Bab 3 Landasan Teori - Offshore

download Bab 3 Landasan Teori - Offshore

of 12

Transcript of Bab 3 Landasan Teori - Offshore

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    1/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 1 

    Landasan Teori

    3.1  Pembebanan Struktur

    Beban yang diterima struktur berdasarkan API RP2A dapat berupa beban-beban

    seperti dibawah ini:

    1.  Beban mati

    Beban mati struktur adalah berat struktur itu sendiri, semua perlengkapan yang

    permanen dan perlengkapan struktur yang tidak berubah selama beroperasinya

    struktur.

    Beban mati terdiri dari:

    a.  Berat platform di udara

    b.  Berat perlengkapan yang permanen

    c.  Gaya hidrostatik dibawah permukaan garis air termasuk tekanan dan gaya

    angkat.

    2.  Beban hidup

    Beban hidup antara lain adalah beban yang mengenai struktur dan berubah selama

    operasi platform berlangsung. Beban hidup terdiri dari:

    a.  Beban perlengkapan pengeboran dan perlengkapan produksi yang bisa dipasang

    dan dipindahkan dari platform.

    b.  Berat dari tempat tinggal (living quarters), heliport  dan perlengkapan penunjang

    lainnya yang bisa dipasang dan dipindahkan dari platform.

    c.  Berat dari suplai kebutuhan dan benda cair lainnya yang mengisi tangki

    penyimpanan.

    ab

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    2/26

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    3/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 3 

    Gambar 3.1 Sketsa profil gelombang.

    Keterangan:

    L = Panjang gelombang

    H = Tinggi gelombang

    A = Amplitudo gelombang (=1/2H)

    u = Kecepatan horisontal partikel air

    w = Kecepatan vertikal partikel air

    MWL = Mean Water Level

    ),(   t  xη   = Elevasi muka air di lokasi x pada saat t

    h = Kedalaman perairan

    Dalam membangun suatu teori gelombang diperlukan suatu persamaan pengatur

    yang dapat mewakili kondisi fisik gelombang yang sebenarnya. Persamaan

    pengatur dalam teori gelombang adalah persamaan Laplace. Persamaan pengatur

    bersifat umum, untuk mendapatkan persamaan (solusi) yang bersifat khusus

    (unique solution) diperlukan syarat-syarat batas, yaitu syarat batas kinematis,

    dinamis, dan syarat batas periodic . Perbedaan cara dan pengambilan asumsi yang

    berbeda dalam penyelesaian persamaan gelombang akan menghasilkan teori

    Z

    w

    u

    L

    η (x,t)H

    h

    seabed

    MWL X

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    4/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 4 

    gelombang yang berbeda pula. Namun tiap teori gelombang memiliki keunggulan

    dan keterbatasan masing-masing.

    A.  Persaman Pengatur

    Teori gelombang dibangun dari asumsi bahwa fluida (air) merupakan fluida yang

    incompressible (tak mampu mampat) dan irrotasional motion (tidak terjadi gerak

    berputar fluida). Dengan asumsi ini maka potensial kecepatan Φ akan memenuhi

    persamaan kontinuitas.

    .∇ U = 0.............................................(3.1)

    atau

    0.   =∇∇   φ  .............................................(3.2)

    Persamaan (3.2) dapat ditulis dalam bentuk persamaan Laplace sbb:

    02

    2

    2

    2

    2

    22 =

    ∂+

    ∂+

    ∂=∇

     z y x

    φ φ φ φ  .........................(3.3)

    Dalam tinjauan dua dimensi x dan z, persamaan Laplace menjadi:

    02

    2

    2

    22 =

    ∂∂

    +∂∂

    =∇ y x

    φ φ φ   .................................(3.4)

    Persamaan Laplace dapat dituliskan dalam bentuk fungsi stream function:

    02

    2

    2

    22 =

    ∂∂+

    ∂∂=∇

     z x

    ψ ψ ψ  ................................(3.5) 

    B.  Syarat Batas

    Penyelesaian persamaan (3.4) dan (3.5) memerlukan nilai syarat batas tertentu

    untuk memperoleh solusi yang bersifat khusus (unique solution).

    1.  Syarat batas permukaan, meliputi:

    a.  Syarat batas kinematis (kinematic free surface boundary condition, KFSBC)

     x xt  z   ∂∂

    ∂∂

    −∂∂

    =∂∂

    −  η φ η φ 

     pada ),(   t  x z   η = .........................................(3.6)

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    5/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 5 

    b.  Syarat batas dinamis (dynamic free surface boundary condition, DFSBC)

    )(2

    1  22

    t C g z xt 

    =+⎥⎥⎦

    ⎢⎢⎣

    ⎡⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ ∂∂

    +⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ ∂∂

    +∂∂

    −   η φ φ φ 

     pada ),(   t  x z   η = ...............(3.7)

    2.  Syarat batas dasar perairan (the bottom boundary condition, BBC)

    Untuk dasar perairan yang datar, syarat batas menjadi:

    0=∂∂

    −= z

    w  φ 

     pada z = -h.......................................................(3.8)

    Kondisi ini menggambarkan bahwa kecepatan partikel fluida tegak lurus dasar

    perairan impermeabel dan diam, adalah nol.

