BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain...

35
Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sebagai solusi dari masalah yang diangkat dalam penelitian ini, peneliti menentukan dan merancang penelitian dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada penenelitian ini PTK dijadikan sebagai alat untuk memonitor peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Bagi guru, PTK merupakan salah satu cara yang strategis untuk memperbaiki layanan kependidikan yang diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan, mengingat tujuan PTK yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Pernyataan tersebut, diperkuat oleh Arikunto (2009: 3) yang menyatakan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Adapun beberapa alasan peneliti menggunakan PTK, hal pertama adalah karena PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Kedua, PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Ketiga, dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran dengan suatu kajian yang dalam terhadap permasalahan di kelasnya. Keempat, pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang pengajar, karena tidak perlu meninggalkan kelas pada saat KBM berlangsung. Kelima, dengan adanya pelaksanaan PTK, seorang pengajar menjadi lebih kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi dari berbagai teori dan teknik pembelajaran, serta bahan ajar yang dipakainya. Penelitian ini dihentikan jika ada peningkatan terhadap kemampuan siswa atau kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian telah tercapai.

Transcript of BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain...

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Sebagai solusi dari masalah yang diangkat dalam penelitian ini, peneliti

menentukan dan merancang penelitian dengan desain Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Pada penenelitian ini PTK dijadikan sebagai alat untuk memonitor

peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Bagi

guru, PTK merupakan salah satu cara yang strategis untuk memperbaiki layanan

kependidikan yang diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan

peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat

dilakukan, mengingat tujuan PTK yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan

praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Pernyataan tersebut,

diperkuat oleh Arikunto (2009: 3) yang menyatakan bahwa PTK merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Adapun beberapa alasan peneliti menggunakan PTK, hal pertama adalah

karena PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap

terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Kedua, PTK dapat meningkatkan

kinerja guru sehingga menjadi profesional dalam proses Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM). Ketiga, dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru mampu

memperbaiki proses pembelajaran dengan suatu kajian yang dalam terhadap

permasalahan di kelasnya. Keempat, pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas

pokok seorang pengajar, karena tidak perlu meninggalkan kelas pada saat KBM

berlangsung. Kelima, dengan adanya pelaksanaan PTK, seorang pengajar menjadi

lebih kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai

implementasi dan adaptasi dari berbagai teori dan teknik pembelajaran, serta

bahan ajar yang dipakainya. Penelitian ini dihentikan jika ada peningkatan

terhadap kemampuan siswa atau kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dalam

penelitian telah tercapai.

35

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PTK dilakasanakan karena adanya suatu kajian terhadap masalah secara

sistematis. Hasil dari kajian tersebut dijadikan sebagai landasan dasar untuk

mengatasi masalah yang ada. Pada proses pelaksanaan rencana yang telah

disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang hasilnya dipakai

sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap

pelaksanaan.

Tahapan-tahapan pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

3.1.1 Tahapan Pra-PTK

Tahapan pra-PTK meliputi tiga tahap, yaitu identifikasi masalah, analisis

masalah, dan rumusan masalah. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

a. Identifikasi masalah merupakan bukti adanya faktor utama yang menyebabkan

terjadinya masalah.

b. Analisis masalah merupakan pemecahan suatu masalah yang dimulai dengan

dugaan akan kebenarannya.

c. Rumusan masalah merupakan masalah yang dirumuskan untuk dikaji dalam

suatu penelitian.

3.1.2 Tahapan Pelaksanaan PTK

Tahapan pelaksanaan PTK meliputi empat tahap, keempat tahap tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan (planning), tahapan ini disusun berdasarkan hasil studi

pendahuluan. Pada tahap perencanaan ini, peneliti memutuskan apa yang akan

menjadi fokus pembelajaran, teknik, dan evaluasi yang akan digunakan.

b. Pelaksanaan (acting), yaitu tahap berlangsungnya kegiatan pembelajaran,

dimana tahap ini sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan.

c. Pengamatan (observing), yaitu selama proses pembelajaran berlangsung, guru

dan para observer diberikan format observasi untuk mencatat pengamatannya

mengenai proses pembelajaran. Hasil dari catatan lapangan dan observasi

tersebut akan menjadi bahan diskusi untuk melaksanakan siklus berikutnya,

jika hasil dari siklus pertama tidak menunjukkan adanya peningkatan atau

perubahan dari masalah yang diamati.

36

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d. Refleksi (reflecting), yaitu peneliti melakukan identifikasi untuk memperbaiki

pembelajaran pada siklus berikutnya jika hasil dari siklus pertama tidak

menunjukkan adanya perubahan. Tahapan refleksi menjadi acuan untuk tahap

perencanaan pada siklus berikutnya dan seterusnya sampai hasil yang

diharapkan peneliti tercapai. Berikut ini adalah bagan PTK yang terbagi ke

dalam dua siklus.

3.1

Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

37

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Perencanaan

Pelaksanaan

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan dua hal penting dalam

penelitian, yaitu lokasi dan subjek penelitian. uraiannya sebagai berikut.

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Langlangbuana yang berlokasi di Jalan

Dr. Sahardjo, SH No. AA4 Sukamiskin Bandung.

3.2.2 Subjek Penelitian

Penelitian ini menitikberatkan kepada penerapan teknik peta pemikiran

dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa kelas X-2 semester 2 SMA Langlangbuana tahun ajaran 2012/2013. Alasan

peneliti memilih siswa kelas X-2 semester 2 SMA Langlangbuana karena pada

saat melakukan observasi awal, didapatkan sebuah data yang menunjukkan bahwa

kelas X-2 bermasalah dalam pembelajaran menulis khususnya dalam kegiatan

menulis jenis sastra.

