Kepuasan Kerja (Y) Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
Y1.5
Y1.6
Y1.7
Y1.8
0,355
0,295
0,729
0,701
0,669
0,273
0,283
0,372
0,254
0,254
0,254
0,254
0,254
0,254
0,254
0,254
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Dari hasil pengujian validitas masing-masing indikator dari variabel
motivasi, pengalaman kerja, kepemimpinan, budaya organisasi, keselamatan kerja
terhadap kepuasan kerja didapatkan nilai hasil uji validitas koefisien korelasi lebih
besar dari r tabel. Dengan N=60 pada tingkat kepercayaan 5% r tabel = 0,254,
sehingga pengujian variabel motivasi, pengalaman kerja, kepemimpinan, budaya
organisasi, keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja dapat dinyatakan valid dan
dapat dilanjutkan untuk pengujian selanjutnya.
4.4.2 Uji Reliabilitas
Pengujian Reliabilitas pada penelitian ini untuk mengukur konstruk pada
variabel motivasi, pengalaman kerja, kepemimpinan, budaya organisasi,
keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja sehingga dapat dinyatakan reliabel.
Pengujian Reliabilitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.15 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha Keterangan
Motivasi (X1) 0,788 Reliabel
Pengalaman Kerja (X2) 0,718 Reliabel
Kepemimpinan (X3) 0,815 Reliabel
Budaya Organisasi (X4) 0,651 Reliabel
Keselamatan Kerja (X5) 0,750 Reliabel
Kepuasan Kerja (Y) 0,691 Reliabel
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Setelah dilakukan pengujian reliabilitas menggunakan SPSS 16. Hasil
keseluruhan indikator dari variabel motivasi, pengalaman kerja, kepemimpinan,
budaya organisasi, keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja mendapatkan nilai
lebih besar dari > 0,6 dan nilai reliabilitasnya tinggi sehingga dapat dikatakan data
reliabel.
52
4.4.3 Uji t Persamaan Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil output SPSS dengan dua model, persamaan tentang
variabel motivasi, pengalaman kerja, kepemimpinan, budaya organisasi,
keselamatan kerja ditunjukkan dalam tabel 4.16.
Tabel 4.16 Uji t
Uji t t Hitung Sig. t Tabel Keterangan
Motivasi (X1) 2,037 0,047 2,000 Signifikan
Pengalaman Kerja (X2) 0,867 0,390 2,000 Tidak Signifikan
Kepemimpinan (X3) -0,338 0,737 2,000 Tidak Signifikan
Budaya Organisasi (X4) 2,235 0,030 2,000 Signifikan
Keselamatan Kerja (X5) 4,733 0,000 2,000 Signifikan
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Dasar Pengambilan Keputusan Uji t:
Ho diterima dan H1 ditolak jika nilai t hitung<t tabel atau jika sig.> 0,05
(Artinya tidak terdapat pengaruh signifikan)
Ho di tolak dan H1 diterima jika nilai t hitung > t tabel atau jika nilai sig. <
0,05 (Artinya terdapat pengaruh signifikan)
Pada Tabel 4.16. menyatakan nilai Uji t dibandingkan t tabel dan
signifikant dibandingkan signifikan 0,05 untuk masing-masing variabel pada
motivasi, pengalaman kerja, kepemimpinan, budaya organisasi, keselamatan
kerja terhadap kepuasan kerja. Masing-masing perngaruh variabel dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Motivasi t Hitung 2,037 > t tabel 2,000, dan signifikan 0,047 < 0,05 Hasil
uji t dan Signifikan memenuhi syarat artinya motivasi berpengaruh
terhadap kepuasan kerja.