    3.  Syarat batas periodik

    ( ) ( )( ) ( )T t  xt  x

    t  L xt  x

    +=+=,,

    ,,

    φ φ 

    φ φ .................................................................(3.9)

    3.2.1  Teori Gelombang Airy/ Linier

    Teori gelombang airy menitikberatkan pada asumsi bahwa tinggi gelombang jauh

    lebih kecil jika dibandingkan panjang gelombang L dan kedalaman h, jadi H

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    6/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 6 

    •  Kecepatan (u) dan percepatan partikel air pada arah horisontal:

    ( )( )t kx

    kh

     zhk  H 

     xu   ϖ ϖ 

    φ −

    +=

    ∂∂

    −=   cossinh

    cosh

    2...................................(3.13)

    ( ) ( )t kxkh

     zhk  H t u ϖ ϖ    −+=∂∂ sin

    sinhcosh

    22 .........................................(3.14)

    •  Kecepatan (w) dan percepatan partikel air arah vertikal:

    ( )( )t kx

    kh

     zhk  H 

     zw   ϖ ϖ 

    φ −

    +=

    ∂∂

    −=   sinsinh

    sinh

    2....................................(3.15)

    ( )( )t kx

    kh

     zhk  H 

    wϖ ϖ    −

    +−=

    ∂∂

    cossinh

    sinh

    2

    2.......................................(3.16)

    dimana:

    H = tinggi gelombang

    k = bilangan gelombang = L

    π 2 

    L = panjang gelombang

    ω = frekuensi gelombang =T 

    π 2 

    T = periode gelombang

    3.2.2  Teori Gelombang Stokes

    Pengembangan teori gelombang airy dilakukan oleh Skjelbreia dan Hendrickson

    (1961) sampai orde ke-5 dan sampai saat ini banyak digunakan dalam perhitungan

    teknik kelautan untuk gelombang dengan amplitudo kecil. Karena masalah

    konvergensi yang lebih sulit untuk kondisi laut dangkal, teori gelombang stokes

    orde ke-5 dianggap valid untuk kondisi perairan dimana rasio kedalaman h/L lebih

    besar dari. Kondisi ini umumnya sesuai dengan gelombang badai (storm wave)

    yang biasanya diperhitungkan dalam perancangan bangunan lepas pantai.

    Untuk tinggi gelombang H , bilangan gelombang k , dan frekuensi ϖ  , yang bergerak

    dalam arah sumbu x , permukaan gelombang Stokes dituliskan :

    ( )∑=

    −=5

    1

    cos1

    n

    n   t kxnF k 

    ϖ η  .................................................(3.17)

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    7/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 7 

    dimana :

    55

    5

    5

    44

    4

    4

    35

    5

    33

    3

    3

    24

    4

    22

    2

    2

    1

    F aF 

    F aF F aF aF 

    F aF aF 

    aF 

    =

    = +=

    +=

    =

    ..........................................................(3.18)

    ,, 2422   F F  dan seterusnya, merupakan parameter profil (bentuk) gelombang yang

    tergantung pada kh  dan a  merupakan tinggi gelombang di dalam persamaan

    berikut:

    ( )55355

    33

    32   F F aF aakH    +++= .......................................(3.19)

    Kecepatan horisontal (u) dan kecepatan vertikal (w) partikel air gelombang Stokes(pada posisi x , waktu t , dan sejauh z  dari dasar perairan) adalah :

    ( )∑=

    −=5

    1

    cossinh

    cosh

    n

    n  t kxn

    nkh

    nkzG

    k u   ϖ 

    ϖ ......................................(3.20)

    ( )∑=

    −=5

    1

    sinsinh

    sinh

    n

    n  t kxn

    nkh

    nkzG

    k w   ϖ 

    ϖ ......................................(3.21)

    dimana ,, 21   GG dan seterusnya dituliskan sbb :

    ( )( )

    55

    5

    5

    44

    4

    4

    35

    5

    33

    3

    3

    24

    4

    22

    2

    2

    155133111

    5

    4

    3

    2

    GaG

    GaG

    GaGaG

    GaGaG

    GaGaaGG

    =

    =

    +=

    +=++=

    ..................................................(3.22)

    ,, 1311  GG dst adalah parameter kecepatan gelombang yang bergantung pada kh.

    Persamaan parameter ,,, 112422   GF F  dst diberikan oleh Skjebreia dan Hendrickson

    (   ,, 24242222   BF  BF    == dst, dan kh AGkh AG   2sinh,sinh 24241111   == , dst).

    Hubungan antara frekuensi gelombang dengan bilangan gelombang dalam teori

    Stokes:

    ( )   khC aC agk    tanh21   4122 ++=ϖ  .........................................(3.23)

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    8/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 8 

    dimana 1C   dan 2C   adalah parameter frekuensi gelombang, tabel 3.3 memberikan

    ilustrasi harga parameter frekuensi gelombang untuk berbagai harga h/L.