Peneliti melaksanakan penelitian di SMA Langlangbuana kepada kelas X-

2 semester 2 tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 40 siswa sebagai subjek

penelitian. Siswa-siswa tersebut merupakan siswa yang hadir dalam setiap

pertemuan dan mengikuti kegiatan belajar mengajar secara penuh. Para siswa

kelas X-2 dipilih menjadi subjek penelitian berlandaskan pada wawancara yang

peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas tersebut, yaitu

Lia Yuliana, S. Pd., kelas X-2 tersebut memiliki semangat dan motivasi yang

cukup bagus, serta antusiasme yang begitu tinggi terhadap pembelajaran bahasa

Indonesia. Namun dalam kegiatan menulis, siswa kelas X-2 masih belum

memuaskan, khususnya dalam kegiatan menulis cerita pendek. Kendalanya,

mereka masih merasa kesulitan dalam menuangkan gagasan pikiran ke dalam

38

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sebuah tulisan seperti merumuskan judul, menentukan tema, memilih diksi yang

tepat, dan penggunaan EYD.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2, dengan pertimbangan

pembelajaran menulis cerita pendek terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pada jenjang SMA kelas X semester 2. Adapun yang

dijadikan acuan peneliti dalam penelitian ini adalah standar kompetensi menulis,

yakni mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen

pada kelas X semester 2 dengan kompetensi dasar, menulis karangan berdasarkan

kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar) dan menulis

karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa,

latar). Dengan demikian, penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan

kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerita pendek dengan menerapkan

teknik peta pemikiran.

3.3 Definisi Opresional

Definisi operasional yang berlaku dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a. Kemampuan menulis cerita pendek adalah suatu kegiatan yang melibatkan

pikiran analitis dan kreatif siswa ketika mereka mampu memilah kata,

menuangkan gagasan dan pikiran ke dalam sebuah tulisan, merumuskan judul,

menentukan tema, menguasai diksi, dan tepat dalam ejaan. Selain itu, mereka

juga memahami bahwa cerita pendek merupakan suatu kesatuan bentuk yang

betul-betul utuh dan lengkap. Keutuhan dan kelengkapan sebuah cerita pendek

dapat dilihat dari segi unsur yang membentuknya. Unsur-unsur tersebut adalah

peristiwa cerita (alur dan plot), tokoh cerita (karakter), tema cerita, suasana

cerita (mood dan atmosfir cerita), latar cerita (Setting), sudut pandang

penceritaan (point of view), dan gaya (style) pengarangnya. Adanya tuntutan

hemat dalam penulisan cerita pendek, biasanya pengarang hanya

mementingkan unsur alur atau karakter saja. Hal tersebut bukan berarti

39

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

meniadakan unsur-unsur yang lain, melainkan pengarang hanya memusatkan

(fokus) pada satu unsur yang mendominasi cerpennya.

b. Teknik peta pemikiran dalam praktiknya digunakan guru untuk memfasilitasi,

meningkatkan, dan mempercepat kemampuan siswa untuk menulis dengan

lancar dari tingkat pertama hingga pendidikan tinggi. Intinya, peta pemikiran

adalah kertas untuk pemetaan mental yang masuk ke otak dan melalui benak

pikiran. Dengan demikian, peta pemikiran dapat dijadikan sebagai alat

perangsang pikiran bagi siswa dalam pembelajaran menulis cerita pendek

secara efektif.

c. Penelitian tindakan kelas merupakan alat untuk memonitor perkembangan

kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerita pendek dengan

menggunakan teknik peta pemikiran. Tujuan utama penelitian tindakan kelas

adalah upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan apresiasi siswa terhadap

pembelajaran menulis cerita pendek serta hasil proses belajar mengajar.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajran menulis cerita pendek.

proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan secara bertahap sehingga ada

peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek. Prosedur penelitian

dimuali dari, (a) studi pendahuluan (observasi awal), (b) perencanaan tindakan, (c)

pelaksanaan tindakan, (d) pengamatan tindakan (observasi), dan (e) refleksi

tindakan.

3.4.1 Studi Pendahuluan

Langkah pertama yang dilakukan peneliti untuk menemukan masalah

seputar pembelajaran menulis adalah dengan melaksanakan studi pendahuluan.

Studi pendahuluan merupakan pengamatan langsung terhadap proses kegiatan

belajar mengajar di kelas untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan

pokok yang terjadi di kelas sebagai landasan untuk menyusun hipotesis

pemecahan masalah. Peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan

40

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penyebaran angket untuk memperoleh gambaran umum permasalahan yang terjadi

di kelas.

Berdasarkan hasil angket yang telah disebar pada siswa kelas X-2,

wawancara dengan beberapa siswa kelas X-2, yaitu Anita Kesuma, Rahman Ilyas,

dan Rina Rahmawati, serta wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru

bahasa Indonesia kelas X dan XI, yaitu Lia Yuliana, S. Pd., dapat disimpulkan

bahwa masih banyak siswa yang kurang termotivasi untuk menulis cerita pendek,

khususnya kelas X-2. Kelas tersebut dianggap kurang baik dalam pembelajaran

menulis cerita pendek. hal itu dapat dilihat dari nilai hasil tugas menulis cerita

pendek yang pernah dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan dan hasilnya

menunjukkan terdapat 85% siswa mendapatkan nilai di bawah nilai standar

kelulusan (KKM) yaitu 75. Melalui wawancara tersebut, peneliti bertujuan untuk

mencari informasi mengenai karakteristik siswa kelas X-2 dan mengetahui

pembelajaran menulis cerita pendek di kelas X yang biasa dilaksanakan oleh guru

yang bersangkutan. Sementara itu, di samping melakukan wawancara dengan guru

bidang studi tersebut, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa

dan menyebarkan angket mengenai seputar menulis cerita pendek.

