Prioritas Dan Pemecahan Masalah

41
| BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari masalah keterbatasan sumber daya seperti Sumber Daya Manusia, sarana, dan dana. Oleh karena itu dalam menyiapkan kegiatan dilakukan pada tahap perencanaan awal kegiatan untuk penanggulangan masalah kesehatan perlu dilakukan prioritas untuk menjawab pertanyaan : masalah kesehatan atau penyakit apa yang perlu diutamakan / diprioritas dalam program kesehatan. Selanjutnya bilamana sudah didapatkan masalah kesehatan atau jenis penyakit yang diprioritaskan untuk ditanggulangi ditentukan pula teknik pemecahan masalah yang sesuai agar program yang dilakukan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sehingga perlu pemahaman cara-cara penentuan prioritas masalah kesehatan, penentuan prioritas jenis program kesehatan yang akan dilakukan dan pemecahan masalah dari masalah kesehatan yang dihadapi. Penetapan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat saat ini merupakan tugas yang penting dan semakin sulit untuk dilakukan. Metode untuk menetapkan prioritas secara adil, masuk akal, dan mudah dihitung merupakan perangkat manajemen yang penting. Secara garis besar pemilihan prioritas masalah dapat dibagi menjadi dua yaitu : Scoring Technique (Metode Penskoran) misal: metode Bryant, MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment Methode), metode USG, metode CARL, PAHO, metode Hanlon dan metode teknik 1

description

PPM6

Transcript of Prioritas Dan Pemecahan Masalah

Page 1: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

|

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari masalah keterbatasan sumber daya seperti

Sumber Daya Manusia, sarana, dan dana. Oleh karena itu dalam menyiapkan kegiatan

dilakukan pada tahap perencanaan awal kegiatan untuk penanggulangan masalah kesehatan

perlu dilakukan prioritas untuk menjawab pertanyaan : masalah kesehatan atau penyakit apa

yang perlu diutamakan / diprioritas dalam program kesehatan. Selanjutnya bilamana sudah

didapatkan masalah kesehatan atau jenis penyakit yang diprioritaskan untuk ditanggulangi

ditentukan pula teknik pemecahan masalah yang sesuai agar program yang dilakukan dapat

dicapai secara efektif dan efisien. Sehingga perlu pemahaman cara-cara penentuan prioritas

masalah kesehatan, penentuan prioritas jenis program kesehatan yang akan dilakukan dan

pemecahan masalah dari masalah kesehatan yang dihadapi.

Penetapan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat saat ini

merupakan tugas yang penting dan semakin sulit untuk dilakukan. Metode untuk menetapkan

prioritas secara adil, masuk akal, dan mudah dihitung merupakan perangkat manajemen yang

penting.

Secara garis besar pemilihan prioritas masalah dapat dibagi menjadi dua yaitu :

Scoring Technique (Metode Penskoran) misal: metode Bryant, MCUA (Multiple Criteria

Utility Assesment Methode), metode USG, metode CARL, PAHO, metode Hanlon dan

metode teknik multi-voting sedangkan Non Scoring Technique misalnya: metode Delbeque,

metode Delphi, metode estimasi beban kerugian, metode NGT, metode strategi Grids, dan

metode analisis ABC.

Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah, diperlukan metode pemecahan

masalah yang sesuai. Salah satu metode tersebut adalah siklus pemecahan masalah (problem

solving cycle). Siklus pemecahan masalah merujuk pada kontinuitas langkah-langkah yang

dilaksanakan secara sistematis meliputi analisis situasi, identifikasi masalah, prioritas

masalah, tujuan, alternatif pemecahan masalah, rencana operasional, pelaksanaan dan

penggerakan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian, serta evaluasi.

Latar belakang pembuatan karya tulis ini adalah karena kurangnya pengetahuan dan

kesadaran mengenai penentuan prioritas masalah dan pemecahan masalah kesehatan dan

urgensinya sebagai metode untuk menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang terjadi di

masyarakat.

1

Page 2: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prioritas Masalah

Penentuan terhadap masalah yang akan diteliti merupakan tahap yang penting dalam

melakukan penelitian, karena pada hakikatnya seluruh proses penelitian yang dijalankan

adalah untuk menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Menentukan masalah

juga merupakan hal yang tidak mudah karena tidak adanya panduan yang baku. Meskipun

demikian, dengan latihan dan kepekaan ilmiah, penentuan masalah utama yang harus segera

diatasi dapat dilakukan dengan tepat. 

Kriteria berikut ini akan mempermudah kita menemukan masalah:

1. Masalah sebaiknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar dua variable atau

lebih

2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan pada umumnya

diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya.

3. Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode empiris, yaitu dimungkinkan

adanya pengumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan untuk menjawab

masalah yang sedang dikaji.

4. Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan etika. 

Dalam upaya menetapkan prioritas masalah, ada beberapa hal yang harus dilakukan,

yaitu:

1. Pengumpulan data

Untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu tersedia data yang cukup.

Untuk itu perlu dilakukan pengumpulan data. Data yang perlu dikumpulkan adalah data

yang berkaitan dengan lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan,

termasuk keadaan geografis, keadaan pemerintahan, kependudukan, pendidikan, sosial

budaya, pekerjaan, mata pencaharian, dan keadaan kesehatan.

2. Pengolahan Data

Setelah data telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut harus diolah,

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga  jelas sifat-

2

Page 3: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut. Teknik dalam melakukan

pengolahan data yang dikenal ada tiga macam, yaitu secara manual, elektrik, dan

mekanik.

3. Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian data yang

lazim digunakan yaitu tekstual, tabulasi, dan grafik.

4. Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan berbagai masalah. Tidak semua

masalah dapat diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah, dalam

arti masalah yang paling penting untuk diselesaikan.        