2. Pengalaman Kerja t Hitung 0,867 > t tabel 2,000, dan signifikan 0,390 >
0,05, Hasil uji t dan Signifikan tidak memenuhi syarat artinya Pengalaman
Kerja tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
3. Kepemimpinan t Hitung -0,338 > t tabel 2,000, dan signifikan 0,737 >
0,05, Hasil uji t dan Signifikan tidak memenuhi syarat artinya
Kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
53
4. Budaya Organisasi t Hitung 2,235 > t tabel 2,000, dan signifikan 0,030 <
0,05, Hasil uji t memenuhi syarat dan Signifikan memenuhi syarat artinya
Budaya Organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja
5. Keselamatan Kerja t Hitung 4,733 > t tabel 2,000, dan signifikan 0,000 <
0,05, Hasil uji t dan Signifikan memenuhi syarat artinya Keselamatan
Kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
4.4.4 Uji F Persamaan Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil output SPSS nampak bahwa pengaruh secara bersama-
sama dari variabel bebas: motivasi (X1), pengalaman kerja (X2), kepemimpinan
(X3), budaya organisasi (X4), keselamatan kerja (X5), terhadap variabel tidak
bebas: kepuasan kerja (Y) seperti ditunjukkan pada Tabel 4.17 sebagai berikut:
Tabel 4.17 Uji F Persamaan Regresi Linier Berganda
Persamaan Regresi F Hitung F Tabel Sig. Keterangan
Model 11,956 2,37 ,000b H0 ditolak
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Dari hasil penelitian tentang pengujian anova dengan uji F menggunakan
SPSS 16 dinyatakan berpengaruh secara simultan atau bersama-sama jika nilai F
hitung > dari F tabel. F tabel sebesar 2,37 karena menggunakan lima variabel
independen dan hasil F hitung sebesar 11,956 > 2,37 sehingga dapat dinyatakan
variabel motivasi, pengalaman kerja, kepemimpinan, budaya organisasi,
keselamatan kerja bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
4.4.5 Koefisien Determinasi R²
Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen. Nilai koefisien
determinasi dapat diperoleh dari nilai adjusted R². Berdasarkan hasil output SPSS
besarnya nilai adjusted R² dapat dilihat pada Tabel 4.18 sebagai berikut :
Tabel 4.18. Koefisien Determinasi
Persamaan Regresi R R Square Adjusted R Square
Model 0,725a 0,525 0,481
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
54
Dari Tabel 4.18 hasil perhitungan nilai koefisien determinasi yang
diperoleh sebesar 0,525. Hal ini menunjukan bahwa motivasi (X1), pengalaman
kerja (X2), kepemimpinan (X3), budaya organisasi (X4), keselamatan kerja (X5)
terhadap kepuasan karyawan (Y) pada PTPN IX, Kebun Ngobo dipengaruhi
sebesar 52,5%. Selebihnya yaitu sebesar 47,5% diterangkan oleh faktor lain yang
tidak dimasukan ke dalam model penelitian ini.
4.4.6 Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian dan pembuktian secara empiris pengaruh antar variabel
penelitian ini selain menggunakan analisis statistika deskriptif juga digunakan
analisis statistika inferensial yaitu analisis regresi linear berganda untuk
melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukkan dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan penyadapan karet di
PTPN IX Kebun Ngobo dengan analisis data menggunakan regresi linier
berganda. Alat analisis menggunakan SPSS 16.0 dengan model, persamaan
tentang variabel motivasi, pengalaman kerja, kepemimpinan, budaya organisasi,
keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja ditunjukkan dalam Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Independen Koefisien T-hitung Sig. Kesimpulan
Intersep -7,720 -0,966 0,338
Motivasi (X1) 0,375* 2,037 0,047 Berpengaruh
Pengalaman Kerja (X2) 0,199ns
0,867 0,390 Tidak Berpengaruh
Kepemimpinan (X3) -0,045ns
-0,338 0,737 Tidak Berpengaruh
Budaya Organisasi (X4) 0,754* 2,235 0,030 Berpengaruh
Keselamatan Kerja (X5) 0,584* 4,733 0,000 Berpengaruh
R2 = 0,525 DW test = 2,253
Adj R2 = 0,481
F hitung = 11,956
Keterangan: * Nyata padataraf kesalahan 5%
ns
non signifikan
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Keterangan tanda * menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh
signifikan pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05). Dari Tabel 4.19 dapat disusun
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = –7,720 + 0,375 X1 + 0,199 X2 – 0,045 X3 + 0,754 X4 + 0,584 X5
55
Pada Tabel 4.19 menyatakan hasil motivasi mendapatkan nilai sebesar
0,375 dengan kategori positif, pengalaman kerja mendapatkan nilai sebesar 0,199
dengan kategori positif, kepemimpinan mendapatkan nilai sebesar –0,045 dengan
kategori negatif, budaya organisasi mendapatkan nilai sebesar 0,754 dengan
kategori positif, keselamatan kerja mendapatkan nilai sebesar 0,584 dengan
kategori positif, dimana nilai masing-masing variabel independen terikat dengan
kepuasan kerja artinya nilai setiap masing-masing variabel independent yang
dihasilkan terhadap peningkatakan kepuasan kerja.