Setelah studi pendahuluan dilaksanakan, peneliti dapat mengamati teknik

pembelajaran yang digunakan guru kelas bersangkutan dan dapat mengidentifikasi

faktor pendukung dan penghambat yang dialami guru dalam pembelajaran bahasa

Indonesia sebelumnya. Melalui studi pendahuluan, peneliti dapat mengetahui

permasalahan dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Pada umumnya, siswa

kurang mengerti dan memahami bagaimana cara menuangkan ide yang sudah ada

dalam pikiran ke dalam sebuah cerita pendek. berdasarkan hal tersebut, peneliti

menerapkan teknik peta pemikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

dengan tujuan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.

3.4.2 Perencanaan Tindakan

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari studi pendahuluan yang telah

dilaksanakan oleh peneliti. Hasil penelitian pada studi pendahuluan, digunakan

41

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

untuk menyusun rencana pembelajaran pada sebuah siklus. Pada tahap ini peneliti

merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran

bahasa Indonesia, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menulis cerita pendek dan menyusun rencana tindakan perbaikan pembelajaran

menulis cerita pendek dengan teknik peta pemikiran yang difokuskan pada upaya

peningkatan kemampuan menulis cerita pendek.

Ada beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan dalam perencanaan

tindakan agar penelitian berjalan secra sistematis, terencana, dan terstuktur.

Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut (Sudrajat, 2010: 50-53).

a. Mengidentifikasi dan menentukan alternatif pemecahan masalah

Pada kegiatan ini, peneliti merumuskan masalah secara jelas, baik dengan

kalimat pertanyaan, maupun kalimat pernyataan. Masalah yang dilaksanakan

dalam masalah perencanaan siklus I didapatkan dari pengamatan peneliti pada

tahap studi pendahuluan, sedangkan untuk siklus-siklus berikutnya peneliti

mengidentifikasi masalah yang dialami pada siklus sebelumnya atau siklus I. Pada

kegiatan ini pula, peneliti merencanakan berbagai alternatif pemecahan masalah,

kemudian memilih tindakan yang sekiranya dapat memberikan hasil terbaik.

b. Menentukan waktu penelitian

Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu

kegiatan belajar mengajar. Pada PTK, tidak ada peraturan khusus yang

menentukan waktu pelaksanaan. Waktu pelaksanaan penelitian bersifat relatif.

Rentang waktu untuk siklus bergantung pada materi yang dilaksanakan dengan

cara tertentu. Namun alangkah baiknya, jika penelitian ini dilaksanakan tidak

kurang dari dua siklus. Meskipun demikian, bukan berarti PTK harus

menghabiskan banyak waktu. Oleh karena itu, PTK harus dirancang dan

dipersiapkan secara rinci dan matang. Setelah mendapatkan izin dari kepala

sekolah dan wakil kepala sekolah yang bersangkutan, peneliti menentukan waktu

penelitian yang disesuaikan dengan program semester yang dimiliki sekolah.

c. Menentukan pokok bahasan atau materi pembelajaran

Pada kegiatan ini, pokok bahasan yang akan dipelajari siswa dipersiapkan

secara matang. Peneliti harus menentukan inti atau materi pembelajaran yang

42

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

relevan dengan masalah yang telah dirumuskan, baik teori bidang studi, maupun

teori pembelajaran bidang studi. Materi pokok yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini adalah materi mengenai pembelajaran menulis cerita pendek,

sedangkan teori pembelajaran bidang studi yang ditentukan peneliti mengacu pada

penerapan teknik peta pemikiran.

d. Mengembangkan skenario pembelajaran

Pada tahap ini, peneliti harus merinci skenario pembelajaran, berupa

langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan guru (peneliti) dan

bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan siswa dalam rangka implementasi

tindakan perbaikan yang telah direncanakan. Tindakan-tindakan yang dirancang,

sebaiknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang tidak terduga sehingga

dapat menimbulkan risiko yang akan muncul. Skenario yang disusun merupakan

wujud nyata dari aplikasi teknik peta pemikiran yang meliputi tujuh tahap.

Skenario pembelajaran tersebut dituangkan secara rinci di dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

e. Menentukan sumber pembelajaran

Sumber pembelajaran dapat berupa buku acuan atau handout yang dapat

membantu siswa dalam mendapatkan materi pembelajaran. Sumber pembelajaran

ini disesuaikan dengan esensi pokok bahasan yang telah ditentukan sebelumnya.

f. Menentukan Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu sarana pendukung

pembelajaran yang dapat membantu keefektifan pembelajaran di kelas. Pada

kegiatan ini, peneliti menentukan media pembelajaran yang relevan dengan pokok

bahasan dan menyesuaikan fasilitas yang dimiliki sekolah.

g. Menyusun alat evaluasi

Alat evaluasi merupakan salah satu instrumen pengumpulan data yang

dapat digunakan untuk menetapkan indikator ketercapaian pembelajaran. Melalui

alat evaluasi, peneliti dapat mengetahui kemampuan siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Alat evaluasi yang peneliti gunakan disusun secara sistematis dan

indikator yang terstruktur sehingga tingkat kemampuan menulis cerita pendek

seluruh siswa kelas X-2 dapat terlihat dengan jelas.

43

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

h. Mengembangkan format observasi aktivitas guru

Format observasi aktivitas guru digunakan untuk melihat kondisi belajar

mengajar di kelas ketika peneliti mengaplikasikan teknik peta pemikiran. Format

observasi inilah yang akan digunakan observer dalam tahap pengamatan tindakan

(observasi).

i. Menentukan observer

Setelah peneliti mengembangkan format observasi, peneliti menentukan

observer yang akan mengamati peneliti dalam melaksanakan tindakan. Dalam

penelitian ini, rekan yang menjadi observer adalah guru tetap bahasa Indonesia (di

kelas yang bersangkutan) dan kepala sekolah SMA Langlangbuana.

