BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf ·...

50
Tugas Akhir | 53 BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusia 4.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan & Aktivitas Pelaku kegiatan yang berada di area tapak terbagi menjadi dua terkait dengan fungsi bangunan yang berbeda. Pelaku kegiatan di area rusun antara lain: Penghuni masyarakat menengah bawah khususnya para pedagang yang berjualan di pasar setempat ataupun masyarakat di lingkungan sekitar baik yang belum ataupun sudah berkeluarga. Pengelola pihak yang mengurus kegiatan administrasi, pengelolaan rumah susun, tata tertib, dan hal-hal yang berhubungan dengan fisik dan lingkungan rumah susun. Pengunjung tamu yang datang berkunjung baik kepada pihak penghuni ataupun pihak pengelola. Pelaku kegiatan di area pasar antara lain: Pedagang mereka yang berasal dari pasar setempat, sebisa mungkin merupakan penghuni rumah susun, serta tergolong masyarakat menengah bawah.

Transcript of BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf ·...

Page 1: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 53  

 

BAB 4

ANALISA PERANCANGAN

4.1 Aspek Manusia

4.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan & Aktivitas

Pelaku kegiatan yang berada di area tapak terbagi menjadi dua terkait

dengan fungsi bangunan yang berbeda. Pelaku kegiatan di area rusun antara

lain:

Penghuni masyarakat menengah bawah khususnya para pedagang yang

berjualan di pasar setempat ataupun masyarakat di lingkungan sekitar baik

yang belum ataupun sudah berkeluarga.

Pengelola pihak yang mengurus kegiatan administrasi, pengelolaan

rumah susun, tata tertib, dan hal-hal yang berhubungan dengan fisik dan

lingkungan rumah susun.

Pengunjung tamu yang datang berkunjung baik kepada pihak penghuni

ataupun pihak pengelola.

Pelaku kegiatan di area pasar antara lain:

Pedagang mereka yang berasal dari pasar setempat, sebisa mungkin

merupakan penghuni rumah susun, serta tergolong masyarakat menengah

bawah.

Page 2: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 54  

 

Pembeli meliputi sesama penghuni rumah susun itu sendiri, pengelola,

serta pembeli dari luar yakni masyarakat sekitar yang memenuhi kebutuhan

hariannya dengan berbelanja di pasar.

Pengelola pihak yang sama dengan pengelola rusun, namun dalam hal

ini secara khusus mengelola kegiatan dan tata tertib di dalam pasar.

Mengingat konsep bangunan yang multi fungsi (Rusun dan Pasar),

maka aktivitas pemakaiannya pun berbeda satu dengan yang lain. Berikut

ini Tabel Aktivitas Pemakaian Bangunan untuk Rusun.

Tabel 5. Analisa kegiatan pemakai bangunan rusun

Pelaku Jenis Kegiatan Aktivitas Kebutuhan Ruang

Penghuni

Utama

Bercengkrama R. Tamu / Keluarga Bersantai (nonton TV, membaca buku, dll)

R. Keluarga

Makan R. Makan Memasak Dapur / R. Makan Mencuci-jemur R. Cuci-Jemur Mandi-Buang air WC (Toilet) Tidur R. Tidur

Penunjang

Menerima tamu R. Tamu / Teras Bersosialisasi R. Komunal Bermain R. Bermain Berolahraga Lapangan, Aula Ibadah Mesjid, Gereja

Pengelola Utama

Pusat informasi Hall / Lobby Mengelola rusun R. Pengelola Mengelola administrasi R. Administrasi Mengelola keamanan Pos Jaga / Security

Page 3: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 55  

 

Penunjang

Menerima tamu R. Tamu Makan Pantry / R. Makan Sanitasi WC (Toilet) Rapat R. Rapat Berolahraga Lapangan, Aula Ibadah Mushola, Gereja

Pengelola - Penghuni

Service

Penyediaan air bersih Reservoir, R. Pompa Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset Pembuangan sampah Penampungan Sampah

Berikut ini Tabel Aktivitas Pemakaian Bangunan untuk Pasar (Tabel 6.)

Pelaku Jenis Kegiatan Aktivitas Kebutuhan Ruang

Pedagang Utama

Display Barang Kios / Lapak Stock Barang Gudang (Basah-

Kering), Freezer Terima Barang Loading Dock

Pembeli Utama Transaksi Jual-Beli Kios / Lapak Pedagang-Pembeli Penunjang Kegiatan Sanitasi WC (Toilet)

Pengelola

Utama

Pusat informasi Hall / Lobby Mengelola pasar R. Pengelola Mengelola administrasi R. Administrasi Mengelola keamanan Pos Jaga / Security Mengelola kebersihan R. Janitor

Penunjang

Menerima tamu R. Tamu Makan Pantry / R, Makan Sanitasi WC (Toilet) Ibadah Mushola, Gereja

Pengelola Servis

Penyediaan air bersih Reservoir, R. Pompa Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset Pembuangan sampah Penampungan Sampah

Page 4: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 56  

 

4.1.2 Analisa Daya Tampung

Berdasarkan ketentuan dari proyek setempat, direncanakan dibangun

rusun dengan jumlah unit hunian minimal 225 unit yang diharapkan dapat

menampung masyarakat golongan menengah ke bawah baik yang telah

berkeluarga maupun belum.

Berikut adalah persentase jumlah unit berdasarkan studi banding dari

rusun yang ada :

Rumah Susun Jenis unit Jumlah Lapis Kapasitas Jumlah Unit

Tanah Abang Family (36 m²) 4 Lt. 4 orang 512

Kemayoran

(Conver 1+2) Family (42 m²)

5 Lt.

(4 Lt. Hunian) 4 orang 256

Kebon Kacang

Studio (21 m²)

4 Lt.

2 orang 368

Family (36 m² ) 4 orang 14

Family (42 m²) 4 orang 152

Family (51 m²) 6 orang 66

Benhil Single (21 m²) 10 Lt. 2 orang 614

Tabel 4. Jumlah unit rumah susun

Gambar 18. Diagram persentase tipe rusun

0

100

200

300

400

500

600

700

Tanah Abang

Kemayoran Kbn. Kacang Benhill 2

type 21

type 36

type 42

type 51

Page 5: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 57  

 

Berdasarkan perbandingan pada 4 rusun yang di survey maka dapat

disimpulkan bahwa unit hunian yang paling banyak diminati adalah hunian

dengan tipe 21 dan 36. Hal ini tampak dalam persentase hunian pada

masing-masing rumah susun.