4.5. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang diolah menggunakan SPSS 16 tentang
pengaruh motivasi, pengalaman kerja, kepemimpinan, budaya organisasi, dan
keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan bagian penyadapan karet di
PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang. Setelah data dianalisis dengan uji
validitas dan reliabilitas sehingga data hasil kuesioner dinyatakan valid dan
reliabel. Analisis data juga dilakukan uji asumsi klasik dengan hasil yaitu; pada
uji normalitas, data berdistribusi normal dengan hasil Asymp. Sig (2-tailed)
sebesar 0,978 sehingga nilainya lebih besar dari signifikan 0,05 atau 0,978 > 0,05.
Pada uji multikolinearitas nilai VIF (variance inflation factor) dibawah 10 dan
nilai tolerance di atas 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas
dari masalah multikolinearitas dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran.
Uji Heteroskedastisitas, Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Dengan demikian maka nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka tidak
terjadi gejala Heteroskedastisitas pada model regresi. Uji autokorelasi dengan
hasil run test menunjukkan bahwa nilai asymp.sig. (2-tailed) yaitu 0,795 lebih
besar dari > 0,05, dengan demikian data terbebas dari masalah autokorelasi dan
dapat dilihat pada lampiran. Pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y) dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.5.1. Pengaruh Motivasi (X1) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)
Pengujian secara parsial variabel X1 memiliki koefisien regresi sebesar
0,375 dengan nilai t hitung > dari t tabel dan signifikansi < 0,05, sehingga nilai ini
56
menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi motivasi akan berdampak
pada peningkatakan kepuasan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian
Widyawatiningrum, dkk (2015) yang menyatakan motivasi berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja. Karyawan memiliki motivasi di dalam dirinya
untuk memperoleh kepuasan dalam bekerja.
Karyawan penyadap karet di Kebun Ngobo, sangat tertarik pada pekerjaan
menyadap karet sehingga karyawan termotivasi untuk melakukan pekerjaan dan
kepuasan kerja tercapai. Motivasi dapat memberikan semangat bagi karyawan
sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan mudah dan efisien serta dapat
mencapai kepuasan kerja. Karyawan yang memiliki motivasi akan merasa senang
dengan pekerjaannya dan akan menikmati pekerjaan sebagai penyadap karet
sehingga kepuasan kerja tercapai. Penelitian ini diperkuat dengan teori motivasi
Hasibuan (2001) yang mengemukakan bahwa motivasi merupakan pemberi daya
penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mau bekerjasama,
bekerja efektif serta terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai
kepuasan kerja.
Karyawan penyadap karet di Kebun Ngobo sebagian besar memiliki
tanggungan keluarga sehingga karyawan termotivasi untuk bekerja agar
penghasilannya bertambah. Karyawan juga selain sebagai penyadap sebagian
besar memiliki pekrjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Karyawan penyadap karet di Kebun Ngobo termotivasi bekerja untuk
mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi demi mencukupi kebutuhannya,
dengan kebutuhan yang tercukupi maka kepuasan kerja tercapai.
4.5.2 Pengaruh Pengalaman Kerja (X2) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)
Pengujian secara parsial variabel X2 memiliki koefisien regresi sebesar
0,199, dengan nilai t hitung < dari t tabel dan signifikansi > 0,05, sehingga nilai
ini menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja tidak memberikan pengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin
tinggi pengalaman kerja tidak akan berdampak pada meningkatkan kepuasan
kerja. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yudistira (2015) yang
57
menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Penelitian ini didukung oleh Wirayani, dkk (2017) dalam penelitianya
menyatakan bahwa pengalaman kerja tidak bepengaruh terhadap produktivitas
kerja. Produktivitas kerja berkaitan dengan kepuasan kerja karena jika kepuasan
kerja karyawan terpenuhi maka produktivitas kerja karyawan akan meningkat.