3.4.3 Pelaksanaan Tindakan

Tahap berikutnya adalah melaksanakan pembelajaran menulis cerita

pendek sesuai dengan perencanaan yang telah dirumuskan. Peran peneliti dalam

tahap ini adalah melaksanakan tindakan yang telah direncanakan. Namun,

pelaksanaan tindakan tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana, mengingat

dinamika proses pembelajaran di kelas, guru memerlukan penyesuaian. Adapun

pelaksanaan tindakan (setiap siklus), peneliti mengaplikasikan enam tahapan

teknik peta pemikiran.

Pelaksanaan tindakan dari penelitian ini, terdiri dari tiga siklus. Pada

kegiatan pembelajaran siklus pertama, peneliti mengulas materi mengenai unsur-

unsur intrinsik dan ekstrinsik cerita pendek serta pemahaman tentang tahapan

menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik peta pemikiran. Selanjutnya

pada siklus kedua, dapat diketahui kelemahan-kelemahan maupun masalah yang

dihadapi para siswa dalam siklus pertama untuk dilakukan tindakan perbaikan.

Demikian pula pada siklus ketiga, kekurangan-kekurangan yang terdapat pada

siklus kedua, diperbaiki sehingga terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam

menulis cerita pendek.

44

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.4.4 Pengamatan Tindakan (observasi)

Tahap observasi berjalan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada

tahap ini, dilakukan observasi yang bertujuan untuk memantau seluruh aktivitas

guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Metode observasi yang

digunakan adalah observasi terstruktur atau observasi yang ditandai dengan

perekam data yang sederhana, tetapi dengan format yang lebih rinci. Kegiatan

observasi ini, diharapkan dapat memantau hal-hal yang telah direncanakan dengan

proses pelaksanaannya sehingga jika terjadi hambatan maupun hal-hal teknis yang

mengganggu pembelajaran, dapat segera diantisipasi. Manfaat observasi ini

adalah agar tujuan tindakan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Observasi

merupakan kegiatan yang cukup berpengaruh terhadap penentuan tindakan pada

siklus berikutnya. Pada pelaksanaan observasi terhadap guru tersebut, peneliti

bekerja sama dengan kolega sebagai pengamat atau observer. Melalui pengamatan

tindakan (observasi), para observer memerhatikan secara cermat pelaksanaan

skenario tindakan dari waktu ke waktu, serta dampaknya terhadap proses dan hasil

belajar siswa.

3.4.5 Refleksi Tindakan

Refleksi bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah

dilakukan. Berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna

menyempurnakan tindakan berikutnya. Pada tahap ini, peneliti melakukan

evaluasi diri terhadap tindakan yang dilakukan. Peneliti menganilis data-data yang

diperoleh dari hasil observasi, kemudian melakukan refleksi untuk menemukan

hal-hal yang perlu diperbaiki sehingga diketahui tingkat keefektivan pembelajaran

yang telah dilakukan. Refleksi dapat bersumber dari hasil observasi aktivitas guru

dan hasil evaluasi siswa dalam menulis cerita pendek. Hasil dari refleksi dapat

berguna untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya. Pertanyaan-

pertanyaan berikut ini dapat menjadi panduan bagi peneliti untuk melakukan

kegiatan refleksi, Syariffah (2006: 62).

a. Bagimana situasi yang terjadi antara perencanaan dengan pelaksanaan

tindakan?

45

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Bagaimana presepsi peneliti dan siswa terhadap tindakan yang dilakukan?

c. Bagaimana efek dari tindakan yang telah dilakukan?

d. Kendala apa yang dihadapi peneliti dan siswa?

e. Apakah siswa mengalami peningkatan kemampuan menulis?

f. Adakah perubahan lebih lanjut yang diperlukan?

g. Alternatif tindakan mana yang dipandang lebih tepat?

Menurut Muslich (2009: 93), manfaat refleksi bagi peneliti adalah sebagai

berikut:

a) peneliti dapat memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata

dalam tindakan strategis, dengan mempertimbangkan ragam prespektif yang

mungkin ada dalam situasi pembelajaran kelas;

b) peneliti dapat memahami persoalan pembelajaran dan keadaan kelas.

3.5 Teknik Penelitian

Ada dua teknik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik

pengumpulan data dan pengolahan data.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data, yaitu melakukan tes, observasi berupa wawancara, penyebaran angket, dan

observasi tindakan. Seluruh data, peneliti dapatkan selama proses penelitian

berlansung. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

a. Tes

Teknik tes dilaksanakan pada setiap setiap siklus. Teknik ini digunakan untuk

mengukur kemampuan dasar atau prestasi siswa. Bentuk tes yang diberikan

kepada siswa berupa uraian bebas. Data yang diperoleh dari hasil siswa di setiap

siklus menjadi bahan untuk memperoleh hasil tindakan.

b. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia,

yaitu Lia Yuliana, S. Pd. dan tiga orang siswa kelas X-2 SMA Langlangbuana,

yaitu Anita Kesuma, Rahman Ilyas, dan Rina Rahmawati. Wawancara dilakukan

46

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses pembelajaran menulis cerita

pendek yang selama ini dilaksanakan.

c. Penyebaran angket

Untuk mendapatkan data mengenai pengalaman responden dalam

pembelajaran menulis cerita pendek, diadakan penyebaran lembar angket. Angket

merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang diisi oleh siswa, guna untuk

memberikan informasi selengkap-lengkapnya sehingga dapat dijadikan data yang

akurat dalam penelitian. pertanyaan-pertanyaan angket berkaitan dengan minat

menulis cerita pendek dan proses pembelajaran menulis cerita pendek yang

selama ini dilaksanakan.

