BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1...
Transcript of BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1...
49
BAB 4
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. K-Link Internasional berdiri di Malaysia tahun 2000 dengan Board of
Director Group Chairman Tuan Haji Abd. Karaf Shafie, Group Managing Director Mr.
Darren Goh, Group Executive Director Mr. Lawrence Yap dan Group Finance Director
Mr. K.k.Khor. Dengan Visi dan Misi ” Untuk mewujudkan jaringan pemasaran di
peringkat dunia bagi memenuhi komitmen serta bertanggung jawab terhadap para
pelanggan, distributor, karyawan, pemengang saham, rekan usaha serta
masyarakat”. K-Link International masuk ke Indonesia pada bulan Juni tahun 2002
yang berlokasi di Jakarta, sejak itu K-Link Nusantara mengembangkan usahanya ke
seluruh Indonesia. Selama 5 tahun K-Link Indonesia beroperasi di bawah
kepemimpinan Mr. MD Radzi Saleh telah membantu banyak orang mencapai
impiannya. Melalui konsep ”One Vision, One Mission and One System” K-Link
berkembang dengan didukung oleh manajemen yang berpengalaman, produk-
produk revolusioner dan bermutu tinggi yang berfokus pada kesehatan. Dengan
Marketing Plan yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang yang
serius untuk mengubah hidupnya, support system yang memberikan pelatihan dan
cara bagaimana mengembangkan usaha jaringan yang mempunyai fondasi kokoh
dan kuat.
50
Melalui APLI (Assosiasi Penjualan Langsung Indonesia) K-Link turut berperan
aktif mendidik masyarakat untuk dapat mengenali dan membedakan mana
perusahaan MLM yang murni dan mana perusahaan money game yang berkedok
MLM.
Bisnis K-Link dalam 5 tahun di Indonesia telah berkembang pesat, dari
awalnya K-Link menyewa satu ruko 4 lantai di Mangga Dua Mall Jakarta, kemudian
menjadi dua ruko dan akhirnya pada tahun 2006 K-Link dapat membeli gedung
sendiri di atas tanah seluas 1500m2 di kawasan Tebet Jakarta Selatan, terdiri dari
dua gedung dengan arsitektural minimalis dilengkapi dengan mushola dan foodcourt
di gedung tersendiri. Pada tanggal 1 April 2007, secara operasional K-Link Indonesia
telah menempati gedung baru ini, dan pada tanggal 18 April 2007 dengan bangga
gedung baru diresmikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bapak Ir.
Erman Suparno, MBA, MSi serta dihadiri pula oleh Wakil Duta Besar Malaysia untuk
Indonesia Encik Abd. Aziz Harun dan Menteri Penasehat Duta Besar Malaysia untuk
Indonesia Encik Adenan A. Rahman.
Berbagai jenis produk K-Link yang ada saat ini adalah:
1. K-Puyikang (15 Sachets)
2. K-Puyikang (7 Sachets)
3. K-Link Kino
4. Gamat Vitagel
5. Ionize Mattress
6. Body Slimming Under Garment Black
7. Body Slimming Under Garment Brown
8. Tudung Elegance
51
9. Kang Xing LTD Machine
10. Diagnostic Hand Set Accupunture
11. SOD Rooibos Tea (40 Sachets)
12. K-Liquid Organic Spirulina
13. Coffe 5 in 1
14. UIE Liquid Chlorophyll (500ml)
15. UIE Power Black Jade (L), (XL), (XXL), (XXXL)
16. K-Energy Cream
17. UIE Power Touch
18. UIE Jade Ring
19. Riddance
20. HGH Always Young
21. Gamat Emulsion
22. Gamat Vitaplus
23. Propolis Platinum
24. Propolis Platinum (Kemasan Tunggal)
25. K-BioGreen (500 gr)
26. K-BioGreen (250 gr)
27. Xplo Protect
28. Chlorophyll Care Transparant
29. K-Fuel Saver
30. Jade Mattress
31. Tooth Paste Mu’min
32. Tooth Paste Allwhite Blue (Cool Mint)
33. Tooth Paste Allwhite Red (Extra Mint)
52
34. OmegaSqua
35. K-Sauda VCO
36. K-Ayuverda AyuArtis
37. K-Ayuverda AyuAsmo
38. K-Ayuverda AyuBes
39. K-Ayuverda AyuDerme
40. K-Ayuverda AyuLite
41. K-Ayuverda AyuRhoids
42. K-Ayuverda AyuLax
43. K-Ayuverda AyuVigo
44. K-Ayuverda AyuVita
45. K-Ayuverda Ayurin Plus
4.1.2 Profil Perusahaan
- Berdiri :Tahun 2000 di Malaysia dengan nama PT. K-Link Internasional
:Tahun 2002 masuk Indonesia dengan nama PT. K-Link Nusantara
- Bidang usaha : Distributor suplemen dan alat kesehatan
- Produk utama : Suplemen dan alat kesehatan
- Jumlah karyawan : 120 orang
- Alamat kantor : Jl. Prof. Dr. Saharjo No.161, Tebet, Jakarta Selatan
- Website : www.k-link.co.id
- Telp. : (021) 831-1234
53
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
PT. K-Link mempunyai konsep ”One Vision, One Mission and One System”.
Adapun visi dan misi perusahaan adalah :
Visi:
o Mengembangkan sayap perniagaan kelima benua.
o Menguasai sebagaian besar pangsa pasar bisnis multi level marketing dunia.
o Melahirkan para Crown Ambasador menjadi jutawan sukses.
Misi:
Membangun rangkaian bisnis internasional yang dapat memenuhi komitmen dan
tanggung jawab kami kepada pelanggan, distributor, karyawan, pemegang saham,
mitra bisnis dan masyarakat dalam satu sistem yaitu K-System yang mempunyai
sistem pelatihan dan cara untuk sukses yang seragam di manapun kami berada.
54
4.2 Kondisi Bisnis Perusahaan
Kondisi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan (disajikan pada gambar 4.1
Analisa Porter pada PT. K-Link) adalah sebagai berikut:
GAMBAR 4.1 ANALISA FIVE COMPETITIVE PORTER PADA PT.K-LINK NUSANTARA
(Sumber: PT. K-Link Nusantara)
Ancaman pendatang baru:
-Agel -Chi Indonesia -Freshy Indonesia -High Desert Indonesia -Indoforever -Ixora Network -Luxor -Meilun Indonesia -Lasindo Bintang Sejahtera
Kekuatan tawar
menawar pembeli:
- Konsumen - Distributor - Stockist
Kekuatan tawar
menawar pemasok:
- PT.K-Link Internasional (Malaysia)
Persaingan industri:
- Kansen Kenko - Tianshi - Amway - CNI - Revell
Pengganti/Subtitusi: - sayur - daging - buah-buahan - teh hijau
55
4.2.1 Persaingan Dalam Industri
Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya
tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi perusahaan di pasar.
Gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap para pesaingnya dan dapat mendorong perlawanan atau kontra gerakan.
PT. K-Link Nusantara berada dalam persaingan yang cukup ketat yang
bergerak dalam industri yang sama. Persaingan yang terjadi yaitu berupa perang
promosi melalui seminar dan demo produk, peningkatan pelayanan melalui
hubungan yang intensif terhadap para konsumen potensial, serta pengembangan
produk untuk meningkatkan mutu produk.
Beberapa pesaing K-Link Nusantara yaitu: Kansen Kenko, Tianshi, Amway,
CNI, Revell.
4.2.2 Ancaman Pendatang Baru
Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam suatu industri tergantung
pada rintangan masuk yang ada, jika hambatan itu sulit diatasi maka ancaman
masuknya pendatang baru akan rendah, dan sebaliknya jika hambatan itu mudah
diatasi maka ancaman masuknya pendatang baru akan tinggi.
Rintangan untuk keluar masuk industri ini terbilang cukup besar. Hal ini
disebabkan karena rintangan yang menghalangi masuknya pendatang baru cukup
banyak. Beberapa rintangan yang menjadi pertimbangan pendatang baru adalah dari
faktor skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, dan biaya yang tidak
menguntungkan terlepas dari skala.
Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa
pendatang baru untuk beroperasi dalam skala besar dan menghadapi resiko, atau
56
beroperasi dalam skala kecil tetapi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan.
Differensiasi produk menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang
baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang
telah ada, sebab perusahaan tertentu telah mempunyai identifikasi merek dan
kesetiaan pelanggan yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan, dan perbedaan
produk. Kebutuhan dalam menanamkan modal yang besar agar dapat bersaing
menjadi salah satu ancaman yang harus dipertimbangkan dalam memasuki industri
ini. Rintangan yang terakhir adalah dari segi biaya tidak menguntungkan terlepas
dari skala. Perusahaan yang telah mapan mungkin memiliki keunggulan biaya yang
tidak dapat ditiru atau dimiliki oleh pendatang baru, sebab perusahaan yang telah
mapan memiliki pengalaman dalam menghadapi kondisi pasar maupun para
pemasok.
Pendatang baru dalam pasar yaitu: Agel, Chi Indonesia, Freshy Indonesia,
High Desert Indonesia, Indoforever, Ixora Network, Luxor, Meilun Indonesia, Lasindo
Bintang Sejahtera
4.2.3 Ancaman Barang Subtitusi
Barang subtitusi (pengganti) adalah produk lain yang dapat menjalankan
fungsi yang sama seperti produk yang digantikannya. Produk pengganti ini
membatasi laba potensial perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang
digantikannya.
Ancaman barang subtitusi cukup tinggi,hal ini dikarenakan barang subtitusi
mempunyai harga yang lebih murah dibandingkan dengan produk yang ditawarkan.
Contoh barang subtitusi: sayur, daging, buah-buahan, teh hijau.
57
4.2.4 Kekuatan Tawar Menawar Konsumen
Kekuatan tawar menawar konsumen tergantung pada tingkat kebutuhan
konsumen dan banyak tidaknya pemasok yang tersedia bagi konsumen. Kekuatan
daya tawar menawar konsumen K-Link Nusantara bersifat kuat karena banyaknya
pesaing dalam industri ini dengan berbagai macam merek dan beraneka ragam
produk yang ditawarkan oleh produsen lama maupun produsen baru di pasaran.
4.2.5 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok PT. K-Link Nusantara merupakan perusahaan induk yang berada di
Malaysia dengan nama PT. K-Link Internasional.
4.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Struktur organisasi merupakan kerangka dari sistem organisasi perusahaan untuk
memperjelas mengenai fungsi, hubungan kerja, wewenang, dan tanggung jawab setiap
bagian dalam suatu organisasi.
PT. K-Link Nusantara memakai struktur organisasi fungsional karena semua orang
yang terlibat dalam suatu bagian tanggung jawab atas tugasnya masing-masing sesuai
fungsi yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi fungsional adalah dimana dalam perusahaan terdapat pekerjaan-
pekerjaan yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Struktur fungsional mengelompokkan tugas dan aktivitas menurut fungsi bisnis seperti
produksi/operasi, pemasaran, keuangan/akunting, penelitian dan pengembangan, dan sistem
informasi komputer.
Pada gambar 4.2 ditunjukkan bagan organisasi PT. K-Link Nusantara
GAMBAR 4.2 STRUKTUR ORGANISASI PT.K-LINK NUSANTARA
(Sumber: PT. K-Link Nusantara)
Finance Cashier
Product Manage
Office Boy
Operasional Manager
Security
Senior Finance and Accounting Manager
Business Divison Manager
Enginering Data Processing Manager
Cafe
Art and Promotion manager
Area Manager
Human Resources Development Manager
Senior Marketing Manager
Direktur
Distribution Manager
Warehouse Manager
Stock Product Import
Accountant
59
Berdasarkan dari gambar 4.2 yang menunjukkan struktur organisasi PT. K-Link Nusantara,
berikut ini adalah uraian pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing jabatan:
1. Director
Tugas dan wewenang dari direktur antara lain sebagai berikut:
o Membuat perencanaan aktifitas perusahaan.
o Menginstruksikan tugas-tugas yang harus dilakukan bawahan.
o Mengawasi dan mengelola perusahaan sebaik mungkin, dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
o Menerima laporan dari para manajer di bawahnya.
o Menentukan kebijakan perusahaan.
2. Senior Marketing Manager
o Bertanggung jawab dalam perencanaan strategi pemasaran untuk
meningkatkan penjualan.
o Bertanggung jawab atas tercapainya target penjualan produk dalam periode
yang telah ditetapkan.
o Menilai dan menganalisis perluasan daerah pemasaran untuk produk yang
dapat dicapai oleh perusahaan.
o Melakukan evaluasi kerja untuk meningkatkan pemasaran serta pencapaian
target penjualan produk.
o Mengevaluasi rencana dan realisasi pemasaran produk.
3. Human Resources Development Manager
o Bertanggung jawab terhadap karyawan yang bertugas untuk mengurusi
operasional kantor.
o Melakukan evaluasi kerja untuk menentukan kinerja karyawan.
o Merekrut karyawan yang dibutuhkan perusahaan.