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting. Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik, yakni spesifik, jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif, serta dirumuskan secara sistematis.

Dalam  menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang harus

diperhatikan, yakni :

1. Besarnya masalah yang terjadi

2. Pertimbangan politik

3. Persepsi masyarakat

4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.         

A. Penyusunan Prioritas Masalah

Masing-masing organisasi secara garis besar mempunyai pernyataan yang jelas

mengenai prioritas program yang diacu secara resmi dan diperbarui setiap jangka waktu

tertentu. Prioritas tersebut menjadi dasar pengambilan keputusan yang juga dipengaruhi

oleh ketersediaan sumber daya. Akan tetapi, dalam kenyataannya banyak organisasi yang

baru menyadari bahwa mereka tidak memiliki prioritas yang jelas hingga organisasi

tersebut mengalami masalah dan krisis.

Penentuan prioritas merupakan proses mengidentifikasi aktivitas yang paling

penting dalam sebuah organisasi. Prioritas (priority setting) dikembangkan sebagai dasar

3

Page 4: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

pembuatan keputusan. Penentuan prioritas perlu dikembangkan dengan memahami

sumber-sumber daya yang bermanfaat untuk mencapai hasil (outcomes) dan pengaruh

(impact) yang diharapkan. Ketersediaan dari sumber daya dapat menjadi faktor utama

dalam penentuan prioritas.

Prioritas masalah disusun berdasarkan tingkat kebutuhan dan disesuaikan dengan

visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Pada umumnya, penyusunan prioritas akan

memperhatikan masalah-masalah dasar yang dihadapi maupun faktor-faktor yang

menghambat tercapainya suatu tujuan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap akar

permasalahan yang dihadapi menjadi modal utama bagi pengambil keputusan, khususnya

yang terkait dengan masalah fundamental.

Efektifitas penentuan prioritas masalah berhubungan erat dengan proses

pengambilan keputusan. Dalam hal ini, pengambilan keputusan harus

mempertimbangkan tujuan organisasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Setiap langkah yang dilakukan memiliki tujuan sendiri. Analisis situasi sebagai langkah

awal dalam perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin, sehingga dapat diperoleh

gambaran  tentang masalah kesehatan yang ada serta faktor-faktor yang mempengaruhi

masalah kesehatan tersebut, yang merupakan tujuan dari analisis ini. Pada akhirnya akan

diperoleh hasil dari analisis ini yang merupakan titik tolak perencanaan kesehatan

terpadu dan dalam langkah selanjutnya diikuti oleh kegiatan untuk merumuskan masalah

secara jelas, sekaligus menentukan prioritas masalah-masalah tersebut. Yang dimaksud

dengan masalah dalam perencanaan kesehatan tidak terbatas pada masalah gangguan

kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua faktor yang mempengaruhi kesehatan

penduduk (lingkungan, perilaku, kependudukan dan pelayanan kesehatan).

Beberapa poin berikut ini merupakan alasan mengapa penentuan prioritas

masalah dipandang penting:

a. Agar tetap fokus pada hal-hal yang berada pada prioritas utama atau menuntun

perencanaan dan proses update program.

b. Untuk mengawasi agar penggunaan sumber daya langka dapat lebih efektif.

c. Untuk membangun komunikasi mengenai proyek/aktivitas antar stakeholder.

d. Untuk menghubungkan antara kebijakan dan tujuan ekonomi sosial pemerintah.

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan peringkat

4

Page 5: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

masalah kesehatan. Penentuan prioritas ini dilakukan karena disebabkan oleh pertimbangan

sumber daya, yaitu:

1. Man atau sumber daya manusia

2. Money atau biaya

3. Material atau bahan

4. Methode atau metode/teknik.

5. Machine atau peralatan

6. Market atau pasar/konsumen atau pelanggan

7. Time atau waktu

Prioritas berfungsi untuk memudahkan pengambilan keputusan merupakan suatu

proses yang kompleks. Seseorang tidak dapat menggunakan satu pendekatan yang sesuai

untuk semua kebutuhan. Oleh karena itu, pihak yang bertanggung jawab dan terlibat dalam

penetapan prioritas perlu mengetahui beberapa pendekatan utama dan kendala-kendala yang

mungkin muncul dalam penetapan prioritas, sekaligus bagaimana cara untuk mengatasi

kendala tersebut.

B. Metode Penentuan Prioritas Masalah

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk

dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi.

Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap

anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa

langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:

1. Menetapkan kriteria

2. Memberikan bobot masalah

3. Menentukan skoring tiap masalah

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu:

I. TEKNIK NON SKORING

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter

dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka cara

menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah dengan teknik non skoring.

5

Page 6: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok,

oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group Technique” (NGT). Ada 2 NGT yakni:

A. Metode Delbeq (diperkenalkan oleh Andre Delbeque)

Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah melalui diskusi

kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya

maka sebelumnya dijelaskan dahulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama

terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah

yang disepakati bersama.

Adapun caranya adalah sebagai berikut:

a. Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah antara 6

sampai 8 orang.

b. Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan

peringkat prioritasnya.

c. Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat atau urutan

prioritas untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya.

d. Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup.

e. Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan hasilnya dituliskan

di belakang setiap masalah.

f. Nilai peringkat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti

mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).

Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat tersebut,

dengan harapan masing-masing orang akan memertimbangkan kembali peringkat yang

diberikannya setelah mengetahui nilai rata-rata. Tidak ada diskusi dalam teknik ini,

yaitu untuk menghindari orang yang dominan memengaruhi orang lain.

