BAB 3 Silvyanti

24
Sistem Informasi Akuntansi Etika, penipuan, dan pengendalian internal Di susun oleh Silvyanti A31111117 Jurusan Akuntansi Universitas Hasanuddin

Transcript of BAB 3 Silvyanti

Sistem Informasi Akuntansi

Etika, penipuan, dan pengendalian internal

Di susun oleh

Silvyanti

A31111117

Jurusan Akuntansi

Universitas Hasanuddin

2012-2013

ETIKA, PENIPUAN, DAN PENGENDALIAN INTERNAL.

A.      ETIKA

1.       Isu Etika Dalam Bisnis

Apakah etika itu ? etika adalah serangkaian prinsip atau nilai moral.

Pengertian etika dalam kamus Echol dan Shadaly (1995) adalah bertindak etis, layak,

beradab dan bertata susila. Menurut Boynton dan Kell (1996) etika terdiri dari prinsip-prinsip

moral dan standar. Moralitas berfokus pada perilaku manusiawi “benar” dan “salah”.

Selanjutnya Arens – Loebbecke (1996) menyatakan bahwa etika secara umum didefinisikan

sebagai perangkat moral dan nilai. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa etika

berkaitan erat dengan moral dan nilai-nilai yang berlaku. Termasuk para akuntan diharapkan

oleh masyarakat untuk berlaku jujur, adil dan tidak memihak serta mengungkapkan laporan

keuangan sesuai dengan kondisi sebenarnya. 

Etika (ethics) berkaitan dengan berbagai standar yang digunakan seseorang dalam

membuat pilihan dan dalam mengarahkan perilakunya diberbagai situasi yang meliatkan

konsep mengenai benar dan salah. Secara lebih spesifik, etika bisnis melibatkan penemuan

jawaban atas dua petanyaan berikut :

1.       Bagaimana para manajer merumuskan mengenai apa yang benar dalam menjalankan bisnis

mereka ?

2.       Ketika para manejer  telah mengetahui apa yang benar, bagaimana mereka dapat

mencapainya ?

Isu Etika dalam Bisnis dapat dibedakan  dalam empat bagian yaitu :

a.       Kesetaraan;

-          Gaji  Eksekutif,

-          Nilai Yang Dapat Dibandingkan,

-          Penetapan Harga Pokok.

b.      Hak;

-          Proses Penilaian Perusahaan,

-          Pemeriksaan Kesehatan Karyawan,

-          Privasi Karyawan,

-          Pelecehan Seksual,

-          Keanekaragaman,

-          Peluang Kerja Yang Setara,

-          Pemberitahuan Mengenai Adanya Kecurangan.

c.       Kejujuran;

-          Konflik Kepentingan Pihak Manajemen Dan Karyawan,

-          Keamanan Data Dan Catatan Perusahaan,

-          Iklan Yang Menyesatkan,

-          Praktek Bisnis Yang Meragukan Di Negara Bisnis,

-          Laporan Yang Akurat Atas Kepentingan Pemegang Saham.

d.      Penggunaan Kekuasaan Perusahaan;

-          Komite Aksi Politik,

-          Keamanan Di  Kerja,

-          Keamanan Produk,

-          Isu Lingkungan,

-          Divestasi Kepentingan,

-          Kontribusi Politik Perusahaan,

-          Pengecilan Ukuran Perusahaan Dan Penutupan Pabrik.

Berbagai hal yang dilakukan perusahaan dalam menangani isu mengenai etika,

diantaranya :

-           Memiliki komitmen yang besar dari pihak manajemen puncak atau memperbaiki standar

etika,

-          Memiliki berbagai kode etik tertulis yang dengan jeles menyampaikan harapan pihak

manajemen,

-          Membuat program untuk mengimplementasikan petunjuk etika,

-          Memiliki  berbagai teknik untuk memonitor ketaatan.

    2 .   Etika Komputer

                Etika komputer (computer ethics) adalah “analisis mengenai sifat dan dampak

sosial teknologi komputer serta berbagai formulasi dan justifikasi kebijakan yang terkait

untuk penggunaan teknologi semacam itu secara beretika.