Untuk itu direncanakan bahwa tipe hunian yang akan digunakan

untuk rusun dibagi menjadi dua unit yaitu tipe Studio dan Family. Karena

rusun sebagian besar diperuntukkan bagi pemilik pasar dan golongan

menengah bawah, maka persentase perbandingan unit adalah:

Tipe Studio (1-2 orang) = 30%

= 30/100 x 240 unit = 72 unit

Tipe Family (3-4 orang) = 70%

= 70/100 x 240 unit = 168 unit

Perkiraan ini dibuat dengan pertimbangan kelas sosial masyarakat

menengah bawah, yang umumnya berkeluarga di usia muda. Adapun para

pemilik lapak umumnya sudah berkeluarga. Mereka yang belum

berkeluarga, umumnya lebih memilih untuk tinggal bersama saudara atau

teman, untuk menekan biaya sewa. Karena itu, tipe rusun yang dapat

menampung banyak orang dinilai lebih efektif. Selain itu dari hasil survey

juga didapati bahwa mayoritas jenis rusun yang ada, terdiri atas rusun tipe

Family.

Page 6: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 58  

 

Adapun rusun diperuntukkan bagi pengguna pasar maupun orang luar.

Berdasarkan hal tersebut diperkirakan :

Jumlah unit pasar : Lapak = 350 unit

: Kios = 350 Unit

Jumlah unit rusun : Single = 72 unit

: Family = 168 unit

Diasumsikan bahwa 60% dari jumlah unit rusun akan diperuntukkan

bagi penjual pasar (kios atau lapak) sehingga:

60/100 x 240 unit = 144 unit

240 unit – 144 unit = 96 unit.

Maka, penghuni rusun dari kalangan luar mencapai 96 unit, dengan total

daya tampung sebesar: (72 x 2 orang) + (168 x 4 orang) = 816 orang

4.1.3 Analisa Penerapan Tema

Keberhasilan penerapan konsep hemat energi dalam perancangan

rumah susun dan pasar bergantung pada manusia sebagai pengguna

bangunan. Untuk itu dibutuhkan suatu penerapan yang sifatnya familiar

bagi penghuni, dengan mempertimbangkan kelas sosial (menegah-bawah)

serta tingkat edukasi mereka dalam hal kesiapan mereka menggunakan

teknologi.

Page 7: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 59  

 

Alternatif perancangan hemat energi yang bisa diterapkan adalah

perancangan pasif dan perancangan aktif. Bertolak dari hasil survey sosial-

manusia (Bab 2), maka penghematan energi sebaiknya diarahkan pada

usaha yang sifatnya yang mudah dalam pembuatan dan perawatannya (Low

Cost Maintenance) serta mudah dioperasikan (Easy to Use).

Untuk itu perancangan pasif bisa dijadikan pilihan, yakni dengan

memaksimalkan fungsi ruang, pemanfaatan tenaga alami untuk

pencahayaan dan pengudaraan, serta penggunaan teknologi yang sifatnya

pasif (penghuni hanya sebagai pengguna, namun pengoperasiannya serta

perawatan ditangani oleh pengelola).

4.2 Aspek Tapak dan Lingkungan

4.2.1 Analisa Kegiatan Lingkungan

Lingkungan sekitar tapak dapat mempengaruhi tapak dalam hal:

• Karakter masyarakat di sekitar tapak

Berhubungan dengan tipe masyarakat yang berdiam di sekitar

tapak, apakah perumah-tangga, pekerja kantoran, buruh, dsbnya.

Karakter masyarakat berpengaruh terhadap potensi penggunaan tapak.

• Karakter bangunan di sekitar tapak

Berhubungan dengan bentuk dan peruntukan massa yang ada

di sekitar lingkungan tapak. Bentuk-bentuk ini akan mempengaruhi

Page 8: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 60  

 

bentuk massa yang ada di tapak, apakah ingin ditonjolkan atau

disejajarkan. Fungsi bangunan juga akan memberi karakter sendiri

pada façade bangunan, misalnya bangunan kantor atau ruko akan

berbeda dengan bangunan toko atau rumah tinggal.

Gambar 19. Lokasi tapak dan area sekitar

Dari hasil analisa di lapangan, didapati bahwa karakter masyarakat

yang ada di sekitar tapak adalah masyarakat pemukiman (rumah tangga)

dan pekerja (buruh, pekerja kantoran). Tapak yang difungsikan sebagai

pasar tentunya sangat menunjang karakter masyarakat perumah tangga

dimana mereka bisa berbelanja kebutuhan pokok harian mereka, sedangkan

pekerja bisa memanfaatkan pasar untuk kegiatan kuliner. Dengan konsep

pasar modern yang diusung diharapkan mampu menarik kelompok pekerja

untuk datang.

Karakter bangunan yang didapati di sekitar tapak adalah bangunan

pemukiman dan perkantoran, yakni rumah tinggal, rumah-toko, serta ruko

bertingkat. Oleh karena itu bangunan yang paling tinggi umumnya terdiri

Page 9: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 61  

 

atas 3-4 lapis. Dengan demikian, apabila bangunan yang akan berdiri di

tapak jumlah lapisnya melebihi 3-4 lapis, bangunan akan tampak menonjol.

Foto 23-24: Suasana di sekitar tapak

Foto 25-28: Karakter bangunan di sekitar tapak

Selain itu dalam radius jarak 1 km dari tapak juga terdapat sarana

ibadah seperti masjid, gereja, dan sarana pendukung lainnya seperti sekolah,

apotik, dll. Dengan demikian ada kemungkinan di dalam tapak tidak perlu

lagi disediakan sarana tersebut, karena sudah tersedia di sekitar tapak.

Page 10: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 62  

 

Gambar 20. Tinggi bangunan dan jatuhnya bayangan di sekitar tapak

Gambar 21. Perbandingan ketinggian terhadap bangunan di sekitar

Bangunan rusun yang direncanakan setinggi 8-10 lantai, tampak

mencolok dibandingkan bangunan di sekitarnya yang memiliki ketinggian

maksimal 4 lantai (kantor). Hal ini dapat menjadi elemen peneduh bagi

bangunan di sekitarnya, dan menarik perhatian demi keuntungan pasar.

4.2.2 Analisa Pencapaian Tapak

Untuk menganalisa pencapaian ke tapak, hal-hal yang harus

diperhatikan antara lain:

• Keadaan lalu lintas di sekitar tapak

• Frekuensi pengunjung menuju tapak

• Karakter (siapa saja) pengunjung yang menuju tapak

• Efesiensi dan keamanan pencapaian

Rusun

Pasar

8 Lt. 

4 Lt. Sekolah

KantorRumah

Mesjid

Jatuhnya bayangan sebagai elemn peneduh, disiasati dengan pengaturan tinggi floor to floor. 

Bangunan rusun yang tinggi menarik perhatian, 

menguntungkan keberadaan pasar 

Page 11: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 63  

 

Gambar 21. Jalur kendaraan di lokasi tapak

Tapak dikelilingi oleh 3 jalur kendaraan, yang terdiri atas 2 jalan kecil

(pemukiman) dan 1 jalan besar (jalur umum). Jalan Tj. Duren 6 hanya

memiliki satu lajur dengan 2 arah, Tj. Duren 5 memiliki satu lajur dengan 1

arah, sedangkan Tj. Duren Raya terdiri atas 2 lajur dengan 1 arah. Kondisi

lalu lintas di jalan Tj. Duren 6 tergolong sepi, karena hanya digunakan

untuk lalu lintas pemukiman dan kendaraan umum (ojek dan bajaj). Jalan

ini buntu di ujungnya sehingga frekuensi kendaraan tergolong kecil.