Cara ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:

a. Menentukan siap yang seharusnya ikut dalam menentukan peringkat prioritas

tersebut.

b. Penentuan peringkat bisa sangat subyektif.

c. Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari interest yang berbeda dan tidak

untuk menentukan prioritas atas dasar fakta.

6

Page 7: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

B. Metode Delphi

Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian

yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang

disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus.

Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa

masalah  pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah

yang dicari.

Adapun caranya adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi masalah yg hendak/perlu diselesaikan;

b. Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yg dianggap mengetahui dan

menguasai permasalahan;

c. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban kuesioner

yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah;

d. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang muncul dan

mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan;

e. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala

prioritas/memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan

kepada pemimpin kelompok/pembuatan keputusan.

II. TEKNIK SKORING

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud adalah:

- Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah;

- Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase);

- Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmeet

need);

- Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit);

- Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility);

7

Page 8: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

- Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

(resources availibilily).

Secara terperinci cara-cara tersebut antara lain:

A. Metode Bryant

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:

- Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi.

- Seriousness : Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam

masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan

angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut.

- Manageability : Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber

daya.

- Community concern : Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan

tersebut.

Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari

prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai

lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian dengan

penjumlahan dari arah atas ke bawah untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor

akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah.

Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah

terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan

diambil.

B. Metode Matematik PAHO (Pan American Health Organization)

Disebut juga cara ekonometrik. Dalam metode ini parameter diletakkan pada

kolom dan dipergunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai

prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:

- Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah.

- Severity : Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case

fatality rate masing-masing penyakit .

- Vulnerability : Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif

untuk mengatasi masalah tersebut.

- Community and political concern: Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut

menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi.

8

Page 9: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

- Affordability : Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin dicari

prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari satu parameter ke

parameter yang lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut.

Contoh Teknik PAHO

Teknik ini dikembangkan oleh PAHO (Pan American Health Organization). Prioritas

masalah kesehatan ditentukan indikator-indikator sebagai berikut:

1) Magnitude (M) masalah

Menunjukan berapa banyak penduduk yang terkena masalah tersebut. Ini bisa

ditunjukan oleh prevalensi penyakit tersebut di masyarakat. Dalam hal ini misalnya,

magnitude ISPA lebih besar daripada HIV/AIDS, sehingga dari segi magnitude, ISPA

lebih penting daripada HIV/AIDS.

2) Severity (S)

Menunjukan tingkat keparahanan dampak yang diakibatkan oleh masalah

kesehatan tersebut. Ini bisa ditunjukan misalnya oleh CFR (case fatality rate) penyakit

yang bersangkutan atau oleh besarnya biaya yang diperlukan untuk menanggulangi atau

mengobatinya. Dalam hal ini, severity HIV/AIDS jauh lebih besar daripada influenza.

3) Vulnerability (V)

Menunjukkan apakah kita memiliki cara atau teknologi yang murah dan efektif

untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya, campak lebih vulnerable dibandingkan

TB, karena campak mudah dicegah dengan imunisasi sedangkan TB, seperti kita

ketahui tidak mudah.

4) Community concern (C)

Menunjukkan tingkat kehebohan yang ditimbulkan oleh masalah tersebut di

tengah masyarakat. Penyakit HIV/AIDS tentu lebih menghebohkan daripada TB

misalnya.

Cara menggunakan keempat indikator tersebut adalah meminta pendapat

sejumlah ahli (antara 5 – 8 orang) untuk memberikan skor bagi masing-masing masalah

yang akan ditentukan peringkat prioritasnya. Besarnya skor tersebut adalah antara 1

sampai 10. Hasil tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan tabel berikut:

Penyakit M S V C Total

9

Page 10: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

HIV/AIDS 2 10 2 8 320

TBC 6 5 4 6 720

Malaria 7 4 6 4 672

Ca Paru 3 7 4 4 336

ISPA 10 2 8 3 480

Dalam contoh diatas, para ahli memberikan skor secara vertikal untuk kelima

masalah tersebut. Skore masing-masing berkisar 1 sampai 10. Kemudian dihitung skor

rata-rata dari sejumlah pakar tersebut. Skor rata-rata tersebut ditulis dalam kolom yang

relevan (misalnya mulai dari kolom M). Kemudian berikutnya dilakukan untuk kolom

S dari atas ke bawah (vertikal), demikian selanjutnya untuk kolom V dan C. Setelah itu,

skor dikalikan dengan arah horizontal. Hasilnya ditulis pada kolom paling kanan.

Dalam contoh di atas, maka urutan prioritas adalah: (1) TB, (2) Malaria, (3) ISPA, (4)

Ca Paru, dan (5) HIV/AIDS. Ada beberapa kelemahan cara ini, yaitu: a) Menentukan

siapa yang disebut sebagai ahli atau pakar; b) Orang akan bias terhadap masalah yang

dikuasainya, artinya pakar HIV/AIDS cenderung memberi skor tinggi untuk masalah

tersebut; c) Tanpa mengetahui data, akhirnya pakar tersebut juga akan memberikan

skor atas pertimbangan subyektif.

C. MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment Metode)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan

mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Metode ini memakai lima kriteria

untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan

dikalikan dengan penilaian masalah yang ada. Cara untuk menentukan bobot dari

masing-masing kriteria dengan diskusi, argumentasi, dan justifikasi

Kriteria yang dipakai terdiri dari:

Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian.

Greetes member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi.

Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan

Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan.

Policy : Kebijakan pemerintah daerah/nasional.

10

Page 11: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

D. Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria, masing-masing adalah :

1.      Kelompok kriteria A  = besarnya masalah

Besarnya persentase penduduk yang menderita langsung karena

penyakit tersebut

Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah

tersebut

Besarnya kerugian lain yang diderita

2.      Kelompok kriteria B   = tingkat kegawatan masalah yaitu tingginya angka

morbiditas dan mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke waktu

3.      Kelompok kriteria C   = kemudahan penanggulangan masalah dilihat dari

perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah

yang akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana dan cara) untuk

menyelesaikan masalah. Skor 0-10 (sulit – mudah).