Bynum mendefinisikan tiga tingkat etika komputer : pop, para, dan teoritis. Etika

komputer pop hanyalah eksposur atas berbagai cerita dan laporan yang terdapat dalam media

populer mengenai dampak baik dan buruk dari teknologi komputer. Masyarakat secara umum

perlu menyadari berbagai hal seperti virus komputer dan sistem komputer yang didesain

untuk membantu para penyandang cacat. Etika komputer para melibatkan perhatian

sesungguhnya atas berbagai bidang tersebut. Semua ahli sistem perlu mencapai tingkat

kompetensi ini agar dapat melakukan pekerjaannya secara efektif. Para mahaiswa sistem

informasi akuntansi juga harus mencapai tingkat pemahaman etika ini. Tingkat ketiga, etika

komputer teoritis, merupakan perhatian berbagai peneliti multidisplin ilmu yang

mengaplikasikan berbagai teori filosofi, sosiologi, dan psikologi dalam ilmu komputer

dengan tujuan untuk menghasilkan pemahaman baru dalam bidang tersebut.

Ada beberapa isu-isu yang terdapat dalam komputer :

1.       Privasi ,

Pembuatan dan basis data yang besar dan dapat digunakan bersama dalam membuat

perlindungan atas orang dari potensi penyalahgunaan data.

2.       Keamanan (akurasi dan kerahasiaan),

Ini merupakan suatu usaha untuk menghindari peristiwa atau hal-hal yang tidak

diinginkanseperti tidak adanya kerahasiaan dan integritas data pada komputer.

3.       Kepemilikan properti,

Penjagaan hak cipta fisik yang meliputi hak cipta intelektual, yaitu pernti lunak pada

komputer.

Contohnya  : file yang dimiliki seseorang ataupun perusahaan yang berisikan ide-ide dll.

4.       Tanggung  jawab pengendaliaan internal.

Untuk mencapai tujuan dan dapat memenuhi kewajiban keuangannya maka perusahaan harus

memiliki informsi yang andal. Dimana manajer harus membuat dan mempertahankan sistem

pengendalian internal yang tepat agar dapat memastikan integritas dan keandalan data.

B.      PENIPUAN DAN AKUNTANSI

Penipuan (fraud) merupakan penyajian yang salah atas suatu fakta yang dilakukan oleh

suatu pihak ke pihak lain dengan tujuan membohongi dan mebuat pihak lain tersebut

meyakini fakta tersebut walaupun merugikannya. Berdasarkan hukum perdata, tindakan

penipuan harus memenuhi lima kondisi berikut ini :

1.  Penyajian yang salah. Ada pernyataan yang salah atau tidak di ungkapkannya suatu fakta.

2.  Fakta yang material. Fakta merupakan faktor yang substansial dalam mendorong

seseorang untuk bertindak.

3.  Niat. Ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa pernyataan yang dimiliki seseorang

adalah salah.

4. Keyakinan yang dapat di justifikasi. Kesalahan dalam penyajian tersebut merupakan faktor

substansial tempat pihak yang dirugikan bergantung.

5.       Kerusakan atau kerugian. Kecurangan tersebut telah menyebabkan kerusakan atau kerugian

bagi korban penipuan.

Penipuan dalam lingkungan bisnis telah memiliki arti yang lebih khusus. Penipu adalah

pembohong di sengaja, penyalah gunaan aktiva komputer, atau manipulasi atas data

keuangan demi keuntungan pelaku penipuan. Dalam literatur akuntansi, penipuan umumnya

juga di sebut sebagai “kejahatan kerah putih” (white collar

crime),“kobohongan” (defalcation) penggelapan” (embezzlement), dan “ketidak

beresan” (irregularites).