Jalan Tj. Duren 5 juga tergolong sepi, namun pada jam-jam tertentu

menjadi padat karena kondisi jalan yang dilalui oleh warga yang ingin

keluar, serta kendaraan umum yang melayani pengunjung pasar. Jalan ini

hanya memiliki satu arah (kendaraan dari jalan Tj. Duren Raya tidak boleh

memasuki jalan ini) sehingga kepadatan masih bisa teratasi.

Pada jalan Tj. Duren Raya yang merupakan jalan besar, keadaan lalu

lintasnya tampak lancar. Pada jam-jam tertentu yang tinggi frekuensi

Page 12: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 64  

 

kendaraannya (jam sekolah, kerja, pulang kantor), kepadatan kendaraan

ditampung oleh 2 lajur jalan yang hanya memiliki satu arah.

Dari pengamatan tersebut, maka kepadatan jalan diurut dari yang

terpadat sampai terendah yaitu jalan Tj. Duren Raya, jalan Tj. Duren 5,

kemudian jalan Tj. Duren 6.

Alternatif 1:

Mengacu pada peruntukan lahan sebagai pasar, entrance dibuat tepat

di jalan utama untuk memudahkan pengguna pasar. Untuk mengatasi

kepadatan yang berlebihan, dibuat pula entrance alternatif untuk pasar di

sisi jalan Tj. Duren 5 dan 6 yang dekat dengan jalan raya. Jalur masuk

penghuni rusun dipisahkan di sisi belakang tapak, agar lebih terkesan privat.

Gambar 22. Pencapaian tapak alternatif 1

IN

OUT

IN IN

OUT OUT

Page 13: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 65  

 

Alternatif 2:

Mengacu pada peruntukan lahan yakni sebagai rusun dan pasar, maka

pencapaian ke tapak sebaiknya tidak dibuat di jalan Tj. Duren Raya karena

merupakan akses jalan utama sehingga rawan kemacetan.

Namun karena adanya pasar, maka sebisa mungkin pintu masuk

utama diletakkan di jalan Tj. Duren 5 dan Tj. Duren 6 yang relatif sepi,

namun dengan posisi yang tidak jauh dari jalan utama. Pencapaian

semacam ini sudah digunakan di lokasi, dan terbukti tidak terjadi

kemacetan khususnya di jalan Tj. Duren Raya. Karena tidak ada entrance,

maka tidak terdapat antrian kendaraan di sepanjang bahu jalan.

Gambar 23. Pencapaian tapak alternative 2

Dengan hasil yang diapat dari analisa di atas, ingin dicapai suatu

bentuk pencapaian ke tapak yang tidak mengganggu keadaan lalu lintas di

sekitar tapak, sekaligus memberikan kemudahan dalam pencapaian ke tapak.

 

IN

IN

OUT

OUT 

Page 14: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 66  

 

4.2.3 Analisa Sirkulasi dalam Tapak

Terkait dengan analisa sirkulasi di dalam tapak, berdasarkan survey di

lokasi existing, ada beberapa poin yang ingin dicapai yakni:

• Pemisahan sirkulasi antara kendaraan bermotor dengan manusia

Sirkulasi yang bercampur akan membingungkan pejalan kaki,

karena lahan mereka digunakan untuk perlintasan kendaraan.

Terutama di rumah susun, hal ini mengganggu kenyamanan serta

keamanan pejalan kaki khususnya anak-anak.

• Sistem parkir yang terpisah antara area rusun dengan pasar

Mengingat fungsi dan kepentingan yang berbeda, maka area

parkir antara rusun dengan pasar juga perlu dipisahkan untuk

memudahkan pengaturan parkir.

Untuk mencapai hal tersebut maka analisa yang didapat untuk

sirkulasi dalam tapak adalah:

Alternatif 1

Menggunakan pola sirkulasi mengelilingi bangunan. Kelebihan pola

ini adalah lebih aman berdasarkan faktor penanganan terhadap kebakaran

karena hampir semua bangunan dapat dicapai kendaraan. Jalur sirkulasi

semacam ini juga dapat digunakan untuk memisahkan area rusun dengan

pasar.

Page 15: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 67  

 

Kekurangan pola ini adalah tingginya polusi dari kendaraan seiring

dengan meningkatnya laju sirkulasi kendaraan di sekeliling tapak. Namun

hal ini dapat diatasi dengan mengatur peletakan jalur hijau, yang akan

dibahas dalam Analisa Ruang Luar.

Alternatif 2:

Jalur sirkulasi kendaraan mengelilingi tapak, yang dapat diakses oleh

penghuni pasar ataupun rusun. Namun untuk masuk ke wilayah rusun atau

Gambar 24. Alternatif sirkulasi tapak 1

Gambar 25. Alternatif sirkulasi tapak 2

Page 16: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 68  

 

pasar, harus menggunakan jalur sirkulasi manusia yang ada di dalam.

Dengan demikian jalur sirkulasi manusia tidak dipisahkan antara rusun

dengan pasar, hanya diberi pembatas berupa ruang luar atau plaza sehingga

persentase pedestrian dan jalur hijau bisa lebih dimaksimalkan demi

kenyamanan penghuni.

Sehubungan dengan sistem parkir yang digunakan, alternatif yang

digunakan adalah parkir dengan sistem pool (terpusat pada sebuah atau

beberapa area). Dengan sistem pool, sirkulasi menjadi lebih efisien,

sirkulasi pejalan kaki dapat dipisah dari sirkulasi kendaraan, parkir tidak

mengganggu kegiatan bangunan, dan bisa mengurangi kebisingan

kendaraan di sekitar bangunan.

Gambar 26. Sistem parkir pool

Adapun peletakan pool parkir nantinya akan dibedakan antara

penghuni rusun dengan pasar. Pertimbangan ini dimaksudkan agar tidak

terjadi kesemrawutan terkait dengan fungsi bangunan (Rusun-Pasar) yang

dapat menganggu kenyamanan penghuni maupun pengunjung pasar.

Page 17: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 69  

 

Pertimbangan lainnya adalah jumlah parkir yang dibutuhkan oleh

pennghuni sifatnya tetap (bisa di-data kepemilikan kendaraan bermotornya).

Karena berasal dari golongan menengah bawah, dapat dipastikan

pemakaian lahan parkir sebagian besar digunakan untuk sepeda motor. Hal

ini akan memaksimalkan perencanaan parkir, sehingga lebih efisien

dibandingkan dengan menggabungkan parkir.

4.2.4 Zoning Dalam Tapak

Analisa yang digunakan untuk menentukan penzoningan di dalam

tapak dilakukan dengan mempertimbangkan hal berikut:

• Pencapaian ke dalam tapak

Menggunakan hasil analisa pencapaian ke tapak, dapat

ditentukan titik keluar masuk kendaraan dan manusia sehingga dapat

diputuskan penentuan zoning dalam tapak.