60
o Memberikan rekomendasi untuk kenaikan pangkat karyawan berperestasi.
o Menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan personalia.
4. Senior Finance and Accounting Manager
o Menetapkan anggaran untuk setiap departemen yang ada dalam
perusahaan.
o Menentukan dan menetapkan segala kebijakan yang berkaitan dengan
keuangan dan akuntansi perusahaan.
o Mengawasi administrasi pembukuan.
o Mengevaluasi dan melaksanakan kebijakan keuangan dan akuntansi yang
telah ditentukan.
o Mengurus masalah perpajakan perusahaan.
5. Operasional Manager
o Bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional perusahaan.
o Mengatur dan mengurus jadwal impor produk.
o Mengatur masalah pergudangan dan stok barang.
o Mengawasi distribusi produk perusahaan
o Mengevaluasi kebijakan operasional.
6. Cafe
o Menjual makanan dan minuman.
7. Office Boy
o Membersihkan kantor.
o Sebagai orang yang membantu pekerjaan kantor, seperti fotokopi dan
membeli perlengkapan alat tulis.
8. Security
o Menjaga keamanan selama 24 jam.
61
o Menjaga ketertiban di dalam gedung.
9. Accountant
o Membuat laporan keuangan secara periodik termasuk neraca, laporan rugi-
laba, dan laporan arus kas yang harus dilaporkan kepada manajer keuangan.
10. Finance
o Melakukan kegiatan pembayaran gaji dan upah karyawan.
11. Cashier
o Mengelola kas perusahaan.
o Menerima dan menyimpan uang hasil penerimaan penjualan.
o Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dan
membuat laporan kepada manajer keuangan.
12. Warehouse Manager
o Menyimpan barang yang telah diperiksa oleh bagian pembelian.
o Bertanggung jawab atas keluar masuk barang dalam gudang.
o Menjaga keutuhan dan keamanan dalam gudang.
13. Distribution Manager
o Bertanggung jawab terhadap kegiatan pengiriman produk.
o Menyusun jadwal kegiatan pengiriman barang.
14. Stock Product Import
o Bertanggung jawab terhadap jadwal impor barang.
o Menjaga keutuhan dan kualitas produk.
62
4.4 Kegiatan Usaha Perusahaan
PT. K-Link Nusantara telah berdiri di Indonesia sejak tahun 2002. Perusahaan ini
bergerak di bidang distributor suplemen dan alat-alat kesehatan. K-Link memiliki berbagai
macam produk yang ditawarkan kepada distributor maupun untuk dijual lagi oleh distributor
kepada konsumen. Kepada distributornya, K-Link memberikan berbagai macam bonus jika
seorang distributor mencapai target yang telah ditentukan. Target ini adalah berupa besaran
penjualan dan bagaimana posisi penjualan orang yang direkrut oleh distributor tersebut.
PT. K-Link Nusantara secara periodik juga memberikan seminar-seminar untuk para
distributornya. Seminar ini dibagi menjadi beberapa bagian, ada yang untuk mengajak join
member baru, pelatihan produk, pengembangan diri, dan berbagai macam seminar lainnya.
Tujuan seminar ini selain untuk memudahkan para distributor dalam melakukan penjualan
maupun melakukan perekrutan member baru juga ditujukan untuk pengembangan mental
dan sikap para distributor.
Dalam melakukan promosi, PT. K-Link Nusantara menggunakan beberapa cara,
antara lain:
o Pemasangan iklan pada media cetak (majalah dan koran).
o Pemasangan iklan pada media elektronik (televisi dan radio).
o Pemasangan reklame ukuran besar maupun kecil pada titik yang strategis.
o Mengadakan seminar-seminar untuk mengenalkan K-Link pada masyarakat
non – member.
Sampai saat ini, pemasaran produk K-Link telah tersebar di berbagai kota di seluruh
Indonesia, meliputi Seluruh kota di Pulau Jawa, Banda Aceh, Medan, Padang, Batam,
Pekanbaru, Palembang, Bengkulu, Bandar Lampung, Denpasar, Pontianak, Palu,
Banjarmasin, Balikpapan, Bontang, Samarinda, Makassar, Mataram, Manado, Lhoksumawe,
Gorontalo, Ambon, Ternate, Kendari, Sorong, Kupang, Waingapu.
63
4.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
4.5.1 Hasil Uji Validitas
Uji validitas ini bertujuan untuk mengukur tingkat komunikatif dari tiap butir
pertanyaan. Artinya uji validitas ini digunakan untuk mengukur seberapa tinggi tingkat
pemahaman atas butir – butir yang ada dalam instrumen oleh responden.
TABEL 4.1 VALIDITAS BUTIR BUDAYA
No. Butir Jumlah r hitung r tabel Kesimpulan Skor Valid Drop 1 101 0.660 0.361 Valid - 2 86 0.371 0.361 Valid - 3 98 0.643 0.361 Valid - 4 113 0.642 0.361 Valid - 5 125 0.489 0.361 Valid - 6 108 0.490 0.361 Valid - 7 119 0.620 0.361 Valid - 8 106 0.744 0.361 Valid - 9 115 0.491 0.361 Valid - 10 121 0.687 0.361 Valid -
TABEL 4.2 VALIDITAS BUTIR LOYALITAS
No. Butir Jumlah r hitung r tabel Kesimpulan Skor Valid Drop 1 129 0.619 0.361 Valid - 2 128 0.433 0.361 Valid - 3 125 0.712 0.361 Valid - 4 123 0.614 0.361 Valid - 5 126 0.696 0.361 Valid - 6 110 0.444 0.361 Valid - 7 124 0.590 0.361 Valid - 8 131 0.381 0.361 Valid - 9 96 0.554 0.361 Valid - 10 88 0.642 0.361 Valid -
64
Keterangan :
Jumlah butir : 10
Valid : 10
Drop : 0
r hitung : hasil perhitungan validitas butir instrument uji coba menggunakan rumus
. Korelasi Product Moment
r table : berdasarkan data pada table alpha 0.05 atau 95 % tingkat kepercayaan
. jumlah ( n ) = 30, yaitu : 0.361
Valid = r hitung > r tabel
Drop = r tabel < r tabel li
4.5.2 Hasil Reliabilitas
realibilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.