Angket yang disebarkan dalam penelitian ini adalah angket berstruktur, yaitu

80% diberikan pilihan jawabannya dan 20% diminta pendapat pribadinya seputar

pembelajaran menulis cerita pendek. Oleh karena itu, responden harus memilih

jawaban yang telah disediakan dan menuangkan pendapatanya mengenai

pembelajaran menulis cerita pendek secara tertulis, tetapi tetap harus menjawab

berdasarkan dirinya sendiri. Angket disebarkan kepada seluruh siswa kelas X-2

SMA Langlangbuana. Pada lembar angket, terdapat delapan butir pertanyaan yang

menggunakan pilihan jawaban dan dua butir pertanyaan yang menggunakan

uraian. Jawaban dari angket dapat dijadikan landasan untuk pengambilan

keputusan terhadap keberhasilan penelitian. Hal tersebut terjadi karena diperkuat

oleh data konkret dari responden. Lembar angket terdapat pada lampiran.

d. Observasi tindakan

Teknik observasi dilaksanakan untuk mengamati aktivitas guru (peneliti)

dalam pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik peta

pemikiran. Teknik ini dilaksanakan dalam setiap siklus. Hasil observasi digunakan

sebagai bahan refleksi.

e. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan harian yang ditulis oleh observer segera

setelah proses pembelajaran berakhir. Catatan lapangan dimaksudkan untuk

mengungkapkan aktivitas siswa dan guru yang tidak dapat diungkapkan dengan

47

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menggunakan lembar observasi dan sebagai bahan refleksi untuk tindakan

selanjutnya.

f. Jurnal siswa

Jurnal siswa digunakan untuk memperoleh data mengenai respon siswa

terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Data tersebut dapat membantu

peneliti untuk melakukan tindakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

selanjutnya. Jurnal diberikan kepada setiap siswa di akhir pembelajaran.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan sarana penelitian, baik berupa tes,

maupun non-tes yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen non-tes dan instrumen tes.

Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

1. Instrumen Non-tes

Instrumen non-tes dalam penelitian ini meliputi:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Langlangbuana

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X-2

Semester : 2

Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit

1. STANDAR KOMPETENSI

Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen

48

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. KOMPETENSI DASAR

Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku,

peristiwa, dan latar).

Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku,

peristiwa, dan latar).

3. TUJUAN PEMBELAJARAN

a) secara mandiri siswa mendaftar dan menyebutkan pengalaman diri sendiri atau

orang lain yang menarik;

b) secara mandiri siswa memilih salah satu pengalaman pribadi yang menarik;

c) secara mandiri siswa mampu menarasikan pengalaman dalam bentuk tulisan

berupa cerita pendek;

d) secara mandiri siswa mampu menghadirkan seluruh unsur intrinsik (tema,

alur/plot, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, serta gaya bahsa) yang

mendukung isi cerita.

4. INDIKATOR

a) mendaftar pengalaman sendiri atau orang lain yang menarik;

b) menarasikan pengalaman sendiri atau orang lain dalam bentuk tulisan;

c) menghadirkan seluruh unsur intrinsik (tema, alur/plot, latar, tokoh dan

penokohan, sudut pandang, serta gaya bahasa) yang mendukung isi cerita.

5. MATERI PEMBELAJARAN

a) Pengertian cerpen;

b) unsur-unsur cerita pendek, yaitu intrinsik (tema, alur/plot, latar, tokoh dan

penokohan, sudut pandang, serta gaya bahasa) dan ekstrinsik (judul dan

pengarang);

c) cara menyusun penulisan cerita pendek.

49

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Apersepsi

a) guru mengecek kesiapan siswa;

b) guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

c) guru memberi penguatan mengenai cerpen, unsur-unsur yang membangun

cerpen, dan memberikan contoh pengalaman hidup seseorang.

2. Motivasi

a) sekilas guru menceritakan kehidupan dan karya seorang penulis;

b) guru menunjukkan sebuah cerita pendek.

B. Kegiatan Inti (60 menit)

a) mengidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan siswa;

b) merencanakan pembelajaran dengan mengaitkan media peta pemikiran yaitu

menampilkan peta gambar;

c) memulai mengajar sesuai rencana yang dibuat dengan melakukan induksi

(cara untuk masuk ke dalam keadaan fokus) melalui sugesti bangun (waking

suggestion);

d) melakukan afirmasi (mengucapkan satu kata mengenai ilustrasi pada peta

gambar berdasarkan pengalaman pribadi) sebagai bahan untuk memunculkan

gagasan dari siswa;

e) melakukan visualisasi dengan intens sebagai sarana agar siswa dapat

memproduksi gagasan sebanyak-banyaknya berkaitan dengan topik

pembelajaran menulis cerpen;

f) mengaplikasikan gagasan yang telah diproduksi ke dalam sebuah tulisan

berupa cerita pendek.

C. Konfirmasi (5 menit)

Guru melakukan refleksi mengenai sesuatu yang dialami oleh siswa selama

proses pembelajaran berlangsung

50

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Kegiatan Akhir (5 menit)

a) siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang

telah diikuti;

b) guru memberikan penguatan terhadap simpulan materi yang telah diberikan;

c) guru menyampaikan materi untuk kegiatan pembelajaran berikutnya;

d) guru menutup kegiatan pembelajaran.

7. METODE PEMBELAJARAN

Teknik : Peta pemikiran (thinking maps)

Metode : Penugasan, tanya jawab, dan unjuk kerja.

8. SUMBER/ALAT/BAHAN

Buku Sekolah Elektronik (BSE) kelas X

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Cerita pendek

Media pembelajaran berupa peta gambar

9. PENILAIAN / EVALUASI

Format Tes Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran

(Thinking Maps)

a. Tuangkanlah tulisanmu pada lembar polio bergaris yang telah

disediakan, sertakan nama, kelas, dan nomor presensimu secara

lengkap!

b. Cermatilah dengan seksama peta gambar yang telah dibuat, kemudian

tulislah sebuah cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi dan peta

gambar tersebut pada lembar tes yang telah disediakan!

c. Cerita pendek meliputi:

Tema

Alur

51

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tokoh dan penokohan

Latar

Gaya bahasa

Sudut pandang

b. Wawancara

Pedoman Wawancara untuk Guru Pada Pra Penelitian

1. Menurut ibu sebagai pengajar bahasa Indonesia, dari empat keterampilan

berbahasa, siswa/siswi cenderung berpotensi ke arah mana?

