Bab 4
description
Transcript of Bab 4
MODUL 4. KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM
BAB I PENDAHULUAN
I.1 TUJUAN PERCOBAAN
Dapat menghitung koefisien muai panjang logam pada logam alumunium dan
tembaga.
I.2 PERALATAN
Pipa – pipa logam
Statif dengan penjepit logam dan mistar
Roda silinder dengan jarum penunjuk
Skala petunjuk perubahan panjang
Thermometer
Ketel uap dengan pipa karet penyambung
Kompor pembakar / bunsen
Jangka sorong dan mistar
BAB II TEORI PENDAHULUAN
II.1 TEORI DASAR
Secara eksperimen perubahan tempratur ∆T pada batang logam yang mempunyai
panjang L akan mengakibatkan perubahan panjang ∆L. Pada umumnya juka tempratur naik,
maka jarak antara atompada bahan akan naik, sehingga secara keseluruhan pada bahan itu
mengalami pemuaian.
Perubaha ukuran pada dimensi linier, seperti panjang, lebar, tebal disebut sebagai
muai linier. Untuk perubahan temperatur yang kecil, perubahan panjang, lebar atau tebal akan
sebanding dengan perubahan temperatur.
Perubahan panjang ∆L berbanding lurus dengan L dan ∆T, maka dapat ditulis :
∆L = α L ∆ (1)
Dimana α merupakan konstanta pembanding antara perubahan temperatur dengan
perubahan panjang relatif terhadap panjang awalnya.
α juga dinamakan dengan “ Koefisien muai linier “ dan persamaan (1) juga dapat
ditulis dalam bentuk :
∆ LL
=α . ∆ T (2)
Dimana α untuk setiap bahan adalah berbeda- beda.
Suatu zat isotropik, apabila dipanaskan akan mengalami perubahan panjang secara
uniform pada seluruh bagiannya. Artinya, untuk suatu ∆T yang diberikan, maka : ∆ LL
untuk
lebar, tebal dan panjang akan sam. Oleh karena itu, maka didapat turunan koefisien muai luas
maupun koefisien muai volume.
II.2 TEORI TAMBAHAN
Padaumumnya ukuran suatu benda akan berubah apabila suhunya berubah. Pada
benda-benda berbentuk batang, perubahan ukuran panjang akibat perubahan suhu adalah
sangatlah nyata, sedangkan penambahan ukuran luas penampang dapat diabaikan
karenena kecilnya.
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan
suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.Pemuaian terjadi
ketika zat dipanaskan (menerima kalor), partikel-partikel zat bergetar lebih cepat
sehingga saling menjauh dan benda memuai.Sebaliknya, ketika zat didinginkan (melepas
kalor) partikel-partikel zat bergetar lebih lemah sehingga saling mendekati dan benda
menyusut.
Pemuaian terjadi pada zat padat, zat cair dan gas.Pemuaian pada zat padat ada 3
jenis, yaitu pemuaian panjang (untuk satu dimensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan
pemuaian volume (untuk tiga dimensi).Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi
pemuaian volume saja. Pada teori ini akan dibahas tentang pemuaian pada zat padat.
Koefisien muai panjang suatu benda adalah perbandingan antara pertambahan
panjang terhadap panjang awal benda persatuan kenaikan suhu . Jika suatu benda padat
dipanaskan maka benda tersebut akan memuai kesegala arah,dengan kata lain ukuran
panjang bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor.alat untuk
membandingkan muai panjang dari berbagai logam adalah maschen brock.ketika tiga
batang logam yang berbeda jenis (tembaga,almunium,besi) dan sama panjang walaupun
panjang dari ketiga logam sama dengan mengalami kenaikan suhu yang sama.tetapi
pertambahan panjangnya berbeda.
Peristiwa yang mengikuti penambahan temperatur pada bahan adalah perubahan
ukuran dan keadaanya.keadaan temperatur akan mengakibatkan terjadinya penambahan
jarak rata-rata atom bahan. Hal ini mengakibatkan terjadinya pemuaian (ekspensi) pada
seluruh padatan tersebut. Perubahan pada dimensi linier disebut sebagai muai linier, jika
penambahan temperatur ΔT adalah penambahan panjang ΔT, untuk penambahan
temperatur yang kecil, maka pertambahan panjang pada tempertur (lt) akan sebanding
dengan perubahan temperatur dengan panjang muai. (Lo).
Keterangan :
L = panjang akhhir (m)
L0 = panjang awal (m)
ΔL = pertambahan panjang (m)
L = L0 + ΔL
Besarnya panjang zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat sepanjang 1 m
disebut koefisien muai panjang (α). Hubungan antara panjang benda, suhu, dan koefisien
muai panjang dinyatakan dengan persamaan:
Keterangan:
L = Panjang akhir (m)
L0 = Panjang mula-mula (m)
ΔL = Pertambahan panjang (m)
α = Koefisien muai panjang (/ºC)
Δt = kenaikan suhu (ºC)
ΔL = L0.α.Δt
L = L0 (1 + α.Δt)
BAB III PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangkai alat seperti gambar berikut :
Gambar Rangkaian Alat Percobaan Koefisien Muai Panjang
2. Letakkan batang logam yang akan ditentukan koefisien muai panjangnya di atas roda
silinder dengan jari-jari r, tanpa slip. Pertambahan panjang akan menyebabkan roda-
roda berputar sehingga pertambahan panjang ini dapat dibaca pada pergeseran jarum r
pada skala S.