• Sirkulasi di dalam tapak

Pola sirkulasi di dalam tapak berpengaruh terhadap efektivitas

zoning, terkait dengan hubungan ruang yang ada dalam zoning area.

• Aktivitas lingkungan sekitar tapak

Kegiatan di luar tapak akan berpengaruh terhadap aktivitas di

dalam tapak, antara lain: tingkat kebisingan, polusi udara, lalu-lintas

kendaraan, kehidupan sosial di sekitar tapak, dll.

Page 18: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 70  

 

• Karakter dalam tapak terkait dengan fungsi bangunan

Tapak yang digunakan untuk bangunan multi-fungsi, otomatis

memiliki karakter zoning yang berbeda. Selain itu perlu pertimbangan

untuk menentukan penzoningan terkait dengan aktifitas yang bisa

digabung dan yang harus dipisahkan di dalam tapak.

Berikut ini adalah hasil analisa yang dilakukan untuk menentukan

zoning tapak berdasarkan data-data yang diambil dari lokasi tapak:

Alternatif 1

9

6

Mesjid + Sekolah 

Pemukiman Pemukiman

Pemukiman + Toko

Pemukiman

Perkantoran

Public Semi Private 

Private

Bising + Polusi

Servis

Public: berada pada area yang cukup bising pada jam tertentu 

Semi Private: derajad kebisingan sudah berkurang, melindungi zona private. 

Servis: berhubungan dengan ketiga area, dapat diakses langsung oleh kendaraan  

Private: area yang tenang, aktivitas penghuni tidak terganggu 

Gambar 27. Alternatif 1 penzoningan tapak

6

Page 19: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 71  

 

Kelebihan:

• Area private berada pada area yang jauh dari kebisingan sehingga

tidak mengganggu kegiatan yang terjadi di dalamnya.

• Servis terhubung langsung dengan area publik, semi publik dan

private sehingga efisien.

• Area publik dan private dihubungkan oleh area semi publik sehingga

masing-masing kegiatan tidak terganggu.

Kekurangan:

• Area servis terhubung langsung dengan area private dikhawatirkan

dapat mengganggu kegiatan pada area private

Alternatif 2

Mesjid + Sekolah 

Bising + Polusi

Public: tidak terlalu bising, terhubung dengan servis dan semi‐private  

Private: area yang tenang, aktivitas penghuni tidak terganggu 

Servis: berhubungan dengan area semi‐private dan public saja 

Semi‐Private: berhubungan dengan ketiga area, melindungi zona private dari public 

Pemukiman Pemukiman

Pemukiman + Toko

Pemukiman

Perkantoran

Servis Semi Private  Private

Public

Page 20: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 72  

 

Kelebihan:

• Area servis pada area bising sehingga tidak mengganggu.

• Private terpisah dari area luar sehingga lebih terlindung dari bising.

Kekurangan:

• Area servis kurang efektif karena tidak terhubung langsung dengan

area private.

• Area private terlalu dekat dengan area public.

4.2.5 Tata Ruang Publik

Ruang publik atau ruang komunal memiliki fungsi penting dalam

rumah susun, karena memegang peranan sebagai pusat ineraksi sosial.

Khususnya pada rusun yang diperuntukkan bagi pedagang pasar dan

golongan menengah bawah, kecenderungan mereka untuk bersosialisasi

lebih tinggi.

Alih-alih mengurung diri di dalam unit rusun yang tidak seberapa luas,

mereka lebih memilih untuk bercengkrama atau berolahraga di luar ruangan,

untuk menghabiskan waktu sekaligus sebagai sarana hiburan.bisa didapat

dari penataan ruang luar di luar bangunan, maupun dengan penataan ruang

di dalam bangunan.

Ruang publik dapat berfungsi sebagai pengikat antar kelompok unit

hunian, sekaligus memudahkan proses adaptasi penghuni yang terbiasa

Page 21: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 73  

 

dengan gaya hidup hunian horizontal ke arah hunian vertikal. Adapun

alternatif yang bisa dilakukan:

Alternatif 1:

Memberikan ruang-ruang khusus atau menggunakan ruang imajiner,

sebagai tempat untuk berkumpul antar penghuni dalam satu blok atau satu

lantai. Dengan demikian, penghuni tidak selalu harus turun ke lantai dasar

untuk sekedar bersosialisasi mengingat tinggi bangunan yang mencapai 8-

10 lantai. Lebar koridor dan tangga juga dapat diperluas, agar leluasa bagi

penghuni untuk mendapatkan ruang komunal.

Alternatif 2:

Menggunakan ruang luar sebagai ruang publik. Dari hasil analisa bisa

disimpulkan bahwa ada dua jenis elemen ruang luar yang bisa digunakan:

• Elemen lunak: jalur hijau, pepohonan, dan tanaman

Berfungsi sebagai buffer, pengarah pejalan kaki dan kendaraan, sebagai

pembatas fisik antar ruang kegiatan yang berlangsung di luar bangunan.

Ruang inajiner sebagai ruang komunal pada koridor 

Gambar 28. Ruang publik dalam bangunan

Page 22: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 74  

 

• Elemen keras: jalan (side-walk), area parkir, dan plaza

Berfungsi sebagai perkerasan jalan untuk jalur kendaraan, pedestrian, serta

lahan parkir.

Gambar 29. Ruang publik luar ruangan

Mempertimbangkan fungsi dari kedua elemen di-atas, maka dalam

perancangan kiranya bisa digabungkan kedua eleman tersebut untuk

mendapatkan tata ruang publik yang tidak hanya fungsional, namun juga

selaras sehingga memberikan kenyamanan bagi penghuni dalam tapak.

4.2.6 Orientasi Massa

Dalam menentukan orientasi massa, analisa akan dikaitkan dengan

orientasi matahari, arah angin, potensi view, serta polusi dan kebisingan.

Orientasi Matahari

Timur Barat 

Gambar 30. Orientasi matahari pada tapak

Page 23: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 75  

 

Bentuk tapak memanjang dari arah Barat ke Timur, sehingga arah

pergerakan matahari tegak lurus terhadap bangunan. Karena itu orientasi

massa bisa disiasati dengan peletakan massa atau dengan buffer.

Peletakan Massa 1:

Bentuk massa memanjang berorientasi U-S untuk menghindari panas

matahari. Sisi bangunan bagian Barat kemudian disiasati dengan buffer

untuk meredam panas.

Gambar 31. Pergerakan matahari pukul 7 pagi dan 12 siang

Gambar 32. Pergerakan matahari pukul 5 sore

Dengan peletakan semacam ini, pada pagi hari bangunan

mendapatkan secara maksimal cahaya alami yang dibutuhkan, sedangkan

ketika sore hari bangunan juga mendapatkan cahaya. Panas yang mengenai

bangunan di bagian Barat disiasati dengan penggunaan buffer.

U U

U

Page 24: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 76  

 

Peletakan Massa 2:

Bentuk massa memanjang berorientasi Timur Laut-Barat Daya. Sinar

matahari jatuhnya tidak tegak lurus terhadap bangunan. Bagian Barat dapat

disiasati dengan peletakan ruang service.