4.      Kelompok kriteria D  =  Pearl faktor, dimana :

P = Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai

kebijaksanaan/program/kegiatan instansi/organisasi terkait.

E = Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.

A = Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instansi

terkait/instansi lainnya.

R = Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk

memecahkan masalah (tenaga, sarana/peralatan, waktu)

L = Legality yaitu dukungan aspek

hukum/perundangan-undangan/peraturan terkait seperti peraturan

pemerintah/juklak/juknis/protap.

Masalah P E A R L Hasil Perkalian

A 1 1 1 1 1 1

B 1 1 1 1 1 1

C 1 0 1 1 0 0

E. Metode CARL

11

Page 12: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga

didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10. Kriteria CARL

tersebut mempunyai arti:

C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)

A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.

Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta

penunjang pelaksanaan seperti peraturan.

R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan

sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.

L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain

dalam pemecahan masalah yang dibahas.

F. Metode Reinke

Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor. Nilai skor

berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:

M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari %

atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta kepentingan

instansi terkait.

I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan

mortalitas serta kecenderunagn dari waktu ke waktu.

V = Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat diketahui dari perkiraan hasil

(output) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan (input) yang dipergunakan.

C = Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan

pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.

III. Mempertimbangkan Trend (Kecenderungan) Kebijakan

Cara lain menentukan peringkat masalah kesehatan adalah dengan menelaah

trend/kecenderungan kebijakan yang berkembang baik pada tingkat nasional maupun

internasional. Asumsinya adalah bahwa kebijakan-kebijakan tersebut tentunya

didasarkan pada fakta empiris atau evidence yang valid. Berikut ini beberapa kebijakan

yang memberi arah pada penentuan prioritas masalah kesehatan.

1) Gerakan Global dalam Dekade 1980 -1990

12

Page 13: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

Ada beberapa gerakan global yang menekankan pentingnya beberapa masalah

kesehatan diberikan prioritas lebih tinggi, yaitu gerakan kesetaraan gender menekankan

pentingnya kesehatan reproduksi, Deklarasi hak-hak anak (New York, 1999)

menekankan pentingnya menjamin hak anak antara lain bidang kesehatan dan gizi

anak, dan gerakan HAM menekankan pentingnya menjamin kesehatan masyarakat

terasing.

2) Paradigma Pembangunan yang Berpusat pada Penduduk

“People centered development” adalah suatu paradigma pembangunan yang terfokus

pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mutu penduduk menurut

paradigama ini, adalah kunci bagi suksesnya sebuah bangsa. Oleh sebab itu perlu

dilakukan inventasi untuk mengembangkan mutu SDM. UNICEF menyarankan agar

investasi tersebut dilakukan sejak dini. Salah satu alasan adalah karena pada masa

itulah terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Menurut paradigma ini,

yang harus mendapat prioritas adalah masalah kesehatan yang berkaitan dengan

kehamilan (kesehatan ibu hamil), masalah kesehatan saat melahirkan (pertolongan

persalinan), masalah kesehatan bayi dan anak balita, dan masalah kesehatan anak

sekolah.

3) Komitmen Global

Prioritas masalah Puskesmas juga perlu memasukan beberapa masalah kesehatan yang

sudah menjadi komitmen global. Berikut ini adalah beberapa masalah kesehatan yang

termasuk dalam komitmen global yaitu Malaria, TB, HIV/AIDS, Polio, Lepra (WHO),

kesehatan anak (Deklarasi Hak Anak, New York 1999, WHO), dan kesehatan

reproduksi (Safe motherhood, Konferensi Kependudukan Sedunia, Kairo, 1994, WHO).

4) Komitmen Nasional

Disamping masalah kesehatan yang termasuk dalam komitmen global diatas, pada

tingkat nasional juga ada beberapa masalah kesehatan yang ditetapkan sebagai prioritas,

yaitu Keluarga Berencana, Demam Berdarah Dengue, gizi ibu hamil, balita, dan anak

sekolah, pengguna narkoba, PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi), dan

pneumonia balita.

Untuk menentukan prioritas masalah kesehatan dalam RO Puskesmas, disarankan

untuk menggunakan 3 (tiga) pendekatan berikut, yaitu:

13

Page 14: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

1) Menggunakan informasi tentang komitmen global dan nasional, kecuali terbukti

bahwa masalah yang telah menjadi komitmern global dan nasional tersebut betul-betul

tidak ada di wilayah kerja Puskesmas bersangkutan. Oleh sebab itu, masalah yang perlu

diberikan prioritas adalah PD3I (Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi),

Malaria, TB, HIV/AIDS, Lepra, Demam Berdarah Dengue, dan Kurang gizi

(khususnya ibu hamil, bayi, anak balita dan anak sekolah).

2) Kalau ada masalah lain di luar masalah yang termasuk dalam komitmen global dan

nasional tersebut, Puskesmas bisa menggunakan teknik PAHO untuk menelaah

prioritasnya. Misalnya Puskesmas tertentu mungkin juga menghadapi masalah-masalah

yang bersifat spesifik lokal (local specific) seperti Filariasis, Frambusia, Rabies,

Keracunan pestisida, Kecelakaan, Penggunaan narkoba, dan lain-lain.

3) Juga disarankan agar masalah yang menyangkut pembangunan mutu manusia sejak

dini hendaknya diberi prioritas tinggi. Ini berkaitan dengan upaya untuk menjamin

pertumbuhan otak yang optimal. Maka masalah yang menyangkut hal-hal berikut perlu

diprioritaskan, yaitu Kesehatan ibu hamil, Kesehatan ibu melahirkan, Kesehatan bayi,

Kesehatan ibu nifas, Kesehatan anak balita, dan Kesehatan anak sekolah.