3. Amati dan mencatat kadar suhu ruangan.
4. Ketel uap diisi dengan air dan menyimpannya di atas kompor.
5. Periksa apakah jarum sudah bebas bergerak, tidak ada gesekan pada porosnya,
kemudian mengukur panjang jarum dan diameter roda sekunder.
6. Ambil salah satu logam dan mengukur panjangnya (=Lo), dan menjepit salah satu
ujungnya pada statif.
7. Pasang pipa karet pada ketel dan pada ujung pipa logam yang terjepit. Kemudian
memeriksa apakah ujung logam yang lain sudah benar menekan roda silinder tanpa
slip. Bila logam bertambah panjang, maka roda akan berputar. Memberi beban jika
perlu.
8. Beri sedikit simpangan pada jarum, agar mudah untuk membaca skalanya, misalnya
So.
9. Nyalakan api. Pada saat pipa memuai (jika sistemnya baik), jarum akan bergeser
secara kontinu, jika tidak, mngulangi langkah 5-8.
10. Amati dan mencatat skala yang ditunjukan oleh jarum St dan juga panjang logam Lt.
Bila jarum berhenti bergeser, artinya temperatur batang sudah sama dengan
temperatur uap air tersebut.
11. Ulangi langkah 4-9 untuk logam yang lain.
BAB IV. DATA PENGAMATAN DAN ANALISA DATA
IV.1 DATA PENGAMATAN
Diameter roda jarum skala : 0.0145 m
Panjang jarum skala : 0.224 m
Suhu ruang : 26 ºC
1. Alumunium
No
.Diameter dalam Diameter luar Panjang ( Lo )
1 0.0075 m 0.0096 m 0.58 m
2 0.0075 m 0.0096 m 0.58 m
3 0.0075 m 0.0096 m 0.58 m
No
.Temperatur ( º C ) Penambahan ( ∆L)
1 29ºC 0.001 m
2 34ºC 0.015 m
3 39ºC 0.018 m
4 44ºC 0.021 m
2. Tembaga
No.
`Diameter dalam Diameter luar Panjang ( Lo )
1 0.0075 m 0.0096 m 0.602 m
2 0.0075 m 0.0096 m 0.602 m
3 0.0075 m 0.0096 m 0.602 m
No
.Temperatur ( º C ) Penambahan ( ∆L)
1 40ºC 0.004 m
2 45ºC 0.004 m
3 50ºC 0.004 m
4 55ºC 0.004 m
IV.2 ANALISA MATEMATIS
∆L = α x Lo x ∆T
Analisa matematis untuk logam Alumunium
Dari tabel di atas,Diketahui :
1) T1 = 26 ⁰C
T2 = 29 ⁰C
Panjang awal (L0) = 0.58 m
Diameter dalam (Ddalam) = 0.0075 m
Diameter luar (Dluar) = 0,0096 m
Penambahan (∆L) = 0,001
Ditanya :
α?
Jawab :
∆L = α x Lo x ∆T
0.001 = α x 0.58 x ( 29-26)
0.001 = α x 0.58 x 3
0.001 = α x 1.74
α=0.0011.74
=5.7471 x 10−4
2) T1 = 26 ⁰C
T2 = 34 ⁰C
Panjang awal (L0) = 0.58 m
Diameter dalam (Ddalam) = 0.0075 m
Diameter luar (Dluar) = 0,0096 m
Penambahan (∆L) = 0,015 m
Ditanya :
α?
Jawab :
∆L = α x Lo x ∆T
0.015 = α x 0.58 x ( 34-26)
0.015 = α x 0.58 x 8
0.015 = α x 4.64
α=0.0154.64
=3.2328 x10−3
3) T1 = 26 ⁰C
T2 = 39 ⁰C
Panjang awal (L0) = 0.58 m
Diameter dalam (Ddalam) = 0.0075 m
Diameter luar (Dluar) = 0,0096 m
Penambahan (∆L) = 0,018 m
Ditanya :
α?
Jawab :
∆L = α x Lo x ∆T
0.018 = α x 0.58 x ( 39 -26)
0.018 = α x 0.58 x 13
0.018 = α x 7.54
α=0.0187.54
=2.3873 x10−3
4) T1 = 26 ⁰C
T2 = 44 ⁰C
Panjang awal (L0) = 0.58 m
Diameter dalam (Ddalam) = 0.0075 m
Diameter luar (Dluar) = 0,0096 m
Penambahan (∆L) = 0,021 m
Ditanya :
α?