    Kecepatan gelombang c ditentukan seperti pada gelombang Airy,k 

    c   σ = , dimana

    kecepatan gelombang Stokes orde-5 dituliskan sebagai berikut:

    ( )  2

    1

    2

    4

    1

    2 tanh1 ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    ⎡ ++=   khC aC ak 

    gc .......................................(3.24)

    3.2.3  Pemilihan Teori Gelombang

    Dalam perencanaan desain gelombang suatu struktur anjungan lepas pantai perlu

    ditentukan teori gelombang yang sesuai, Baltrop et al (1990) menawarkan suatu

    diagram yang diperoleh dari hasil membandingkan kecepatan partikel air, tinggi

    gelombang dan panjang gelombang yang dihitung dari teori gelombang yang sering

    digunakan. Gambar 3.2  adalah diagram daerah aplikasi dari Stream Function,

    Stokes dan Teori Geombang Linier yang telah dimodifikasi API RP2A untuk

    keperluan desain.

    Gambar 3.2 Daerah aplikasi dari Stream Function, Stokes dan Airy.

    0.00005

    0.00010

    0.00020

    0.00050

    0.00100

    0.00200

    0.00500

    0.01000

    0.02000

    0.05000

    0.001 0.002 0.005 0.010 0.020 0.050 0.100 0.200

    >11

    11

    97

    5 3

    Stream Function

    Shallow Water Waves Intermediate Depth Waves

    Deep Water

    Waves

    Shallow Water Breaking Limit

    H/d = 0.78

    Deep Water Breaking Limit

    H/d = 0.14

    Hb

    Stokes 5

    or Stream Function 3

    Linear/Airy

    or Stream Function 3

    gT app²H

    gT app²d

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    9/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 9 

    3.2.4  Perhitungan Gaya Gelombang

    Gaya hidrodinamika akibat gelombang pada tiang silinder bergantung pada pola

    aliran di sekitar tiang yang dipengaruhi oleh derajat ketergantungan aliran oleh

    adanya tiang. Derajat ketergantungan aliran ditentukan oleh perbandingan

    diameter tiang silinder terhadap panjang gelombang (D/L). Apabila D/L ≤ 0.2, maka

    pola aliran fluida tidak terganggu dan gaya gelombang dapat dihitung dengan

    menggunakan persamaan Morison. Sebaliknya bila D/L > 0.2, maka pola aliran

    mengalami difraksi dan gaya gelombang dihitung menggunakan persamaan

    difraksi.

    A.  Persamaan Morrison

    Persamaan Morison (O’Brien and Morison, 1952) menyatakan bahwa gaya

    gelombang dapat diekspresikan sebagai penjumlahan dari gaya seret (drag force,

    FD), yang muncul akibat kecepatan partikel air saat melewati struktur, dan gaya

    inersia (inertia force, FM) akibat percepatan partikel air.

    Persamaan Morison:

     M  D   dF dF dF    += ..........................................(3.25)

    dzU  AC UdzU  DC dF   M  D   ρ  ρ    +=2

    1...................(3.26)

    Keterangan:

    dF = gaya per unit panjang

    ρ  = massa jenis air

    Cd = koefisien drag

    Cm = koefisien inersia

    D = diameter atau lebar proyeksi bidang muka yang menghadap arah gelombang

    U = percepatan partikel air, tegak lurus terhadap sumbu struktur

    A = luas penampang elemen struktur

    U    = percepatan partikel air tegak lurus terhadap elemen struktur

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    10/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 10 

    1. Gaya Gelombang pada Tiang Silinder Tegak

    Gaya total F diperoleh dengan cara mengintegrasikan persamaan Morison

    sepanjang elemen struktur yang diinginkan. Gaya total pada tiang silinder tegak

    dapat dituliskan sebagia berikut:

    ∫∫−−

    +=η η 

    π  ρ  ρ h

     M 

    h

     D  Udz

     DC UdzU  DC F 

    42

    1   2.............................(3.27)

    Koefisien CD  dan CM  ditentukan berdasarkan hasil percobaan dan nilainya

    tergantung pada bilangan Reynold dan bilangan Keulegan–Carpenter. Bilangan-

    bilangan tersebut tergantung pada harga parameter kecepatan partikel maksimum

    dan diameter tiang seperti bentuk berikut:

    D

    U K 

    DU 

    T max

    maxRe

    =

    =υ  ................................................................(3.28)

    Keterangan:

    Re = Bilangan reynold

    K = Bilangan Keulegan-Carpenter

    Umax = Kecepatan maksimum

    D = Diameter

    υ  = Viskositas kinematik = 1.2363x10-5 ft2 /s

    T = Perioda

    Pada Gambar 3.3  dan Gambar 3.4  dapat dilihat besaran Cd dan Cm untuk

    berbagai macam nilai bilangan Reynolds dan Keulegan-Carpenter.

    Gambar 3.3 Diagram hubungan koefisien drag (Cd) dengan bilangan Reynolds.

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    11/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 11 

    Gambar 3.4 Diagram hubungan Cd dan Cm dengan bilangan Keulegan-Carpenter.