2.2 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan gabungan dari alat, keterampilan dan proses. Disebut

alat karena dapat membantu dalam memecahkan masalah mendesak atau untuk mencapai

tujuan, disebut skills karena sekali mempelajarinya maka dapat menggunakannya berulang

kali, disebut proses karena melibatkan sejumlah langkah. Tujuan utama dari pemecahan

masalah adalah untuk mengatasi kendala dan mencari solusi yang terbaik dalam

menyelesaikan masalah.

Problem solving cycle (siklus solusi masalah) adalah proses mental yang melibatkan

penemuan masalah, analisis dan pemecahan masalah. Problem solving cycle merupakan

proses yang terdiri dari langkah – langkah berkesinambunganyang terdiri dari analisa situasi,

perumusan masalah secara spesifik, penentuan prioritas masalah, penentuan tujuan, memilih

alternatif terbaik, menguraikan alternatif terbaik menjadi rencana operasional dan

melaksanakan rencana kegiatan serta mengevaluasi hasil kegiatan.

Langkah-langkah dalam problem solving cycle ini yaitu :

1. Analisis situasi

2. Identifikasi masalah

14

Page 15: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

3. Prioritas masalah

4. Alternatif solusi

5. Pelaksanaan solusi terpilih

6. Evaluasi solusi yang dilaksanakan

A. Analisis situasi

Tujuan analisis situasi:

- Memahami masalah kesehatan secara jelas dan spesifik

- Mempermudah penentuan prioritas

- Mempermudah penentuan alternative pemecahan masalah

Analisis situasi meliputi analisis masalah kesehatan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi masalah kesehatan tersebut . HL Blum telah mengembangkan suatu kerangka

konsep tentang hubungan antar faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan.

15

Analisis SituasiIdentifkasi MasalahPrioritas masalahAlternatif pemecahan masalahRencana OperasionalPelaksanaan dan penggerakanPemantauanPengawasan dan pengendalianEvaluasi

Page 16: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

Konsep HL Blum

Analisis situasi terdiri dari analisis derajat kesehatan, analisis aspek kependudukan,

analisis pelayanan/upaya kesehatan, analisis perilaku kesehatan, dan analisis lingkungan

1. Analisa Derajat Kesehatan.

Analisa derajat kesehatan akan menjelaskan masalah kesehatan apa yang

dihadapi. Analisis ini akan menghasilkan ukuran-ukuran derajat kesehatan secara

kuantitatif, penyebaran masalah menurut kelompok umur penduduk, menurut tempat

dan waktu. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan epidemologis . Ukuran

yang digunakan adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas).

- Angka kematian bayi

Penelitian menunjukkan bahwa IMR sangat erat kaitannya dengan kualitas

lingkungan hidup, gizi masyarakat, keadaan sosial ekonomi. Tingginya IMR

menunjukkan bobot masalah mengenai perinatal,: komplikasi kehamilan, perawatan

kehamilan, komplikasi persalinan dan perawatan bayi

- Angka kematian balita

16

Statuskesehatan

Lingkungan

Perilaku

genetika

Pelayanan kesehatan

Page 17: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

Kematian balita sangat berkaitan dengan kualitas sanitasi rumah tangga dan keadaan

gizi anak

- Angka kematian menurut penyebab (CSDR)

Berguna untuk melihat penyebab-penyebab atau penyakit apa yang menjadi penyebab

utama angka kematian

- Incidence rate

Jumlah kasus baru suatu penyakit tertentu yang terjadi dalam suatu kelompok

masyarakat tertentu, dalam masa waktu tertentu pula.

- Prevalence rate

Jumlah orang yang menderita sakit pada umumnya atau menderita penyakit tertentu

dalam suatu kelompok penduduk tertentu dalam suatu masa tertentu.

- Case Fatality Rate\

2. Analisis kependudukan

Manfaat analisis kependudukan adalah sebagai denominator ukuran masalah

kesehatan, prediksi beban upaya/program kesehatan, dan prediksi masalah kesehatan

yang dihadapi.

Ukuran demografis yang digunakan dalam analisis kependudukan :

Jumlah penduduk

Kesuburan : angka kelahiran kasar, angka kesuburan

Kesehatan : angka kematian kasar, angka kematian menurut kelompok umur

Laju petumbuhan penduduk

Struktur umur

Angka ketergantungan

Distribusi penduduk

Mobilitas penduduk

3. Analisis pelayanan kesehatan

Pelayanan atau upaya kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif maupun

rehabilitatif . Analisis ini menghasilkan data atau informasi tentang input, proses, out

put dan dampak dari pelayanan kesehatan .Input meliputi aspek ketenagaan kesehatan,

biaya, sarana dan prasarana kesehatan .Proses meliputi pengorganisasian, koordinasi,

17

Page 18: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

dan supervisi. Sementara Output meliputi cakupan pelayanan dan pemanfaatan

pelayanan kesehatan.

4. Analisis perilaku kesehatan

Analisis ini memberikan gambaran tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat

sehubungan dengan kesehatan maupun upaya kesehatan . Dapat menggunakan teori

pengetahuan, sikap praktek, atau health belief model atau teori lainnya. Analisis

perilaku kesehatan meliputi pemberian pelayanan kesehatan, pola pencarian pelayanan

kesehatan, penanganan penyakit, peran serta masyarakat atau ukbm, dan tentang

kesehatan ibu dan anak

5. Analisis lingkungan

Analisis lingkungan meliputi analisis lingkungan fisik, biologis, dan social.