Jawab :
∆L = α x Lo x ∆T
0.021 = α x 0.58 x ( 44 -26)
0.021 = α x 0.58 x 18
0.021 = α x 10.44
α=0.02110.44
=2.0115 x10−3
Analisa matematis untuk logam Tembaga
Dari tabel di atas,Diketahui :
1) T1 = 26 ⁰C
T2 = 40 ⁰C
Panjang awal (L0) = 0.602 m
Diameter dalam (Ddalam) = 0.0075 m
Diameter luar (Dluar) = 0,0096 m
Penambahan (∆L) = 0,004 m
Ditanya :
α?
Jawab :
∆L = α x Lo x ∆T
0.004 = α x 0.602 x ( 40-26)
0.004 = α x 0.602 x 14
0.004 = α x 8.428
α=0.0048.428
=4.7461 x10−4
2) T1 = 26 ⁰C
T2 = 45 ⁰C
Panjang awal (L0) = 0.602 m
Diameter dalam (Ddalam) = 0.0075 m
Diameter luar (Dluar) = 0,0096 m
Penambahan (∆L) = 0,004 m
Ditanya :
α?
Jawab :
∆L = α x Lo x ∆T
0.004 = α x 0.602 x ( 45-26)
0.004 = α x 0.602 x 19
0.004 = α x 11.438
α= 0.00411.438
=3.4971 x10−4
3) T1 = 26 ⁰C
T2 = 50 ⁰C
Panjang awal (L0) = 0.602 m
Diameter dalam (Ddalam) = 0.0075 m
Diameter luar (Dluar) = 0,0096 m
Penambahan (∆L) = 0,004 m
Ditanya :
α?
Jawab :
∆L = α x Lo x ∆T
0.004 = α x 0.602 x ( 50 -26)
0.004 = α x 0.602 x 24
0.004 = α x 14.448
α= 0.00414.448
=2.7685 x10−4
4) T1 = 26 ⁰C
T2 = 55 ⁰C
Panjang awal (L0) = 0.602 m
Diameter dalam (Ddalam) = 0.0075 m
Diameter luar (Dluar) = 0,0096 m
Penambahan (∆L) = 0,004 m
Ditanya :
α?
Jawab :
∆L = α x Lo x ∆T
0.004 = α x 0.602 x ( 55 -26)
0.004 = α x 0.602 x 29
0.004 = α x 17.458
α= 0.00417.458
=2.2912 x10−4
IV.3 ANALISA TEORITIS
Koefisien muai panjang (ά ) suatu zat didefinisikan sebagai perubahan relatif dari
panjang zat itu perderajat perubahan suhu. Pada umumnya benda bila dipanaskan akan
memuai, kecuali terhadap beberapa benda tertentu malah menunjukkan gejala yang
sebaliknya. Yaitu menyusut dan tidak memuai pada daerah selang waktu tertentu. Misalnya
pada air, dalam keadaan wujud padat ( es ), bila dipanaskan ternyata volumenya menyusut.
Bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Logam dapat
memuai karena adanya perubahan suhu yang tinggi Dari percobaan yang telah dilakukan
diketahui bahwa antara logam almunium dan tembaga yang mempunyai pertambahan
panjang yang lebih besar adalah almunium, itu dikarnakan almunium memiliki titik lebur
yang rendah dibanding dengan logam tembaga.
Pertambahan panjang suatu zat secara fisis yaitu :
1. Berbanding lurus dengan panjang mula-mula
2. Berbanding lurus dengan perubahan suhu
3. Bergantung dari jenis zat
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberpa faktor yaitu panjang awal
benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu
benda sendiri di pengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
BAB V KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan yang telah dilakukan diperoleh :
Aluminium
Diameter dalam : 0,0075 m
Diameter luar : 0,0096 m
Panjang awal ( Lo) : 0,58 m
No. Temperatur ( º C ) Penambahan ( ∆L)α (koefisien muai)
(/º C)
1 29ºC 0.001 m 5,7471x10-4
2 34ºC 0.015 m 3,2328x10-3
3 39ºC 0.018 m 2,3873x10-3
4 44ºC 0.021 m 2,0015 x10-3
Tembaga
Diameter dalam : 0,0075 m
Diameter luar : 0,0096 m
Panjang awal ( Lo) : 0,602 m
No. Temperatur ( º C ) Penambahan ( ∆L)α (koefisien muai)
(/º C)
1 40ºC 0.004 m 4,7461x10-4
2 45ºC 0.004 m 3,4971x10-4
3 50ºC 0.004 m 2,7685x10-4
4 55ºC 0.004 m 2,2912x10-4
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pemuaian. http://alljabbar.wordpress.com
Anonim. 2010. Pemuaian Zat. http://modulfisika.blogspot.com
Anonim. 2011. Laporan Menentukan Koefisien Muai Panjang dari Suatu Logam.
http://gentingbocor.wordpress.com
Halliday, Resnick, Silaban dan Sucipto, Fisika, Erlangga
Sears, Zemansky, University Phystes
Sutrisno, Gie; Seri Fisika Dasar, Penerbit ITB
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I, 2011. Penerbit Laboratorium Fisika Dasar.