Jawab:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………………………………………………..

2. Menurut ibu antusiasme siswa/siswi dalam pembelajaran menulis sudah bagus

atau belum? Mengapa demikian?

Jawab:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………………………………………………..

3. Kesulitan/kendala apa saja yang sering dihadapi ibu ketika menyampaikan

pembelajaran menulis cerita pendek?

Jawab:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………………………………………………..

52

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Metode apa yang sering ibu terapkan dalam pembelajaran menulis, khususnya

menulis cerita pendek?

Jawab:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………………………………………………..

5. Kendala apakah yang ibu rasakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek

dengan metode yang biasa digunakan tersebut?

Jawab:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………………………………………………..

6. Menurut ibu, cocokkah metode peta pemikiran (thinking maps) diterapkan

dalam pembelajaran menulis cerita pendek?

Jawab:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………………………………………………..

Lembar Pedoman Wawancara untuk Guru Pada Pelaksanaan Penelitian

Pertanyaan Jawaban

1. Teknik apakah yang selama ini

ibu gunakan dalam pembelajaran

menulis cerita pendek?

53

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Kendala apakah yang ibu rasakan

dalam pembelajaran menulis

cerita pendek dengan teknik yang

biasa digunakan?

3. Bagimana kesan ibu terhadap

pembelajaran menulis cerita

pendek dengan menggunakan

teknik peta pemikiran (thinking

maps)?

4. Menurut ibu, pembelajaran

menulis cerita pendek dengan

menggunakan teknik peta

pemikiran (thinking maps).

Apakah lebih sulit atau mudah?

5. Bagaimana pendapat ibu terhadap

pembelajaran menulis cerita

pendek dengan menggunakan

teknik peta pemikiran (thinking

maps), apa kelebihan dan

kekurangan metode tersebut?

54

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Angket

Angket untuk Siswa Pada Pra Penelitian

1. Tulislah nama dan kelas kamu di tempat yang tersedia!

2. Isilah pertanyaan-pertanyaan dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban

yang cocok menurut kamu!

Nama:……………………………..

Kelas: …………………………….

Jawablah pertanyaan berikut dengan jujur!

1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?

a. Ya b. Tidak

2. Dalam pelajaran bahasa Indonesia terdapat materi menulis cerita pendek.

Apakah kamu menyukai materi tersebut?

a. Ya b. Tidak

3. Menurutmu, pentingkah jika kamu mampu menulis cerita pendek?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah kamu senang jika mendapatkan tugas untuk menulis cerita pendek?

a. Ya b. Tidak

5. Pernahkah kamu mendapat penghargaan dari guru jika cerita pendek yang

kamu tulis bagus?

a. Ya b. Tidak

6. Kesulitan apa saja yang kamu alami saat menulis cerita pendek?

Jawab:………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………………………..

7. Tema apa yang biasa kamu tulis dalam menulis cerita pendek?

Jawab:………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………

55

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8. Apakah kamu pernah mendengar istilah peta pemikiran (thinking maps)?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah kamu tertarik dengan metode peta pemikiran (thinking maps)?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah kamu tertarik dengan metode peta pemikiran (thinking maps) jika

diterapkan dalam pembelajaran menulis cerita pendek?

a. Ya b. Tidak

Angket Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Cerita Pendek

Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps)

No Pernyataan SS S TS STS

1.

2.

3.

4.

5.

Saya senang menulis cerita pendek

Saya senang menulis cerita pendek dengan

menggunakan teknik peta pemikiran

Pembelajaran menulis cerita pendek

dengan menggunakan teknik peta

pemikiran yang saya ikuti sangat menarik

Saya merasa mudah dan terbantu dalam

menulis cerita pendek dengan

menggunakan teknik peta pemikiran

Pembelajaran menulis cerita pendek

dengan menggunakan teknik peta

pemikiran menumbuhkan daya imajinasi

saya

56

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6.

7.

Pembelajaran menulis cerita pendek

dengan menggunakan teknik peta

pemikiran membuat saya lebih rileks saat

menulis cerita pendek

Saya senang pembelajaran seperti ini

dibandingkan dengan pembelajaran

biasanya

Keterangan:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

d. Observasi

Observasi Aktivitas Guru

No Hal yang Diamati Skor

1 2 3 4 5

1. Kemampuan Membuka

Pembelajaran

a. Menarik perhatian siswa

57

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Menumbuhkan motivasi siswa

c. Memberi acuan bahan belajar

yang lama dengan yang baru

2. Sikap Guru dalam Proses

Pembelajaran

a. Kejelasan suara

b. Gerakan badan tidak mengganggu

perhatian siswa

c. Antusiasme penampilan atau

mimik

d. Menyesuaikan mobilitas dengan

keadaan siswa dan kelas

3. Penguasaan Bahan Ajar

a. Bahan ajar disajikan sesuai

dengan langkah-langkah yang

direncanakan

b. Kejelasan dalam menerangkan

materi

c. Kejelasan dalam memberikan

contoh

d. Mencerminkan keluasan wawasan

4. Implementasi Langkah-langkah

Pembelajaran

a. Mengidentifikasi terlebih dahulu

kebutuhan siswa

b. Merencanakan pembelajaran

dengan mengaitkan media peta

58

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pemikiran yaitu menampilkan

peta gambar

c. Memulai mengajar sesuai rencana

yang dibuat dengan melakukan

induksi (cara untuk masuk ke

dalam keadaan fokus) melalui

sugesti bangun (waking

suggestion)

d. Melakukan afirmasi

(mengucapkan satu kata mengenai

ilustrasi pada peta gambar

berdasarkan pengalaman pribadi)

sebagai bahan untuk

memunculkan gagasan dari siswa

e. Melakukan visualisasi dengan

intens sebagai sarana agar siswa

dapat memproduksi gagasan

sebanyak-banyaknya berkaitan

dengan topik pembelajaran

menulis cerpen

f. Mengaplikasikan gagasan yang

telah diproduksi ke dalam sebuah

tulisan berupa cerita pendek.