Gambar 33. Pergerakan matahari pukul 7 pagi dan 12 siang

Gambar 34. Pergerakan matahari pukul 5 sore

Dengan peletakan semacam ini, bangunan mendapatkan cahaya pagi

yang dibutuhkan. Namun bangunan di sisi Timur kurang mendapat cahaya,

sehingga baik digunakan untuk area non-hunian. Peletakan semacam ini

juga memakan lahan yang besar, agar tidak tercipta lorong diantara dua

bangunan tinggi.

U U

Page 25: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 77  

 

Arah Angin

Alternatif 1: Berdasarkan lokasi tapak, peletakan bangunan semacam ini

agak kurang menguntungkan walaupun udara masih dapat mengalir, namun

ada sebagian area yang terhalang oleh bangunan.

Gambar 35. Pergerakan angin dari Timur-Barat (musim kemarau)

Alternatif 2: Berdasarkan lokasi tapak, peletakan bangunan semacam ini

menguntungkan karena udara dapat mengalir sehingga memungkinkan

pergerakan udara alami.

Mesjid +Sekolah 

Pemukiman + Toko

Pemukiman 

Perkantoran

PemukimanPemukiman

Mesjid + 

Pemukiman + Toko

Pemukiman

Perkantora

PemukimaPemukima

Gambar 36. Alternatif orientasi massa terhadap angin

Page 26: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 78  

 

Polusi dan Kebisingan

Kebisingan di daerah ini terjadi pada jam-jam sibuk, mengingat lokasi

tapak yang dilalui oleh jalan besar. Adapun lokasi tapak dekat dengan

pemukiman penduduk, universitas, pertokoan dan perkantoran, juga

menjadi rute kendaraan umum seperti Bus Kopaja dan Mikrolet.

Dengan kondisi semacam itu, maka potensi polusi dan kebisingan

menjadi besar, khususnya pada jam-jam tertentu:

Pagi Hari: waktu berangkat sekolah dan kerja (Pk. 08.00 – Pk 10.00)

Sore Hari: waktu pulang kantor (Pk. 16.00 – Pk 18.00)

Di luar jam tersebut, kondisi jalan tergolong lenggang sehingga bisa

dilalui dengan mudah sehingga area tersebut cocok digunakan sebagai area

servis, misalnya untuk lokasi pasar. Dengan begitu keberadaan pasar juga

akan segera disadari oleh warga sekitar, sehingga bisa menarik pengunjung.

Jalan Pemukiman

Mesjid + Sekolah 

Pemukiman + Toko

Pemukiman 

Perkantoran

PemukimanPemukiman

Jalan Pemukiman  (Jalan raya Altenatif) 

Akses utama kendaraan

Jalan RayaRamai pada jam tertentu

Gambar 37. Analisa polusi dan kebisingan

Buffer

Massa dengan sisi tanpa bukaan

Massa dengan fungsi servis atau publik

Page 27: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 79  

 

Potensi View

Daerah di sekitar tapak merupakan daerah pemukiman dan pertokoan,

sehingga view yang ada adalah deretan rumah penduduk ataupun ruko. Di

lahan eksisting memang terdapat pohon-pohon yang ditanam di badan jalan,

namun hal itu lebih mengarah pada potensi buffer dibandingkan view.

Oleh karena itu, dalam perancangan ini kiranya perlu dibuat suatu

potensi view yang mampu mengarahkan sekaligus menjadi daya tarik bagi

penghuni rusun maupun pengunjung pasar. Penambahan plaza maupun area

hijau terbuka bisa menjadi alternatif.

4.2.7 Gubahan Massa

Pemilihan massa bangunan dapat dibedakan menjadi dua alternatif,

yaitu Massa Tunggal dan Massa Majemuk. Berikut ini adalah analisis

mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif tersebut.

Gambar 38. Analisa potensi view pada tapak

-Potensi View- Orientasi ke

Dalam

Page 28: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 80  

 

Massa Tunggal

Bangunan terdiri atas satu massa tunggal yang menampung seluruh

kegiatan di dalamnya. Sebuah massa mewakili bermacam kelompok

kegiatan. Kelebihan:

• Kompak secara keseluruhan.

• Mudah pengawasan dari segi keamanan.

• Kebutuhan luas tanah kecil.

• Pencapaian menjadi lebih mudah dan dinamis.

• Sifat bangunan terpusat, orientasi bangunan cenderung kedalam.

Kekurangan:

• Sirkulasi yang dihasilkan kurang dinamis.

• Kadang muncul masalah dalam perancangan bentuk bangunan

• Untuk bangunan multi fungsi perlu dipikirkan masalah struktur

Massa Majemuk

Terdiri atas beberapa massa, sehingga terjadi pemisahan kegiatan di

dalamnya. Setiap massa mewakili kelompok kegiatan tertentu. Kelebihan:

• Mudah untuk dikembangkan.

• Sirkulasi yang dihasilkan dinamis.

• Sifat bangunan menyebar dan terpusat pada satu titik aktivitas,

orientasi bangunan cenderung kedalam.

Page 29: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 81  

 

• Terjadi pemisahan ruang sehingga kelompok ruang yang mengganggu

dan ruang private tidak berada dalam 1 massa.

Kekurangan:

• Luas lahan yang digunakan dalam tapak relatif besar.

• Relatif lebih sulit dalam pengawasan karena luasan serta

keragamannya.

• Komposisi massa kadang kurang kompak.

Berdasarkan pertimbangan di atas, tampaknya dalam perancangan

kali ini akan diutamakan bentuk gubahan massa yang mengarah pada massa

majemuk. Hal ini dikarenakan fungsi bangunan yang multi-fungsi, juga

mempertimbangkan adanya pengelompokan aktivitas di dalam tapak,

sehingga bentuk massa akan lebih mudah dikembangkan.

Namun mengingat lahan yang terbatas, maka perlu dipertimbangkan

penggunaan massa tunggal agar bangunan dapat menampung luasan

kebutuhan.

4.3 Aspek Bangunan

4.3.1 Pencapaian ke Bangunan

Sistem pencapaian ke bangunan, yakni pencapaian yang dilakukan

oleh manusia menuju suatu bangunan, alternatif yang dapat digunakan:

• Pencapaian langsung

Page 30: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 82  

 

Pencapaian semacam ini mengarah langsung pada entrance

bangunan. Pengunjung diarahkan pada entrance utama. Tujuan

pencapaian jelas yaitu mengarah pada keseluruhan tapak bangunan

atau entrance utama bangunan.

• Pencapaian tidak langsung

Pencapaian semacam ini tidak mengarah langsung pada entrance

bangunan, melainkan membimbing pengunjung untuk melihat

perspektif bangunan. Hal ini dapat menambah efek perspektif pada

tampak muka bangunan dan bentuk bangunan .