    2. Gaya Gelombang pada Tiang Silinder Miring

    Chakrabarti dkk, (1975) mengembangkan metode persamaan Morison untuk

    menentukan gaya gelombang pada tiang dengan menguraikan kecepatan dan

    percepatan partikel ke dalam komponen tegak lurus dan sejajar/tangensial sumbu

    tiang silinder.

    Arah gaya yang bekerja adalah tegak lurus terhadap sumbu tiang dan sesuai

    dengan arah komponen kecepatan dan percepatan partikel tegak lurus sumbu tiang

    silinder miring. Untuk keperluan analisa struktur, gaya tersebut bisa disesuaikan

    lagi ke dalam komponen gaya vertikal dan gaya horisontal, seperti dapat dilihat

    pada Gambar 3.5.

    Gambar 3.5 Profil tiang silinder miring.

    Dengan menggunakan sistem koordinat polar dan sudut θ  dan β  untuk

    mendefinisikan orientasi dari sumbu tiang, maka besar kecepatan partikel arah

    tegak lurus/ normal sumbu miring adalah:

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    12/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 12 

    [ ]   2122  /)( v c uc v uV  y  x n   +−+= ................................(3.29)

    Komponen kecepatan pada arah x, y dan z adalah sebagai berikut:

    )(

    )(

    )(

    v c uc c w 

    v c uc c uv 

    v c uc c uu

    y  x  z n

    y  x y n

    y  x  x n

    +−=

    +−=

    +−=

    ..........................................(3.30)

    Hal yang sama dapat dilakukan pula pada percepatan. Percepatan partikel arah

    normal sumbu tiang silinder dapat diuraikan kedalam komponen dalam arah x, y

    dan z yaitu:

    )(

    )(

    )(

    y y  x  x  z nz 

    y y  x  x y y ny 

    y y  x  x  x  x nx 

    ac ac c a

    ac ac c aa

    ac ac c aa

    +−=

    +−=

    +−=

    ...................................(3.31)

    Maka komponen gaya per satuan panjang dalam arah x, y dan z adalah:

    nz I nnD z 

    ny I nnDy 

    nx I nnD x 

    aD

    C uDV C f 

    aD

    C uDV C f 

    aD

    C uDV C f 

    42

    1

    42

    1

    42

    1

    2

    2

    2

    π  ρ  ρ 

    π  ρ  ρ 

    π  ρ  ρ 

    +=

    +=

    +=

    ..........................(3.32)

    sehingga, gaya per satuan panajng dalam arah tegak lurus sumbu tiang adalah:

    ( )   21222  / z y  x  f f f f    ++±= ...........................................(3.33)

    Komponen total gaya yang bekerja pada tiang silinder miring harus dihitung

    dengan cara integrasi numerik berdasarkan persamaan berikut:

    =

    =

    =

    S

     z  z 

    S

    y y 

    S

     x  X 

    dsf F 

    dsf F 

    dsf F 

    .........................................................(3.34)

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    13/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 13 

    B.  Persamaan Difraksi

    Struktur dengan diameter yang besar mempengaruhi bentuk gelombang karena

    adanya pemantulan gelombang oleh struktur. Metode tekanan luas seperti dibawah

    ini:

    ∫=∂

    ∂−=

     A

    PdAF 

    t P 

      φ  ρ 

    .........................................................(3.35)

    dengan:

    P = Tekanan akibat gelombang

    A = Luas penampang

    F = Gaya

    φ = Potensial kecepatan gelombang

    3.3  Angin

    Gaya angin yang mengenai struktur adalah fungsi dari kecepatan angin, orientasi

    struktur dan karakteristik aerodinamika dari struktur dan setiap elemennya adalah

    sebagai berikut:

     AC V F  sW 2

    2

    1 ρ = ..........................................(3.36)

    dimana:

    F = Gaya angin

    ρ = massa jenis udara pada kondisi STP = 0.00238 lb.sec2 /ft

    Cs = koefisien bentuk

    Vw = kecepatan angin pada ketinggian 33 ft diatas permukaan air

    A = luas tegak lurus angin

    Menurut API RP2A, koefisien bentuk adalah seperti pada Tabel 3.1 berikut.

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    14/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 14 

    Tabel 3.1 Koefien Bentuk

    Bentuk Cs

    Beams 1.5

    Sides of Building 1.5

    Overall Platform Projected Area 1.0

    Cylindrical Section 0.5

    Koreksi kecepatan angin apabila tidak sama dengan ketinggian referensi dalam

    meter

     x

     Z 

     yV V  ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    ⎡=10

    10 .............................................(3.37) 

    Dimana:

    V10  = kecepatan angin pada ketinggian 10 meter

    y = ketinggian yang diinginkan (m)

    10 = ketinggian refernsi (m)

    X = eksponensial biasanya 1/7 atau 1/13 tergantung durasi hembusan angin

    Rekomendasi dari API RP 2A

    x = 1/13 untuk angin yang berhembus keras

    x = 1/8 untuk angin yang berhembus terus-menerus

    3.4  Arus

    Arus di laut biasanya terjadi akibat adanya pasang surut dan gesekan angin pada

    permukaan air (wind-drift current ). Kecepatan arus dianggap pada arah horizontal

    dan bervariasi menurut kedalaman.