Analisis lingkungan fisik dapat berupa penyediaan air bersih, keadaan rumah dan

pekarangan (ventilasi, lantai, pencahayaan maupun kebisingan), penanganan limbah

rumah tangga dan limbah industry. Analisis lingkungan biologis mengambarkan vektor

penyakit, ternak dan sebagainya. Analisis sosial budaya menggambarkan gotong

royong dalam penanganan masalah kesehatan.

B. Identifikasi masalah

Masalah merupakan kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan. Cara

perumusan masalah yang baik adalah kalau rumusan tersebut jelas menyatakan adanya

kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara

kuantitatif

Penentuan masalah dapat dengan cara membandingkan dengan yang lain, memonitor

tanda-tanda kelemahan, membandingkan capaian saat ini dengan tujuan atau dengan capaian

sebelumnya, Checklist, brainstorming dan dengan membuat daftar keluhan.

Penyebab masalah dapat dikenali dengan menggambarkan diagram sebab akibat atau

diagram tulang ikan. Diagram tulang ikan (diagram Ishikawa) adalah alat untuk

menggambarkan penyebab-penyebab suatu masalah secara rinci. Diagram ini memberikan

gambaran umum suatu masalah dan penyebabnya. Diagram tersebut memfasilitasi tim untuk

mengidentifikasi sebab masalah sebagai langkah awal untuk menentukan focus perbaikan,

mengembangkan ide pengumpulan data dan/atau mengembangkan alternatif solusi

18

Page 19: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

C. Penentuan prioritas masalah

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai yang kurang penting. Penentuan prioritas masalah dapat

menggunakan metode delbeg, metode hanlon, metode delphi, metode USG , metode

pembobotan dan metode dengan rumus

Langkah penentuan prioritas masalah terdiri dari :

Menetapkan kriteria

Memberikan bobot masalah

Menentukan skoring setiap masalah

D. Alternatif Solusi

Alternatif solusi dapat diketahui dengan metode brainstorming. Brainstorming

merupakan teknik mengembangkan ide dalam waktu yang singkat yang digunakan untuk

mengenali adanya masalah, baik yang telah terjadi maupun yang potensial terjadi, menyusun

daftar masalah, menyusun alternatif pemecahan masalah, menetapkan kriteria untuk

monitoring, mengembangkan kreativitas, dan menggambarkan aspek-aspek yang perlu

dianalisis dari suatu pokok bahasan.

E. Pelaksanaan Solusi Terpilih

Solusi yang paling tepat dapat dipilih dengan menggunakan 2 cara yaitu teknik

skoring dan non skoring. Pada teknik skoring dilakukan dengan memberikan nilai (skor)

terhadap beberapa alternatif solusi yang menggunakan ukuran (parameter). Pada teknik

non scoring alternative solusi didapatkan melalui diskusi kelompok sehingga teknik ini

disebut juga nominal group technique (NGT). Parameter Skoring yaitu realistis, dapat

dikelola (manageable), teknologi yang tersedia dalam melaksanakan solusi (technical

feasiblity) dan sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk melaksanakan

solusi (resources availability). Langkah-langkah implementasi solusi:

Menyusun POA (Plan of Action)

Efektifitas

Efisiensi

Produktifitas

19

Page 20: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

F. Evaluasi Solusi Yang Dilaksanakan

Hasil yang dicapai sesuai dengan rencana (masalah terpecahkan)

Terdapat kesenjangan antara berbagai ketetapan dalam rencana dengan hasil

yang dicapai (tidak seluruh masalah teratasi).

Monitoring adalah kegiatan untuk memantau proses/jalannya suatu program/kegiatan

Sedangkan pengertian evaluasi adalah kegiatan untuk menilai hasil suatu program atau

kegiatan. Monitoring dilakukan sejalan dengan evaluasi agar kegiatan yg dilakukan dalam

rangka mencapai tujuan program sesuai perencanaan baik waktunya maupun jenis

kegiatannya.

Jenis-jenis Evaluasi ada dua yaitu:

a. Evaluasi Formatif : dilakukan pada proses program (program masih berjalan).

b. Evaluasi Sumatif : dilakukan pada waktu program telah selesai.

Langkah-langkah evaluasi :

- Menetapkan tujuan evaluasi.

- Menetapkan kriteria yang akan digunakan.

- Menetapkan cara/metode evaluasi yg akan digunakan.

- Melaksanakan evaluasi,mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan

evaluasi tersebut.

- Menentukan keberhasilan program yg dievaluasi berdasarkan kriteria yg telah

ditetapkan.

- Menyusun rekomendasi atau saran-saran.

2.3 Alat-alat Pemecahan Masalah

7 New Quality Tools, atau sering disebut juga 7 management and planning (MP)

tools, pertama kali  digagas pada tahun 1972 ketika sekelompok insinyur dan ilmuwan Jepang

yang tergabung dalam JUSE (Union of Japanese Scientists and Engineers) melihat perlunya

alat untuk memetakan permasalahan secara terstruktur pada tingkatan manajemen menengah

ke atas sehingga membantu pengambilan keputusan dan kelancaran komunikasi team kerja di

lapangan yang sering berhadapan dengan permasalahan yang terjadi karena  kompleksitas 7

Basic Quality Tools, seperti: check sheet, scatter diagram,  fishbone diagram, pareto

20

Page 21: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

chart, flow charts, histogram, dan SPC. Mereka membentuk sebuah tim untuk meneliti dan

mengembangkan alat-alat kendali kualitas baru, tidak  semua alat-alat tersebut baru, namun

merekalah yang pertama mengumpulkan dan memperkenalkannya.