Pencapaian tidak langsung cocok untuk bangunan yang bersifat

estetik, sedangkan pencapaian langsung cocok untuk bangunan yang

bersifat fungsional.

4.3.2 Sirkulasi dalam Bangunan

Sirkulasi di dalam bangunan dapat terbagi menjadi sirkulasi

horizontal dan sirkulasi vertikal. Penghubung horizontal berupa koridor,

terbagi menjadi dua jenis yakni:

Tipe singe-loaded

MASSA 1  MASSA 2 

Page 31: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 83  

 

Keuntungan:

• Karakteristik bangunan menjadi langsing, sehingga mudah

dikembangkan.

• Cocok digunakan pada tapak karena kondisi tapak yang tidak terlalu

luas, namun menggunakan banyak massa.

• Memaksimalkan cross ventilation dan pemanfaatan cahaya

Tipe double loaded

Keuntungan:

• Memuat banyak unit sedangkan space yang digunakan lebih sedikit

sehingga lahan dapat digunakan secara optimal

• Efektif dalam pencapaian

Sedangkan untuk sirkulasi vertikal alternatifnya dapat menggunakan

tangga, eskalator, lift, dan ramp. Apabila bangunan mencapai ketingian 8

lantai lebih, maka dibutuhkan lift atau eskalator sebagai alat sirkulasi

vertical. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan masing-masing:

Lebih banyak unit 

Sisa space lebih besar 

PASAR  RUSUN 

Page 32: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 84  

 

Tabel 7. Analisa sirkulasi vertical pada bangunan

Vertikal Kelebihan Kekurangan

Tangga

Hemat energi karena tidak membutuhkan alat penggerak.

Tidak terlalu nyaman karena menimbulkan keletihan pada pengguna. Tidak dapat digunakan oleh orang cacat.

Eskalator

Nyaman dalam penggunaan dan dapat dipakai siapa saja (termasuk orang cacat).

Memerlukan energi dalam pengoperasiannya. Waktu tempuh relatif lebih lama dibandingkan dengan lift.

Lift

Nyaman dan cepat serta mampu mengangkut sekaligus dalam jumlah banyak. Dapat digunakan oleh orang cacat.

Membutuhkan energi yang besar dalam pengoperasian serta perawatan.

Ramp Hemat energi dan dapat digunakan siapa saja.

Kurang nyaman karena dapat menimbulkan keletihan dalam penggunaannya.

Merujuk pada konsep proyek, alat sirkulasi berupa tangga dan ramp

dapat menjadi pilihan utama, sedangkan lift digunakan sebagai transportasi

alternative (pendukung) mengingat tinggi bangunan yang lebih dari 8 lantai.

4.3.3 Zoning dalam Bangunan

Penentuan zoning dalam tapak dilakukan dengan mempertimbangkan

hal-hal berikut:

• Fungsi, sifat kegiatan dan hubungan antar kegiatan

• Penyesuaian kondisi tapak dan lingkungan

• Penyesuaian dengan pencapaian dan pola sirkulasi.

Page 33: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 85  

 

Berdasarkan hal diatas maka zoning dalam bangunan dapat dibagi:

Fungsi Bangunan

Zoning Jenis Ruang

Rusun

Publik Kantor pengelola (hall penerima, ruang administrasi, ruang tunggu)

Semi Publik Ruang serbaguna Private Unit hunian Service Pantry, ruang cuci+jemur, toilet

umum, janitor, gudang

Pasar

Publik Kios, kantor pengelola, hall penerima

Semi Publik Ruang rapat, ruang administrasi, ruang pemasaran

Private Ruang pimpinan Service Pantry, gudang, toilet umum

Adapun alternatif yang muncul dari penzoningan di atas, antara lain:

Gambar 41-42: Pola penzoningan horizontal dan vertical pada Rusun

Pasar:

Alternatif 1:

Private

Semi‐Public

Public

ServiceService

Menampung lebih banyak unit 

Lt. 3 efektif‐kah? Peminatnya kurang 

Kios 

Kering 

Basah 

Tabel 8. Pembagian zoning pada bangunan 

Page 34: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 86  

 

Alternatif 2:

Penzoningan horizontal:

4.3.4 Program Ruang

Kebutuhan ruang serta luasan ruang termasuk dalam analisa program

ruang, yang dapat dianalisa berdasarkan kegiatan dari pelaku. Kebutuhan

ruang didasarkan pada kelas penghuni (status sosial dan ekonomi), yakni

pedagang pasar dan masyarakat menengah bawah (berpenghasilan antara

Rp. 3.500.000 – Rp 4.500.000/bulan).

Rusun ini diharapkan memiliki setidaknya 225 unit hunian, dengan

asumsi penghuni berasal dari pedagang pasar dan sebagian lainya dari

pendatang luar (bukan pedagang pasar). Berikut ini adalah tabel perkiraan

kebutuhan dan besaran ruang (Tabel 9.), yang dirangkum dari hasil studi

banding maupun standarisasi (Time Saver)

Unit lebih sedikit 

Bentang lebar, menguntungkan dari segi struktur 

Skylight 

Basah  Kering 

Kios 

Private 

Public

Service

Semi Public

Page 35: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 87  

 

Ruang Standar Kapasitas Perhitungan Luas

R U S U N

Unit Single

21 m²

23 unit

23 x 21 m²

552 m²

Unit Family 36 m² 227 unit 227 x 36 m² 7172 m²

Kantor Pengelola:

Hall Penerima

0,65 m²/org

6 org

6 x 0,65 m²

4 m²

R. Tunggu 2 - 3 m²/org 4 org 4 x 2 m² 8 m²

R. Administrasi 6 - 8 m²/org 3 org 3 x 8 m² 24 m²

R. Istirahat 4 m²/org 1 org 1 x 4 m² 4 m²

Pantry 4 m² - 2 m x 2 m 4 m²

Kamar Mandi 3,2 m² - 2,2 m x 1,5 m 3 m²

Ruang Peralatan 16 m² 4 unit 4 x 16 m² 64 m²

Service

Janitor 9 m² 2 unit 2 x 9 m² 18 m²

Ruang ME 18 m² 4 unit 4 x 18 m² 72 m²

Toilet 5 m² 4 org 4 x 5 m² 20 m²

Gudang 12 m² - 4 m x 3 m 12 m²

Sirkulasi 20 % 2.067 m²

Total Luas Rusun 16. 395 m²

P A S A R

Kios

9 m²

350 unit

350 x 9 m²

3.150 m²

Lapak 4 m² 350 unit 350 x 4 m² 1.400 m²

Ruang Pengelola :

Ruang Pimpinan

6-8 m²/org

1 org

8 m² x 1

8 m²

Page 36: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 88  

 