TABEL 4.3 TOTAL VARIANS BUTIR VALID BUDAYA
No. Jumlah Skor Butir Nilai Varians
1 101 1.482
2 86 1.361
3 98 1.651
4 113 1.013
5 125 0.626
6 108 1.214
7 119 1.482
8 106 1.637
9 115 0.902
10 121 0.999
Jumlah 12.367
65
Keterangan :
• Jumlah Varians Butir Valid sama dengan 12.367
(Pada Rumus Reliabilitas dengan symbol ∑ σb2 = Jumlah Varians Butir Valid)
• Varians Skor Butir Valid adalah 42.248
(Pada Rumus Realiabilitas dengan symbol “σ2 “ = varians skor total butir valid
42.248)
Kesimpulan :
Dari 10 butir instumen yang valid, koefisien reliabilitasnya adalah 0.786
0.70 < R11 < 0.90 Hubungan yang erat ( reliabel )
TABEL 4.4 TOTAL VARIANS BUTIR VALID LOYALITAS
No. Jumlah Skor Butir Nilai Varians
1 129 0.838
2 128 1.029
3 125 1.316
4 123 0.783
5 126 0.855
6 110 1.057
7 124 0.878
8 131 0.516
9 96 1.889
10 88 1.444
Jumlah 10.605
66
Keterangan :
• Jumlah Varians Butir Valid sama dengan 10.605
(Pada Rumus Reliabilitas dengan symbol ∑ σb2 = Jumlah Varians Butir Valid)
• Varians Skor Butir Valid adalah 34.023
(Pada Rumus Realiabilitas dengan symbol “σ2 “ = varians skor total butir valid
34.023)
Kesimpulan :
Dari 10 butir instumen yang valid, koefisien reliabilitasnya adalah 0.764
0.70 < R11 < 0.90 Hubungan yang erat ( reliabel )
4.6 Hasil Penelitian
Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian
ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakeristik responden. Karakteristik
tersebut meliputi jenis kelamin dan umur.
4.6.1 Karakteristik Responden
4.6.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dilihat dari jenis kelamin, 64.8% responden (81 orang) berjenis
kelamin pria dan 35.2% responden (44 orang) berjenis kelamin wanita.
Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dalam grafik
berikut :
67
TABEL 4.5 KARAKTERISTIK RESPONDEN MENURUT JENIS KELAMIN
JENIS KELAMIN
Wanita, 44, 35.2%
Pria, 81, 64.8%
PriaWanita
GAMBAR 4.3 KOMPOSISI RESPONDEN MENURUT JENIS KELAMIN
4.6.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Sebagian responden (22 orang atau 17.6%) berusia 18 – 25 tahun,
(38 orang atau 30.4%) berusia 26 – 33 tahun, (38 orang atau 30.4%)
berusia 34 – 41 tahun, (11 orang atau 8.8%) berusia 42 – 49 tahun, (7
orang atau 5.6%) berusia 50 -57 tahun, (5 orang atau 4%) berusia 58 -65
No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
1 Pria 81 64.8 %
2 Wanita 44 35.2 %
68
tahun, (4 orang atau 3.2%) berusia 66-73 tahun. Komposisi responden
berdasarkan umur dapat dilihat dalam grafik berikut :
TABEL 4.6 KARAKTERISTIK RESPONDEN MENURUT UMUR
UMUR
34-41 th30%
42-49 th9%
50-57 th6%
58-65 th4%
66-73 th3%
26-33 th30%
18-25 th18%
18-25 th26-33 th34-41 th42-49 th50-57 th58-65 th66-73 th
GAMBAR 4.4 KOMPOSISI RESPONDEN MENURUT UMUR
No UMUR MEAN Frekuensi Valid Percent Cumulative Percent
1 18 – 25 21.5 22 17.6 % 17.6 %
2 26 – 33 29.5 38 30.4 % 48.0 %
3 34 – 41 37.5 38 30.4 % 78.4 %
4 42 – 49 45.5 11 8.8 % 87.2 %
5 50 – 57 53.5 7 5.6 % 92.8 %
6 58 – 65 61.5 5 4.0 % 96.8 %
7 66 – 73 69.5 4 3.2 % 100 %
TOTAL 125 100 %
69
4.6.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Budaya Sosialis dan Budaya
. Individualis.
Dilihat dari budaya, 82.4% responden (103 orang) berbudaya
sosialis dan 17.6% responden (22 orang) berbudaya individualis. Komposisi
responden berdasarkan budaya dapat dilihat dalam grafik berikut :
TABEL 4.7 KARAKTERISTIK RESPONDEN MENURUT BUDAYA
SOSIALIS DAN BUDAYA INDIVIDUALIS
Individual, 22, 18%
Sosial, 103, 82%
SosialIndividual
GAMBAR 4.5 KOMPOSISI RESPONDEN MENURUT BUDAYA
SOSIALIS DAN BUDAYA INDIVIDUALIS
No Budaya Jumlah Responden Persentase
1 Sosialis 103 82.4 %
2 Individualis 22 17.6 %
70
4.6.2 Pengujian Hipotesis
4.6.2.1 Analisa Chi Kuadrat (X2) Umur dan Loyalitas
Hipotesis yang diajukan adalah :
Ho 1 : Bahwa umur tidak memengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek K-Link.
Ha 1 : Bahwa umur memengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek K-Link.
Hasil Penelitian :
Menggunakan Perhitungan SPSS 13.0
Chi-Square Test
Frequencies
UMUR
Observed N Expected N Residual 18 - 25 th 21 16.1 4.9 26 - 33 th 33 16.1 16.9 34 - 41 th 33 16.1 16.9 42 - 49 th 10 16.1 -6.1 50 - 57 th 7 16.1 -9.1 58 - 65 th 5 16.1 -11.1 66 - 73 th 4 16.1 -12.1 Total 113
LOYALITAS
Observed N Expected N Residual 4 4 18.8 -14.85 5 18.8 -13.87 7 18.8 -11.810 10 18.8 -8.821 21 18.8 2.233 66 18.8 47.2Total 113
71
Test Statistics
UMUR LOYALITASChi-Square(a,b) 61.009 151.796
df 6 5Asymp. Sig. .000 .000
a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The . . .
. minimum expected cell frequency is 16.1.
b. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The . . .
. minimum expected cell frequency is 18.8.
Pengujian Hipotesis :
Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang ditunjuKkan pada tabel di atas,
maka dapat ditemukan bahwa harga Chi Kuadrat hitung = 61.009. Dalam hal ini dk
= n – 1, jadi dk = 7 – 1 = 6. Berdasarkan dk = 6 dan kesalahan 5%, maka diperoleh
harga Chi Kuadrat tabel = 12.592 (lihat tabel Chi Kuadrat). Ternyata harga chi
Kuadrat hitung lebih besar dari harga tabel (61.009 > 12.592). Dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima.