Alat-alat kendali kualitas baru tersebut adalah:

1. Affinity diagram

2. interrelationship diagram,

3. tree diagram,

4. matrix diagram,

5. matrix data analysis,

6. arrow diagram atau activity network diagram, dan

7. PDPC (process decision program chart).

Karena alat-alat ini digunakan oleh tingkatan manajemen pada saat perencanaan,

maka permasalahan yang dipecahkan lazimnya bersifat kualitatif menggunakan data verbal

(karena belum ada data numerik) sehingga 7 New Quality Tools sering diklasifikasikan

sebagai teknik-teknik kualitatif sebaliknya 7 Basic Quality Tools diklasifikasikan sebagai

21

Gambar 1. Seven Basic Quality Tools

Page 22: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

teknik-teknik kuantitatif.  Tentu saja pengklasifikasian ini tidak tepat karena fishbone

diagram dan flowchart adalah teknik kualitatif sementara matrix data analysisadalah teknik

kuantitatif. Gambar 1 di bawah ini memperlihatkan bagaimana pengklasifikasian 7 Basic

Quality Tools  dan 7 New Quality Tools dalam teknik-teknik quality management.

Gambar 2. Klasifikasi Teknik-Teknik Quality Management

Nayatani, et al. (1994) menjelaskan hubungan antara 7 Basic Quality Tools    dan 7

New Quality Tools seperti dalam Gambar 2 di bawah ini.

22

Page 23: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

Gambar 3. Hubungan antara 7 Basic Quality Tools dan 7 New Quality Tools

Gambar 2 memperlihatkan bagaimana keduanya saling melengkapi satu sama lain

dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan kualitas. Mengumpulkan fakta-fakta

menjadi data. Dengan keduanya, orang-orang dapat memilih apakah mau menyediakan data

dalam bentuk numerik atau lisan. Tujuan akhirnya adalah mendapatkan informasi.

Bagaimana pun menurut Nayatani, et al. (1994), informasi itu penting karena tanpa

informasi, kita tidak akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

(memecahkan masalah yang berhubungan dengan kualitas).

Seperti halnya 7 Basic Quality Tools, 7 New Quality Tools tetap mengacu kepada

prinsip manajemen kualitas yaitu berbicara dengan fakta. Keduanya merupakan alat-alat yang

mudah dipahami oleh orang-orang yang bekerja di  bidang engineering maupun di luar

bidang engineering dan tanpa memerlukan pendidikan tinggi untuk menguasainya.

1. Affinity Diagram

Affinity diagram adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah besar

gagasan, opini, masalah, solusi, dan sebagainya yang bersifat data verbal melalui sesi curah

pendapat (brainstorming), kemudian mengelompokkannya ke dalam kelompok-kelompok

yang sesuai dengan hubungan naturalnya. Metode ini diciptakan pada tahun 1960-an oleh Jiro

Kawakita, seorang antropolog Jepang, sehingga sering disebut juga metode KJ (sesuai inisial

penemunya, Kawakita Jiro). Metode ini biasa digunakan untuk menentukan dengan akurat

23

Page 24: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

(pinpointing) masalah dalam situasi yang kacau (chaotic) dengan harapan dapat

menghasilkan strategi solusi untuk penyelesaian masalah tersebut. Oleh karena itu, metode

ini membutuhkan keterlibatan semua pihak dalam organisasi.Affinity diagram selanjutnya

dapat dijadikan masukan untuk membuat sebuah fishbone diagram.

2. Interrelationship Diagram

Interrelationship diagram (diagram keterkaitan masalah) adalah alat untuk

menganalisis hubungan sebab dan akibat dari berbagai masalah yang kompleks sehingga kita

dapat dengan mudah membedakan persoalan apa yang merupakan driver (pemicu terjadinya

masalah) dan persoalan apa yang merupakan outcome (akibat dari masalah).

3. Tree Diagram

Tree diagram adalah teknik yang digunakan untuk memecahkan konsep apa saja,

seperti kebijakan, target, tujuan, sasaran, gagasan, persoalan, tugas-tugas, atau aktivitas-

aktivitas secara lebih rinci ke dalam sub-subkomponen, atau tingkat yang lebih rendah dan

rinci. Tree Diagram dimulai dengan satu itemyang bercabang menjadi dua atau lebih,

masing-masing cabang kemudian bercabang lagi menjadi dua atau lebih, dan seterusnya

sehingga nampak seperti sebuah pohon dengan banyak batang dan cabang.

Tree Diagram  telah digunakan secara luas  dalam perencanaan, desain, dan

pemecahan masalah tugas-tugas yang kompleks. Alat ini biasa digunakan ketika suatu

perencanaan dibuat, yakni untuk memecahkan sebuah tugas ke dalam item–item yang dapat

dikelola (manageable) dan ditugaskan (assignable). Penyelidikan suatu masalah juga

menggunakan tree diagramuntuk menemukan komponen rinci dari setiap topik masalah yang

kompleks. Penggunaan alat ini disarankan jika risiko-risiko dapat diantisipasi tetapi tidak

mudah diidentifikasi. Tree diagram lebih baik ketimbang interrelationship diagram untuk

memecah masalah, yang  mana masalah tersebut bersifat hirarkis. Oleh karena itu, gunakan

alat  ini hanya untuk masalah-masalah yang  dapat dipecahkan secara hirarkis.

4. Matrix Diagram

Matrix diagram adalah alat yang sering digunakan untuk menggambarkan tindakan

yang diperlukan untuk suatu perbaikan proses atau produk. Matrix diagram selalu terdiri dari

baris dan kolom yang menggambarkan hubungan dua atau lebih faktor untuk mendapatkan

24

Page 25: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

informasi tentang sifat dan kekuatan dari masalah sehingga kita bisa mendapatkan ide-ide

untuk memecahkan masalah.