Ruang wakil 6-8 m²/org 2 org 8 m² x 2 16 m²

Ruang rapat 2-3m²/org 6 org 2 m² x 6 12 m²

R. Administrasi 6-8 m²/org 3 org 8 m² x 3 24 m²

Ruang pemasaran 6-8 m²/org 1 org 8 m² x 1 8 m²

Ruang tunggu 2-3 m²/org 4 org 3 m² x 4 12 m²

Pantry 4 m² - 2 m x 2m 4 m²

Gudang 4 m² - 2 m x 2 m 4 m²

Toilet pria 2.5 m²/org 1 org 2.5 m x 1 2.5 m

Toilet wanita 2.5 m²/org 1 org 2.5 m x 1 2.5 m

Hall Penerima 0,65 m² 20 org 20 x 0,65 m² 13 m²

Toilet Pria 2,5 m² 8 org 8 x 2,5 m² 20 m²

Toilet Wanita 2,5 m² 8 org 8 x 2,5 m² 20 m²

Sirkulasi 20 % 871 m²

Total Luas Pasar 8.473 m²

FASILITAS

PENUNJANG

Ruang Serbaguna 0,8 m²/org 250 org 250 x 0.8 m² 200 m²

Ruang ATM 1 m²/org 10 10 x 1 m² 10 m²

Telp Umum 0,6 m² 8 unit 8 x 0, 6 m² 5 m²

Total Luas Fasilitas Penunjang 215 m²

SERVICE

Pos Jaga

6 m²/2 org

5 unit

5 x 12 m²

60 m²

Ruang Pompa Air 15 m² 4 unit 4 x 15 m² 60 m²

Ruang Bongkar Muat 20,64 m² 8 mobil 8x(8,6 x 2,4) 160 m²

Page 37: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 89  

 

Ruang Genset 20 m² 4 unit 4 x 20 m² 80 m²

Ruang Panel 10 m² 4 unit 4 m x 10 m 40 m²

Ruang Sampah 15 m² 4 unit 4 x 15 m² 60 m²

Ruang Reservoir 20 m² 8 unit 8 x (4 x 5 m) 160 m²

Gudang 6 m² 4 unit 2 m x 3 m 24 m²

Total Luas Service 728 m²

Sirkulasi 20 % 25.807 5.161 m²

Total Luas Bangunan 30.968 m²

Dengan KDB yang ditentukan sebesar 80% dari 8900 m² maka luas

lahan yang dapat digunakan sebesar 7120 m², sehingga bangunan harus

dibuat bertingkat agar sesuai dengan peraturan KDB.

Kebutuhan Luas Parkir rusun :

Ketentuan parkir : 1 mobil = 10 unit kamar

: 5 motor = 10 unit kamar

(Sumber : Pergub No. 27/2009 tentang pembangunan rusun sederhana)

Jumlah parkir untuk penghuni 240/10 x 1 mobil =24 mobil

240/10 x 5 motor =120 motor

Luasan yang dibutuhkan + sirkulasi :

24 mobil x 25 m² = 600 m²

120 motor x 3 m² = 360 m² +

960 m²

Page 38: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 90  

 

Kebutuhan Luas Parkir pasar :

Ketentuan parkir Mobil = 1/100 x total luas bangunan

= 1/100 x 5.147 m²

= 50 mobil

Motor = 1 mobil : 5 motor

= 50 x 5

= 250 motor

Luasan yang dibutuhkan :

50 mobil x 25 m² = 1.250 m²

250 motor x 3 m² = 750 m² +

2.000 m²

Total luas parkiran = (960 m² + 2000 m²) + sirkulasi 20%

= 2.960 m² + 592 m² = 3.552 m²

4.3.5 Organisasi Ruang

Hubungan antar ruang dapat dianalisa melalui program ruang bentuk

bubble diagram. Adapun diagram ini hanya menggambarkan pola hubungan

antar ruangan, bukan mewakili bentuk denah yang akan muncul nantinya.

Adapun program ruang yang didapat antara lain program ruang makro

(keseluruhan), semi-mikro (rusun, pasar), dan mikro (unit hunian, serba-

guna, pengelola).

Page 39: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 91  

 

Program ruang makro

Program ruang rusun

Program ruang pasar

Skema 3. Program ruang makro

Skema 4. Program ruang rusun

Skema 5. Program ruang pasar

Page 40: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 92  

 

Program ruang unit hunian

Program ruang serbaguna

Program ruang pengelola

Skema 6. Program ruang hunian

Skema 7. Program ruang serbaguna

Skema 8. Program ruang pengelola

Page 41: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 93  

 

4.3.6 Struktur Bangunan

Sistem struktur bangunan terbagi menjadi:

• Sub-Structure: Struktur bagian bawah bangunan yang berfungsi untuk

menerima dan menyalurkan beban dari atas ke bawah.

• Upper Structure : Terdiri dari kolom dan plat lantai yang berfungsi

untuk menyalurkan beban dari bangunan ke pondasi.

Pondasi yang akan digunakan untuk sub-structure adalah pondasi

tiang pancang dengan pertimbangan bangunan merupakan bangunan

bertingkat menengah (≤10 lantai). Untuk struktur dapat digunakan struktur

rangka dengan pertimbangan fleksibilitas dalam penataan ruang.

Untuk rusun dan pasar perlu dipertimbangkan alternatif struktur

rangka yang digunakan, yaitu:

Alternatif 1:

Menggunakan kolom dan balok dalam struktur rangka. Pada langit terdapat

plafon, sistem ini menguntungkan untuk bangunan dengan utilitas tinggi

dan rumit karena memudahkan pemindahan dan perbaikan.

Page 42: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 94  

 

Alternatif 2:

Menggunakan slap sebagai pengganti balok, tidak terdapat plafon sehingga

ketinggian lantai ke lantai (floor to floor) dapat ditekan.

4.3.7 Utilitas Bangunan

Perancangan sistem utilitas bangunan terkait dengan usaha

penghematan energy sesuai dengan penerapan konsep dalam proyek.

Adapun sistem utilitas yang akan dibahas yakni dari segi pencahayaan,

energi listrik, plumbing, dan penanganan sampah.

Sistem pencahayaan

Sebisa mungkin digunakan pencahayaan alami pada siang hari yang

dimaksimalkan dengan penggunaan bukaan-bukaan dan penerapan sistem

reflektor untuk memantulkan cahaya yang masuk kedalam ruang.

Sedangkan pencahayaan buatan sebisa mungkin hanya digunakan pada

malam hari atau pada ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan stabil.

Pertimbangan pemanfaatan cahaya alami dapat dilihat dari tabel

analisa penggunaan cahaya alami (Tabel 10.):

Page 43: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 95  

 

No. Jenis ruangan Cahaya alami Cahaya buatan 1. Hall penerima √ � 2. Ruang pengelola � √ 3. Toilet √ � 4. Ruang cuci √ � 5. Dapur / pantry √ � 6. Kamar tidur √ � 7. Ruang belajar � √ 8. Ruang tamu √ � 9. Kios √ � 10. Unit pasar � √ 11. Ruang servis � √ 12. Ruang olah raga √ �

Keterangan: √=dapat digunakan �= tidak diperlukan

Sistem Elektrikal

Daya listrik yang digunakan berasal dari 2 sumber yaitu PLN dan

genset. PLN merupakan sumber listrik utama dari pemakaian listrik sehari-

hari didukung dengan penggunaan solar panel dan genset bila terjadi mati

listrik dari PLN.