Sedangkan berdasarkan nilai Significant yang didapat dari tabel di atas,
maka dapat ditemukan bahwa Asymp Sig = 0.000. Ternyata nilai Asymp Sig lebih
kecil dari tingkat kesalahan (0.000 < 0.05). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima.
72
Hasil Pengujian Hipotesis :
”Bahwa umur memengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek K-Link”.
Berdasarkan data, bahwa umur 26 – 41 tahun yang paling banyak dalam member K-
Link dan memiliki tingkat loyalitas tinggi terhadap merek K-Link.
Analisis Hasil :
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas ternyata umur memengaruhi
loyalitas konsumen terhadap merek K-Link. Berdasarkan data yang diperoleh
ternyata umur 26 – 41 tahun umur yang terbanyak dalam member K-Link. Hal ini
sesuai dengan teori Papalia (2004,p12) yang menyatakan bahwa umur 26 – 41
tahun adalah periode umur Masa Dewasa Awal. Berdasarkan perkembangan fisik
pada umur ini seorang sedang berada pada puncaknya, lalu menurun sedikit demi
sedikit dan pilihan gaya hidup yang memengaruhi kesehatan. Sedangkan
berdasarkan perkembangan kesadaran pada umur ini seeorang sudah memiliki
kesadaraan dan moral yang sudah kompleks dan sudah dapat menentukan pilihan
pendidikan dan karirnya.
4.6.2.2 Analisa Chi Kuadrat (X2) Jenis Kelamin dan Loyalitas
Hipotesis yang diajukan adalah :
Ho 2 : Bahwa jenis kelamin tidak memengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek .
. K-Link.
Ha 2 : Bahwa jenis kelamin memengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek .
. K-Link.
73
Hasil Penelitian :
Menggunakan Perhitungan SPSS 13.0
Chi-Square Test
Frequencies
GENDER
LOYALITASl
Observed N Expected N Residual 39 39 56.5 -17.574 74 56.5 17.5Total 113
Test Statistics
Gender Loyal Chi-Square(a) 10.841 10.841
df 1 1Asymp. Sig. .001 .001
a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The . .
. minimum expected cell frequency is 56.5.
Observed N Expected N Residual Pria 74 56.5 17.5Wanita 39 56.5 -17.5Total 113
74
Pengujian Hipotesis :
Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang ditunjukKan pada tabel di atas,
maka dapat ditemukan bahwa harga Chi Kuadrat hitung = 10.841. Dalam hal ini dk
= n – 1, jadi dk = 2 – 1 = 1. Berdasarkan dk = 1 dan kesalahan 5%, maka diperoleh
harga Chi Kuadrat tabel = 3.481 (lihat tabel Chi Kuadrat). Ternyata harga chi
Kuadrat hitung lebih besar dari harga tabel (10.841 > 3.481). Dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima.
Sedangkan berdasarkan nilai Significant yang didapat dari tabel diatas, maka
dapat ditemukan bahwa Asymp Sig = 0.001. Ternyata nilai Asymp Sig lebih kecil
dari tingkat kesalahan (0.001 < 0.05). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.
Hasil Pengujian Hipotesis :
Bahwa jenis kelamin memengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek
K-Link”, Berdasarkan data, jenis kelamin pria adalah jenis kelamin terbanyak dalam
member K-Link dan memiliki tingkat loyalitas tinggi terhadap merek K-Link.
Analisis Hasil :
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas ternyata jenis kelamin
memengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek K-Link. Berdasarkan data yang
diperoleh ternyata jenis kelamin pria lebih banyak daripada wanita dalam member
K-Link. Hal ini sesuai dengan jurnal ”An International Investigation of Cultural and
Demographic Effects on Domestic Retail Loyalty”, yang diteliti oleh Robert D.
Straughan dan Nancy D. Albers-Miller yang mengatakan bahwa jenis kelamin pria
mempunyai loyalitas yang lebih kuat daripada wanita.
75
4.6.2.3 Analisa Chi Kuadrat (X2) Budaya dan Loyalitas
Hipotesis yang diajukan adalah :
Ho 3 : Bahwa budaya tidak memengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek
. K-Link.
Ha 3 : Bahwa budaya memengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek
. K-Link.
Hasil Penelitian :
Menggunakan Perhitungan SPSS 13.0
Chi-Square Test Frequencies
BUDAYA
Observed N Expected N Residual sosial 97 56.5 40.5individual 16 56.5 -40.5Total 113
LOYALITAS
Observed N Expected N Residual 16 16 56.5 -40.597 97 56.5 40.5Total 113
Test Statistics
budaya loyalitas Chi-Square(a) 58.062 58.062
Df 1 1Asymp. Sig. .000 .000
a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The . . . .
. minimum expected cell frequency is 56.5.
76
Pengujian Hipotesis :
Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang ditunjuKkan pada tabel di atas,
maka dapat ditemukan bahwa harga Chi Kuadrat hitung = 58.062. Dalam hal ini dk
= n – 1, jadi dk = 2 – 1 = 1. Berdasarkan dk = 1 dan kesalahan 5%, maka diperoleh
harga Chi Kuadrat tabel = 3.481 (lihat tabel Chi Kuadrat). Ternyata harga chi
Kuadrat hitung lebih besar dari harga tabel (58.062 > 3.481). Dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima.
Sedangkan berdasarkan nilai Significant yang didapat dari tabel di atas,
maka dapat ditemukan bahwa Asymp Sig = 0.000. Ternyata nilai Asymp Sig lebih
kecil dari tingkat kesalahan (0.000 < 0.05). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima.
Hasil Pengujian Hipotesis :
”Bahwa budaya memengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek K-Link”.
Berdasarkan data, budaya sosialis adalah budaya terbanyak dalam member K-Link
dan memiliki tingkat loyalitas tinggi terhadap merek K-Link.
Analisis Hasil :
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diatas ternyata budaya memengaruhi
loyalitas konsumen terhadap merek K-Link. Berdasarkan data yang diperoleh
ternyata budaya sosialis lebih banyak daripada budaya individualis dalam member
K-Link. Hal ini sesuai dengan teori Hofstede (1991, p.51) ”Individualisme
menyinggung masyarakat dimana ikatan antar individu tidak erat; semua orang
diharapkan untuk mengurus dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Sebaliknya
sosialisme menyinggung masyarakat dimana orang dari lahir bersatu dengan kuat.