    Besar dan arah arus pasang surut di permukaan biasanya ditentukan berdasarkan

    pengukuran di lokasi. Wind drift  current  di permukaan biasanya diasumsikan sekitar

    1 % dari kecepatan angin pada ketinggian 30 ft di atas permukaan air. Untuk

    kebutuhan rekayasa, variasi arus pasang surut terhadap kedalaman baisanya

    diasumsikan mengikuti profil pangkat 1/7 (‘one seventh power law’ ) dan variasi

    arus akibat gesekan angin diasumsikan linier terhadap kedalaman. Gambar 3.6 

    menyajikan ilustrasi distribusi vertikal Tidal Current  dan Wind Drift Current .

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    15/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 15 

    Gambar 3.6 Asumsi distribusi vertikal arus pasang surut dan wind drift current

    ⎟ ⎠

     ⎞

    ⎜⎝ 

    ⎛ =

    ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ =

    h

     zU U 

    h

     zU U 

    WindDrift 

    Tidal

    WindDrift 

    oTidal

    0

    7

    1

      ..................................(3.38)

    Untuk kebutuhan desain, sesuai rekomendasi API, perhitungan gaya akibat arus

    dan gelombang yang bekerja pada struktur dilakukan dengan menambahkan

    kecepatan arus dengan kecepatan partikel gelombang arah horizontal.

    Dalam kondisi badai, arus terjadi bersamaan dengan gerakan air akibat gelombang.

    Arah arus pasang surut bisa tidak sama dengan arah rambat gelombang, tetapi

    wind-drift  current biasanya diasumsikan searah dengan gelombang.

    Kombinasi arus laut dan kecepatan partikel gelombang dapat menghasilkan

    peningkatan yang sangat besar terhadap gelombang. Gaya drag:

    2)(2

    1vuC  f 

     D D   +=   ρ  .................................... (3.39)

    dengan:

    u = kecepatan orbit horizontal

    v = arus langgeng (steady current) 

    Resultan kecepatan merupakan vektor tambahan. Untuk perairan dalam

    menggunakan teori gelombang linier.

    θ π 

    coskzeT 

     H u = ..........................................(3.40)

    Pada elevasi muka air rata-rata pada posisi puncak z = 0 dan θ = 0, diperoleh:

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    16/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 16 

     H u

      π =0 ....................................................(3.41)

    Kondisi ekstrim terjadi ketika arus langgeng memiliki arah yang sama dengan

    gelombang propagasi, maka pada posisi puncak θ = 0 gaya drag maksimum pada

     pile vertikal di perairan adalah:

    2

    )(2

    1⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛  +=   zveT 

     H C  f    kz D D

    π  ρ  ...........................(3.42) 

    dimana v(z) merupakan kecepatan arus sebagai fungsi dari kedalaman. Pada

    permukaan air rata-rata z = 0 dan v(z) = 0, maka

    2

    0max2

    1⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛  +=   vT 

     H C  f 

     D D

    π  ρ  .............................(3.43)

    3.5  Modifikasi Koefisien Drag dan Inersia

    Modifikasi nilai koefisien Drag dan Inersia diperlukan apabila pada batang tubular

    tersebut terdapat tambahan struktur atau komponen lain, misalnya anode.

    Modifikasi koefisien drag dan inersia tersebut ditentukan dengan rumusan sebagai

    berikut:

    1

    2211

    1

    2211

    V C nV C V C 

     A

    C nAC  AC 

    mmm

    d d d 

    +=

    +=

    '

    '

    .................................(3.44)

    dengan:

    A1  = luas drag batang tubular

    Cd1  = koefisien drag batang tubular

    A2  = luas drag komponen/anode

    Cd2  = koefisien drag komponen/anode

    V1  = volume batang tubular

    Cm1 = koefisien massa batang tubular

    V2  = volume komponen/anode

    Cm2 = koefisien massa komponen/anode

    n = jumlah komponen/anode 

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    17/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 17 

    3.6  M a r i n e Gr o w t h   

    Struktur yang terbenam di dalam air akan mengalami penambahan luas area

    melintang akibat adanya marine growth. Marine growth ditimbulkan oleh organisme

    laut yang menempel pada struktur.

    Gambar 3.7 Marine Growth 

    Maka diameter struktur dimodifikasi menjadi :

    D = DC + 2t................................................(3.45)

    Pertambahan luas melintang ini mengakibatkan gaya gelombang yang diterima oleh

    struktur menjadi lebih besar.