Karyawan penyadap di kebun Ngobo PTPN IX sebagian besar telah
bekerja cukup lama yaitu lebih dari 3 (tiga) tahun. Tingkat pengetahuan dan
keterampilan karyawan dalam menyadap cukup baik, namun dari tingkat
pendidikan yang sebagian besar karyawan hanya lulus SD, sehingga pengalaman
kerja karyawan kurang, dari kurangnya pelatihan bagi karyawan sehingga
kemampuan dan keterampilan karyawan dalam bekerja juga kurang. Karyawan
penyadap di Kebun Ngobo juga memiliki latar belakang yang berbeda sehingga
tidak ada pengalaman dalam menyadap karet. Usia karyawan penyadap di Kebun
Ngobo juga sebagian besar sudah tidak produktif sehingga karyawan bekerja
sesuai kemampuannya sehingga kepuasan kerja tidak tercapai.
Karyawan penyadap juga dapat menguasai pekerjaannya dengan mudah
dan dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya. Soetjipto (2007),
mengungkapkan bahwa karyawan dengan pengalaman kerja tinggi akan lebih
mudah melaksanakan pekerjaan, dibandingkan dengan karyawan lama dan baru
tidaklah bisa disamakan. Brown et al (2000) menjelaskan bahwa karyawan
dengan pengalaman kualitas rendah, cenderung tidak puas dengan pekerjaan
mereka, kurang berkomitmen untuk organisasi dan lebih merenungkan
meninggalkan organisasi. Lama masa kerja karyawan penyadap karet di Kebun
Ngobo sebagian besar bekerja cukup lama yaitu lebih dari 30 tahun, semakin lama
karyawan bekerja akan membuat karyawan merasa jenuh atau bosan sehingga
tidak merasa puas dalam bekerja.
Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan penyadap
karet di PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang kurang baik dimana
sebagian besar tingkat pendidikan karyawan rendah sehingga kualitas pengalaman
kerja karyawan rendah dan tidak mencapai kepuasan kerja. Penguasaan terhadap
pekerjaan oleh karyawan penyadap karet di PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten
Semarang cukup baik, namun karena kurangnya pengetahuan karyawan tidak
58
dapat menguasai pekerjaan menyadap karet dengan mudah sehingga diperlukan
pelatihan terlebih dahulu. Kurangnya pengalaman kerja karyawan mengakibatkan
karyawan sulit mendapatkan status karyawan tetap. Sebagian besar karyawan
penyadap karet di Kebun Ngobo berstatus harian lepas sehingga karyawan mersa
tidak puas dengan pekerjaannya.
4.5.3 Pengaruh Kepemimpinan (X3) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)
Pengujian secara parsial variabel X3 memiliki koefisien regresi sebesar (-
0,045), Negatif dengan nilai t hitung < dari t tabel dan signifikansi > 0,05,
sehingga dinyatakan tidak berpengaruh. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel
kepemimpinan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kepemimpinan tidak akan
berdampak pada peningkatan kepuasan kerja. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Widyawatiningrum, dkk (2015) yang menyatakan kepemimpinan tidak
berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Aktvitas karyawan dalam sebuah perusahaan sangat tergantung pada
kepemimpinan yang diterapkan di perusahaan tempat bekerja. Pelaksanaan
aktivitas yang dilakukan oleh kepemimpinan kepada karyawan dapat
menyebabkan seseorang karyawan mencapai kepuasan dalam bekerja, namun
belum tentu dapat membawa pengaruh yang positif dalam pembentukan
kepribadian karyawan untuk bisa bekerja mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan di Kebun Ngobo PTPN IX memiliki inisiatif dalam membantu
karyawan, bertanggung jawab atas karyawannya serta komunikasi antara
pemimpin dan karyawan cukup baik, selalu memberi pengarahan dan teguran
kepada karyawannya.