Auditor biasanya berhadapan dengan dua tingkat penipuan yaitu :

1.       Employe  fraud, yaitu penipuan yang dilakukan oleh karyawan nonmanajemen yang didesain

secara lansung mengonversi kas atau aktiva lainnya dengan mengondisikan sistem

pengendalian internal untuk keuntungan pribadi.

Pada  Employe  fraud biasanya  melibatkan tiga tahap yaitu : (1) mencuri sesuatu yang

berharga(sebuah aktiva), (2) mengonversi aktiva tersebut kedalam bentuk yang dapat

digunakan (uang tunai), (3) menyembunyikan kejahatan tersebut agar tidak terdeteksi.

2.       Manajemen Fraud, merupakan penipuan kinerja yang seringkali melibatkan pendapatan dan

atau untuk menghindari diakuinya kebangkrutan atau penurunan pendapatan agar investor

tetap menanamkan sahamnya.

manajemen fraud pada tingkat yang lebih rendah biasanya melibatkan data keuangan dan

laporan internal yang salah disajikan dlm jumlah material dengan tujuan mendapat

konvensasi tambahan, promsi, atau menghindari hukuman atas kinerja yang buruk.

Karakteristik  khusus dalam manajemen fraud :

1.       Penipuan dilakukan pada tingkat manajemen di atas tingkat tingkat dimana struktur

pengendalian internal biasanya berhubungan,

2.       Penipuan tersebut sringkali melibatkan penggunaan laporan keuangan untuk membuat

ilustrasi bahwa suatu entitas lebih sehat dan sejahtera daripada sesungguhnya,

3.       Jika penipuan tersebut menyalahgunakan aktiva, penipuan seringkali disebarkan dalam

berbagai transaksi yang rumit, dan seringkali melibatkan pihak ketiga.

Dari berbagai karakteristik manajemen fraud diatas terbukti bahwa pihak manajemen

seringkali melekuken pelenggaran dengan melewati struktur pengendalian internal yang

seharusnya efektif, yang akan mmencegah pelanggaran yang hampir sama dilakukan oleh

karyawan lainnya.

Biaya sesungguhnya dari penipuan sulit di ukur karena sejumlah alasan.

1. tidak semua penipuan terdeteksi.

2. dari semua penipuan yang terdeteksi tidak semua di lapirkan.

3. dalam banyak kasus penipuan hanya dapat di kumpulkan informasi yang tidak

lengkap

4. informasi tidak disebarkan dengan benar kepada pihak manajemen atau ke badan

penegak hukum

5. sering kali perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau

pengadilan terhadap pelaku penipuan.

faktor yang membentuk penipuan :

1. tekanan keadaan.

2. peluang.

3. katakteristik pribadi.

seseorang dengan tingkat integritas pribadi yang tinggi dan disertai tekanan dan peluang yang

terbatas untuk melakukan penipuan, akan cenderung bertindak dengan jujur. Begitu juga

seseorang dengan integritas yang lebih rendah, ketika di tempatkan dalam situasi tekanan

yang meningkat disertai peluang, akan cenderung untuk melakukan penipuan.

Penyebabkan terjadinya penipuan (peluang) yang mengakibatkan kerugian terbagi atas :

•          Gender. Walaupun gambaran demografis berubah, terdapat lebih banyak pria daripada wanita

yang menempati posisi berotoritas dalam perusahaan, hingga memberikan pria akses yang

lebih besar ke aktiva.

•          Posisi. Mereka yang berada dalam posisi yang paling tinggi memiliki akses terbesar atas dana

dan aktiva perusahaan.

•          Umur. Karyawan yang lebih tua cenderung menempati posisi yang lebih tinggi tingkatnya

dan karenanya biasanya memiliki akses lebih besar ke aktiva perusahaan.

•          Pendidikan. Umumnya, mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi menempati posisi yang

lebih tinggi dalam perusahaan, dan karenanya memiliki akses lebih besar atas dana

perusahaan dan aktiva perusahaan lainnya.

•          Kolusi. ketika orang – orang dalam posisi yang penting  berkolusi, mereka menciptakan

peluang untuk mengendalikan atau mendapatkan akses ke berbagai aktiva, yang tidak

mungkin terjadi jika tidak berkolusi.