    3.7  Gaya Apung (B o u y a n t Fo r c e  )

    Tekanan hidrostatik yang terjadi akibat berat air di atasnya, yaitu :

    ( ) zh p f    −= γ    ...............................................(3.46)

    dimana :

    γf = berat jenis air

    h = kedalaman perairan

    z = jarak vertikal dari dasar perairan

    Tekanan tersebut menimbulkan gaya apung yang akan tetap ada meskipun kondisi

    tidak ada gelombang di permukaan. Besar gaya apung yang bekerja pada struktur

    terendam dalam fluida, baik itu sebagian atau seluruhnya adalah :

    V F   f b   γ =   ....................................................(3.47)

    dimana :

    γf = berat jenis air

    V = volume benda/struktur yang terendam

    Dc

    Dc + 2t

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    18/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 18 

    Perhitungan gaya apung pada struktur lepas pantai biasanya dikombinasikan

    dengan berat struktur tersebut, sehingga didapat berat efektif dari struktur sebagai

    berikut:

    V W W  f 

    γ −='   .............................................(3.48)

    dimana :

    W’ = berat efektif struktur

    W = berat struktur di udara

    Dalam menerapkan gaya apung pada komponen struktur, maka perlu diperhatikan

    beberapa hal yang berkaitan dengan analisa tegangan yang terjadi seperti pada

    Gambar 3.8 berikut.

    Gambar 3.8 Gaya apung dan berat pada tiang pancang

    Pada gambar diatas, tiang pancang vertikal dibagi menjadi elemen 1-2 dan elemen

    2-3. Berat elemen 2-3 di udara adalah w1  dan elemen 1-2  adalah w2. Dasar

    perairan biasanya dianggap tembus air ( porous), sehingga akan terjadi tegangan

    hidrostatik.

    Gaya apung yang bekerja pada dasar tiang pancang adalah :

    )(   d h AF   f h   += γ  ..............................................(3.49)

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    19/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 19 

    dimana :

    A = luas ujung tiang pancang

    h = kedalaman perairan

    d = kedalaman penetrasi tiang pancang

    Besar gaya apung sama dengan berat air yang dipindahkan, sehingga berat efektif

    tiang adalah berat tiang di udara dikurangi berat air yang dipindahkan. Karena

    gaya apung bekerja pada ujung dasar tiang pancang, maka berat efektif elemen 2-

    3 akan terlihat sama dengan berat di udara.

    3.8  Dasar-dasar Elemen Hingga

    Metode elemen hingga (finite element method ) adalah salah satu cara yang

    digunakan dalam melakukan analisa terhadap struktur. Dalam melakukan analisastruktur menggunakan metode elemen hingga ini digunakan persamaan metriks

    untuk menyederhanakan formulasi dari elemen matriks kekakuan.

    3.8.1  Rangka Batang

    A.  Penentuan Matriks Kekakuan

    Batang tarik dan batang tekan pada hakekatnya adalah pegas linier, dengan

    konstanta pegas, k,yang dapat diperoleh dari Hukum Hooke.

    Gambar 3.9.  Elemen batang dengan gaya aksial nodal F1,F2 dan perpindahan

    nodalnya u1 dan u2

    Hubungan-hubungan yang digunakan untuk mencari perpindahan dituliskan pada

    persamaan regangan dan tegangan berikut ini:

    dxdu=ε    ..............................................................(3.50)

    dan

    ε σ    E =   .............................................................(3.51) 

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    20/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 20 

    Dengan menggunakan persamaan (3.50) dan (3.51) perpindahan u1 akibat gaya

    F1 yang bekerja pada nodal 1 pada kondisi dimana nodal 2 dipertahankan tetap (u2

    = 0) diturunkan sebagai berikut :

     L L

    uu   Δ=

    −=

      12ε    .................................................(3.52)

     L

     E  E 

      Δ==   ε σ    ...................................................(3.53)

    Tegangan dapat dituliskan sebagai berikut :

     A

    F =σ    ...........................................................(3.54)

    dengan mensubstitusikan persamaan (3.53) ke persamaan (3.54) menghasilkan :

    Δ=Δ=   k  L

     EAF    ..................................................(3.55)

    di mana L

     EAk  =   adalah koefisien kekakuan, maka perpindahan pada nodal 1

    adalah :

     EA

    FLu   =1   ...........................................................(3.56)

    koefisien kekakuan k11 (gaya pada nodal 1 yang mengakibatkan satu satuan

    perpindahan u1 = 1 ) adalah :

     L

     EAk    =11   .........................................................(3.57)

    Keseimbangan segmen batang yang dibebani oleh gaya k11 memerlukan sebuah

    gaya k21 pada ujung lainnya yaitu :

    k21 = - L

     EAk    −=11   ...........................................(3.58)

    dengan cara yang sama, koefisien kekakuan pada ujung yang lain dapat diperoleh.

    Koefisien kekakuan yang diberikan oleh persamaan (3.56) adalah elemen-elemen

    dari matrik kekakuan yang sesuai dengan gaya-gaya aksial dan perpindahan-

    perpindahan untuk sebuah segmen batang, yaitu :

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    21/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 21 

    ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    ⎡−

    −=⎥

    ⎤⎢⎣

    ⎡11

    11

    2

    1

     L

     EA

    F   ⎥

    ⎤⎢⎣

    ⎡2

    1

    u

    u  .......................................(3.58)

    atau

    {F} = [ k ]{ u }

    B.  Tranformasi Matriks Kekakuan

    Orientasi elemen batang yang membentuk plane truss tidaklah seragam. Susunan

    sumbu ortogonal lokal terdiri atas sumbu-x yang berimpit dengan sumbu batang

    dan sumbu-y yang tegak lurus sumbu batang.