Genset (generator set) merupakan sumber listrik cadangan sewaktu

sumber aliran PLN terputus. Umumnya disediakan sedikitnya 25 % dari

total kapasitas keseluruhan listrik untuk menggerakkan sedikitnya 2 lift,

penerangan umum, dan ventilasi mekanis.

Skema 9. Sistem instalasi listrik 

Page 44: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 96  

 

Sistem Plumbing

Sistem plumbing terdiri dari sistem air bersih dan air kotor. Sistem air

bersih diperoleh dari PAM kemudian ditarik oleh pompa dan ditampung ke

reservoir atas untuk didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan.

Skema 10. Sistem air bersih

Adapun instalasi air bersih digunakan untuk instalasi toilet, kamar

mandi, dan dapur, serta instalasi kebakaran seperti sprinkler dan hydran.

Pendistribusian air bersih memakai sistem down feed (gravitasi) sehingga

distribusi air tetap berlangsung meski aliran listrik terputus.

Skema 11. Sirkulasi air bersih

Page 45: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 97  

 

Sistem air kotor dibagi menjadi kotoran padat dan kotoran cair.

Adapun pengolahan limbah cair ini disesuaikan dengan konsep hemat

energy, alternatifnya antara lain:

Alternatif 1:

Air kotor cair berasal dari air bekas mandi, dapur, dan air hujan. Limbah ini

dapat diolah dan dimanfaatkan kembali untuk kloset (grey water) dan

menyiram tanaman (air hujan).

Alternatif 2:

Air limbah dari rusun, ditampung, kemudian diolah untuk dimanfaatkan

kembali untuk kepentingan sanitasi pasar yang membutuhkan air.

Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah menggunakan bak penampungan sampah

(dibuang pada tiap lantai) secara vertikal, dikumpulkan pada tempat

penampungan sementara untuk diangkut ke bak penampungan utama oleh

dinas kebersihan setempat menuju tempat pembuangan akhir.

Air limbah rusun  Bak Penampung  Bak Reservoir 

Bioseptic Tank  Sanitasi pasar 

Skema 12. Pengolahan air kotor

Skema 13. Pengolahan air kotor (2)

Page 46: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 98  

 

Dalam pengaplikasiannya, pengelolaan sampah akan dikaitkan

dengan prinsip hemat energi. Adapun alternatif yang bisa dilakukan:

Alternatif 1:

Penerapan prinsip sustainable yaitu reduce (merubah pola hidup

konsumtif), re-use (menggunakan kembali bahan-bahan yang potensial

menjadi sampah dan bahan refill), dan recycle (mendaur ulang melalui

pembuatan kompos, daur ulang, waste to energy dan lain-lain). Berdasarkan

hal itu maka akan dilakukan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya yang

nantinya akan membantu dalam proses pengelolaannya di TPS.

Alternatif 2:

Penerapan prinsip sustainable dengan mengolah limbah organik pasar (sisa

sayuran) menjadi pupuk yang dapat digunakan untuk penghijauan area

rusun.

Sampah  Bak Sampah  Penampungan 

Seleksi sampah  Petugas 

Fermentasi 

Produk akhir 

Pengolahan 

Skema 14. Pengolahan sampah

Skema 15. Pengolahan sampah (2)

Page 47: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 99  

 

4.3.8 Penerapan Tema dalam Bangunan

Penerapan tema yakni konsep Hemat Energi dalam bangunan, dapat

diterapkan dalam poin-poin sebagai berikut:

Pencahayaan

Penerapan konsep hemat energi dalam sistem pencahayaan dapat

dicapai dengan memperhatikan hal-hal berikut:

• Meminimalkan penggunaan cahaya buatan, baik dari jumlah, waktu

pemakaian, serta kualitas lampu.

Contoh: peletakan titik lampu yang efisien, penggunaan lampu TL.

Gambar 48. Model lampu TL

• Memaksimalkan penggunaan cahaya alami, dari segi waktu paparan,

intensitas cahaya, dan penempatan bukaan.

Contoh: penggunaan lubang angin sebagai sumber cahaya, peletakan

ruang yang kondusif dengan sumber cahaya alami, penggunaan sky-

light.

Gambar 49. Pemanfaatan skylight pada bangunan

Page 48: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 100  

 

Pengudaraan

Penerapan konsep hemat energi dalam sistem pengudaraan dapat

dicapai dengan memperhatikan hal-hal berikut:

• Memastikan udara dapat mengalir baik dalam ruangan

Hal ini bisa dicapai dengan cara: penggunaan cross ventilation,

peletakan ventilasi (lubang udara, bukaan) yang tepat, mengatur tinggi

plafon.

Gambar 50. Cross ventilation dan bukaan maksimal

• Menerapkan teknik insulasi untuk menjaga suhu ruangan

Hal ini bisa dicapai dengan cara: penggunaan aluminum foil sebagai

bahan insulasi atap, pemilihan material atap, dinding, dll.

Foto 29. Aluminium foil sebagai insulasi

Material

Penerapan konsep hemat energi dalam pemilihan material dapat

dicapai dengan memperhatikan hal-hal berikut:

Page 49: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 101  

 

• Penggunaan sumber daya alam sebagai bagian material

Contoh: menggunakan penghijauan dan elemen air untuk

menciptakan iklim mikro dan menyejukkan ruang dalam bangunan.

Gambar 51-52: Penghijauan dan kaca film

• Memilih material yang low-cost energy (ramah lingkungan)

Contoh: material alami yang meredam suhu seperti bebatuan alam.

• Memilih material yang memiliki efek penghematan energi.

Contoh: Penggunaan kaca film sebagai bahan pelapis pada elemen

bangunan untuk menahan sinar matahari.

Utilitas

Penerapan konsep hemat energi dalam sistem utilitas dapat dicapai

dengan perancangan sistem utilitas yang tepat dan efisien.

Contoh penerapannya antara lain terdapat pada analisa utilitas

bangunan (4.3.7). Yang terpenting dari sistem utilitas hemat energi adalah

bagaimana sistem tersebut mampu mendukung pola penghematan energi

dalam lingkungan (tapak dan bangunan).

Page 50: BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 4.1 Aspek Manusiathesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00494-AR bab 4.pdf · Pengelolaan air Penampungan Air Pengelolaan listrik R. Panel, R. Genset ... Tanah

    Tugas Akhir | 102  

 

Teknologi

Penerapan konsep hemat energi dalam penggunaan teknologi dapat

dicapai dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang dapat membantu

usaha penghematan energi. Usaha penghematan ini bisa dicapai melalui dua

cara, yaitu:

• Penggunaan teknologi yang bersifat hemat energi

Misal: penggunaan lampu hemat energy, penggunaan DSF

• Penggunaan teknologi yang dapat memperbaharui energi.

Misal: penggunaan photo-voltaic, generator tenaga air atau angin, dll.

Gambar 53. Solar panel dan penampangnya.