5. Kemampuan menggunakan media

a. Memerhatikan prinsip

penggunaan media

b. Tepat saat penggunaan

c. Terampil dalam mengoperasikan

d. Membantu kelancaran proses

pembelajaran

59

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6. Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan

tuntutan aspek kompetensi

b. Melakukan evaluasi butir soal

yang telah direncanakan dalam

RPP

c. Melakukan evaluasi sesuai

alokasi waktu yang direncanakan

d. Melakukan evaluasi sesuai

dengan bentuk dan jenis yang

dirancang

7. Kemampuan menutup

pembelajaran

a. Meninjau kembali

b. Memberikan kesempatan bertanya

c. Menugaskan kegiatan ko-

kurikuler

d. Menginformasikan bahan ajar

berikutnya

Keterangan:

5 = Sangat Baik; 4 = Baik; 3 = Cukup; 2 = Kurang; 1 = Sangat Kurang

Berikan tanda check list (√) pada kolom yang sesuai

60

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Observasi Aktivitas Siswa

No Nama Siswa Keseriusan Kerjasama Keberanian Keaktifan

1.

2.

3.

Jumlah

(%)

Keterangan:

A= Sangat Baik

B= Baik

C= Cukup

D= Kurang

E= Sangat Kurang

e. Catatan Lapangan

Format Catatan Lapangan

Hari/tanggal :

Observer :

observer

61

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Catatan Lapangan Pembelajaran

Catatan lapangan Kendala/kesulitan Solusi/saran

f. Jurnal Siswa

Jurnal Siswa

Nama:

Kelas:

1. Materi apakah yang kamu pelajari hari ini?

62

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Berikan saran untuk pembelajaran berikutnya!

2. Manfaat apakah yang kamu dapatkan dari pembelajaran hari ini?

63

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Instrumen Tes

Format Tes Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran

(Thinking Maps)

a. Tuangkanlah tulisanmu pada lembar polio bergaris yang telah

disediakan, sertakan nama, kelas, dan nomor presensimu secara

lengkap!

b. Cermatilah dengan seksama peta gambar yang telah dibuat, kemudian

tulislah sebuah cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi dan peta

gambar tersebut pada lembar tes yang telah disediakan!

c. Cerita pendek meliputi:

Tema

Alur

Tokoh dan penokohan

Latar

Gaya bahasa

Sudut pandang

3.5.3 Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya dilaksanakan

pengolahan data. Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah

sebagai berikut.

a. Inventaris data

Peneliti mengumpulkan seluruh data penelitian, yaitu angket, lembar observasi

aktivitas guru, dan hasil tes menulis siswa berupa penulisan cerita pendek.

inventaris data mulai dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan.

b. Analisis data

Peneliti memeriksa dan menafsirkan hasil observasi aktivitas guru, serta

menganalisis hasil tulisan siswa berupa cerita pendek yang telah dilaksanakan di

setiap siklusnya. Kegiatan penganalisisan data, dimulai pada saat peneliti telah

64

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

usai melaksanakan tindakan. Analisis data dilaksanakan untuk menentukan tindak

lanjut pada pembelajaran berikutnya. Data yang dianalisis adalah hasil kerja

siswa, yaitu sebuah tulisan berupa cerita pendek yang dinilai menggunakan

kriteria penilaian penulisan cerita pendek dan hasil observasi terhadap aktivitas

guru. Seluruh data tersebut dianalisis, dideskripsikan, dan direfleksikan untuk

menarik sebuah kesimpulan.

c. Kategorisasi dan interpretasi data

Data yang dianalisis dan direfleksikan terlebih dahulu dikategorisasikan

berdasarkan fokus penelitian. Data dalam penelitian ini berupa tingkat

kemampuan menulis cerita pendek siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis

cerita pendek dengan menggunakan teknik peta pemikiran dan hasil observasi

terhadap aktivitas guru. Hasil karya tulisan siswa berupa cerita pendek dianalisis

berdasarkan kriteria penulisan cerita pendek yang telah ditentukan, kemudian

dianalisis berdasarkan format penilaian penulisan cerita pendek. setelah itu,

dikategorikan ke dalam lima kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan

sangat kurang. Interpretasi data dilaksanakan berdasarkan kriteria tingkat

keberhasilan perencanaan pembelajaran menulis cerita pendek dengan

menggunakan teknik peta pemikiran, kriteria tingkat keberhasilan proses

pelaksanaan pembelajaran menulis cerita pendek dengan mengunakan metode

pemikiran, dan hasil pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan

teknik peta pemikiran.

Seluruh data terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian.

setelah itu, peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Ada

beberapa hal yang dilaksanakan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan;

b) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus;

c) Menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap siklus untuk

mengetahui berhasil atau tidaknya penelitian yang telah dilaksanakan;

d) Menganalisis data berupa hasil observasi aktivitas guru.

65

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil observasi ini merupakan data yang diperoleh dari para observer yang

dihitung untuk mengetahui keberhasilan peneliti dalam menerapkan teknik

pembelajaran peta pemikiran.