    Disamping susunan sumbu lokal yang didirikan di tiap elemen, dibuat pula satu

    susunan sumbu global (X,Y), yang biasanya terdiri atas sumbu horizontal X dan

    sumbu vertikal Y. Demikian juga gaya batang yang bekerja pada kedua titik nodal

    elemen, yang dalam susunan sumbu lokal adalah F1, F2, F3, dan F4, pada susunan

    sumbu global, keempat gaya batang tersebut masing-masing mempunyai

    komponen ,1F    ,2F    3F  , 4F  .

    Gambar 3.10 memperlihatkan gaya-gaya yang bekerja pada elemen batang dalam

    sistem sumbu koordinat lokal dan global.

    Gambar 3.10  Gaya-gaya nodal pada sumbu koordinat lokal (x,y) dan pada sumbu

    koordinat global (X,Y) 

    Tujuan dari transformasi koordinat adalah mentransformasikan matrik-matrik

    elemen dari sistem sumbu koordinat lokal menjadi matrik-matrik pada sistem

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    22/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 22 

    sumbu koordinat umum. Transformasi ini memerlukan matrik-matrik dari elemen

    dengan suatu susunan koordinat yang sama, hingga matrik-matrik tersebut dapat

    disusun menjadi matrik-matrik dari struktur. Langkah pertama adalah dimulai

    dengan menyatakan gaya-gaya ( F1,F2,F3,F4 ) dalam besaran gaya-gaya

    (   ,1F    ,2F    3F  , 4F  ).

    Karena kedua kumpulan gaya-gaya ini adalah ekivalen, maka dari Gambar 3.10 

    diperoleh hubungan- hubungan sebagai berikut :

    F1 = 1F  cos θ + 2F  sin θ  .............................................(3.59a)

    F2 = -   1F   sin θ + 2F   cos θ  ..........................................(3.59b)

    Persamaan (5.13a) dan (5.13b) dapat ditulis dalam notasi matrik sebagai:

    ⎥⎦⎤⎢

    ⎣⎡

    21

    F F   = ⎥

    ⎦⎤⎢

    ⎣⎡−   θ θ 

    θ θ cossinsincos   ...............................................(3.60)

    dengan cara yang sama, diperoleh hubungan untuk gaya-gaya dari titik nodal yang

    lain;

    F3 = 3F   cos θ + 4F   sin θ  ............................................(3.61a)

    F4 = -   3F   sin θ + 4F  cos θ  ...........................................(3.61b)

    Persamaan (5.13) dan (5.15) dapat disusun secara tepat dalam bentuk matriks

    sebagai berikut;

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    −=

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    4

    3

    2

    1

    cossin00

    sincos00

    00cossin

    00sincos

    4

    3

    2

    1

    θ θ 

    θ θ 

    θ θ 

    θ θ 

     .....................(3.62)

    atau dalam notasi

    {FM} = [ T ]

    di mana {FM} dan { }FM   adalah vektor-vektor gaya nodal elemen dalam koordinatlokal dan koordinat umum, dan [ T ] adalah matrik transformasi yang dinyatakan

    oleh matrik bujur sangkar.

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    23/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 23 

    Dengan mengulangi prosedur yang sama, diperoleh hubungan antara perpindahan-

    perpindahan nodal ( u1,v 1,u2,v 2, ) pada koordinat lokal dan komponen

    perpindahan nodal pada koordinat umum( 1u ,   1v ,   2u ,   2v ), yaitu

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    −=

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    2

    2

    11

    cossin00

    sincos00

    00cossin00sincos

    2

    2

    11

    v

    u

    vu

    v

    u

    vu

    θ θ 

    θ θ 

    θ θ θ θ 

     ................(3.63)

    atau dengan notasi

    { u }= [ T ]{ u }

    Dengan mensubstitusikan {FM} dan {u} ke dalam persamaan kekakuan pada

    koordinat lokal {FM} = [K]{u} menghasilkan

    [ T ]{ FM }= [ K ][ T ] { u }......................................(3.64)

    atau

    {FM } = [ T ]-1[ K ][ T ]{ u } ....................................(3.65)

    di mana [ T ]-1 adalah invers matrik [ T ] dan matrik transformasi [ T ] adalah

    matrik ortoghonal, dimana [ T ]-1 = [ T ]T. Jadi

    {FM } = [ T ]T[ K ][ T ]{ u }.....................................(3.66)

    atau dengan notasi

    {FM } = [ K  ]{ u }................................................(3.67)

    dimana

    [ K  ] = [ T ]T[ K ][ T ]..............................................(3.68)

    3.8.2  Rangka Balok

    Elemen balok adalah merupakan elemen yang lurus dan memiliki luas penampang

    yang konstan sepanjang batangnya. Solusi permasalahan rangka balok

    memberikan penjelasan bahwa derajat kebebasan rangka balok adalah

    perpindahan arah melintang dan rotasi pada nodal elemen balok.