Beberapa  katagori umum cara penipuan yang dinyatakan oleh ACFE yaitu :

1.       Laporan Tipuan,

Yang didasari oleh masalah-masalah :

a. Kurangnya indenpendensi auditor,

b. Kurangnya indenpendensi direktur,

c. Skema kompensasi eksekutif yang meragukan,

d. Praktik akuntansi yang tidak tepat.

2.       Korupsi,

ACFE mengidentifikasikan empat jenis umum korupsi yaitu:

a. Penyuapan (bribery),

b. Hadiah ilegal (illegal gratuity),

c. Konflik kepentingan (conflict of interest),

d. Pemerasaan secara ekonomi (economic extortion).

3.       Penyalahgunaan Aktiva,

a. Pembebanan ke akun beban,

b.  Gali lubang tutup lubang (lapping),

c.  Penipuan transaksi (transaction fraud),

d. Penipuan computer (computer  fraud).

Penipuan komputer meliputi :

a. Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan aktiva dengan mengubah record atau

file yang dapat dibaca oleh komputer.

b.  Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan aktiva dengan mengubah logika

peranti lunak komputer.

c. Pencurian atau penggunaan secara tidak sah informasi yang dapat dibaca oleh

komputer.

d. Pencurian, korupsi, penyalinan secara ilegal, atau penghancuran yang disengaja atas

peranti lunak komputer.

e. Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan peranti keras computer.

C.      PENGENDALIAN INTERNAL

Pengendalian internal adalah suatu sistem yang disusun sedemikan rupa sehingga

antara bagian yang satu secara otomatis akan mengawasi bagian lainnya, dan merupakan

suatu pengujian kebenaran data  yang dilakukan dengan mencocokkan berbagai angka2 dan

transaksi ,yang dilaksanakan oleh petugas berbeda.

Seperti yang telah dketahui bahwa banyaknya sistem pengendalian internal yang langsung

berhubungan dengan mpemrosesan transaksi, maka para akuntan adalah partisipan utama

dalam memastikan kecukupan pengendalian.

1. Konsep Pengendalian Internal (Internal Control Sistem),

terdiri  atas beberapa kebijakan, praktik, dan prosedur  yang diterapkan oleh perusahaan

untuk mencapai empat tujuan umumnya:

•          Menjaga aktiva perusahaan,

•          Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi,

•          Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan ,

•          Mengukur kesusuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak

manajemen.

2. Memodifikasi Asumsi

a. Tanggungjawab Pihak Manajemen (Manajement Responsibility),

b. Jaminan Yang Wajar (Reasonable Assurance),

c. Metode Pemrosesan Data.

3. Eksposur  Dan Resiko

Eksposur dapat mengeskpos perusahaan ke satu atau lebih jenis  risiko berikut ini:

1.  Penghancuran aktiva (baik aktiva fisik maupun informasi),

2. Pencurian aktiva,

3. Kerugian informasi atau sistem informasi,

4. Gangguan sistem informasi .

4. Model Pengendalian Internal :

- pengendalian  pencegahan (preventive control),adalah teknik pasif yang desain

untuk mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.

- pengendalian pemeriksaan (detective control),mengungkap berbagai jenis

kesalahan tertentu memalui perbandingn kejadian sesungguhnya dengan standar

yang ditetapkan.

- pengendalian perbaikan (corrective control), adalah tindakan yang diambil

untuk membalik berbagi pengaruh kesalahan yang terdeteksi dalam tahap

sebelumnya.

5. Pernnyataan Standar Audit

                Standar audit dibagi menjadi tiga bagian : standar klasifikasi umum, standar

kegiatan lapangan, dan standar laporan.

                                                Standar Audit Yang Berlaku Umum

Standar Umum                 Standar Kerja Lapangan                                  Standar Laporan

1. auditor harus memiliki

latihan dan kecakapan

teknis yang memadai.

2. auditor harus memiliki

indenpendensi dalam sikap

mentalnya.

