3-SKRIPSI BAB 3.docx

28
BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah hal-hal yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2006). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. 1. Variabel terikat (Dependent Variable) Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Hakekat sebuah masalah, mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja guru dan staf (Y). 2. Variabel bebas (Independent Variable)

Transcript of 3-SKRIPSI BAB 3.docx

4BAB IIIMETODE PENELITIAN

1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional2. 1.1.1. Variabel PenelitianVariabel penelitian adalah hal-hal yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2006). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.1. Variabel terikat (Dependent Variable)Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Hakekat sebuah masalah, mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja guru dan staf (Y).2. Variabel bebas (Independent Variable)Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah sifat Kepala Sekolah sebagai pemimpin diantaranya :1. Kemampuan (X1)2. Keinginan (X2)3. Kecerdasan (X3)4. Ketegasan (X4)5. Percaya diri (X5)6. Inisiatif (X6)

1.1.2. Definisi OperasionalDefinisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini kemudian diuraikan yang meliputi:1. Kinerja Guru dan StafBeberapa indikator untuk mengukur sejauh mana guru dan staf mencapai suatu kinerja secara individual adalah sebagai berikut:a. Kualitas : Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktivitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktivitas.b. Kuantitas : Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus aktifitas yang diselesaikan.c. Ketepatan Waktu : Tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas lain.d. Efektifitas : Tingkat penggunaan sumber daya manusia, organisasi dimaksimalkan dengan maksud menaikan keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.e. Kemandirian : Tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa minta bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut campurnya pengawas untuk menghindari hasil yang merugikan.f. Komitmen Kerja : Tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja dengan organisasi dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasi.2. Sifat KepemimpinanDengan mengemukakan dua kategori dasar yaitu orientasi guru dan staf, dan orientasi tugas, maka disusun suatu model tingkat efektifitas manajemen yang mengacu pada sifat kepemimpinan yaitu :a. Kemampuan : kepala sekolah mampu dalam melaksanakan fungsi dasar manajemen. b. Keinginan : kepala sekolah butuh akan prestasi dan tanggung jawab dalam pekerjaan. c. Kecerdasan : kepala sekolah mempunyai daya pikir tinggi, bersikap bijak dan berpikir kreatif. d. Ketegasan : kepala sekolah mampu membuat keputusan dan memecahkan masalah dengan cakap dan tepat.e. Percaya diri : kepala sekolah mempunyai pandangan terhadap dirinya sehingga menilai dirinya mampu dalam melaksanakan tugasnya sebagi pemimpin.f. Inisiatif : kepala sekolah mampu mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara baru atau inovatif.3. PengukuranPengukuran dalam penelitian ini menggunakan pengukuran interval untuk menentukan nilai skor dari hasil kuisioner yang diberikan kepada responden yaitu menggunakan pengukuran skala Likert, (Burhan Bungin, 2006 : 65).Dalam pengukuran didasarkan atas opsi nilai yang akan diberikan pada pengaruh sifat kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dan staf yaitu :1) Sifat Kepemimpinan Kepala Sekolah yang meliputi Kemampuan, Keinginan, Kecerdasan, Ketegasan, Percaya diri, Inisiatif yaitu :Sangat Setuju (SS): 5Setuju (S): 4Ragu-ragu (RG): 3Tidak Setuju (TS): 2Sangat Tidak Setuju (STS): 12) Kinerja Guru dan Staf yang meliputi Kualitas, Kuantitas, Ketepatan Waktu, Efektifitas, Kemandirian, Komitmen Kerja yaitu :Sangat Setuju (SS): 5Setuju (S): 4Ragu-ragu (RG): 3Tidak Setuju (TS): 2Sangat Tidak Setuju (STS): 1

1.2. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sumenep Kabupaten Sumenep memiliki prestasi pendidikan yang sangat baik di Kabupaten Sumenep, oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui kinerjanya yang akan dideskripsikan melalui aspek kinerja guru dan staf, selain itu karena lokasi ini representatif untuk mewakili penelitian mengenai pengaruh sifat kepemimpinan.

1.3. Sumber Data Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau dianggap mempunyai sifat bisa memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan (Supranto, 2001). Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:a. Data PrimerYang dijadikan data primer dalam penelitian ini adalah informan yang dipilih secara acak meliputi guru dan staf yang merupakan data kuesioner.b. Data SekunderData pendukung pada penelitian ini meliputi dokumen-dokumen yang dianggap penting dan dibutuhkan dalam penelitian (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

1.4. Instrumen PenelitianInstrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuisioner, karena dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan, meliputi variabel penelitian yang telah ditentukan yaitu :1) 6 (enam) sifat kepemimpinan kepala sekolah yang meliputi Kemampuan, Keinginan, Kecerdasan, Ketegasan, Percaya diri, Inisiatif2) Kinerja guru dan staf yang meliputi Kualitas, Kuantitas, Ketepatan Waktu, Efektifitas, Kemandirian, Komitmen Kerja

1.5. Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi menurut Gay (1987:102) merupakan kelompok tertentu dari sesuatu (orang, benda, peristiwa, dan sebagainya) yang dipilih oleh peneliti yang hasil studinya atau penelitiannya dapat digeneralisasikan terhadap kelompok tersebut. Suatu populasi sedikitnya mempunyai satu karakteristik yang membedakannya dengan kelompok yang lain.Arikunto (2006:130) menyatakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau sensus. Subyek penelitian adalah tempat variabel melekat. Variabel penelitian adalah objek penelitian. Sementara itu Sukardi (2010:53) menyatakan populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Di pihak lain, Sisworo dalam Mardalis (2009:54) mendefenisikan populasi sebagai sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan peneliti.Jadi dapat disimpulkan populasi adalah sekelompok manusia, binatang, benda atau keadaan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti sebagai subjek penelitian dan menjadi target kesimpulan dari hasil suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian yaitu seluruh guru dan staf sebanyak 88 orang yang ada di SMA Negeri 1 Sumenep pada tahun pelajaran 2012 - 2013.

2. SampelSampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya (Sabar,2007).Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,2011).Teknik pengambilan sampel ada banyak salah satunya adalah Simple Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011:64).Dari teori di atas peneliti menarik kesimpulan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling karena melihat kondisi guru dan staf yang ada di SMA Negeri 1 Sumenep mempunyai strata pendidikan yang beragam sehingga diambil sampel secara acak sesuai kriteria yang dianggap mampu memberikan jawaban dan pernyataan terhadap kuisioner yang nantinya akan diberikan. Sampel diambil sebanyak 60 orang (acak) yang meliputi guru dan staf di SMA Negeri 1 Sumenep. Pembagian sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 3.1Sampel yang diambil untuk penelitianNOJABATANSTATUS PEGAWAIJUMLAH

1.Wakil Kepala SekolahGuru PNS4Orang

2.GuruPNS36 Orang

3.GuruGTT5Orang

4.Staf Tata UsahaPNS10 Orang

5.Staf Tata UsahaPTT5 Orang

Sumber : Data primer yang diolah, 20131.6. Teknik Pengumpulan Data1. Kuesioner Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan angket. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup.2. ObservasiTeknik observasi yang akan dilakukan adalah observasi langsung (participant observation). Maksudnya, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas, Rapat koordinasi pimpinan, pengajar dan staf, serta Rapat Dinas yang diikuti oleh seluruh pegawai sekolah.3. Studi PustakaSelain wawancara dan observasi, pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi atau studi pustaka. Intinya, dokumentasi atau studi pustaka adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data history atau mengkaji literatur-literatur dan laporan-laporan yang berkaitan dengan judul penelitian.

1.7. Teknik Analisa Data1.7.1. Uji Kualitas Data Uji Kualitas data dilakukan untuk menguji kecukupan dan kelayakan data yang digunakan dalam penelitian. Data penelitian tidak bermanfaat apabila instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tidak memiliki reliabilitas dan validitas yang tinggi (Cooper dan Emory (1995) dalam Gusti Riza Rahman (2008). Uji Kualitas data dilakukan menggunakan uji Validitas dengan Korelasi Pearson dan Uji realibilitas dengan Cronbach Alpha.

1.7.1.1. Uji ValiditasUji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Dalam hal ini digunakan beberapa butir pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut.Untuk mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Hipotesis yang diajukan adalah:Ho : Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk.Ha :Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk.Uji validitas dilakuan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk tingkat signifikansi 5 persen dari degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid, demikian sebaliknya bila r hitung < r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2005).

1.7.1.2. Uji ReliabilitasUji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS 11.5 uji statistik Cronbach Alpha (). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60 (Nunnally dalam Ghozali, 2005).1.7.2. Uji Asumsi KlasikUntuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah linier dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan, maka akan dilakukan pengujian asumsi multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan normalitas.1.7.2.1. Uji multikolinearitasUji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: Nilai R yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangattinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidaksignifikan mempengaruhi variabel terikat (Ghozali, 2005). Menganalisis matrik korelasi variabel bebas. Apabila variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas (Ghozali, 2005). Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2)Variance Inflation Factor (VIF). kedua ukuran ini menunjukkan setiapvariabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidakdijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2005).Apabila di dalam model regresi tidak ditemukan asumsi deteksi seperti di atas, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini bebas darimultikolinearitas, dan demikian pula sebaliknya.1.7.2.2. Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedstisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analsisnya adalah: Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk polatertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.1.7.2.3. Uji NormalitasUji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau setidaknya mendekati normal (Ghozali, 2005). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambian keputusannya adalah (Ghozali, 2005): Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garisdiagonal atau garfik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,maka model regrsi tidak memenuhi asumsi normalitas.1.7.3. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu: sifat kepemimpinan yang meliputi kemampuan (X1), keinginan (X2), kecerdasan (X3), ketegasan (X4), percaya diri (X5), inisiatif (X6) terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja guru dan staf (Y). Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005):Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + eDimana:Y = Variabel dependen (kinerja karyawan)a = Konstanta (nilai Y apabila X = 0)b1, b2, b3, b4, b5, b6 = Koefisien garis regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)X =Variabel independen (sifat kepemimpinan)

1.7.4. Pengujian Hipotesis1.7.4.1. Uji Signifikansi ( Uji Statistik F )Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah:Ho : Variabel bebas yaitu sifat kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja guru dan staf.Ha : Variabel bebas yaitu sifat kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja guru dan staf.Dasar pengambilan keputusannya (Ghozali, 2005) adalah denganmenggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:a. Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.b. Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.1.7.4.2. Analisis Koefisien Determinasi (R)Koefisien determinasi (R) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel bebas (sifat kepemimpinan) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (kinerja guru dan staf) sangat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R, nilai Adjusted R dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.1.7.4.3. Uji Signifikasi Pengaruh Parsial (Uji t)Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel X (sifat kepemimpinan) yang meliputi benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja guru dan staf) secara terpisah atau parsial (Ghozali, 2005). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:Ho : Variabel bebas (sifat kepemimpinan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja guru dan staf).Ha : Variabel bebas (sifat kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja guru dan staf). Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu: a. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. b. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.