5. Matrix Data Analysis

Matrix data analysis adalah alat yang digunakan untuk mengambil data yang

ditampilkan dalam  matrix diagram dan mengaturnya sehingga dapat lebih mudah

diperlihatkan dan menunjukkan kekuatan hubungan antar variabel.  Hubungan antara variabel

data yang ditampilkan pada kedua sumbu diidentifikasi dengan menggunakan simbol-simbol

untuk derajat kepentingan atau data numerik untuk evaluasi. Menurut Michalski (1997), alat

ini paling sering digunakan sebagai tampilan karakteristik data untuk kepentingan

pelaksanaan riset pasar dan menjelaskan produk dan jasa. 

6. Activity Network Diagram

Activity network diagram adalah alat yang digunakan untuk merencanakan atau

menjadwalkan proyek. Untuk menggunakannya, kita harus mengetahui urutan tugas-tugas

beserta durasinya. Beberapa versi activity network diagram yang luas pemakaiannya adalah:

CPM (critical path method), PERT (program evaluation and review technique), dan PDM

(precedence diagram method).

7. PDPC (Process Decision Program Chart)

PDPC adalah diagram untuk memetakan rencana kegiatan beserta situasi yang

mungkin terjadi sehingga PDPC bukan saja dibuat untuk tujuan pemecahan akhir dari suatu

masalah, tetapi juga untuk menanggulangi kejutan risiko yang mungkin terjadi. Dengan kata

lain PDPC digunakan untuk merencanakan skenario, jika pada situasi tertentu terjadi

masalah, kita telah merencanakan bagaimana kemungkinan penyelesaian masalahnya

sehingga kita siap untuk menanganinya. 

25

Page 26: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

BAB III

KESIMPULAN

Penetapan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat saat ini

merupakan tugas yang penting dan semakin sulit untuk dilakukan.  Cara pemilihan prioritas

masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

Scoring Technique (Metode Penskoran) misal: metode USG, metode Hanlon, metode

MCUA, metode CARL, PAHO, cara Bryant, cara ekonometrik, dan Non Scoring Technique

26

Page 27: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

(NGT, Delphin Technique dan Delbech Technique). Pemilihan kedua cara tersebut

berdasarkan ada tidaknya data yang tersedia.

Adapun kendala-kendala dalam menentukan prioritas masalah seperti human, process,

structural, dan institutional problem harus dapat dikaji dan diatasi selama proses

perencanaan agar tercapai prioritas masalah yang benar-benar harus diatasi sesegera

mungkin.

Problem solving cycle atau siklus solusi masalah merupakan siklus pemecahan

masalah yang terdiri dari beberapa langkah yaitu analisis situasi, identifikasi masalah,

penentuan prioritas masalah, alternative pemecahan masalah, pelaksanaan solusi dan

evaluasi. Problem solving cycle berguna untuk penyelesaian masalah dalam bidang

kesehatan, dimana masalah itu timbul akibat adanya kesenjangan antara harapan dan

kenyataan. Untuk menyelesaikan suatu masalah dalam bidang kesehatan maka kita harus

mampu menganalisa masalah tersebut.

Langkah-langkah dalam problem solving cycle dimulai dari menganalisis situasi yang

terdiri dari analisis demografi, penduduk, sarana prasarana, SDM, target dan sasaran.

Identifikasi masalah didapat melalui wawancara atau Brainstroming dan observasi. Dari

sekian banyak masalah maka dipillih satu masalah yang paling berpengaruh dan perlu segera

untuk diselesaikan. Masalah tersebut haruslah terukur atau ada standarnya. Dari masalah

tersebut, kita dapat mengetahui penyebabnya dengan mengkonversikannya dengan

menggunakan diagram Ishikawa (diagram sebab akibat). Masalah tersebut haruslah dicari

alternative pemecahannya (Plain Of Action), salah satunya dengan menggunakan metode

PDCA (Plan, Do, Check, Action).

DAFTAR PUSTAKA

Pasinringi, Syahrir A. Perencanaan Pelayanan Kesehatan. 2002. Makassar. FKM Unhas. Available from : http://www.scribd.com/doc/2908460/ Perencanaan-Pelayanan-Kesehatan.

Aswar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan . Jakarta: Binaputra Aksara.

Reinke, William A. Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan Efektifitas Manajemen. 1994. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

27

Page 28: Prioritas Dan Pemecahan Masalah

Notoatmodjo, Soekidjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan ke-2. 2003. Jakarta : Rineka Cipta.

Sutisna Sulaeman, Endang. 2009. Manajemen Kesehatan. Teori dan Praktik di Puskesmas. Surakarta: UNS

Leavel dan Clark. 1965. Prevention Medicine for The Doctor in His Community. London: Mc Graw Hill.

Sihombing G. 2000. Ilmu Administrasi dan manajemen program kesehatan untuk mahasiswa kedokteran. Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI. Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 420/Menkes/SK/III/2010 tentang Pedoman Layanan Terapi dan Rehabilitasi Komprehensif pada Gangguan Penggunaan NAPZA Berbasis Rumah Sakit.

Kusnadi, E. (2011, October 8). Check sheet dan fungsinya dalam pengendalian kualitas. Diunduh dari https://eriskusnadi.wordpress.com/2011/10/08/check-sheet-dan-fungsinya-dalam-pengendalian-kualitas/

Heizer, J., & Render, B. (2006). Operations management. (8th ed.). Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall.

Straker, D. (n.d.). Scatter diagram: How to understand it. Diunduh dari http://syque.com/quality_tools/toolbook/Scatter/how.htm

Tague, N. R. (2005). The quality toolbox. (2th ed.). Milwaukee, Wisconsin: ASQ Quality Press. Diunduh dari http://asq.org/quality-press/display-item/index.html?item=H1224

28