Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

14
asus DBD di Buffer Area Pelabuhan Tanj ujudnya Pengawasan Vektor Nyamuk Aedes aegypti di Buffer Area Pelabuhan Tanjung Ema pasi Dari Masyarakat dalam Melaksanakan Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam B ainya House Indeks (HI) Nyamuk Aedes aegypti <1% di Buffer Area Pelabuhan Tanjung E Survei Nyamuk Stadium Dewasa Survey Perangkap Telur (Ovitrap) Survey Jentik Nyamuk BAB IV PENYELESAIAN MASALAH 4.1 Alternatif Pemecahan Masalah POHON ALTERNATIF

Transcript of Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

Page 1: Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

Menurunnya Kasus DBD di Buffer Area Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Terwujudnya Pengawasan Vektor Nyamuk Aedes aegypti di Buffer Area Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Terwujudnya Partisipasi Dari Masyarakat dalam Melaksanakan Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)

Tercapainya House Indeks (HI) Nyamuk Aedes aegypti <1% di Buffer Area Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Survei Nyamuk Stadium Dewasa Survey Perangkap Telur (Ovitrap)Survey Jentik Nyamuk

BAB IV

PENYELESAIAN MASALAH

4.1 Alternatif Pemecahan Masalah

POHON ALTERNATIF

Page 2: Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk dapat terwujudnya pengawasan vektor nyamuk Aedes aegypti di buffer

area Pelabuhan Tanjung Emas Semarang diperlukan metode tindakan

pengawasan yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Survey Nyamuk Stadium Dewasa

Survei nyamuk dewasa dilakukan dengan penangkapan nyamuk

menggunakan umpan orang didalam rumah atau diluar rumah selama 20

menit/rumah serta penangkapan nyamuk yang hingggap didalam rumah

yang sama. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan menggunakan

aspirator. Dari survei nyamuk dewasa ini akan dapat diketahui densitas

vektor dengan mencermati angka index nyamuk dewasa, yaitu

biting/landing rate dan resting per rumah.

2. Survey Jentik Nyamuk

Survey jentik nyamuk berkala adalah kegiatan untuk memantau

situasi kepadatan jentik pada tempat penampungan air di rumah/bangunan

milik masyarakat maupun tempat tempat umum, sehingga dapat

meningkatkan kewaspadaan dini agar masyarakat terhindar dari penularan

penyakit DBD. Survey jentik nyamuk berkala dilaksanakan rutin setiap

bulan diseluruh wilayah kerja, yaitu di buffer area dan perimeter area.

Tujuan survey jentik nyamuk adalah untuk mengetahui jenis jentik

maupun kepadatan jentik. Kepadatan jentik ini diukur dengan

menggunakan House Indeks (HI), Container Indeks (CI), dan Breteau

Indeks (BI). Data hasil kegiatan survey jentik untuk menentukan tindakan

Page 3: Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

selanjutnya apakah perlu dilakukan tindakan pengendalian atau tindakan

lainnya.

3. Survey Perangkap Telur (Ovitrap)

Tujuan dari survey perangkap telur adalah untuk mengetahui ada

tidaknya nyamuk Aedes aegypti dalam situasi densitas sangat rendah,

dimana dengan metode single larva tidak dapat menemukan adanya

kontainer positif. Survey ini dilakukan dengan cara memasang ovitrap

yaitu berupa bejana misalnya potongan bambu, kaleng (seperti bekas

kaleng susu atau gelas plastik) yang dinding sebelah dalamnya dicat hitam,

kemudian diberi air secukupnya. Ke dalam bejana tersebut dimasukkan

padel berupa potongan bilah bambu atau kain yang tenunannya kasar dan

berwarna gelap sebagai tempat meletakkan telur bagi nyamuk. Ovitrap

diletakkan di dalam dan di luar rumah di tempat yang gelap dan lembab.

Setelah 1 minggu dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya telur nyamuk

di padel. Dari survey ovitrap ini akan dapat diketahui Ovitrap Indeks dan

kepadatan populasi nyamuk.

4.2 Prioritas Pemecahan Masalah

Pengambilan keputusan merupakan proses memilih mana yang terbaik

untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh kelompok atau tim akan lebih baik hasilnya daripada yang

dilakukan perorangan.

Page 4: Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan alternatif pemecahan masalah diatas, kemudian yang

dilakukan adalah menentukan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan

analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat). Analisis ini

merupakan suatu kajian terhadap suatu organisasi sedemikian rupa sehingga

diperoleh keterangan yang akurat tentang berbagai kekuatan, kelemahan,

kesempatan, dan hambatan yang dimiliki maupun yang dihadapi oleh organisasi.

Unsur-unsur SWOT meliputi:

1. Strength (kekuatan)

Sesuatu yang sudah dimiliki suatu kegiatan yang bersifat positif, terutama

jika mampu dimanfaatkan dengan baik, akan berperan pada lancarnya

kegiatan dan mencapai tujuan kegiatan.

2. Weakness (kelemahan)

Yaitu berbagai kekurangan yang dimiliki oleh suatu kegiatan. Apabila

mampu mengatasi kelemahan ini, berdampak pada kelancaran kegiatan

yang akan dilaksanakan oleh kegiatan dan pencapaian tujuan kegiatan.