3.5.4 Instrumen Pengolahan Data

Pada penelitian ini, instrumen pengolahan data dipecahkan menjadi non-

tes dan tes sebagai sarana untuk pengambilan data. Berikut adalah uraiannya.

1. Instrumen Non-tes

Instrumen non-tes dalam penelitian ini meliputi:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada setiap tahap pelaksanaan tindakan, RPP yang digunakan berbeda.

Pembuatan RPP disesuaikan dengan kebutuhan siswa pada setiap siklusnya. Hal

tersebut berlandaskan pada fungsi RPP sebagai panduan umum dalam Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM).

b. Wawancara

Hasil wawancara diolah dan diidentifikasi, guna untuk menemukan solusi

dari masalah pembelajaran menulis cerita pendek di SMA Langlangbuana.

c. Angket

Angket diperiksa dan dihitung oleh peniliti untuk mengetahui sejauh

mana respon atau sikap siswa terhadap pembelajaran menulis cerita pendek

dengan menggunakan teknik peta pemikiran. Angket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berbentuk skala bertingkat, yaitu sebuah pernyataan yang

diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan. Responden tinggal

membubuhkan tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai, misalnya sangat setuju

(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

d. Observasi

Peneliti memeriksa dan menafsirkan hasil observasi aktivitas guru, serta

menganalisis hasil tulisan siswa berupa cerita pendek yang telah dilaksanakan di

setiap siklusnya. Kegiatan penganalisisan data, dimulai pada saat peneliti telah

66

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

usai melaksanakan tindakan. Analisis data dilaksanakan untuk menentukan tindak

lanjut pada pembelajaran berikutnya.

e. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan data yang diperoleh dari para observer yang

dihitung oleh peneliti untuk mengetahui keberhasilannya dalam menerapkan

teknik peta pemikiran.

f. Jurnal Siswa

Jurnal diberikan kepada seluruh siswa di akhir pembelajaran. Pada tahap

pengolahannya, jurnal dianalisis dan ditafsirkan sebagai cermin terhadap

penelitian tindakan berikutnya.

2. Instrumen Tes

Hasil karya tulisan siswa berupa cerita pendek dianalisis berdasarkan

kriteria penilaian penulisan cerita pendek yang telah ditentukan, kemudian

dianalisis berdasarkan format penilaian penulisan cerita pendek. setelah itu,

dikategorikan ke dalam lima kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan

sangat kurang. Berikut adalah kriteria penilaian penulisan cerita pendek.

Kriteria Penilaian Penulisan Cerita Pendek

No

Aspek

Sub Aspek

Kriteria dan Skor

5

4

3

2

1

1. Kelengkapan

aspek formal

cerita pendek

Memuat:

1) judul;

2) penulis;

3) mengandung

narasi;

Memuat

seluruh

sub

aspek

Hanya

memuat

tiga sub

aspek

Hanya

memuat

dua sub

aspek

Hanya

memuat

satu

sub

aspek

Tidak

memuat

sub

aspek

67

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4) mengandung

dialog.

2. Kelengkapan

unsur

intrinsik

Memuat:

1) alur/plot;

2) latar;

3) tokoh dan

penokohan;

4) sudut pandang;

5) gaya bahasa;

6) tema.

Memuat

seluruh

sub

aspek

Hanya

memuat

lima

sub

aspek

Hanya

memuat

empat

sub

aspek

Hanya

memuat

tiga sub

aspek

Hanya

memuat

dua sub

aspek

3. Kepaduan

unsur/struktur

Struktur disusun dengan

memerhatikan:

1) kaidah dan

penahapan

alur/plot;

2) dimensi latar;

3) dimensi tokoh dan

penokohan;

4) sudut pandang dan

gaya bahasa

sebagai sarana

cerita;

5) pengembangan

tema.

Memuat

seluruh

sub

aspek

dan

padu

Hanya

memuat

empat

sub

aspek

dan

padu

Hanya

memuat

tiga sub

aspek

dan

padu

Hanya

memuat

dua sub

aspek

dan

padu

Hanya

memuat

satu

sub

aspek

dan

padu

Satu

sub

aspek

tidak

padu

Dua

sub

aspek

tidak

padu

Tiga

sub

aspek

tidak

padu

Empat

sub

aspek

tidak

padu

Lima

sub

aspek

tidak

padu

4. Kesesuaian

penggunaan

bahasa

Menggunakan:

1) kaidah Ejaan

Yang

Memuat

95%

sub

Hanya

memuat

85%

Hanya

memuat

75%

Hanya

memuat

65%

Hanya

memuat

55%

68

Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran (Thinking Maps) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Disempurnakan

(EYD).

aspek sub

aspek

sub

aspek

sub

aspek

sub

aspek

Deskriptor:

1) Kaidah dan penahapan plot/alur meliputi:

a) plot/alur yang digunakan berdasarkan kaidah cerita pendek (maju,

mundur, dan campuran);

b) kejelasan plot/alur yang digunakan pada setiap tahapannya

(melukiskan keadaan, berbagai peristiwa mulai bergerak, keadaan

mulai memuncak, mencapai titik puncak, dan pemecahan masalah atau

penyelsaian).

2) Dimensi latar meliputi:

a) tempat;

b) waktu;

c) suasana.

3) Dimensi tokoh dan penokohan meliputi:

a) karakter tokoh yang beragam;

b) karakter tokoh berdasarkan pada kaidah penokohan (protagonis,

antagonis, dan tritagonis).

4) Sarana cerita meliputi:

a) Kedudukan pengarang dalam cerita sesuai kaidah yang berlaku dalam

cerita pendek (menjadi pelaku utama, orang kedua, dan orang ketiga);

b) bahasa yang digunakan dalam cerita.

5) Pengembangan tema meliputi:

a) kualitas penceritaan;

b) adanya pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca.

6) Kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) meliputi:

a) ketepatan penulisan kata;

b) ketepatan penempatan tanda baca.