Menurut Brahmasari dan Suprayetno (2008) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kepuasan
karyawan. Kepemimpinan yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi
belum dapat menciptakan integrasi yang serasi sehingga mendorong gairah kerja
karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal. Aktivitas karyawan di
perusahaan sangat tergantung dari kepemimpinan yang diterapkan serta situasi
lingkungan di dalam perusahaan tempat bekerja.
59
4.5.4 Budaya Organisasi (X4) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)
Pengujian secara parsial variabel X4 memiliki koefisien regresi sebesar
0,754 Positif dengan nilai t hitung > dari t tabel dan signifikansi < 0,05, sehingga
dinyatakan berpengaruh. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi
memberikan pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin tinggi budaya organisasi akan berdampak pada
peningkatan kepuasan kerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Widyawatiningrum, dkk (2015) yang menyatakan budaya organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Budaya organisasi memiliki peran
yang penting dimana secara langsung mampu meningkatkan kepuasan kerja
karyawan. Budaya organisasi di Kebun Ngobo PTPN IX adalah:
1) Integrity (Integritas) yaitu keselarasan antara perkataan dan tindakan dalam
melaksanakan tanggungjawab.
2) Enthusiasm (Antusias) yaitu mampu menunjukkan semangat yang tinggi
dalam menjalankan setiap tugas dan kewajiban.
Pada budaya organisasi di atas dapat membuat karyawan bekerja dengan
tekun yaitu karyawan selalu masuk kerja baik hari kerja maupun hari libur untuk
mendapatkan hasil yang lebih karena pada hari libur kerja karyawan akan dihitung
borongan. Pada indikator ini karyawan telah menunjukkan antusiasnya untuk
bekerja dengan semangat yang tinggi mencapai hasil yang tinggi. Di Kebun
Ngobo PTPN IX karyawan bekerja dengan disiplin dimana karyawan selalu
datang tepat waktu yaitu pukul 03:00 pagi dan pulang pukul 13:00 setelah
mengumpulkan hasil dan diabsen oleh pimpinan. Karyawan di Kebun Ngobo
PTPN IX bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab yaitu karyawan
mengumpulkan hasil kerjanya berupa lateks karet sesuai dengan yang mereka
dapat dan tidak ditambah dengan bahan apa pun. Karyawan penyadap di Kebun
Ngobo PTPN IX telah bekerja dengan tekun, disiplin dan jujur sehingga karyawan
dapat mencapai target atau basis yang ditentukan perusahaan serta mencapai
tujuan organisasi. Dengan tercapainya tujuan organisasi maka karyawan merasa
puas dengan pekerjaannya.
59
4.5.5 Pengaruh Keselamatan Kerja (X5) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)
Pengujian secara parsial variabel X5 memiliki koefisien regresi sebesar
0,584 Positif dengan nilai t hitung > dari t tabel dan signifikansi < 0,05, sehingga
dinyatakan berpengaruh. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja
memberikan pengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin tinggi keselamatan kerja akan dapat
meningkatkan kepuasan kerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Maulana,
dkk (2015) yang meyatakan bahwa keselamatan kerja memiliki pengaruh
signifikansi terhadap kepuasan kerja.
Keselamatan kerja merupakan suatu hal yang penting di perkebunan
karena setiap karyawan yang bekerja menginginkan kondisi selamat, seperti yang
dikatakan oleh Wirawan (2015) bahwa keselamatan kerja adalah kondisi di mana
para karyawan bisa bekerja dengan selamat, tidak mengalami kecelakaan atau
cidera dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Lingkungan kerja pada
perkebunan karet di PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang yaitu
lingkungan yang bersih dan aman bagi karyawan sehingga kepuasan tercapai.
Mesin dan peralatan kerja pada karyawan dimana peralatan yang digunakan untuk
menyadap karet sudah cukup lengkap dan alat pelindung diri karyawan cukup
baik sehingga karyawan merasa puas. Jaminan keselamatan untuk keryawan
penyadap karet di PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang dimana
perusahan telah memberikan jaminan kesehatan bagai karyawan berupa BPJS
sehingga karyawan merasa puas.