3. Opportunity (kesempatan)

Kesempatan yang bersifat positif yang dihadapi, apabila dapat

dimanfaatkan akan besar peranannya untuk mencapai tujuan kegiatan.

4. Threat (hambatan)

Yaitu kendala yang bersifat negatif yang dihadapi. Sama halnya dengan

kelemahan, apabila hal ini bisa dilewati akan berperan besar dalam

mencapai tujuan kegiatan.

Page 5: Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam penerapan analisis SWOT untuk melaksanakan alternatif masalah

dengan pemberian skor (1 sampai 5) pada aspek-aspek yang telah ditetapkan

sebagai berikut:

1. Biaya

2. Manfaat

3. Efektifitas

4. Efisiensi

5. Dukungan internal

6. Dukungan eksternal

7. Waktu

Keterangan penilaian skoring disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Kriteria Matriks dengan Pemberian Skor (1-5)

No KriteriaSkor

1 2 3 4 5

1. Biaya Sangat

mahal

Mahal Cukup

murah

Murah Sangat

murah

2. Manfaat Sangat

kurang

Kurang Cukup

besar

Besar Sangat

besar

3. Efektifitas Sangat

kurang

efektif

Kurang

efektif

Cukup

efektif

Efektif Sangat

efektif

4. Efisiensi Sangat Kurang Cukup Efisien Sangat

Page 6: Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

kurang

efisien

efisien efisien efisien

5. Dukungan

internal

Sangat

kurang

didukun

g

Kurang

didukung

Cukup

didukung

Didukung Sangat

didukung

6. Dukungan

eksternal

Sangat

kurang

didukun

g

Kurang

didukung

Cukup

didukung

Didukung Sangat

didukung

7. Waktu Sangat

menyita

waktu

Kurang

menyita

Cukup

menyita

Tidak

menyita

Sangat

tidak

menyita

Penilaian dengan menggunakan analisis SWOT disajikan pada

tabel berikut dengan keterangan alternatif pemecahan masalah sebagai

berikut:

A. Survey nyamuk stadium dewasa

B. Survey jentik nyamuk

C. Survey perangkap telur (ovitrap)

Page 7: Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 4.2 Matrik Alternatif Pemecahan Masalah

No KriteriaAlternatif Pemecahan Masalah

A B C

1 Biaya 3 4 2

2 Manfaat 4 4 3

3 Efektivitas 3 5 3

4 Efisiensi 3 4 3

5 Dukungan internal 3 3 3

6 Dukungan eksternal 3 3 3

7 Waktu 2 3 2

Jumlah 21 26 19

Prioritas II I III

Berdasarkan hasil penetapan masalah tersebut, maka ditetapkan

prioritas pemecahan masalah adalah Survey Jentik Nyamuk Berkala.

4.3 Intervensi

4.3.1 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan Survey Jentik Nyamuk Berkala yaitu sebagai berikut:

1. Memeriksa semua kontainer yang dapat menjadi tempat

perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti (dengan mata telanjang) dan

menggunakan senter untuk mengetahui ada atau tidaknya jentik.

Page 8: Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

2. Melakukan penyuluhan singkat kepada warga mengenai PSN DBD dan

penggunaan larvasida

4.3.2 Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Waktu pelaksanaan survey jentik yaitu dilakukan pagi hari secara

teratur setiap bulan sekali pada setiap wilayah pengamatan.dilaksanakan

rutin setiap bulan.

4.3.3 Peserta

Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas KKP seksi Pengendalian

Resiko Lingkungan (PRL) dan mahasiswa dari Universitas Negeri

Semarang (UNNES) dan mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP).

4.3.4 Formulir Kegiatan

Formulir yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan Survey Jentik

ini yaitu berupa formulir pemeriksaan jentik (lampiran).

4.3.5 Hasil Kegiatan

Gambar 4.1 Hasil Survey jentik nyamuk Aedes aegypti di RT 01, 02, 03 RW VI

Kelurahan Tanjung Emas Semarang

Page 9: Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

68.42%

26.32%

61.76%

Grafik House Indeks (HI) Jentik Nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Tanjung Emas

RT 01 RW VIRT 02 RW VIRT 03 RW VI

45.16%

16.67%

37.80%

Grafik Container Indeks (CI) Jentik Nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Tanjung Emas

RT 01 RW VIRT 02 RW VIRT 03 RW VI

Page 10: Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

Ditjen PP&PL Depkes RI

Kader atau petugas kesehatan

Dinas Kesehatan Provinsi

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Puskesmas

Kantor Kesehatan Pelabuhan

4.3.6 Alur Pelaporan

Bagan Alur Pelaporan Kegiatan Survey Jentik

Gambar 4.2 Alur Pelaporan Kegiatan Survey Jentik Nyamuk Berkala

Page 11: Bab 4 Alternatif Pemecahan Masalah

4.3.7 Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan ini, berdasarkan survey

jentik Aedes aegypti kemudian diukur Angka Bebas Jentik (ABJ), apabila ABJ

lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau

dikurangi. Selain itu, diharapkan House Indeks (HI) dan Container Indeks (CI)

jentik nyamuk Aedes di buffer area kurang dari 1%. Jika didapatkan HI dan CI di

atas standar aman buffer area yaitu <1% maka dilakukan larvasidasi massal.