3. auditor harus menerapkan

kehati- hatian dalam

melakukan audit dan

pembuatan laporan.

1. kegiatan audit harus

direncanakan dengan baik,

2. auditor harus mendapat

pemahaman yang memedai

atas struktur pengendalian

internal,

3. auditor harus mendapat

bukti yang memadai dan

kuat.

1. auditor harus menyatakan

dalam laporannya apakah

laporan keuangan dibuat

sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku

umum.

2. laporan harus

mengidentifikasi berbagai

situasi yang tidak

memungkinkan

diterapkannya prinsip

akuntansi yang berlaku

umum.

3. laporan harus

mengidentifikasi bagian-

bagian yang tidak memadai

pengungkapan

informasinya,

4. laporan harus berisi

pernyataan mengenai

pendapat auditor tentang

laporan keuangan secara

keseluruhan.

Komponen Pengendalian Internal

Pengendalian internal yang dijelaskan dalam SAS 78 terdiri atas lima komponen:

Lingkungan Pengendalian (control enviromment),

Integritas dan nilai etika manajemen

Struktur organisasi

Keterlibatan dewa komisaris dan komite audit, jika ada

Prosedur untuk melegalisasikan tanggungjawab dan otoritas.

Metode manajemen untuk menilai kinerja

Pengaruh eksternal, seperti pemeriksaan oleh badan pemerintah

Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya

5. Penilaian Resiko

Perusahaan harus melakukan penilaian resiko (risk assesment) untuk mengidentifikasi

menganalisis, dan mengelola berbagai risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan.Risiko

dapat muncul atau berubah berdasarkan berbagai kondisi, seperti:

☻ Perubahan dalam lingkungan operasional yang membebankan tekanan baru atau

perubahan tekanan atas perusahaan.

☻Personel baru yang memiliki pemahaman yang berbeda atau tidak memadai atas

pengendalian internal.

☻Sistem informasi baru atau yang baru direkayasa ulang, yang memengaruhi pemrosesan

transaksi.

☻Petumbuhan signifikan dan cepat yang menghambat pengendalian internal yang ada.

☻Implementasi teknologi baru kedalam proses produksi atau system informasi yang

terdampak pada pemprosesan transaksi.

☻Pengenalan lini produk atau aktivtas baru hingga pihak manajemen hanya memiliki sedikit

pengalaman tentangnya.

☻Restruktrisasi organisasional yang mengasilkan pengurangan dan/ atau realokasi personel

sedemikian rupa hingga oerasi bisnis dan pemprosesan transaksi terpengaruh.

☻Memasuki pasar asing yang berdampak pada operasional (contohnya, risiko yang

berhubungan dengan transaksi dengan mata uang asing).

☻Adopsi suatu prinsip akuntansi baru yang berdampak pada pembuatan laporan keuangan.

6. Informasi Dan Komunikasi

                Sistem informasi akuntansi (SIA) terdiri atas berbagai record dan metode yang

digunakan untuk melakukan,mengindentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi, dan mencatat

berbagai transaksi perusahaan serta untuk menghitung berbagai aktiva dan kewajiban yang

terkait di dalamnya.kualitas suatu informasi yang dihasilkan oleh SIA erdampak pada

kemampuan pihak manajemen untuk mengambil tindakan serta membuat keputusan dalam

hubungannya dengan operasional perusahaan, serta membuat laporan keuangan yang andal.

System informasi akuntansi yang efektif akan :

♦ Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid

♦ Memberikan informasi secara tepat waktu mengenai berbagai transaksi dalam perincian

yang memadai untuk memungkinkan klasifikasi serta laporan keuangan.

♦ Secara akurat mengukur nilai keuangan berbagai transaksi agar pengaruhnya dapat dicatat

dalam laporan keuangan.

♦Secara akurat mencatat berbagai transaksi dalam periode waktu terjadinya.