77
Bersatu dalam kelompok, dimana semua orang selamanya secara terus menerus
saling melindungi dengan loyalitas yang tidak perlu ditanyakan.
4.6.3 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi
data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diintepretasikan.
Analisis untuk variabel loyalitas dilakukan dengan cara mentabulasikan data yang
diperoleh kemudian dilakukan perhitungan presentase. Untuk perceived quality dan loyalitas
pelanggan dilakukan dengan rata-rata (mean) dan standar deviasi. Perhitungan rata-rata
(mean) dan standar deviasi menggunakan progam microsoft excel 2003.
Analisis deskriptif ini berdasarkan 5 dimensi loyalitas dengan keterangan instrumen
loyalitas sebagai berikut :
TABEL 4.8 INSTRUMEN LOYALITAS
No Dimensi Indikator No.Butir Jumlah Butir 1 Comitted Buyer Komitmen 1,2,3 3 2 Liking The Brand Rasa suka 4,5 2 3 Satisfied Buyer Kepuasan 6 1 4 Habitual Buyer Kebiasaan 7,8 2 5 Switcher/ Price Buyer Harga 9,10 2
Total Butir 10 4.6.3.1 Analisis Commited Buyer
Analisis commited buyer adalah analisis untuk mengukur tingkat konsumen
pelanggan yang setia dan keadaan commited buyer yang paling diinginkan oleh
setiap perusahaan, karena tingkat ini merupakan konsumen pelanggan yang setia.
Aktualisasi pembeli dalam kategori commited buyer ditunjukkan oleh
tindakan merekomendasikan merek kepada pihak lain, yang tergolong committed
78
buyer berdasarkan kuesioner adalah responden yang menjawab “sangat setuju” dan
“setuju”.
TABEL 4.9 ANALISIS COMMITED BUYER
COMMITED BUYER
Keterangan F x f.x x2 f.x2 % Sangat Setuju 248 5 1240 25 6200 79.18%
Setuju 81 4 324 16 1296 16.55% Ragu-Ragu 33 3 99 9 297 3.79%
Tidak Setuju 8 2 16 4 32 0.41% Sangat Tidak Setuju 5 1 5 1 5 0.06%
Total 375 1684 7830 100.00%
Mean 4.4907 Standar Deviasi 0.8461
Loyalty 87.73%
Hasil dari nilai rata-rata hitung dan standar deviasi tersebut kemudian
dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval sebagai
berikut :
Interval = nilai tertinggi – nilai terendah = 5 – 1 = 0.8
Banyaknya kelas 4
Dari nilai interval kemudian dibuat rentang skala untuk mengetahui letak
rata-rata penilaian responden dan sejauh mana variasinya.
79
Rentang skala tersebut adalah:
1,00 – 1,80 = Sangat jelek
1,80 – 2,60 = Jelek
2,60 – 3,40 = Cukup
3,40 – 4,20 = Baik
4,20 – 5,00 = Sangat baik
Analisis Deskriptif :
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan rata-rata hitung sebesar 4,4907,
nilai ini masuk dalam kategori sangat baik karena berada pada rentang 4,20 – 5,00.
Kategori sangat baik, dimaksudkan bahwa konsumen K-Link sebagian besar adalah
konsumen pelanggan yang setia. Dengan nilai persentase 87,73% (110 member
K-Link) persentase ini didapat dari 125 member K-Link yang kami teliti.
Nilai standar deviasi atau simpangan baku sebesar 0,8461, ini menunjukkan
nilai absolut simpangan dari rata-rata hitungnya.
Analisis Hasil :
Dari hasil analisis deskriptif diatas, sesuai dengan teori Durianto (2004, p19).
Dapat dilihat bahwa pelanggan K-Link adalah pelanggan yang setia, mereka bangga
menggunakan merek dan produk K-Link. Pelanggan K-Link juga sangat senang
mempromosikan dan merekomendasikan merek K-Link kepada orang lain.
80
4.6.3.2 Analisis Liking The Brand
Analisis liking the brand adalah analisis untuk mengukur konsumen
pelanggan yang sungguh-sungguh menyukai merek tertentu dan pada tingkat ini
juga dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek.
Aktualisasi pembeli dalam kategori liking the brand ditunjukkan oleh
tindakan menyukai merek. Yang tergolong liking the brand berdasarkan kuesioner
adalah responden yang menjawab “sangat setuju” dan “setuju”.
TABEL 4.10 ANALISIS LIKING THE BRAND
LIKING THE BRAND
Keterangan f x f.x x2 f.x2 % Sangat Setuju 139 5 695 25 96605 81.913%
Setuju 65 4 260 16 16900 14.330% Ragu-Ragu 38 3 114 9 4332 3.673%
Tidak Setuju 7 2 14 4 98 0.083% Sangat Tidak Setuju 1 1 1 1 1 0.001%
Total 250 1084 117936 100.000%
Mean 4.3360 Standar Deviasi 0.8638
Loyalty 81.60%
Analisis Deskriptif :
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan rata-rata hitung sebesar 4,3360,
nilai ini masuk dalam kategori sangat baik karena berada pada rentang 4,20 – 5,00.
Kategori sangat baik, dimaksudkan bahwa konsumen K-Link sebagian besar adalah
konsumen pelanggan yang sungguh-sungguh menyukai merek K-Link. Dengan nilai
81
persentase 81,60% (102 member K-Link) persentase ini didapat dari 125 member
K-Link yang kami teliti.
Nilai standar deviasi atau simpangan baku sebesar 0,8638, ini menunjukkan
nilai absolut simpangan dari rata-rata hitungnya.
Analisis Hasil :
Dari hasil analisis deskriptif diatas, sesuai dengan teori Durianto (2004, p19).
Dapat dilihat bahwa pelanggan K-Link sangat menyukai merek K-Link hingga
mempunyai perasaan emosional yang kuat dengan merek K-Link. Pelanggan K-Link
juga mempunyai persepsi kualitas yang tinggi terhadap merek K-Link.
4.6.3.3 Analisis Statisfied Buyer With Switching Cost
Analisis statisfied buyer adalah analisis untuk mengukur konsumen
pelanggan yang puas mengkonsumsi atau memakai produk merek tertentu, namun
mereka mengeluarkan biaya peralihan (switching cost) baik dalam waktu, uang atau
resiko sehubungan dengan upaya untuk melakukan penggantian merek untuk
mendapatkan kepuasan dari suatu merek tertentu.
Aktualisasi pembeli dalam kategori statisfied buyer ditunjukkan oleh
perasaan puas dalam mengkonsumsi atau memakai produk merek tertentu. Yang
tergolong statisfied buyer berdasarkan kuesioner adalah responden yang menjawab
“sangat setuju” dan “setuju”.