    Struktur balok adalah suatu struktur yang terdiri dari satu atau beberapa balok

    yang bertumpu di atas sejumlah tumpuan yang berupa jepit, sendi atau sendi-roll

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    24/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 24 

    sedemikian rupa sehingga membentuk struktur balok yang stabil. Struktur balok

    merupakan sebuah elemen struktur panjang dan ramping, yang secara umum

    diberikan gaya melintang (tegak lurus) atau sejajar terhadap sumbu balok, atau

    momen yang menghasilkan efek yang signifikan. Deformasi inilah yang diukur

    sebagai perpindahan arah melintang dan rotasi.

    Gambar 3.11 Elemen balok

    Asumsikan perpindahan arah melintang sepanjang elemen batang adalah :

    ( )   432

    2

    3

    1  ˆˆˆˆˆ   a xa xa xa xv   +++= ..................................................... (3.69)

    Asumsi ini digunakan karena pada elemen balok terdapat empat derajat kebebasan

    yaitu berupa perpindahan arah melintang dan rotasi untuk setiap node batang.

    Dapat diperoleh :

    ( )   41   0ˆˆ avd   y   == ..............................................................................(3.70)

    ( )31

    0ˆˆ adx

    vd ==φ  ..........................................................................(3.71)

    ( )   432

    2

    3

    12   ˆˆ

    a La La La Lvd   y   +++== ...............................................(3.72)

    ( )32

    2

    12   23ˆˆ a La Ladx

     Lvd ++==φ  ...................................................(3.73)

    Hubungan-hubungan yang digunakan untuk mencari perpindahan dituliskan pada

    persamaan regangan dan tegangan berikut ini:

     y y   d  f  11ˆ,ˆ  y y   d  f  22

    ˆ,ˆ

     x̂

     ŷ

    22ˆ,ˆ   φ m

    11ˆ,ˆ   φ m

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    25/26

    Bab 3 Landasan Teori

    Analisis Struktur Lepas Pantai Tipe Jacket 4 Kaki  3 - 25 

    ( ) xd 

    ud  y x x

    ˆ

    ˆˆ,ˆ   =ε   ..........................................................................(3.74)

    Dimana û  adalah fungsi perpindahan arah aksial. Hubungan fungsi perpindahan

    arah aksial dengan perpindahan arah melintang adalah sebagai berikut :

     xd 

    vd  yu

    ˆ

    ˆˆ   −= ..............................................................................(3.75)

    Sehingga diperoleh :

    ( )2

    2

    ˆ

    ˆˆ,ˆ

     xd 

    vd  y y x

     x  −=ε    ...................................................................(3.76)

    Hubungan momen dan gaya geser terhadap perpindahan arah melintang dapat

    dituliskan sebagai berikut :

    ( )2

    2

    ˆ

    ˆˆˆ

     xd 

    vd  EI  xm   = .........................................................................(3.77)

    3

    3

    ˆ

    ˆˆ xd 

    vd  EI V  = ...........................................................................(3.78)

    Dapat dituliskan momen dan gaya geser pada masing-masing node :

    ( )

    ( )221133

    3

    1

    ˆ6ˆ12ˆ6ˆ12ˆ

    0ˆˆˆ φ φ    Ld  Ld  L

     EI 

     xd 

    vd  EI V  f 

     y y y  +−+===

    .............(3.79)

    ( ) ( )222121322

    1ˆ2ˆ6ˆ4ˆ6

    ˆ

    0ˆˆˆ   φ φ    Ld  L Ld  L

     L

     EI 

     xd 

    vd  EI mm  y y   +−+=−=−= .......(3.80)

    Dimana untuk node 2 adalah berlawanan arah dari node 1 :

    ( ) ( )2211333

    2ˆ6ˆ12ˆ6ˆ12

    ˆ

    ˆˆˆ φ φ    Ld  Ld  L

     EI 

     xd 

     Lvd  EI V  f   y y y   −+−−=−=−= ........(3.81)

    ( )

    ( )2

    2

    21

    2

    132

    2

    2 ˆ4ˆ6ˆ2ˆ6ˆ

    ˆ

    ˆˆ   φ φ    Ld  L Ld  L L

     EI 

     xd 

     Lvd 

     EI mm  y y   +−+=== .......(3.82)

    Sehingga, dapat dituliskan :

  • 8/19/2019 Bab 3 Landasan Teori - Offshore

    26/26

    Bab 3 Landasan Teori

    ⎪⎪

    ⎪⎪

    ⎪⎪

    ⎪⎪

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    −−−

    =

    ⎪⎪

    ⎪⎪

    ⎪⎪

    ⎪⎪

    2

    2

    1

    1

    2

    22

    3

    2

    2

    1

    1

    ˆ

    ˆ

    ˆ

    ˆ

    4626

    612612

    2646

    612612

    ˆ

    ˆ

    ˆ

    ˆ

    φ 

    φ 

     y

     y

     y

     y

     L L L L

     L L

     L L L L

     L L

     L

     EI 

    m

     f 

    m

     f 

    ...................................(3.83)

    Maka, dapat diketahui matriks kekakuan lokal k ̂  elemen untuk struktur balok

    adalah :

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    −−−

    =

     L L L L

     L L

     L L L L

     L L

     L

     EI k 

    4626

    612612

    2646

    612612

    ˆ

    2

    22

    3 .........................................(3.84)