SAS 78 menyaratkan agar para auditor mendapatkan pengetahuan yang cukup

mengenai system informasi perusahaan yang memahami :

► berbagai jenis transaksi yang penting bagi laporan keuangan dan bagaimana transaksi

tersebut dilakukan.

► catatan akuntansi dan akun yang digunakan dalam pemprosesan berbagai transaksi yang

penting.

► tahapan pemprosesan transaksi yang dilibatkan dalam melakukan transaksi hingga

pemasukannya dalam laporan keuangan.

► proses laporan keuangan yang digunakan untuk membuat laporan keuangan,

pengungkapan, serta perkiraan akuntansi.

7. Pengawasan

Pengawasan (monitoring) adalah proses yang memungkinkan kualitas desain

pengendalian internal serta operasinya berjalan. Hal ini dapat diwujudkan melalui beberapa

prosedur terpisah atau melalui aktivitas berjalan.

Para auditor internal perusahaan dapat mengawasi aktivitas entitas dalam bentuk

prosedur yang terpisah. Mereka mengupulkan bukti yang kecukupan pengendalian melalui

pengujian pengendalian.kenudian memberitahukan kekuatan dan kelemahan pengendalian

pada pihak manajemen.sebagai bagian dari proses ini,para auditor internal dapat

memeberikan rekomendasi tertentu untuk perbaikan atas pengendalian.

Pengawasan yang pada aktivitas yang berjalan dapat diwujudkanmelalui interaksi

berbagai modul computer yang terpisah, kedalam system imformasi yang menangkap

berbagai data penting dan/ataumemungkinkan pengujian pengendalian dilakukan sebagai

bagiaan dari operasional rutin.

8. Aktivitas Pengandalian

                Aktivitas pengendalian (control activities) adlah berbagai kebijakan dan prosedur

yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi

resiko perusahaan yang telah diidentifikasi.

a. Pengendalian komputer adalah pengendalian hal yang penting. Pengendalian

ini secara khusus berhubungan denga lingkungan TI dan audit TI, terbagi ke

dalam dua kelompok umum : pengendalian umum dan pengendalian aplikasi :

pengendalian umum (general control) berkaitan dengan perhatian pada

keseluruhan perusahaan, seperti pengendalian atas pusat data, basis data

perusahaan, pengembangan sistem, dan pemeliharaan program. Pengendalian

aplikasi (application control) memastikan intregitas sistem tertentu seperti

aplikasi pemrosesan pesanan penjualan, utang usaha, dan aplikasi penggajian.

b. Pengendalian Fisik, jenis pengendalian ini terutama berhubungan dengan

aktivitas manusia yang digunakn dalam sistem akuntasi. Aktivitas ini dapat

benar-benar manual, seperti penjagaan aktiva secara fisik, atau dapat

melibatkan penggunaan komputer untuk mencatat berbagai transaksi atau

pembaruan akun. Pengendalian fisik tidak berkaitan dengan logika komputer

yang sesungguhnya melakukan pekerjaan akuntansi.ada enam katagori

aktivitas pengendalian fisik : otoritas transaksi, pemisahan fungsi, supervise,

pencatatan akuntansi, pengendalian akses, dan verifikasi independent.

PERAN PENTING PENGENDALIAN INTERNAL

                Lima komponen pengendalian internal : lingkungan pengendalian, penilaian resiko,

informasi dan komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian – enyediakan auditor

informasi yang penting mengenai resiko penyalahsajian yang penting dalam laporan

keuangan dan penipuan. Para auditor karenanya diharuskan untuk mendapat pengetahuan

yang memadai atas pengendalian internal untuk merencanakan audit mereka. Contohnya,

pengendalian internal di perusahaan mempengaruhi cara auditor akan menilai apakah

perusahaan telah melaporkan semua kewajibannya. Auditor harus memahami bagaimana

pembelian dilakukan, diproses, dan dicatatat. Pengendalian internal menyediakan informasi

ini dan membimbing auditor dalam perencanaan berbagai pengujian tertentu untuk

menetapkan kecenderungan dan keluasan penyalahsajian laporan keuangan.