82
TABEL 4.11 ANALISIS STATISFIED BUYER
SATISFIED BUYER
Keterangan f x f.x x2 f.x2 % Sangat Setuju 46 5 230 25 1150 58.20%
Setuju 29 4 116 16 464 23.48% Ragu-Ragu 33 3 99 9 297 15.03%
Tidak Setuju 16 2 32 4 64 3.24% Sangat Tidak Setuju 1 1 1 1 1 0.05%
Total 125 478 1976 100.00%
Mean 3.8240 Standar Deviasi 1.0930
Loyalty 60.00%
Analisis Deskriptif :
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan rata-rata hitung sebesar 3,8240,
nilai ini masuk dalam kategori baik karena berada pada rentang 3,40 – 4,20. Kategori
baik, dimaksudkan bahwa konsumen K-Link sebagian besar adalah konsumen
pelanggan yang puas mengkonsumsi atau memakai produk merek K-Link. Dengan
nilai persentase 60% (75 member K-Link) persentase ini didapat dari 125 member K-
Link yang kami teliti.
Nilai standar deviasi atau simpangan baku sebesar 1,0930, ini menunjukkan
nilai absolut simpangan dari rata-rata hitungnya.
Analisis Hasil :
Dari hasil analisis deskriptif diatas, sesuai dengan teori Durianto (2004, p19).
Dapat dilihat bahwa pelanggan K-Link cukup puas, meskipun masih banyak
pelanggan yang masih mengeluarkan biaya, waktu, dan resiko untuk mendapatkan
kepuasan dari merek lain.
83
4.6.3.4 Analisis Habitual Buyer
Analisis habitual buyer adalah analisis untuk mengukur konsumen pelanggan
yang puas mengkonsumsi atau memakai produk merek tertentu dan sudah menjadi
suatu kebiasaan menggunakan merek tersebut. Dapat juga disimpulkan bahwa
konsumen tipe ini mengkonsumsi atau memakai produk merek tertentu hanya
karena kebiasaan mereka selama ini.
Aktualisasi pembeli dalam kategori habitual buyer ditunjukkan oleh
kebiasaan dalam mengkonsumsi atau memakai produk merek tertentu. Yang
tergolong habitual buyer berdasarkan kuesioner adalah responden yang menjawab
“sangat setuju” dan “setuju”.
TABEL 4.12 ANALISIS HABITUAL BUYER
HABITUAL BUYER
Keterangan f x f.x x2 f.x2 % Sangat Setuju 121 5 605 25 3025 64.54%
Setuju 81 4 324 16 1296 27.65% Ragu-Ragu 36 3 108 9 324 6.91%
Tidak Setuju 10 2 20 4 40 0.85% Sangat Tidak Setuju 2 1 2 1 2 0.04%
Total 250 1059 4687 100.00%
Mean 4.2360 Standar Deviasi 0.8986
Loyalty 80.80%
Analisis Deskriptif :
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan rata-rata hitung sebesar 4,2360,
nilai ini masuk dalam kategori sangat baik karena berada pada rentang 4,20 – 5,00.
84
Kategori sangat baik, dimaksudkan bahwa konsumen K-Link sebagian besar adalah
konsumen pelanggan yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi atau memakai
produk merek K-Link. Dengan nilai persentase 80,80% (101 member K-Link)
persentase ini didapat dari 125 member K-Link yang kami teliti.
Nilai standar deviasi atau simpangan baku sebesar 0,8986, ini menunjukkan
nilai absolut simpangan dari rata-rata hitungnya.
Analisis Hasil :
Dari hasil analisis deskriptif diatas, sesuai dengan teori Durianto (2004, p19).
Dapat dilihat bahwa pelanggan K-Link merasa puas mengkonsumsi dan memakai
produk merek K-Link dan pada akhirnya menjadi kebiasaan mereka menggunakan
produk merek K-Link.
4.6.3.5 Analisis Switcher / Price Buyer
Analisis switcher/ price buyer adalah analisis untuk mengukur konsumen
pelanggan yang sensitif terhadap perubahan harga atau konsumen yang suka
membandingkan harga suatu produk merek tertentu dengan produk merek lain yang
sejenis.
Aktualisasi pembeli dalam kategori switcher / price buyer ditunjukkan oleh
tindakan suka membandingkan harga suatu produk merek tertentu dengan produk
merek lain yang sejenis. Yang tergolong switcher/ price buyer berdasarkan
kuesioner adalah responden yang menjawab “sangat setuju” dan “setuju”.
85
TABEL 4.13 ANALISIS SWITCHER BUYER
SWITCHER/ PRICE BUYER
Keterangan f x f.x x2 f.x2 % Sangat Setuju 57 5 285 25 1425 44.73%
Setuju 74 4 296 16 1184 37.16% Ragu-Ragu 34 3 102 9 306 9.60%
Tidak Setuju 62 2 124 4 248 7.78% Sangat Tidak Setuju 23 1 23 1 23 0.72%
Total 250 830 3186 100.00%
Mean 3.3200 Standar Deviasi 1.3147
Loyalty 52.40%
Analisis Deskriptif :
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan rata-rata hitung sebesar 3,3200,
nilai ini masuk dalam kategori cukup karena berada pada rentang 2,60 – 3,40.
Kategori cukup, dimaksudkan bahwa konsumen K-Link sebagian besar adalah
konsumen pelanggan yang suka membandingkan harga suatu produk merek K-Link
dengan produk merek lain yang sejenis. Dengan nilai persentase 52,40% (66
member K-Link) persentase ini didapat dari 125 member K-Link yang kami teliti.
Nilai standar deviasi atau simpangan baku sebesar 1,3147, ini menunjukkan
nilai absolut simpangan dari rata-rata hitungnya.
86
Analisis Hasil :
Dari hasil analisis deskriptif diatas, sesuai dengan teori Durianto (2004, p19).
Dapat dilihat bahwa pelanggan K-Link cukup sensitif terhadap perubahan harga dan
suka membandingkan harga produk merek K-Link dengan produk merek lain yang
sejenis.
4.6.3.6 Hasil Analisis Loyalitas Merek (Brand Loyalty) K-Link
A. Analisis commited buyer, dari 125 responden member K-Link terdapat 110
responden (87,73%) yang termasuk kategori commited buyer atau konsumen
pelanggan yang setia, bangga dan sangat senang mempromosikan dan
merekomendasikan merek K-Link kepada orang lain.
B. Analisis liking the brand, dari 125 responden member K-Link, terdapat 102
responden (81,6%) yang termasuk kategori liking the brand atau konsumen
pelanggan yang sungguh-sungguh menyukai merek K-Link, hingga mempunyai
perasaan emosional yang kuat dengan merek K-Link dan juga mempunyai
persepsi kualitas yang tinggi terhadap merek K-Link.
C. Analisis statisfied buyer with switching cost, dari 125 responden member K-Link
terdapat 75 responden (60%) yang termasuk kategori statisfied buyer atau
konsumen pelanggan yang cukup puas, meskipun masih banyak pelanggan yang
masih mengeluarkan biaya, waktu, dan resiko untuk mendapatkan kepuasan dari
merek lain.
D. Analisis habitual buyer, dari 125 responden member K-Link terdapat 101
responden (80,8%) yang termasuk kategori habitual buyer atau konsumen
pelanggan yang merasa puas mengkonsumsi dan memakai produk merek K-Link
87
dan pada akhirnya menjadi kebiasaan mereka menggunakan produk merek K-
Link.
E. Analisis switcher buyer, dari 125 responden member K-Link terdapat 66
responden (52,4%) yang termasuk kategori switcher buyer atau konsumen
pelanggan yang cukup sensitif terhadap perubahan harga dan suka
membandingkan harga produk merek K-Link dengan produk merek lain yang
sejenis.
Setelah semua tingkatan dari brand loyalty dihitung maka dapat dirangkum dalam
satu kesatuan yang berbentuk piramida brand loyalty. Dibawah ini gambar 4.5
merupakan gambar piramida brand loyaty terbalik.
Commited
Buyer (87,73%)
Liking the Brand (81,6%)
Satisfied Buyer (60%)
Habitual Buyer (80,8%)
Switcher/ Price Buyer
(52,4%)
GAMBAR 4.6 PIRAMIDA BRAND LOYALTY TERBALIK
88
Dari gambar 4.6 dapat dilihat keadaan brand loyalty K-Link sudah memiliki ekuitas
brand yang kuat, Hasil dari gambar di atas menunjukkan bahwa porsi terbesar konsumen
berada pada tingkat commited buyer. Selanjutnya, porsi terbesar kedua ditempati oleh
konsumen yang berada pada taraf liking the brand dan seterusnya, hingga porsi terkecil
switcher/ price buyer. Dari hasil penelitian ini PT.K-Link Nusantara sudah memiliki ekuitas
brand yang cukup kuat, maka diharapkan PT.K-Link Nusantara mampu mempertahankan
keadaan ini. Tetapi PT.K-Link Nusantara juga harus masih mengembangkan strategi
bisnisnya agar dapat mempertahankan ekuitas brandnya dalam menghadapi para pesaingnya
yang sejenis dengan bisnis PT.K-Link Nusantara.
4.7 Implikasi Penelitian
Dari hasil penelitian ”Dampak Budaya dan Demografi Terhadap Loyalitas Merek
Untuk Mengembangkan Strategi Bisnis Pada PT.K-Link Nusantara”, yang dilakukan pada 125
member K-Link yang mengikuti seminar di Graha K-Link.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan PT.K-Link Nusantara Dalam
Mengembangkan Strategi Bisnisnya, sebagai berikut :
PT.K-Link Nusantara sebaiknya melakukan strategi bisnis dengan konsep Competitive
Advantage dimana perusahaan berusaha untuk merebut peluang pasar. Langkah – langkah
untuk memperoleh keunggulan bersaing perusahaan harus :
a. Keunggulan Biaya.
Keunggulan biaya yang dilakukan oleh PT.K-Link Nusantara dengan memberikan
harga jual yang lebih murah daripada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan
nilai / kualitas produk yang sama. Harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh
perusahaan tersebut karena dia memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produksi,
penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku dan sebagainya.
89
b. Diferensiasi
Strategi diferensiasi yang dijalankan PT.Klink Nusantara dengan menciptakan
persepsi terhadap nilai tertentu dan konsumennya. Misalnya persepsi terhadap
keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih baik, dan brand
image yang kuat. Contohnya:
o Memperbanyak kesaksian dari para member yang menunjukkan keunggulan
kinerja produk K-Link secara nyata.
o Menciptakan konsep pelayanan yang unik, ”dengan membantu orang lain
sukses maka andapun sukses”.
c. Fokus
Strategi fokus yang dilakukan PT.K-link Nusantara juga dapat ditetapkan untuk
memperoleh keunggulan bersaing sesuai dengan segmentasi pasar dan sasaran yang
diharapkan. Dari hasil penelitian ini PT.K-Link Nusantara seharusnya melakukan
segmentasi pasar dengan kriteria sebagai berikut :
i. Dari sisi budaya terhadap loyalitas merek K-Link, dari penelitian ini
ditunjukkan bahwa budaya sosial lebih memiliki tingkat loyalitas yang lebih
tinggi daripada budaya individualis. Maka PT.K-Link Nusantara diharapkan
dalam menentukan fokus sasaran untuk perekrutan member K-Link,
sebaiknya mencari orang-orang yang berbudaya sosialis.
ii. Dari sisi demografi terhadap loyalitas merek K-Link, dari penelitian ini
ditunjukkan bahwa umur yang terbanyak mengikuti bisnis K-link adalah
umur 26 – 41 tahun, karena umur ini berada pada tahap umur masa
dewasa awal. Maka PT.K-Link Nusantara diharapkan dalam menentukan
90
fokus sasaran perekrutan member K-Link sebaiknya umur 26 – 41 tahun,
karena umur sudah berada pada masa dewasa awal dan kemungkinan join
dalam member juga lebih besar sehingga menghemat waktu dalam
mencari member. Dari jenis kelamin yang terbanyak dalam mengikuti
bisnis K-Link, didapatkan jenis kelamin pria lebih banyak daripada wanita.
Hal ini mungkin dikarenakan oleh stereotip jenis kelamin yang lazim, dan
Juga sesuai dengan jurnal ”An International Investigation of Cultural and
Demographic Effects on Domestic Retail Loyalty”. Yang diteliti oleh Robert
D. Straughan dan Nancy D. Albers-Miller yang mengatakan bahwa jenis
kelamin pria mempunyai loyalitas yang lebih kuat daripada wanita. Maka
PT.K-Link Nusantara dalam menentukan fokus sasaran dalam perekrutan
member K-Link sebaiknya adalah pria. Karena kemungkinan join lebih
besar dan memiliki stereotip yang lebih baik dari wanita dalam bisnis.